Dok Mi terkejut mendengar Enrique mengajaknya ke Spanyol bersamanya. Enrique melepaskan pelukannya dan menatap Dok Mi sungguh-sungguh.
“Apakah kau akan percaya padaku dan menyambut tanganku?”
Melihat ekspresi Dok Mi, Enrique bertambah sedih.
“Tentu saja kau tidak bisa pergi. Kau baru saja mengeluarkan dirimu. Kau tidak bisa bepergian jauh seperti itu. Jadi jangan suruh aku pergi juga. Impianku saat ini adalah Go Dok Mi-sshi.”
“Perasaanmu padaku seperti pancuran air. Suatu saat akan terlewati.”
“Aku tidak akan sejauh ini jika hanya sekedar lewat. Apakah kau tidak mengenalku? Begitukah perasaanmu padaku?”
“Aku akan berpikir kalau aku telah bertemu peri. Peri yang membiarkan aku keluar. Peri yang membiarkan aku hidup. Peri yang membuatku tersenyum. Aku tidak berpikir untuk mendapatkan lebih.”
“Peri hanya ada di dalam game-game buatanku. Orang yang berdiri di hadapanmu saat ini hanyalah seorang pria yang sedang jatuh cinta.”
Mendengar itu, Dok Mi berkata ia akan memikirkannya. Ia akan mencoba memikirkan arti perkataan dan perasaan Enrique.
“Baik, aku tidak akan menanyakan berapa lama waktu yang kaubutuhkan atau apakah kau sudah membuat keputusan. Tapi selama kau berpikir, jangan suruh aku pergi.”
Dok Mi sepertinya masih keberatan tapi ia tidak mendebat lagi dan berjalan pergi. Enrique berjalan di sisinya.
“Kau hanya berpikir tentang bagaimana aku mengeluarkanmu dan menunjukkan dunia padamu, ya kan? Itu tidak benar. Aku juga telah berubah.”
Enrique meraih tangan Dok Mi dan menggenggamnya. Dok Mi hendak menarik tangannya tapi Enrique malah menariknya mendekat. Sambil tersenyum, Enrique memasukkan tangan mereka yang saling menggenggam ke dalam saku jaketnya. Dok Mi akhirnya tersenyum.
Mereka berjalan melewati seorang penyanyi jalanan yang sedang tampil. Enrique mengajak Dok Mi menontonnya. Dok Mi larut dalam keindahan suara penyanyi itu. Enrique tersenyum.
“Ada hal lain yang juga telah berubah. Kupikir aku pria yang tenang, tapi aku juga kadang-kadang merasa cemburu.”
Dok Mi terus tersenyum melihat pertunjukkan itu.
“Berhentilah menatapnya!” seru Enrique tiba-tiba. “Kau akan membuang lubang di wajahnya!”
“Bisakah kita tinggal dan melihat lebih lama?” tanya Dok Mi.
“Tidak boleh! Ayo sini,” Enrique menarik Dok Mi pergi. Hehe^^
Enrique berkata hal lainnya yang berubah adalah ia tidak pernah bisa berkata “tidak boleh” tapi sekarang ia ahli mengatakannya.
“Kadang-kadang aku juga marah. Apakah kau tidak khawatir aku menjadi pria brengsek? Kudengar gadis-gadis suka dengan pria brengsek. Apa aku akan menjadi pria brengsek sekarang? Maksudku adalah aku berterima kasih. Aku selalu berpikir aku bisa menangani semua bebanku sendirian tapi aku belajar untuk melepaskan (beban).”
“Kalau begitu berjanjilah padaku. Berjanjilah kau akan melepaskan ketika segalanya menjadi terlalu berat dan akuilah kalau memang berat. Berjanjilah kau akan memberitahuku jika kau merasa terlalu berat.”
Enrique tak bisa berkata-kata. Ia mengangguk-angguk tanpa henti hingga Dok Mi menaruh jarinya di dahi Enrique.
“Kau hanya perlu mengangguk satu kali,” katanya. Dalam hatinya ia meminta Enrique berjanji untuk mengatakan ingin pergi jika ingin pergi.
“Jangan suruh aku pergi, aku tidak bisa berjanji mengenai itu,” ujar Enrique tiba-tiba. Dok Mi sampai terlonjak kaget. Telepati mode: on.
Jin Rak sedang membuat webtoon ketika mendadak mati listrik.
“Ada apa ini? Jangan! Apa yang terjadi!” serunya panik. Ia mengomel tidak ada pemberitahuan lebih dulu padahal ia sedang bekerja. Ia berlari keluar mendari kotak listrik. Tapi lorong pun gelap gulita. Ahjumma 404 dan Ryu keluar dari apartemen mereka sambil membawa ponsel…eh senter…eh ponsel…eh senter ponsel ;p
Mereka bertanya-tanya apa yang terjadi. Di lantai terlihat ada genangan air.
Dok Mi dan Enrique bingung ketika mendapati semua penghuni apartemen ada di luar gedung. Enrique bertanya apa yang terjadi. Ahjumma 404 mengomel apartemen lain tidak mati listrik, mengapa hanya bangunan mereka saja?
“Kita harus menelepon pemiliknya sekarang!” gerutunya.
Semua melihat ahjumma 404 dengan bingung. Ahjumma ikut bingung, mengapa semua melihatnya dengan pandangan aneh.
“Nyonya bukan pemiliknya?” tanya mereka berbarengan.
“Siapa? Aku?” tanya ahjumma 404 bingung.
“Kudengar Nyonya pemiliknya,” kata Enrique. Jin Rak mengangguk membenarkan.
Satpam menemui mereka dan meminta maaf. Tangki air di atap pecah hingga semua kawat terbasahi. Jadi tidak ada air, tidak ada listrik, dan tidak ada gas. Ia menyarankan agar semua penghuni menginap di tempat lain malam ini.
Enrique mengajak Dok Mi, Jin Rak, dan Ryu menginap di rumahnya. Ia menyuruh mereka membawa barang seperlunya dan menginap di rumahnya. Ia terbiasa mengurus banyak tamu.
Setelah mereka pergi, ahjumma 404 menarik satpam Hong.
“Mengapa kaukatakan pada mereka kalau aku pemilik gedung ini?”
“Ah, karena pemilik gedung ini tidak ingin ketahuan. Kupikir mereka akan percaya Nyonya pemiliknya karena keanggunan di dalam diri Nyonya. Aku minta maaf karena telah berbohong.”
Ahjumma 404 merasa tersanjung disebut anggun. Satpam bertanya apakah ahjumma 404 sudah menerima bunganya. Ia sudah berusaha mencari bunga yang lebih baik tapi tidak ada bunga yang secantik ahjumma 404. Wah….rayuan gombal nih >,< Dan nampaknya rayuan itu mempan hehe^^
Eh, tapi jika bukan ahjumma 404 pemiliknya dan bukan ayah Jin Rak (ayah Jin Rak sudah meninggal), lalu siapa pemilik gedung ini??? Satpam Hong???
Ryu, Jin Rak, dan Dok Mi tiba di apartemen Tae Joon. Enrique menyuruh mereka masuk. Melihat Dok Mi yang nampak ragu, Jin Rak berkata mereka memang sebaiknya menginap di sini daripada membeku di luar. Ia berterimakasih pada Enrique.
Enrique berkata mereka tidak perlu sungkan, ia senang ditemani banyak orang. Dan lagi ia merasa kesepian, jadi ia senang mereka di sini.
“Benar-benar terima kasih,” kata Ryu, “ Aku mempunyai teman-teman baik di Korea. Watanabe…senang!!”
Ia menghampiri Enrique lalu memeluknya dengan bantal. Keduanya melompat-lompat girang. Haha….kenapa mereka ngga lebih sering kaya gini ya :D
Dok Mi dan Jin Rak tersenyum melihat tingkah mereka. Enrique mengantar Dok Mi ke kamarnya. Ia terlihat sangat gembira dan tak henti-hentinya tersenyum.
Sepeninggal Enrique, Dok Mi menyadari sesuatu. Enrique tidak suka kesepian. O-ow….apakah dok Mi mulai berpikir kalau Enrique jauh berbeda dengannya? Dok Mi sangat menyukai kesendiriannya. Jika Enrique tidak suka kesepian, apakah artinya ia hanya membuat Enrique menderita jika bersamanya? Ia lalu teringat pada ajakan Enrique untuk pergi bersama ke Spanyol.
Dong Hoon seperti biasa kelayapan di malam hari menanti pelanggan. Ia iseng-iseng membuat gabungan foto Jin Rak dan Enrique (pake nynayi-nyanyi seriosa segala ^^). Jin Rak dipakaikan baju Enrique. Ia lalu mengirimkan foto hasil editan itu pada Jin Rak dengan pesan,” Kak, pernahkah kau berpikir alasanmu ditolak adalah karena gaya berpakaianmu?”
Jin Rak meneleponnya dan mengomelinya seperti biasa. Ia memberitahu kalau listrik padam, dan pekerjaan mereka di komputer hilang karena ia belum menyimpannya.
“Apa? Dateline-nya kan besok,” keluh Dong Hoon.
Jin Rak berkata Dong Hoon tahu kepribadian editor. Ia tidak bisa memberitahu Editor jadi Dong Hoon yang harus memberitahunya. Ia juga memberitahu kalau sementara mereka tinggal di tempat Enrique dan menyuruh Dong Hoon nanti menyusul.
Enrique menaruh sepanci ramyun di meja. Ia bertanya apakah Jin Rak membutuhkan bantuan, ia bisa mewarnai dengan baik.
“Kau selalu bilang kau bisa melakukan segalanya. Memangnya kau ini apa? Superman?”
“Romeo?? (kedengarannya seperti mengucapkan : ramyun)” tiba-tiba Ryu menyahut. Ia sedang tidur di sofa.
“Watanabe, kau mau….”
“Kau terlihat tampan…” ujar Ryu lagi. Ha. Dia bicara dalam tidurnya. Tapi tunggu dulu, kenapa dia mengucapkan dialog Juliet???
Enrique mengambilkan ramyun untuk Jin Rak. Ia berkata ia pinta membuat ramyun.
“Ramyun ya ramyun,” timpal Jin Ra. Rasanya sama dimasak siapapun. ( ehm…aku paling suka mie instan buatan mamaku hahaha….mungkin karena ngga usah masak sendiri kali ya^^ ngga tau kenapa rasanya selalu lebih enak…ditambah bumbu cinta? *winkwink*)
“Hei, berbagi ramyun itu suatu hal yang dalam. Kau tidak akan menyukaiku, iya kan?”
“Panas!! Kenapa ramyum di sini begitu panas!!” omel Jin Rak. Enrique cemberut. (Dan aku jadi lapar ~,~)
Jin Rak berkata ia mengunjungi situs fans game Enrique. Enrique berkata orang tidak bisa sembarangan masuk situs itu. Apakah Jin Rak mendaftar (menjadi fans)? Atau Jin Rak sedang menyelidiki latar belakangnya?
“Apa kau benar-benar akan menyerah mengenai film animasi itu? Kau akan melepas para karakter itu? Para penyuka game marah. Bukan mereka atau Sola Studio yang menjadi masalahnya, tapi apa kau tidak akan menyesalinya?”
“Apa yang akan kakak lakukan (jika berada dalam situasi yang sama)?”
“Aku akan meraih dua-duanya. Tidak akan mudah, tapi aku akan meyakinkannya (Dok Mi) dan mendapatkan keduanya (impian dan Dok Mi).”
Enrique menarik nafas panjang. Ia juga ingin seperti itu. Tapi ia tidak bisa terpisah dengan Dok Mi selama setahun atau dua tahun. Bahkan sekarang ia merasa tidak bisa terpisah dari Dok Mi walau sehari. Jika ia memilih keduanya, maka Dok Mi harus menyambut tangannya dan berpergian jauh.
“Ia baru saja pergi ke luar, aku tidak memaksanya seperti itu. Adalah lebih baik jika aku menyerah.”
Dok Mi mendengar percakapan mereka dari balik lemari.
Jin Rak berkata ia telah berbohong. Jika ia jadi Enrique, ia tidak akan melepas film animasi (impian) itu.
“Kurasa itu sebabnya aku di sini dan kau di hati Dok Mi-sshi.”
Editor mata panda memasukkan sepiring pangsit ke dalam microwave. Ia berjoget-joget menunggu makanannya. Alangkah terkejutnya ia ketika berbalik melihat Dong Hoon berdiri di hadapannya.
“Berhentilah menakutiku!!” teriaknya sambil mengacungkan sumpit di kedua tangan.
“Sudah kubilang jangan datang tanpa menelepon,” ujarnya dengan lembut, teringat pada tips Jin Rak.
“Editor, bangunan tempat kami tinggal mati listrik. Kami kehilangan semua pekerjaan yang akan kami upload besok.”
Deg, editor melotot. Tapi lambat laun ia tersenyum sementara kedua tangannya tetap teracung sambil memegang sumpit.
“Mengapa kau melakukan ini padaku? Aku akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaanku dan akhirnya mendapat waktu istirahat untuk makan. Mengapa hal ini terjadi padaku saat aku akan makan?” suaranya mulai meninggi dan ia semakin bergerak mendekati Dong Hoon.
Dong Hoon mencabut sumpit dari tangan editor dan menaruhnya di meja. Ia lalu meraih kedua tangan editor untuk menurunkannya.
“Bisakah kau tenang?” tanyanya.
Melihat bibir Dong Hoon yang mengerucut, otomatis editor mengerucutkan bibirnya. Dan dalam sekejap ia kembali tenang.
“Kau pikir aku akan marah, ya kan? Aku tidak marah karena kejadian yang berada di luar kendali. Begini saja, webtoon ini mengenai cinta bertepuk sebelah tangan. Kurasa dunia ini dipenuhi orang patah hati. Jadi kita edit beberapa gambar dari episode sebelumnya untuk membicarakan cinta bertepuk sebelah tangan dan kita umumkan minggu ini tidak ada episode terbaru. Begitu saja. Sekarang pulanglah dan kerjakan, right now!”
Bukannya pergi, Dong Hoon malah melepas tasnya dan menaruhnya di lantai. Lalu ia duduk di dekat editor.
“Mari kita lakukan bersama!” ujarnya.
Editor mata panda terpana. Dong Hoon berkata ia tidak ingin editor menghabiskan malam sendirian karena kesalahannya. Jadi ia ingin mengedit bersama.
“Bersama? Tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri. Aku selalu melakukannya sendirian.”
Dong Hoon malah menarik kursi editor mendekat.
“Mengapa melakukannya sendirian? Itulah sebabnya kau memiliki mata rakun setiap saat. Lebih cepat jika kita melakukannya bersama. Ayo kita kerjakan.”
Microwave berbunyi. Editor mengeluarkan makanannya dan menawari Dong Hoon.
Jin Rak mengulangi pekerjaannya yang hilang karena mati listrik. Enrique menemaninya. Lebih tepatnya, mengganggu sih @_@
“Itulah sebabnya kau harus menyimpan filemu dari waktu ke waktu. Yang kaupunya hanya temperamen saja.”
Jin Rak menoleh menatapnya. Enrique diam. Jin Rak kembali menggambar.
“Wah, istananya benar-benar terlihat bagus. Kurasa ceritanya akan lebih bagus jika tidak terbatasi waktu,” celoteh Enrique.
“Aaah yang benar saja, memangnya kau ini siapa? Ini kan ceritaku. Apa kau tidak tidur? Tidurlah! Pekerjaanku tidak selesai-selesai karena kau.”
“Iya, aku tahu!” ujar Enrique. Tapi ia tak beranjak juga.
Di kamar, Dok Mi juga belum tidur. Ia meneruskan pekerjaannya. Ketika air minumnya habis, ia pergi ke luar kamar. Dilihatnya Jin Rak sedang berdiri melihat ke luar jendela, ke arah apartemen mereka.
Dok Mi menoleh melihat Enrique yang tertidur di sofa. Tanpa sadar ia tersenyum. Jin Rak melihatnya. Dok Mi berdiri di sebelah Jin Rak, ikut melihat ke seberang.
“Apartemen kita benar-benar dekat jika terlihat dari sini,” kata Jin Rak. Dok Mi membenarkan.
Jin Rak bertanya apakah Dok Mi tidak bisa tidur karena banyak pikiran. Dok Mi tidak menjawab.
“Enrique pernah akan pergi, bukan? Waktu itu ia memintaku untuk menjagamu.”
Dok Mi baru tahu hal ini. Itu adalah saat ketika Enrique memberi saran pada Jin Rak. “Sesekali biarkan dia sendirian. Lalu pada suatu hari, ketuk pintunya. Pergilah keluar bersamanya. Perlihatkan padanya hal yang indah. Buat ia merasa dunia ini indah dan ia merasa sembuh. Lalu tinggalkan agar ia bebas. Biarkan ia tahu kalau kau mengetahui luka hatinya dan tidak akan membiarkan ia sendirian. Karena kau mengetahui perasaannya lebih baik dibandingkan orang lain. Jadilah seperti itu, agar ia mendekat padamu.”
Jin Rak mengaku ia merasa tidak nyaman ketika Enrique memberinya saran seperti itu. Ia merasa Enrique mungkin tidak akan kembali ke Spanyol, dan ia berpikir jika Enrique kembali Enrique tidak akan melepaskan Dok Mi. Dan ternyata firasat dan pikirannya benar. Ia meminta Dok Mi tidak khawatir, apapun keputusan Dok Mi, Enrique tidak akan berubah.
Dok Mi kembali menoleh melihat Enrique dan tersenyum.
Para fans game Enrique berkumpul mengadakan pertemuan. Bae Bok ada bersama mereka. Mereka sepakat memposting komentar dan mengirim email spam pada pimpinan Sola Studio dan forum-forum. Bae Bok tersenyum licik.
“Sola tanpa Enrique tidak ada artinya!”
“Kembalilah ke Sola!”
“Animasi The Fairy akan gagal tanpa Enrique!”
Keesokan paginya, Jin Rak mengadakan rapat bersama Enrique dan Dong Hoon. Hari ini adalah hari terakhir batas waktu penandatanganan surat melepas hak warisan. Sepertinya ia sudah membuat sebuah rencana dengan Enrique.
“Kau akan berpura-pura menandatangani surat itu, mencuri mobil kakakmu dan mengambil semua yang ada di dalamnya?” tanya Enrique.
“Benar, benar.” Kata Jin Rak.
“Apanya?” tanya Dong Hoon, merasa tersisih karena tidak tahu apapun.
Jin Rak tak mempedulikannya, ia berkata ini adalah kesempatan terakhir. Dong Hoon mengomeli Jin Rak. Ia berkata ia masih kesal karena Jin Rak membohonginya dan sekarang ia mengajaknya merampok?
Jin Rak dan Enrique sibuk memikirkan rencana mereka. Enrique bersedia melakukan rencana ini karena ini adalah hak Jin Rak dan yang licik adalah kakaknya.
“Kau tahu kan kalau aku selalu menegakkan keadilan?” ujarnya. “Serahkan saja padaku.”
“Apa akan berhasil?”
“Tentu saja! Aku akan merencanakannya dengan sempurna seakan-akan ini adalah simulasi game. Buronan Jin Rak, kau hanya perlu mencuri itu, bukan?”
“Benar sekali!” kata Jin Rak.
Dong Hoon yang masih bingung bertanya apa yang sebenarnya mereka sedang bicarakan. Enrique hendak menjelaskan ketika Dok Mi muncul di ruang makan. Jin Rak berdehem. Enrique langsung berhenti berbicara.
Hmmmm…apa yang sedang mereka rencanakan???
Komentar:
Fiuhh…setidaknya mereka tidak jadi berpisah. Aku agak bingung, kenapa Dok Mi tidak ke Spanyol saja bersama Enrique? Bukankah ia akan merasa lebih nyaman berada di tengah orang-orang asing yang tidak mengenalnya, tanpa dihantui masa lalunya? Tanpa perlu bertemu Do Hwi atau merasa tak enak pada Jin Rak? Tapi mungkin dengan seperti itu, Dok Mi tidak akan pulih dari traumanya.
Jika mengenai masalah pekerjaan, aku yakin sebenarnya tidak menjadi masalah karena di manapun Dok Mi bisa melakukan pekerjaannya (melalui email). Jadi aku tidak terlalu mengerti mengapa Enrique tidak bisa mencapai impiannya sekaligus bersama-sama dengan Dok Mi.
Setelah melihat lagi isi perdebatan mereka, aku baru mengerti. Akar permasalahannya adalah Dok Mi belum mempercayai cinta Enrique dan ia sendiri belum menyadari sepenuhnya kalau ia mencintai Enrique.
Seperti yang dikatakan Dok Mi pada episode 13, ia tidak mengenal cinta. Ia tidak mencintai dirinya sendiri dan tidak mencintai orang lain. Ia tidak pernah merasakan cinta hingga tak tahu cara mencintai. Dengan begitu ia tidak sadar kalau apa yang ia dan Enrique rasakan saat ini adalah cinta.
udah nonton tp ttp pingin baca ulasan mba fanny... hehehe. dtunggu bag 2 nyaaaa....gomawooo >:D<
BalasHapusKeren keren..
BalasHapusMba fanny, itu pemilik gedung'a si satpan Hong kalii yahh..
Hehehee
(ง'̀⌣'́)ง mba fanny...
ˆ⌣ˆ
dong hoon sm editor mata panda tmbh sweet aj, ,
BalasHapuswkwkwkwkwk
lanjuuutt mbk fanny. .
Wahh~ Seru2 nih kaLo semua berkumpul.. tapi knp bagian Ryu sediiikkiiit .. Hmmm
BalasHapusDi tunggu lanjutannya XD.. Thx mbak fanny^^
BalasHapuskeep hwaiting
BalasHapusFanny jngn pernah tutup blog nya ya
Anis bikin aku stress nih blog ny sering d tutup
iy neh blog.ny mbk anis dtutup2 mlu,apa y mbk anis ngmbek lg^^
Hapusbeneran dech,... pemilik apartemen kaya'nya pak hong deh. --^^
BalasHapusq koment dlu mbk fanny ^^
BalasHapusbcany nnti,q lht pict yg enrique,jin rak,dong hoon pke bju stelan jas ^^
muka enrique songong bgt dstu..,kekekk^^
hair style.ny enrique enggk bgt yg trakhir begaya sok jd tua xD
Hapusbelah tngah,sumpah yg plg bkin ngkak i2 yg dy mkn sosis(i2 sosis bkn y)^^
tau ach yg jlas bntukny kyk sosis tyz megang.ny kyk org mau mrokok.^^
enrique sama jin rak jadi akrab?
BalasHapusapa yang mereka rencanakan?
aiisshhh,nambah bikin penasaran
wach tinggal beberpa episode lagi yach.... :(
BalasHapusHahahah..disini dong hoon kacau gilaaa..trus yg pas mereka b3 pake jas, itu..o my God!! Hahahah...ngeliatnya geli (apa lg gayanya dong hoon) tapi bikin penasaraaan, haahhaa
BalasHapusberharap edit0r mata panda n d0ng h0on jadian..kya ny seru..
BalasHapusAp bl0gx anis dtu2p lg y?
editor-donghoon makin sosweet haha pas adegan masukin tangan ke saku jaket sosweet enriq-dokmi:D lanjuuut sinopsisnya ya;) mampir jg ke blog shafyasungkar.blogspot.com
BalasHapus