Ta Hwan sudah mengetahui bahwa Seung Nyang adalah Seung Nyang selama ini dikenalnya di Goryeo. Tak terima karena Seung Nyang membohonginya, ia pergi mencari Seung Nyang. Namun saat berhadapan dengan Seung Nyang, ia teringat ketika melihat Seung Nyang di jembatan wisma. Ketika itu Seung Nyang melihat ke langit dan berkata “Aku merindukanmu. Kau di mana?”
Ta Hwan bertanya-tanya dalam hatinya apakah Wang Yoo yang dirindukan oleh Seung Nyang. Ia memutuskan untuk membiarkan Seung Nyang terus berpura-pura. Jika Seung Nyang mengabaikannya, ia juga akan mengabaikan Seung Nyang. Melihat sikap Ta Hwan yang aneh, Seung Nyang menduga Ta Hwan sudah mengetahui sesuatu.
Ta Hwan terpaksa pergi ke wisma wanita atas permintaan Ibu Suri. Walanya ia menolak karena tidak mau bertemu Seung Nyang. Kasim mengingatkan bahwa Nona Park sedang kurang sehat, maka Ta Hwan pun pergi.
Tapi Ta Hwan terus tergoyahkan karena Seung Nyang adalah dayang Nona Park. Seung Nyang terus menerus berdiri di sampingnya untuk melayaninya dalam jarak dekat. Terlalu dekat hingga ia tersedak. Ta Hwan bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang terjadi pada dirinya hingga ia terus menatap Seung Nyang dan jantungnya selalu berdegup kencang tiap berada di dekatnya.
Meski begitu ia kesal melihat Seung Nyang memilih tinggal di wisma dengan waktu istirahat yang sangat minim dan makanan seadanya. Ia kesal Seung Nyang memilih menderita daripada hidup enak menjadi dayang istananya.
Ta Hwan terkenang ketika ia sedang berada dalam pelarian bersama Seung Nyang di Goryeo. Ketika itu Seung Nyang selalu merawatnya bahkan memeluknya ketika tahu ia selamat (setelah terjun ke sungai). Ta Hwan menyadari pada saat sulit seperti itu, Seung Nyang yang adalah wanita bersusah payah menjaganya.
Ia mulai mengomel pada kasimnya mengapa para pelayan diberikan makanan seburuk itu (bola-bola nasi tanpa lauk pauk). Makanan anjing bahkan lebih baik dari itu. Maka kasim pun menyiapkan hidamgan enak untuk para dayang di wisma sebagai penghargaan atas kerja keras mereka.
Tapi Seung Nyang tidak mau makan makanan itu ketika tahu Ta Hwan yang mengirimkannya. Ta Hwan pergi ke wisma wanita dengan hati senang membayangkan Seung Nyang makan makanan yang enak dan mungkin akan berterima kasih padanya.
Ia kecewa dan kesal ketika tidak melihat Seung Nyang di antara para dayang yang makan dengan lahap. Ia menyuruh kasim memanggil Seung Nyang. Kasim mengingatkan bahwa Ta Hwan sudah tidak tertarik lagi pada Seung Nyang. Dan kasim yang malangpun lagi-lagi menjadi sasaran omelan Ta Hwan.
Ta Hwan menjamu Seung Nyang secara pribadi. Namun Seung Nyang duduk mematung dan menolak makan. Ia beralasan ia sudah kenyang. Ia pamit dan beranjak pergi.
Ta Hwan memegang tangannya. Seluruh kasim dan dayang langsung memalingkan wajah mereka. Seung Nyang meronta meminta Ta Hwan melepaskan tangannya.
Ta Hwan bertanya kenapa, semua gadis istana menginginkannya. Seung Nyang berkata Ta Hwan pasti sedang bercanda. Ta Hwan marah, beraninya Seung Nyang menganggapnya hanya main-main, belum lagi tatapan jijik dari mata Seung Nyang. Seung Nyang terdiam lalu meminta maaf.
Ta Hwan menghentak tangan Seung Nyang hingga Seung Nyang terduduk. Ta Hwan memerintahkan agar Seung Nyang makan. Seung Nyang meminta Ta Hwan melepaskan pegangannya. Ia merasa tidak nyaman.
Ta Hwan akhirnya melepaskan pegangannya. Ia menyuruh kasim mengembalikan Seung Nyang ke wisma setelah Seung Nyang selesai makan. Kemudian ia pergi.
Setelah cukup jauh, Ta Hwan melihat tangannya yang memerah. Ia bertanya-tanya mengapa hatinya terasa seakan hampir meledak. Apakah ia lebih takut pada Seung Nyang daripada pada El Temur?
Seung Nyang memikirkan sikap Ta Hwan. Ia yakin Ta Hwan sudah tahu identitasnya.
Sementara itu di perbatasan, Wang Yoo memancing “Batolu” dan pasukan Turk keluar dari perkemahan. Bayan dan Tal Tal melaksanakan rencana mereka. Bayan mengenakan topeng Batolu lalu menyerbu perkemahan Turk.
Namun yang Bayan tidak ketahui adalah “Batolu” pengejar Wang Yoo tidak terus mengejar Wang Yoo tapi berbalik untuk kembali ke perkemahan di tengah perjalanan. Ia juga tidak tahu kalau pasukan Turk telah siap menghadapi serbuan mereka.
Ketika Bayan dan Tal Tal mengira mereka telah mengambil alih perkemahan Turk, tiba-tiba muncul para prajurit Turk sambil membunyikan genderang mereka. Akibatnya para kuda yang ditumpangi Bayan dan pasukan Yuan mengamuk. Para penunggangnya berjatuhan ke tanah. Tal Tal baru sadar bahwa selama ini yang diincar bangsa Turk dengan membuat keributan siang malam adalah para kuda.
Bayan pantang menyerah meski serangan bangsa Turk bertubi-tubi. Ia berhasil membunuh seseorang bertopeng Batolu. Tapi orang itu hanya prajurit biasa. Sementara itu, “Batolu” pengejar Wang Yoo telah kembali bersama pasukannya.
Bayan makin kewalahan. Tal Tal menyarankan untuk mundur tapi Bayan tidak mau menyerah.
Di mana Batolu asli, alias Onbisu? Ia menyaksikan pertempuran bersama Sun Woo dan Jeom Bak Yi. Onbisu terkesan melihat kegarangan Bayan. Ia memerintahkan agar Bayan ditangkap, tidak dibunuh. Sun Woo menyarankan agar macan liar seperti Bayan dimusnahkan tapi Onbisu tidak bergeming.
Prajurit tangguh Turk melemparkan tali mereka, mengikat kaki dan tangan Bayan. Bayan terpaksa jatuh berlutut. Melihat mereka telah terkepung dan Bayan telah ditangkap, Tal Tal terpaksa menyuruh pasukannya melepas senjata. Mereka menyerah.
Wang Yoo melihat penangkapan Bayan jauh di luar perkemahan Turk. Ia akan melanjutkan rencananya. Peperangan yang sesungguhnya adalah mengalahkan bangsa Turk. Dengan begitu ia bisa menguasai Jalur Sutera dan Yuan tidak akan bisa berkutik menghadapinya, karena Yuan membutuhkan Jalur Sutera.
Nona Park meneruskan pertemuannya dengan Permaisuri. Sebelumnya Seung Nyang sudah mewanti-wanti Nona Park agar pura-pura terlihat sakit di depan Danashiri. Karena itu Nona Park berakting mual-mual sambil memegangi perutnya saat makan bersama Danashiri.
Danashiri mengira rencananya sudah berhasil. Seung Nyang berkata sebentar lagi Nona Park pasti keguguran. Danashiri memberi perintah berikutnya. Ia menyuruh Seung Nyang menyebarkan rumor bahwa Nona Park pura-pura hamil untuk memikat hati Kaisar. Seung Nyang mengiyakan.
Saat Seung Nyang hendak pergi, Danashiri berkata ia merasa ada hal yang aneh hari ini. Ia menyadari Nona Park hanya memakan kue dengan hiasan kurma (hiasan merah) tapi tidak pernah menyentuh kue hiasan kacang. Seung Nyang pura-pura tidak menyadari hal tersebut.
Ia beralasan mungkin Nona Park memakan kue berhiasan kurma karena kurma bisa meredakan mual-mual selama kehamilan. Danashiri memerintahkan Seung Nyang membuat kue hanya dengan hiasan kurma. Seung Nyang bertanya apa Danashiri mencurigainya. Danashiri berkata ia hanya berjaga-jaga agar tidak menimbulkan kecurigaan.
Seung Nyang menurut. Setelah Seung Nyang pergi, Danashiri bertanya pada Dang Ki Se yang berdiri di balik tirai. Apakah kakaknya sudah puas? Ia yakin Seung Nyang bisa dipercaya. Tampaknya Dang Ki Se juga percaya. Dan lagi ia memiliki Yeon Hwa sebagai rencana cadangan. Danashiri berkata Dayang Soh (dayang tua) selalu mengawasi Seung Nyang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Seung Nyang menjemur pakaian dalam saat para dayang juga sedang menjemur. Yeon Hwa heran mengapa baju dalam Nona Park ada noda darahnya. Hong Dan heran, darah dari mana? Tentu saja dari siklus bulanannya, kata Yeon Hwa. Bagaimana bisa? Nona Park kan sedang hamil.
Para dayang langsung bergosip. Bagaimana bisa Nona Park mengalami menstruasi di kala hamil. Yeon Hwa berkata Nona Park pasti pura-pura hamil. Seung Nyang menegur mereka untuk berhati-hati dan mengambil baju dalam bernoda itu dari jemuran. Ia menoleh pada Dayang Soh yang sejak tadi mengawasinya. Dayang Soh tersenyum puas.
Rumor tersebut langsung beredar di istana hingga ke telinga Ibu Suri. Ibu Suri heran mengapa ada rumor seperti itu. Danashiri menemuinya dan bertanya apakah Ibu Suri sudah mendengar rumor tersebut. Ibu Suri langsung bisa menebak bahwa ini adalah perbuatan Danashiri.
Ibu Suri berkata tidak mungkin kehamilan itu palsu karena tabib sudah memeriksa Nona Park. Danashiri mengingatkan bahwa tabib hanya melaporkan hasil pemeriksaannya pada Ibu Suri. Ibu Suri marah, apa Danashiri mencurigainya.
Sebaliknya, kata Danashiri. Sebentar lagi rumor itu pasti beredar hingga keluar istana. Mereka harus menghentikan rumor ini segera. Caranya adalah dengan memeriksa Nona Park kembali. Dan ia sebagai kepala istana berhal melakukan itu. Ibu Suri terpaksa memperbolehkan Danashiri. Danashiri berkata Nona Park dan semua orang yang terkait akan dihukum jika sampai terbukti Nona Park memalsukan kehamilannya.
Seung Nyang meminta Hong Dan mengawasi Yeon Hwa. Hong Dan melapor bahwa ia melihat Yeon Hwa masuk ke ruang arsip. Tak lama kemudian Dang Ki Se keluar dari ruangan itu disusul oleh Yeon Hwa.
Seung Nyang menemui Yeon Hwa. Ia bertanya hadiah apa yang dijanjikan pada Yeon Hwa, menjadi dayang istana? Yeon Hwa pun tidak merahasiakannya lagi. Ia balik bertanya imbalan apa yang akan diterima Seung Nyang dengan membantu Permaisuri. Menjadi dayang Permaisuri? Seung Nyang hanya tersenyum, seakan mengiyakan.
Yeon Hwa jadi kesal, kenapa imbalan Seung Nyang lebih baik darinya. Seung Nyang berkata kerjaan Yeon Hwa kan Cuma sedikit. Maka Yeon Hwa pun membeberkan semuanya. Ia berkata ia telah memastikan Nona Park makan bubuk laurel dan minum ramuan obat tersebut. Seung Nyang kaget. Tepat saat itu Hong Dan datang melaporkan bahwa Nona Park jatuh sakit.
Seung Nyang melapor pada Danashiri bahwa Nona Park terkena demam. Danashiri tertawa senang. Inilah saatnya. Nona Park pasti keguguran. Ia memerintahkan untuk memanggil Nona Park, Ta Hwan, dan Ibu Suri.
Dalam perjalanan menuju kediaman Permaisuri, Nona Park tampak pucat dan jatuh pingsan. Dok Man langsung membopongnya. Seung Nyang menyuruh Yeon Hwa melaporkan hal ini pada Danashiri.
Ta Hwan dan Ibu Suri sudah menunggu di kediaman Danashiri. Ketika Yeon Hwa melaporkan pingsannya Nona Park, keduanya langsung khawatir. Sementara Danashiri tersenyum sinis dan berkata Nona Park memiliki banyak akal bulus. Ta Hwan marah mendengarnya. Ia menganggap Danashiri sangat kejam dan keterlaluan.
Danashiri terluka karena Ta Hwan memarahinya. Ia meminta Ta Hwan mengabulkan pemeriksaan ulang terhadap Nona Park. Ta Hwan tidak mengabulkannya. Danashiri memegangi tangan Ta Hwan. Ia mengingatkan ia yang mengatur urusan dalam istana, jadi ia berhak mengadakan pemeriksaan ulang. Tapi Ta Hwan membentaknya. Ia melarang pemeriksaan ulang lalu ia pergi setelah menepis tangan Danashiri dengan kesal. Danashiri terhenyak. Mungkin seumur-umur baru kali ini dibentak ;p
Ta Hwan dan Ibu Suri menjenguk Nona Park. Ta Hwan melihat Nona Park berselimut tebal dan berkeringat. Ibu Suri meminta tabib memeriksa Nona Park. Hong Dan buru-buru berkata Nona Park tidak berpakaian karena pakaiannya basah oleh keringat. Karena itu tabib hanya memeriksa nadi tangannya.
Tabib terkejut. Sebelumnya ia yakin Nona Park hamil. Tapi sekarang tidak ada tanda-tanda kehamilan. Ibu Suri terhuyung-huyung saking kagetnya. Apakah Nona Park keguguran? Tabib berkata sepertinya begitu.
Ibu Suri meminta tabib merahasiakan hal ini dari siapapun. Ta Hwan menenangkan Ibu Suri. Nona Park kan bisa hamil lagi. Tapi Ibu Suri berkata masalahnya El Temur dan Danashiri sudah mencurigai kehamilan ini palsu. Jika mereka mengetahui hal ini, maka hukuman sudah merupakan . Ta Hwan menenangkan. Nona Park tidak akan pernah diperiksa ulang. Yeeayy…gitu dong^^
Namun tabib itu ternyata melapor pada El Temur. Ia memberitahu bahwa Nona Park tidak hamil. El Temur memerintahkan untuk mengumpulkan dewan menteri. Dang Ki Se bertanya mengapa tidak langsung saja menghukum mati Nona Park.
El Temur memarahinya. Peperangan di medan pertempuran menggunakan pedang, tapi pertempuran politik menggunakan kata-kata. Hanya kedudukan Ibu Suri yang setara dengannya, jadi ia harus memiliki alasan jelas dalam menyingkirkannya.
Wang Yoo melapor pada Tap Ja Hae mengenai kekalahan telak Bayan dan Tal Tal. Tap Jae Hae kebingungan. Apalagi ketika Moo Song melapor bahwa Bangsa Turk akan datang menyerang. Sudah bisa diduga, Tap Ja Hae langsung memutuskan untuk melarikan diri. Ia memerintahkan Wang Yoo melindungi perbatasan.
Wang Yoo pura-pura marah karena dijadikan umpan. Tap Ja Hae berkata memang tugas Wang Yoo untuk mati bagi Yuan. Ia segera kabur. Wang Yoo memang berencana seperti itu, namun ia tetap waspada. Tap Ja Hae pasti menaruh mata-matanya di sana. Mereka akan bergerak setelah Tap Ja Hae pergi jauh.
Onbisu sekarang percaya penuh pada Sun Woo. Sun Woo menyarankan untk mengadakan pesta bagi pada prajurit yang lelah berperang. Onbisu menolak. Ia tidak akan berhenti hingga menghabisi semuanya.
Sun Woo berkata yang tersisa adalah orang-orang asing yang dibuang ke perbatasan. Mereka tidak ada apa-apanya dan bukanlah ancaman. Ini dikatakan Sun Woo agar Onbisu tidak menyerang Wang Yoo. Tapi Onbisu pernah berhadapan dengan Wang Yoo. Ia tahu Wang Yoo seorang yang memiliki kemampuan dan tidak akan mudah menyerah.
Tangan kanan Onbisu melaporkan bahwa perkemahan Yuan telah ditinggalkan. Semua sisa prajurit telah melarikan diri. Hmm..artinya Wang Yoo juga diam-diam sudah pergi dari perkemahan setelah Tap Ja Hae pergi.
Onbisu setuju untuk mengadakan pesta bagi prajuritnya. Bangsa Turk makan dan minum sepuas mereka hingga mereka mabuk. Onbisu sendiri tidak minum. Ia pergi menemui Bayan.
Ia memberitahu Bayan bahwa seluruh sisa Yuan telah pergi meninggalkan mereka. Ia menawarkan agar Bayan bergabung dengannya. Bayan tidak mau. Lebih baik mati daripada melakukan perbuatan tidak terhormat. Onbisu berkata Bayan dan yang lainnya akan dihukum mati besok.
Wang Yoo mempersiapkan pasukannya. Ia hendak menyerang bangsa Turk di kala mereka lengah. Boo Hwal memberi tanda dengan bersiul di depan perkemahan Turk.
Sun Woo membalas dengan berkali-kali bersiul. Namun sialnya, tangan kanan Onbisu dan beberapa prajurit Turk memergokinya. Sun Woo terpaksa berlari untuk membukakan pintu gerbang bagi Wang Yoo sementara Jeom Bak Yi menghadang pasukan Turk.
Onbisu yang sedang mandi terkejut mendengar suara ribut-ribut di luar tenda. Ia segera mengenakan pakaiannya. Tapi terlambat, Wang Yoo telah masuk ke tendanya dan menghunuskan pedang ke leher Onbisu.
Melihat Sun Woo berada di sebelah Wang Yoo, Onbisu sangat marah dan menyebutnya pengkhianat. Apa maksudnya pengkhianat, tanya Sun Woo. Selama ini ia memang mengikuti perintah tuannya (Wang Yoo), jadi ia bukan pengkhianat.
Wang Yoo heran mellihat Batolu ternyata seorang perempuan. Bunuh saja aku, ujar Onbisu.
El Temur mendatangi Ta Hwan dengan membawa petisi dari dewan menteri untuk mengadakan pemeriksaan ulang pada Nona Park. Beranikah Ta Hwan menolak? Ia berani. Tapi apakah El Temur menurut padanya? Tidak. El Temur mengancam akan mengasingkan Ta Hwan dan Ibu Suri jika tidak mengabulkan petisi tersebut.
Ta Hwan terpaksa membubuhkan capnya ke atas petisi tersebut. Ia sangat kesal karena ia merasa tidak berdaya.
Namun tekanan bukan datang dari El Temur saja. Ibu Suri mengajukan permohonan dengan berlutut di halaman depan istana, hanya mengenakan pakaian dalam. Ia melucuti seluruh perhiasan dan pakaian kebesarannya, juga mengurai rambutnya. Itu adalah bentuk perendahan diri yang paling maksimal bagi seseorang terutama dari keluarga kerajaan.
Danashiri dan Dang Ki Se melihat apa yang Ibu Suri lakukan. Dang Ki Se tidak menyangka Ibu Suri begitu terdesak hingga melakukan hal ini. Danashiri berkata seharusnya ia mendorong Ibu Suri hingga terjun dan jatuh. Dang Ki Se menenangkannya, Ibu Suri tak lama lagi akan jatuh.
Ta Hwan bergegas keluar menemui Ibu Suri. Ia meminta Ibu Suri bangkit berdiri. Tapi Ibu Suri tidak mau. Ia berteriak memohon Ta Hwan tidak mengabulkan permohonan pemeriksaan itu, karena itu artinya Ta Hwan meragukan dirinya. Ia mengancam akan terus berteriak hingga membatu di depan istana.
El Temur tidak mau kalah. Ia memerintahkan agar Ta Hwan memerintahkan pemeriksaan ulang. Keduanya berteriak-teriak hingga Ta Hwan tak tahan lagi.
“CUKUP!!! Hentikan kalian berdua! Cukup!!!” Ta Hwan pergi tanpa menghiraukan mereka lagi.
Seung Nyang mendampingi Nona Park. Ia berkata sudah waktunya untuk memberitahu Kaisar bahwa Nona Park siap diperiksa ulang. Nona Park merasa takut. Tapi Seung Nyang menenangkannya. Semakin besar keributan yang terjadi, semakin besar kesalahan Permaisuri.
Seung Nyang pergi mencari Ta Hwan. Namun ia melihat Ta Hwan sedang gusar dan tidak mau diikuti kasimnya dan para dayangnya. Ta Hwan ingin sendirian. Diam-diam Seung Nyang mengikuti Ta Hwan.
Ta Hwan merenung sendirian.
“Aku harap aku sudah mati, Seung Nyang. Kuharap aku sudah mati di pulau Daechong,” gumamnya.
Ia berbalik dan kaget melihat Seung Nyang berdiri di belakangnya. Ia bertanya apo yang sedang Seung Nyang lakukan di sini. Seung Nyang ingin bicara dengan Ta Hwan.
“Untuk menertawakanku? Untuk berkata bahwa aku sendiri yang menyebabkan semua ini? Untuk mengatakan padaku bahwa inilah balasannya karena telah mengkhianatimu?” tanya Ta Hwan.
Seung Nyang tertegun menatap Ta Hwan.
Komentar:
Sepertinya Nona Park tidak keguguran. Ketika pemeriksaan tabib, Seung Nyanglah yang bersembunyi di balik selimut dan tangannya yang diperiksa tabib.
Sampai tahap ini, sulit untuk membandingkan Ta Hwan dengan Wang Yoo. Melihat Wang Yoo di medan perang, seperti melihat Seung Nyang di istana. Keduanya sama-sama pintar dalam menggunakan taktik mereka. Kali ini Seung Nyang tidak putus asa dan tampaknya menunggu Wang Yoo datang menjemputnya. Sementara Wang Yoo berjuang agar ia bisa kembali pada Seung Nyang.
Ta Hwan pun mulai muak dengan kehidupannya. Ia muak dijadikan alat bagi El Temur maupun Ibu Suri. Aku mengasihani Ta Hwan, tapi menurutku ia bukan pasangan yang tepat bagi Seung Nyang.
Namun Seung Nyang adalah pasangan yang tepat bagi Ta Hwan. Dan jika bisa, Wang Yoo menjadi sahabatnya. Maka aku yakin El Temur pasti bisa dikalahkan.
Bagaimana jika Seung Nyang berpasangan dengan Wang Yoo? Aku yakin Goryeo akan menjadi negara yang sejahtera.
cepet amat mbak :)
BalasHapusWuaahhh... cepatnya, dah diposting episode 12.... makasih mba fanny, u are the best...
BalasHapuskeren ..udh diposting lagi
BalasHapusthx mb fanny^^
seung nyang sm wang yoo ditambah jendral choi young goryeo makin makmur..yuan ga ada apa-apanya..hahaha
Mb fanny daebakkk...
BalasHapusGomawoo ^,^
Kamshahamida uniee sinopsisnya ... ^^
BalasHapusTetap semangat ya mba fanny~~~
daebak eoni fannyy hwigtingg . . :)
BalasHapusMaaf mba fanny, dari tadi msh ada yg janggal baca sinopsisnya. Kok adegan tangan seung nyang yg menggantikan nona park pas diperiksa tabib kok gak ada? Apa penjelasab detailnya ada di episode 13 ya mba?
BalasHapusMian mba penasaran tinggkat tinggi nich....
Adegannya memang ngga ada. Itu tebakanku saja. Aku blm ntn eps 13 :)
Hapusgumawo tetap semangat ya mba fanny,
BalasHapusWow mba cepet bnget udah posting eps12 nya ... daebakkk.. :) kasian sma ta hwan dia putus asa gitu .. pas dia bilang
BalasHapus"Untuk mengatakan padaku bahwa inilah balasannya karena telah mengkhianatimu?” itu kaget saya apalagi liat ekspresi mukanya sedih gitu.. semangat terus mba bwt sinopnya, kami tunggu !! :)
Gomawo eonni fanny..cerita kolosal itu penuh dengan intrik dan taktik..
BalasHapusKangen nonton queen seon deok sama dong yi lagi..
haissshhhh......deg2an banget bacanya....intriknya bener2 dah....
BalasHapusfanny eonni, mau nanya dikit, hhe..
BalasHapuskalau liat episode satu atau berapa gitu..
kan ada adegan seungnyang nya yang pisah sama wang yoo dan jadi permaisuri seseorang gitu..
jadi adegan ini tuh flashback nya ya??
Menurutku juga gtu mba, Nona Park gk hamil, dan itu semua ide Seung Nyang. Yahh spt yang mba fanny bilang, Seung Nyang lbih cocok sama Wang Yoo, tp Ta Hwan membutuhkan Seung Nyang. Dan kapan flashback ini berakhir? Sampai akhir eps kah? O.o ini th lg flashback kan?
BalasHapus