Pan Seok tiba di tempat kencannya bersama Sa Kyung. Ia menanti di sebuah kedai udon yang dulu pernah menjadi langganannya. Tapi lho, kok Sa Kyung menunggu di Menara Namsan? Sa Kyung berdandan manis dan menunggu dengan senyum menghiasi wajahnya.
Pan Seok menanti dan terus menanti. Sampai-sampai hampir menghabiskan 1 wadah air minum. Akhirnya ia sadar kalau ia menunggu di tempat yang salah. Sementara itu Sa Kyung mulai kesal karena Pan Seok tidak datang juga.
Ia akhirnya pergi. Ia menolak telepon Pan Seok dan mematikan ponselnya. Pan Seok terus berlari menaiki tangga yang seakan tak ada habismya. Ia hampir kehabisan nafas ketika akhirnya ia berpapasan dengan Sa Kyung yang sedang menuruni tangga. Ia tersenyum lega.
Sa Kyung cemberut dan mengacuhkannya. Pan Seok menghentikan Sa Kyung dan berusaha menjelaskan. Tapi Sa Kyung kecewa. Ia berkata ia memang bodoh karena berpikir seseorang bisa berubah. Ternyata orang tidak berubah.
“Setidaknya kali ini kau berusaha,” sindirnya melihat Pan Seok terengah-engah. “Lebih baik daripada tidak muncul sama sekali. Tapi game over. Lepaskan!” Hmmm…sepertinya Pan Seok sering membuat Sa Kyung dan mungkin juga Joon Hee, menunggunya dan akhirnya tidak muncul.
Pan Seok menjelaskan bahwa ini tempat yang salah. Ini bukan tempat pertama kali mereka bertemu. Sa Kyung mendesah kesal.
“Apa kau benar-benar tidak ingat?” tanya Pan Seok. “Seminggu sebelum kita berkencan di sini, kita tak sengaja bertemu di kedai udon. Aku datang bersama Dong Shik sunbae dan kau datang bersama temanmu, lalu kita diperkenalkan oleh Dong Shik sunbae. Aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama.” Aaaw…
Sa Kyung jadi malu karena salah, apalagi sudah memarahi Pan Seok. Pan Seok meraih tangan Sa Kyung.
“Meski begitu aku minta maaf karena sudah membuatmu menunggu. Aku akan berusaha lebih keras. Aku akan bertanya jika aku tidak tahu. Aku akan menelepon jika aku akan terlambat. Aku tahu aku tidak bisa menjadi sempurna, tapi aku akan memperbaiki sedikit demi sedikit, ya? Aku akan berusaha.” Hehe siapa yang ngga luluh kalau mendengar kata-kata seperti itu^^
Pan Seok mengajak Sa Kyung makan di restoran dekat sana. Tidak mau, jawab Sa Kyung ketus. Tapi lalu ia mengajak Pan Seok ke kedai udon tempat mereka pertama bertemu.
Pan Seok tersenyum. Sayang kakinya tidak sekuat tekadnya menyenangkan Sa Kyung. Pan Seok tak sanggup berjalan karena kelelahan berlari menaiki tangga menuju Menara Namsan. Pan Seok berusaha berdiri tapi lagi-lagi jatuh terduduk sepeti bayi baru belajar berjalan. Sa Kyung tersenyum geli.
Akhirnya Pan Seok bisa berjalan meski dengan kaki gemetar. Sa Kyung menunggunya. Mereka pun berjalan bersama sambil tersenyum.
Soo Sun terus berceloteh mengenai masa kecilnya di Masan. Karena tak ada respon, ia melihat Dae Gu. Ternyata Dae Gu sudah tertidur lelap. Soo Sun tersenyum memperhatikan Dae Gu, lalu menyelimutinya.
Dae Gu bangun pagi itu dengan tubuh yang segar. Sepertinya sudah lama ia tidak tidur selama dan senyenyak itu. Ia menoleh melihat Soo Sun yang masih tidur di dalam kamar. Ia berjongkok di depan kamar dan gantian memperhatikan Soo Sun.
Tiba-tiba ponsel Soo Sun berdering. Soo Sun terlonjak bangun. Dae Gu buru-buru menjauhi kamar agar tidak ketahuan. Rupanya Eung Do mengabari Soo Sun bahwa teman Noh Jin Suk telah tertangkap dan mengaku bahwa penusuknya adalah Noh Jin Suk. Selain itu, Tae Il akan menggantikan mereka nanti malam, jadi mereka akan bertugas sampai saat itu. Dae Gu mengangguk.
Namun ponsel duplikat Pan Seok bergetar. Dae Gu mendengar percakapan Pan Seok dengan si pembunuh. Pan Seok meminta maaf karena kemarin tidak jadi datang dan menawarkan bertemu siang hari ini. Si pembunuh setuju.
Dae Gu tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Ia berkata pada Soo Sun kalau ia akan kembali ke Seoul lebih dulu dengan membawa mobil. Tanpa menunggu jawaban Soo Sun, Dae Gu berlari pergi.
Dae Gu memacu mobilnya ke dermaga. Namun saat mendekati dermaga, ia berpapasan dengan sebuah mobil yang dikendarai oleh Noh Jin Suk. Akhirnya Noh Jin Suk muncul di pulau itu.
Dae Gu bingung. Ia tahu ia harus menangkap Noh Jin Suk karena ia adalah seorang detektif, tapi ia juga ingin menyusul Pan Seok dan menemukan pembunuh ibunya. Pilihan apa yang harus ia ambil? Berbalik arah dan menangkap Noh Jin Suk? Atau kembali ke Seoul mengejar pembunuh ibunya?
Ia berteriak kesal dan memutar mobilnya. Ia memutuskan untuk menangkap Noh Jin Suk.
Dae Gu memacu mobilnya dan berhasil menyusul Noh Jin Suk. Ia menyuruh Noh Jin Suk berhenti tapi Noh Jin Suk malah mempercepat mobilnya, berusaha untuk melarikan diri. Dae Gu yang sudah mengorbankan hal penting demi menangkap penjahat itu, tidak bersedia menyerah. Ia terus mengejar dan akhirnya berhasil mendahului mobil Noh Jin Suk.
Dae Gu membelokkan mobilnya hingga mobil Noh Jin Suk terpaksa berhenti. Noh Jin Suk turun dari mobil dan masih juga berusaha melarikan diri. Dae Gu menerjang Noh Jin Suk. Penjahat itu malah melawan dan memukul Dae Gu. Mereka berkelahi.
Noh Jin Suk mengeluarkan pisau. Dae Gu menyuruhnya menyerah, tapi penjahat itu memang nekat. Ia mengayunkan pisaunya setiap kali Dae Gu hendak mendekat. Tapi akhirnya Dae Gu bisa mengalahkannya dan memborgolnya.
Dae Gu terkapar di sebelah Noh Jin Suk yang tak berdaya. Meski ia terengah-engah kelelahan, namun ia tertawa. Hmmm…apakah akhirnya ia juga menyukai pekerjaannya sebagai detektif?
Tapi penyesalan itu tetap ada. Ia bertanya pada diri sendiri apakah ia sudah gila hingga melewatkan kesempatan bertemu pembunuh ibunya.
Noh Jin Suk sudah diamankan di dalam mobil. Dae Gu juga sudah menjemput Soo Sun dan mereka sedang menanti kapal untuk kembali ke Seoul. Soo Sun menarik Dae Gu untuk duduk di sebelahnya. Ia ingin mengobati wajah Dae Gu yang terluka akibat perkelahian tadi.
“Kita menangkap penjahatnya,” katanya gembira.
“Kita?”
“Tentu saja. Partner adalah satu kesatuan. Ada apa? Kukira kau sudah kembali ke Seoul.”
“Jangan tanya, aku juga sangat kesal.”
Soo Sun bertanya ada apa Dae Gu hendak buru-buru kembali ke Seoul. Apa untuk bertemu kembali dengan cinta pertama setelah 10 tahun berpisah?
“Aaah…lucu sekali,” Soo Sun mencubit kedua pipi Dae Gu.
Aw..aw..apa yang kaulakukan?!” protes Dae Gu, lalu memijati pipinya yang tadi dicubit.
Soo Sun mengolesi obat di luka Dae Gu. Awalnya Dae Gu sempat berteriak kesakitan. Tapi perhatiannya teralih pada bibir Soo Sun yang dengan lembut meniupi lukanya. Soo Sun sama sekali tidak menyadarinya. Ia berceloteh kalau Dae Gu pasti menyesal jika tadi pulang ke Seoul. Seorang detektif tidak boleh melepaskan tersangka yang lewat di depannya.
“Kerja bagus, partner!” Soo Sun menepuk-nepuk punggung Dae Gu.
Dae Gu mengomel menyebut Soo Sun dengan sebutan remah roti, artinya mendompleng keberhasilan orang lain. Soo Sun tidak tersinggung karena ia tahu Dae Gu tidak bersungguh-sungguh. Dengan jahil ia mencolek-colek pipi Dae Gu.
Episode 8: Lompatan Pertumbuhan
Eung Do melapor dengan gembira pada Pan Seok bahwa Soo Sun dan Dae Gu berhasil menangkap Noh Jin Suk. Pan Seok sudah mendengarnya. Ia menanyakan hasil penyelidikan Eung Do mengenai Dae Gu. Eung Do mengaku ia belum sempat memeriksanya. Ia hanya tahu ibu Dae Gu meninggal saat Dae Gu kelas 8 (2 SMP), juga tidak diketahui bagaimana nasib ayahnya.
Pan Seok terlihat curiga. Ia berkata bukankah Dae Gu bersikap aneh seakan-akan anggota keluarganya ada yang menjadi korban balas dendam. Eung Do juga merasakan hal yang sama.
“Kasus yang ia sebutkan adalah kasus pembunuhan perawat sekolah di Masan. Sang ibu terbunuh tetapi puteranya menghilang. Tubuhnya tidak pernah ditemukan,” kata Pan Seok.
“Aku ingat,” sahut Eung Do. Bahkan sampai sekarang, Pan Seok akan meninggalkan semua pekerjaan jika mendengar telah ditemukan rangka berusia remaja kisaran 15 tahun.
Pan Seok berkata peristiwa itu terjadi saat Ji Yong duduk di kelas 8. Eung Do kaget, apa Pan Seok menduga Dae Gu adalah Ji Yong? Untuk itu Pan Seok hendak mencari kebenarannya dengan pergi ke panti asuhan tempat Dae Gu dibesarkan. Ia meminta Eung Do memuji P4 ketika mereka kembali dan menraktir mereka makan.
Melihat Pan Seok yang langsung pergi, Eung Do berkata trauma pembunuhan di Masan masih terlalu menghantui Pan Seok. Tapi, sebagai sesama detektif, ia bisa mengerti perasaan Pan Seok.
Soo Sun dan Dae Gu kembali ke kantor membawa Noh Jin Suk. Mereka disambut dengan tepuk tangan para detektif. Eung Do berkata ia sangat bangga pada mereka, lalu mengajak mereka makan bersama. Soo Sun menanyakan di mana Pan Seok. Eung Do berkata Pan Seok sedang pergi karena ada keperluan lain. Dae Gu melirik meja Pan Seok yang kosong.
Lalu diam-diam ia pergi ke tempat sepi dan menelepon S. Ia menceritakan bahwa lagi-lagi ia kehilangan kesempatan untuk menemukan pembunuh ibunya.
“Akan ada kesempatan lain,” jawab S, yang ternyata adalah Chief Kang. Ia berkata Dae Gu sudah menunggu dengan sabar selama 11 tahun. Dae Gu tidak boleh kehilangan harapan dan akan ada hari yang lebih baik. Dae Gu pasti bisa bertahan selama memiliki harapan.
Pan Seok tiba di panti asuhan. Ia memperkenalkan diri pada ibu kepala. Ibu kepala berkata Dae Gu masuk panti ini pada tahun 2003. Cocok!
Tapi penyebab kematian orangtuanya tidak cocok. Ibu panti berkata kedua orangtua Dae Gu tewas dalam kecelakaan bis. Pan Seok bertanya apakah Dae Gu bukan identitas baru yang diberikan panti. Bukan, jawab ibu panti. Pan Seok meminta ibu kepala memperlihatkan foto Dae Gu saat pertama masuk. Ibu panti memperlihatkan foto Dae Gu. Tapi tentu saja itu bukan Ji Yong. Pan Seok meninggalkan panti kembali dengan hati masih diliputi tanda tanya.
Sepeninggal Pan Seok, ibu panti menelepon Dae Gu dan menceritakan kedatangan Pan Seok. Ia meminta Dae Gu tidak khawatir karena ia sudah melakukan apa yang diinginkan Dae Gu. Ia berkata Pan Seok pergi dengan kecewa setelah melihat foto.
Ibu kepala memberi tambahan informasi bahwa ada seorang guru melihat pria yang kemarin dulu mencari Dae Gu. Guru tersebut melihat pria itu memiliki bekas luka di belakang telinganya, seperti luka bakar.
Sejak Tae Il membisikkan rahasianya pada Ji Gook, sikapnya mulai berubah. Tae Il menawarkan membuatkan omlet untuk sarapan tapi Ji Gook menolak dan buru-buru pergi dari meja makan.
Sementara Dae Gu yang tadinya mau makan sereal, cepat-cepat memasukkan sereal kembali ke kotaknya. Lalu memesan omlet ekstra keju dan ham pada Tae Il. Tae Il tersenyum geli karena selera Dae Gu seperti anak-anak.
Bukan hanya sikap Ji Gook yang berubah. Sikap Dae Gu juga berubah pada Soo Sun. Saat Soo Sun menggeser kursinya mendekati Dae Gu untuk membicarakan laporan, Dae Gu langsung mendorong kursi Soo Sun jauh-jauh. Soo Sun kembali mendekatinya, Dae Gu mengacungkan penggaris agar Soo Sun berbicara dalam jarak aman. Tapi diam-diam Dae Gu tersenyum dan melirik Soo Sun. Eeeeey XD
Tapi ketika pandangan Dae Gu menangkap pandangan Pan Seok yang tertuju padanya, senyumnya lenyap. Dae Gu menyadari Pan Seok masih mencurigainya.
Eung Do menyodorkan foto seorang penjahat bernama Eun Ji ri yang pernah ditangkap Pan Seok. Ia berkata mungkin saja Dae Gu itu anak Eun Ji Ri karena bermarga sama. Menurutnya cocok.
Tapi Pan Seok nampaknya tidak setuju dengan dugaan Eung Do. Eung Do berkata Pan Seok terlalu terobsesi dengan Dae Gu., atau dengan Ji Yong.
“Aku akan merasa lebih baik jika tubuh Ji Yong ditemukan. Aku akan merasa lebih baik jika aku tahu apakah ia mati atau masih hidup,” kata Pan Seok.
“Yah, aku juga akan merasa seperti itu.”
Pan Seok berkata karena kasus ini kembali dibicarakan, ia akan membuka kembali kasus pembunuhan ibu Ji Yong. Satu-satunya petunjuk yang tersisa adalah Park Seung Oh yang mengancam ibu Ji Yong. Ia akan mulai dengan mencari Park Seung Oh kembali. Eung Do bersedia membantu semampunya.
Saat mereka asyik makan, Eung Do mendapat sebuah sms. Ia menunjukkan sms itu pada Pan Seok.
“Si katak menyuruh kita berkumpul,” katanya.
Para detektif berbaris di hadapan Chief Cha yang wajahnya semasam yoghurt basi….errr yoghurt memang basi kan? Susu basi? *mulai ngawur*
Sa Kyung masuk ke dalam kantor dan heran melihat semua orang berkumpul. Wajah Tae Il bertambah cerah ketika melihat Sa Kyung. Senyumnya lenyap ketika menyadari tatapan Sa Kyung hanya terarah pada Pan Seok, yang diam-diam sedang melempar senyum-senyum tipis setipis martabak pada Sa Kyung. Ada kan martabak tipis?? Yang renyah dan garing itu lho *ini sih bukan ngawur tapi lapar >,< maaf pemirsa, ini jam makan siang soalnya XD*
Sa Kyung pura-pura tidak melihatnya, lalu menghampiri partnernya dan bertanya ada apa lagi hingga mereka dikumpulkan. Partner Sa Kyung berbisik ada orang yang lagi-lagi merusak mobil Chief Cha.
Chief Cha berkata bahwa ini pasti perbuatan orang dalam. Selalu mobilnya yang dirusak. Artinya ada seseorang yang menyimpan dendam padanya.
“Ini adalah bentuk balas dendam terhina di dunia ini! Aku tadinya hendak membiarkannya, tapi kali ini kaca depan yang dirusak. Itu sama saja dengan melempar batu ke wajahku!” Saking emosi dan berapi-apinya, urat leher Chief Cha tertarik hingga ia mengaduh kesakitan.
Ia menyuruh pelakunya mengaku pada penghujung hari ini. Jika tidak mengaku, ia akan memeriksa kamera CCTV dan menuntut pelakunya.
Pan Seok sama sekali tidak memikirkan kata-kata Chief Cha. Kasus lain sudah menanti. Ia menyuruh timnya bergerak ke TKP.
Komentar:
Yeaaay Pan Seok mulai curiga Dae Gu adalah Ji Yong^^
Tapi aku sama sekali tidak menduga kalau Chief Kang adalah S. Sebenarnya siapa Chief Kang? Mengapa ia bisa mengenal Dae Gu? Dan apa tujuannya bekerja sama dengan Dae Gu untuk menyelidiki Pan Seok? Sebenarnya ia orang baik atau jahat, atau sama seperti Dae Gu mengira Pan Seok adalah polisi tidak baik?
Aku semakin yakin Pan Seok sama sekali tidak terlibat kematian ibu Ji Yong. Jika ia terlibat, untuk apa ia membuka kembali kasus ibu Ji Yong ? Jika ia memang terlibat, ia pasti akan menutup kasus itu rapat-rapat dan tidak akan menyinggungnya lagi.
Satu hal yang membuatku bertanya-tanya. Pada malam kejadian di sekolah selain Ji Yong dan si pembunuh, juga ada Soo Sun di sekolah itu. Apakah pada malam itu Pan Seok sama sekali tidak mencari Ji Yong ke sekolah? Seandainya ia tidak pergi, setelahnya ia pasti mencarinya, kan? Melihat cara Pan Seok bekerja, seharusnya ia menanyai semua orang yang mengenal Ji Yong begitu Ji Yong menghilang.
Mungkinkah salah satu dari orang yang ditanyai adalah Soo Sun, karena Soo Sun adalah siswi yang ada di sekolah pada malam itu? Apakah Soo Sun pernah menceritakan apa yang terjadi malam itu di sekolah, entah itu pada polisi atau pada keluarganya? Meski ia tidak tahu apa yang terjadi, tapi setidaknya ia tahu malam itu Ji Yong ada di sekolah, dan juga pria dengan luka bakar di telinganya.
Thank mbak fanny buat sinopsis marathon nya hehehe...
BalasHapusbtw, aku curiga jg sm chief kang...hmmmm.....
Dari awal sih aku emang tidak kepikiran kalo Pan Seok itu terlibat dalam pembunuhan ibunya Dae Gu a.k.a Ji Yong. Alasan dendam Dae Gu pada Pan Seok itu karena Pan Seok tidak bisa melindungi ibunya sebagai saksi hingga ibunya terbunuh. Dia memata-matai Pan Seok agar dia dapat petunjuk keberadaan pembunuh ibunya.
BalasHapusAku rasa Chief Kang itu orang baik. Mungkin dia hanya merasa kecewa dengan Pan Seok atas pembunuhan ibunya Dae Gu.
Ternyata Soo Sun telah menyedot perhatian Dae Gu dari 11 tahun yang lalu. #komentarepisode7
Ada sesuatu Tae Il dengan Sa Kyung. Sa Kyung cinta pertama Tae Il? Tapi sepertinya Sa Kyung tidak menganggapnya. Di mata dan hati Sa Kyung hanya ada Pan Seok seorang.
Apa rahasia Tae Il ada hubungannya dengan Sa Kyung? Kalo kubaca dari ekspresi dan sikap Ji Gook, rahasia itu bukan gay-nya Tae Il.(itu sedikit terlihat di akhir episode 8). Mungkin rahasia Tae Il adalah dia dulu mahasiswa kedokteran, seperti yang dibilang mbak fanny kemaren.
Aduh mbak fanny, komenku kepanjangan ya? Tadi emang gak mood untuk komen(di ep7bagian2). Tapi begitu aku liat blog download kdrama, ternyata drama ini tadi malam tidak tayang. Hikshiks aku kesal. Katanya karena SBS nanyai program tentang pemilu. Tayang nanti malam. Aku benci nonton drama yang on going. Buat mati penasaran. Biar gitu pun tetap download dan ngikuti juga. Hadeh curcol deh.-_-
Sekian. Makasih :)
mbak fanny, jgn" tae il bilng ke ji gook klau dia itu gay... mkanya ji gook jga jarak nd klhtan tkut sma tae il (^O^) #asalnebakajj
BalasHapussukaaa banget sama komentarnya mbak fanny :D makasih sinop nya mbak :*
BalasHapuswah akhirnya kelar juga sinopsisnya yah...?
BalasHapusOh ya mbak,pas di adegan Pan Seok janji ketemuan sama mantan istri dia kan lari menaiki tangga menara Namsan khan terus bukannya kakinya keseleo gitu,maka dia susah berdiri ...
Oh!!..atau jangan jangan aku ya yang salah mengerti???
Thank's buat sinopnya ya..
๐๐
BalasHapus