Episode 41:
Lokasi yang disebutkan Onbisu pada Bayan adalah lokasi palsu untuk mengalihkan perhatian orang-orang ke tempat lain sementara Seung Nyang dan Wang Yoo akan memburu harta yang sesungguhnya.
Masalahnya, bagaimana mengambil harta itu tanpa menimbulkan kecurigaan? Wang Yoo hendak mengambil harta itu sendiri dan tidak melibatkan Seung Nyang karena terlalu berbahaya. Tapi Seung Nyang berpendapat Wang Yoo harus pergi bersama orang-orang yang tidak akan dicurigai. Siapa orang-orang itu? Ta Hwan dan keluarga kerajaan.
Wang Yoo bingung. Bukankah akan lebih sulit? Seung Nyang sudah memiliki rencana.
Ia menyuruh Hong Dan memasukkan susu basi ke dalam makanan pelayan istana, lalu menyuruh Boo Hwal memasukkan tikus ke sumur-sumur istana.
Bayan melapor pada Ta Hwan bahwa lokasi harta itu sudah diketahui dan Tal Tal akan membawa pasukan untuk mengambil harta tersebut. Ta Hwan mengkhawatirkan Dang Ki Se yang belum ditangkap dan pasti mengincar harta itu juga. Tal Tal menenangkan, ia akan melakukan tugasnya dengan baik. Seung Nyang melihat mereka pergi tanpa mengatakan apapun.
Bayan mengingatkan bahwa tugas Tal Tal kali ini tidak boleh ada kesalahan. Tal Tal nampak memiliki keraguan namun ia tidak menyampaikan isi hatinya pada pamannya.
Seung Nyang bertanya mengapa Ta Hwan mendukung rencana Bayan, bukankah El Temur juga awalnya seperti itu? Berkata demi kepentingan negara tapi ujung-ujungnya untuk ambisi pribadi. Ta Hwan berkata ia bukannya tidak menyadari kemungkinan itu, karena itu ia tetap mengawasi Bayan.
Dan lagi baginya menaklukan daerah Utara bukanlah impian belaka, tapi tugasnya sebagai Kaisar dan ayah. Ia ingin menjadi ayah yang bisa dibanggakan puteranya, seperti Genghis Khan dan Kubilai Khan. Ia mengira Seung Nyang menentang rencananya ini karena kesal pada Bayan yang menentang pengangkatannya menjadi Permaisuri. Ini membuat Ta Hwan kesal, karena baginya lebih penting negara ini dan puteranya. Sepertinya Ta Hwan mulai menganggap Seung Nyang terlalu ambisius.
Onbisu ditangkap dan diperhadapkan pada pemimpin Maebak. Mereka curiga kenapa Onbisu dibiarkan hidup padahal kelompok Maebak Yanjing telah jatuh. Onbisu berkata tempat persembunyian Dang Ki Se sudah diketahui oleh Wang Yoo (karena Dang Ki Se disembunyikan oleh Maebak maka Maebak dianggap pemberontak sama seperti Dang Ki Se). Ia tidak ingin seluruh Maebak jatuh, karena itu ia berusaha mendapat kepercayaan Bayan dan sekarang istana hanya akan membeli barang-barang mereka dan tidak dari tempat lain. Dengan begitu Bayan tidak akan mengejar Maebak lagi.
Wang Yoo memberitahu Bayan bahwa ia akan kembali ke Goryeo. Bayan akan mengadakan pesta di rumahnya sebagai perpisahan mereka.
Ta Hwan makan bersama Permaisuri, Seung Nyang, dan Ibu Suri. Ibu Srui bertanya berapa lama lagi Ta Hwan akan membiarkan Permaisuri sendirian. Ta Hwan harus memiliki anak dari Permaisuri agar bisa menentukan Putera Mahkota. Ta Hwan kesal dan meminta Ibu Suri berhenti.
Ibu Suri kesal karena semua orang menganggap Permaisuri diabaikan, Ibu Suri tidak kompeten, dan Seung Nyang adalah monster. Permaisuri berkata ia sudah puas dengan keadaan sekarang. Ibu Suri bertanya bagaimana bisa Seung Nyang mengendalikan Ta Hwan. Ta Hwan marah dan membentak Ibu Suri.
Tapi pertengkaran mereka tidak berlanjut karena tiba-tiba seorang pelayan jatuh pingsan. Ia demam dan tubuhnya berbintik merah.
Wabah pun menyebar di dalam istana. Ibu Suri memutuskan untuk pindah ke istana di luar ibukota. Tapi Seung Nyang berkata saat ini Ayu demam hingga tak mungkin melakukan perjalanan jauh. Ia mengusulkan untuk tinggal di rumah Bayan. Bayan tidak keberatan saat Ta Hwan berkata akan tinggal di rumahnya untuk sementara.
Onbisu diberi kesempatan terakhir oleh Pemimpin Maebak dengan memberinya tugas baru. Sepertinya tugas baru itu sangat berat bagi Onbisu. Membunuh Wang Yoo-kah?
Onbisu dipanggil menghadap Seung Nyang secara diam-diam. Seung Nyang meminta Onbisu ikut masuk ke kediaman El Temur (yang sekarang adalah kediaman Bayan) untuk memindahkan harta rahasia. Onbisu setuju asalkan nantinya ia tidak dicurigai.
Lalu ia memberanikan diri untuk menanyakan maksud Wang Yoo dalam membantu Seung Nyang. Apakah murni hanya membantu? Ia mengaku ia mencintai Wang Yoo. Seung Nyang tidak mau membicarakan itu tapi Onbisu mengaku ia mencintai Wang Yoo dan menyakitkan baginya melihat penderittan Wang Yoo yang tidak bisa melupakan Seung Nyang.
Dang Ki Se dan Byung Soo tiba di desa penambang. Jokho menunjukkan pada mereka tempat pandai besi di desa itu yang sudah lama ditutup karena digosipkan berhantu. Tapi tentu saja itu tidak menghalangi Dang Ki Se untuk mencari harta tersebut.
Mereka masuk dalam tempat pandai besi dan menemukan berpeti-peti harta berisi emas dan uang (itu adalah uang palsu tapi mereka tidak tahu). Dang Ki Se sangat gembira dan memutuskan membawa semua harta itu sebelum Tal Tal tiba. Diam-diam Byung Soo dan Jocham merencanakan untuk merebut semua harta itu dari Dang Ki Se.
Jokho diam-diam menyuruh anak buahnya tinggal di desa dan memberitahu Tal Tal ke mana arah Dang Ki Se melarikan diri. Sementara ia sendiri menawarkan diri menjadi pemandu jalan bagi Dang Ki Se.
Ta Hwan dan Seung Nyang bersiap pindah ke kediaman Bayan. Ta Hwan nampak tidak senang melihat Permaisuri ikut serta. Permaisuri menawarkan untuk pindah ke tempat lain jika Ta Hwan tidak senang dengan kehadirannya. Ibu Suri tentu saja membela Permaisuri dan berkata kediaman Bayan adalah kediaman Permaisuri juga karena keponakannya. Ia berkata Seung Nyang yang seharusnya menyingkir ke tempat lain.
Seung Nyang mengingatkan kalau ia adalah anak angkat Bayan. Dengan begitu kediaman Bayan juga adalah kediamannya. Ibu Suri tidak bisa berkata apa-apa lagi. Apalagi Permaisuri berkata lebih menyenangkan kalau mereka pergi bersama.
Ta Hwan menggandeng Seung Nyang pergi, tanpa mempedulikan Permaisuri dan Ibu Suri.
Wang Yoo datang memenuhi undangan pesta perpisahan Bayan. Ia pura-pura tidak tahu kalau keluarga kerajaan pindah ke kediaman Bayan. Bayan memberitahunya mengenai wabah yang terjadi di istana. Wang Yoo mengungkapkan keinginannya untuk bertemu Tal Tal sebelum ia kembali ke Goryeo. Bayan berkata Tal Tal pasti sudah tiba di desa pertambangan.
Dan memang Tal Tal sudah tiba, 1 jam setelah kepergian Dang Ki Se. Anak buah Jokho memberitahu Tal Tal bahwa Dang Ki Se pergi membawa berpeti-peti emas dan uang. Tal Tal tidak membuang waktu untuk menyusulnya.
Di tengah perjalanan, diam-diam Jokho meledakkan dinamit yang sudah ia taruh di dalam peti tanpa sepengetahuian Dang Ki Se. Ia melakukan itu atas perintah Wang Yoo. Dang Ki dan Byung Soo panik melihat harta mereka terbakar. Tal Tal mendengar ledakan itu dan mengetahui keberadaan mereka. Ia dan pasukannya memburu Dang Ki Se. Dang Ki Se terpaksa melarikan diri.
Tal Tal melihat sisa uang yang tidak terbakar dan menyadari itu adalah uang palsu. Ia mendengar lagu yang dinyanyikan anak-anak desa. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui kalau harta yang asli berada di kediaman El Temur alias kediaman pamannya, Bayan.
Ia langsung memutuskan untuk kembali. Anak buah Onbisu sempat menguping percakapan mereka.
Seung Nyang sudah mengetahui lokasi harta itu dari denah kediaman El Temur. Saat ia memanaskan denah itu dengan nyala api lilin, muncul gambar peti di denah tersebut. Masalahnya bagaimana mengambil harta itu tanpa ketahuan?
Wang Yoo dalam perjalanan menuju tempat pesta saat ia melihat Maha menangis. Tapi ketika Maha digendong Wang Yoo, tangisnya langsung berhenti. Wang Yoo menasehati Maha bahwa seorang laki-laki tidak boleh menangisi penderitaannya sendiri tapi penderitaan orang lain.
Seung Nyang tersenyum melihat mereka dan menghampiri. Wang Yoo memberitahu Seung Nyang bahwa Tal Tal sudah tahu bahwa harta itu ada di kediaman Bayan. Seung Nyang terkejut. Mereka harus cepat-cepat mengambil harta itu sebelum Tal Tal kembali.
Ia mengusulkan agar Wang Yoo mengajak Bayan dan Ta Hwan bermain mahjong. Ia juga akan ikut tapi pura-pura kalah hingga bisa pergi lebih dulu. Intinya, Wang Yoo harus mengulur waktu agar mereka semua tidak keluar dari ruangan.
Sesuai rencana, Seung Nyang sengaja kalah dalam permainan mahyong dan digantikan oleh Ibu Suri. Ia pamit lebih dulu dengan alasan hendak menidurkan Ayu. Tak ada yang mencurigai kepergiaannya.
Tal Tal sudah tiba di istana dan memeriksa denah kediaman El Temur. Sama seperti Seung Nyang, ia juga menemukan lokasi harta itu. Di ruang belajar kediaman El Temur.
Seung Nyang menemukan pintu rahasia di ruang belajar itu. Ia membukanya dan di dalam ruangan itu terdapat berpeti-peti emas. Ia memerintahkan agar emas2 itu diangkut segera ke dalam kereta yang dibawa Onbisu. Para pengawal kerajaan tidak tahu hal itu karena mereka tertidur setelah memakan makanan yang diberi obat tidur.
Tal Tal memacu kudanya ke kediaman pamannya. Ia sempat berpapasan dengan Onbisu dan keretanya. Meski nampak curiga, Tal Tal memutuskan untuk meneruskan ke rumah pamannya. Ia juga menemukan ruang rahasia di balik rak buku ruang belajar. Namun ruangan itu kosong melompong. Tal Tal menyadari ada orang lain yang juga sudah melihat denah itu.
Ta Hwan dan yang lainnya membicarakan rencana mereka invasi ke Utara. Mereka bahkan menyarankan agar Wang Yoo bersedia menjadi negara bawahan mereka. Tentu saja Wang Yoo dan Seung Nyang tidak suka mendengarnya namun mereka tidak memperlihatkannya.
Pada saat itulah Tal Tal masuk. Seung Nyang tampak tegang. Tal Tal memberitahu mereka bahwa seluruh harta El Temur telah habis terbakar dan ia tidak berhasil menangkap Dang Ki Se. Akibatnya ia dimarahi Bayan. Rencana invasi ke Utara pun terancam batal.
Setelah pertemuan, Wang Yoo berkata pada Seung Nyang bahwa harta itu akan mereka bagi dua dan ia akan memberikan sebagian bagiannya untuk Onbisu. Seung Nyang mengerti.
Tal Tal menanti Seung Nyang di luar dan ingin berbicara berdua dengannya. Ia membawa Seung Nyang ke ruang rahasia di ruang belajar. Ia bertanya di mana harta itu sekarang. Ia tahu Seung Nyang yang sudah mengambilnya.
Seung Nyang berkata ia tidak tahu. Ia tidak menyangkal ia yang mengambilnya, tapi bukankah harta yang akan menjadi sumber penderitaan banyak orang lebih baik dilenyapkan. Tal Tal mengerti Seung Nyang tidak mau uang itu digunakan menjadi dana perang, terutama untuk menyerang Goryeo. Ia mengaku kalah dan akan tutup mulut mengenai hal ini. Tapi jika Seung Nyang menggunakan uang itu menghancurkan klannya, maka Seung Nyang akan berhadapan dengannya.
Seung Nyang nampak kecewa. Ia menyayangkan seorang yang hebat seperti Tal Tal lebih mengutamakan klan daripada rakyat.
Onbisu membawa harta bagian Seung Nyang ke istana. Tepat saat itu Ta Hwan keluar mencari Seung Nyang, diikuti Permaisuri dan Ibu Suri. Ta Hwan menanyakan isi peti itu. Seung Nyang berkata itu adalah barang bawaan yang akan dibawanya ke istana Deok Heung (istana Seung Nyang).
Ta Hwan hendak melihat isinya tapi Seung Nyang menghalanginya. Semua orang jadi curiga. Ta Hwan juga kesal karena Seung Nyang merahasiakan sesuatu darinya. Ia membuka peti itu dan terkejut melihat isinya adalah emas.
Ia buru-buru menutup peti itu dan menyuruh semuanya segera diangkut. Seung Nyang melihat semua orang melihatnya dnegan curiga. Lalu ia membuka peti itu dan memperlihatkan isinya pada semua orang. Semua orang terkejut.
Episode 42:
Ibu Suri bertanya darimana emas-emas itu berasal. Seung Nyang berkata emas itu adalah persembahan dari Onbisu untuk Ta Hwan. Dan karena Onbisu tidak bisa langsung menyerahkannya pada Ta Hwan, maka ia menyerahkan melalui dirinya. Ia meminta maaf.
Ibu Suri tidak percaya dan memerintahkan agar semua peti dibuka. Semua peti dibuka dan isinya kain-kain serta perhiasan penghuni istana.
Ternyata Seung Nyang sudah mengkhawatirkan akan terjadi hal seperti in, karena itu ia meminta Onbisu hanya membawa 1 peti setiap kali datang.
Walau tidak terbukti Seung Nyang menyelundupkan harta, Ta Hwan merasa frustrasi karena ia merasa semakin jauh dari Seung Nyang. Ia merasa antara dirinya dan Seung Nyang terdapat tembok penghalang yang tinggi. Sayang Ta Hwan tidak menyadari kalau tembok itu adalah ambisi Ta Hwan untuk berperang melawan Utara termasuk Goryeo.
Anehnya, Golta malah memanas-manasi Ta Hwan bahwa Ta Hwan selama ini tidak tahu bagaimana kepribadian Seung Nyang yang sebenarnya. Ia berkata Ta Hwan harus menunjukkan kekuasaannya dengan menjadi Kaisar yang sebenarnya dan tidak disetir selir kelas rendahan seperti Seung Nyang. Ta Hwan sangat marah mendengar perkataan Golta yang menghina Seung Nyang dan mengancamnya untuk tidak berbicara seperti itu lagi.
Tapi Ta Hwan telah terpengaruh. Ia hendak menunjukkan kekuasaannya dengan merencanakan perang. Para gubernur tidak setuju karena ini bukan saat yang tepat. Negeri mereka sedang dilanda kelaparan dan tidak ada dana untuk perang. Ambisi Ta Hwan dan Bayan terlalu besar untuk mundur. Mereka akan menghukum siapapun yang membangkang.
Setiap daerah harus menyumbang 20 ribu tentara dan hasil tambang untuk membuat senjata, juga menyumbang perbekalan. Bahkan Goryeo juga diharuskan memberikan 10 ribu tentara dan perbekalan. Ini sama saja dengan menganggap Goryeo bagian dari Yuan. Tanah jajahan.
Ta Hwan memerintahkan Bayan yang memimpin perang itu sendiri. Dan perintah Bayan adalah perintahnya juga. Gaswat nih >,<
Tal Tal berusaha menyadarkan pamannya bahwa saat ini seharusnya mereka memperbaiki pemerintahan di dalam juga pertahanan mereka. Tapi Bayan tidak mau mendengar sama sekali.
Seung Nyang juga datang dan mengingatkan Bayan bahwa sekarang Bayan tak ada bedanya dengan El Temur. Bayan berkeras ia tidak seperti El Temur yang hanya mementingkan ambisi pribadi. Ia berjuang demi bangsa Mongol dan Ta Hwan.
Seung Nyang berkata ambisi Bayan adalah menjadi jenderal terbesar negeri ini dan tidak mempedulikan nasib rakyat. Bayan tak peduli. Serigala harus memangsa mangsanya agar bisa tidak punah. Sama seperti dirinya. Ia berkata inilah sebabnya ia tidak menyetujui Seung Nyang menjadi Permaisuri. Karena Seung Nyang tidak mengerti pendirian bangsa Mongol.
Seung Nyang menyadari Bayan lebih menakutkan dari El Temur.
Dang Ki Se dan pengikutnya bersembunyi di sebuah kuil tak terpakai. Ia menanti kedatangan utusan Maebak. Sebelumnya ia pernah diberitahu oleh pemimpin Maebak Yanjing bahwa pemimpin Maebak adalah orang istana. Dang Ki Se menduga orang itu adalah orang dengan jabatan tinggi.
Byung Soo tidak sengaja melihat Wang Yoo dan ketiga pengikutnya pergi ke sebuah kuil. Ia memergoki Wang Yoo berbicara dengan Seung Nyang.
Seung Nyang dan Wang Yoo sedang membicarakan bagaimana cara mengatadi rencana invasi besar-besaran Ta Hwan dan Bayan. Wang Yoo memiliki rencana. Ia akan kembali ke Goryeo. Sun Woo akan tinggal di Yuan, membentuk kelompok dagang baru bersama Jokho dan Onbisu.
Byung Soo melaporkan yang dilihatnya pada Dang Ki Se. Dang Ki Se ingin membunuh Seung Nyang tapi Byung Soo menghalanginya. Ia memiliki rencana bagus untuk menjatuhkan Seung Nyang.
Seung Nyang kembali ke istana dan Ta Hwan sudah menunggunya. Seung Nyang berkata ia baru di kuil, mendoakan agar rakyat Yuan tidak menderita akibat perang yang direncanakan Ta Hwan.
Ta Hwan tidak mengerti kenapa Seung Nyang akhir-akhir ini selalu menentangnya. Seung Nyang menasihati Ta Hwan bahwa perang hanya akan membuat rakyat menderita dan rakyat akan membenci Ta Hwan. Tapi Ta Hwan keras kepala. Ia bertekad menjadi Kaisar hebat seperti Gengis Khan, demi Ayu dan Seung Nyang. Seung Nyang sangat sedih, dalam hatinya ia berharap Ta Hwan mengerti bahwa apa yang dilakukannya adalah demi Ta Hwan.
Seung Nyang diam-diam menemui para gubernur. Ia tahu kesulitan mereka. Karena itu ia menyarankan agar para gubernur itu memenuhi keinginan Ta Hwan untuk menyediakan prajurit, sementara bahan untuk membuat senjata akan dibelinya dari sebuah kelompok dagang.
Siapa lagi kalau bukan kelompok dagang baru Onbisu. Seung Nyang berkata kelompok dagang itu akan membeli bahan tambang dari setiap daerah dengan harga murah lalu menjualnya ke negara dengan mahal. Dan uang keuntungan penjualan akan digunakan untuk rakyat.
Para gubernur khawatir akan ketahuan dan akan dihukum mati. Seung Nyang berkata apapun ada resikonya, termasuk perang. Yang terpenting adalah tidak membiarkan rakyat kelaparan. Para gubernur mengerti dan menerima usul Seung Nyang.
Seung Nyang melihat Maha digendong seorang selir. Selir itu berkata Ibu Suri yang meminta mereka berganian menemani Maha agar tidak kesepian. Maha ingin digendong Seung Nyang. Tapi Seung Nyang menguatkan hatinya dan berlalu tanpa menggendong Maha.
Hal ini dilihat oleh Khutugh dan para dayangnya. Yeon Hwa berkata akan lebih mengerikan jika Seung Nyang menggendong Maha lalu melemparnya. Perkataan itu memberi ide pada Khutugh.
Ia memfitnah Yeon Hwa hendak meracuninya. Yeon Hwa ketakutan dan memohon. Ia berkata bukan ia yang melakukannya. Tentu saja bukan karena ini hanya akal-akalan Khutugh agar Yeon Hwa menurut padanya. Ia akan mengampuni Yeon Hwa jika Yeon Hwa menurut padanya. Yeon Hwa baru tahu wajah asli Khutugh.
Khutugh sengaja memandangi terus Ayu dan Maha. Ibu Suri jadi kasihan dan menyuruh Seung Nyang mengirim Ta Hwan pada Khurugh agar Khutugh juga bisa punya anak. Lha…emang Ta Hwan mesin pembuat anak apa??
Permaisuri meminta pada Ibu Suri agar ia diperbolehkan mengurus Ayu dan Maha sesekali. Karena bagaimanapun mereka bersaudara. Seung Nyang berkata ia yang akan mengurus Ayu. Ibu Suri setuju dengan pendapat Permaisuri, bahwa keduanya anak Ta Hwan jadi harus menjalin hubungan saudara yang baik. Seung Nyang berkata ia juga yang akan menjaga Maha sesekali.
Sayangnya Seung Nyang tidak tahu kalau hal ini persis dengan apa yang direncanakan Khutugh. Sepertinya ia ingin sesuatu terjadi pada Maha dan Seung Nyang akan disalahkan.
Berbeda dengan yang diperlihatkannya di luar, Seung Nyang menyayangi Maha di kamarnya. Sun Woo terkejut saat melihat Maha berada di pangkuan Seung Nyang. Hanya ia yang tahu mengapa Maha menangis saat dijemput pengasuhnya dan tidak mau lepas dari gendongan Seung Nyang.
Boo Hwal dan Hong Dan bertanya sampai kapan Seung Nyang akan merahasiakan bahwa Maha bukanlah anak Ta Hwan dan Danashiri, karena suatu waktu nanti akan ada penunjukkan putera mahkota. Seung Nyang mengaku ia merasa kasihan pada Maha dan Ayu akan terkena imbasnya.
Pengasuh Maha memberikan Maha pada Yeon Hwa. Entah apa yang dilakukan Yeon Hwa hingga Maha menangis terus. Alangkah marahnya Ibu Suri saat menemukan memar-memar di tubuh Maha seperti habis dicubiti. Ia memarahi si pengasuh.
Si pengasuh berkata tadi Seung Nyang sempat menjaga Maha dan Maha juga menangis waktu ia menggendongnya. Permaisuri berkata tidak mungkin Seung Nyang sejahat itu.
Tapi Ibu Suri terlalu marah dan ia pergi menemui Seung Nyang dan Ta Hwan. Tanpa babibu ia langsung menampar Seung Nyang. Ta Hwan terkejut dan marah. Ibu Suri menuduh Seung Nyang telah menyakiti Maha. Ta Hwan tidak percaya.
Ibu Suri sakit hati Ta Hwan tidak percaya padanya dan malah membela Seung Nyang. Bukannya menenangkan, Ta Hwan malah berkata tidak ada orang lebih penting baginya daripada Seung Nyang. Ia memerintahkan agar masalah ini diusut dengan mengumpulkan semua orang yang menyentuh Maha hari ini. Seung Nyang meminta Maha juga dibawa.
Maha dibawa ke hadapan para selir dan dayang. Seung Nyang menggendong Maha dan Maha duduk dengan tenang. Ibu Suri bertanya apa maksud Seung Nyang. Seung Nyang berkata meski Maha belum bisa bicara tapi pasti akan menangis jika melihat orang yang telah menyakitinya. Maha tidak akan begitu tenang jika memang ia yang menyakiti Maha.
Ia memerintahkan semua orang di ruangan itu menggendong Maha. Khutugh dan Yeon Hwa mulai gelisah. Benar saja, Maha langsung menangis begitu Yeon Hwa menggendongnya.
Seung Nyang memerintahkan Yeon Hwa diseret keluar dan dihukum. Ia tahu dalang di balik masalah ini adalah Khutugh. Tapi ia belum memiliki buktinya. Karena itu ia berkata pada Ibu Suri bahwa Yeon Hwa tidak mungkin melakukannya tanpa perintah. Ia akan mengusutnya.
Yeon Hwa disiksa namun ia tidak mau mengaku. Seung Nyang berkata ia sudah tahu Permaisuri yang menyuruh Yeon Hwa. Pilihannya hanya 2, mati dibunuh Khutugh karena mengaku, atau mati di tangannya karena tidak mengaku. Yeon Hwa nampak putus asa dan meminta Seung Nyang mengampuninya.
Seung Nyang berkata ia tidak akan membunuh Yeon Hwa. Ia mengungkapkan bahwa ia sudah tahu Maha bukanlah anak kandung Ta Hwan dan Danashiri. Pada hari kebenaran itu terungkaplah Yeon Hwa akan mati. Karena Yeon Hwa sudah ikut memalsukan status Maha. Benar-benar masa depan suram bagi Yeon Hwa.
Permaisuri datang dan bertanya apakah Yeon Hwa sudah memberitahu siapa pelakunya. Seung Nyang berkata dalangnya adalah ibu Suri. Khutugh hampir tidak bisa menahan tawanya karena Seung Nyang sebodoh itu. Ia bertanya apa yang akan Seung Nyang lakukan.
Seung Nyang akan menutupinya karena akan menimbulkan kekacauan. Khutugh berkata Ibu Suri begitu kejam hingga tega menyakiti Maha juga meracuni Ayu. Seung Nyang sadar Khutugh lah orang yang hendak mencelakakan anaknya. Ia menyerahkan nasib Yeon Hwa pada Khutugh.
Wang Yoo telah kembali ke Goryeo dan duduk di tahtanya. Ia langsung memecat para pejabat yang pro Yuan dan selama ini telah korupsi merugikan rakyat. Ia juga tidak akan mematuhi perintah Ta Hwan untuk mengirim bantuan tentara dan perbekalan. Ia tidak akan mengirim lagi rakyat Goryeo ke Yuan untuk dijadikan pelayan dan kasim.
Ta Hwan dan Bayan marah mendengar pemberontakan Wang Yoo. Bayan hendak menyerang Goryeo tapi Tal Tal berkata hal itu tidak tepat dilakukan sekarang. Ia mengusulkan untuk menutup jalur perdagangan laut Goryeo. Dengan begitu, ekonomi Goryeo akan terpukul. Ta Hwan dan Bayan menerima usul Tal Tal.
Tal Tal memperingatkan Seung Nyang soal ini. Ia menduga Seung Nyang dan Wang Yoo sudah membicarakan pemberontakan ini sebelumnya. Seung Nyang bersikap ia tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan Goryeo karena semua orang Goryeo di istana ini adalah mereka yang telah dibuang negeri mereka sendiri.
Wang Yoo sudah menduga Yuan akan melakukan jalan tersebut. Ia memanggil Onbisu. Bersama-sama mereka akan melakukan perdagangan darat di Jalur Sutera. Dan ia memberi hak monopoli jalur tersebut pada Onbisu.
Bayan pergi memipin pasukan untuk menaklukkan negeri-negeri di sebelah Barat dan ia berhasil. Ta Hwan semakin yakin kalau invasi yang mereka lakukan akan meraih hal besar.
Sementara Wang Yoo bersikap tenang menghadapi kabar kemenangan tersebut. Semakin lama perang berlanjut, semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan.
Onbisu berhasil menjual hasil tambang para gubernur Yuan pada negeri musuh Yuan. Uang hasil penjualan tersebut dikembalikan Seung Nyang pada para gubernur untuk memberi makan rakyat yang kelaparan.
Sementara itu, Golta melaporkan pada Ta Hwan surat rahasia yang dikirim Wang Yoo pada Seung Nyang. Entah apa isi surat itu. Ta Hwan memerintahkan pada Golta agar merahasiakan surat itu. Ia begitu terguncang hingga ia membakar surat tersebut dan memeluk Seung Nyang erat-erat seakan-akan Seung Nyang hendak meninggalkannya. Seung Nyang bingung dengan sikap Ta Hwan yang seperti ini.
Rupanya surat itu adalah ulah Byung Soo dan Dang Ki Se. Mereka hendak memisahkan Seung Nyang dan Ta Hwan, dengan begitu mereka akan mudah dikalahkan.
Beberapa tahun pun berlalu….
Maha tumbuh menjadi anak yang membenci Seung Nyang karena terus dicekoki kebohongan oleh Ibu Suri. Ibu Suri terus mengatakan bahwa Seung Nyang adalah orang yang sangat kejam yang telah membunuh ibu Maha. Meski demikian, Maha menyayangi Ayu sebagai adiknya.
Ta Hwan tenggelam dalam minuman keras dan menjadi pemabuk seiring dengan rentetan kekalahan yang dialami pasukan Yuan.
Ia bahkan seperti orang tak waras ketika ia, seorang yang tak tegaan, membunuh jenderal yang kalah dengan tangannya sendiri. Bayan dan Seung Nyang shock melihat keadaan Ta Hwan.
Episode 43
Para pemimpin pasukan yang lain ketakutan akan menjadi korban Ta Hwan berikutnya. Mereka gemetar dan memohon Ta Hwan mengampuni mereka. Tapi Ta Hwan malah melihat mereka menertawakannya dan menyebutnya boneka El Temur.
Ia hendak membunuh mereka semua yang telah menertawakannya. Bayan menghalanginya. Ta Hwan mengira Bayan juga menganggapnya menggelikan dan hendak membunuhnya. Bayan berkata ia rela memberikan kepalanya pada Ta Hwan asal bisa menyadarkan Ta Hwan.
Ta Hwan mengayunkan pedangnya, tapi Seung Nyang memegangi tangannya. Ia memegangi wajah Ta Hwan agar menatapnya. Ta Hwan seperti tersadar sesaat lalu menangis. Seung Nyang bertanya apakah Ta Hwan mendengar suara-suara. Ta Hwan mengangguk lalu dengan panik memegani kepalanya.
Ia melihat pantulan wajahnya yang berlumuran darah pada pedang yang dipegangnya. Ia menjatuhkan pedang itu lalu jatuh pingsan.
Seung Nyang menemaninya setelah ia sadar. Ta Hwan mengaku ia sangat ketakutan akhir-akhir ini. Seung Nyang menasihati agar Ta Hwan menarik mundur sisa pasukan. Ta Hwan tidak mau karena orang-orang akan menghinanya. Ia tidak mau lagi menjadi bahan tertawaan orang.
Seung Nyang meminta Ta Hwan tidak minum arak lagi. Ta Hwan berjanji ia tidak akan minum lagi.
Seung Nyang bertanya apakah ada yang telah diperbuatnya hingga Ta Hwan menatapnya dengan pandangan berbeda selama beberapa tahun terakhir ini. Ia meminta Ta Hwan memberitahunya. Tapi Ta Hwan tidak mengatakannya. Ia terus mengatakan kalau ia hanya memiliki Seung Nyang dan ia hanya bisa bergantung pada Seung Nyang. Seung Nyang sedih melihat perubahan sikap Ta Hwan yang begitu drastis.
Byung Soo dan Dang Ki Se heran mengapa Ta Hwan belum juga melakukan apa-apa terkait dengan surat palsu mereka mengenai hubungan Wang Yoo dan Seung Nyang. Sepertinya keadaan mereka semakin baik dengan bantuan pemimpin Maebak. Mereka mengetahui Wang Yoo menjual bahan tambang pada negara musuh Yuan dan mereka hendak melaporkan ini pada Ibu Suri.
Kenapa Ibu Suri? Karena Dang Ki Se tahu ambisi Ibu Suri akan kekuasaan dan selama ini Ibu Suri sudah mengasuh Maha.
Maha anak yang pintar dan cepat belajar (siapa dulu dong ortunya^^), tapi sayangnya ia dikelilingi orang-orang yang tidak baik. Dendamnya pada Seung Nyang begitu berkobar hingga ia meminta agar ia diperbolehkan berlatih bela diri untuk bisa membalas Seung Nyang setelah ia menjadi Kaisar. Ibu Suri dan Permaisuri memintanya bersabar.
Sementara Ayu lebih mirip ayahnya yang malas belajar namun pintar mengambil hati orang lain. Dan Ta Hwan tidak menyembunyikan kalau ia lebih menyayangi Ayu daripada Maha.
Kasihan Maha. Ia yang tidak tahu apa-apa, merasa dikucilkan oleh ayahnya sendiri. Apalagi Ta Hwan melarang Maha untuk belajar buku 1000 karakter dan melarangnya bela diri.
Ta Hwan marah besar ketika tahu Maha mempelajari buku tersebut. Ia memarahi dan mengusir Maha. Ibu Suri berkata ia yang mengajari Maha. Ia menuduh Ta Hwan bersikap sama seperti El Temur dulu. El Temur dulu juga melarang Ta Hwan belajar dan melarangnya bisa bela diri.
Ta Hwan berkata karena itu ia melarang Maha belajar. Ia tahu Ibu Suri memiliki maksud lain dengan membesarkan Maha. Ia tahu Ibu Suri akan menjadi Maha kaisar boneka, sama seperti El Temur memperlakukan dirinya dulu. Ia mengingatkan kalau Ibu Suri juga terlibat dalam kematian Danashiri, jadi kenapa Ibu Suri membesarkan Maha?
Ibu Suri berkeras alasannya hanyalah karena Maha anak Ta Hwan dan karena itu memiliki hak yang sama dengan Ayu. Ta Hwan tidak mau lagi berdebat dengan Ibu Suri. Ia meminta Ibu Suri membuat Maha bodoh. Hanya dengan cara itu Maha bisa selamat.
Seung Nyang melihat Maha menangis dan menanyakannya dengan lembut. Tapi Maha malah menuduh Seung Nyang seorang yang munafik. Seung Nyang menegurnya karena sudah bersikap tak sopan. Boo Hwal menyarankan agar Seung Nyang membongkar jatidiri Maha karena ada ancaman di matanya.
Permaisuri melihat Ibu Suri dan Seung Nyang semakin berlawanan. Ia akan menunggu hingga salah satu dari mereka mati. Yeon Hwa nampak ketakutan dan tegang mendengar kata-kata Khutugh.
Dang Ki Se menemui Dayang Seo. Dayang Seo menangis terharu melihat mantan majikannya dalam keadaan hidup. Ia melaporkan kalau keadaan Maha di istana sangat menyedihkan. Dang Ki Se meminta Dayang Seo memberitahu Maha mengenai keberadaannya.
Lalu ia juga memintanya memberikan surat yang menyatakan bahwa Wang Yoo menjual bahan senjata pada negeri musuh Yuan. Meski begitu Ibu Suri tidak boleh tahu bahwa ia yang memberikan surat itu.
Ibu Suri memberitahu Bayan soal surat itu. Ia berkata kekalahan Yuan adalah akibat persenjataan musuh yang begitu baik. Dan semua itu karena Goryeo telah menjual bahan senjata pada mereka. Bayan terkejut mendengarnya.
Ibu Suri mengusulkan agar Wang Yoo diturunkan dari tahta. Dan untuk itu mereka harus membuat bukti palsu yang menyatakan bahwa Wang Yoo sudah menjual bahan senjata pada musuh. Bayan setuju dengan rencana licik Ibu Suri.
Pejabat Goryeo yang memihak Yuan, membuat pembukuan palsu mengenai transaksi penjualan bahan pembuat senjata yang dilakukan Wang Yoo. Dan buku palsu itu dilaporkan pada Yuan, berikut petisi agar Wang Yoo diturunkan dari kedudukannya.
Ibu Suri yakin Seung Nyang tidak akan tinggal diam. Saat Seung Nyang membantu Wang Yoo, ia akan memiliki bukti keterlibatan Seung Nyang dalam perdagangan senjata ini.
Sayangnya, Bangsawan Zhang sempat melihat seorang kasim memberikan petisi pejabat Goryeo itu pada Boo Hwal. Ia melaporkannya pada Ibu Suri dan Bayan yang semakin yakin kalau Seung Nyang diam-diam merugikan Yuan dan membantu Goryeo. Bayan menyuruh Tal Tal menguntit Seung Nyang dan menangkapnya jika ketahuan membantu Wang Yoo.
Seung Nyang melihat isi petisi itu dan heran karena sebenarnya bahan pembuat senjata itu bukan dijual pada negeri musuh tapi pada Yuan sendiri. Ia menyadari buku yang dilaporkan adalah pembukuan palsu untuk menjatuhkan Wang Yoo. Juga menjatuhkan dirinya.
Sementara itu Bayan dan Ibu Suri pergi menemui Ta Hwan. Mereka menghasut Ta Hwan bahwa Seung Nyang mengambil petisi Goryeo yang seharusnya diberikan pada Ta Hwan. Mereka berkata Seung Nyang dan Wang Yoo telah mengkhianati Ta Hwan. Ta Hwan tidak mau percaya.
Meski begitu ia teringat pada surat-surat Wang Yoo pada Seung Nyang yang dibakarnya bahkan sebelum ia membacanya (itu adalah surat-surat palsu yang dikirim Byung Soo). Ia meyakinkan dirinya bahwa ada orang yang hendak memisahkannya dengan Seung Nyang. Sayangnya keyakinan itu mulai goyah.
Tepat saat itu Seung Nyang datang menghadap dan menyerahkan sendiri petisi Goryeo pada Ta Hwan. Ia berkata ia ingin menyerahkan sendiri petisi itu karena isinya sangat penting. Rencana Ibu Suri dan Bayan untuk menjatuhkan Seung Nyang pun gagal.
Ternyata Deok Man yang sudah membantu dengan memberitahu Boo Hwal mengenai rencana Ibu Suri dan Bayan. Sehingga Seung Nyang bisa membalikkan keadaan tepat waktu. Tapi Deok Man tidak ingin Seung Nyang terus melakukan hal berbahaya seperti ini. Ia pesimis Seung Nyang bisa membantu Goryeo di dalam istana yang penuh intrik keji.
Boo Hwal mengingatkan bahwa Deok Man juga orang Goryeo. Deok Man berkata ia sudah dibuang dan membuang Goryeo. Ia juga tidak bisa menyebut dirinya orang Yuan. Ia hanyalah orang yang bertahan hidup demi dirinya sendiri.
Ta Hwan marah melihat petisi itu dan mengesahkan penurunan tahta Wang Yoo. Untuk itu ia mengirim Bangsawan Zhang ke Goryeo untuk memanggil Wang Yoo ke Yuan. Bayan menyuruh Tal Tal terus mengawasi Seung Nyang karena pengaruh Seung Nyang semakin besar dan semakin kuat.
Seung Nyang berusaha meyakinkan Ta Hwan bahwa sepertiya itu pembukuan palsu yang ditulis pejabat yang tidak suka pada Wang Yoo. Ta Hwan berkata semua akan jelas jika Wang Yoo sudah datang ke Yuan. Ia meminta Seung Nyang tidak ikut campur karena akan membuat Seung Nyang dicurigai.
Seung Nyang tidak bisa tinggal diam. Ia khawatir Wang Yoo bukan hanya akan dicopot dari kedudukannya, tapi lebih dari itu. Boo Hwal mengingatkan bahwa posisi Seung Nyang juga sama bahayanya. Bukan tidak mungkin Seung Nyang juga akan kehilangan nyawa.
Maha ingin pergi ke Goryeo. Ia ingin menangkap Wang Yoo dengan kedua tangannya sendiri. Ia menganggap Wang Yoo adalah pembunuh ibunya, sama seperti Seung Nyang. Ibu Suri awalnya tidak setuju tapi Bangsawan Zhang menganggap itu hal baik.
Sebenarnya Maha memiliki maksud lain dengan memaksa ikut. Dayang Seo telah memberitahunya mengenai Dang Ki Se yang masih hidup. Dan pamannya itu akan menjemputnya di perbatasan sepulangnya dari Goryeo.
Sun Woo khawatir memikirkan Maha akan bertemu dengan Wang Yoo. Ia pun bergegas pulang. Hanya Jokho dan Jeombak yang tinggal di Yuan.
Seung Nyang menemui Tal Tal. Ia tahu selama ini Tal Tal mengawasinya dalam menggunakan harta El Temur. Tal Tal tahu betul Seung Nyang menggunakan harta itu untuk membantu rakyat yang kelaparan, juga membuat para pejabat memihaknya. Ia bertanya apa Seung Nyang pernah membantu pihak musuh. Tidak pernah, jawab Seung Nyang tegas. Ia meminta Tal Tal membantunya. Tal Tal tidak mau membantu jika hanya untuk menolong Wang Yoo.
Seung Nyang membocorkan bahwa Wang Yoo yang selama ini sudah membantu rakyat Yuan yang kelaparan. Bahwa harta El Temur telah jauh berkurang untuk membantu rakyat. Tal Tal terkejut.
Dang Ki Se dan Byung Soo bertemu dengan pemimpin Maebak. Melihat tangan pemimpin Maebak, keduanya semakin yakin bahwa ia berasal dari istana. Dang Ki Se yakin pemimpin Maebak adalah seorang wanita. Ibu Suri atau Permaisuri?
Maha tiba di Goryeo. Ia berkeras duduk di halaman istana Goryeo agar wang Yoo menyambutnya. Wang Yoo tidak serta merta menuruti keinginannya. Ia tetap di istananya untuk mengetes sejauh mana tekad pangeran muda itu.
Sun Woo dan Moo Song, yang tahu Maha adalah anak Wang Yoo, membujuk Wang Yoo untuk mengalah dan pergi ke luar menyambutnya. Wang Yoo keluar dari istananya dan menghampiri Maha, tapi ia tidak menundukkan kepala untuk hormat pada Maha.
Bangsawan Zhang membacakan titah Kaisar yang isinya memerintahkan Wang Yoo ke Yuan untuk meminta maaf karena telah membangkang pada perintah menyediakan pasukan dan upeti. Si pejabat pro Yuan menyarankan agar Wang Yoo pergi ke Yuan untuk membersihkan kesalahpahaman.
Maha tidak menyembunyikan ketidaksukaannya pada Wang Yoo. Wang Yoo bertanya apakah Maha ingat dulu ia sering menggendong Maha. Maha tidak ingat. Wang Yoo bertanya mengapa Maha ikut ke Goryeo.
Maha berkata ia ingin melihat wajah orang yang membunuh ibunya. Wang Yoo tertegun. Ia mengungkapkan bahwa ia memang tidak bersikap benar karena tidak melakukan apa-apa saat itu. Maha berkata ia tidak akan melepaskan Goryeo setelah ia menjadi Kaisar nanti.
Wang Yoo berkata seseorang yang tidak bisa mengendalikan hatinya tidak pantas untuk membalas dendam. Maha tahu bahwa Wang Yoo menyuruhnya berhati-hati para orang sekitarnya. Sayangnya, ia masih terlalu muda untuk tahu siapa orang-orang yang dimaksud Wang Yoo.
Sun Woo meminta Wang Yoo tidak ambil hati terhadap perkataan Maha. Wang Yoo hanya menganggap Maha anak yang terlalu dimanjakan.
Ternyata panggilan ke Yuan itu hanya jebakan agar Wang Yoo keluar dari Goryeo. Dan Bangsawan Zhang sudah tahu Dang Ki Se akan menemui Maha di perbatasan.
Dang Ki Se akhirnya bisa bertemu dengan keponakannya. Maha menangis dan bertanya mengapa baru sekarang pamannya menemuinya. Dang Ki Se menangis meminta maaf karena tidak bisa melindungi ibu Maha.
Setelah Wang Yoo tidur, mereka menangkapnya. Sun Woo dan Moo Song juga ditangkap. Bangsawan Zhang membacakan titah bahwa Wang Yoo dicopot dari kedudukannya sebagai raja Goryeo karena telah melakukan perdagangan dengan musuh Yuan.
Wang Yoo berkata pada Maha bahwa itu semua tidak benar. Tapi tidak ada yang peduli. Mulai sekarang Wang Yoo bukan lagi raja Goryeo tapi tahanan Yuan.
Sepanjang jalan Wang Yoo disiksa. Sebenarnya Maha memiliki rasa tertarik pada sosok Wang Yoo. Tapi keinginannya untuk membalas dendam lebih besar. Ia menutup jendela keretanya saat Sun Woo memohon agar Maha tidak memperlakukan Wang Yoo seperti itu karena akan mendapat hukuman langit.
Setiba di Yuan, Wang Yoo dihina dan dicaci maki rakyat Yuan yang menganggap Wang Yoo adalah penyebab kekalahan negeri mereka. Byung Soo dan Jeombak meneriakkan rumor bahwa Seung Nyang juga terlibat dalam perdagangan dengan pihak musuh untuk merugikan Yuan.
Onbisu menangis melihat Wang Yoo digiring seperti penjahat.
Akhirnya mereka tiba di istana. Ta Hwan menemui mereka dan mengeluarkan pedangnya. Seung Nyang bergegas ke sana dan terkejut melihat apa yang terjadi.
Komentar:
Intrik demi intrik terus berlanjut dalam istana. Dan mereka yang tidak kuat akan menjadi bulan-bulanan. Dalam hal ini adalah Ta Hwan.
Meski ia sudah menjadi Kaisar, tapi ketergantungannya pada Seung Nyang justru menjadi bumerang. Mungkin benar apa yang dikatakan El Temur bahwa Ta Hwan tidak sanggup memimpin negeri Yuan. Ia tidak memiliki keteguhan hati yang cukup kuat untuk menghadapi hal-hal yang tidak berjalan sesuai keinginannya.
Mengapa ia begitu takut menanyai Seung Nyang perihal surat itu? Itu sudah membuktikan ia tidak percaya pada Seung Nyang dan memilih untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa yang terpenting Seung Nyang ada di sisinya. Ia takut Seung Nyang akan marah atau pergi meninggalkannya jika tahu mengenai surat itu.
Tapi jauh di dalam hatinya ia semakin meragukan Seung Nyang dan ia menjadi semakin ketakutan dan semakin kesepian. Seperti orang yang hampir kehilangan pegangan saat bergantung di tepi jurang.
ini cerita ny rame tp berat oge,,dmn sy gi begitu menikmati crita2 romance yg ringan
BalasHapustp intrik2 yg ad d sni bner2 ga bisa ikutin dg kterbatsan otak sy ung hiks,,,,hiks,,,
Aku sedih kenapa ta hwan benar2 lemah, dia bnar2 tidak pantas menjadi seorang kaisar, benar kata el temur klw ta hwan tidak sanggup memimpin negri yuan, dan selama'y dia akan menjadi boneka, klw dia tidak memiliki pendirian yg kuat, tp dalam hati aku berharp ta hwan berubah.., drama ini bner2 mengoyak2 perasaanku..
BalasHapusGomawo for sinopsis unnie^^
BalasHapusauthor jangan salah sangka permai suri bukan mesin pembuat anak
BalasHapusauthor maha anaknya seun yang jika seun yang tau pasti dia kecewa ....
BalasHapusDan sekarang muncul stiker gambar el temur sembari berpesan "piye, iseh penak jamanku to"
BalasHapusHahah
Moco sinopsise lah kok malah wedi aku ape lanjut delok'e😭 belum bisa terima kenyataan kalo disana Babang ichang jadi seorang Kaisar yg lemah dn ga teguh pada pendiriannya😭😭
BalasHapusMakasih ya. Bisa jadi bocoran, sebelum lihat episode selanjutnya Jadi lebih tenang
BalasHapus