Tiga hari sebelum permainan 500 ribu dolar berakhir…
Woo Jin memberitahu Da Jung dua hal yang harus dilakukannya untuk mendapatkan uang itu kembali.
Pertama, mengumumkan perang. Maka Da Jung pun pergi ke rumah gurunya dan dari monitor di pintu ia mengumumkan akan mengambil kembali uangnya dan juga uang Jung Bum.
Kedua, mengawasi Jung Bum. Maka mereka pun mengintai di depan rumah Jung Bum. Mengintai terang-terangan. Da Jung bertanya kenapa harus mengawasi Jung Bum di rumahnya padahal uang itu ada di bank.
Woo Jin menjelaskan bahwa menjelang akhir acara, stasiun TV akan mengirim tim untuk memverifikasi nomor seri uang di tas. Untuk itu, Jung Bum pasti harus pergi ke bank minimal satu kali untuk mengambil uangnya.
“Oh, begitu…Kita akan mendapatkan itu ketika ia mengambilnya,” kata DaJung. “Bagaimana ia bisa berubah seperti itu? Aku tak bisa percaya.”
“Fokus saja bagaimana mengambil uangmu kembali.”
Mereka melihat Jung Bum keluar dari rumah tapi buru-buru masuk kembali ketika melihat mobil mereka. Woo Jin memata-matai dengan teropong bagaimana gerak gerik Jung Bum di rumah.
Sementara itu Dal Goo bertugas memeriksa latar belakang Do Young. Ia melaporkan bahwa pekerjaan Do Young adalah seorang analis dan sekarang menjadi produser dan pemandu acara TV. Do Young berprestasi baik di Wall Street dan perusahaannya menjadi perbincangan selama beberapa waktu dan sempat muncul di TV beberapa kali. Baru-baru ini ia menangani kontrak-kontrak penting dan mengalami kerugian besar. Bingo.
Woo Jin bertanya-tanya apakah kerugian itu yang menyebabkan Do Young membuat acara Liar Game. Lalu ia meminta beberapa barang yang dipesannya pada Dal Goo. Dal Goo sudah mempersiapkannya di mobil. Juga sebuah ponsel model terbaru.
Dal Goo meminta bayaran pada Woo Jin. Dengan cuek Woo Jin berkata ia akan membayar setelah mereka mendapatkan uang itu.
Jung Bum melihat ke luar jendela dan kesal karena ia masih dimata-matai. Ia berpikir sejenak lalu mengambil ponselnya.
Bosan karena mengawasi Jung Bum sendirian, Da Jung membaca komen-komen di internet mengenai dirinya. Salah satu netizen berkomentar bahwa hutang itu bukan hutang ayah Da Jung tapi hutang Da Jung untuk melakukan operasi plastik. Tentu saja Da Jung tidak terima.
Ia sedang sibuk mengetik balasan ketika tiba-tiba wajah Woo Jin muncul di jendela. Da Jung berseru kaget. Woo Jin masuk ke mobil dan menegurnya karena tidak mengawasi Jung Bum. Ia melihat Da Jung memegangi ponsel dan bertanya ada apa.
Tidak ada apa-apa, kata Da Jung. Tapi ekspresinya terlalu jujur. Woo Jin meminta ponsel Da Jung. Ketika mereka sedang berebut ponsel, mobil polisi berhenti di dekat mobil mereka. Dan mereka turun menghampiri mobil Woo Jin.
Berpikir cepat, Woo Jin langsung menarik Da Jung dan bersikap seolah-olah sedang menciumnya. Da Jung terkesiap kaget.
Polisi mengetuk jendela mobil dan menyapa Woo Jin. Dengan wajah tak berdosa Woo Jin bertanya apakah ia tidak boleh parkir di sini. Polisi berkata mereka menerima laporan ada orang mencurigakan berkeliaran di lingkungan itu. Ia menyarankan afar Woo Jin melanjutkan kencannya di taman. Dengan malu-malu Woo Jin berterima kasih. Dan polisipun pergi,
Woo Jin tahu Jung Bum yang menelepon polisi itu. Ia berkata Jung Bum saat ini pasti sedang tergesa-gesa. Tidak ada respon dari Da Jung. Woo Jin menoleh dan melihat Da Jung diam mematung. Haha…masih sibuk menenangkan debaran jantung ;p
Dua hari sebelum permainan 500 ribu dolar berakhir…
Da Jung mulai bertanya apakah ada gunanya mereka mengintai terus menerus seperti ini. Woo Jin bertanya apa yang Da Jung akan lakukan jika merasa diamati selama 24 jam tiap hari.
“Coba pikirkan. Ia tidak pernah keluar dari rumahnya sejak kita mulai mengintai. Apa yang kita lakukan sekarang adalah menyudutkannya secara psikologis.”
“Tapi uangnya masih di bank,” kata Da Jung. “Apa gunanya?”
“Apa tidak aneh Guru Hyun diam seharian di rumah? Ia melakukan kesalahan fatal. Uang 1 juta dolar itu ada di rumahnya. Benar atau tidaknya akan kita ketahui.”
Saking khawatir uangnya diambil, Jung Bum duduk berjaga di depan kamar sambil memegangi tongkat pemukul hingga ketiduran. Ia terbangun saat bau asap menusuk hidungnya. Rumahnya sudah penuh dengan asap.
Cameramen JVN terbangun dan melihat rumah Jung Bum mengeluarkan asap. Mereka segera mengambil kamera dan pergi untuk mengecek.
Jung Bum membuka jendela agar udara bisa masuk.
“Apa Anda baik-baik saja?” seseorang bertanya.
Jung Bum menoleh dan terkejut saat melihat Woo Jin berdiri di hadapannya. Siapa kau, tanyanya curiga. Woo Jin berkata ia datang untuk membantu karena melihat asap dari luar. Ia pikir telah terjadi kebakaran.
“Beraninya kau masuk rumah orang lain! Keluar!” hardik Jung Bum.
Cameramen muncul di pintu dan berkata ia menemukan alat pembuat asap di dekat kipas. Jung Bum langsung mengarahkan kecurigaanya pada Woo Jin. Ia bertanya apa ini kerjaan Woo Jin.
Woo Jin memperkenalkan dirinya sebagai pembantu Da Jung dalam acara Liar Game. Jung Bum tersenyum angkuh.
“Jadi ia menggunakan kesempatan bantuan? Tidak masalah.”
Woo Jin bertanya apakah Jung Bum akan melindungi sendiri uangnya tanpa bantuan siapapun. Ia bahkan sudah tahu uang itu ada di dalam rumah.
“Apa kau bilang? Uang itu ada di bank.”
“Jika kau menjaga uang itu 24 jam tiap hari di rumah, pasti keluar rumah sangatlah menakutkan. Karena itu kau seharian di rumah.”
“Apa kau sedang mengujiku dengan teori lemah seperti itu?” ejek Jung Bum.
“Bagaimana dengan ini?” Woo Jin melihat ke arah pintu.
Da Jung muncul dengan membawa koper uang di tangan. Jung Bum terkejut dan secara refleks menoleh ke dalam rumah, ke arah kamar tempat uang 1 juta dolar tersimpan di lemari besi. Hal itu tidak lepas dari pengamatan tajam Woo Jin.
Jung Bum berkata tidak mungkin uang itu ada di koper yang dipegang Da Jung. Da Jung membuka kopernya, koper itu memang kosong. Woo Jin berkata tidak sulit mencari koper yang serupa. Sama seperti ketika Jung Bum menipu Da Jung.
Woo Jin berkata Jung Bum sudah mempersiapkan 2 koper serupa yang diisi dengan berat yang menyerupai koper uang asli. Koper Da Jung ia sembunyikan di bagian bawah bagasi mobil, lalu membawa kedua koper palsu ke bank. Setelah itu Jung Bum memperkuat kepercayaan Da Jung dengan menyerahkan kunci kotak penyimpanan pada Da Jung.
“Bagaimana menurutmu? Apa aku salah? Aku bertaruh 1 juta dolar bahwa kau tidak akan pernah mendekati bank (karena uangnya memang tidak di sana).”
Jung Bum tahu tidak ada gunanya menyangkal lagi. Tapi tetap saja meski benar uang itu di rumahnya, Woo Jin tidak akan bisa mengambilnya. Ia hanya harus bertahan hingga waktu permainan usai.
“Uang itu milikku,” katanya serakah.
“Tidakkah terlalu awal menyatakan kemenangan?” tanya Woo Jin.
Ia menghampiri Da Jung dan berdiri di sisinya.
“Aku punya cara untuk menang. Uang 1 juta dolar itu adalah milik kami,” katanya sambil merangkul Da Jung.
Pernyataan Woo Jin rupanya membuat Jung Bum panik juga. Ia merantai lemari besinya dan menghalanginya dengan papan yang nenyilang. Ia tidak akan membiarkan uangnya diambil.
Satu hari sebelum permainan 500 ribu dolar berakhir…
Woo Jin dan Da Jung bertahan di depan rumah Jung Bum. Woo Jin melihat jam tangan yang dikenakan Da Jung. Da Jung menjelaskan bahwa jam itu dibelikan ayahnya sebagai hadiah ulang tahun. Woo Jin meminta jam itu untuk membetulkannya karena terlalu lambat.
Da Jung senyum-senyum melihat kebaikan Woo Jin. Tapi Woo Jin menyuruhnya terus mengawasi Jung Bum.
Da Jung melihat Jung Bum bolak balik ke jendela dengan wajah curiga. Ia berkata Jung Bum semakin aneh. Woo Jin tidak merasa itu aneh. Awalnya Jung Bum sangat percaya diri tapi mulai gugup melihat keyakinan Woo Jin. Dari berpikir tidak mungkin uangnya bisa diambil, lama-lama Jung Bum akan panik dan akhirnya percaya bahwa Woo Jin memiliki cara untuk memenangkannya.
Tapi sesaat kemudian giliran Da Jung yang panik setelah Woo Jin mengatakan bahwa ia sebenarnya belum memiliki cara untuk mendapatkan uangnya. Ia hanya menggertak dan berbohong.
“Berapa lama lagi kita hanya duduk dan mengawasi? Hanya tinggal 1 hari lagi,” kata Da Jung sedikit kesal.
“Maksudmu kau tidak bisa percaya padaku? Bagus jika kau memiliki keraguan. Tapi kau memilih waktu dan orang yang salah untuk diragukan. Kau seharusnya meragukan Guru Hyun sejak awal!” kata Woo Jin sambil keluar dari mobil dengan marah.
Da Jung kebingungan ditinggalkan sendirian. Apalagi setelah ia menerima pesan dari Liar Game bahwa permainan ronde pertama akan berakhir besok.
Jung Bum juga menerima pesan bahwa tepat pukul 5 sore, para pengambil uang akan dikirim pada para peserta. Setelah nomor seri uang tersebut dicocokkan, mereka akan menentukan siapa yang menang dan yang kalah. Rasa percaya dirinya kembali bangkit. Ia yakin Woo Jin hanya menggertak. Ia hanya perlu bertahan 1 hari lagi dan semua uang itu akan menjadi miliknya. Dan malam itu ia tidak tidur menjaga uangnya.
Hari H berakhirnya permainan 500 ribu dolar…
Waktu terus berlalu. Woo Jin tidak juga kembali. Da Jung semakin panik. Ia berusaha menelepon Woo Jin tapi teleponnya tidak bisa tersambung.
Dalam keputusasaannya, Da Jung berlari ke rumah Jung Bum dan terus memencet bel memohon Jung Bum membuka pintu. Ia bahkan meminta maaf karena telah mengawasi rumah Jung Bum beberapa hari ini.
Jung Bum tidak mempedulikan Da Jung. Ia terus melihat jam. 1 menit lagi.
Tepat pukul 5 sore, orang-orang berpakaian rapi dan membawa koper memencet bel rumah Jung Bum. Mereka adalah tim pengambil dari Liar Game. Jung Bum tertawa lega dan membuka pintu pagar untuk mereka.
Da Jung mengambil kesempatan itu untuk masuk dan memohon bantuan Jung Bum untuk membayar sebagian hutang ayahnya. Tapi Jung Bum menepis tangan Da Jung dengan kasar hingga Da Jung terjatuh.
“Apa kau tidak ingat sudah mengancamku untuk mengambil uang ku? Pemuda tampan itu pasti sudah melarikan diri,” ejek Jung Bum.
Lalu ia mengajak tim pengambil uang masuk ke dalam rumah dan membiarkan Da Jung sendirian di halaman.
Jung Bum membuka lemari besinya dan mempersilakan tim pengambil uang mem-verifikasi nomor seri uang di dalamnya. Ia membuka jendela dan melihat Da Jung masih duduk menangis di sana.
“Kau tidak akan mendapat apa-apa dengan berpura-pura baik. Aku sebenarnya dipecat karena menggelapkan uang, bukan pensiun. Selalu seperti itu. Korban adalah orang yang lambat belajar, orang yang merampok yang bertahan hidup. Anakku akan mengetahui orang seperti apa ayahnya begitu acara ini disiarkan. Tapi aku tidak peduli karena semua ini untuknya agar ia bisa menjalani hidup lebih baik.”
Tepat pukul 6 sore, bel pintu rumah Jung Bum kembali berbunyi. Tamu yang datang adalah tim pengambil uang dari acara Liar Game. What?
Jung Bum membuka pintu dan berkata tim sebelumnya sedang memeriksa uang itu. Tim itu heran karena mereka adalah satu-satunya tim yang dikirim Liar Game.
Tim pertama keluar membawa dua koper uang dan meletakkannya di dekat kaki Da Jung.
“Apa yang kalian lakukan?!” seru Guru Hyun kaget,
“Guru Hyun, kau kalah,” kata Woo Jin yang menunggu di dekat rumah.
Rupanya tim pertama adalah orang yang dikirim Woo Jin, dan sudah bisa ditebak salah satunya adalah Dal Goo. Hanya saja karena ia berpakaian sangat rapi dan mengenakan kaca mata hitam maka Da Jung tidak mengenalinya ;p
Woo Jin berkata pada Da Jung bahwa ia adalah pemenangnya. Jung Bum tidak terima. Itu adalah uangnya! Woo Jin bertanya apa Jung Bum belum mengerti juga. Jung Bum baru saja menyerahkan uang 1 juta dolar pada tim palsu. Jung Bum berseru ini tidak sah karena permainan berakhir pukul 5 sore. Lalu ia menyalahkan tim asli Liar Game yang baru datang sekarang.
“Seperti yang sudah kami beritahukan, kami datang tepat pukul 6,” kata tim asli.
“Pukul 6? Kau bilang pukul 5! Aku menerima teleponnya!” protes Jung Bum sambil mengacungkan ponselnya.
Woo Jin berkata ponsel itu sepertinya tidak asing. Ia mengeluarkan ponsel lain yang persis sama. Maka Jung Bum pun menyadari bahwa ponselnya telah ditukar dan ia menerima pemberitahuan palsu.
Woo Jin berkata begitu ia masuk acara ini ia mengamati bahwa semua pemberitahuan dan laporan dilakukan dengan ponsel. Karena itu ia memesan tipe yang sama pada Dal Goo. Selama mengamati Jung Bum, ia melihat bahwa Jung Bum selalu memasang ponselnya pada charger. Karena itu ia menggunakan asap untuk memungkinkannya menukar ponsel Jung Bum. Melalui aplikasi text to speech, ia bisa mengirim pemberitahuan palsu pada Jung Bum.
Tim pengambil uang memastikan bahwa pemenangnya adalah Da Jung. Maka ia berhak mendapat uang sebesar 500 ribu dolar. Mereka menyerahkan 2 koper uang hadiah pada Da Jung. Dal Goo bersorak girang.
Jung Bum terduduk lemas di tanah dan menatap Da Jung dengan memelas. Da Jung sempat kasihan melihatnya tapi ia menguatkan hatinya dan pergi dari rumah itu.
Da Jung berterima kasih pada Woo Jin. Woo Jin membetulkan kembali jam Da Jung. Ia sengaja memajukan jam Da Jung (hingga waktu jam 5 tadi Da Jung mengira memang sudah jam 6 sore) dan memang tidak memberitahunya.
“Begitu kau percaya permainan sudah usai, kau benar-benar menunjukkan keputusasaanmu. Karena itu Guru Hyun percaya diri bahwa memang ia adalah pemenangnya. Apa kau bisa berekspresi seperti itu jika kau sudah tahu kalau sebenarnya ini hanya tipuan?” tanya Woo Jin. Ia memegang kedua bahu Da Jung dan menatapnya lekat-lekat, ”Kau ini tidak bisa berakting, kau tahu? Aku pergi sekarang.”
“Kau mau ke mana?”
“Apa ada lagi? Kau menang dan kau bintangnya. Pemeran pendukung seharusnya pergi,” Woo Jin menoleh pada Dal Goo yang melambaikan tangan.
Da Jung menyerahkan satu koper pada Woo Jin sesuai dengan janjinya. Dan ia juga akan berhenti dari acara ini.
Woo Jin mengangguk dan berjalan pergi.
Yoon Joo yang mengamati sejak tadi menghalangi Woo Jin di tengah jalan dan ingin mewawancarainya. Woo Jin tidak mempedulikannya. Yoon Joo berkata Woo Jin melanggar kontrak jika pergi begitu saja. Dengan santai Woo Jin menyuruh Yoo Joo bicara dengan pengacaranya saja. Dengan uang di tangan, ia bisa dengan mudah mencari pengacara.
Da Jung hendak pergi tapi saat menoleh ia melihat Jung Bum yang masih duduk di taman dengan tatapan kosong. Meski Da Jung berusaha mengabaikannya, tapi Da Jung ya Da Jung. Ia membawa kopernya dan kembali ke rumah Jung Bum. NOOO!!!
Yoon Joo melihatnya dan bertanya-tanya apa yang Da Jung lakukan. Di sebuah van mewah, seseorang juga sedang menyaksikan Da Jung memasuki rumah Jung Bum.
Dal Goo menyusul Woo Jin dan meminta uang ganti untuk sewa mobil dan alat-alat yang diminta Woo Jin, juga sebagai upahnya menjadi pemeran pembantu.
Tapi Woo Jin berkata uang itu akan ia gunakan untuk hal lain. Pada Dal Goo ia menjelaskan bahwa Da Jung tidak tahu kalau sebenarnya Da Jung harus membayar denda jika berhenti di tengah-tengah acara. Dan dendanya adalah setengah dari uang hadiah. Karena itu jika Da Jung menepati janjinya untuk berhenti dari acara itu, ia akan mengembalikan uang yang sekarang dipegangnya pada Da Jung.
“Profesor Ha, meski teman satu selku menghinamu dengan mengatakan kau sangat menjengkelkan dan tidak berperasaan, aku tetap percaya padamu. Di balik mata yang dingin itu ada hati yang hangat berdegup di dalamnya,” puji Dal Goo kagum.
“Di balik mata, ada otak (kepandaian),” Woo Jin membetulkan.
Dua buah mobil melesat mendekati mereka dan berhenti di depan rumah Jung Bum. Beberapa orang turun dari mobil. Dal Goo mengenali mereka sebagai dua kelompok lintah darat yang saling bersaing. Tapi kenapa kedua kelompok itu bekerja bersama saat ini?
Da Jung masuk ke dalam dan melihat Jung Bum menangis di lantai. Dengan memelas Jung Bum bertanya bisakah Da Jung membantunya. Meski hanya sebagian dari uang hadiahnya. Keadaan berbalik sekarang.
Yoon Joo masuk dan melihat mereka berdua. Tapi belum sempat Da Jung menjawab, dua kelompok lintah darat menerobos masuk dan langsung menangkap Jung Bum.
Yoon Joo dan Da Jung terkejut. Asisten Yoon Joo mengajak Yoon Joo keluar dan melapor pada polisi. Tapi Yoon Joo malah menyuruhnya menyalakan kamera dan merekam adegan tersebut.
Woo Jin dan Dal Goo hendak kembali ke rumah Jung Bum. Sebuah van berhenti di dekat mereka. Pintu terbuka dan Do Young meminta Woo Jin masuk ke dalam van-nya.
Mereka menonton kejadian di rumah Jung Bum melalui layar TV di dalam van. Bagaimana para lintah darat itu mengobrak-abrik rumah Jung Bum sementara Da Jung menyaksikan dengan ketakutan. (pengen punya van kaya gituuuu....plus sopir tapinya^^)
“Apakah ini perbuatanmu?” tanya Woo Jin.
“Bagaimana bisa?” jawab Do Young.
Para lintah darat itu menelepon putera Jung Bum. Jung Bum berseru meminta puteranya menutup telepon. Ia tidak ingin puteranya melihatnya dalam keadaan seperti ini. Tapi bagaimana bisa puteranya menutup telepon melihat ayahnya seperti itu? Ia bahkan memperlihatkannya pada ibunya yang sedang bersamanya.
Di depan putera dan isteri Jung Bum, lintah darat itu menyerahkan kontrak yang menyatakan Jung Bum bersedia memberikan organ tubuhnya untuk membayar hutang. Jika Jung Bum memberi cap jempolnya maka para lintah darat itu bebas memperlakukan Jung Bum sesuka hati mereka.
Jung Bum berseru menyuruh puteranya menutup telepon. Lintah darat menyuruh istri Jung Bum segera membayar hutang sebelum mereka menyakiti suaminya.
Sanggupkah Da Jung yang berhati lembut membiarkan hal itu tanpa melakukan apapun? Ngomong-ngomong kenapa dia ngga keluar dan telepon polisi aja ya? Apa karena ngga boleh keluar sama para preman itu?
Do Young berkata ia ada di sini untuk membujuk Woo Jin menjadi peserta Liar Game, bukan sebagai pembantu. Karena sudah tercantum dalam peraturan bahwa pembantu yang mendapatkan hadiah bisa menjadi peserta.
“Aku tidak tertarik. Jika hanya itu yang ingin kaukatakan, biarkan aku pergi.”
“Tunggu sebentar saja. Akan ada adegan menarik. Kenapa kau tidak menonton sisanya?” kata Do Young.
Para lintah darat menekan Jung Bum ke lantai dan memaksanya membubuhkan cap jempol pada kontrak. Sudah bisa diduga, Da Jung tidak tahan melihat semua itu. Ia merebut ponsel dari tangan si lintah darat dan mematikannya.
“Hentikan! Ini sudah keterlaluan!” ujarnya.
“Benarkah? Dunia ini memang keterlaluan. Lihat saja mereka,” tunjuk si lintah darat pada cameramen, “Nyawa seorang manusia terancam di depan mata mereka tapi bukannya menghentikan kami, mereka malah sibuk merekam kami. Apa bedanya dengan kau, Nona? Memangnya kau akan membayarkan hutangnya?”
“Berapa?! Berapa banyak hutangnya hingga kalian melakukan ini padanya?”
“Total 25 ribu dolar.” Persis sama dengan uang yang saat ini dimiliki Da Jung.
Da Jung terdiam. Para lintah darat kembali memaksa Jung Bum membubuhkan cap. Jung Bum berusaha keras bertahan agar jarinya tidak menyentuh kertas. Karena itu sama saja dengan mengesahkan kematiannya. Saat jarinya hampir menyentuh kertas.
“Aku akan berikan uang itu pada kalian,” kata Da Jung akhirnya.
Yoon Joo melirik Da Jung.
Melihat itu, Woo Jin berkata inilah yang diinginkan Do Young. Apa Do Young sudah tahu kalau Da Jung akan memberikan uang itu pada gurunya?
Do Young berkilah ia hanya memberi ide dan pembawa acara. Woo Jin menyerahkan koper yang dibawanya sebagai denda agar Da Jung keluar dari acara itu. Do Young bertanya kenapa Woo Jin yang membayarkan denda Da Jung.
“Bukan urusanmu.”
“Apa karena kau teringat almarhumah ibumu?” tanya Do Young.
Woo Jin tertegun.
“Beliau suka membantu orang lain dan membantu orang lain yang kesusahan tanpa curiga. Bahkan beliau menjadi penjamin mereka. Ibumu ditipu dan terbelit banyak hutang…dan beliau meninggal dunia. Lalu ada Nam Da Jung yang tersudut oleh hutang. Takdir apa ini?”
“Apa yang ingin kaukatakan?”
“Insiden setahun lalu, apa kau membalas dendam? Perusahaan yang kauhancurkan sebenarnya hanya perusahaan samaran. Kudengar CEO-nya meninggal. Apa kau tidak penasaran siapa orang di baliknya?”
Woo Jin mencengkeram jas Da Young. “Apa yang baru saja kaukatakan?”
“Bergabunglah dalam permainan. Jika kau menang, kau akan mengetahui kebenaran di balik kematian ibumu!”
“Berhentilah bicara bertele-tele!”
“Kau akan mengetahui aku berbohong atau tidak dalam waktu singkat, Ha Woo Jin-sshi. Menyelamatkan Nam Da Jung dan membalas dendam untuk ibumu. Mana yang akan kaupilih? Semua tergantung pilihanmu.”
Komentar:
Sudah kuduga Da Jung akan luluh >,<
Hatinya terlalu baik untuk bisa membiarkan Jung Bum begitu saja meski Jung Bum sudah menipunya. Mungkin karena ia juga mengerti bagaimana rasanya dikejar-kejar hutang sehingga ia masih bisa bersimpati. Menariknya, Do Young ternyata juga bisa “membaca” Da Jung. Aku yakin bukan suatu kebetulan para lintah darat itu menemui Jung Bum. Dan Do Young tahu Da Jung akan luluh pada akhirnya.
Mungkin Woo Jin terlalu meremehkan Do Young. Karena bukan hanya menggerakkan situasi agar Da Jung tetap bertahan dalam acara Liar Game, ia juga bisa membuat Woo Jin mengikuti acara tersebut.
Meski Woo Jin belum menjawab, sepertinya ia tidak akan menolak kesepakatan yang ditawarkan Do Young. Ia masuk penjara selama setahun karena sudah menghancurkan sebuah perusahaan demi membalas kematian ibunya. Namun ternyata Do Young mengatakan bahwa perusahaan itu hanya perusahaan samaran dan ada perusahaan/dalang sebenarnya di balik kematian ibu Woo Jin. Bukankah itu artinya ia masuk penjara dengan sia-sia? Kurasa ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk mengungkap siapa yang menyebabkan ibunya terdesak hingga bunuh diri.
Aku suka dengan kemungkinan bergabungnya Woo Jin dalam acara Liar Game karena ingin menyelidiki kematian ibunya, bukan untuk menolong Da Jung lagi. Kurasa alasan itu lebih masuk akal dibandingkan hanya untuk menolong Da Jung.
Meski Lee Sang Yoon sempat menyatakan kemungkinan tidak ada alur romantis dalam drama ini, tetap saja aku tidak bisa mengabaikan chemistry antara Da Jung dan Woo Jin^^ Tapi seandainya pada akhirnya mereka hanya berteman pun, aku sudah puas ;)
Kdrama and Kpop news on Dramafever [klik di sini]
da jung~ssi , hatimu terlalu baik >,<
BalasHapusDibuat penasaran sama drama ini. Awalnya ga tertarik karena "menipunya", tp disisi lain drama ini jadi "membuka mata dan hati" bahwa ternyata banyak diantara kita yg menjadikan kesulitan orang lain sebagai tontonan. Dan seperti di episode pertama yg mengatakan bahwa mungkin kalo orang" pada tau kalo si nenek bawa uang pasti semua mau bantu. Dan ini benar" nyata ada disekitar kita. Atau mungkin kita/saya sendiri. #jadicurhat hahahaha
BalasHapusLiat senyum dan tatapan do young jadi inget jae kyung. Diam" menyeramkan. Banyak misteri sepertinya.
Mba fanny, fighting ! ^^
_sari_
Jadi mirip Jae Kyung yahh Shin Sung Roknya,hahahaha,mmg lbih cocok Shin Sung Rok punya karakter diam misterius plus menyeramkan,semangat mbak lanjutin sinopnya,gomawooo!
BalasHapus-Sharleen-
shin sung rok kejar setoran nih kalo main the kings face...
BalasHapuskayak apa ya wajah ala saeguknya? haha kena karmanya do min joon tuh, dilempar ke joseon setelah tipu sana (you who came) sini (liar game) :P
kalo ngga salah di King's Face dia akan menjadi pembaca wajah-nya ya? cocok sih, karena wajahnya sendiri sulit dibaca XD
HapusKing's face itu diambil dari face readernya lee jong suk bkn ya mb...? Mb fanny ada niat bikin sinopnya gak...? #ngarep hihihi...
HapusPengen liat shin sung rok sama seo in guk pake hanbok...hehe :D
#trie
hahahaha bisa aja tuh mbak fanny, dia di sana dan sini sama aja jadi pembaca orang
Hapusjangan-jangan bakatnya yang terpendam itu sudah dicium para produser jadi dicasting untuk peran seperti ini ^^
untuk trie bantu jawab ya, di blognya mbak dee kutudrama ada artikel lengkapnya kok, ditelusuri saja ya!
tapi yang jelas mereka menyanggah kalo drama tersebut bakal diadaptasi dari face reader, karena tokohnya ganti bukan raja suyang, tapi prince gwanghee :)
sempet dapet petisi juga sih pihak kbs media yang memproduksinya tapi lanjut terus tuh sampe dapet shin sung rok wkwkwkwk
mbak fanny, mbak fanny, mau liat saudaranya jae kyung dong hihihi
tapi happy family time dylu ya mbak :D
Makasih untuk anonim diatas :D
Hapus#trie
ahh,,mbak fanny,,seru banget ni drama,, ditunggu kelanjutannya yah,, thanks mb fanny
BalasHapussemangat mbak...
BalasHapus.mbak ini ngepost nya tiap hr apa yaa...
.biar gk celingukan tyap jam liat blog nyaa :D
.dtggu episod slnjut nyaa...^^
Drama inj tayang setiap senin-selasa. Malam ini baru tayang eps 3. Sinopsis paling cepat hari selasa. Supaya tidak bolak balik bisa follow twitter kami di @nhieshe_iu dan @kdramatized, atau fp kdramatized, atau channel bbm blog nhieshe dan kdramatized. Kami langsung update linknya setiap kami selesai posting :)
BalasHapushehe...bener mba Fanny, Woo Jin - Da Jung ada lah sedikit chemistry nya.
BalasHapustapi ga tau kenapa, setiap Woo Jin sama Da Jung, dalam pikiranku yang nongol malah Jae Rim - Seo Eun. hahaha...korban We Got Married >.<
Oh my... ga trllu suka sma peran wnita yg trlalu innocent... mudah dbegoin.. aigoo.. dunia mmng kjam.
BalasHapus