Moo Gak berhasil menemukan misteri di balik barcode para korban. Barcoce itu menunjukkan ISBN (Nomer Buku Standar Internasional) dengan urutan: buku (978), Korea Selatan (89), perusahaan penerbit (86755), urutan korban, serta digit terakhir yang belum diketahui apa artinya.
Note: Bila dilihat dari urutan buku di rak Jae Hee, digit terakhir selalu berkurang 3. Di Soompi ada yang menduga bahwa digit terakhir ditambah angka 7 lalu diambil digit terakhir dari hasilnya. Contoh: 039 – 046 – 053 - 060. Angka 9+7=16 -- angka 6 untuk digit terakhir korban ke-4, 6+7=13 -- angka 3 untuk digit terakhir korban ke-5, 3+7 = 10 -- angka 0 untuk korban ke-6, yaitu Dokter Chun. Mengingat korban selalu ditemukan pada hari ke-7 maka dugaannya sih lebih kuat ke cara terakhir. Tapi ini masih dugaan yaaaa^^
Tapi ada satu hal yang mengganggu Moo Gak. ISBN biasanya dimulai dari angka 00, bukan 01. Dan di rak buku Jae Hee memang ada buku berISBN 9788986755008. Apakah itu artinya ada korban sebelum profesor yang berkode 01? Jika begitu, artinya pembunuhan ini sudah berlangsung sejak 5 tahun lalu, bukan 4 tahun lalu. Detektif Yeh bertanya-tanya orang seperti apa monster itu.
Yeom Mi berkata pembunuh barcode kemungkinan adalah seorang yang berpendidikan tinggi, berdisiplin tinggi, bertubuh kekar dan kuat karena bisa mengalahkan korbannya dan membawa tubuh mereka. Melihat jejak barcode yang ditinggalkan, pembunuh kemungkinan seorang pria cerdas berpenampilan rapi.
Tentu saja kecurigaan mereka pertama mengarah pada industri penerbitan yang menerbitkan buku. Yeom Mi meminta mereka memeriksa perusahaan penerbit yang ditunjukkan oleh barcode-barcode tersebut.
Jae Hee memasukkan tubuh Dokter Chun ke jok belakang mobil yang diparkir di basement rumahnya. Sepertinya Dokter Chun sudah meninggal dan itu mobilnya Dokter Chun.
Lalu dengan tenang ia kembali ke rumahnya menemui staf perusahaan alat dapur terbaru bernama Nona Hong. Rencananya Jae Hee akan memberikan ulasan mengenai produk dapur terbaru mereka. Tapi saat para staf hendak mengganti kitchen set Jae Hee, Jae Hee diam-diam sengaja menjatuhkan botol kristal dari meja dapurnya.
Nona Hong memarahi stafnya, mengira mereka yang tidak sengaja menjatuhkan botol itu. Lalu ia meminta maaf pada Jae Hee. Jae Hee pura-pura kesal dan menyuruh mereka semua pulang. Ia akan memanggil orang-orang profesional untuk mengurus pergantian kitchen setnya besok.
Hasil penyelidikan menunjukkan ISBN itu mewakili perusahaan penerbit Geumtoil Publishing, yang beroperasi dari tahun 1993-2000. Geumtoil memproduksi bermacam-macam buku namun sudah ditutup. Yeom Mi meminta mereka mencari siapa orang yang pertama kali mendirikan perusahaan tersebut.
Moo Gak berkata satu-satunya benda yang ditinggalkan si pembunuh adalah mayat korban. Tapi pada kasus Ma Ri, si pembunuh membuat kesalahan besar dengan meninggalkan mobil Ma Ri. Mobil itu bisa membantu polisi melacak rute si pembunuh. Yeom Mi setuju, hal yang paling penting saat ini adalah mencari tahu bagaimana mobil itu bisa ada di sana.
Selesai rapat, Inspektur Kang mengajak anak buahnya makan daging panggang bersama. Moo Gak meminta ijin tidak ikut bersama mereka karena ada keperluan lain. Inspektur Kang bertanya apa Moo Gak tidak ikut karena tidak suka daging panggang, mereka bisa pergi ke tempat lain.
Detektif Ki protes karena Inspektur Kang akhir-akhir ini terlalu menyukai Moo Gak. Inspektur Kang menyangkal. Moo Gak cepat-cepat berkata bahwa bukan karena ia tidak suka daging panggang. Sebelum pergi ia menegaskan bahwa ia suka daging panggang (me too!! Ajak-ajak ya kalau mau makan daging panggang^^).
Ternyata ia pergi ke pertunjukkan Grup Katak mencari Cho Rim. Tapi Cho Rim tidak terlihat di panggung. Sebenarnya Cho Rim sedang memegangi papan untuk membantu pertunjukkan seniornya. Papan itu digunakan pemeran untuk gelantungan (seperti Spiderman) sementara Cho Rim harus menahan papan itu agar tidak jatuh.
Cho Rim tidak kuat menahan berat rekannya apalagi tangannya terluka terkena paku dari papan itu. Akhirnya ia jatuh ke depan menimpa papan itu. Penonton terkejut. Untunglah pertunjukkan dapat terus berlangsung.
Cho Rim buru-buru keluar panggung. Moo Gak mengikutinya. Ia melihat Cho Rim dimarahi habis-habisan oleh sunbaenya. Sunbae menuduh Cho Rim sengaja merusak pertunjukkannya karena iri. Cho Rim sampai menangis dituduh seperti itu. Ia berkata ia akan berusaha sebaik-baiknya untuk bisa naik ke atas panggung lain kali.
Moo Gak hendak menyusul Cho Rim tapi berpapasan dengan pemimpin Grup Katak dan Woo Ya. Pemimpin Grup Katak bertanya dengan ketus kenapa Moo Gak ada di sini. Bukankah Moo Gak tidak akan melawak lagi? Moo Gak bingung. Pemimpin grup memberitahu Moo Gak bahwa Cho Rim memberitahunya Moo Gak tidak akan melawak lagi karena alasan pribadi.
Ia berkata sebagai pelawak ia tetap melawak meski dulu kakaknya kehilangan semua harta keluarga akibat ditipu. Itulah hidup seorang komedian. Ia berkata ia kecewa pada Moo Gak.
Woo Ya berkata seharusnya Moo Gak tetap menolong Cho Rim. Ia memberitahu Moo Gak kalau Cho Rim bisa naik ke atas panggung hanya jika melawak bersama Moo Gak. Itulah persyaratan yang diberikan pemimpin grup. Dan karena itu sekarang Cho Rim hanya menjadi tim pendukung dan bukan penampil.
Moo Gak jadi teringat ketika Cho Rim meminjam seragam polisi untuk melawak. Ketika itu Cho Rim berbohong bahwa ia hanya membantu tim pendukung. Cho Rim juga selalu menghindar ketika ditanya kapan mereka akan berlatih melawak.
Cho Rim masih sedih ketika pulang. Moo Gak diam-diam mengikutinya dengan mobil dari belakang. Ia menelepon Cho Rim dan menyuruh Cho Rim memilih angka 1 atau 2.
Cho Rim memilih angka 1. Angka 1 berarti daging pedas, Moo Gak mengajak Cho Rim makan bersamanya. Cho Rim berkata Moo Gak tidak tahu ia sedang ada di mana. Tapi Moo Gak melihat Cho Rim tersandung dan mengomelinya. Cho Rim menyadari saat ini Moo Gak ada di dekatnya hingga tahu ia tersandung.
Ia menoleh dan melihat Moo Gak di dalam mobil. Moo Gak menyuruh Cho Rim naik ke mobilnya. Dengan alasan tak punya teman makan, ia mengajak Cho Rim makan daging super pedas.
Makanan pedas itu membuat Cho Rim bisa menangis tanpa malu. Ia beralasan daging pedas itu yang membuatnya menangis saking pedasnya. Moo Gak tahu Cho Rim memang menangis betulan, tapi tidak mengungkitnya. Ia bahkan tidak mengatakan apapun ketika melihat mobilnya diderek gara-gara parkir sembarangan.
Cho Rim bertanya apa pilihan angka 2. Daging pedas, jawab Moo Gak. Cho Rim bertanya kenapa Moo Gak ingin daging pedas padahal Moo Gak kan tidak bisa merasa apa-apa. Moo Gak balik bertanya kenapa orang-orang window shopping padahal tidak akan beli apa-apa? Cho Rim mengangguk mengerti.
Mereka keluar sambil makan es untuk meredakan rasa pedas. Cho Rim sudah kembali ceria setelah melampiaskan kesedihannya. Ia terkejut saat melihat mobil Moo Gak tidak ada. Moo Gak pura-pura terkejut padahal ia sudah tahu mobilnya tadi diderek.
Dan lagi itu adalah kesempatan untuk mereka berjalan berdua. Moo Gak bertanya kenapa Cho Rim memberitahu bosnya bahwa ia tidak akan melawak lagi. Cho Rim berkata ia merasa Moo Gak sedang mengalami masa yang berat dan tak bisa membuat orang lain tertawa. Saat mereka minum terakhir, ia melihat Moo Gak sangat menderita. Moo Gak berhenti berjalan dan menatap Cho Rim.
“Melawaklah denganku,” tiba-tiba Moo Gak berkata. “Dan lakukan penyelidikan denganku juga. Seperti yang kaubilang, aku bisa melindungimu. Aku tidak akan pernah membahayakanmu saat kau bersamaku.”
Cho Rim tercengang. Saking kagetnya, ia cegukan. Ia buru-buru pamit pulang lebih dulu dan berterima kasih karena Moo Gak menemaninya. Diam-diam ia tersenyum. Begitu juga Moo Gak.
Pukul 10 malam. Jae Hee pergi ke restorannya dengan mobilnya. Lalu ia memasukkan makanan ke dalam oven dan memasang timer (agar menyala 90 menit kemudian atau pukul 11.30). Ia membuat kondisi dapurnya seakan-akan seperti ia pergi terburu-buru saat tengah memasak.
Ia pulang ke rumahnya dengan taksi. Lalu menaikkan mobil Dokter Chun, yang berisi tubuh Dokter Chun di dalamnya, ke dalam truk pengangkut alat-alat dapur yang diparkir di depan rumahnya. Ia mengganti plat nomor truk tersebut dan mengemudikan truk itu.
Pukul 11.50 malam ia tiba di tempat di tempat pemancingan Hwaseong. Ia menurunkan mobil Dokter Chun dari truk, lalu menyiram pakaian Dokter Chun dengan soju dan mengambil kopernya.
Jae Hee tiba-tiba teringat. Saat dikurung dalam ruang putih (seperti Ma Ri), Dokter Chun berulang kali mengatakan kalimat yang sama di depan kamera: seekor ikan mas harus bertemu seorang penyendiri (pertapa). Hmm..apa maksudnya? Jae Hee juga sepertinya tidak mengerti arti perkataan Dokter Chun itu.
Jae Hee naik ke atas truk. Pengemudi sewaan yang meneleponnya karena ia sudah tiba di restoran Jae Hee. Jae Hee memberitahu di mana ia menaruh kunci mobilnya. Pengemudi sewaan itu membawa mobil Jae Hee pergi dari restoran.
Koki restoran Jae Hee melihat mobil Jae Hee meninggalkan tempat parkir dan mengira Jae Hee yang mengemudikannya. Ia menelepon Jae Hee dan bertanya Jae Hee hendak ke mana. Jae Hee berbohong ia harus pulang dulu untuk mengambil bumbu. Ia juga memberitahu koki bahwa ia memasukkan makanan ke oven sekitar 20 menit lalu dan memintanya membalik makanan itu. Ia akan kembali ke restoran satu jam lagi.
Koki sama sekali tidak curiga karena ia melihat oven sudah menyala selama 20 menit lebih seperti yang dikatakan oleh Jae Hee (karena oven disetting oleh Jae Hee untuk menyala pada pukul 11.30). Dapur juga nampak berantakan seperti Jae Hee pergi dengan buru-buru saat sedang memasak.
Pengemudi sewaan memarkir mobil Jae Hee di sebuah tempat peristirahatan tol yang sepi. Jae Hee sudah menunggu di dalam truk. Pengemudi itu menelepon Jae Hee untuk melaporkan bahwa ia sudah sampai. Jae Hee menyuruhnya meninggalkan mobilnya di tempat parkir karena ia baru akan tiba sebentar lagi. Pengemudi sewaan pun pergi.
Jae Hee turun dari truk. Ia membuang ponsel yang ia gunakan untuk menelepon pengemudi sewaan, dan membungkus kartu teleponnya dengan permen karet sebelum membuangnya. Lalu ia naik ke mobilnya dan mengemudi kembali ke restoran.
Ia tiba tepat pukul 12.30, kurang dari sejam seperti yang ia katakan pada kokinya sebelumnya. Koki bergurau bahwa orang-orang akan curiga melihat mereka sibuk tengah malam begini. Jae Hee berkata orang lain tidak boleh tahu. Koki setuju, ia menduga Jae Hee sedang membuat resep rahasia. Jae Hee hanya tersenyum. Sebelum masuk ia kembali bergumam bahwa orang lain tidak boleh tahu.
Jae Hee tidak pulang ke rumahnya lagi dan paginya ia menelepon Nona Hong untuk membatalkan pergantian kitchen setnya. Ia juga meminta Nona Hong mengambil truk perusahaannya sekitar jam 2 siang.
Cho Rim tiba di restoran lebih pagi hari itu karena koki memintanya datang lebih pagi. Anehnya, Jae Hee seperti tidak mengenali Cho Rim. Ia melihat wajah Cho Rim dengan tidak jelas, seperti berbayang dan berubah-ubah. Barulah setelah mendengar suara Cho Rim menyapanya, ia baru tahu kalau itu Cho Rim.
Sambil minum kopi bersama, Jae Hee bertanya apakah Cho Rim merasa ada yang aneh dengannya saat tadi Cho Rim menyapanya. Cho Rim mengakui tadi Jae Hee bersikap sedikit aneh seakan belum pernah melihatnya. Jae Hee mengaku bahwa ia memiliki kesulitan mengenali wajah orang. Sindrom itu dinamakan prosopagnosia (bagi yang menonton Nice Guy pasti pernah mendengar nama penyakit ini karena Ma Ru memberitahu semua orang di perusahaan bahwa Eun Gi menderita prosopagnosia untuk menutupi amnesianya).
Cho Rim bersimpati dan berkata hal itu pasti menyulitkan Jae Hee karena Jae Hee harus bertemu dengan banyak orang. Bisa-bisa banyak orang menganggap Jae Hee sombong dan tidak sopan karena tidak menyapa mereka. Pasti menyebalkan jika salah dimengerti.
Jae Hee berkata Cho Rim bisa membantunya. Yaitu dengan berada di dekatnya dan memberitahunya siapa orang yang mendekatinya. Cho Rim tidak keberatan membantu Jae Hee. Jae Hee berkata itu bukan perintah, jadi Cho Rim tidak perlu terpaksa jika tidak mau melakukannya. Cho Rim yang baik tentu saja dengan senang hati berjanji untuk membantu Jae Hee.
Ae Ri, sahabat Cho Rim, berada di kantor polisi karena dituduh mencuri uang dari kedai tempatnya bekerja. Bosnya menuduhnya karena hanya Ae Ri yang bertugas di kasir kemarin. Ae Ri sakit hati tidak dipercayai bosnya. Ia berkata rekannya, Myeong Ok, juga ada di kedai kemarin. Myeong Ok bertanya kenapa Ae Ri menuduhnya, ia tidak pernah ke kedai Ae Ri.
Moo Gak menyaksikan pemeriksaan itu dari luar ruangan. Cho Rim datang begitu mendengar kabar temannya ditangkap. Moo Gak menjelaskan bahwa Ae Ri tidak ditangkap, hanya ditanyai.
Polisi bertanya apakah Myeong Ok benar-benar tidak ke restoran kemarin. Ae Ri menyuruh Nyeok Ok menjawab itu dengan jujur sambil menatap matanya. Tapi Myeong Ok berkeras ia tidak datang ke kedai tempat Ae Ri bekerja karena kemarin seharian ia jalan-jalan bersama pacarnya di Incheon. Ia memiliki buktinya.
Myeok Ok memperlihatkan foto-foto kencannya pada polisi. Cho Rim mengamati Myeong Ok dan berkata Myeong Ok berbohong. Ia menjelaskan pada Moo Gak bahwa saat orang berbohong, temperatur tubuh akan meningkat dan aroma tubuh di sekitar mata dan tangan akan semakin kuat. Itulah yang ia lihat dari Myeong Ok.
Polisi melihat foto-foto itu dan melihat foto-foto itu memang diunggah kemarin. Jadi termasuk bukti yang pasti. Bos Ae Ri menanyai Ae Ri di mana uangnya. Ae Ri menangis. Ia memang miskin tapi ia tidak pernah berpikir untuk mencari. Ia tidak bersalah.
Cho Rim kasihan melihat sahabatnya. Polisi untuk sementara memperbolehkan mereka pulang tapi Ae Ri tidak boleh jauh-jauh dan harus menerima telepon.
Ae Ri curhat pada Cho Rim bahwa Myeong Ok memposting semuanya di akun SNS. Akibatnya semua orang mempercayai Myeong Ok dan tidak mempercayainya. Ia merasa benar-benar jadi korban.
Cho Rim menanyakan ID akun SNS Myeong Ok. Ia melihat foto-foto itu. Moo Gak yang sejak tadi mondar-mandir di belakang mereka, ikut melongokkan kepalanya melihat foto-foto itu. Menurutnya alibi Myeong Ok cukup kuat meski bukan bukti langsung. Dan Ae Ri bisa ditahan dengan bukti itu.
Tapi Cho Rim yakin Myeong Ok sudah berbohong. Moo Gak berkata mereka harus mematahkan alibi Myeong Ok. Membuktikan bahwa alibinya palsu.
Detektif Choi pasti percaya padaku, kan? Tanya Ae Ri penuh harap. Belum sempat menjawab malah borogl Moo Gak yang jatuh, membuat Ae Ri takut. Moo Gak berkata ia percaya pada Ae Ri.
Cho Rim bertekad mematahkan alibi Myeong Ok. Tapi untuk itu mereka membutuhkan bantuan polisi. Ae Ri langsung menatap Moo Gak dengan tatapan memohon. Moo Gak beralasan ia sibuk dengan kasus lain. Tapi ia tidak berdaya ketika Cho Rim juga menatapnya. Bukan dengan tatapan memohon tapi memaksa hahaha XD
Maka Cho Rim dan Moo Gak pergi ke Incheon mengikuti jejak Myeong Ok dalam foto itu. Cho Rim bahkan membuat foto mereka di tempat yang sama dengan Myeong Ok. Ia yakin jika mereka membandingkan foto mereka dengan foto Myeong Ok maka suatu saat akan terlihat kesalahannya.
Meski memasang tampang cuek dan terpaksa, Moo Gak ikut saja ketika Cho Rim mengajaknya selfie. Ia bahkan menekankan bahwa mereka harus berpose persis sama. Itu namanya penyelidikan lapangan.
Kata-kata itu menjadi senjata makan tuan ketika Cho Rim memaksa Moo Gak berpose persis seperti kekasih Myeong Ok. Mengangkat satu kaki dan dagunya dipegangi Cho Rim. Cho Rim juga melarangnya menambah porsi makanan karena di foto Myeong Ok hanya ada dua mangkuk jajjangmyun. Kasihan Moo Gak.
Moo Gak membalas tidak memperbolehkan Cho Rim ke toilet karena jeda waktunya akan berbeda dengan Myeong Ok. Cho Rim hanya bisa pasrah sambil memegangi perutnya. Kasihan Cho Rim ;p
Mereka terus berfoto mengikuti jejak Myeong Ok. Mereka juga naik wahana piring putar. Aww…Moo Gak memeluk Cho Rim agar tidak terlalu terguncang^^
Saat menaiki kereta mereka melihat sejauh ini alibi Myeong Ok terbukti. Cho Rim kecewa karena ia begitu yakin Myeon Ok berbohong. Moo Gak menyarankan agar mereka kembali dan meminta polisi yang menangani kasus ini untuk memeriksanya kembali. Tapi Cho Rim berkata Ae Ri adalah satu-satunya temannya yang mendampinginya pada masa SMA di saat semua anak lain mengolok-oloknya karena matanya yang seperti monster. Karena itu ia sangat ingin membantu Ae Ri sekarang. Moo Gak mengangguk.
Cho Rim melihat foto berikutnya lalu terdiam. Moo Gak bertanya apa foto berikutnya tapi Cho Rim tidak mau memperlihatkannya. Moo Gak merebut ponsel Cho Rim dan tertegun. Foto kiss.
Moo Gak akhirnya mengusulkan untuk membuat foto itu. Mereka harus meniru semuanya sama persis, tak boleh pilih-pilih. Tak mau kalah, Cho Rim setuju untuk melakukannya.
Moo Gak terkejut. Mereka akan melakukannya? Ia akan benar-benar melakukannya. Tapi ia berhenti saat dekat dengan wajah Cho Rim. Kenapa, apa kau takut sekarang? Tantang Cho Rim. Lebih baik Moo Gak lompat saja dari kereta.
Tidak ada yang takut, Moo Gak membela diri. Kalau begitu lakukan! Tantang Cho Rim lagi. Ayo kita lakukan! Ujar Moo Gak. Tiba-tiba kereta berguncang sedikit. Kissss! Lah fotonya??? >,<
Tak berani menatap Moo Gak, Cho Rim berkata tadi hanya untuk penyelidikan lapangan. Moo Gak cepat-cepat setuju. Meski ia harus pura-pura push-up untuk menutupi debar jantungnya, sementara Cho Rim mengipasi wajahnya yang tiba-tiba terasa panas.
Tempat terakhir adalah kedai kari tapi mereka berdua tidak bisa menemukannya meski sudah berulang kali mengelilingin jalan itu, yang ada adalah toko sepatu.
Cho Rim yang memakai sepatu hak tinggi mulai merasa kakinya sakit. Moo Gak mengomel karena Cho Rim memakai sepatu hak tinggi. Ia mengusulkan agar Cho Rim berganti sepatu. Cho Rim tertawa mengira Moo Gak hendak bertukar sepatu dengannya.
Moo Gak memutar kepala Cho Rim ke arah toko sepatu di belakang mereka. Mereka masuk ke toko tersebut. Moo Gak sedang melihat sepatu ketika pemilik toko mengusulkan agar Cho Rim meminta pendapat kekasihnya alias Moo Gak. Cho Rim berkata Moo Gak bukan kekasihnya. Tuing….Moo Gak melempar sepatu di tangannya XD
Cho Rim melihat sekeliling dan melihat aroma kari dari dinding toko itu. Setelah menanyakan pada pemilik toko ternyata toko sepatu ini baru dibuka seminggu yang lalu. Sebelumnya toko ini toko kari. Pemilik toko juga memiliki foto kedai kari yang sama persis dengan foto Myeong Ok.
Mereka kembali ke kantor polisi dan menunjukkan foto tersebut sebagai bukti. Bagaimana bisa Myeong Ok ada di kedai kari kemarin padahal sudah seminggu kedai itu menjadi toko sepatu. Artinya foto-foto itu bukan foto baru.
Myeong Ok pun akhirnya mengaku ia yang mencuri uangnya dan ditangkap. Bos Ae Ri meminta maaf tapi Ae Ri memecatnya sebagai bos. Ia berhenti karena tidak mau bos yang mudah meragukan pegawainya.
Sebagai tanda terima kasih ia memberi Cho Rim dan Moo Gak dua voucher restoran tempat daging panggang. Moo Gak mengajaknya ikut tapi Ae Ri berkata ia harus mencari bos baru. Ia pergi sambil mengedipkan matanya pada Cho Rim. Ia sengaja pergi agar Cho Rim bisa makan berdua dengan Moo Gak. Didiskon lagi^^
Moo Gak bertanya apa Cho Rim mau pergi makan daging panggang. Hanya jika kau makan 5 butir telur rebus lebih dulu sebelum makan daging, jawab Cho Rim.
Mereka pergi ke tempat parkir. Moo Gak berhenti saat melihat sebuah mobil hitam yang dikenalnya. Mobil Dokter Chun. Lho kok mobilnya ada di kantor polisi? Kenapa dipindah ya?
Moo Gak menghampiri mobil itu dan melihat Dokter Chun duduk di jok belakang. Ia membuka pintu, tubuh Dokter Chun terkulai lemas. Cho Rim tertegun ketakutan. Moo Gak menyuruhnya membalikkan badan agar tidak melihat.
Moo Gak memeriksa nadi Dokter Chun dan menyadari Dokter Chun sudah mati. Ia berteriak Dokter Chun tidak boleh mati begitu saja setelah membunuh adiknya dan banyak orang. Satu-satunya cara untuk Dokter Chun mati adalah ia yang membunuhnya. Cho Rim shock mendengar kata-kata Moo Gak. Dokter Chun pembunuh berantai itu?
Polisi memeriksa mobil Dokter Chun. Moo Gak memberitahu rekan-rekannya bahwa ada bau alkohol menyengat ketika ia membuka pintu mobil. Mereka sudah mengamankan rekaman CCTV tempat parkir kantor polisi dan memastikan bahwa mobil itu memang milik Dokter Chun.
Detektif Yeh menduga Dokter Chun bunuh diri karena tidak kuat dengan tekanan pemeriksaan polisi. Tapi Detektif Ki berkata Dokter Chun telah dibunuh. Tubuh Dokter Chun begitu tegak di kursi belakang mobilnya sendiri, pasti ada orang lain yang mengemudikan mobilnya ke sini.
Mereka semua terkejut ketika petugas pemeriksa menemukan irisan berbentuk barcode di tangan Dokter Chun. Yeom Mi segera memerintahkan agar tanda barcode itu diperiksa. Tersangka mereka telah menjadi korban.
Cho Rim belum pulang. Ia mendekati Moo Gak dan bertanya apakah adik Moo Gak dibunuh pembunuh berantai itu. Meski ia tidak tahu apakah ia bisa membantu atau tidak, ia akan melihat Dokter Chun untuk melihat aromanya.
Moo Gak berkata Cho Rim tidak perlu melakukan itu. Tidak apa-apa, kata Cho Rim. Ia bisa melakukannya. Ia memperhatikan aroma yang keluar dari tubuh Dokter Chun. Ia melihat aroma alkohol tapi juga ada aroma yang belum pernah dilihatnya sama sekali. Ia bertanya-tanya aroma apakah itu.
Dari rekaman CCTV kantor polisi, terlihat mobil Dokter Chun masuk pukul 2.17 siang lalu diparkir di basement. Terlihat seorang pria keluar dari mobil Dokter Chun dan meninggalkannya di sana. Pemeriksaan sidik jari menunjukkan pria itu bernama Park Seok Ki dan memiliki catatan kriminal. Inspektur Kang memerintahkan agar Park ditangkap sekarang juga.
Detektif Ki menyamar menjadi pengantar makanan. Tapi Park langsung tahu kalau Ki adalah detektif. Ia bahkan dengan tenang memberitahu Detektif Ki bahwa kemarin ia diperintahkan mengantar sebuah mobil ke sana.
Detektif Yeh dan Ki membawa Park ke tempat pemancingan di mana ia mengambil Dokter Chun dari sana. Jadi pada pukul 12.30 kemarin, seseorang menelepon Park mencari pengemudi sewaan. Lalu Park membawa mobil itu ke kantor polisi sekitar pukul 1 siang. Park berkata ia mencium bau alkohol yang sangat kuat saat membuka pintu mobil. Ia mengira Dokter Chun tidur saking mabuknya.
Detektif Ki mendapat laporan bahwa nomor telepon orang yang menyewa Park adalah nomor palsu sekali pakai. Detektif Yeh berkata mereka harus mencari tahu kapan mobil itu diparkir di tempat pemancingan ini. Park mengusulkan agar mereka menanyai ahjumma pemilik kedai dekat tempat itu.
Ahjumma itu langsung mengenali mobil Dokter Chun ketika Detektif Yeh memperlihatkan fotonya. Ia berkata mobil itu diparkir di sana sejak 2 malam yang lalu.
Ia ingat pada jam 11 malam, seperti biasanya ia berjalan pulang melewati jalan itu. Namun mobil itu belum ada. Karena dompetnya tertinggal, ahjumma itu kembali ke kedainya dan melihat mobil itu sudah ada di sana. Ia sangat ingat karena mobil itu menutupi tanpa masuk pemancingan.
Dari keterangan ahjumma, diketahui ahjumma pertama kali melihat mobil itu sekitar pukul 11.45 malam. Kesimpulannya, mobil itu tiba di tempat pemancingan di antara pukul 11 – 12 malam.
Jae Hee tak bisa berhenti memikirkan kata-kata Dokter Chun yang diucapkan berulang-ulang dalam ruang putih itu. Seekor ikan mas harus bertemu seorang pertapa.
Cho Rim bersiap pulang dari pekerjaan sambilannya di restoran Jae Hee. Sebelum pulang ia mengucapkan belasungkawa pada Jae Hee. Jae Hee memasang wajah sedih dan menyuruh Cho Rim pulang.
Moo Gak masuk. Jae Hee kembali terlihat bingung karena sulit mengenali wajah Moo Gak. Di matanya wajah Moo Gak terus berubah-ubah. Cho Rim cepat-cepat memanggil nama Moo Gak. Jae Hee bangkit berdiri menyapa Moo Gak.
Moo Gak berkata ada beberapa pertanyaan yang ingin ia tanyakan. Cho Rim pun pamit pulang. Jae Hee mempersilakan Moo Gak menanyakan apapun.
Moo Gak bertanya di mana Jae Hee pada hari Sabtu malam antara jam 11-12 malam. Jae Hee menjawab ia ada di restoran bersama kokinya.
Koki mengkonfirmasi jawaban Jae Hee. Ia berkata pada pukul 11.50 ia melihat mobil Jae Hee meninggalkan tempat parkir untuk pulang mengambil bumbu. Moo Gak bertanya apa koki melihat Jae Hee. Dengan yakin koki menjawab ia melihat Jae Hee bahkan meneleponnya. Dan Jae Hee kembali ke restoran pukul 12. 30.
Moo Gak berkata Jae Hee membutuhkan waktu 40 menit untuk bolak-balik rumah dan restonya. Koki mengakui biasanya membutuhkan waktu lebih lama, tapi karena sudah sangat larut dan jalanan kosong maka Jae Hee sampai lebih cepat.
Moo Gak bertanya apa yang mereka lakukan setelah Jae Hee kembali. Koki berkata mereka mengerjakan resep rahasia dan melatih masakan yang akan dipertunjukkan Jae Hee pada sebuah acara TV. Mereka begadang semalaman. Jae Hee menambahkan bahwa paginya Cho Rim datang lebih awal dan mereka minum kopi bersama.
Moo Gak berterima kasih atas kerja sama mereka lalu pergi melaporkannya pada Yeom Mi. Mereka menemui jalan buntu karena alibi Jae Hee benar-benar kuat.
Jae Hee membakar semua dokumen yang ada di tas Dokter Chun. Di antaranya ada surat jual beli rumah dan tiket pesawat Dokter Chun. Sementara Moo Gak bertanya-tanya apa yang ingin dikatakan Dokter Chun padanya malam itu.
Moo Gak pergi ke klinik Dokter Chun. Perawat memberinya kartu nama tempat kontainer berisi barang-barang Dokter Chun disimpan. Tadinya barang-barang itu akan dikirim ke luar negeri mengikuti Dokter Chun.
Moo Gak menuju tempat penyimpanan kontainer itu. Di tengah jalan Cho Rim meneleponnya. Apa, tanya Moo Gak saat menjawab telepon. Cho Rim protes Moo Gaks eharusnya tidak menjawab telepon seperti itu.
Apa? Tanya Moo Gak lagi. Cho Rim menyuruh Moo Gak memilih angka 1 atau 2. Angka 1. Kimbap tuna, kata Cho Rim. Ia bertanya kapan Moo Gak selesai bekerja. Ia akan membawakan kimbap tuna. Moo Gak berkata Cho Rim tidak perlu datang jika hanya membawa sedikit. Tapi ia menambahkan bahwa 1 jam lagi ia akan kembali. Mereka berjanji akan bertemu di taman.
Tapi apa pilihan nomor 2? Kimbap tuna. Yee…Cho Rim balas dendam.
Astagaa…bukan hanya Moo Gak yang hendak ke kontainer Dokter Chun. Jae Hee juga ke sana dan tiba lebih dulu. Ia masuk (mungkin dengan kunci yang ia temukan dari tas Dokter Chun) dan mengambil dua buah buku: Golden Fish (karya Le Clezio) dan The Hermit (karya Eugene Ionesco). Ikan mas dan si pertapa. Ia mengantungi dua buku itu di jaketnya.
Moo Gak menemukan kontainer Dokter Chun tepat setelah Jae Hee mengunci kontainer itu dan berjalan beberapa langkah. Jae Hee pura-pura hendak membuka kontainer di dekat kontainer Dokter Chun.
Moo Gak sempat menerima telepon Detektif Ki dan memberitahu kalau ia akan segera kembali. Jae Hee baru tahu kalau itu Moo Gak karena Moo Gak menyebutkan namanya saat menerima telepon itu. Ia berjalan melewati Moo Gak tepat saat Moo Gak membuka pintu kontainer.
Moo Gak memeriksa barang Dokter Chun tapi tidak menemukan ada yang aneh. Saat hendak keluar ia melihat sebuah kabel bergoyang, tandanya ada orang yang masuk sebelum dirinya. Ia teringat pria yang lewat dibelakangnya.
Moo Gak berlari keluar mengejar pria itu. Ketika ia melihat berkeliling tiiba-tiba Jae Hee menubruknya lalu berjalan pergi. Entah apakah Moo Gak melihat wajah Jae Hee atau tidak karena Jae Hee mengenakan pakaian hitam-hitam dan bertudung hitam. Kejadian itu begitu cepat.
Moo Gak tertegun. Ia memegangi perutnya. Darah mengucur dengan deras. Moo Gak tersungkur. Ia sempat melihat sosok penubruknya berjalan menjauh lalu matanya terpejam. Moo Gak memang tidak bisa merasakan rasa sakit tapi darahnya keluar banyak.
Cho Rim menanti di taman sendirian…
Komentar:
Aaarggh….tidaaaak!! Moo Gak tidak akan mati secepat ini sih tapi tetap saja >,< Di kdrama itu kalau ada acara kencan pasti ujungnya ada insiden buruk deh ;p
Jae Hee benar-benar pembunuh yang jenius dan rapi. Ia sudah merencanakan segala sesuatunya. Sama sekali tidak kelihatan panik. Apakah Cho Rim akan bisa mendeteksi jika suatu saat Jae Hee berbohong? Seandainya saja koki Jae Hee datang lebih cepat 1-2 menit, ia akan bisa melihat kalau yang membawa mobil Jae Hee bukanlah Jae Hee. Yah, namanya juga drama hehe^^
Pesan Dokter Chun membuat penasaran. Buku Golden Fish menurut Wikipedia menceritakan kisah seorang gadis Arab yang hidupnya penuh petualangan. Sementara The Hermit adalah novel yang menceritakan seorang pria pegawai rendahan penyendiri yang menjadi kaya karena mendapat warisan, lalu menghabiskan seluruh waktunya mengamati dan menyelidiki kondisi manusia. Hmm…apakah itu artinya Cho Rim dan Jae Hee? Lalu kenapa Dokter Chun mengatakannya?
Satu lagi yang mengejutkan adalah bahwa Jae Hee ternyata mengidap prosopagnosia. Ini menjelaskan mengapa ia bisa salah membunuh Eun Seol adik Moo Gak. Ia sebenarnya tidak tahu seperti apa wajah Cho Rim. Ia hanya mengenali orang dari namanya. Jadi selama Cho Rim tidak ketahuan kalau ia adalah Eun Seol, maka Cho Rim aman.
Mungkinkah kondisi prosopagnosianya ini yang mendorong Jae Hee membunuh orang? Karena ia tidak mengenali wajah orang maka ia sulit memiliki keterkaitan emosi dengan mereka dan menjadi penyendiri? Tapi tetap saja belum menjelaskan mengapa ia membunuh satu tahun sekali dan mengapa ia mengurung mereka lebih dulu selama 6 hari. Untuk mengamati dan meneliti mereka?
Terlepas dari banyaknya tanda tanya yang masih bermunculan, episode ini menyenangkan dengan kencan dadakan Moo Gak dan Cho Rim. Ekspresi Moo Gak lucu...antara jaim tapi seneng^^
masih belum ngerti dgn arti barcode nya
BalasHapus:|
Ikut berbunga bunga juga liat acara kencan tiruan Morim couple yg berakhir dg kiss gak sengaja (atau sengaja???)
BalasHapusHadeuh bak fanny....ngebut yah????dan...akibatnya, kita yg senang, bisa cepat2 baca sinop^^ gumapshimnida ....padahal saya baru nonton t pagi...
Yah yah yah..bisa jd jae hee salah mengenali Eun sol...akibat penykitnya itu.., to masih banyak spekulasi...
Kan biasanya psikopat itu membunuh dg rapi gak meninggalkan bukti dan terncana bgt, krn itu mmg tujuan mereka biasanya....menarik perhatian polisi...kan mereka itu sakit..sakit jiwa!
Sayang bgt dr chun sdh berakhir d ep7 (poor dr chun)
Tp suratnya dr chun ada gak yah di buku yg diambil jae hee?
Mogak mmg gak bakalan mati secepat ini sih....seharusnya.tp kesian cho rim nunggu sendirian d tmn......'_'
Lg enak baca tiba2 (moo gak bertubrukan dgn jae hee. Ia memegangi perutnya, darah mengucur dgn deras) dan saya jadi tahan nafas, diem dulu, baca lagi, ga percaya, baca lagi. Dan ternyata moo gak beneran kena pisau. Hiks kasihaaann. Keep fighting mba dan thanks sinopnya.
BalasHapusOst part 5 Punya MC the Max.....bagussssssssss, sukses bikin kita kesiaaan bgt ke chorim, mogak ketusuk jae hee....uri NGM juahat, nusuk2 bang Uchun ~~~ kalo ada link buat download mohon fi share yah bak fanny.....
BalasHapusGumapshimnida jeongmal kamsaishimnida.....
Link donlod apa mbk nur?
Hapusaah jd itu alasan knp jaehee membunuh adik moogak 😣 jaehee beneran psikopat hiks..
BalasHapusEnding. Episode nya mogak ketusuk pisau ....n chorim nunggu mogak d taman .jadi tambah Penasaran .....
BalasHapusTeriak2 dlm hati nonton episode ini... kl moogak mati, yg melindungi chorim siapa :''''
BalasHapusDan aku rasa lagiii, kalo misal jaehee ketemu sm anak perempuan yg namanya choi eun seol lg,dia ga segan2 utk bunuh. Psikopat gt....
Arggghhh.. geregetan sm jaehee!!!
Jaehee... ganteng2 kok psycho?
Yg lbh gregetan lagi...gaada preview next episode! Kan jd makin penasaran... T^T
udah nonton tp belum ngerti jg maksud jalan ceritanya. tp skrg tambah faham stlh baca sinopnya. gumawo min, hebat nh dramanya baru tayang kmrn malem hari ini udah nongol sinopnya. salut deh pokoknya. fighting trs ya min sampe kelar. ^_^
BalasHapusmakasih sinopnya...belum lihat baca sinopnya dulu..
BalasHapusMoo Gak cute..
Gomawo mbaaa cpt bgt bikin sinopsis nyaa,, apa kabar mo gak ya gmn khawatir nya chorim yaa, ga sabaarr nunggu episode 8.. hehe, Waahh setiap sinopsis yg di tunggu pasti komennya, jadi tmbh penasaran terus, gomawo mba, fighting
BalasHapusAndweeeee moo gak :'( jae hee ganteng3 bener2 psikopat yaa:( tapi akting Nam Goong Min emang bener2 kereen^^ liat karakternya Jae Hee jd inget Lee Jae Kyung yg di My Love From The Stars yaa. Ganteng2 mengerikan:((. Btw aku uda ikutin recapnya mba fanny uda lama loh tp aku cuma silent reader karena aku gabisa komen di hp-_- salam kenal ya mba^^
BalasHapusCoba pake chrome kl me bs komen dihp..
HapusAku buka blog, baca , sama komen semuanya dari hp dita....dulu ketika masih gak tau aku pake anymous, tp makin kesini bisa pakai akun google kita, dan kalo BB (kayak aku) yah tergantung paket nya...betul kata putri...
HapusBiasanya dibawa. Tempat buat nulisin komen tu (kalo hp aku yah) ada tempat mau ngirimin dg nama apa gitu amymous ayau akun tertentu....kalo aku tinggalbpilih dulu, tp mesti masuk dasbor goole bentar, trus balik ke blog yg mau komen udah...tertulis deh...misalnya dita elvira (google).gt....trus publish...and wait...ampe approvel ato publishing, gitu...semoga bs bantu...
Thankyu very2x kamsa bak fanny,nputri....
whoaaa mba fanny ngebut banget.. Udh baca kmrn tp baru bs komen skrg hihi makasih banyak. eps ini byk penjelasannya dan pasti lbh susah bikin sinopnya, makasih ya mba, ada tambahan ttg golden fish and hermit nya pula, aaa sukaa ^^
BalasHapusmugak so sweet bgt. sengaja ngajak makan pedes biar chorim bs nangis sepuasnya. kdg perempuan cuma perlu ditemenin atau didenger pas sedih, dan itu lbh dr cukup.. sampe mobilnya di derek pun pura2 gatau hihi. gentleman bgt lah mugak.
daaaan eps ini serem amat yak hahaha beneran deh chef aktingnya keren mana musiknya juga bikin degdegan abis. serem banget psycho serem beneran. pffft
tapi ga nyangka juga sama kencan dan accidentally kiss nya hahahaha murim cucok abis.
avshhagjk mugak ditusuk aaaargh. shock. shock. shock. mugak pasti idup tapi tetep heart breaking liatnya. khawatir bgt.
eps 8 makin seru nih. oops. ttp semangat ya mba mbaaa ^^
Halo Pecinta Korea:)
BalasHapusPerkenalkan, saya Dewi dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi music dn filem menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Moo Gak mati? Gak mungkin..
BalasHapusmbak fanny nih kalo komen seing banget ngomenin kebiasaannya drama, seperti udah pakarnya hahahaha (iya dong, kan kdramatized udah berapa tahun :P thank you mbak fanny)
BalasHapusbtw dari motifnya lebih suka ini ketimbang hajima
kenapa selalu dibandingin dengan hajima ya karena ini drama penggantinya hajima yang sama-sama pake chaebol/orang mampu, kriminal, plus polisi tentunya
cuma yang bikin beda ya kecerdikan polisi dan ceritanya #eh
dua drama itu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing dan saya lebih suka bagaimana barcode itu dikaitkan dengan isbn buku...
di antara semua barang yang memiliki barcode, buku seperti simbol termanis yang tidak pernah terlintas di pikiran saya
berbeda dengan produk kemasan lain yang biasanya kita jumpai di toko perbelanjaan (maklum yang suka belanja, pikirannya barcode pasti langsung nyambung ke belanjaan^^)
dari sini saja saya cukup impressed dengan si pembawa cerita karena dia mungkin juga penyuka buku hihihi
saya pun jadi nyambung kenapa dr chun menyampaikan pesan dengan buku juga (awwwww >.<), serta kenapa eun sol yang dibunuh (bukannya cho rim)
selain pertanyaan mbak fanny, saya juga bertanya-tanya mengapa eun sol dibunuh langsung dengan memutus pembuluh darah di lehernya? tidak seperti korban lain yang saya tahu
dan apakah eun sol benar-benar tidak punya tanda barcode? bisa saja penonton hanya tidak diperlihatkan kalau moo gak memeriksanya...
aaaaaah, drama ini masih panjang :)
btw, kenapa kondisi prosopagnosia itu ga terpikir ya jadi alasannya si pembunuh bisa salah target?padahal kan dokter tampan ma ru udah bilang dari dulu kalo dia punya kondisi yang sama LOL
untung aja eun sol dulu cuma tercekat, ga bisa ngomong apa-apa waktu jae hee di depannya, kalau sampai jae hee ngenalin suaranya...hem, kayaknya drama ini nggak nyampai 16 episode *sembunyi