Oska menegaskan bahwa ia tidak akan menyerahkan Ra-im pada Joo-won, dan ia tidak peduli walau Joo-won membiarkannya dalam sel. Seul sakit hati mendengarnya, air mata menggenang di pelupuk matanya. Oska menatapnya. Seul langsung meninggalkan tempat itu tanpa berkata apapun. Joo-wonim menyadarinya, “alasanmu mengatakan hal ini ….”
“Maafkan aku,” kata Oska, “ apa kau terkejut? Aku minta maaf. Kupikir dia (Seul) sedih. Dan kuharap dia menangis sampai tidak bisa membuka matanya atau mandi atau pergi tidur. Kuharap akhirnya ia menjadi buruk rupa.” Oska tersenyum pahit.
“Jadi kau menggunakan aku.” sahut Joo-wonim. Oska tidak menyanggahnya bahkan meminta bantuan karena akan terus melakukannya untuk beberapa kali. “Mengapa aku harus membantumu?” tanya Joo-wonim.
“Dia mencampakku dengan sangat buruk. Suatu hari dia tiba-tiba muncul dan memprovokasiku. Aku ingin memperpanjang perselisihan ini selama aku bisa. Agar ia tidak pergi kemanapun.”
Joo-wonim menyadari keseriusan perasaan Oska pada Seul. Ra-imwon juga.
Oska memecah keheningan dengan menyuruh Ra-imwon mengeluarkannya dari situ. Ia berkata akan membantu [Ra-im] bila ia bersedia membantunya. Ia mengetahui apa yang dipikirkan Joo-won. Joo-wonim bertanya sinis apa yang dia (Joo-won) pikirkan dan apa tujuannya.
Oska bertanya,”Apa dia tidak mengatakan tentang the little mermaid?”
Giliran Joo-wonim yang kaget, ia menoleh untuk melihat reaksi Ra-imwon. Ra-imwon hanya memalingkan kepalanya dengan sedih, ia tidak mau melihat Joo-wonim.
“Dia adalah pria yang bisa membuat trauma, seseorang yang berpikir the little mermaid adalah kisah cinta terbaik kedua di dunia. Jika dia memutuskan hubungan denganmu, aku akan menolongmu membalasnya,” lanjut Oska. Hmmm yang nomer satunya apa ya?
Joo-wonim melirik Oska kesal. Ra-imwon memandang Oska dan berkata, “Baik, bantu aku.” Joo-wonim memandang Ra-imwon tak percaya. Ra-imwon mengeluarkan Oska dari sel.
Sementara itu kembali di golf resort, Seul mengingat ketika ia masih bersama Oska. Mereka main golf bersama sepasang teman lain dan seorang pria teman mereka yang tampaknya juga menyukai Seul. Pria itu berusaha bersaing dengan Oska dalam golf namun percuma, Seul hanya melihat Oska. Ia sangat cemburu melihat kemesraan Seul dan Oska. Ketika Seul keluar dari kamar ganti, pria itu menahannya dan memaksa Seul ikut dengannya ke luar negeri. Seul menolak dan menegaskan ia hanya menyukai Oska dan Oska mencintainya. Pria itu berusaha menggoyahkan kepercayaan Seul pada Oska tapi Seul tidak tergoyahkan.
Oska, Ra-imwon, dan Joo-wonim keluar dari kantor polisi. Petugas polisi menyerahkan kunci mobil yang langsung disambar Joo-wonim. Oska langsung mengepit kepala Ra-im dan memarahinya karena telah melaporkannya. Ra-imwon meminta tolong pada Joo-wonim. Dengan ketus Joo-wonim mejawab, bukankah kalian akan saling membantu, lalu ia pergi memeriksa mobilnya. Oska terus mengepit kepala Ra-imwon erat-erat membuat Ra-imwon kesulitan dan akhirnya mengelitiki pinggang Oska.
Ia berhasil lepas dari kepitan Oska namun karena Oska kehilangan keseimbangan akhirnya menjadi :
Mata Joo-wonim terbelalak, demikian juga dengan Oska. Keduanya langsung meludah. Sementar Ra-imwon malah tersipu-sipu malu. Ia menyentuh bibirnya sambil tersenyum dan mengetukkan ujung kakinya. Oska ngeri melihat tingkah laku saudaranya, ia cepat-cepat meninggalkan Ra-imwon, walau Ra-imwon menawarkan pergi bersama. “Jangan dekat-dekat denganku! Pergi! Nn. Ra-im tahan dia.”
Oska berlari pergi. Ra-imwon berteriak menjelaskan ciuman itu hanya kecelakaan. Joo-wonim mendekatinya dengan marah, kecelakaan? Apa itu benar kecelakaan? Ia mencuci mulut Ra-imwon dengan air. “Apa yang kau lakukan dengan mulutku? Bersihkan itu! Sekarang! Katakan padaku, kau melakukannya dengan sengaja bukan?”
Ra-imwon mengancam Joo-wonim agar berhenti bicara dan mengemudi saja. Joo-wonim terus memarahinya tentang bagaimana Ra-imwon telah merendahkan nilai bibirnya merusak sejarahnya.
Oska berusaha untuk mencari taksi tapi tidak ada taksi yang mau mengantarnya karena ia tidak mempunyai uang. Oska berusaha menunjukkan dirinya dengan menyanyi lagunya yang terpopuler, tapi tetap saja para pengemudi taksi itu tidak mengenalinya bahkan menyebutnya gila dan tancap gas.
Joo-wonim dan Ra-imwon melihatnya namun Joo-wonim malah meninggalkan Oska sementara Oska langsung menutup mulutnya begitu melihat Joo-wonim. Ra-imwon dan Joo-wonim tiba di golf resort.
Kilasan ajaib, mereka dalam tubuh masing-masing:
Ra-im membanting pintu mobil dengan kesal, Joo-won protes. Ra-im mengatakan akan menjemput Oska dan ia bahakn telah berjanji pada manager Choi. Joo-wonim bingung mengapa Ra-im harus menepati janji itu, wanita yang aneh. Apa kau menyukai Choi Woo-young sebagai seorang pria? Ra-im menjawab, aku tidak akan menyukainya jika ia(Oska) wanita. “Jangan mencoba menghindar,” sahut Joo-won. “Lalu kenapa kalau aku menyukainya. Apa kau cemburu?” tanya Ra-im.
“Cemburu?! Ah aku bisa gila, kau pikir aku kekanak-kanakkan? Dalam pikiranmu, kau berharap aku cemburu. Mengapa wanita selalu seperti itu? Tentu saja, pria sepertiku seharusnya senang jika wanita cemburu. Kau akan merasa memiliki seluruh dunia.”
Ra-im menertawakannya, “yang benar saja. Aku harus membuatmu sadar. “
“Baiklah, begini saja, aku akan cemburu, jadi lupakan mengenai Choi woo-young. Dia bukan keluargamu juga bukan mantan pacarmu jadi mengapa kau begitu mengkhawatirkannya?”
“Aku adalah fan-nya.”
“Itu saja?”
“Itu saja? Ketika aku selesai syuting, dan membawa perban dan koyo penahan rasa sakit, dan kemudian pulang ke rumah. Waktu aku diabaikan sebagai seorang stuntwoman dan baru lulus dari SMU, dan tumbuh tanpa orang tua. Ketika aku harus selalu mengatakan “Aku minta maaf”. Ketika aku mendengar seorang senior yang selalu tersenyum ceria tidak dapat berjalan lagi. Juga ketika ayahku meninggal dunia. Setiap saat segala hal tak terduga terjadi padaku, lagu-lagu Oska menjadi penawar rasa sakit bagiku. Ini adalah untuk pertama kalinya aku lega kita tertukar. Karena aku dapat menolong Oska.”
Joo-won tidak tersentuh, ia malah marah, “Apapun alasannya kau melangkah terlalu jauh. Aku akan membuatmu menyesal berpikir bahwa pertukaran kita adalah sebuah kelegaan. Tunggu dan lihat!”
“Apa yang akan kaulakukan?” teriak Ra-im kesal.
Oska tiba diantar petugas polisi. Kilas balik selesai. Kembali tertukar.
Oska masih ngeri melihat Ra-imwon. Ra-imwon tanya mengapa ia diantar polisi. Oska memarahi Ra-imwon karena meninggalkannya dan membiarkannya. Apa kau menganggap dirimu keluarga?
Joo-wonim memotong bahwa idenya lah untuk meninggalkan Oska di sana. Iya, sahut Ra-imwon cepat, dia memaksaku meninggalkanmu. “Benarkah itu Nn. Ra-im?” tanya Oska, “Mengapa?”
“Kau pikir apa alasannya? Aku benar-benar tidak menyukaimu, Choi Woo-young.” Oska terperangah, Ra-imwon berteriak kesal “Hei!”
Joo-wonim tidak terpengaruh ia malah melanjutkan, Kau pikir kau seorang idola? Kau terlalu tua untuk bersikap seperti idola. Maka kau seharusnya bersikap sepatutnya. Bagaimanapun kau mencuri mobil adikmu. Apalagi gaya rambutmu. Bahkan ibuku tidak melakukannya.” Oska malu mendengarnya. Ra-imwon kesal sekali.
“Kudengar kau mengambil foto-foto panas bersama Park Chae-rin, menjijikkan.” Joo-wonim bergidik. Oska marah pada Ra-imwon mengira ia yang membocorkannya. Joo-wonim melanjutkan bahwa sudut foto-foto itu benar-benar diambil tepat waktu. “Ada Yoon-seul di sana, aku harus memperlihatkan padanya juga.”
Oska menjadi panic dan memohon pada Joo-wonim agar tidak melakukannya. Seul mendekati mereka, tidak menyangka mereka akan berkunjung ke resort. Joo-wonim menjawab, penggila wanita ini meninggalkan tasnya di sini , sementara Oska memberi isyarat agar ia berhenti bicara.
Seul mengundang mereka menginap karena resort itu miliknya. Ra-imwon cemberut, mereka (orang kaya) selalu mengatakan ini miliknya, itu miliknya.
Joo-wonim meminta maaf dan mengatakan ia banyak pekerjaan. Ra-imwon mengambil kesempatan itu untuk menyuruhnya pergi duluan karena ia sedang tidak buru-buru, ia akan tinggal dan pulang nanti. Joo-wonim dan Oska terkejut.
“Kau mengatakan kau akan berdua di sini? Kau dan Seul?” seru Oska. “Itu bagus sekali. “ kata Seul, “kalau begitu kalian berdua berhati-hatilah dalam perjalanan pulang.”
Seul mendekati Ra-imwon dan mengajaknya melihat matahari terbenam, sepertinya biasa dilakukannya bersama Oska dulu. Lalu ia menggandeng lengan Ra-imwon. Oska melihat semua itu dengan kesal. Joo-wonim juga.
“Daripada berkaitan lengan, bukankan wanita lebih menyukai pria yang menggenggam tangan mereka?” kata Ra-imwon, lalu ia mengambil tangan Seul dan menggenggamnya erat. “Seperti ini, merasakan suhu tubuh masing-masing.” Joo-wonim kesal sekali. Oska juga. Ra-imwon menggandeng Seul pergi. Joo-wonim dan Oska cepat mengejar mereka. Oska menarik Seul pergi.
Joo-wonim bertanya apa yang dilakukan Ra-imwon. Kau memulainya duluan, sahut Ra-imwon, perbuatanmu lebih buruk, aku juga akan membuatmu menyesali pikiranmu bahwa pertukaran tubuh kita adalah suatu hal yang melegakan.
Sementara itu Oska memarahi Seul, mengapa kau bertindak sejauh ini. Seul balik bertanya, mengapa kau kemari, seperti kau masih merindukanku saja. Kau sepertinya memiliki kenangan indah di sini, apa kenangan indah kita? Oska membantahnya, dan mengatakan ia tidak peduli dengan apa yang Seul dan Joo-won lakukan tapi mengapa harus memperlihatkan itu padanya.
Seul menjawab mulai saat ini, hal seperti itu akan sering terjadi, apa kau akan terus seperti ini. Oska menegaskan Joo-won adalah sepupunya. Seul membalas Oska, yang mengatakan tidak akan menyerahkan Gil Ra-im, tidak berhak mengatakan hal seperti itu. Oska mengatakan Joo-won adalah adik laki-lakinya. Seul mengatakan Gil Ra-im mungkin saja kekasih Joo-won. Oska bertanya kalau begitu apa yang kau akan lakukan dengan pria yang punya kekasih? Tidak apa, jawab Seul tenang, aku sudah berpengalaman dengan pria playboy. Oska terdiam.
Akhirnya ia mengatakan, “Joo-won tidak tertarik padamu.” Mungkin Oska ingin menghindari Seul terluka. “Sungguh kekanakan, aku juga tidak tertarik pada Kim Joo-won. Aku hanya tertarik pada latar belakangnya.”
“Mengapa kau seperti ini? Apa aku memutuskanmu? Tidak seperti itu, kau yang memutuskanku!”
Seul menjawab dingin, “Apa kau yakin aku yang mencampakkanmu?” Kilas balik: pada malam setelah mereka bermain golf, Oska berbincang-bincang dengan pria yang menyukai Seul (namanya Jun Hyuk). Jun Hyuk mengatakan hal-hal buruk tentang Seul, menyebutnya seorang yang liar dan tidur dengan banyak pria, lalu Jun Hyuk mengejek Oska apakah Oska benar-benar serius dengan wanita seperti itu. Oska yang ingin menjaga harga dirinya, menyanggah dengan mengatakan, aku tidak mungkin serius dengan wanita seperti itu. Seul hanyalah sampingan saja. Sayangnya Seul mendengar semua itu dari balik pembatas. Ia terhenyak mendengar kata-kata Oska, dan langsung terpuruk.
Kembali ke masa kini, Oska bingung karena Seul mengatakan Oska yang pertama kali memutuskannya. Seingat Oska, Seul yang menolak lamarannya dan pergi studi ke luar negeri bersama pria lain. Iya memang, jawab Seul, aku dulu merasa sangat cantik dan naïf. Menurutmu dulu aku bagaimana? Siapakah aku bagimu pada masa itu? “Apa kau tidak tahu?” tanya Oska,” Apa kau tidak ingat apa yang kukatakan saat aku melamarmu?” “Itu tidak terdengar tulus,” jawab Seul, “Aku lebih percaya apa yang orang bicarakan di belakangku daripada apa yang mereka katakan di hadapanku.” Oska mengatakan ia tidak akan melanjutkan MV, bagus kata Seul, aku juga berpikir demikian. Sekarang setelah aku dekat dengan Joo-won aku tidak perlu menggunakan MV sebagai alasan untuk mendekatinya. Oska hanya diam.
Gemeeees deh sama kesalahpahaman dua orang ini, dunia akan lebih baik dan bahagia hanya dengan kejujuran dan keterbukaan hati serta mau memaafkan. Well, inti semuanya adalah kasih.
Seul mendekati Joo-wonim yang sedang melihat pemandangan di balkon. Seul menanyakan siapa yang sebenarnya Ra-im kejar, kau selalu muncul di manapun. Sudah pasti Kim Joo-won, jawab Joo-wonim. ‘Great! Kalau begitu bisakah kau menyingkir dari Choi Woo-young?” kata Seul. Joo-wonim mengejek pemilihan kata Seul yang buruk dan mengatakan Seul tidak lebih berkelas dari Gil Ra-im, membuat Seul bingung. Ra-imwon menemui mereka dan melanjutkan menggoda Seul untuk membuat Joo-wonim kesal. Ra-imwon menempelkan tangannya di pipi Seul, membuat Seul kaget. Joo-wonim protes. Seul menempelkan tangannya pada pipi Ra-imwon unutk membalas perkataan Joo-wonim. Ra-imwon terkejut dan tersenyum kecut. Sementara itu Joo-wonim berteriak-teriak protes.
Mereka berempat makan malam bersama. Ra-imwon dan Oska memanggang bermacam makanan sementara Seul dan Joo-wonim menunggu. Seul berpandangan kesal dengan Oska, sementara Joo-wonim berpandangan kesal dengan Joo-wonim. Seul mengatakan pria yang bisa memasak membuatnya tertarik, dan meneruskan bukan Oska yang membuatnya tertarik tapi Joo-won. Joo-won mengatakan kalau begitu datanglah ke rumahku, aku akan memasak untukmu, tapi datanglah larut malam agar kau bisa menginap. Oska dan Joo-wonim bergumam kesal.
Keduanya terus saling merayu sampai Oska tak tahan lagi dan memelototi Ra-imwon. Ra-imwon merasa bersalah dan mejilat bibirnya. Oska dan Joo-wonim langsung “hoooek!” Oska menarik Ra-imwon pergi, “Ikuti aku!” “Mau ke mana?” “Kita harus menggosok sampai dilahirkan kembali. Terutama bagian ini!” Oska menepuk bibir Ra-imwon. Oska membawa Ra-imwon pergi.
Seul mengatakan pada Joo-wonim mereka (Oska dan Ra-imwon) pasti akan sauna. “Sauna!” “Apa kau juga mau sauna denganku?” “Apa kau pikir aku g…! Eh, kalau kau menginginkannya.” Dasar Joo-won ini memanfaatkan kesempatan.
Di tempat sauna, Oska terus menggosok bibirnya. Ra-imwon menyusul dengan tubuh dililiti handuk (seperti wanita). Oska melihatnya dengan bingung dan memarahinya. Ra-imwon menurunkan handuknya sebatas pinggang lalu akan melangkah masuk air. Oska memarahinya lagi dan menyuruhnya masuk kolam lain.
Ra-imwon menurut sambil terus menjilati bibirnya membuat Oska kesal. “Aku saja yang pergi!” katanya sambil bangkir berdiri. Ra-imwon kontak berteriak “AAAAA!” dan menutup mulutnya, terbelalak memandang tubuh Oska haha. “Ada apa?” tanya Oska, lalu ia mengerti, “Aku berolah raga sedikit,” katanya memamerkan otot-otot lengannya, yang sebenarnya tidak kekar hehehe… Ra-imwon pun pingsan.
Seul memamerkan tubuhnya pada Joo-wonim di ruang sauna. “Apa kakiku terlalu panjang, pantas saja orang bilang aku seperti boneka. Tubuhku sejauh ini berbeda dengan kenyataan sehingga orang-orang kecewa.”
Kim Sa-rang (pemeran Seul) adalah Miss Korea tahun 2000. Ia juga mewakili Korea dalam kompetisi Miss Universe 2001 dan memenangkan penghargaan Kostum Nasional terbaik, di mana mengenakan sebuah hanbok.
“Aku bisa bersimpati denganmu. Penampilan sempurna, proporsi sempurna, menarik. Aku bosan mendengar orang-orang mengatakan hal itu. Tapi Nn. Yoon-seul, semua itu dibeli (dioperasi) bukan?” “Ini semua otot,” kata Joo-wonim bangga memamerkan lengannya, “Aku keren sekali. Ah, ini memang agak pendek.” katanya sambil mengamati kakinya sendiri (kaki Ra-im). Seul bengong melihatnya.
Ra-imwon termenung sendiri di taman setelah makan malam sambil memegang botol minuman. Joo-wonim menghampirinya.
Kilas ajaib, mereka dalam tubuh masing-masing.
Joo-won memarahi Ra-im yang meminum langsung dari botol. Sama saja, kata Ra-im, baik dari botol maupun gelas sama-sama memabukkan. Ra-im menyorongkan botolnya pada Joo-won. Dan Joo-won meminumnya dengan…..sedotan, ha. Joo-won bertanya apakah sauna menyenangkan. Ra-im menjawab, 36-24-34, bagaimana rasanya mandi di samping tubuh tipe idealmu. “Aku sudah lama mengganti wanita tipe idealku….menjadi seorang wanita yang tidak dapat mengikuti kontes kecantikan.” Jawab Joo-won. Ra-im tersenyum, bukannya tidak bisa tapi tidak mengikuti. Iya, timpal Joo-won, karena kau jelek dan hitam. Ra-im langsung menyeringai sebal. Ra-im menyuruh Joo-won tidur, mengapa ia di sini. “Aku akan tidur, aku biasanya tidak peduli apakah seseorang memiliki sesuatu atau tidak, tapi aku penasaran mengapa kau tidak memiliki apa yang orang lain miliki, “ kata Joo-won. Ra-im menjawab, “Banyak hal yang tidak kumiliki. Apa yang kau maksudkan. Uang? Rumah?”
“Keluarga, “jawab Joo-won serius. Ra-im menatap Joo-won lalu menceritakan ibunya meninggal tak lama setelah ia lahir. Ayah mengatakan mata dan senyumku mirip ibu. Ayahku seorang pemadam kebakaran, dia meninggal ketika menyelamatkan orang saat aku berumur 17 tahun. Ayah adalah seorang pemberani dan keren yang menyelamatkan banyak orang.
“Lalu siapa yang membesarkanmu?”
“Aku tumbuh sendiri, sebagai tetangga yang sangat miskin dan terasing.”
“Darimana biayanya?”
“Dari pemerintah.”
“Semua uang pajakku mengalir padamu kalau begitu.”
“Apa kau menyesalinya?”
“Aku seharusnya membayar lebih jika aku tahu aku membesarkanmu.”
Ra-im tersentuh, “Kau tidak terlihat terlalu buruk jika seperti ini.” “Sudah kukatakan aku tidak (buruk).”
Akhir dari kilas ajaib. Mereka dalam tubuh tertukar.
Keesokan harinya Seul berteriak kaget karena ia bangun di samping Ra-imwon.
Oska juga berteriak kaget karena bangun di samping Joo-wonim. Ia meminta maaf pada Joo-wonim yang terbangun.
Oska berlari keluar dan bertemu dengan Seul. Mereka berdua bingung tak tahu harus bagaimana. Lalu Ra-imwon keluar dari kamar Seul. Oska marah dan bertanya mengapa ia keluar dari kamar Seul. Seul juga kaget melihat Joo-wonim di tempat tidur Oska. Oska buru-buru menjelaskan, ia juga tidak tahu mnegapa seperti ini.
Sementara itu Manager Choi mencari Oska karena lagu album barunya bocor di internet.Oska tidak menjawab bahkan mengeluarkan baterai handphonenya. Manager Choi sangat kesal, ditambah lagi reaksi dunia maya yang keras terhadap Oska akibat kebocoran ini. Manager Choi mendapat ide dan menelepon Seul yang mengiyakan bahwa ia bersama Oska. Seul juga terkejut ketika diberitahu kebocoran lagu judul utama album terbaru Oska. Oska yang mendengarnya langsung merebut telepon.
Oska memerintahkan Manager Choi untuk mencari dan menangkap pelaku upload lagu tersebut, lalu memblog semua blog, situs yang memuat lagu tersebut. Ia lalu mengatakan lagu tiu bukan miliknya dan ia tahu pelakunya. Seul yang mendengarnya kget, kau tahu itu bukan lagumu tapi kau membuat MV? Oska tidak menjawab, ia bergegas pergi, Seul mengejarnya dan meminjamkan kunci mobil pada Ra-imwon. Joo-wonim kesal karena Oska akan menggunakan mobilnya lagi tapi Ra-imwon menahannya dan menyita handphonenya kali ini.
Oska bingung Seul ikut masuk ke dalam mobil dan menyuruhnya keluar. Seul tidak mau karena ini menyangkut karirnya juga. Sementara itu Jong-soo meng-sms Ra-imwon menanyakan akah ia sudah membaca skenarionya, ia sudah memasukkan aplikasinya dan [Ra-im] harus mempersiapkan diri. Ra-imwon kaget dan bertanya pada Joo-wonim mengenai hai itu. “Apa kau mendapat scenario “Dark Blood” dari sutradara? Di manakah itu?” “Skenario yang menyebutkan tentang melompat keluar dari mobil sementara sebuah truk melaju ke arahmu?” “Benarkah ada adegan seperti itu? Pasti menyenangkan,” Ra-imwon tersenyum senang, “Aku benar-benar ingin melakukannya.”
“Kadang-kadang aku bingung bagaimana kau menggunakan tubuhmu karena kau ber IQ rendah. Bagaimana kau bisa melakukannya karena kau sekarang seorang presdir department store.”
“Ah, benar juga. Tapi kau seorang stuntwoman.”
“Apa?!”
“Aku menunggu adegan seperti itu setahun setengah lamanya. Kesempatan seperti ini jarang terjadi. Mungkin kesempatan sekali seumur hidup.”
“Lalu kenapa? Kau ingin aku ikut audisi?”
“Ya.”
“Aku bisa gila. Aku menggunakan otakku sebanyak kau menggunakan tubuhmu. Bagaimana aku bisa ikut audisi?”
“Itu adalah tubuhku. Kau bisa belajar, aku akan mengajarimu. Jika kau dilatih, kau akan cepat menguasainya.”
“Katakan sesuatu yang masuk akal. Akan ada kesempatan lain. Hidup itu panjang.” Joo-wonim mengambil kunci mobil dan berjalan pergi. Ra-imwon mengejarnya dan berusaha mengancamnya tentang departemen store tapi Joo-wonim tak peduli.
Di mobil , Seul memandangi Oska. Oska mengatakan tidak perlu memandanginya seperti itu dan tidak perlu menghiburnya. Seul menyanggahnya, dengan sedih ia mengatakan ini pertama kalinya ia duduk di samping Oska di mobil. Di masa lalu ia bahkan tidak bermimpi untuk masuk ke mobilnya. Mengingat itu Seul menjadi marah, apa istimewanya mobil itu hingga ia tidak dapat masuk ke dalamnya. Jangan mengatakan bahwa itu untuk melindunginya, Oska hanya melindungi dirinya sendiri. Oska tak tahan mendengar semua itu. Ia meminggirkan mobilnya dan menyuruh Seul keluar. Ia mengatakan ia akan menelepon Joo-won unutk menjemput Seul. Saat ini ia tidak dapat mengemudi dengan baik, ia tidak yakin dapat mengantar Seul dengan selamat ke Seoul. Seul turun dari mobil dengan perasaan campur aduk
Oska menemukan Tae-sun yang sedang berpamitan pada ibu kostnya. Tae-sun mengatakan ia akan meninggalkan Korea. Oska yang mendengarnya menuduhnya telah membocorkan lagunya. Sun menyangkalnya dan mengatakan seharusnya Oska mencarinya dari kalangannya sendiri. Biasanya orang dalam yang melakukannya. Oska tak percaya dan menarik Sun. Sun memperingatkan ia akan malu jika tuduhannya tak terbukti. Oska menjawab, tak masalah, ia sudah sering dipermalukan.
Oska membawa Sun ke rumahnya dan menghadapkannya pada Manager Choi. Saat Oska menjelaskan bahwa Sun menemukan MP3 playernya yang berisi semua lagunya, polisi mengabarkan bahwa mereka menemukan alamat IP penyebarnya. Mengejutkan, ternyata itu merupakan alamat kantor Seul. Sun mengejek mengatakan Oska pasti punya banyak musuh. Oska bergegas keluar namun memerintahkan Manager Choi untuk tetap menahan Sun.
Joo-wonim membeli banyak pakaian di departemen storenya. Ra-imwon memprotes, kita seharusnya berlatih untuk audisi dan menemui sutradara Im. Tidak, kata Joo-wonim, aku berjanji menemuinya besok. Ra-imwon bertanya mengapa kau membeli begitu banyak pakaian wanita di departemen storemu sendiri bukankah nanti akan muncul gossip. Joo-wonim menjawab, untuk apa ia menghabiskan uang sebanyak itu di dept.store orang lain. Ia menambahkan tidak dapat mengenakan pakaian [Ra-im] walau hidupnya bergantung pada itu. Para pegawai toko bingung melihat semua itu.
Ra-imwon mengambil sebuah baju, “Jadi kau akan mengenakan pakaian ini? Aku?” Pakaian yang dibeli adalah pakaian ketika Ra-im muncul dalam imajinasi Joo-won menjadi seorang wanita dewasa yang sexy.
“Aku suka pakaian ini. Banyak lubangnya sehingga orang dapat melihat tubuhku.” Ia mengeluarkan dompet dari saku jas Ra-imwon. Lalu membayar dengan kartu kredit. Ra-imwon mengambil kembali kartu itu setelah tahu berapa harga pakaian-pakaian itu. Dan mengomentari dengan uang sebanyak itu, kau bisa menyewa sebuah rumah. Joo-wonim dengan enteng mengatakan bahwa bukan dia [Ra-im] yang mengenakannya jadi jangan berlebihan. Saat kita tertukar kembali, aku akan mengambilnya. Joow-onim menyuruh Ra-imwon menandatangani bukti pemakaian kartu kredit. Ra-imwon tidak mau melakukannya. Joo-wonim memandangnya kesal, sementar pegawai toko berbisik-bisik.
Dilihat dari orang lain, [Ra-im] menjadi seorang wanita tak tahu malu yang minta dibayarkan oleh [Joo-won]. Hal ini membuat [Ra-im] terlihat buruk di mata orang lain.
Akhirnya Joo-wonim yang menandatanganinya. Hal ini sampai ke telinga Direktur Park yang heran mengapa [Joo-won] tampaknya tunduk pada wanita [Ra-im] itu. Direktur Park pikir Ra-im memiliki sesuatu yang penting. Ia menarik kesimpulan seorang pria tunduk pada wanita jika wanita itu hamil. Ia senang karena berpikir skandal ini akan menjatuhkan Joo-won.
Ibu Joo-won juga mencari keterangan dari pegawai di rumah Joo-won. Pegawai itu mengatakan akhir-akhir ini Joo-won bertingkah aneh. Dia memasak untuk dirinya sendiri, dia membalas salam para pegawai bahkan mendahului memberi salam. Dia mencuci tangan pakaian dalamnya dan menjemurnya di teras. Cukup, kata ibu Joo-won, lalu ia bertanya tentang wanita itu (Ra-im). Pegawai bilang Ra-im tidak datang lagi tapi terlihat di rumah Oska bersama Joo-won dan Manager Choi. Lalu Joo-won bersama Ra-im pergi dan belum kembali sampai saat ini. “Mereka menginap bersama?!” Ia segera menyuruh sekretarisnya menelepon Ra-im.
Pada saat yang sama Joo-wonim keluar dari toko mengenakan jaket bling bling favoritnya. “Apa kau yakin akan memakainya?” tanya Ra-imwon. “Tentu saja, ini pakaian sempurna, hanya saja mereka tidak punya ukurannya,” jawab Joo-wonim santai. “Mengapa kau melakukannya? Ini memalukan. Apa itu pakaian yang dapat kita kenakan bersama? Aku akan membunuh penjahit iItalia itu!”
Telepon Ra-imwon berdering. Ia mengangkatnya. Ibu Joo-won heran mengapa [Joo-won] yang mengangkat teleponnya dan memarahinya. Ra-imwon bingung tidak tahu apa yang harus ia katakan. Ibu Joo-won ingin berbicara dengan [Ra-im]. Ra-imwon menyerahkan telepon itu pada Joo-wonim. Ibu Joo-won ingin bertemu dengan [Ra-im] sekarang juga. Tentu saja yang menemuinya adalah Joo-wonim.
Ibu Joo-won mengatakan bukankah ia sudah bilang tidak mau bertemu dengannya lagi. Joo-wonim meledek, bukankah kau yang mencariku duluan. Ibu Joo-wonim bertambah kesal. “Sekarang kau sudah mendapat mobil dan pakaian, aku akan memberimu apa yang selama ini kauinginkan.” Ibu Joo-won mengeluarkan amplop berisi uang. “Ini! Walau kau lulusan SMU kau pasti tahu apa artinya ini, ambil dan jauhi Joo-won! Beri cap ibu jari!.” Ibu Joo-won mengeluarkan semacam surat pernyataan yang menyatakan bersedia untuk menjauhi Joo-won. “Atau….”
“…kau akan menyiramku dengan air,”timpal Joo-wonim. “Kau pikir aku tidak bisa?” “Ok, biar kulihat uangnya dulu.” Joo-wonim melihat uang dalam amplop dan meledek jumlahnya, apa kau akan membayarku bulanan? Ibu Joo-won tak percaya itu. Joo-wonim cepat-cepat menarik gelas air di hadapan ibu Joo-won sebelum ia sempat mengambilnya. “Tapi, apa kau pernah melakukannya pada orang lain selain aku?” tanya Joo-wonim pada ibunya. “Kau pikir tidak pernah?” tanya ibu Joo-won. Joo-wonim sepertinya menyadari sesuatu.
Ia mendatangi Dr. Lee dan meminta konsultasi dengannya. Dr. Lee mengenalinya sebagai gadis yang dibawa Joo-won ke rumah sakit waktu itu. Dr. Lee menanyaka masalah apa yang bisa ia bantu. Joo-wonim bercerita baru-baru ini ia sering menemui pria kaya dan ibunya baru saja menemuinya dan memberikan sejumlah uang. “Apa kau tahu apa itu artinya? Setelah menerima uang, putuslah dengannya. Apa kau sudah memeperkirakan hal itu?” Tanya Joo-wonim.
Dr. Lee menjawab,” Kau menemui ibu Joo-won? Ia masih melakukannya?” Joo-wonim tampaknya terkejut mendengar ucapan Dr. Lee. “Teruskan bicara,” kata Dr. Lee. “Jika aku terus menemuinya, apa yang akan terjadi?” tanya Joo-wonim.
“Kau akan merasa kau sendirian di dunia ini. Jangan teruskan dengannya. Ia tidak akan melindungimu. Tidak ada alasan baginya untuk melindungi seorang wanita biasa.” Joo-wonim terhenyak mendengar hal itu.
Sepertinya Joo-won tidak mengetahui selama ini ibunya menjauhkan wanita di sampingnya dengan cara seperti itu. Mungkin salah satunya adalah Dr. Lee, yang awalnya mencoba bertahan namun gagal karena Joo-won tidak bisa melindunginya.
Oska mencari Seul di kantornya namun Seul tidak ada dan tidak dapat dihubungi karena handphonenya dimatikan.
Ra-imwon kebingungan di kantornya karena para direktur akan meminta tanda tangannya. Ketika para direktur masuk ia cepat berdiri dan memberi hormat. Para direktur kaget. Ra-imwon mencoba menawarkan kopi, tapi Direktur Park menolak minum kopi pada waktu kerja. Joo-wonim meng-sms Ra-imwon: “Apa ini yang terbaik? Apa kau yakin? Tanyakan ini dan jangan tanda tangani apapun.”
Ra-imwon bingung. Ia bersikap sangat sopan pada Direktur Park membuat Direktur Park bertanya-tanya strategi apa yang tengah dimainkan [Joo-won]. Direktur Park menyerah pekerjaan yang ditinggalkan Joo-won ketika ke Jeju dan mengatakan sudah mneyelesaikan semuanya. “Semuanya?” tanya Ra-imwon. “Jika kau masuk kerja, aku tidak perlu melakukannya.” Sembur Direktur Park. “ Aku minta maaf. Aku akan kerja tepat waktu.” Ra-imwon membungkuk memberi hormat. Semua orang ternganga, bahkan Sekretaris Kim sampai bergidik. Direktur Park melunak, “Aku tidak bermaksud menyalahkanmu. Untuk menebusnya, rencana akan datang untuk proyek Je Cheon , perlukah aku…?” Sekretaris Kim menggelengkan kepalanya memberi isyarat pada Ra-imwon.
“Tidak usah, aku akan mengurusnya.” Kata Ra-imwon hati-hati. “Kalau begitu sebaiknya kau cepat tanda tangani,” kata Sekretaris Kim. Dengan ragu-ragu Ra-imwon menandatanganinya. Setelah rapat selesai, Direktur Park bingung dengan perilaku [Joo-won] yang mendadak sopan. Asistennya berteriak melihat tanda tangan Ra-imwon. “Ada apa?” “T-t-tanda tangannya berubah!” “Apa? Apa ini?” Tanda tangan Joo-won versi ra-imwon berhiaskan tanda hati. “Mengapa ia mengubahnya? Aku baru saja berhasil meniru tanda tangannya!” Tak lama Ra-imwon bersama Sekretaris Kim berjalan melewati mereka. Ra-imwon mengatakan,” Aku belum sempat mengatakan ini sebelumnya.” “Ada apa?” “Suaramu keren sekali….” Haha, Direktur Park dan asistennya tak habis pikir , mengapa Joo-won berubah.
Sekretaris Kim juga bertanya pada Ra-imwon, “Akhir-akhir ini ada apa? Apa kau sakit? Apa kepalamu sakit sekali?” Ra-imwon memandangnya dan balik bertanya, “Presdir seperti apa aku ini? Aku sering marah pada pegawai dan bersikap arogan, bukan? Karena aku punya masalah sikap.” “Aku tidak pernah berkata demikian, aku tidak mengatakan apa-apa mengenai itu!” Sekretaris Kim ketakutan. “Jika kau melakukannya, aku akan menaikkan gajimu.” sahut Ra-imwon tersenyum.
Mereka dikejutkan teriakan seorang wanita yang marah. Ternyata seorang pegawai wanita yang marah karena merasa dilecehkan oleh seorang pelanggan. Pelanggan itu tentu saja membantah. Pegawai itu tidak terima, ia mengatakan pelanggan itu telah menyentuh pinggulnya. Pelanggan itu mengatakan, aku telah menjadi anggota VIP selama 10 tahun departemen store ini, apa kau mau dipecat!
Ra-imwon melihat semua itu dan mulai kesal. Pegawai itu mengatakan pelanggan tersebut telah berulang kali melakukannya, selama ini ia menahannya karena pekerjaannya, tapi sekarang ia malu unutk melihat wajah anak lelakinya yang berumur dua tahun. Pegawai itu mulai menangis. Pelanggan itu tetap membantah dan meminta bertemu dengan presdir. Ra-imwon melangkah mendekati mereka, ‘Aku di sini, aku presdir. Apa yang harus kulakukan?”
Pegawai yang lain membela pegawai tadi. Sekretaris Kim mengatakan ia akan mengurus masalah ini. Ra-imwon mengatakan, “Ia mencariku. Jika ada yang ingin kaukatakan, katakan padaku.” Pelanggan ini berkata,” Kau sangat muda, kelihatannya kau tidak mendidik pegawaimu sama sekali. Kau pasti pernah mendengarku sebelumnya.” Pelanggan itu menyerahkan kartu namanya.
Ra-imwon tidak mengambilnya, malah berkata, “Bisakah kau menahan lidahmu dan mengencangkan rahangmu? Rahangmu akan sakit. “ Lalu ia mulai memukuli pelanggan itu.
Ah-young tergopoh-gopoh pulang ke runah dan memberi tahu Joo-wonim tentang kejadian di departemen store. Hehehe, Ah-young lucu banget ceritanya. “Wah presdir benar-benar kereeeen!” Sementara Joo-wonim malah kaget dan marah, ia menelepon dan segera menyuruh menelepon pengacara dan menghentikan media. Ah-young bingung siapa yang ditelepon [Ra-im].
Ternyata Joo-wonim mengirim voice-text sms (enatah apa namanya) pada Sekretaris Kim, yang kebingungan karena ia sedang berada di samping Ra-imwon dalam mobil. Ia melaporkan pada Ra-imwon bahwa ia sudah menelepon pengacara. “Pengacara?” tanya Ra-imwon, “kau tidak perlu melakukannya…” Kasihan Sekretaris Kim, bingung banget pasti.
Joo-wonim tiba di kantor polisi dan melihat Ra-imwon dengan tangan diborgol sedang menikmati makan malam. Joo-wonim memarahinya karena membuatnya dalam masalah. Ra-imwon mencoba menjelaskan, “Jika kau berada di sana…”
“Aku akan menelepon polisi, mencari identitas pelanggan, dan mengamankan video keamanan debagai barang bukti, lalu menuntutnya!” Ra-imwon terdiam.
“Apa lagi yang ingin kauperlihatkan padaku! Seperti saat kau membawa tas yang bahkan lebih jelek dari kantung plastic, kau tidak memikirkanku walaupun hanya 5 menit.” Terdengar suara petir di luar. Ra-imwon hanya memandang Joo-wonim. “Aku tidak akan mengeluarkanmu dari sini. Jika kau mau menyelesaikan dengannya, gunakan uangmu sendiri. Dalam perjalanan ke sini aku begitu marah hingga menyuruh pengacara tak perlu kemari. Renungkan apa yang telah kaulakukan.” Hujan mulai turun.
“Tunggu dulu, mungkin aku salah tapi ini adalah tubuh Kim Joo-won.” Kata Ra-imwon. Sekretaris Kim terperanjat. Joo-wonim malah menghampiri pelanggan yang babak belur dan menasihatinya untuk tidak berdamai dengan Ra-imwon. Lalu ia pergi meninggalkan kantor polisi. Ra-imwon berteriak memanggilnya tapi ia tidak mempedulikannya. Setiba di luar Joo-wonim berlari menerobos hujan tapi seberkas cahaya biru aneh menyambarnya. Di kantor polisi pun demikian, seberkas cahaya biru menyambar Ra-imwon.
Keduanya kembali ke tubuh masing-masing.
Ra-im bergegas kembali ke dalam kantor polisi dan melihat Joo-won lekat-lekat, keduanya tersenyum.
Komentar:
Sebenarnya awalnya aku tidak mengerti perlunya pertukaran tubuh antara Joo-won dan Ra-im. Tapi membaca episode-epidsode selanjutnya, aku mengerti mengapa pertukaran pertama ini diperlukan. Setidaknya mereka terikat satu sama lain selama beberapa waktu.
Dan kita juga tidak mengerti mengapa mereka kembali ke tubuh masing-masing, apakah ada pola tertentu seperti hujan, atau apakah karena Ra-im terancam masuk penjara.
Antara Seul dan Oska pun belum ada perkembangan berarti walau sekarang kita tahu penyebab retaknya hubungan mereka.
Joo-won mengatakan Ra-im tidak pernah mengingatnya walau slama 5 menit, padahal ia pun tidak memikirkan Ra-im sama sekali ketika ia menolak skenario, menerima uang ibu Joo-won, dan membiarkan Ra-im dalam penjara.
Episode-episode selanjutnya akan menarik karena mereka kembali ke tubuh masing-masing dan harus membereskan masalah yang terjadi selama pertukaran mereka, misalnya tanda tangan bergambar hati hehehe…
Pictures credit to: Dramabeans.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)