Hae-yeong membawa Seol yang tertidur karena mabuk kembali ke rumah keluarga Park untuk beristirahat. Hae-yeong merenung sambil memandang Seol. Hatinya dipenuhi rasa bimbang. Ia lalu meninggalkan Seol dengan berat hati. Ternyata ia ingat pernah bertemu Seol ketika kecil. Ini berarti cerita Sekretaris Oh benar.
Keesokan paginya, Seol bangun dan tidak melihat Hae-yeong di manapun. Sementara itu Hae-yeong dalam perjalanan kembali ke Seoul. Seol pergi ke pantai untuk mencari Hae-yeong. Namun tiba-tiba para pengawal Hae-yeong datang, mengambil tasnya, dan memintanya masuk ke mobil, lebih tepatnya membawa Seol pergi dengan paksa.
Seol mengira Yoon-ju yang melakukan semua ini untuk memastikan Seol hadir dalam preskon. Seol menjelaskan pada para “penculik”nya bahwa ia pasti akan kembali ke istana setelah Hae-yeong datang. Ia bahkan tidak diijinkan menerima telepon. Pengawal Hae-yeong ketakutan setelah Seol mengancam akan membuat mereka sengsara, dan meminta Seol mengangkat telepon.
Hae-yeong yang menelepon. Seol meminta Hae-yeong segera menjemputnya karena para pengawalnya telah membuat kekacauan. Hae-yeong berkata ia tidak akan datang, dan mengatakan ia mencampakkan Seol dan Seol tidak akan hadir dalam preskon. Walau Seol datang terlambat, ia tidak diperbolehkan masuk. Seol terkejut. Apa maksud Hae-yeong?
Istana sedang sibuk mempersiapkan preskon. Bahkan Seo Sun-woo pun datang. Yoon-ju menyambutnya dengan ramah. Sun-woo berkata ia datang bukan untuk mendukung kerajaan. Dayang kepala dengan panik menghampiri Yoon-ju dan melaporkan ada masalah besar.
Sementara itu Sekretaris Oh menghampiri kakek Hae-yeong yang baru datang dan melaporkan bahwa putri telah menghilang. Kakek langsung bertanya di mana Hae-yeong. Kakek tahu tiap putri hilang pasti ada kaitannya dengan Hae-yeong.
Hae-yeong masih merenung di ruangannya. Dayang Shin menemui Hae-yeong. Ia mengetahui Seol keluar dengan Hae-yeong kemarin dan ia sudah merahasiakannya tapi sekarang putri belum datang juga. Ia mengakhawatirkan putri tapi Hae-yeong hanya mengatakan dayang Shin telah melakukan tugas dengan baik. Seorang pegawai datang dan berkata sekarang sudah waktunya untuk memulai preskon.
Para wartawan dan tamu yang menghadiri preskon heboh karena kabarnya putri menghilang. Jung-woo melihat ke arah Yoon-ju, ia mencurigai Yoon-ju ada kaitannya dengan hilangnya Seol. Sementara itu Yoon-ju menyadari bahwa Hae-yeong ada di balik semua ini.
Hae-yeong masuk ruang preskon dan mengumumkan karena ada keperluan pribadi, putri tidak bisa menghadiri preskon. Dengan demikian penobatan dan preskon akan diundur. Hae-yeong melanjutkan bahwa ia akan memberi pernyataan mengenai Pangeran Lee Han.
Ia mengumumkan bahwa semua tuduhan terhadap Pangeran Lee Han adalah rekayasa. Dengan demikian istana akan menentang semua tuduhan palsu terhadap pangeran. Ia akan menjelaskan mengenai tuduhan pemalsuan surat Raja Sung Jong (yang tadinya ditujukan pada ayah kandung Seol namun ternyata pelaku sebenarnya ayah angkat Seol).
Yoon-ju dan Sun-woo bingung karena ini artinya Hae-yeong membantu Seol menjadi putri. Jung-woo mencoba menghubungi Seol. Sementara itu Seol meminta ponselnya dikembalikan. Awalnya Dong-jae (pengawal Hae-yeong) tidak memberikannya, tapi ia tak tega melihat ekspresi Seol dan mengembalikan ponselnya.
Jung-woo berhasil menghubungi Seol, ia bertanya apakah Hae-yeong berada di balik semua ini dan apakah Seol yang mengijinkan Hae-yeong mengadakan preskon sendirian. Seol meminta Jung-woo memperpanjang preskon, ia akan berusaha tiba di istana secepatnya. Jung-woo merasa hal itu agak sulit dilakukan.
Hae-yeong mengumumkan bahwa pelaku pemalsuan sebenarnya adalah ayah angkat putri yaitu Lee Dong-gun. Tapi yang mengejutkan, Hae-yeong berkata bahwa putri sedih karena ayah angkatnya yang telah menodai kehormatan kerajaan Korea dan mengatakan bahwa melalui preskon ini putri ingin meluruskan semuanya. Wah…padahal kan Seol jelas-jelas ingin membebaskan kedua ayahnya dan ia sduah berjanji pada ibunya tidak akan mengatakan apapun tentang ayah angkatnya
Hae-yeong juga berkata bahwa ia datang ke istana sebagai pengajar putri, bukan sebagai wakil dari Grup Dae Han. Dengan demikian ia tidak mau ada kesalahpahaman bahwa Grup Dae Han menggunakan keluarga kerajaan untuk mencuci uang atau hal lainnya.
Usai preskon, Hae-yeong dihadang Jung-woo. Jung-woo bertanya apa yang Hae-yeong lakukan. Ia juga mnegatakan Seol meneleponnya dan memintanya untuk memperpanjang preskon, apa Hae-yeong yang menahan Seol dengan paksa? Hae-yeong berkata itu bukan urusan Jung-woo. Sepertinya ia lebih terganggu mendengar Seol menelepon Jung-woo daripada rentetan pertanyaan yang diajukan Jung-woo.
Jung-woo bertanya apakah Hae-yeong mengumumkan tentang ayah angkat Seol sudah mendapat persetujuan dari keluarganya? Hae-yeong menyindir, mana ada keluarga yang mengijinkan hal seperti itu.
Jung-woo kesal, bagi Seol keluarganya adalah segalanya. Karena hal ini, ia bisa kehilangan keluarganya. Jung-woo berkata di manapun ia bertemu dengan Hae-yeong, ia menyadari perhatian Hae-yeong pada Seol adalah tulus. Bahwa Hae-yeong tidak akan menyakiti Seol. Bahwa Hae-yeong bukanlah orang jahat. “Aku juga mempercayaimu sedikit, tapi bagaimana bisa kau melakukan hal ini?” tanya Jung-woo.
Hae-yeong menatap Jung-woo. Kau salah menilaiku. Ia meminta Jung-woo melakukan tugasnya saja sebagai anggota dewan kerajaan. Ia berpikir perhatian Jung-woo pada siswanya (Seol) terlalu berlebihan.
“Seol bukan hanya seorang murid bagiku,” sahut Jung-woo, “Ia adalah sejarah yang hidup. Ia adalah mimpi yang kukejar seumur hidupku. Tentu saja hal ini sulit dimengerti bagi seseorang yang hanya mementingkan uang.” Hae-yeong iri Jung-woo dapat dengan mudah menentukan di pihak mana ia berdiri, sedangkan ia terombang-ambing di antara ayahnya dan Seol. Jung-woo memastikan akan terus berada di pihak Seol.
Seol melihat preskon itu dari ponselnya. Ia tak percaya Hae-yeong melakukan hal ini padanya dan merasa sangat kecewa. Dong-jae prihatin melihatnya. Seol memerintah Dong-jae mengantarnya ke suatu tempat.
Yoon-ju sudah menunggu Hae-yeong di ruang belajar. Ia bertanya apakah Hae-yeong bersama Seol semalam. Hae-yeong membenarkan dan mengakui karena ia memang menginginkannya. Tapi ia tidak akan memberi penjelasan. Yoon-ju berkata tidak apa-apa karena ia mempercayai Hae-yeong.
Apa yang Hae-yeong lakukan saat preskon tadi tidak benar menurut Yoon-ju. Rakyat akan bersimpati pada pangeran Lee Han dan malah memihak Seol. Mengapa Hae-yeong membantu Seol? Hae-yeong mencoba beralasan bahwa memisahkan Seol dari keluarganya akan membuat Seol menyerah. Yoon-ju tidak setuju, Seol mungkin merajuk dan menangis beberapa hari tapi apa hal itu akan menghentikannya menjadi putri? Pada akhirnya Hae-yeong hanya akan membantu Seol. Hae-yeong tidak menampik.
Kakek Hae-yeong datang dan meminta Yoon-ju keluar sebentar. Hae-yeong berkata ia sudah melakukan apa yang kakeknya inginkan. Ia sudah membersihkan nama pangeran, membersihkan nama Grup Dae Han, juga sudah membuat Seol benci padanya. Kakeknya membenarkan dan Hae-yeong tidak perlu bangga karena itu memang hal yang harus dilakukan sejak dulu. Kakek bertanya di mana putri sekarang. Hae-yeong menjawab, ia mungkin sedang menangis di suatu tempat.
Ibu Seol dan Lee Dan terkejut melihat berita yang menyiarkan hasil preskon tadi. Mereka tidak menyangka Seol mengkhianati mereka, terutama ibu Seol. Seol pergi ke rumah ibunya dan mengetuk pintu, berteriak dan menangis meminta dibukakan pintu.
Ibu Seol sudah akan membuka pintu namun ditahan oleh Dan, ia bukan keluarga kita lagi. Seol terus berteriak dan manangis memanggil ibunya. Ia berusaha menjelaskan bahwa ia tidak berencana untuk membicarakan ayahnya saat preskon. Ia terus meminta maaf.
Di dalam rumah, ibu Seol menangis, ia menyadari suatu saat kebenaran memang akan terungkap. Jika Seol hidup bahagia dan baik di istana, ia sudah puas. Tapi ia juga manusia, walau pikiran mengerti tapi hatinya sakit. Jadi ia tidak bisa memandang wajah Seol saat ini.
“Ibu aku bersalah!! Aku bersalah!!” ratap Seol.
Jung-woo yang tahu Seol pasti akan menemui keluarganya, pergi menjemput Seol. Sambil menangis Seol bertanya apa yang harus ia lakukan. Menurut Jung-woo, seharusnya Seol memikirkan apa yang akan Seol lakukan pada dirinya sendiri, bukan ibu atau kakaknya. Seol tak mengerti.
Jung-woo berkata Seol harus memutuskan sekarang, kembali ke keluarganya atau kembali ke istana. Seol tak bisa menjawab. Ini sebenarnya mudah, tapi kau tidak bisa memutuskan bukan, tanya Jung-woo.
“Aku tahu jika kau melihat preskon itu, tempat pertama yang akan kautuju adalah rumah ibumu. Tapi aku berharap kau tidak ada di sini. Tentu saja bagi muridku Seol, adalah hakmu untuk meratapi keluargamu dalam situasi seperti ini. Tapi bukankah sebagai Putri kau harus tetap tiba di tempat preskon walau terlambat? Saat ini kau tidak melakukan apapun, kau terus terjebak oleh Park Hae-yeong dan dipermainkan Oh Yoon-ju. Karena kau masih belum percaya dirimu adalah Putri. Apa aku salah?”
Seol diam, merenungkan perkataan Jung-woo.
“Kau…sebelum kau menjadi putri keluargamu, adalah bagian dari sejarah Korea. Sejarah yang harus perbaiki. Bagiku…juga bagi rakyat Korea,” kata Jung-woo.
Sekretaris Oh menemui Hae-yeong. Ia ingin berterima kasih dan meminta maaf. Menurutnya Hae-yeong telah berbuat benar dalam preskon itu, sekarang kakek merasa lega. Hae-yeong berkata jangan dulu memujinya, walau ia telah bertindak benar belum tentu hasilnya benar. Ia mengingatkan bahwa ia tetap adalah putra ayahnya. Maksudnya adalah ia tidak berpihak pada kakeknya.
Yoon-ju melihat data Lee Dan dan berpikir apakah ia mempunyai bungkusan Ratu Myeongseong yang asli atau tidak. Dayang kepala menemuinya dan melaporkan Seol telah kembali.
Kakek Hae-yeong marah saat mengetahui Seol dan Hae-yeong tinggal dalam satu kamar. Dong-jae mencoba menjelaskan bahwa itu hanya karena tidak ada kamar lain. Bukan berarti terjadi sesuatu di antara mereka. Kakek Hae-yeong tidak mau tahu. Ia berteriak memanggil Sekretaris Oh.
Seol tiba di istana. Tanpa menghiraukan para dayang yang mengkhawatirkannya ia ingin menemui Hae-yeong. Tapi ia harus berhadapan dulu dengan Yoon-ju. “Kau ….sangat sangat terlambat,” sapa Yoon-ju dingin. “Dan kau…..pasti sangat senang,” balas Seol tak kalah dinginnya.
Yoon-ju tidak membantah, ia menyindir Seol memiliki pahlawan yang selalu melindunginya jadi ia tidak merasa khawatir. Ia mengatakan itu sambil menatap Jung-woo. Seol menyadari sindiran itu.
Yoon-ju menyuruh Seol masuk dan menyuruh para dayang kembali ke tampatnya masing-masing. Deuh….yang jadi putrinya siapa sih. Jung-woo jelas tidak suka melihat Yoon-ju memamerkan kekuasaannya. Ia sendiripun beranjak pergi tapi Yoon-ju memanggilnya.
Yoon-ju berkata murid Jung-woo sangat naif, ia selalu pergi ke manapun perasaannya membawanya. “Kau bisa bilang dia merepotkan karena kau tidak pernah tahu ke mana dia akan pergi berikutnya,” katanya dengan sinis. Jung-woo menjawab , itu justru daya tariknya, karena walau kau tidak tahu ke mana dia akan pergi tapi dia selalu mencerahkan tempat itu. Jleb…kena deh Yoon-ju.
Sebelum pergi Jung-woo menambahkan dulu Yoon-ju pun pernah seperti itu, seperti Seol, tapi itu sudah lama sekali hingga mungkin Yoon-ju tidak ingat. Jleb jleb…itu artinya Yoon-ju sudah tidak menarik lagi.
Seol mengetuk kantor Hae-yeong dan meneriakinya agar keluar menemui Seol. “Kau sudah melakukan jasa besar bagiku mengapa kau menghindariku! Keluar! Kubilang keluar!”
Hae-yeong akhirnya keluar. Seol mulai memakinya, dasar brengsek. Lalu mulai memukuli Hae-yeong sambil menangis. “Bagaimana bisa kau meninggalkanku? Bagiamana bisa kau melakukan hal ini padaku?!”
Hae-yeong akhirnya menangkap tangan Seol dan menyuruhnya memelankan suaranya. Kenapa, apa kau takut, tanya Seol, apa kau takut semua orang tahu betapa brengseknya kau. Seol menceritakan ibu dan kakaknya tidak mau menemuinya, apa yang harus ia lakukan pada mereka.
Bukankah kau sudah terbiasa, kau bilang kau sudah terbiasa senidrian karena kau yatim piatu, mengapa kau merubah kata-katamu sekarang, tanya Hae-yeong. Seol terdiam. Ketika kau memutuskan tinggal di istana kau seharusnya tahu hal ini akan terjadi, tidak mungkin semua orang diam saja mengenai kehidupan pribadimu, kata Hae-yeong lagi.
Seol mengatakan ia sudah tahu, tidak mungkin hidup pribadinya tidak diganggu. Tapi ia pikir Park Hae-yeong tidak seperti orang lain. Walau Seol tidak punya buktinya tapi ia selalu merasa Hae-yeong akan selalu melindunginya. Hae-yeong terpana.
“Kau ini apa? Kau ini apa bagiku? Mengapa kau mengharapkan aku melindungimu? Walau kau tak punya alasan dan bukti mengapa terus mengharapkanku untuk melindungimu? Apa aku yang mencampakkan keluargamu? Kau yang memutuskan demikian. Kalian sudah bukan keluarga lagi. Situasi akan semakin buruk setiap kali kau bangun. Tapi kau menghadapi hal ini dengan begitu sempit dan kau berharap menjadi seorang putri? Apa kau ingin kembali? Apa kau ingin memiliki keluarga kembali? Maka berhentilah jadi putri. Jika kau berhenti, kau bisa kembali pada keluargamu… juga padaku.”
Seol terkejut mendengar kalimat terakhir Hae-yeong. Hae-yeong kembali ke kantornya, meninggalkan Seol yang terduduk lemas dan menangis. Hae-yeong tak tahan lagi mendengar tangisan Seol di luar kantornya. Ia menelepon dayang untuk menjemput Seol. Saat ia memutuskan untuk keluar, ia mendengar dayang sudah tiba untuk membantu Seol. Hae-yeong mengurungkan niatnya keluar.
Keesokan paginya para dayang berkumpul untuk diberi pengarahan. Ada dayang yang berkata putri pasti sduah gila karena melewatkan preskon. Mereka juga mulai menjelek-jelekkan Seol tidak dewasa dan tidak punya sopan santun karena hidup di panti asuhan. Dayang Shin tidak tahan mendengarnya dan memarahi mereka, bukankah sebelum bekerja di istana mereka sudah berjanji untuk melayani putri? Putrilah yang menggaji mereka, bagaimana bisa mereka menjelekkan putri.
Dayang kepala masuk dan menyuruh mereka berhenti, Direktur Oh sudah tiba. Yoon-ju datang dan bertanya di antara para dayang adakah yang mengetahui saat putri keluar istana. Semua dayang diam, termasuk dayang Shin yang sebenarnya tahu. Yoon-ju bertanya lagi sambil melirik dayang Shin tapi dayang Shin tetap bungkam.
Baiklah kita abaikan hal ini, tapi mulai sekarang kuminta kalian melaporkan gerak-gerik putri padaku, tiap ia melangkah atau batuk pun aku harus tahu semuanya, kata Yoon-ju. Ia mengancam jika sekali lagi putri keluar istana diam-diam makan semua dayang akan bertanggungjawab, pastikan kalian tidak dipecat olehku.
Seol berusaha menelepon ibunya tapi tidak diangkat. Sebenarnya karena ibunya tidak membawa ponselnya. Lee Dan mengabaikan telepon Seol. Kesal karena Seol terus menelepon, Dan menggunakan ponsel ibunya untuk meng-sms Seol.
“Mulai sekarang jangan telepon aku.” Demikian isi sms Dan pada Seol yang dikira Seol dikirim oleh ibunya. Seol sedih sekali dan lagi-lagi berusaha pergi dari istana untuk menemui ibunya. Tapi kali ini dayang Shin menghalanginya. Ia berkata jika ia tidak melapor pada Direktur Oh maka ia dan semua dayang akan dipecat. Seol meminta maaf dan tetap akan keluar tapi Dayang Shin memohon. Seol tak berdaya dan mengurung diri di kamar.
Yoon-ju mendatangi Seol. Aku sudah bilang aku ingin sendirian, kata Seol. Yoon-ju mengatakan ketidakhadiran Seol dalam preskon menjadi berita besar di internet. Bahkan Seol dikabarkan diam-diam masuk rumah sakit, terakhir ada gosip Seol meninggal. Katakan saja aku masih hidup, kata Seol.
Tapi tidak ada buktinya, kata Yoon-ju tenang, paling tidak kita harus buktikan salah satu dari gosip itu benar. Ia menyuruh Seol mengganti pakaiannya dan pergi ke rumah sakit lalu pura-pura sakit. Ia bahkan menghina Seol tidak lebih dari selebritis kelas tiga yang menggunakan gosip untuk menaikkan pamornya. Dengan kesal Seol menyuruh Yoon-ju keluar dari kamarnya.
Yoon-ju hanya tersenyum. Kesal dan muak dengan sikap otoriter dan sikap tak homat Yoon-ju, Seol menelepon dayang untuk masuk kekamarnya. Ia meminta dayang Shin menyiapkan pakaian yang rapi untuknya. Lalu dengan tegas ia meminta Yoon-ju mengumpulkan semua staf istana sekarang juga. Sebagai Putri ada yang harus ia sampaikan pada semuanya. Yeeaaaay go Princess!!
Semua berkumpul dan berbaris dengan rapi menunggu kedatangan Seol. Jung-woo, Yoon-ju dan Hae-yeong juga ada di sana. Dalam hati mereka bertanya-tanya apa yang ingin Seol sampaikan. Seol dengan anggun masuk dan tersenyum pada Jung-woo. Tapi senyumnya hilang saat melihat Hae-yeong. Seol memandang staf istana. Ia ingin melihat semua stafnya tapi tinggi tubuhnya tidak memungkinkannya.
Tak kehabisan akal, ia naik ke atas sofa. Seol meminta maaf karena mendadak mengumpulkan mereka dan meminta maaf karena tidak hadir dalam preskon. Ia menyadari hal itu menimbulkan banyak berita buruk seputar dirinya. Karena itu mulai sekarang ia akan memperbaikinya.
Seol berkata sampai sekarang ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia merasa takut karena mendadak berada dalam situasi seperti ini. Dengan jujur ia mengatakan alasannya masuk istana adalah untuk mnegembalikan kehormatan ayahnya. Tapi sekarang ia sadarbahwa ayahnya bukan hanya ayahnya tapi juga sejarah negara ini. Karena itu ia memutuskan untuk mengulang acara inaugurasi.
Yoon-ju berkata acara inaugurasi adalah acara untuk menandai kembalinya keluarga kerajaan, tidak ada kaitannya dengan Putri. Ia mengatakannya sambil tersenyum, seakan Seol orang yang bodoh. Dengan tajam Seol menjawab, jika tidak ada kaitannya denganku mengapa kau mengharuskan aku hadir? Ia meminta Hae-yeong mempersiapkan acara inaugurasi kembali secepatnya.
Tentu saja Jung-woo gembira melihat perubahan sikap Seol. Juga dayang Shin. Yoon-ju terlihat kesal dan kaget. Hal itu ia utarakan pada Hae-yeong. Ia bertanya apa yang terjadi pada malam itu hingga Seol berubah.
Hae-yeong menjawab hal ini akan terjadi dengan sendirinya. Yoon-ju tetap tidak mengerti mengapa Hae-yeong membiarkan Seol menjadi pusat perhatian. Kalau begitu persiapkan acara ini agar kau yang bersinar, kata Hae-yeong enteng.
Yoon-ju bertanya apakah Hae-yeong berada dalam jalur yang sama dengan dirinya. Jalur apa yang kaumaksud, tanya Hae-yeong. Kau bertanya apa karena kau tidak tahu, tanya Yoon-ju, apa kau akan bisa menikahiku?
Hae-yeong mengingatkan ia tidak akan menikahi Yoon-ju tanpa kekayaannya. Itu adalah hal terbaik yang bisa ia lakukan untuk Yoon-ju. Sebagai wanita, Yoon-ju menyadari Hae-yeong tidak mencintainya. Jika Hae-yeong benar mencintainya maka dengan atau tanpa kekayaannya Hae-yeong akan tetap menikahinya.
Yoon-ju berkata bahwa Hae-yeong bersamanya hanya sebagai kesetiaannya. Hanya rasa kasihan yang palsu dan murah. Mengapa kau pikir aku hanya menginginkan uang?
Hae-yeong berusaha membantahnya, aku memang tidak terlalu mesra padamu tapi aku ingin membuatmu bahagia. Ia ingin membayar kesetiaan Sekretaris Oh pada Yoon-ju. Terluka, Yoon-ju menatap Hae-yeong, baiklah kalau begitu bayarlah sekarang juga, walau kau tak memiliki kekayaan mari kita menikah.
Hae-yeong terdiam. Kau tidak bisa menjawab, kata Yoon-ju. Jika kau menjawab maka tidak ada jalan keluar bagimu. Juga, kau sudah tergerak oleh gadis itu. Bukankah itu benar? Hae-yeong meyakinkan Yoon-ju ia tidak akan menjalin hubungan apapun bersama Seol. Yoon-ju berkata, kau mungkin tidak tahu tapi kau sudah menjalinnya.
Seol menenangkan dirinya dari perasaaan gugup. Jung-woo menghampirinya dan memujinya karena tadi Seol keren sekali. Seol berkata ia tidak bisa kehilangan semuanya. Jika kejadian seperti dalam preskon terulang, ia pasti akan tetap kembali ke rumah ibunya. Baginya keluarga lebih penting dari sejarah kerajaan. Tapi keadaan sudah seperti ini, ia tdiak bisa kehilangan keduanya.
Jung-woo menghiburnya mungkin saja Seol tidak harus kehilangan keduanya. Ia menyerahkan hasil penelitiannya selama ini pada Seol. Semua adalah tentang sejarah kakeknya. Seol senang melihatnya karena ia tidak memikirkan kakeknya sebelum ini. Kakeknyalah yang memrakarsai dan mengusahakan kemerdekaan Korea.
Mereka bercanda, Seol akhirnya bisa tertawa lagi. Jung-woo berkata apa yang selama ini hanya ada dalam dokumen dan penelitian sejarah, saat ini tersenyum cerah di hadapannya. Ia merasa jantungnya akan meledak dan ini suatu kehormatan yang sangat besar.
Seol terpana, ia terharu dan berterima kasih pada Jung-woo. “Tapi apa kau yakin aku bisa melakukannya?” tanyanya. “Tentu saja, dan lagi kau ini murid siapa,” canda Jung-woo. Jung-woo mengingatkan bahwa mulai sekarang setiap hari dalam hidup Seol akan ditulis dalam sejarah dan diteruskan pada generasi yang akan datang. Jadi ia mengingatkan Seol untuk berhati-hati dalam segala hal termasuk dalam hal menulis surat cinta. Seol tersenyum.
Mendadak Seol ingat sesuatu. Ia harus menghapus semua catatan masa lalunya. Itu akan menjadi masalah besar jika diketahui oleh umum. Apa itu? Hahaha…Seol mencoba menghilangkan semua jejaknya dalam internet. Ia membuat sebuah daftar berbagai website dan user ID apa saja yang pernah ia gunakan. Ia ingin menghapus semua keanggotaannya dalam berbagai forum dan website, juga semua komentar yang pernah dipost-nya. Padahal semua memakai nama samaran sih. Bukan langkah yang bodoh soalnya kita tahu kan apa bahaya internet untuk karier public figure, contohnya Park Jae-bum.
Hae-yeong secara kebetulan memergokinya. Seol terkejut dan berusaha menghilangkan jejak dengan memakan kertas daftar website yang diikutinya. Hae-yeong menarik kertas itu dan membukanya. Seol menghalanginya tapi Hae-yeong yang penasaran mana mau berhenti.
“Noonas of the Darkness…terkesan dewasa…Kau menonton film porno?” tanya Hae-yeong terkejut.
“Aku hanya melihat previewnya saja,” celetuk Seol. Haha…jadi ketauan deh^^ Seol merebut kertas itu dari Hae-yeong. Hae-yeong mengangkat telepon dan memberitahu temannya untuk menghapus semua jejak Seol dalam internet, tanpa bilang itu daftar putri Seol tentunya.
Seol mengejeknya, mengapa kau baik padaku, apa kau sedang berencana untuk menusukku dari belakang lagi? Apa lagi yang tersisa? Apa kau akan mengirimkan pembunuh bayaran atau ahli pedang saat aku tidur?
“Berhentilah menonton sageuk dan film porno,” sahut Hae-yeong.
Seol membantahnya, itu bukan film porno. Hae-yeong tertawa geli. Mengapa kau tersenyum pada orang yang akan mengambil semua kekayaanmu, tanya Seol. Apa kau mampu untuk itu, sahut Hae-yeong.
Jangan lupa aku dulu pernah menjadi putri palsu untuk mencari uang, sahut Seol. Tentu saja aku ingat, semua orang akan mengira semua putri di negara kita cantik, kata Hae-yeong. Seol sudah akan marah lagi namun berhenti, apa kau bilang? Kau cantik, jawab Hae-yeong.
Kau bilang aku cantik lalu kau mencampakkanku lagi, sindir Seol. Apa jantungmu berdebar barusan, tanya Hae-yeong.
“Apa kau sedang mengujiku?”
“Aku sedang menguji diriku sendiri.”
Namun sayang pembicaraan mereka terhenti karena dayang Shin mengabarkan kakek Hae-yeong datang dan ingin makan bersama mereka. Bukan mereka saja, tapi juga Jung-woo dan Yoon-ju.
Kakek Hae-yeong senang karena Seol akan mengulang acara inaugurasi. Seol minta kakek Hae-yeong bisa tenang sekarang, walau ia belum tahu apa yang akan ia lakukan tapi ia kan berusaha sekuat tenaga.
Yoon-ju dan Hae-yeong hanya diam mendengarkan. Kakek meminta Jung-woo membantu seol. Hae-yeong menunduk, menahan perasaaannya. Kakek juga meminta bantuan Yoon-ju dan….Hae-yeong. Pada kakek, Jung-woo memuji Seol dapat membuat semua orang di sekitarnya merasa senang. Yoon-ju dan Hae-yeong melirik Jung-woo. Cemburu….
Kakek mengatakan alasannya datang ke istana adalah untuk membicarakan masalah yang penting. Yaitu pernikahan Hae-yeong dan Yoon-ju karena umurnya tidak lama lagi. Keempat orang itu terkejut. Kakek meminta mereka diam-diam menentukan tanggal pernikahan dan mengumumkan pernikahan mereka. Dengan demikian rumor miring mengenai putri akan berhenti sekaligus menunjukkan tidak ada kaitan antara Grup Dae Han dan keluarga kerajaan. Hae-yeong dan Yoon-ju diam. Kakek bertanya mengapa mereka tidak menjawab.
Hae-yeong akhirnya menjawab ya, bukan karena keluarga kerajaan dan bukan karena keinginan kakeknya tapi karena ia ingin melakukannya. Seol terkejut mendengar kata-kata Hae-yeong. Namun jawaban Yoon-ju lebih membuatnya terkejut. “Tidak, aku tidak ingin menikahi oppa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)