PD Kim dan penulis Han puas dengan acara mereka. Namun mereka melihat wajah Se-ri yang terlihat agak murung. Se-ri menahan kesedihannya dan mengumumkan pasangan baru: Yoon Pil-joo & Goo Ae-jung. Ia mengomentari wajah Pil-joo yang terlihat bahagia.
Pil-joo terus menatap wajah Ae-jung sambil tersenyum. Ae-jung bergumam mereka harus terus berpegangan tangan agar kamera bisa mengambil foto mereka dari berbagai sudut. Walau terasa canggung, ia menasihati Pil-joo pura-pura tidak ada kamera dan tidak ada orang yang memperhatikan mereka.
“Aku memang berpikir demikian karena itulah yang kurasakan sejak awal. Aku sudah bilang bagiku semua ini nyata. Apa yang kupegang sekarang adalah hatimu, yang datang kepadaku.”
Ae-jung terharu dengan ketulusan Pil-joo apalagi ia sedang terluka atas perkataan dan sikap Jin. Ia meminta maaf karena telah membuat Pil-joo masuk dalam kondisi rumit. Pil-joo berkata ia telah masuk dan ia telah memegang Ae-jung, ia tidak akan melepaskan Ae-jung dengan mudah.
Ae-jung tersenyum namun hatinya masih terasa berat. Ia masih memikirkan Jin. Jin duduk di mobil sambil memegangi dadanya yang terasa sakit.
Syuting telah selesai dan setting dibereskan. PD Kim dan penulis Han membicarakan acara tadi dengan Se-ri yang terlihat murung. PD Kim senang semuanya berjalan baik kecuali Pil-joo yang sempat berekspresi aneh sebelum Ae-jung muncul. Penulis Han bertanya apa yang dibicarakan Se-ri dan Pil-joo pada waktu itu, mereka tidak bisa mendengar karena audio dimatikan. Se-ri mengingat pengakuan cintanya pada Pil-joo.
Ia bertanya pada PD Kim bagaimana ekspresi Pil-joo waktu itu. “Awalnya ia terlihat shock tapi setelah Ae-jung muncul, ekspresinya membaik.” Se-ri mengangguk pelan.
Pil-joo tidak melepaskan tangan Ae-jung walau syuting sudah selesai. Ketika Ae-jung menanyakannya. Pil-joo malah memegang tangan Ae-jung lebih erat lagi. Ia berkata ia memang tidak melakukannya untuk syuting, ia melakukannya karena itu kenyataan jadi ia akan terus memegang tangan Ae-jung.
Jenny dan Ae-hwan juga merancang agar Ae-jung bisa bersama Pil-joo malam itu. Ae-hwan berkata ia mendadak harus pergi melayat karena ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Ayah Ae-jung juga akan pergi melayat.
Ae-jung curiga dan bertanya siapa yang meninggal dunia. Ae-hwan berkata sepupu dari sepupu ayah. Jenny memukul Ae-hwan karena jelas banget bohongnya.
Bagaimana dengan Hyung-gyu, tanya Ae-jung. Jenny memberi isyarat pada Ae-hwan. Ae-hwan berkata ia menitipkan Hyung-gyu pada Jenny. Ae-hwan menyuruh Ae-jung merayakan debut acara mereka berdua dan menikmati malam itu bersama Pil-joo.
Ae-jung menutup telepon dan bergumam mengapa kakaknya menggunakan alasan pemakaman segala, terlihat jelas bohongnya. Pil-joo tersenyum, ia senang semua mendukung P-line. Ia berharap Ae-jung juga segera bergabung dengan P-line.
“Apa keuntungan bergabung dengan P-line?” tanya Ae-jung.
“Kelebihan P-line adalah keamanan, kenyamanan, dan kepastian. Dan setelah dijalin dengan kuat, seumur hidup tak akan putus.”
Ae-jung tersenyum. Bagaimanapun juga tiga hal itu yang tidak diperolehnya dari Jin selama ini.
Jenny menemani Hyung-gyu mengerjakan PR. Jenny berjanji membuatkan kimbap (Korean sushi) untuk acara piknik Hyung-gyu besok. Hyung-gyu bertanya mengenai bibinya. Jenny mengatakan Ae-jung sedang ada pertemuan penting dan akan pulang terlambat. Hyung-gyu tidak boleh mengganggu pertemuan itu.
Saat Jenny melayani pelanggan di restoran, Hyung-gyu memandangi kedua magnetnya. Ia menarik nafas sedih, ia tahu Ae-jung sedang bersama Pil-joo. Ia pamit pada Jenny pulang sebentar untuk berganti pakaian.
Jin memarkir mobilnya di depan rumah Ae-jung. Ia tidak tahu bagaimana menjelaskan pada Ae-jung mengenai monitor jantungnya. Ia bahkan takut untuk menelepon Ae-jung.
Doeng! Sesosok wajah tembem menabrak kaca jendelanya. Jin terkejut. Hyung-gyu tersenyum pada Jin. Jin mendapat ide. Ia mengeluh kesakitan. Hyung-gyu bertanya apa Jin sakit. Dengan wajah memelas Jin mengatakan ia sangat kesakitan.
Alhasil Jin masuk rumah Ae-jung. Jin bertanya kapan Ae-jung pulang. Sekitar jam 11 atau 12, jawab Hyung-gyu. Mengapa malam sekali, keluh Jin.
Tapi ternyata Ae-jung pulang cepat. Ia terkejut melihat Jin ada di rumahnya. Jin melambaikan tangan dan menyapa, “Aku adalah Dokko Jin.” Ae-jung bertanya bagaimana Jin bisa ada di sini. Hyung-gyu mengaku ia yang membawa Jin masuk karena Jin sakit. Ae-jung menegur Hyung-gyu karena membawa masuk sembarangan orang.
“Iya, ‘sembarangan orang’ Dokko Jin merasakan sakit di dada di depan rumahmu. Rasanya seperti serangan jantung. Tapi Ding-dong yang baik ini membawaku masuk dan merawatku.”
Ding-dong mengangguk bangga. Jantung? Apa kau sakit lagi? Tanya Ae-jung.
Iya, rasanya sakit sekali. Jin mengangkat cangkir Pororo-nya, “Ding-dong, terima kasih untuk teh hangatnya.” Ia pelan-pelan meminum tehnya. Biar terkesan menyedihkan hehe^^
Ae-jung meminta Jin pergi setelah meminum tehnya.
“Kau bisa pergi sebentar lagi, ahjusshi (paman),” ujar Hyung-gyu.
“Hyung-gyu!” tegur Ae-jung tak percaya.
Hyung-gyu beralasan Jin selalu membiarkannya datang dan bermain di rumah Jin. Sekarang untuk pertama kalinya Jin main ke rumahnya. Ia minta Ae-jung tidak mengusir temannya. Jin tertawa kecil.
Apa dia itu temanmu, tanya Ae-jung pada Hyung-gyu. “Sepertinya bibimu tidak tahu betapa dekatnya kita. Beritahu dia 100 tandatanganku yang kaubagikan di kelasmu. Beritahu dia popularitas yang kau dapat karenanya. Silahkan...”
“Karena paman, teman-teman memilihku bertanggung jawab untuk bidang hiburan dalam acara piknik besok,” kata Hyung-gyu pada bibinya.
“Baiklah, katakan pada temanmu untuk bermain sebelum pulang. Kau tahu kau harus tidur sebelum jam 10, bukan? Tidak banyak waktu lagi. “
Ae-jung meminta Jin segera pergi setelah temannya (Hyung-gyu) tidur. Ae-jung meninggalkan mereka dengan kesal. Jin memuji Ding-dong dan berjanji mengirim 100 DVD-nya ke sekolah Hyung-gyu. Hyung-gyu mengacungkan jempolnya.
Karena Jin teman Hyung-gyu maka Jin mainnya di kamar Hyung-gyu hihihi^^ Jin berpikir keras bagaimana berbicara dengan Ae-jung.
“Paman, mengapa kau selalu dihukum bibi?”
“Karena aku melakukan kesalahan besar.”
“Kalau begitu kau harus meminta maaf.”
“Walau mudah mengatakan hal itu untuk anak berusia 7 tahun, tapi tidak mudah bagi pria berusia 37 tahun untuk mengatakannya.”
“Ayahku yang berusia 38 tahun setiap hari meminta maaf.”
“Ding-dong, aku adalah Dokko Jin, orang yang spesial. Kau tahu siapa aku kan?”
Hyung-gyu menyodorkan bukunya dan menunjukkan kolom “kesalahan yang kubuat hari ini”.
“Kau ingin aku menulis pengakuanku dalam diari anak kecil? Ding-dong, kau jenius!” Jin mengacungkan jempolnya.
Ae-jung menyiapkan bekal kimbap untuk piknik Hyung-gyu besok. Walau terkesan tak peduli, sebenarnya ia mengkhawatirkan apa Jin benar-benar sakit. Ia tidak mendengar suara apapun dari kamar Hyung-gyu. Ia jadi bertanya-tanya apa yang sedang mereka lakukan.
Jin berusaha menulis pengakuannya di buku Ding-dong: Gu Ae-jung, hari ini aku melakukan banyak kesalahan. Jin menghapusnya lalu mencoba menulis kembali. Ae-jung masuk untuk memberitahu sudah waktunya Hyung-gyu untuk tidur. Jin memberi isyarat pada Hyung-gyu.
Hyung-gyu berkata pada Ae-jung bahwa ia belum membereskan barangnya untuk piknik besok. Ae-jung terpaksa mengalah dan menyuruh Hyung-gyu membereskannya saat ia menyelesaikan kimbap. Jin senang ia masih bisa tinggal di rumah Ae-jung lebih lama tapi juga bingung menghadapi Ae-jung yang masih marah padanya.
Jin mencoba mengambil sepotong kimbap tapi Ae-jung menepuk tangannya. Jin berkata ia belum makan karena ia sakit. Ae-jung menyodorkan piring berisi dua potong kimbap, bagian ujungnya (kurang cantik karena ujung-ujung sayuran mencuat keluar dari gulungan nasi). Jin protes tapi Ae-jung hendak mengambil kembali piringnya.
Buru-buru Jin berkata, “Bagian ujung kimbap memang yang paling enak.” Lalu memakan kimbapnya. Ia protes lagi karena kimbabnya ada timun. Ia tidak suka timun.
Tanpa berbicara Ae-jung langsung membuat kimbap dengan tiga iris timun sekaligus.
“Jika kau membuat kimbap dengan timun sebanyak itu, rasanya akan pahit,” gerutu Jin.
Ae-jung tidak menghiraukannya dan beteriak pada Hyung-gyu mengenai pakaian untuk piknik besok. Hyung-gyu menjawab ia akan mengenakan pakaian yang dibelikan Ae-jung.
Tadaaaa…..Hyung-gyu mengenakan pakaian Spiderman. Ae-jung memujnya sementara Jin tanpa perasaan menertawakan Hyung-gyu.
“Apa itu, Ding-dong?! Hahahaha…”
Hyung-gyu menunduk sedih. Ae-jung melirik tak percaya pada Jin.
“Hanya karena ada jaringnya bukan berarti kau Spiderman. Kau terlihat seperti kepik terjerat jaring laba-laba,” ujar Jin mengolok-olok Hyung-gyu.
“Dia terlihat keren! Mengapa kau berkata seperti itu pada kesayanganku? Apa yang kau tahu mengenai fashion?” tanya Ae-jung kesal.
“Aku ini fashionista Korea terbaik, Dokko Jin. Apa kau tidak pernah mendengar aku yang mengawali dan mengakhiri semua fashion?”
“Sebaiknya tutup mulutmu sebelum aku menggulungnya seperti kimbap!” sergah Ae-jung.
Eeep…Jin menutup mulutnya. Ae-jung mencoba membesarkan hati Hyung-gyu dan memujinya tampil keren. Tapi Hyung-gyu terlanjur sedih, ia tidak mau lagi memakainya. Jin jadi merasa bersalah.
“Ding-dong, kemarilah. Fashion itu mengenai kepercayaan diri. Tegakkan bahumu, tahan perutmu agar kau bisa menunjukkan jaring laba-laba yang terbagus. Apakah kau akan terlihat seperti kepik atau Spiderman, tergantung dari rasa percaya dirimu. Ayo sekarang cobalah.”
“Spiderman!!!” seru Hyung-gyu penuh percaya diri.
Jin dan Ae-jung bertepuk tangan. Jin menjabat tangan Hyung-gyu, “Senang bertemu denganmu, aku Ironman.” Ae-jung tersenyum melihat keduanya.
Hyung-gyu bertanya apa Jin suka dengann Ironman ketika masih kecil. Jin berkata ia ingin seperti Ironman waktu kecil. Ia ingin benda yang tertanam di dada Ironman, berada di dadanya juga (jantung buatan). Jadi ia juga ingin menjadi superhero terhebat.
Ae-jung tersentuh dengan penuturan Jin. Jin melihat reaksi Ae-jung dan buru-buru berkata itu yang sebenarnya, ia tidak sedang mencoba mencari simpati Ae-jung.
“Aku tidak mengatakan apapun. Spiderman, Ironman, ayo makan kimbap,” sahut Ae-jung. Ia menyodorkan dua potong kimbap pada mereka. Kali ini bagian tengah yang bagus bentuknya, bukan bagian ujung.
Jin mengomel bagaimana bisa ia memakan kimbap yang ada timunnya. Tapi ia mengambil sepotong dan memakannya. Ae-jung tersenyum.
Jin dan Hyung-gyu menguap karena hari sudah malam. Hyung-gyu mengeluh ia sudah mengantuk. Jin melarangnya tidur, ia belum mendapat kesempatan berbicara dengan Ae-jung.
“Spiderman, kau tidak boleh tertidur, kau harus menyelamatkan aku,” Jin memohon dan berusaha membuat Hyung-gyu tetap terjaga dengan memberinya minum
Ae-jung menyuruh Hyung-gyu tidur, ia sudah membereskan tempat tidur Hyung-gyu. Jin berkata Hyung-gyu belum mengantuk, anak-anak yang hendak pergi piknik biasanya sulit tidur.
“Aku tidak tahu mengenai kau, Dokko Jin kecil. Tapi Hyung-gyuku harus tidur jam 10.”
“Bagian utama piknik adalah malam sebelumnya ketika anak-anak tidak bisa tidur karena terlalu bersemangat.”
“Apa kau tahu anak-anak yang kurang tidurlah yang pada akhirnya kurang mengalami kesenangan saat piknik?” tegur Ae-jung.
Jin mengaku ia tidak tahu karena ia tidak pernah pergi piknik. Ae-jung tidak percaya Jin juga melewatkan acara piknik sekolah. Jin berkata ia memang tidak bisa pergi karena ia harus ke rumah sakit. Ae-jung merasa simpati tapi itu adalah Jin, Hyung-gyu harus tidur jadi ia minta Jin pergi.
Jin mengajak Ae-jung piknik besok karena ia tidak pernah pergi piknik. Ae-jung tersenyum tak percaya, kau pikir aku akan pergi piknik denganmu? Jin panjang lebar menjelaskan ia tidak pernah bisa pergi piknik tapi ia berharap bisa pergi piknik suatu kali nanti. Ia selalu berdoa agar permintaannya dikabulkan, ia harap Ae-jung bisa mengabulkannya.
Ae-jung dengan tegas berkata ia tidak akan pergi dengan Jin. Mengapa kau begitu kejam, tanya Jin. “Cobalah bayangkan seorang anak sakit-sakitan yang berdoa di jendela kamar rumah sakit, memohon ingin pergi piknik suatu saat nanti. Kau tidak mungkin menolaknya.”
Ae-jung menerka tidak ada yang berani menolak permintaan Jin saat Jin begitu keras kepala dan memaksakan keinginannya. Sepertinya Jin tidak pernah dihukum atau dilarang. Jin mengaku itu keuntungannya sebagai anak yang sakit-sakitan. Bukannya dihukum, ia selalu dimaafkan atas apapun yang ia lakukan.
“Goo Ae-jung, apakah kau tidak bisa memaafkanku sekali lagi saja?”
“Aku tidak akan pernah pergi piknik dengan Dokko Jin. Di antara kita berdua hanya akan ada hujan. Jadi jangan harapkan hal itu,” Ae-jung menegaskan.
Hyung-gyu terbangun dan bertanya apakah hari hujan. Ae-jung menenangkannya. Kalau bergitu aku bisa pergi piknik, tanya Hyung-gyu. Ae-jung membenarkan dan menyuruh Hyung-gyu tidur di kamar.
“Goo Ae-jung, aku akan menunggu sampai hujan berhenti di antara kita. Saat hujan berhenti akan muncul pelangi. Sebesar ini,” Jin membentuk bulatan dengan tangannya.
Ae-jung tidak mempedulikannya dan membawa Hyung-gyu masuk ke kamar. Jin menghela nafas sedih.
Bicara tentang hujan….ternyata keesokan harinya benar-benar turun hujan yang cukup lebat. Hyung-gyu kecewa karena tidak jadi piknik. Ae-jung berusaha menghiburnya dengan mengajak Hyung-gyu meminjam DVD anime dan menonton bersama. Hyung-gyu mengangguk sedih.
Terdengar ketukan di pintu. Ae-jung menyangka Jin benar-benar datang. Ia membuka pintu dengan kasar sambil berteriak-teriak, “Ada apa lagi?! Ada apa lagi?!”
Pintu itu membentur punggung Pil-joo. Pil-joo mengaduh kesakitan. Ae-jung cepat-cepat meminta maaf. Ia merasa bersalah. Pil-joo menenangkan Ae-jung, ia tidak apa-apa. Padahal ia meringis.
Ae-jung bertanya ada apa Pil-joo datang ke rumahnya tanpa menelepon terlebih dulu. Pil-joo mengacungkan hadiah yang dibelinya. Kamera.
Rasa kecewa Hyung-gyu cukup terobati dengan kamera baru itu. Saat Ae-jung mengambilkan teh untuk Pil-joo, Hyung-gyu bertanya apakah Pil-joo menyukai superhero waktu masih kecil. Pil-joo lebih suka cerita detektif daripada superhero, misalnya Lupin dan Holmes.
Hyun-gyu hanya tahu detektif Conan. Ia berkata kacamata Pil-joo seperti kacamata Conan. Pil-joo segera bergaya Conan. Ia meminta bekal kimbap Hyung-gyu yang dibuat oleh Ae-jung.
Hyung-gyu tidak memberikannya. Pil-joo beralasan kimbap itu dibutuhkan untuk menyelesaikan kasus yang rumit. Hyung-gyu tetap tidak memberikannya.
Setelah Pil-joo menawarkan membeli makanan yang lebih disukai Hyung-gyu daripada kimbap, barulah Hyung-gyu menyodorkan kotak bekalnya pada Pil-joo.
Ternyata Hyung-gyu menyukai donat. Pil-joo menyuruh Hyung-gyu memilih donat sesuka hatinya dan menaruhnya di ember kertas tempat donat. Hyung-gyu ragu-ragu. Pil-joo menaruh beberapa donat di ember dan menyerahkan penjepitnya pada Hyung-gyu. Hyung-gyu memandangi deretan donat dan bergumam dengan penuh rasa bersalah, “Ironman, maafkan aku.” Lalu mulai memasukkan donat-donat ke embernya. Ding-dong always on D-line^^
Pil-joo mendirikan tenda di dalam rumah Ae-jung. Ia mengaku pada Ae-jung ia melakukannya agar Hyung-gyu mendukung P-line. Hyung-gyu segera menjadi akrab dengan Pil-joo.
Jin menelepon Ae-jung dan mengajaknya dan dan Ding-dong piknik. Ia ingin menghibur Ding-dong. Di belakang mobil Jin, diparkir mobil karavan mewah untuk piknik.
Ae-jung berkata ia sudah pergi piknik.
“Apa? Kau pergi meninggalkanku?”
“Siapa yang mengajakmu ikut? Aku sedang piknik sekarang dan aku sangat senang,” ujar Ae-jung.
Jin bertanya di mana Ae-jung piknik, ia akan menyusul ke sana. Jin berkata ia ada di depan rumah Ae-jung.
Ae-jung kaget, “Di luar?” Jin menebak Ae-jung di rumah dan ingin masuk tapi Ae-jung melarangnya karena ia sedang ada tamu.
Wajah Jin berubah kecewa, ia menebak tamu Ae-jung adalah Pil-joo. Diam-diam Pil-joo mendengar pembicaraan Ae-jung. Ia menyadari Jin-lah yang menelepon Ae-jung.
“Aku tahu kau selalu dimaafkan ketika kau memaksakan kehendakmu, karena kau sakit-sakitan. Tapi aku tidak akan menurutimu walau kau sakit dan sekarat. Maafkan aku, sebaiknya aku tutup teleponnya sekarang,’ kata Ae-jung.
Jin terhenyak dan duduk diam di mobilnya tanpa tahu apa yang harus ia lakukan.
Acara ‘Couple Making” episode Ae-jung menerima Pil-joo mulai ditayangkan. Semua orang menonton acara itu, ada yang senang (Jenny, Ae-hwan) dan ada yang sedih (Se-ri, Hyung-gyu, ayah Ae-jung).
Jin menontonnya dan mematikan TV. Ia merasakan sakit di dadanya. Ia pikir acara di TV lebih dramatis karena dibumbui efek suara dan sebagainya.
Acara itu kembali menjadi hits. Se-ri kesal karena ia tidak lagi tampil sebagai MC, melainkan hanya mengisi suara narator acara tersebut. Ia menyesal membiarkan Ae-jung tampil di acaranya. Ia menganggap Ae-jung lagi-lagi mengalahkannya seperti 10 tahun lalu.
Pil-joo mendatangi Se-ri. Ketika melihat Pil-joo, Se-ri bergumam ia tidak bisa kehilangan Pil-joo. Pil-joo ingin membicarakan pengakuan Se-ri. Se-ri mengira Pil-joo terbebani oleh pengakuan cintanya. Ia bertanya apa Pil-joo ingin tahu perasaaannya tulus atau tidak. Pil-joo menjawab ia menganggap perasaan Se-ri tidak tulus. Jika tulus, maka Se-ri tidak akan mengatakannya pada situasi penting seperti itu.
Se-ri jadi kesal dan berkata jika Pil-joo menanggapnya gurauan maka biar saja begitu dan abaikan. Pil-joo berkata ia tidak bisa mengabaikannya begitu saja, ia bertanya mengapa Se-ri melakukannya.
Merasa Pil-joo tidak akan mempercayai perasaannya, Se-ri sengaja berkata bahwa ia membenci Ae-jung. Ia tidak suka Ae-jung merusak acaranya. Pil-joo memarahinya dan berkata Se-ri jahat. “Bagaimana bisa wajah secantik itu memiliki hati yang busuk?” Ouchh…that’s hurt. Se-ri bertanya tak percaya, apa Pil-joo sedang memarahinya. “Jika kau salah, maka kau harus dimarahi,” ujar Pil-joo. Ia minta Se-ri tidak bergurau seperti itu lagi. Pil-joo meninggalkan Se-ri.
Se-ri menangis di toilet. Masih tak percaya bagaimana bisa Pil-joo bersikap begitu padanya. Se-ri mendengar suara Harumi di toilet sebelah yang diam-diam sedang menelepon kekasihnya. Para idola biasanya dilarang berpacaran oleh manajemennya.
Kilas balik:
Ketika Se-ri masih di Kukbeo Sonyeo, diam-diam ia juga menyukai seorang anak boyband. Cameo oleh Brian Joo. Mereka sering bertukar pesan diam-diam. Se-ri selalu dibantu oleh Ae-jung.
Suatu ketika Se-ri memasukkan pesan untuk pria itu di mesin minuman. Ketika si pria menghampiri mesin minuman untuk menukar pesannya, Manager Jang tiba di mesin itu duluan. Ia menemukan surat Se-ri. Namun belum sempat ia membukanya, Ae-jung merebut surat itu dan langsung memasukkannya ke mulut (jadi inget adegan Putri Huan Zhu^^).
Manajer Jang menyuruh Ae-jung mengeluarkan kertas itu tapi Ae-jung malah kabur. Untunglah mereka tidak ketahuan tapi lidah Ae-jung jadi berwarna biru ternoda oleh tinta bolpen dari surat itu. Se-ri dan Ae-jung tertawa-tawa.
Akhir kilas balik.
Se-ri menghela nafas panjang. Ia jadi ingat ada juga kenangan baiknya dengan Ae-jung. Ia mulai berpikir, seandainya ia membantu Ae-jung berkencan dengan Jin secara diam-diam, mungkin saja Ae-jung tidak menerima Pil-joo.
Ketika Se-ri keluar toilet, ia melihat Harumi sedang dimarahi Manajer Jang. Rupanya ia ketahuan menelepon kekasihnya. Manajer Jang menyita ponsel Harumi.
Se-ri mendekati Manajer Jang dan menyapanya. Manajer Jang mengeluh bagian tersulit pekerjaannya adalah mengatur hubungan cinta para idola. Se-ri berkata mereka (Kukbeo Sonyeo) juga seperti itu ketika masih muda.
Manajer Jang memuji Se-ri yang dulu berkelakuan baik. Itu karena aku tidak pernah ketahuan, sahut Se-ri. Manajer Jang ingat Mina yang selalu bermasalah dalam hal kencan. Mina berkencan dengan pemimpin boygroup idola paling terkenal saat itu, tanpa diketahui siapapun.
Karena hal itu, para fans pemuda tersebut mengirim silet ke manajemen Kukbeo Sonyeo berulang kali. Se-ri baru ingat kejadian itu. Manajer Jang juga ingat waktu itu Ae-jung sangat berlagak, menyuruh manajemen melindungi para gadisnya (Kukbeo Sonyeo) dan mengajukan komplain pada pihak manajemen boygrup tersebut. Akibatnya kedua manajemen berperang untuk mengatasi masalah tersebut.
Manajer Jang mengingatkan Se-ri untuk menghubunginya jika Se-ri telah menemukan Mina. Lalu ia pergi. Se-ri berpikir mungkinkah Ae-jung juga membantu Mina berkencan waktu itu. Se-ri yakin Ae-jung membantu Mina karena kecintaan Ae-jung untuk ikut campur seluas Samudera Pasifik. Ha.
Ibu Pil-joo memutuskan untuk mendatangi rumah Ae-jung dan melihat bagaimana kehidupannya. Dari ayah Ae-jung, ia mengetahui rumah itu bahkan rumah sewa bulanan, bukan milik Ae-jung.
“Kupikir setidaknya sewanya pertahun,” ujar ibu Pil-joo. Ayah Ae-jung mulai menjelaskan betapa harga-harga kebutuhan poko melambung tinggi. Ibu Pil-joo cepat-cepat menghentikannya. Ia ingin masuk ke dalam rumah.
Ae-hwan dan Hyung-gyu memperkenalkan diri mereka pada ibu Pil-joo. Ibu Pil-joo bertanya apakah Ae-hwan tidak bekerja, mengapa ia ada di rumah. Ae-hwan menjelaskan ia bekerja menjadi manajer Ae-jung.
“Sama saja artinya kau mendapat uang dari Ae-jung (dipekerjakan Ae-jung),” sindir ibu Pil-joo. Ia bertanya mengapa Ae-hwan tidak tinggal di rumahnya sendiri. Ae-hwan menjawab ia tinggal bersama Ae-jung.
“Jadi ayah, kakak, dan keponakannya, semua hidup menumpang padanya?” tanya ibu Pil-joo tak percaya. Hyung-gyu mengangguk.
“Apa maksudmu menumpang? Kami keluarga, jadi kami hidup bersama,” ayah Ae-jung membela diri.
“Benar, aku menjaga Ae-jung sebagai manajernya,” sahut Ae-hwan.
Namun ibu Pil-joo tidak terkesan. Jika Ae-jung menikah dengan Pil-joo, otomatis Pil-joo juga menanggung mereka.
Moon memberitahu Jin, ada berita dari sutradara Amerika Jerry Heimer (plesetan dari Jerry Bruckheimer??). Jerry Heimer hendak membuat film mengenai sekumpulan superhero dan memerlukan seorang aktor Asia untuk memerankan salah satu karakternya. Sepertinya Jerry Heimer menyukai Jin dan ingin bertemu dengannya. Jin merenung.
Jae-seok memberitahu kabar itu pada Jenny dan Ae-jung. Jenny bertanya kapan Jin akan pergi. Jae-seok mengatakannya pertemuan Jin dengan Jerry akan dilangsungkan besok. Jika berhasil, Jin akan segera ke Amerika.
“Hal itu belum diputuskan, bukan?” tanya Ae-jung, sedikit berharap.
Jae-seok berkata sudah pasti akan diputuskan. Peran impian Jin adalah menjadi superhero dan peran yang ditawarkan padanya adalah menjadi superhero yang menyelamatkan dunia.
“Apa seperti Batman atau Spiderman?” tanya Jenny.
“Dia bukan satu-satunya karakter superhero dalam film itu. Seperti film X-men, dia menjadi salah satu dari beberapa superhero,” Jae-seok menjelaskan.
“Dia benar-benar akan menjadi Ironman,” gumam Ae-jung sedih.
Hyung-gyu mengunjungi Jin sambil membawa seember donat yang dibelikan Pil-joo. Hyung-gyu meminta maaf karena menerima donat-dnat itu padahal dia sudah berusaha untuk memikirkan Jin. Jin mengangguk.
“Ding-dong, hidupmu baru selama 7 tahun jadi kau belum perlu berempati. Itu hanyalah donat. Kau tidak perlu menyalahkan dirimu karena menyerah pada godaan dan mengkhianatiku.”
“Baiklah,” sahut Ding-dong. Ia menyodorkan donat-donat itu pada Jin. Ia ingin memberikan donat itu pada Jin.
“Apa dokter itu yang membelikannya?” tanya Jin. Hyung-gyu mengangguk.
“Aku, yang sudah hidup selama 37 tahun, tidak bisa memakannya hanya karena empati. Bagiku ini adalah umpan dari musuhku.”
“Kalau begitu aku yang akan memakannya.”
“Benar, makan dan berolahragalah. Jika kau ingin punya tubuh sebagus diriku, kau harus lebih tinggi dulu,” sahut Jin.
Jin melihat Ding-dong dengan lembut, “Ding-dong, jika kau melihatmu nanti, mungkin kau sudah setinggi ini.” Jin mengukur tinggi Ding-dong.
Ding-dong bertanya apa Jin akan pergi ke suatu tempat. Jin mengangguk, ia akan pergi menjadi superhero. I love their friendship^^
Saat Ae-jung membereskan kamar Hyung-gyu, ia menemukan tulisan Jin di bukunya. Ae-jung membacanya:
“Aku membuat kesalahan karena telah salah mengira bahwa debaran jantungku yang menyebabkan aku menyukaimu. Goo Ae-jung, aku minta maaf. - Dokko Jin “
Ae-jung menghela nafas panjang, “Tolong biarkan aku sendiri . Pergilah ke Hollywood dan selamatkan bumi.”
Jin memandang kentangnya dengan sedih, “Jika aku meninggalkanmu sendiri, kau mungkin akan layu dan mati.”
PD Kim dan penulis Han melihat–lihat rumah Pil-joo untuk digunakan sebagai set syuting Making Couple. Mereka memuji rumah Pil-joo yang bersih dan nyaman dan memutuskan untuk syuting di sana. Untuk tempat tinggal Ae-jung, mereka memutuskan menggunakan restoran Jenny sebagai settingnya.
Jae-seok menjemput Jin untuk bertemu dengan Jerry Heimer tapi Jin tidak memperhatikan kata-kata Jae-seok. Jin malah asyik menonton TV mengenai anak-anak TK yang pergi piknik. Ia melihat dengan penuh kerinduan. Jae-seok mengajak Jin pergi lebh awal agar tidak terjebak macet.
Tapi Jin malah mengaduh kesakitan dan memegangi dadanya. Jae-seok panik dan bertanya apa Jin sakit. Jin mengerang dan meminta Jae-seok mengantarnya ke rumah sakit. Monitor jantung Jin (baru) menunjukkan angka 135. Setelah tiba di rumah sakit, Jae-seok ingin memberitahu Moon tapi Jin melarangnya. Ia hanya menyuruh Jae-seok meminta Moon mengundurkan waktu pertemuannya dengan Jerry.
Dokter Jung dan timnya datang. Ia bertanya apa Jin begitu kesakitan. “Rasanya seperti jantungku terbelah, dokter,” kata Jin. Mereka menjalankan serangkaian tes pada Jin.
Sementara itu Ae-jung berada di rumah Pil-joo untuk syuting Couple Making. Ae-jung terkesan dengan rumah Pil-joo. Pil-joo mengundang Ae-jung untuk datang kapan saja. Jika Ae-jung takut, Ae-jung bisa membawa Spiderman (Hyung-gyu). Ae-jung mengangguk sambil tertawa.
Dokter Jung menyampaikan hasil tes pada Jin. “Kau…rusak. Tubuhmu menolak jantung buatan itu. Kami harus membukanya kembali.”
“Kalau begitu apa kita kembali pada situasi 10 tahun yang lalu?” tanya Jin.
Dokter Jung membenarkan. Bisa saja Jin tiba-tiba kolaps tanpa mengetahui jantungnya telah rusak tapi berkat lagu “Dugeun Dugeun” itu, Jin jadi memeriksa dan mengontrol denyut jantungnya. Untunglah mereka menemukannya sebelum jantung Jin benar-benar rusak.
Dokter Jung mengatakan ia akan mempersiapkan operasi sesegera mungkin. Jin terpekur, lalu bertanya berapa persen kemungkinan keberhasilan operasi itu. Dokter Jung menjawab yakin 50/50. Hidup atau mati, salah satu dari keduanya.
Jin mencerna kata-kata dokter Jung. Tunas kentang Jin mendadak layu. Jin menunggu Jae-seok di ruang tunggu. Ia memegangi dadanya dengan mata berkaca-kaca dan bergumam, “Jantungku…..benar-benar rusak.”
Beberapa orang lewat dan mengenalinya. Bukankah itu Dokko Jin. “Benar, aku adalah Dokko Jin. Dokko Jin,” katanya pada dirinya sendiri. Ia mengenakan kacamata hitamnya dan bangkit berdiri.
Seorang pasien remaja mendekatinya dan meminta tanda tangan. Dengan ramah Jin memberinya tanda tangan. Dengan segera ia dikerubuti para fans yang meminta tanda tangannya.
Jae-seok melihatnya dan berusaha membubarkan kerumunan orang itu karena ia khawatir pada Jin. Jin memegang tangan Jae-seok, “Biarkan saja. Aku akan melakukannya.”
Karena terlalu banyak orang yang meminta tanda tangannya, Jin mengangkat tangan lalu meminta semuanya menulis namanya dan membubuhkan tanda hati di belakangnya. Lalu ia pergi.
Syuting episode Couple Making di rumah Pil-joo menggunakan tema memasak bersama. Ae-jung dan Pil-joo membuat salad. Salah satu bahannya adalah kentang. Ae-jung memegangnya dan menatapnya lama. Pil-joo bertanya apa Ae-jung suka kentang. Tidak, aku membencinya, kata Ae-jung. Kalau begitu kita tidak akan menggunakannya, Pil-joo memisahkan kentang itu ke tempat lain.
Jin bertemu dengan Jerry Heimer. Jerry Heimer meyakinkan Jin untuk berperan dalam filmnya. Walau ada beberapa super hero tapi Jin-lah yang terutama. Ia akan membuat Jin menjadi bintang internasional. Moon sangat terkesan.
“You’re the man. So, what do you say? Are you in?” tanya Jerry.
Jin mengulurkan tangannya untuk menyalami Jerry, “Thank you.” (cara bagus untuk menghindari percakapan dalam bahasa Inggris hehe^^). Ia menerima peran itu.
Setelah tinggal berdua, Moon menyuruh Jin pergi bersama Jerry ke Amerika. Ia akan mengurus keperluan Jin di Korea. Jin berkata ia akan pergi setelah menerima penghargaan Aktor Terbaik untuk Korean Film Award. Ia ingin diingat orang saat ia berada di puncak.
PD Kim dan penulis Han juga menemui Moon. Mereka berkata Ae-jung ditunjuk menjadi salah satu presenter dalam acara Korean Film Award. Ini adalah kesempatan untuk mengubah image Ae-jung. Moon senang dan berjanji akan mendandani Ae-jung dengan baik untuk acara tersebut. Anggun dan berkelas. PD Kim juga meminta Ae-jung mengganti ponselnya sebagai salah satu bentuk promosi sponsor. Ponsel itu akan menjadi ponsel pasangan dengan Pil-joo. Moon melihat ponsel itu adalah ponsel yang iklannya dibintangi Jin dan Se-ri.
Hari Korean Film Award. Jin mengenakan tuxedonya dan mematut dirinya di depan cermin. Ae-jung tidak sengaja masuk dan melihatnya. Bagaimanapun ia terpesona melihat Jin (siapa yang ngga?^^) dan segera pergi begitu Jin melihatnya.
Jin mengejar dan memanggilnya. Ia bertanya apa Ae-jung senang menjadi pengintip. Aku tidak mengintip, sahut Ae-jung. Jin memuji penampilan Ae-jung dan bertanya peghargaan apa yang akan diumumkan Ae-jung.
“Bukan penghargaan Aktor Terbaik, kan?” gurau Jin.
“Penghargaan aktor anak. Kau tidak akan menerima penghargaan kategori aktor anak terbaik, kan?” jawab Ae-jung.
Jin tersenyum dan menasihati Ae-jung hati-hati berjalan di karpet merah agar tidak jatuh. Ae-jung mneagaku ia takut jatuh karena sepatunya berhak tinggi.
Jin menatapnya lembut dan menegakkan kedua bahu Ae-jung. Lalu menaikkan dagunya. “Kau harus berjalan dengan penuh percaya diri di karpet merah. Percaya dirimu yang terbaik di dunia dan berjalan dengan penuh kebanggaan.”
Ae-jung berkata ia akan bersikap demikian karena ia tidak terlihat murahan hari ini, bukan?
“Kau tidak terlihat murahan bahkan ketika kau mengenakan kostum kodok. Dari semua kodok yang pernah kulihat, kau yang paling berkelas.”
Ae-jung tersenyum berterima kasih atas pujian Jin. Jin mengangguk, “Melompatlah (bekerjalah) dengan keras.” Giliran Jin menanyakan pendapat Ae-jung mengenai penampilannya. Ia ingin terlihat paling baik dan paling keren hari ini. Ae-jung melihat Jin dari atas ke bawah dan memuji Jin tampil keren.
“Bahkan ketika kau menjadi ddongko Jin, kau tetap keren.”
“Tentu saja. Teruslah mengingatku sekeren ini, Goo Ae-jung.”
Jin berbalik meninggalkan Ae-jung. Ae-jung menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya. Walau Jin keren tapi ia harus melupakannya.
Jin berjalan di karpet merah dengan penuh percaya diri, Menghayati saat-saat puncak dalam karirnya. Lalu ia menemui Se-ri di ruang ganti. Jin berkata dalam pidato penerimaan penghargaan nanti, ia akan mengumumkan film terbarunya yang disyuting di Hollywood. Se-ri pasti disorot oleh kamera saat Jin mengumumkan itu, jadi Jin hendak memberitahunya lebih dulu agar Se-ri tidak tampak terkejut nanti.
Ae-jung menyatakan kegugupannya pada Jenny dan Pil-joo. Mereka memuji penampilan Ae-jung. Pil-joo meraih tangan Ae-jung dan menekan syaraf untuk menenangkan. Pil-joo berkata ia akan menunggu di tempat acara.
Jenny dan Ae-jung berjalan menuju belakang panggung karena giliran Ae-jung tampil sebentar lagi. Mereka melewati Manajer Jang dan grupnya. Ae-jung menyapa mereka dengan ramah dan sopan.
Manajer Jang menyindir Ae-jung telah berhasil mengubah imagenya berkat acara Couple Making. Ia juga bisa tampil di acara ini hanya karena tim produksi yang mengusahakannya. Ae-jung tidak mempedulikan ucapan Manajer Jang. Sebaliknya ia memberi semangat pada grup Candy.
Eh, Manajer Jang malah mengira Ae-jung mengolok mereka karena berhasil menyingkirkan Harumi (yang menjadi peserta Couple Making) dalam acara Couple Making. Ae-jung membela diri itu bukan salahnya, ia bertanya mengapa ia yang selalu disalahkan atas segala sesuatu. Manajer Jang terus menghinanya dengan mengatakan Ae-jung tidak level untuk dimaafkan. Ae-jung mengendalikan dirinya.
“Hari ini aku tidak akan menundukkan kepalaku untuk alasan apapun. Kakak, ayo pergi,” Ae-jung mengajak Jenny pergi dari situ. Manajer Jang terlihat kesal dan melihat cangkir kopi panas di tangannya.
Adegan berikutnya, baju dan tangan Ae-jung seudah tersiram kopi panas oleh Manajer Jang. Manajer Jang berkata ia tidak sengaja. Karena baju Ae-jung berwarna putih, noda itu terlihat jelas. Ae-jung memegangi tangannya yang tersiram kopi panas itu. Manajer Jang masih saja menghinanya dengan mengatakan Ae-jung tidak pantas berkeliaran.
Se-ri mendadak diminta menggantikan presenter yang membawakan penghargaan aktor anak. Jin yang masih di ruang ganti Se-ri terkejut. Ia menyadari ada sesuatu yang terjadi pada Ae-jung. Ia segera mencari Ae-jung. Ia melihat Jenny sedang menegur Manajer Jang. Manajer Jang berkata ia tidak sengaja menumpahkannya. Jenny bertanya mengapa Manajer Jang bisa berbuat seperti itu. Tapi Manajer Jang terus mengelak.
Jin terus mencari Ae-jung dan menemukannya duduk sendirian di tangga. Jin pelan-pelan turun menghampirinya. Ae-jung melihat Jin dan bangkit berdiri.
Jin melihat gaun Ae-jung yang ternoda. Ae-jung menutupi noda itu dengan tangannya. Jin menatap Ae-jung dengan lembut.
“Menumpahkan sesuatu seperti itu pada baju seperti itu di hari seperti ini, benar-benar disayangkan kau begitu ceroboh.”
Jin melihat tangan Ae-jung yang berubah warna karena terkena kopi panas. Ia meraih tangan Ae-jung dan terus menatap bagian yang terbakar.
Ae-jung berkata lukanya tidak serius, setelah ditaruh di bawah air mengalir pasti akan membaik. Jin tidak mengatakan apa-apa, ia terus menatap tangan Ae-jung.
“Aku mungkin bukan seseorang yang bisa mengenakan gaun seperti ini dan tampil. Kurasa melompat-lompat dengan kostum kodok lebih cocok untukku,” Ae-jung mencoba bergurau.
Jin menyuruh Ae-jung segera mengobati lukanya agar tidak menimbulkan bekas. Ia berbalik dan menaiki tangga. Tampaknya ia telah memutuskan sesuatu.
Acara MBS Korean Film Award telah dimulai, para selebritis telah duduk di tempat mereka dan pembawa acara Song Yun-ah memasuki panggung. (Sepertinya ini cuplikan dari acara MBC Korean Film Award beberapa waktu lalu). Cameo tak sengaja oleh Kim Tae-hee, Eom Ki-joon, Song Yun-ah, Sohn Ye-jin, dan Won Bin.
Dalam perjalanan menuju ruang acara, Jin melihat Manajer Jang sedang tertawa-tawa berbicara di telepon. Mungkin Manajer Jang sedang menceritakan peristiwa tadi pada temannya dan membanggakannya. Jin berbelok dan mengikuti Manajer Jang. Ketika berada di tempat sepi, Jin memanggil Manajer Jang dan langsung melayangkan tinjunya hingga Manajer Jang terkapar.
Pil-joo datang ke rumah Ae-jung untuk mengobati dan membalut luka Ae-jung. Ae-jung merasa tidak enak karena Pil-joo tidak jadi menonton acara itu. Ia menegur Jenny yang memanggil Pil-joo. Pil-joo tersenyum dan berkata ia memang datang ke acara itu hanya untuk melihat Ae-jung (wong dia ngga kenal selebritis laen hehe^^).
Jenny kesal sekali pada Manajer Jang. Ia heran mengapa Manajer Jang masih saja menyalahkan Ae-jung atas bubarnya Kukbeo Sonyeo. Bukankah itu karena Se-ri dan Mina. Ae-jung cepat-cepat memberi isyarat Jenny agar berhenti bicara. Tapi hal itu telah didengar Pil-joo.
Ketika mengantar Pil-joo keluar, mereka melihat ada berita mengenai Jin di TV. Berita itu mengatakan Jin telah memboikot acara award dan menolak menerima penghargaan. Pil-joo mengamati reaksi Ae-jung.
Wartawan menyerbu kantor manajemen Jin. Jae-seok menyuruh para wartawan pergi karena Jin tidak ada di sana. Para wartawan bertanya mengapa Jin tidak ada dalam acara itu, apa Jin tidak menyukai filmnya. Apalagi sebelumnya beredar kabar Jin dan sutradara “Fighter” pernah bersitegang.
Jae-seok segera menelepon Moon. Moon bertanya di mana Jin. Jae-seok berkata Jin ada di rumah tapi tidak bisa dihubungi. Moon meminta Jae-seok menangani reporter dan menyuruh Jin bersembunyi di suatu tempat sementara ia mengurus masalah sebenarnya, yaitu Manajer Jang.
Moon sedang berada di rumah sakit, menemani Manajer Jang yang sedang diperiksa dokter. Tampaknya ia dipukuli cukup parah.
Ae-hwan dimintai bantuan untuk menyelundupkan Jin keluar rumah. Ae-jung bertanya ada kejadian apa. Ae-hwan mengatakan Jin memukul seseorang pada acara award dan ia diminta untuk mengeluarkan Jin dari rumah sebelum para reporter datang. Tapi ia ragu Jin akan menurut padanya.
Ae-jung berpikir dan mengajukan diri untuk menggantikan Ae-hwan. Ia ingin mengkonfirmasi sesuatu.
Ae-jung tiba di rumah Jin (kode rumah Jin masih 6090) dan melihat Jin yang tidak terluka sedikitpun tapi terlihat lelah. Ae-jung bertanya mengenai pemukulan itu tapi Jin tidak mau diwawancarai Ae-jung. Ia lelah.
“Kau seharusnya tidak membuat masalah. Kau harus menjadi superhero keren dan syuting film di Hollywood.”
“Aku tidak pergi. Daripada menjaga dunia ini yang sepertinya akan baik-baik saja tanpa perlindunganku, apa yang seharusnya kujaga sebenarnya ada di sini.” Jin menatap Ae-jung.
Jin mendekati Ae-jung dan berkata ia lelah karena ia terlalu keren hari ini. Pelan-pelan ia memeluk Ae-jung.
“Apa yang kaulakukan?” tanya Ae-jung terkejut.
“Jangan bergerak. Agar aku bisa terus keren, aku harus mendapatkan kekuatan. Chun-jeon (recharge)…” Jin menyandarkan dagunya di bahu Ae-jung.
whoaaaa... ada wonbin^^ (biar kata cm cameo gak sengaja). waktu aku msh SMP ampe skrg dah sarjana mukanya wonbin gak berubah yach? dugeun dugeun masih berdebar jantungku karenanya.. astaga,135!!! ^^
BalasHapusKocak abis, mengharu biru, keren. __̅_̅̅_̅̅ :).·.◦†нªηк's◦.·.:) _̅̅̅_̅̅_̅_ , mbak Fanny ◦ˆ⌣ˆ◦.
BalasHapus*irma di Jkt
Olive mirip Prisia Nasution,?Am I right?hehehe
BalasHapus