“Bukankah keterlaluan kau melakukannya di depan temanku?” ujar Jin-guk pada ayahnya. Ayah Jin-guk baru menyadari kehadiran Hye-mi. Ia minta Jin-guk ikut dengannya.
Hye-mi memegang lengan Jin-guk. Ia bertanya apa Jin-guk baik-baik saja, perlukah ia melapor pada polisi. Jin-guk menenangkannya dan meminta Hye-mi masuk ke dalam rumah.
“Siapa ahjusshi itu?”
“Ayahku,” jawab Jin-guk.
Hye-mi terkejut dan melepaskan pegangannya. Jin-guk pergi mengikuti ayahnya.
Ayah Jin-guk melempar undangan showcase ke tubuh Jin-guk. Ia bertanya apa Jin-guk hendak mempermalukannya dan menyuruhnya segera ke luar negeri.
“Sudah kukatakan aku akan tinggal di sini.”
Ayah Jin-guk tidak ingin Jin-guk membuat masalah sedangkan ia diaclonkan dalam pemilihan umum. Jin-guk berkata ayahnyalah yang membuat masalah dengan maju dalam pemilihan.
“Kau mencalonkan diri tapi tidak bisa mengurus anakmu sendiri, sungguh lucu,” ujar Jin-guk.
“Apa?!”
“Kau tidak pernah benar-benar menginginkanku. Kau membuangku lalu mengangkatku, lalu membuangku kembali. Kaulah yang membuatku menyedihkan seperti ini, Ayah.”
Ayah Jin-guk sangat marah hingga hendak menampar Jin-guk lagi. Tapi tangannya terhenti di udara. Ia malah memegang kedua pundak Jin-guk dan menghela nafas panjang.
Ia berkata ia melakukan semua ini karena ia tidak ingin kehilangan Jin-guk lagi. Jin-guk yang selama ini merindukan kasih sayang ayahnya, mulai tersentuh.
Ayahnya mengatakan ia telah banyak berkorban hingga sampai ke tahap ini, bahkan ibu Jin-guk pun dia lepaskan. Ia bertanya apa Jin-guk ingin ia melepaskan semuanya? Melepas perusahaan dan pencalonannya? Lalu hidup hanya sebagai ayahnya?
Jin-guk menggeleng sambil meneteskan air mata. Ayah Jin-guk berterimakasih atas pengertian Jin-guk dan meminta Jin-guk bersiap pergi bulan depan. Ia akan mengurus semua keperluan Jin-guk untuk bersekolah ke luar negeri. Ia juga meminta Jin-guk merahasiakan semuanya dan jangan sampai terdengar wartawan. Jin-guk mengangguk dengan berat hati.
Malam itu Jin-guk merenung di ruang latihan Kirin. Ia menyenandungkan sebuah lagu. (lagu Someone’s Dream, remake lagu tahun 80-an, versi asli: [klik di sini] versi Dream High dinyanyikan oleh San-E: [download di sini] )
Beberapa orang hidup untuk mewujudkan impian mereka.
Beberapa orang hidup untuk merebut impian orang lain.
Dan beberapa orang mengatakan mereka tidak punya impian.
Jin-guk tertawa getir, menyadari dirinya termasuk golongan terakhir.
Tiba-tiba lampu ruang latihan menyala, Baek-hee menghampiri Jin-guk dan mengatakan ruang latihan tidak boleh dipergunakan pada waktu malam.
Jin-guk beranjak pergi tapi Bae-hee menghalanginya. Sebenarnya ia ingin menyanyikan lagu yang barusan Jin-guk nyanyikan pada acara showcase nanti. Bukan karena ia menyukai lagu itu tapi karena ia pikir lagu itu akan mendapat reaksi bagus dari penonton.
Baek-hee menambahkan jika dua orang yang menyanyikannya pasti akan lebih bagus. Tapi semuanya tidak masalah lagi sekarang karena tidak akan ada yang menonton penampilannya.
“Apa orang tuamu tidak akan datang?” tanya Jin-guk.
Baek-hee membenarkan, ibunya lebih suka melihat pelanggan supermarket daripada melihatnya. Ibunya tidak peduli pada bakat dan keinginan Baek-hee. Jin-guk yang baru saja merasakan hal yang sama dari ayahnya, merasa simpati pada Baek-hee.
“Seandainya aku bisa menyanyikannya pasti akan bagus sekali. Aku merasa liriknya sesuai dengan perasaanku,” ujar Baek-hee.
“Aku juga sama,” gumam Jin-guk. Ia pamit pada Baek-hee dan pergi.
Jason berlatih menari seorang diri. Guru Shi menegurnya, bukankah Jason seharusnya berlatih bersama Ria.
Jason meminta diijinkan menari sendiri atau berganti pasangan. Mengapa, tanya guru Shi. Jason merasa pertunjukan itu tidak menarik.
“Apa kau pikir pertunjukkan itu menarik? Jika kau berpikir demikian, sebaiknya kau menyerah dari sekarang,” ujar guru Shi.
Ria kebetulan lewat dan menguping pembicaraan guru Shi dan Jason. Guru Shi berkata Jason seharusnya berterima kasih pada Ria. Jason memang berbakat tapi tidak cukup untuk menarik perhatian penonton, jadi yang dibutuhkan Jason adalah Ria yang bisa menarik perhatian penonton.
“Saat Ria disorot kamera, kau harus bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya. Jika kau memang berbakat, seharusnya kau juga bisa menarik penonton,” sambung guru Shi.
Jason kesal dan tersinggung tapi tidak bisa mengatakan apapun. Guru Shi berkata jika Jason ingin menyanyi maka menyanyi saja di noraebang (tempat karaoke).
Jason keluar dengan wajah suram. Sementara Ria juga kesal karena dirinya hanya dijadikan batu loncatan untuk Jason.
Pil-suk sedang berdiri di dekat loker Jason. Ketika melihat Jason datang, ia segera bersembunyi di dekat tangga. Jason melampiaskan kekesalannya dengan meninju lokernya keras-keras. Pil-suk terkejut.
Jason melihatnya dan bertanya apa Pil-suk sedang senggang. Jason mengajak Pil-suk menyanyi di noraebang. Di sana Jason melampiaskan seluruh kekesalannya dengan menyanyi sepuasnya.
Pil-suk terpesona mendengar nyanyian Jason. Ngga nyanyi aja udah terpesona apalagi nyanyi^^
Dengan segera Pil-suk ikut menyanyi dan berduet dengan Jason. Mereka menyanyikan banyak lagu di antaranya lagu Heartbeat (2 PM) dan lagu yang dinyanyikan Jin-guk di ruang latihan.
Jin-guk merenungkan perkataan ayahnya. Hye-mi dan Sam-dong yang mencarinya akhirnya menemukannya sedang duduk di kantin. Sebelum mereka sempat memanggil Jin-guk, Baek-hee sudah menghampiri Jin-guk duluan. Hye-mi melihat dengan cemburu.
Baek-hee bertanya apakah Jin-guk bisa datang melihatnya pada acara showcase nanti.
“Mengapa aku?”” tanya Jin-guk.
Baek-hee berkata semua orang tua murid lain akan daang kecuali orangtuanya. Jika hanya dia sau-satunya yang tidak diberi bunga maka dia akan sedih.
Jin-guk ingat kembali perkataan ayahnya yang menyuruh Jin-guk merahasiakan kepergiannya dan membereskan urusannya. Ia menganggap showcase itu adalah kesempatan baginya untuk menghilang tanpa diketahui siapapun.
“Aku mengerti,” jawab Jin-guk pada Baek-hee.
“HEI!!” seru Sam-dong. Hye-mi melirik Jin-guk tak percaya.
Baek-hee buru-buru pergi. Sam-dong dan Hye-mi mendekati Jin-guk.
“Apa kau lupa? Hari itu adalah hari showcase kita, “ tegur Sam-dong. Jin-guk berdiri dan berkata ia tidak akan melakukannya.
“Kenapa? Kenapa begitu mendadak? Apa karena Baek-hee?” tanya Hye-mi.
“Bukan,” jawab Jin-guk, “ Aku memang sudah lama menyerah.”
Ia pergi meninggalkan Hye-mi dan Sam-dong. Hye-mi mengikutinya dan bertanya Jin-guk menyerah apa.
“Semuanya. Aku sudah memutuskan utnuk menyerah sejak awal.”
Jin-guk memasang headphonenya. Tapi Hye-mi sudah mengetahui kebiasaan Jin-guk. Ia melepaskan headphone itu dan menunjukkan kabelnya yang tidak tersambung. Ia tahu Jin-guk hanya menghindari pertanyaannya.
“Apa terjadi sesuatu kemarin? Apa kau membicarakan sesuatu dengan ayahmu?” tanya Hye-mi penuh selidik.
Jin-guk menyangkalnya. Ia hanya lelah dengan semuanya.
Hye-mi tak percaya dengan alasan itu, mengapa mendadak Jin-guk lelah. Jin-guk mengingatkan showcase yang akan mereka jalankan adalah showcase palsu jadi tidak ada gunanya.
Hye-mi berkata bukankah Jin-guk sudah tahu dari awal bahwa showcase itu palsu. Jin-guk berkata ia tidak tahu, ia merasa dirinya bodoh sekarang.
“Kemarin tidak berarti apa-apa. Di halte bus, kaubilang ingin tampil bersamaku di panggung, bukan?“ tanya Hye-mi dengan mata berkaca-kaca.
“Benarkah? Aku tidak ingat,” sahut Jin-guk sambil memasang kembali headphonenya.
“Kalau begitu sepertinya hanya aku yang bersemangat dan menunggu hari itu tiba. Bodohnya aku.”
Hye-mi berbalik pergi. Tapi ia berubah pikiran. Ia menghampiri Jin-guk, melepas headphonenya, dan menendang kakinya. Lalu pergi dengan kesal.
Jason mengajak Pil-sook menyanyi satu jam lagi. Pil-sook melihat jamnya, dengan sedih ia berkata tidak bisa. Ia ada janji penting.
“Benarkah? Janji apa?” tanay Jason kecewa.
“Janji yang sangat…sangat penting.”
“Ke mana? Aku akan mengantarmu,” sahut Jason bersemangat.
“Oh jangan…jangan. Kau tidak boleh mengantarku.” Pil-sook menyilangkan kedua tangannya. Jason melihat Pil-sook dengan curiga. Pil-sook menjelaskan tempatnya tidak jauh jadi ia bisa pergi sendiri. Jason menghalanginya pergi.
“Semakin kau bertingkah aneh seperti ini, aku semakin ingin mengantarmu. Kau mau ke mana?” tanya Jason.
Pil-sook mengatupkan kedua telapak tangannya dan memohon Jason tidak bertanya lagi. Hihi…dua orang ini cute banget…I love Pil-sook^^
Jason kecewa tapi membiarkan Pil-sook pergi. Pil-sook berterimakasih pada Jason. Ia benar-benar senang hari ini. Aku juga, Jason memberi isyarat.
Pil-sook pergi dengan berat hati. Terlalu berat malah. Ia meyakinkan dirinya latihan lebih penting. Tapi lalu ia merasa kesempatan berdua dengan Jason adalah kesempatan sekali seumur hidup.
“Latihan…latihan lebih penting….” Baru beberapa langkah turun tangga, Pil-sook naik lagi, “Hiks…Jason….” Ia bolak-balik naik turun tangga, dilema antara latihan dan Jason. Jason turun tangga dan tersenyum melihat tingkah Pil-sook.
Pil-sook akhirnya memutuskan latihan. See? Why I love this girl?? Dia lebih dewasa dan bertanggungjawab dari penampilannya.
Keraguan dan kekecewaan memenuhi tim guru Kang. Pil-sook kecewa karena Jin-guk memutuskan tidak ikut tampil. Guru Yang takut jika pada hari showcase annti mereka ketahuan dan mererka semua dikeluarkan. Apalagi sekarang hanya tinggal Sam-dong, Hye-mi, dan Pil-sook. Bagaimana bisa mereka tampil 1 jam hanya dengan 3 orang siswa?
Guru Yang mengusulkan pada Sam-dong untuk membatalkan showcase mereka. Sam-dong menyerahkan keputusannya pada para guru. Mendadak Hye-mi berdiri.
“Kita tidak boleh menyerah.”
Semua terkejut. Hye-mi menjelaskan bagian Jin-guk bisa dihilangkan dan Pil-sook bisa tampil solo. Guru Yang protes tapi Pil-sook berkata ia akan melakukannya.
Hye-mi juga mengusulkan guru Yang menggantikan Jin-guk.
“Aku?”
“Jika kau mengenakan seragam sekolah, kau akan terlihat seperti siswa. Kau kelihatan masih muda,” ujar Hye-mi dengan nada merayu, menjalankan taktik Suntzu-nya lagi.
Guru Kang bengong sementara guru Yang melambung ke langit hahaha…
“Apa ini masuk akal?” tanya guru Kang.
“Benar, ketika aku pergi minum kemarin, mereka menanyakan KTP-ku,” sahut guru Yang.
“Hei…itu karena kau bertampang kriminal,” sergah guru Kang. Sam-dong juga menganggap guru Yang terlalu berlebihan.
“Kita tidak boleh menyerah. Aku benar-benar ingin bersekolah di sini. Aku sudah mengeluarkan banyak uang untuk les gitar selama 3 tahun terakhir. Walau pertunjukan ini palsu, aku tidak bisa menyerah begitu saja. Orangtuaku juga menantikan pertunjukkan ini,” kata Pil-sook.
Guru Kang tersenyum dan dengan bersemangat mereka mulai berlatih. Guru Yang juga sangat bersemangat karena ia berkesempatan tampil di panggung.
Diam-diam seseorang mengintip latihan mereka. Jason. Diam-diam ternyata ia mengikuti Pil-sook. Jason tersenyum, “This is where the real thing is at.” Hehe tampaknya…anggota tim guru Kang akan bertambah satu nih^^
Tim guru Shi juga berlatih keras di sekolah.
Hanya satu siswa yang tidak berlatih apapun. Jin-guk. Ia menemui ayahnya. Dengan gembira ayahnya menyerahkan semua surat yang dibutuhkan Jin-guk untuk bersekolah di luar negeri. Jin-guk tersenyum melihat sikap ayahnya yang mendadak hangat dan baik padanya. Tapi di dalam hatinya ia merindukan sekolahnya dan teman-temannya.
Para orang tua juga menantikan acara showcase itu. Ibu Baek-hee melihat undangannya dan menghela nafas. Orangtua Pil-sook senang sekali mendapat undangan showcase. Ibu Sam-dong mencoba hanbok terbaiknya. Ia sangat bangga menerima undangan itu.
Acara showcase akan diadakan besok. Sam-dong dan Hye-mi sibuk mempersiapkan semaunya hingga larut malam. Sam-dong melihat Hye-mi mulai mengantuk, ia menyuruh Hye-mi tidur.
Hye-mi membuka matanya lebar-lebar dan berkata ia tidak mengantuk. Tapi dengan segera matanya menutup kembali. Sam-dong berterima kasih karena Hye-mi bersedia membantunya. Hye-mi membuka matanya dan berkata Sam-dong tidak perlu berterima kasih, ia harus menepati janjinya membayar utang budi pada Sam-dong.
“Dengan membantuku sejauh ini, semuanya sudah terbayar. Kepalaku juga sudah sembuh. Kau juga sangat perhatian. Jadi jangan terbebani lagi, santai saja. Aku juga….”
Untunglah Sam-dong menoleh tepat sebelum Hye-mi jatuh karena tertidur. Sam-dong spontan menarik Hye-mi hingga bersandar di bahunya. Sam-dong mulai merasa gugup. Ia ragu-ragu hendak menyentuh rambut Hye-mi.
Jin-guk baru pulang dan melihat Hye-mi yang tidur di bahu Sam-dong. Sam-dong buru-buru memberi isyarat agar Jin-guk tidak berisik. Jin-guk tidak suka melihat pemandangan tersebut tapi ia tidak mengatakan apapun dan masuk ke kamar.
Baek-hee mengirim sms, menanyakan apakah Jin-guk akan datang ke showcase. Jin-guk tidak membalas sms itu. Ia membaringkan dirinya di kasur dan merenung.
Guru Kang mencoba lagu Sam-dong (lagu Someday) di keyboard. Guru Yang tertarik dengan lagu tersebut dan mereka bersama-sama menyelesaikan lagu itu. Sama seperti masa SMA dulu, mereka banyak membuat lagu bersama. Tampaknya mereka sudah berdamai. Sigh….pengen deh punya guru kaya mereka…
Hari showcase. Showcase sekolah Kirin, yang diadakan di gedung pertunjukan besar, dihadiri oleh para pencari bakat dari perusahaan manajemen artis besar. Kepsek Shi menyambut mereka dengan senyum lebar. Tim guru Shi bersiap di belakang panggung.
Ria mengeluh bajunya kurang menonjol. Jason mengomentari baju itu sudah cukup baik. Ria yang masih kesal mengingatkan Jason untuk terus berdekatan dengannya, dengan demikian Jason akan mendapat banyak sorotan. Ria menambahkan ia juga sebenarnya tidak suka sepanggung dengan Jason. Tentu saja Jason marah dan pergi.
Di luar, ia mendengar guru Gong mendapat tugas untuk mengambil CD yang tertinggal di Kirin. Jason yang sudah tahu adanya showcase palsu di Kirin segera mengajukan diri untuk membantu mengambilkan, tujuannya agar showcase palsu itu tidak ketahuan.
Agar diperbolehkan pergi, Jason beralasan kostumnya juga ketinggalan di sekolah. Dari sekolah ia kan meng-email isi CD tersebut ke guru Gong. Jason langsung berlari pergi sebelum dicegah guru Gong.
Ibu Sam-dong bertemu dengan orang tua Pil-sook di bus. Mereka segera menjadi teman.
Ma Do-shik menghias sekolah sehingga benar-benar terlihat seperti showcase betulan. Ia bahkan menyuruh semua pegawai di klub miliknya untuk datang. Guru Kang bertanya mengapa Ma Do-shik mau membantu mereka.
“Ini semacam uji coba produk baru. Sama seperti memperlihatkan produk baru pada mereka yang berinvestasi pada perusahaan.”
Gru Kang berkata ia banyak dibantu oleh Ma Do-shik. Ia merasa seperti Candy saja (inget komik Candy?) dan Ma Do-shik seperti Terius. Tiba-tiba keduanya menyadari keanehan analogi itu dan buru-buru pergi hehe…
Jason sudah tiba di Kirin dan sudah mengirim email ke guru Gong. Ia lega karena sduah berhasil membantu Pil-sook. Namun tanpa disadarinya, juga tanpa disadari siapapun, guru Shi datang ke Kirin untuk mengambil sesuatu.
Guru Kang menghampiri Hye-mi dan Sam-dong lalu memperdengarkan sebuah lagu pada mereka. Sam-dong segera mengenali lagu itu. Itu adalah lagu yang dibuatnya. Dan lagu itu sekarang telah diselesaikan oleh guru Kang dan guru Yang.
Hye-mi terkejut, “Kau yang membuatnya?”
Sam-dong berkata ia hanya asal-asalan menekan tuts dan tidak tahu akan jadi seperti ini. Guru Kang mengatakan lagu itu akan menjadi penutup acara showcase mereka. Bukankah hebat jika ibu Sam-dong bisa mendengar lagu yang ditulis Sam-dong sendiri. Sam-dong tidak bisa menahan perasaan bangga dan terharunya.
Jason tak sengaja mendengar suara Pil-sook. Pil-sook sedang berlatih ditemani guru Yang. Guru Yang bertanya perlukah ia menyanyi duet dengan Pil-sook menggantikan Jin-guk. Dengan sopan Pil-sook berkata ia akan menyanyi sendiri.
Tapi guru Yang malah jadi penasaran. Kenapa Pil-sook tidak mau berduet dengannya? Pil-sook menjawab ia hanya lebih suka menyanyi sendiri.
“Bagaimana jika denganku saja?” tiba-tiba Jason menghampiri mereka. Guru Yang segera kabur.
Pil-sook terkejut Jason ada di Kirin. Bukankah Jason seharusnya ada showcase di Kirin. Di sana membosankan, keluh Jason. Jason ingin berduet dengan Pil-sook, tentu saja Pil-sook sangat senang. Tapi Jason bisa mendapat masalah kalau ketahuan. Jason berkata yang terjadi, terjadilah.
Jason meminta guru Yang keluar dari persembunyiannya. Guru Yang beringsut keluar dari kolong meja rias. Ia meminta Jason tidak merahasiakan semuanya. Jason melakukan gerakan mengunci mulut.
Guru Shi yang baru saja keluar dari Kirin, terkejut mendengar Jason belum datang. Ia kembali masuk dan mulai mencari Jason. O-ow….keluar mulut harimau, masuk mulut buaya…
Di belakang panggung, guru Gong gelisah karena Jason belum muncul juga. Ria yang kesal menolak tampil. Semua jadi kebingungan karena Ria dan Jason adalah penampil pertama showcase mereka.
Baek-hee tiba-tiba ditelepon ibunya. Ternyata ibunya datang. Baek-hee sangat senang. Ibunya bertanya kapan giliran Baek-hee tampil karena ia tidak bisa meninggalkan tokonya lama-lama. Baek-hee tampil pada giliran ketiga. Ibunya menyemangati Baek–hee untuk tampil sebaik-baiknya, jika jelek ia sendiri yang akan menarik Baek-hee turun dari panggung. Baek-hee tersenyum bahagia. Ibunya benar-benar datang.
Hye-mi berdiri di panggung yang masih kosong. Ia ingat janji Jin-guk padanya bahwa mereka akan tampil di panggung yang sama. Ia berniat meng-sms Jin-guk tapi tak jadi.
Baek-hee mendengar guru Gong dan guru Meng membicarakan siapa yang akan tampil pada acara pembukaan karena Jason tidak ada dan Ria menolak tampil. Baek-hee tiba-tiba mendapat ide.
Seseorang menepuk pundaknya. Jin-guk. Ia datang untuk menyemangati. Baek-hee segera meminta bantuan Jin-guk untuk tampil bersamanya karena ternyata ibunya datang untuk melihatnya.
Jin-guk meminta maaf dan berbalik pergi. Tapi bukan Baek-hee namanya kalau melewatkan kesempatan begitu saja. At least the new Baek-hee.
Ia memohon Jin-guk membantunya. Ia tak menyangka ibunya bersedia hadir dan ingin memberi penampilan terbaik. Jin-guk tersentuh. Itulah kelemahan Jin-guk. Ia merasa hal yang sama dengan Baek-hee….mereka membutuhkan pengakuan orangtua mereka.
Orang-orang mulai berdatangan ke showcase palsu di Kirin. Mereka disambut oleh barisan pria berjas. Kaya yakuza/mafia aja hehe….
Ma Do-shik berpura-pura menjadi pencari bakat. Ia duduk di tempat VIP, lengkap dengan papan namanya. Asisitennya itu lho lucu banget penampilannya^^
Ia tak sengaja bertemu dengan kakak Oh-hyuk yang membawa rekan-rekannya sesama wartawan. Kakak Oh-hyuk menjelaskan ia memang seorang wartawan tapi sedang berpura-pura menjadi wartawan yang meliput showcase.
Guru Shi melihat aula Kirin penuh dengan orang dan dengan marah ia mendekati guru Kang. Ia minta acara ini dihentikan sekarang juga. Guru Kang terkejut guru Shi ada di Kirin. Ia minta guru Shi lebih fleksibel dengan peraturan.
Ia berkata ia meminjam gedung ini dengan sah dan juga hanya menyelenggarakan acara kecil pada saat semua orang pergi. Ia berkata anak-anak sangat ingin tampil. Para orangtua juga sangat menantikan penampilan anak-anak mereka. Mereka sangat serius melakukan showcase ini.
“Tunggu, para orangtua datang untuk menyaksikan showcase palsu? Apa yang sedang kaulakukan? Jika untuk mereka, seharusnya mereka sudah diberitahu sejak awal bahwa anak mereka tidak cukup baik. Beritahu mereka anak mereka kurang berpotensi agar mereka bisa mencari jalan hidup yang lain. Bagaimana bisa kita meminta orang tua diam saja? Orangtua seperti apa yang akan membiarkan anaknya seperti itu? Demikian juga dengan anak-anak. Mengatakan mereka bisa terbang padahal mereka tidak bisa. Ketika mereka melompat, mereka akan terluka bahkan mati. Guru Kang, mereka telah dibutakan oleh pujian-pujianmu. Baik para orang tua maupun anak-anak. Kau melakukan hal yang tak masuk akal. Apa kau mengerti maksud ucapanku?”
Guru Kang terpukul mendengar ucapan guru Shi.
“Guru Kang, kau lebih kejam daripada aku,” tambah guru Shi dengan penuh emosi.
“Benar, kau memang benar,” sahut guru Kang pelan.
Guru Shi meminta guru Kang menyerahkan walkie talkienya. Ia akan mengurus semuanya. Guru Kang ragu-ragu menyerahkan walkie talkie itu dan malah membopong guru Shi saat guru Shi lengah.
Ia mengurung guru Shi di ruang properti dan menyita tasnya. (Karena ada ponsel di tas guru Shi) Guru Kang meminta maaf. Ia mungkin memang telah menjadi guru yang buruk, jadi ia akan memperbaikinya. Ia lalu pergi meninggalkan guru Shi sendirian. Guru Shi berteriak-teriak marah.
Penampilan pertama oleh Pil-sook dan Jason. Sedangkan showcase satu lagi, Baek-hee dan Jin-guk. Mereka menyanyikan lagu yang sama: Someone’s Dream [download di sini].
Beberapa orang hidup untuk mewujudkan impian mereka.
Beberapa orang hidup untuk merebut impian orang lain.
Dan beberapa orang mengatakan mereka tidak punya impian.
Kepsek Shi tidak terlihat senang. Baek-hee melihat ibunya yang berdiri bertepuk tangan untuknya.
“Ibu…” gumamnya terharu.
Jin-guk pelan-pelan berbalik. Ia menyadari sesuatu.
DI belakang panggung, Baek-hee berterima kasih pada Jin-guk.
“Bukan, seharusnya aku yang berterima kasih padamu. Sebenarnya aku datang ke sini, karena akan melarikan diri. Aku ingin mengakhiri semuanya. Sekarang akau akan memulai dari awal. Hal-hal yang ingin kulakukan dan orang yang ingin kudampingi.”
Baek-hee tersenyum penuh harap.
“Sekarang aku tahu. Semuanya berkat kau. Terima kasih untuk hari ini. Aku pergi dulu,” Jin-guk melanjutkan. Baek-hee menyadari orang yang dibicarakan Jin-guk adalah Hye-mi, bukan dirinya.
Seorang presiden perusahaan manajemen artis, Presiden Yoon, mendatangi Jin-guk. Ia ingin berbicara dengan Jin-guk.
Sam-dong mengintip dari belakang dan melihta ibunya duduk di deretan penonton. Ia sangat senang. Ia berharap ayah Hye-mi juga datang. Hye-mi berkata lebih baik ayahnya tdak datang. Jika ayahnya tahu Hye-mi berhenti menyanyi dan sekarang menyanyi di tempat ini, ia pasti akan sedih.
Hye-mi bertanya apa yang dikatakan Sam-dong pada ibunya tentang hubungannya dengan Hye-mi. Kau terpesona olehku, sahut Sam-dong pelan. “Kau Chun-hyang dan aku Mong-ryeong. ” (wah…masih inget Delightful Girl Chun-hyang? Recommended Korean Drama^^)
Hye-mi menarik nafas panjang.
“Baiklah kali ini aku akan menjadi Chun-hyangmu. Apa kau bisa?”
Hye-mi mengangkat tangannya untuk hi-five. Sam-dong malah relfleks menghindar hehehe..takut dipukul.
Hye-mi mengangkat tangannya lagi. Sam-dong ikut mengangkat tangannya seperti bersumpah, “Ya, aku bisa!” serunya dengan tegas.
Hyemi menepuk tangan Sam-dong. “Aku bermaksud melakukan high-five. Apa kau tidak tahu? High-five.”
“High-five,” gumam Sam-dong.
Mereka tampil terakhir membawakan lagu “Someday” [download di sini]. Para penonton menyukai penampilan mereka dan memberi sambutan meriah. Termasuk Ma Do-shik yang mengacungkan kedua jempolnya.
Guru Kang menemui Sam-dong di belakang panggung. Ia bertanya bagaimana perasaan Sam-dong berdiri di atas panggung.
“Aku senang. Sangat senang.”
Itu cukup, sahut guru Kang sambil menepuk pundak Sam-dong.
“Pak guru, apa kau ingat aku pernah berkata impian kita selalu di luar jangkauan dan kita tidak bisa menangkapnya. Sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Impianku itu nyata dan sangat indah. Begitu indahnya hingga membuatku gila. Aku menantikan hari di mana aku mencapai impianku. Dan juga proses mencapai impian itu sangat kunikmati.”
Guru Kang tersenyum mengangguk.
“Baguslah kalau begitu. Tapi Sam-dong karena pertunjukkan sudah usai……”
Mendadak Sam-dong tidak bisa mendengar suara guru Kang. Ia terlihat kebingungan. Guru Kang khawatir karena wajah Sam-dong terlihat pucat.
Sam-dong tiba-tiba bisa mendengar kembali. Ia pikir telinganya berdengung karena kerasnya tepuk tangan penonton. Guru Kang tertawa lega.
Guru Shi masih berteriak-teriak dan mulai ketakutan. Ia mengambil ancang-ancang dan berteriak menerjang pintu. Tepat saat pintu terbuka.
Guru Shi menabrak seseorang dan mendarat diatasnya. Guru Yang bingung melihat guru Shi menelungkup di atas tubuhnya dan mulai menangis.
Menyadari ternyata itu bukan guru Kang, guru Shi berteriak dan bangkit berdiri. Balik lagi ke asal. Cool… guru Shi berjalan pergi. Guru Yang kaget dan segera memanggilnya.
Guru Kang bersiap naik ke panggung untuk memberi sambutan terakhir. Ia ingat kata-kata guru Shi bahwa ia hanya memberi impian kosong pada anak-anak dan para orang tua mereka. Pelan-pelan ia melangkah ke panggung dan memperkenalkan dirinya. Ia berterima kasih atas kedatangan semuanya.
“Aku berdiri di sini untuk meminta maaf.”
Semua kebingungan, minta maaf karena apa?
“Semuanya, yang kalian saksikan hari ini di showcase sebenarnya adalah showcase palsu.”
Guru Shi yang sedang berusaha menyabotase mic guru Kang terkejut dan berhenti. Guru Yang juga kaget.
“Semua yang tampil adalah mereka yang gagal tampil dalam showcase sesungguhnya. Karena mereka tidak ingin menyampaikan pada orang tua mereka, kami mempersiapkan showcase palsu ini. Orang tua selalu bertanya padaku ‘dapatkah anakku menjadi superstar?’ ‘Dapatkah dia terus menempuh jalan ini?’ ‘Apa dia punya bakat?’ ‘Anakku tidak tahu bagaimana harus terbang…mungkinkah dia akan terjatuh dari tepi jurang?’ ‘Apa mereka akan terluka?’ Semua merasa takut. Sebenarnya, apakah mereka punya kemampuan atau tidak, aku juga tidak tahu jawabannya.
Tapi satu hal yang aku yakin. Anak-anak ini ingin terbang lebih tinggi dari semua siswa lainnya di sekolah ini. Mereka mencintai panggung ini lebih dari siapapun. Mereka mencintai berdiri di atas panggung lebih dari yang lainnya. Mereka membuat konfeti dengan mengguntingi kertas sendiri. Hanya demi showcase palsu ini, mereka bekerja hingga larut malam selama berhari-hari.
Karena mereka begitu ingin berdiri di atas panggung. Mereka sangat suka panggung ini. Karena impian mereka sangat indah. Mereka yakin mewujudkan impian ini akan menjadi pengalaman yang indah. Tapi jika kita mengatakan pada mereka bahwa mereka akan terluka, atau tidak bisa mencoba, bukankah itu terlalu berlebihan?
Aku percaya menunjukkan kegigihan pada suatu hal juga merupakan bakat. Hari ini aku benar-benar telah menyaksikannya. Karena itu aku percaya pada bakat mereka. Aku ingin terbang tinggi bersama mereka seperti burung rajawali. Walalu aku tidak tahu selebar apa sayap mereka nantinya, tapi aku tetap ingin mereka mencobanya. Karena itu aku akan melakukan yang terbaik untuk membuat proses ini menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan. Tentu saja mereka juga boleh menggunakan jaring pengaman. Jika mereka jatuh setidaknya ada yang mendukung mereka. Itulah yang kusebut….keluarga…. Setelah ini, kumohon teruslah mendukung kami. Tolong semangati kami. Terima kasih.”
Semua bertepuk tangan. Ma Do-shik pun terkesan. Kakak Oh –hyuk baru kali ini begitu bangga melihat adiknya dan bertepuk tangan memberi semangat.
Guru Shi yang mendengar semua perkataan Oh-hyun, meninggalkan Kirin diam-diam. Guru Yang tidak menyadari kepergian guru Shi. Ia sangat terharu dengan perkataan guru Kang.
Guru Kang menyalami semua muridnya di belakang panggung. Awalnya Hye-mi bersikap jutek seperti biasanya, tapi pelan-pelan ia mengangkat tangannya. High five dengan guru Kang. Keduanya tersenyum.
Jin-guk menemui ayahnya dan mengembalikan semua berkas dan uang. Ayahnya jelas sangat marah. Jin-guk meminta maaf karena awalnya ia pergi ke Kirin, ia sudah memberontak dan sengaja mempermalukan ayahnya. Ia tidak benar-benar hendak menjadi penyanyi.
“Aku tahu politik adalah impian hidup ayahku. Aku minta maaf karena selalu menertawakan impian itu. Tapi sekarang aku menyadari tidak ada mimpi yang lucu. Dalam dunia ini, tida ada mimpi untuk ditertawakan.”
Ayah Jin-guk tidak mau mendengar penjelasan Jin-guk. Ia bertanya apa sebenarnya yang ingin Jin-guk lakukan.
“Aku tidak akan ke luar negeri. Ada banyak hal yang ingin kulakukan di sini. Aku ingin berdiri di panggung. Ini bukan pemberontakan. Tapi aku tulus menginginkannya.”
“Apa kau ingin menghambatku?”
“Tidak, aku akan mendukungmu, Ayah. Aku akan menjadi putra yang bisa kaubanggakan. Agar kau bisa mendukungku juga.”
Jin-guk keluar dari kantor ayahnya dengan hati lapang. Bebannya serasa lepas. Ia mengirim sms pada Hye-mi untuk menunggunya. Tapi ayah Jin-guk rupanya tidak membiarkan Jin-guk pergi. Ketika Jin-guk keluar gedung, ia dihampiri sekretaris ayahnya dan diminta masuk ke mobil.
Jin-guk hendak melarikan diri tapi para bodyguard bertubuh kekar berhasil memeganginya dan mendorongnya masuk ke mobil. Jin-guk tak bisa keluar. Ia memandang ke atas, ke arah kantor ayahnya. Sigh….
Komentar:
I really love this drama. Awalnya kupikir tidak ada yang bisa membuatku lepas dari sihir Secret Garden. Tapi ternyata Dream High melakukannya. Sayangnya aku tidak sempat melanjutkannya dengan cepat. Indosiar sedang menayangkan drama ini dan banyak yang ingin membaca sinopsisnya. Bagi mereka yang ingin membaca sinopsis episode selanjutnya, silakan kunjungi blog Hime no Sarange. Princess sudah membuat sinopsisnya sampai tamat bahkan edisi spesialnya^^.
Jika sempat, aku akan meneruskan Dream High di waktu mendatang. Untuk sekarang, kembali ke Best Love^^
Like it banget :)
BalasHapusada lanjutannya.?
BalasHapus