Selasa, 22 Februari 2011
Midas
Senin, 21 Februari 2011
Sinopsis Dream High Episode 1
Dari dunia keajaiban yang berakhir dengan manis dan indah, kita beralih ke dunia impian, di mana sekelompok anak muda dengan bakat mereka mencari jati diri dan mencapai impian mereka. Aku bukanlah penggemar Kpop walau kadang aku membaca beberapa beritanya. Aku tidak mengenal Miss A, T’ara, IU, bahkan 2PM (cuma dari iklan tentang Korea). Dan aku bukanlah penyuka drama bergenre sekolah atau anak muda, kecuali BBF^^.
Awalnya aku sama sekali tidak tertarik dengan Dream High ini. Bagiku ini adalah proyek idealis Bae Yong-joon dan Park Jin-young (JYP) untuk memperluas pengaruh mereka dalam dunia entertainmen Korea. Bagiku segala sesuatu yang terlalu idealis akhirnya akan mengecewakan apalagi dengan menggunakan bintang Kpop yang tidak berpengalaman dalam dunia acting. Tapi….ternyata sesuatu yang idealis digabung optimisme yang tinggi dapat mewujudkan impian itu. Dream High sukses menempati rating tertinggi slot drama Senin-Selasa di Korea, mengalahkan Athena yang dipenuhi actor-aktris ternama Korea. Penasaran bukan? Lanjuuuuuuut…… ke si-nop-sis!
“Saat ini LA Staples Center menjadi pusat perhatian negara kita karena penyanyi Korea Selatan, K, memenangi penghargaan dalam acara Grammy Awards. Ini merupakan saat bersejarah.” Demikian berita di TV Korea Selatan.
“Aku berada dalam acara Grammy Awards ke-60 (tahun 2011 baru yang ke-53) dan kami menunggu penyanyi Korea K, pemenang penghargaan “Album of The Year”. 50 juta orang telah memilihnya sebagai kandidat terbaik, ia menerima begitu banyak perhatian…” lapor seorang reporter wanita dari belakang panggung Grammy.
Seorang kru membuka pintu berlogo K. Di dalam ruang itu, seseorang memegang sebuah foto 6 remaja mengenakan seragam. Ia meletakkan foto itu di sebelah kalung dengan bandul K.
Kamera beralih pada acara wawancara. Seseorang mengambil foto yang sama dari atas meja saat ia diwawancarai. “Mereka mengatakan ini adalah foto K pada masa sekolahnya, benarkah begitu?” tanya pewawancara. “Iya, ini adalah saat ia masih sekolah. Jadi sekitar 8 tahun yang lalu,” jawab orang yang memegang foto itu.
“Bisa dibilang kaulah yang menemukan K. Pertama kali kau melihatnya, apa kau sudah bisa merasakannya? Bahwa dia akan menjadi seorang bintang dunia yang bisa berada di atas panggung Grammy Awards?” tanya pewawancara. “Aku bisa merasakannya namun aku bukanlah orang yang membuat K,” jawab orang itu lagi.
“Ehm….kau terlalu rendah hati. Dalam wawancara CNN, ia mengatakan ia sangat dibantu oleh seorang guru.”
“Kau tentu tahu pukulan pembuka itu apa, bukan?” tanya orang pemegang foto itu.
“Itu adalah pukulan pertama yang memecahkan susunan bola dalam permainan biliar.”
“Ya….dengan pukulan itu, permainan dimulai. Yang aneh dalam pukulan pembuka ini adalah walau kau memukul bola dengan sudut dan kekuatan yang sama, bola-bola itu selalu bergerak dengan arah yang berbeda. Aku tidak bisa mengetahui bagaimana bola itu akan saling bertubrukan satu sama lain dan ke mana mereka akan bergerak.”
Sementara orang itu berbicara, kita diperkenalkan pada beberapa orang yang berada dl dalam foto itu. Jin Gook (Taecyeon -2PM) sedang bermain biliar, Song Sam Dong (Kim Seo Hyeon) sedang mengikuti lomba menyanyi di kampung, Hye-mi (Suzy –Miss A) menyanyi dalam satu panggung dengan Jo Su-mi (cameo, soprano Korea), sementara Yoon Baek-hee (Ham Eun-jung –T’ara) memotretnya dan menatapnya dengan penuh kekaguman.
“Saat pukulan pembuka dibuat, aku melepaskan tanganku dan sekarang semuanya tergantung pada bola-bola itu,“ lanjut orang tersebut. Kita bertanya-tanya, siapakah K?
Cerita dimulai pada suatu hari 8 tahun yang lalu. Dua gadis membicarakan Hye-mi yang baru saja konser dengan Jo Su-mi. Salah satunya mengatakan Hye-mi diterima di Juilliard (salah satu sekolah seni pertunjukan yang paling prestis dan terkenal di dunia - seni pertunjukan mencakup tarian, drama, dan music) jadi pantas saja jika ia bisa bersanding dengan Jo Su-mi. Temannya berkata Hye-mi cantik, hidup enak, dan berbakat, kurang apalagi?
Mereka melihat seorang gadis, Baek-hee, yang berdiri tak jauh dari mereka sambil mengamati hasil foto konser Hye-mi. Siapa dia? Dia terus mengganggu dengan memotret di saat pertunjukan, tanya yang seorang. Temannya menoleh, oh itu Hye-mi bba. Hye-mi bba? Temannya menjelaskan, ia dipanggil demikian karena ia selalu mengikuti Hye-mi kemana-mana, jadi dia adalah sandal Hye-mi, singkatnya Hye-mi bba. Temannya tertawa, lucu sekali, dia mengikuti gaya Hye-mi dari kepala hingga ujung kaki, siapa namanya sebenarnya? Aku tidak tahu, kata temannya.
Hye-mi yang sedang memberikan semua barang bawaannya pada Baek-hee mendengar itu semua. Ia menghampiri kedua gadis tersebut. “Yoon Baek-hee,” ucapnya. Kedua gadis itu terkejut dan terlihat takut. Hye-mi mendekati mereka dan menarik Baek-hee ke sampingnya. “Namanya bukan Hye-mi bba tapi Yoon Baek-hee,” katanya dingin. Baek-hee langsung menoleh penuh pemujaan saat Hye-mi membelanya, “Hye-mi ah..”
Hye-mi dengan angkuh mendekati kedua gadis tersebut. Ia memegang ikat rambut seorang gadis itu, “Jungmi, kulihat kau selalu memakai ikat rambut pemberianku. Aku berniat membuangnya tapi akhirnya kuberikan padamu. Menyedihkan melihatmu selalu memakainya.” Gadis yang dipanggil Jung-mi dengan kesal langsung melepaskan ikat rambutnya. Hye-mi tersenyum sinis lalu berjalan meninggalkan mereka diikuti Baek-hee. Teman Jung-mi berkata kesal, “Aku tahu Hye-mi kurang apa. Etika.”
(Gadis yang rambutnya ditarik Hye-mi mirip Park Chae-rin yang di Secret Garden, bener ngga sih?^^)
Di luar gedung, Baek-hee berkata ia tidak keberatan dipanggil Hye-mi bba bahkan ia menyukainya. “Aku membencinya,” kata Hye-mi singkat lalu terus berjalan. “Benarkah? Kalau begitu aku juga membencinya,” sahut Baek-hee riang.
Baek-hee benar-benar mengikuti gaya Hye-mi, kaus kaki dan gantungan tasnya pun sama. Hye-mi melihat hasil foto Baek-hee. Ia hanya memilih satu dari beberapa foto, bahkan ada yang dilempar ke Baek-hee. Satu saja disukai Hye-mi, Baek-hee sudah senang. Hye-mi memasukkan foto itu ke dompetnya.
Saat mereka berjalan, mereka dihadang oleh kerumunan orang yang mengerumuni sebuah mobil van. Sepertinya mereka adalah fans seseorang dan juga ada banyak reporter yang mengejar van itu. Hye-mi tidak sadar telah menjatuhkan dompetnya.
Dompet itu dupungut oleh seorang pemuda. Ia melihat isi dompet itu dan kecewa karena isinya Cuma 300 won. Hye-mi berhenti berjalan. Tiba-tiba pemuda tadi dipiting oleh seseorang, yaitu Jin-gook^^. “Hei, Jo In-sung, apa kau belum menghilangkan kebiasaanmu?”
In-sung mengeluh kesakitan dan membela dirinya dengan berkata ia tidak mencuri, tapi memungut di jalan dan ia sedang mencari pemiliknya. Jin-gook akhirnya melepasnya.
In-sung melihat dompet itu lagi dan melihat kartu pelajar Hye-mi. “Go Hye-mi. Apakah ia seorang penyanyi?” In-sung melihat foto yang baru saja dimasukkan Hye-mi. Jin-gook mengambil dompet itu dan melihat kartu pelajar Hye-mi sementara In-sung memasukkan foto Hye-mi ke dalam sakunya.
Hye-mi yang berhenti berjalan berteriak kesal karena dihadang oleh kerumunan tadi. “Lalat-lalat kotoran itu! Mereka benar-benar menempel pada kotoran.” Baek-hee bingung apa maksud Hye-mi. “Murid-murid busuk itu! Dari sekolah busuk itu,” sahut Hye-mi kesal sambil mendelik pada sebuah sekolah di depan mereka.
“Hei, mengapa Kirin kausebut sekolah busuk? Mereka mendapat nilai terbaik. Semua penyanyi dan idola yang baru muncul akhir-akhir ini lulusan dari sekolah itu,” protes Baek- hee, namun melihat tatapan Hye-mi padanya ia langsung berkata,”Jika aku melihat lebih dekat, sekolah itu tidaklah bagus. Mereka adalah bandit dan lalat kotoran.” Hye-mi tidak terkesan, “aku pergi duluan.” Lalu ia pergi tanpa menghiraukan Baek-hee.
Jin-gook mengenali Hye-mi dari foto kartu pelajarnya. Ia mengikuti Hye-mi untuk mengembalikan dompet itu tapi sepertinya ia penasaran dengan Hye-mi.
Hye-mi berjalan di stasiun kereta bawah tanah. Di saat ia mengira tak ada yang melihat, ia mengenakan masker untuk menutupi wajahnya (wah Seol harusnya belajar dari Hye-mi tuh..) dan topi. Lalu ia melompati pintu karcis otomatis (jadi dia ngga bayar). Jin-gook yang melihat itu kaget tapi terkesan.
Sementara itu seseorang dengan bandul K tiba di bandara Seoul. Begitu ia keluar, ia disambut teriakan histeris, “Oppa!!! Oppa!!!” Ia menoleh dan melihat kerumunan wartawan dan fans sedang berebut bertanya dan memotret. Semua itu tidak ditujukan padanya tapi pada seorang bintang muda, Kim Hyun-joong (cameo). Orang itu tersenyum dan berjalan ke arah lain.
Kim Hyun-joong meladeni beberapa pertanyaan dan terus tersenyum. Saat berbicara, ia melihat seseorang dan bergumam, “hantu?”. Ia berteriak memanggil, “Presdir!” dan menghampirinya. Orang itu (dengan bandul K di tasnya) menoleh. Kim Hyun-joong menghampirinya dan bertanya mengapa ia kemari, bukankah ia sedang di Cina?
Orang itu tersenyum, kau tidak tahu kita berada dalam satu pesawat bukan? Benarkah, seharusnya kau memberitahuku lebih awal, aahhh kau pasti menungguku bukan, tanya Kim Hyun-joong. Pertemuan mereka menjadi berita di TV.
“Kim Hyun-joong lulusan Sekolah Seni Kirin bertemu dengan Presdir sekolah itu, Jung Ha Myung di bandara. Presdir Jung Ha Myung menggunakan penilaiannya yang luar biasa…”
Jung Ha Myung (Bae Yong-joon) adalah orang yang pada awal episode diwawancarai mengenai K. Ia adalah Presdir Sekolah Seni Kirin.
Seseorang mematikan TV sebelum berita selesai. Ia adalah Shi Bum-soo (Direktur Park-nya Secret Garden), kepala sekolah Kirin. “Akhirnya yang harus datang, akan datang juga,” katanya.
Hye-mi menyelipkan brosur pada jendela mobil-mobil di tempat parkir sebuah gedung. “Apakah membagikan brosur dapat membantumu membayar hutang?” tanya seseorang. Hye-mi terpaku dan menoleh. “Ini sangat menarik, “kata orang itu. Ia adalah Ma Doo Shik, seorang rentenir.
Hye-mi berjalan menjauh perlahan-lahan dengan wajah takut. Ma Doo-shik mendekatinya, “dalam bisnis kami ada system yang sangat penting. Ayahmu tidak membayar uang yang ia pinjam dariku. Karena kau anaknya, kau yang harus membayarnya atau gunakan tubuhmu untuk membayarnya.”
Hye-mi dengan kesal melempar brosur-brosur di tangannya ke wajah Ma Doo-shik, tapi ya ngga ngaruh. Ma Doo-shik menggelengkan kepalanya, “Bukan begitu caranya. Karena dia anaknya maka dia harus mengembalikan uangnya.” Dengan dingin Hye-mi mnejawab, tidak mau, aku tidak mau ikut denganmu.
“Apa kau akan menurut atau aku harus menggunakan kekerasan?”
“Sudah kubilang tidak mau!!” teriak Hye-mi sambil menendang tong sampah di dekatnya. Sepatunya terlempar dan tong sampah itu hanya menggelinding sedikit hingga dengan mudah dhentikan Ma Doo-shik. “Apa kau sedang bermain-main denganku?” tanya Ma Doo-shik. Hye-mi segera melarikan diri. Ia turun ke lantai bawah tempat parkir namun dengan cepat balik naik ke atas karena di bawah anak buah Ma Doo-shik sudah menunggu dan mengejar Hye-mi ke atas.
Hye-mi tiba di lantai parkir teratas dan ternyata anak buah Ma Doo-shik juga sudah menunggu di sana. Hye-mi tersudut. Ma Doo-shik meledeknya namun tiba-tiba seseorang menyerang anak buahnya.
Pahlawan kita yang keren, Jin Gook! Hye-mi bingung karena ia tidak kenal dengan Jin-gook demikian juga Ma Doo-shik. Jin-gook melawan mereka bahkan berhasil mencopet dompet Ma Doo-shik. Ia melemparkan dompet Hye-mi pada Hye-mi. Hye-mi kaget dompetnya ada pada pemuda asing di hadapannya.
“Bagaimana jika kau berurusan denganku, ahjusshi?” tantang Jin-gook sambil mengacungkan dompet Ma Doo-shik. Hye-mi mempergunakan kesempatan ini untuk melarikan diri. Anak buah Ma Doo-shik segera mengejar Jin-gook.
Merasa dirinya aman, Hye-mi membuka dompetnya dan menyadari fotonya hilang. Ia mencarinya di tempat parkir dan di tangga tapi tidak menemukannya. Ia menyadari hanya mengenakan satu sepatu (karena yang satu terlempar saat menendang tong sampah) dan menghela nafas kesal.
Jin-gook terus berusaha melarikan diri dari kejaran anak buah Ma doo-shik. Ia berlari ke stasiun bawah tanah. Tepat sebelum ia masuk kereta, Ma Doo-shik menangkapnya dan siap meninjunya. Namun sebuah sepatu melayang menghantam dahi Ma Doo-shik. Jin-gook segera masuk ke kereta dan menabrak Hye-mi yang kali ini kedua kakinya tak bersepatu. Jin-gook menangkap pinggang Hye-mi, mencegahnya jatuh.
Keduanya langsung melepaskan diri dan merasa kikuk, Hye-mi berdiri membelakangi Jin-gook. “Kita bertemu lagi,” sapa Jin-gook. Hye-mi diam saja. “Hei, kau tidak mengenaliku?” Hye-mi berbalik menatap Jin-gook. Jin-gook mengira Hye-mi ingat, “waktu itu, yoghurt…” Sepertinya Jin-gook pernah bertemu Hye-mi sebelumnya.
Tapi rupanya Hye-mi tidak ingat karena ia langsung memotong kata-katanya dan meminta fotonya dikembalikan. Bukankah kau seharusnya berterima kasih terlebih dahulu, tegur Jin-gook, bukannya malah meminta sesuatu. Aku sudah menolongmu jadi kita impas, sekarang kembalikan fotoku, kata Hye-mi dengan angkuh. Lupakan saja, kita turun di sini, sahut Jin-gook sedikit kesal dan berjalan ke arah pintu kereta.
Bajingan, gumam Hye-mi. Para menumpang lain melihat ke arah mereka. Jin-gook berhenti dan menghampiri Hye-mi dengan marah, “Apa katamu?” Hye-mi tidak takut, “foto itu bukan untuk dilihat seorang bajingan sepertimu.” Jin-gook tersenyum sinis, “apa kau pikir aku ingin melihatnya?”
“Tentu saja, seorang pria pasti ingin melihat foto seperti itu. Aku juga berpikir foto itu bagus, “sahut Hye-mi tak kalah sinis. “Kau telihat seperti manusia tapi bicaramu kurang ajar,ck…”Jin-gook keluar meninggalkan Hye-mi. Hye-mi berteriak memanggilnya dan mengikutinya. Jin-gook memasang headphonenya dan tidak menghiraukan Hye-mi. Hye-mi mengejarnya.
Presdir Jung tiba di Kirin. Seorang mahasiswa memotretnya diam-diam dan menyebarkannya pada seluruh siswa. “Berita besar…Presdir Jung Ha Myung sudah muncul di Kirin.”
Para siswa mulai membicarakan hal ini. “Dia benar-benar datang? Aku bisa melihat sang hantu?” “Hantu? Mengapa nama panggilannya hantu?” “Hantu yang bisa membuat orang terkenal dan populer. Hantu. Hantu Jung.”
Kepsek Shi dan para guru menyambut kedatangan Presdir Jung dengan hormat. Kepsek Shi menggenggam tangan Jung, “Sudah lama sekali, Presdir. Sudah 3 tahun.” Jung tersenyum, “benarkah telah selama itu?” “Apa sekolah di Cina baik-baik saja?” tanya Kepsek Shi. Jung menjawab, “Keadaan di sana lebih rumit dari yang kuperkirakan. Juga banyak sekali batasan.”
“Kalau begitu kau harus kembali (ke Cina) secepatnya!” sahut Kepsek Shi. “Haruskah demikian?” tanya Jung sambil tersenyum. Dengan malu Kepsek berkata bukan begitu maksudnya. Ia cepat-cepat mengajak Jung masuk untuk merayakan kepulangannya ke Kirin. Jung menolaknya dengan sopan, ia ingin melihat-lihat para siswa terlebih dahulu dan langsung berjalan melewati kepsek.
“Lebih dari 40 murid telah menandatangani kontrak dengan perusahaan-perusahaan besar. Bukan hanya itu sekolah kita juga dihargai oleh perusahaan terkenal di Jepang dan Amerika. Dengan tujuan membuat para siswa menjadi bintang, system pendidikan kita telah sangat maju.” Kepsek menjelaskan saat mereka berjalan melihat para siswa yang berlatih.
Jung mendadak berhenti memperhatikan sekelompok penari yang sedang berlatih. “Dengan pelatihan yang lengkap dan optimal juga dengan dukungan perusahaan-perusahaan besar, kita telah membuat standar yang tidak tersaingi oleh sekolah lain. Lihat, mereka akan debut (tampil dan diperkenalkan pada public) 3 minggu lagi.” Jung Ha Myung seperti tidak mendengarkan kata-kata kepsek. Ia berjalan menghampiri para pemuda itu dan bertanya pada salah satunya yang mengenakan pengaman lengan, “Bisakah kau melepasnya agar aku melihatnya?” Pemuda itu mundur sedikit dan terlihat gugup, sementara Kepsek memberi isyarat dengan gelengan kepala agar pemuda itu tidak membukanya.
Namun Jung mendekatinya dan membuka pengaman itu. Tangan pemuda itu dipenuhi bekas luka jahitan. Pemuda itu mulai gelisah. Jung menatapnya. “Akhir-akhir ini public menuntut penampilan yang lebih kompleks. Hal ini tidaklah seserius itu, luka bisa saja terjadi di sekolah,” Kepsek berusaha menjelaskan. Jung menoleh, ia kelihatan tidak senang dan menyuruh latihan diberhentikan. Lalu ia berjalan pergi.
Kepsek mengejarnya, mengatakan bahwa anak-anak muda itu akan debut 3 minggu lagi. Jung tidak terpengaruh, ia meminta laporan diagnosa rumah sakit ada di mejanya besok pagi. Kepsek masih berusaha membujuknya, walau aku mengerti kekhawatiranmu atas kondisi siswa tapi jadwal program di Korea sangatlah ketat.
Jung kembali berhenti berjalan. Kali ini ia melihat sebuah kelas yang papannya sudah hampir copot. Ia melihat isinya yang kosong dan berantakan. “Bagaimana bisa dibuat sebuah kelas percobaan ketika aku tidak di sini?” tanyanya. “Pada evaluasi akhir bulan, murid-murid yang tidak memenuhi standar akan ditempatkan di sini. Kelas ini diperuntukkan bagi mereka yang tidak ada harapan untuk menjadi seorang penyanyi. Kita tidak bisa merusak hidup mereka hanya karena mereka tidak bisa menjadi penyanyi,“ jawab Kepsek.
“Kalau begitu mengapa tidak ada seorangpun di sini?” tanya Jung.
“Ah, umumnya mereka yang masuk kelas ini akan berhenti sekolah. Sebagus apapun sekolah kita, tetap ada keterbatasan pada apa yang dapat kita ajarkan.”
“Kuasumsikan audisi berjalan lancar, bukan?” tanya Jung.
Kepsek Shi kebingungan, “mengapa kau mendadak menyebut audisi? Apa aku harus memlih mereka satu per satu?”
“Apa aku tidak bisa?” tanya Jung.
“Tentu saja bisa, mengapa tidak?” jawab Kepsek Shi cepat.
Para guru membicarakan hal itu, Presdir akan ikut mengaudisi? Apa karena ia tidak percaya pada Kepsek? Aku tidak sabar melihat siapa yang akan dipilih langsung oleh presdir.
Jin-gook melakukan pekerjaannya di sebuah tempat pencucian mobil. Hye-mi yang mengikutinya berlari masuk ke mobil yang dicuci Jin-gook dan mengunci pintunya. Ia mengeraskan volume radio dan menutup matanya. Jin-gook mengetuk kaca mobil namun Hye-mi pura-pura tidak tahu. Jin-gook kesal. Hye-mi terus mengikutinya sampai ke sebuah apartemen kumuh tempat beberapa anak muda nongkrong berlatih tarian. Salah satunya adalah Jo In-sung, teman Jin-gook yang menemukan dompet Hye-mi.
Melihat Jin-gook bersama Hye-mi, In-sung meledeknya. Hye-mi mendelik tak suka. Bukan begitu, kata Jin-gook, kembalikan padanya foto yang kauambil. Foto? Ah ini, In-sung mengeluarkan foto Hye-mi. Hye-mi berusaha merebutnya namun tidak berhasil. In-sung bertanya bagaimana dengan tariannya, jika Hye-mi mengatakan pendapatnya ia akan mengembalikan foto itu.
Hye-mi berusaha merebut kembali namun gagal. In-sung memaksa Hye-mi mengatakan pendapatnya. Dengan ketus Hye-mi berkata, “tarian itu benar-benar…..sangat acak-acakan.” In-sung sampai terjatuh ke lantai mendengarnya.
“Kau sudah mendengarnya bukan? Kembalikan fotoku.”
In-sung bangkit berdiri dan dengan kesal berkata, “hei, coba katakan lagi? Tarianku berantakan?” dengan marah In-sung meremas foto Hye-mi dan membuangnya ke lantai.
“Hei!!!” Hye-mi berteriak kesal. Ia memungut foto itu dan berusaha merapikannya, “perlukah aku mengatakannya lagi? Tarianmu acak-acakan, murahan dan berstandar kelas 3, kau gangster pencuri!” Jin-gook menghela nafas mendengar kata-kata Hye-mi.
“Gadis ini benar-benar… apa kau tahu gangster itu apa?” Tanya In-sung sambil mendekati Hye-mi dan mendorongkankan jarinya pada kepala Hye-mi. Ia bahkan menarik kerah Hye-mi, “Seperti inilah yang disebut gangster.” Untunglah Jin-gook cepat-cepat menahan temannya dan mengingatkan audisi Kirin diadakan sebentar lagi, jika In-sung membuat masalah maka semua akan sia-sia. Mendengar itu In-sung langsung melepas tangannya.
Dasar Hye-mi. “Sekolah Kirin? Ah jadi kau melakukan ini untuk memasuki sekolah busuk itu,” kata hye-mi sinis. “Apa? Sekolah busuk? Kecil-kecil…” In-sung kembali mendekati Hye-mi namun Jin-gook menahannya.
Jin-gook menoleh pada Hye-mi dengan kesal, “Berhentilah bicara dan pergilah.” Hye-mi menatap dua orang di depannya dengan judes lalu pergi. In-sung mengomel pada Jin-gook dan bertanya apakah Jin-gook mengenal Hye-mi. Jin-gook membantahnya tapi lalu ia melihat kaki Hye-mi yang tak bersepatu.
Jin-gook melemparkan sepasang sepatu ke kaki Hye-mi saat Hye-mi sedang berjalan pulang. Ia menyuruh Hye-mi memakainya, dan berjalan pergi sambil tersenyum. Namun senyumnya langsung berubah menjadi ringis kesakitan saat sebuah sepatu menghantam kepalanya. Ia berbalik dan melihat Hye-mi sedang melempar sepatu sebelah lagi. Jin-gook berhasil menangkapnya.
“Sepatu itu bau dan jelek,” ujar Hye-mi singkat lalu berbalik pergi. Jin-gook tertawa tak percaya melihat sikap Hye-mi.
Hye-mi tiba di rumahnya dengan kakinya mengenakan dus tissue bekas. Di dekat pintu ia mendengar suata Ma Doo-shik, ia segera menyembunyikan diri. Ia mendengar percakapan antara Ma Doo-shik dengan anak buahnya. “Anak itu seharusnya mengerti sekarang, “kata anak buahnya. “Itulah sebabnya sudah kubilang bicaralah dengan benar. Jangan melotot,” sahut Ma Doo-shik.
Setelah memastikan Ma Doo-shik pergi, Hye-mi berlari masuk ke rumah memanggil adiknya dengan khawatir. Hye-seong, adik Hye-mi, keluar dari kamar sambil memakan roti. Hye-mi lega adiknya tidak apa-apa.
Hye-mi bertanya apa yang dikatakan ahjusshi (Ma Doo-shik), ia tidak memukulmu bukan. Adiknya menjawab ia baik-baik saja bahkan diberi roti, lalu ia memberikan kartu nama titipan Ma Doo-shik pada Hye-mi. Hye-mi tak mengerti apa maksudnya, mungkin disuruh menemui/menelepon Ma Doo-shik.
Tiba-tiba telepon berbunyi. Jangan diangkat, kata Hye-mi pada adiknya., itu telepon penagih hutang. Hye-seong tidak menurut dan mengangkatnya. Syukurlah ternyata ayah mereka yang menelepon. Mengabarkan bahwa ia akan ke Kanada, tempat bibi mereka tinggal untuk meminta bantuan. Hye-mi marah pada ayahnya, apa yang harus mereka lakukan, jika rumah disita di mana mereka akan tinggal?
Ayahnya menyuruh Hye-mi menuliskan sebuah nomor telepon dan menyuruh Hye-mi menghubungi nomor tersebut dalam waktu 2 bulan. Orang itu akan membantu menjaga Hye-mi dan adiknya. Hye-mi bertanya siapakah orang itu, apakah aku mengenalnya? Ayahnya bertanya apakah Hye-mi ingat Kang Oh-hyuk?
Hye-mi ingat nama itu dan mengeluh ayahnya memiliki lingkup social yang sangat kecil. Sepertinya Hye-mi tidak menyukai Kang Oh-hyuk karena ia menyebutnya brengsek. Ayahnya mencoba membujuknya tapi Hye-mi marah dan berkata ia tidak akan melakukannya lalu menutup telepon. Hye-seong protes pada kakaknya karena ia masih ingin berbicara dengan ayahnya. Hye-mi berkata dengan kesal lupakan saja ayahnya. Hye-seong imuuut…
Dalam sebuah kelas di Kirin, seorang guru sedang mengajarkan teknis bernafas dengan perut. Murid-muridnya tampak bosan dan sama sekali tidak ada yang mengikuti. Semua langsung meninggalkan kelas begitu jam pelajaran selesai. Seorang guru wanita mendekat, ia adalah Shi Kyung Jin, guru menari di Kirin. “Tn. Kang Oh-hyuk, rapat hari ini diadakan di ruang rapat ke-3,” katanya. Kang Oh-hyuk berterima kasih, namun dengan cuek Kyung-jin berbalik pergi.
Rapat dipimpin oleh Kepsek Shi yang membicarakan mengenai penyesuaian jadwal pelajaran. Pertama, karena seorang guru yang akan cuti hamil mulai bulan depan. Kedua, sayangnya ada seorang guru yang memiliki catatan paling buruk 3 tahun terakhir ini. Oh-hyuk terlihat gelisah. Semua guru lain langsung melihat ke arahnya.
“Semua muridnya dieliminasi pada test akhir bulan dan dimasukkan dalam kelas percobaan. Begitu dilaporkan pada Presdir, ia akan diberhentikan. Aku rasa kalian semua tahu siapa dia, “kata Kepsek sambil menatap Oh-hyuk. Oh-hyuk mengangguk kikuk.
Tiba-tiba telepon Oh-hyuk berdering di tengah rapat. Ia terkejut ketika mengetahui siapa yang menelepon. Ia segera pergi ke suatu tempat. Dari jauh Hye-mi melihatnya turun dari mobil.
Hye-mi mengepalkan kedua tangannya dan mengambil ancang-ancang lalu berlari menuju mobil Oh-hyuk dan menendang kaca spionnya hingga lepas. Oh-hyuk sangat terkejut dan bertanya sebenarnya dia siapa. Hye-mi menjawab, “Go Hye-mi. Putri Ny. Che Ming-yu.” Oh-hyuk menjadi gugup.
Hye-mi dan Oh-hyuk duduk dalam sebuah rumah makan. Hye-mi memesan makanan banyak sekali. Oh-hyuk mencoba berbasa-basi dan mengatakan sudah 7-8 tahun yang lalu ia bertemu Hye-mi hingga tak mengenalinya. Hye-mi tak meladeninya. Ketika Oh-hyuk bertanya tentang Hye-seong, Hye-mi menjawab Hye-seong tidak kenal Oh-hyuk dan tidak tahu apa yang sudah Oh-hyuk perbuat.
Sambil tertawa Oh-hyuk bertanya memangnya apa yang sudah ia lakukan. Hye-mi langsung marah, “Kau lupa? Kau merayu ibuku dan menyebabkan kedua orangtuaku berpisah.” Pengunjung yang lain langsung melihat ke arah mereka.”Aku ingat, aku ingat…ssst. Aku minta maaf, aku bersalah. Makanlah.”
Hye-mi berkata perlukah ia memberi Oh-hyuk kesempatan. Oh-hyuk menjawab tentu saja, apa yang harus ia lakukan. Hye-mi berkata ia mungkin akan tinggal di jalanan bersama Hye-seong.
Oh-hyuk kaget. Hye-mi menjelaskan usaha ayahnya bangkrut dan ia telah lari ke luar negeri. Jadi Hye-mi dan Hye-seong ingin tinggal di rumah Oh-hyuk selama ayahnya pergi. Oh-hyuk bingung tapi tidak berbicara lebih lanjut. Selesai makan, ia meminta Hye-mi menunggunya mengambil mobil.
Di mobil Oh-hyuk melampiaskan rasa frustasinya, ia tidak tahu bagaimana caranya membiayai dua orang anak. Ia menjalankan mobilnya menjemput Hye-mi namun ia berubah pikiran dan melarikan diri meninggalkan Hye-mi yang berteriak-teriak memanggilnya.
Baek-hee tidak mengetahui keadaan Hye-mi sebenarnya. Ia berpikir Hye-mi masih hidup enak. Ketika mereka berdua pulang sekolah, Baek-hee ingin ke rumah Hye-mi karena sebentar lagi Hye-mi akan masuk Juilliard. Hye-mi buru-buru beralasan rumahnya sedang direnovasi hingga tidak nyaman untuk menerima tamu.
Seseorang membunyikan klakson dan berjalan ke arah mereka. Ma Doo-shik. Baek-hee bertanya, siapa dia? Ia mengira Ma Doo-shik adalah supir baru Hye-mi. Ma doo-shik membenarkan dan membukakan pintu mobil, menyuruh Hye-mi masuk. Mau tidak mau Hye-mi masuk ke dalam mobil Ma Doo-shik. Ia tidak ingin kondisi keluarganya diketahui Baek-hee. Hye-mi besar sekali gengsinya. Baek-hee yang ingin menumpang tidak diijinkan oleh Ma Doo-shik.
Hye-mi di bawa ke markas Ma Doo-shik. Ia diperlakukan dengan baik hingga Hye-mi merasa sedikit heran. Ma Doo-shik mengatakan mafia lain menggunakan kekerasan namun ia menggunakan otaknya. Ia tahu tidak mungkin Hye-mi melunasi hutang ayahnya karena itu ia punya rencana lain. Ia telah menyelidiki Hye-mi dan mengetahui bakatnya. Ia menyalakan proyektor dan memberitahu rencananya. Slide menampilkan foto Kim Hyun-joong, Wonder Girls, 2NE1. Ia ingin Hye-mi menjadi bintang seperti mereka dengan demikian akan menjadi keuntungan bagi Hye-mi dan Ma Doo-shik. Caranya adalah dengan memasukkan Hye-mi ke sekolah Kirin.
Hye-mi melotot tak percaya. Ma Doo-shik ingin Hye-mi lulus dengan luar biasa hingga mendapat kontrak. Selama 3 tahun Hye-mi harus membayar hutang padanya berikut bunganya. Hye-mi tidak menjawab. Ma Doo-shik menyidirnya dengan mengira Hye-mi tak punya kepercayaan diri diri diterima di Kirin karena memasuki sekolah itu tidaklah mudah.
Hye-mi mendelik kesal. Aku yakin aku diterima. Ma Doo-hik mengeluarkan surat perjanjian di antara mereka berdua bahwa Hye-mi akan masuk Kirin dan mengembalikan hutang. Ia menyuruh Hye-mi tanda tangan. Hye-mi berkata bagaimana jika ia tidak mau melakukannya.
Ma Doo-shik tertawa, tentu saja tidak boleh, jika rencana 1 tak berjalan baik, kami memiliki rencana 2. Slide beralih pada foto Hye-seong yang sedang bermain. Hye-mi terpana namun tidak bisa melakukan apa-apa.
Hye-mi pergi ke teater tempat ia konser bersama Jo Su-mi. Ia duduk dalam teater yang kosong dan memandang fotonya bersama Jo Su-mi saat konser. Ia mengingat betapa senangnya ia ketika gurunya, Jo Su-mi, mengajaknya berduet dalam konsernya. Hye-mi mulai menangis.
Baek-hee terkejut saat mengetahui Hye-mi memutuskan masuk Kirin. Ia bertanya mengapa Hye-mi melepaskan Juilliard. Hye-mi mengatakan untuk orang berbakat seperti dirinya, tidak penting masuk sekolah luar negeri atau dalam negeri. Ia mengatakan kurs mata uang asing menjulang tinggi hingga ia tidak mau menghamburkan uang.
Baek-hee seperti biasa memuja apapun yang Hye-mi lakukan, dan mengatakan betapa kerennya Hye-mi. Baek-hee mengatakan kalau begitu kita harus bersiap untuk audisi. Kita? Tanya Hye-mi. Baek-hee berkata ia juga ingin masuk Kirin, walau terlihat tak realistis tapi setelah mengikuti Hye-mi selama ini ia juga belajar sedikit.
Ia memperagakan kemampuannya split. Baek-hee mengatakan ia tidak mungkin masuk Juilliard bersama Hye-mi tapi Kirin mungkin saja bisa. Hye-mi terlihat pesimis tapi tidak mengatakan apa-apa. Baek-hee mengajak Hye-mi berduet dalam audisi dan mengajak Hye-mi audisi bersama. Hye-mi akhirnya menyetujuinya. Baek-hee berterima kasih. Jika kau berterimakasih, kau saja yang bayar semua makanan ini, kata Hye-mi cuek lalu meninggalkan Baek-hee yang kebingungan.
Kepsek Shi menemui Predir Jung dan bertanya apakah Jung sudah meilhat prosedur audisi yang akan dilaksanakan. Jung berkata ia sudah melihatnya namun ia ingin membuat beberapa perubahan. Pertama, hasil audisi langsung diumumkan saat itu juga. Kepsek Shi berkata hal itu terlalu beresiko karena kita tidak mengetahui berapa orang yang ikut audisi. Jung berkata, kita lakukan bergantung pada berapa jumlah orang yang ikut audisi (tidak ada patokan). Kedua, audisi akan disiarkan di lingkungan kampus. Dasar gila, gumam Kepsek Shi. Jung menatapnya. Kepsek langsung terbatuk-batuk minta maaf.
Mengapa harus disiarkan, tanya Kepsek Shi. Itulah yang mau kutanyakan, mengapa tidak boleh disiarkan, tanya Jung. Di antara semua institusi pendidikan, sekolah kita mencapai rekor tertinggi menghasilkan 42 penyanyi, hasil itu diperoleh setelah melalui berbagai kesulitan. Melakukan audisi seperti itu akan menunjukkan kemunduran, kata Kepsek Shi.
Jung tersenyum, mungkin saja yang kaukatakan itu benar tapi di anatara semua sekolah, sekolah kita juga memiliki jumlah siswa Dropout terbesar yaitu 49 orang, rekor itu membuatku sangat sedih. Kepsek Shi tak bisa berkata apa-apa lagi.
Hari Audisi.
Hye-mi terlihat tenang dan penuh percaya diri. Hye-seong melihatnya dan berkata ia dengar mereka yang mengikuti audisi itu sangat gugup hingga harus makan obat untuk menenangkan diri mereka. Hye-mi menjawab angkuh, hanya mereka yang tidak punya kemampuan yang gugup. Baek-hee menelan pil penenang rasa gugupnya. Dan menyemangati dirinya sendiri.
Jin-gook mengantar In-sung dengan sepeda motornya untuk mengikuti audisi di Kirin. Di pagar sekolah Baek-hee berhenti untuk berdoa. Ia berdoa mengikuti berbagai agama. Hye-mi bertanya sebenarnya Baek-hee bedoa pada siapa. Baek menjawab polos, aku takut doanya kurang kuat jika hanya satu jenis.
Apa yang kaudoakan, tanya Hye-mi penasaran. Aku berdoa kita berdua diterima di Kirin, jawab Baek-hee riang. Di halaman sekolah Hye-mi terkejut melihat Ma Doo-shik sedang menunggunya untuk memberinya semangat.
Para juri pengaudisi bersiap. Mereka adalah Shi Kyung-jin, Presdir Jung Ha-myung, Kepsek Shi, dan Guru Maeng. Jung memainkan bandul K di tangannya dan meletakkannya di meja. Audisi pun dimulai. Para calon siswa mempertunjukan kebolehannya di depan juri.
In-sung sedang buru-buru ke toilet ketika ia tersandung kaki seseorang. Ia buru-buru minta maaf. Orang itu melemaskan tubuhnya dan bertanya pada In-sung dalam bahasa Inggris yang fasih, “Is it my turn already?” In-sung yang tidak mengerti mengira orang itu menegurnya, ia mengangkat tangannya dan berkata, “Sorry.”
“I said, is it my turn?” tanya orang itu lagi.
In-sung kebingungan dan lagi-lagi berkata “I’m sorry.” Seorang gadis mengenakan kostum sushi menjawab, “It’s gonna be a while for you. It’s because number 1200 just went in…” Orang itu, Jason (Woo-young 2PM), tersenyum dan berkata, “Thank you Miss. Sushi. Will you let me know when it’s my turn, please?” Miss Sushi memberi kode setuju.
Oh –hyuk terkejut saat berpapasan dengan Hye-mi. Hye-mi melihatnya dengan kesal. Oh-hyuk mengira Hye-mi mengikutinya. Hye-mi berkata apa kau gila, kau yang menggoda ibuku, playboy sepertimu tidak layak diikuti. Oh-hyuk menyuruhnya jangan berbicara terlalu keras. “Kalau begitu apa kau mau mengikuti audisi?”
“Mengapa aku mau masuk kemari? Di sini banyak orang kotor sepertimu. Aku pasti gila datang ke tempat ini,” sahut Hye-mi. Tepat saat itu namanya disebut untuk mengikuti audisi. Oh-hyuk bertanya bukankah itu namamu yang disebut. Hye-mi mencoba membantahnya tapi Baek-hee datang dan menariknya.
Mereka berdua masuk ruang audisi. Mereka mulai bernyanyi. Karena audisi disiarkan, Jin-gook dan In-sung mengenali Hye-mi yang muncul di layar . In-sung bertanya bukankah itu gadis yang mengatakan sekolah ini busuk. Jin-gook tampak senang melihat Hye-mi.
Hye-mi yang lebih dulu menyanyikan bait pertama, diikuti Baek-hee, suaranya ternyata bagus. Saat Refrain mereka membagi suara. Baek-hee mengambil nada suara lebih rendah (alto) sedangkan Hye-mi dengan nada sopran. Namun saat Baek-hee berimprovisasi, Hye-mi memotongnya. Baek-hee terkejut dengan kemampuannya sendiri sekaligus bingung melihat Hye-mi mendadak mengeraskan suaranya seperti hendak menutupi suara Baek-hee. Setelah lagu selesai, Baek-hee terlihat senang telah menjalani audisi dengan baik sedangkan Hye-mi terlihat sangat percaya diri.
Para juri mengangguk. Jung berkata, kalian bernyanyi dengan baik tapi aku hanya akan meluluskan satu dari kalian. Hye-mi tersenyum. Baek-hee terkejut dan berkata tidak bisa seperti itu, mereka harus lulus berdua. Jung mengatakan hal itu akan sulit.
Baek-hee berkata jika kami tidak lulus bersama maka sebaiknya kami berdua gagal. Benarkah, tanya Jung tertarik, jika kau Yoon Baek-hee yang lolos apa kau juga akan bersikap demikian (ikut gagal karena Hye-mi gagal). Baek-hee berkata dengan pasti, tidak apa-apa aku ikut gagal, kami sudah berjanji akan tetap bersama apapun hasilnya.
Tidak, sahut Hye-mi tiba-tiba, aku tidak begitu. Aku tidak bersamanya, itu hanya idenya, kata Hye-mi. Baek-hee terkejut, Hye-mi ada apa denganmu, bukankah kita berjanji untuk tetap bersama?
“Kapan aku mengatakannya? Aku tidak mau,” sahut Hye-mi tak peduli.
Baek-hee terlihat bingung dan memegang tangan Hye-mi namun Hye-mi menepiskannya dengan kasar. Hal itu tidak lolos dari pengamatan Jung yang terlihat prihatin. Hye-mi menegaskan ia tidak bergantung pada kesepakatan diterima berdua dengan Baek-hee,. Ia akan tetap di Kirin.
Jung tersenyum lalu berkata, “Sepertinya kau salah paham. Orang yang lulus adalah… Yoon Baek hee.” Semua terkejut termasuk guru-guru yang lain.
“Apa?” seru Hye-mi tak percaya.
“Yoon Baek-hee. Kau diterima,” kaya Jung. Baek-hee bingung dan menoleh pada Hye-mi.
“Tunggu sebentar. Apa ada kesalahan? Orang yang gagal diterima adalah aku? Apa kau tidak salah pilih orang? Aku Go Hye-mi (Hye-mi pikir Jung tertukar mengira dirinya adalah Baek-hee). “
Jung berkata ia tidak salah orang, apa yang membuat Hye-mi berpikir ia salah.
“Ahjusshi!! Memangnya kau siapa? Apa kau bisa membuat penilaian? Apa kau benar-benar mengerti music? Kau tidak tahu apa-apa, kau bahkan tidak bisa membedakan mana yang bagus dan mana yang jelek. Apa kau mungkin seenaknya meluluskan seseorang?” cecar Hye-mi.
Guru Maeng meledak dan berkata Hye-mi anak yang kurang ajar. Ia memanggil Oh-hyuk yang selama ini berdiri di dekat pintu menyaksikan semuanya, untuk mengeluarkan Hye-mi dari ruang audisi. Hye-mi tidak mau pergi.
“Menarik. Silakan lanjutkan.” Kata Jung.
“Aku benar-benar tidak mengerti. Ritmenya (Baek-hee) sangat lambat. Pitch-nya pun berantakan. Apa kau mendengarnya? Tentu saja kau tidak mendengarnya. Jika kau mendengarnya, tidak mungkin ia lolos audisi! Dia hanyalah pengikutku. Dia tidak bisa dibandingkan denganku. Aku murid kelas pertama. Tapi dia kelas tiga !( bukan kelas tiga dalam arti sebenarnya, maksudnya ngga selevel gitu sama Hye-mi)”
Baek-hee terpukul mendengar kata-kata Hye-mi. Ia diam saja namun sepertinya ia sakit hati mendengar kata-kata Hye-mi. Jung tersenyum. Sementara itu Kepsek Shi berbisik, itulah sebabnya public belum tentu bisa menerima. Jika audisi diadakan tertutup, hal seperti ini tidak akan diketahui orang banyak.
Baiklah, kita adakan satu test lagi dalam bentuk tanya jawab, kata Jung akhirnya. Kyung-jin protes karena murid lain akan meminta tes ulang juga. Jung berkata ia harus membuat Hye-mi mengerti. Kepsek Shi mengingatkan akan ada kekacauan jika hasil test berubah (Hye-mi yang lolos). Jung meyakinkan, hasil test tidak akan berubah.
Jung berjalan menuju piano dan berkata hasil test ini tidak bisa diubah. Baik, sahut Hye-mi percaya diri, kau juga (tidak boleh menggagalkan Hye-mi jika Hye-mi bisa menjawab). Guru yang lain khawatir jika Hye-mi menjawab menjawab, reputasi Predir akan rusak. Kepsek Shi sepertinya berharap Jung kalah.
Jung mulai memainkan pianonya. Ia memainkan 2 buah lagu yang digabungkan. Hye-mi mengenali salah satu lagunya namun ia terlihat kesulitan dengan lagu yang lainnya. Murid yang lain mendengarkan dengan seksama. Jin-gook langsung mrngenali satu lagu lainnya itu.
Para guru berbisik, lagu ini sangat mudah. Jika aku bisa menjawab benar, seluruh Korea pasti bisa menjawab benar juga, sahut guru Maeng.
Jung berhenti memainkan piano. Kalian pasti tahu aku memainkan 2 lagu yang dicampur. Lagu yang satu, Summertime oleh Gershwin (yang sudah diketahui Hye-mi), apa lagu yang satunya?
Hye-mi terlihat agak ragu. Para guru mengira Hye-mi akan menjawab betul. “Akuarium Imajinasi. Benarkah?” tanya Hye-mi. Kepsek Shi yang awalnya tersenyum karena yakin Hye-mi pasti bisa menjawab dengan mudah, langsung berubah wajahnya. Jung tersenyum.
“Sudah kubilang, hasilnya tidak akan berubah. Yoo baek-hee, apa kau tahu jawabannya?” tanya Jung.
Sambil melirik Hye-mi dengan kesal, Baek-hee menjawab, “lagu Sim Soo-bong. Yang Kutahu Adalah Cinta.” Jung membenarkan.
In-sung mengatakan Hye-mi tidak sepintar yang terlihat. Bukannya ia tidak tahu lagu itu, kata Jin-gook, tapi hal itu di luar imajinasinya (Hye-mi), ia tidak mengira kedua jenis lagu tadi (dengan irama yang berbeda) bisa digabungkan.”
Hye-mi protes, “Bagaimana bisa kau menggabungkan Gershwin dengan lagu trot seperti itu…”Hye-mi menyadari kesalahannya.
“Sekolah ini tidak menerima murid kelas tiga. Aku rasa murid kelas satu memiliki kemampuan dan ketekunan. Kelas dua biasa-biasa saja tapi rajin. Tapi murid kelas tiga…”
“Kau pikir aku tidak punya kemampuan dan ketekunan?” tanya Hye-mi.
“Kelas tiga adalah murid yang berasumsi (menghakimi). Itulah sebabnya kau gagal.”
Hye-mi tertegun. Baek-hee tersenyum sinis di sampingnya, “Aku berpikir dan berpikir, kau selalu menjadi yang pertama. Bagaimana? Rasanya menjadi murid kelas tiga?” Hye-mi balik menatap Baek-hee.
Latar belakang suara Jung : Setelah bola pembuka digulirkan (dalam permainan billiard), bola mulai bergerak ke segala arah. Permainan dimulai. (Rumah Hye-mi disita, Hye-seong menyaksikan tak berdaya barang-barangnya diangkut) Dalam hidup, perubahan drastic pun dapat terjadi bagai terkena sundulan bola pembuka. Satu kali saja dapat membuat dunia terasa runtuh. Menghadapi hal seperti itu biasanya membuat anak muda panic . (Hye-mi berbalik berjalan keluar ruangan audisi). Jika mereka dapat kembali pada keadaan semula, aku ingin berkata pada mereka, permainan telah dimulai, jangan takut untuk menikmati permainan ini.
Baru beberapa langkah mendadak Hye-mi berbalik dan berjalan ke depan meja Jung. Jung menatapnya. Hye-mi berlutut membuat semua orang yang mengenal Hye-mi, yaitu Oh-hyuk dan Baek-hee sangat terkejut.
“Tolong….selamatkan aku,” pinta Hye-mi putus asa.
Komentar:
Very refreshing!!…berbeda dengan kdrama lain yang lebih berfokus pada percintaan dan keluarga. Dream High menyorot lika-liku kehidupan anak muda dalam mencapai impian mereka.
Aku menyukai para tokoh di dalam drama ini termasuk Baek-hee yang manis namun akhirnya berpindah ke siisi gelapnya. I love cute Hye-seong…….kayanya dia lebih rasional dibanding kakaknya^^
And of course…..Yoonsama!! (My first crush on kdrama’s actor waktu nonton Hotelier^^)