Ae-hwan menelepon Ae-jung namun Ae-jung tak mengangkatnya, ia menangis dengan sedih. Jantung Jin berdetak kencang mendengar ringtone ponsel Ae-jung. Ia menoleh melihat Ae-jung. Ae-jung melihat Jin dan merasa malu. Ia berusaha menutupi bekas tamparan di wajahnya. Terdengar suara Ae-hwan memanggil-manggil Ae-jung. Ia mencari Ae-jung ke tempat parkir.
Ae-jung tidak ingin kakaknya tahu ia ditampar. Apalagi tiba-tiba hidungnya mengeluarkan darah. Ia berlari menghampiri Jin dan meminta tissue. Jin terkejut melihat hidung Ae-jung mengeluarkan darah. Ae-jung bertanya apakah ia terihat seperti habis dipukuli. Jin mengangguk.
Ae-jung kebingungan, ia tak mau terlihat kakaknya. Lalu ia meminta tumpangan dari Jin sampai ke luar tempat parkir. Jin masih ragu-ragu. Dalam hatinya ia kasihan melihat Ae-jung tapi ia adalah Jin yang tidak biasanya peduli dan ikut campur urusan orang lain.
Mendengar suara kakaknya terus memanggil, Ae-jung langsung naik ke mobil Jin. Ae-hwan sudah menemukan mobil Ae-jung yang diparkir tak jauh dari mobil Jin. Ae-jung merunduk dan menyuruh Jin cepat masuk. Akhirnya Jin terpaksa masuk.
Jin cukup baik untuk tidak menurunkan Ae-jung di luar tempat parkir. Ae-jung menelepon kakaknya. Ia berbohong dengan mengatakan tak sengaja bertemu seorang teman lama dan akan makan bersamanya. Jin memperhatikan pipi Ae-jung yang merah.
Ae-jung membicarakan mobil Jin yang bagus dan mewah. Ia terus mengoceh tentang mobil Jin (mungkin untuk menghindari pembicaraan tentang pipinya). Jin tak tahan lagi. Ia menyodorkan sebotol minuman dingin ke pipi Ae-jung yang merah. Ae-jung melihat di label botol minuman itu tertera foto Jin sebagai bintang iklannya. Ae-jung berkomentar pasti senang bisa membintangi iklan sebuah produk dan memakai produk yang terpampang wajahnya. Iamengusap-usap pipinya dengan botol itu. Jin melihat foto dirinya tepat bersentuhan dengan wajah Ae-jung. Cup..cup…cup… (bunyi kecupan^^)
“Jangan melakukannya dengan cara seperti itu. Jangan usap wajahmu dengan bagian yang ada gambar wajahku. Aku tak nyaman melihatnya. Ayo lepaskan! Gunakan bagian yang berisi kata-kata,” kata Jin.
Ae-jung bingung namun menurutinya.
Pil-joo menemui PD Kim. Ia mengembalikan map yang dibawa Se-ri waktu itu. Ia berkata ia punya rencana lain jadi dia menolak berpartisipasi dalam acara itu lalu ia beranjak pergi. PD Kim menahannya dan berusaha membujuknya. Ia mendengar Pil-joo melakukan kencan buta. Dari pada pergi kencan buta lebh baik mengikuti acara ini. Para kontestan di acara ini benar-benar bagus. Pasti sulit mencari wanita seperti mereka di tempat lain. Ia meminta Pil-joo mempertimbangkan lagi.
PD Kim membuka map itu dan menyodorkan satu persatu data selebritis wanita. Pil-joo tak tertarik mendengarnya. Tapi begitu PD Kim menyebut nama Goo Ae-jung, ia langsung ingat pertemuannya dengan Ae-jung di ruang VIP itu.
Penulis Han membawakan kopi untuk Se-ri di kantin stasiun TV. Mereka membicarakan kedatangan Pil-joo dan merasa yakin Pil-joo datang untuk menyetujui menjadi kontestan. Penulis Han memuji Se-ri karena berhasil membuat Pil-joo mau mengikuti acara mereka. Se-ri berkata Pil-joo tidak sungguh-sungguh waktu dia mengatakan tidak akan melakukannya. Se-ri pikir jangan-jangan Pil-joo juga pura-pura tidak mengenalinya.
Pil-joo pamit pada PD Kim. PD Kim berkata Pil-joo membuatnya dalam masalah. Pil-joo beranjak pergi tepat ketika Penulis Han dan Se-ri masuk. Penulis Han memperkenalkan dirinya dan memuji ketampanan Pil-joo. Sementara Se-ri senyum-senyum, menunggu disapa oleh Pil-joo.
Pil-joo menoleh pada PD Kim dan meminta maaf. Ia lalu berjalan keluar tanpa menghiraukan Se-ri. Pil-joo melihat wajah Se-ri waktu berjalan melewatinya tapi tidak mengenalinya. Se-ri yang sudah siap-siap untuk disapa langsung kecewa. PD Kim berkata Pil-joo menolak bergabung dalam acara mereka.
Se-ri menghampiri Pil-joo yang sedang menunggu liift. Ia memanggil Pil-joo. Pil-joo baru mengenali Se-ri. “Kau tidak mengenaliku lagi?” tanya Se-ri tak percaya. “Bukan, rambut dan pakaianmu berbeda dari waktu itu,” sahut Pil-joo.
Se-ri menegurnya karena Pil-joo tidak memberitahunya lebih dulu kalau Pil-joo menolak mengikuti acara mereka. Sekarang ia merasa tidak enak dengan rekan-rekannya. Pil-joo meminta maaf, ia tidak memikirkannya. Se-ri juga kesal karena Pil-joo terus tidak mengenalinya.
Pil-joo kebingungan dan akhirnya berkata, “Aku akan lebih hati-hati mulai sekarang. Jika ada wanita cantik, aku akan lebih memperhatikannya karena mungkin saja itu Kang Se-ri.”
Pil-joo mengatakannya tanpa maksud apa-apa tapi Se-ri senang. Pil-joo meninggalkan Se-ri tanpa mengucapkan apa-apa lagi. “Apa kau akan pergi begitu saja?” tanya Se-ri. Apa masih ada yang ingin kau bicarakan, tanya Pil-joo. Se-ri terpaksa menggeleng. Pil-joo masuk ke dalam lift dengan cueknya.
Penulis Han mendekati Se-ri dan bertanya apakah Se-ri membiarkan Pil-joo pergi, Pil-joo benar-benar tidak mau melakukannya? Se-ri berkata, “Penulis Han, kau harus mendapatkan pria itu. Setiap hari aku mendengar orang mengatakan aku cantik. Tapi baru kali ini hatiku berdebar. Pria itu, sangat sempurna untuk membuat hati para penonton berdebar.”
Ae-jung masih berada di mobil bersama Jin. Mereka tidak saling berbicara dan terlihat canggung. Ae-jung akhirnya meminta diturunkan agar ia bisa naik taksi. Ide yang bagus, kata Jin. Ia lalu meminggirkan mobilnya.
Jin melihat bensin mobilnya habis, sedangkan Ae-jung menyadari ia tidak membawa dompetnya. Ae-jung hendak meminjam uang pada Dokko Jin tapi pada saat yan sama Jin hendak meminjam uang untuk membeli bensin. Ae-jung berkata ia tidak membawa dompetnya. Sedangkan Jin tidak membawa dompet ke mana-mana karena ia punya manager. Ae-jung berkata kalau begitu ia akan ikut ke mana Jin pergi.
Jin menunjuk indikator bensin mobilnya dan berkata ia meminjam uang untuk membeli bensin, mereka tidak bisa ke mana-mana. Ae-jung menggerutu apa gunanya punya mobil bagus jika kau tidak mengecek bensinnya. Jin berkata gara-gara Ae-jung ia tidak sempat mengeceknya, biasanya ada managernya yang melakukannya.
Jin menelepon Jae-seok. Jae-seok sudah tiba di studio TV. Jin meminta Jae-seok menyusulnya. Ae-jung lega Jae-seok akan datang. Ia mengira-ngira Jae-seok akan tiba setengah jam lagi, lalu ia melepaskan sabuk pengamannya.
“Benar, pergilah, “kata Jin. Ae-jung berkata ia bukannya mau pergi, ia hanya mau ke toilet di dekat situ. Jin berkata mengapa setelah ke toilet Ae-jung tidak pergi saja. Ae-jung dengan wajah memelas berkata ia tidak punya uang dan dengan wajah seperti itu ia bisa pergi ke mana. Jin melunak dan berkata ia mengerti.
Ae-jung tersenyum geli lalu keluar. Jin mengomel mengapa ia harus melihat kejadian tadi (Ae-jung ditampar).
Ae-jung kaget melihat pipinya lebih merah dari yang ia perkirakan. Seorang ahjumma masuk dan membedaki wajahnya. Ae-jung meminjam bedaknya untuk menyamarkan bekas tamparan. Ahjumma itu terkejut melihat bekas tamparan di pipi Ae-jung. Ia mengira Ae-jung dipukul oleh kekasihnya. Ia berkata sebaiknya Ae-jung meninggalkan pria itu. Ae-jung tersenyum mengiyakan.
Ketika Ae-jung keluar dari toilet, sang ahjumma sedang bergosip dengan para ahjumma lain bahwa Ae-jung habis dipukul oleh kekasihnya. Ae-jung cepat-cepat menutupi wajahnya dan kembali ke mobil Jin.
Jin bertanya apakah toiletnya bersih, ia mengenakan kacamata hitamnya dan hendak turun untuk pergi ke toilet. Ae-jung menahannya dan menyuruhnya merunduk. Ia berkata sebaiknya Jin tidak keluar sekarang karena para ahjumma di sana mengira ia dipukuli dan mereka sedang melihat ke mobil Jin untuk melihat siapa yang sudah memukul Ae-jung.
Mereka mengira aku orangnya, tanya Jin. Tidak mungkin, ia adalah Dokko Jin. Ia hendak keluar tapi Ae-jung cepat-cepat menariknya lagi. Justru karena kau Dokko Jin maka kau harus menyembunyikan wajahmu,” sahut Ae-jung. Para ahjumma terus memperhatikan mereka. Ae-jung jadi merasa kasihan pada Jin. “Apa yang harus kita lakukan? Kau harus pergi ke toilet tapi aku menekan perutmu (membuat Jin membungkuk), jadi kau pasti tidak merasa nyaman ya? Jika mereka sudah pergi aku akan memberitahukan padamu. Apa akan lebih baik jika kursinya dimundurkan?” Jin hanya menghela nafas.
Ae-jung menekan sebuah tombol. Bukannya kursi Jin mundur ke belakang, malah terdengar sebuah rekaman, “pikirkan tubuhmu berharga….pikirkan tubuhmu besar…“Jin berusaha menahan kebeletnya.
Ae-hwan menemui Jenny. Ia bertanya apa mungkin Ae-jung pergi makan bersama Jin. Jenny menunjukkan level Jin dan Ae-jung berbeda. Jin diatas, Ae-jung di bawah, apa itu masuk akal? Ae-hwan bekata bukankah level Ae-jung akan ikut naik menyamai Jin. Jenny menjelaskan biasanya bila terjadi kondisi itu , yang levelnya di atas malah turun. Ae-hwan tidak puas, bukankah mereka bisa berakhir di tengah-tengah.
Jenny tak meladeninya dan memanggil Hyung-gyu untuk makan. Ia memberi sandwich pada Hyung-gyu. Ae-hwan memberi isyarat di belakang Jenny agar Hyung-gyu memanggil “Jenny Omma (Ibu)”. “Terima kasih, Jenny Omma,” kata Hyung-gyu.
Jenny melotot, “kau harus memanggilku bibi Jenny.” Hyung-gyu membela diri ayahnya yang menyuruhnya karena suatu hari nani Jenny akan menjadi ibunya. Ae-hwan salah tingkah. Jenny langsung mendelik pada Ae-hwan, “Ayah hyung-gyu, bukankah sudah kukatakan. Levelnya tidak sama…” Ae-hwan cemberut.
Jae-seok sudah tiba. Ia dan Jin berdiri di luar mobil sementara Ae-jung tertidur di dalam mobil. Jae-seok bertanya perlukah membangunkan Ae-jung lalu memanggilkan taksi. Biarkan saja, kata Jin. Jae-seok mengamati Ae-jung dan melihat bekas tamparan di pipinya.
Ia bertanya pada Jin siapa yang melakukannya. Jin tidak menjawab. “Jangan-jangan…..” Jae-seok melihat Jin. “Apa kau gila? Aku sudah mengalami kesusahan karena beberapa ahjumma mencurigaiku,” sahut Jin. Jae-seok prihatin, ia bertanya apa Ae-jung baik-baik saja.
“Aku tidak tahu, aku tidak tanya,”jawab Jin kesal. Jae-seok berkata jika seorang wanita dipukul, adalah sopan jika kita bertanya apa yang terjadi dan apakah dia baik-baik saja. Jin tidak mau menanyakannya karena dengan begitu dia harus mendengarkan. Dan jika dia mendengarkan, dia akan terlibat. Dan jika dia terlibat, semuanya akan terkait.
Jae-seok tersenyum geli, kau sudah terlibat dan bahkan tidak tega membangunkannya. Jin memelototinya. Jae-seok mengkeret dan mengajak Jin pergi. Jin membangunkan Ae-jung dengan mengetuk kaca mobil keras-keras. Ae-jung yang masih mengantuk ditarik keluar mobil (kasian banget sih). Jin memberi uang pada Ae-jung untuk naik taksi. Ae-jung tersenyum dan berterima kasih, ia pasti akan mengembalikan uang itu dan menelepon Jin.
Jin merebut ponsel Ae-jung (satu-satunya yang dibawa Ae-jung). kau tidak perlu mengembalikan uang itu dan jangan meneleponku. Ia mencari namany di antara daftar kontak tapi ia tidak menemukannya. Ae-jung berkata ia yang akan mencarinya dan mencoba merebut kembali ponselnya. Jin berkeras Ae-jung belum menghapus nomornya, jadi kau mencantumkannya dengan nama apa?
Akhirnya ia menemukanya dengan nama Dong kko Jin. Dong artinya poop, dong kko artinya a**hole hihi^^. “Dong ko Jin???” tanya Jin terkejut. Ae-jung tertawa, aku mengunakannya karena terdengar mirip dengan Dokko Jin. Ia membela diri ia bisa melakukan apapun dengan ponselnya dan berusaha merebutnya. Jin menghapus nonor teleponnya dari telepon Ae-jung lalu mengembalikannya. Ia menyuruh Ae-jung pergi. Ae-jung berterima kasih lalu pergi menunggu taksi di pinggir jalan.
Jin masuk ke dalam mobil. Ia melihat botol yang digunakan Ae-jung untuk mengompres wajahnya. Ia mengambil botol itu. Jae-seok berkata apakah akan baik-baik saja Ae-jung berdiri seperti itu di pinggir jalan, bukankah Ae-jung juga seorang selebritis (ada kemungkinan orang mengenalinya). Jin melihat Ae-jung yang berdiiri di pinggir jalan sambil menutupi bekas tamparan di wajahnya.
Jae-seok hendak menyalakan mobil. “Tidakkah kau lihat aku sedang minum? Jangan pergi dulu, ” kata Jin. Jae-seok tak jadi menyalakan mesin mobil. Jin minum sambil terus melihat Ae-jung yang terlihat kedinginan dan celingak celinguk khawatir terlihat orang.
Tangan Jin diam-diam meraih pintu mobil. Tepat saat ia membukanya, Jae-seok berkata ada taksi datang. Ae-jung masuk ke dalam taksi. Jin menghela nafas dan menyuruh Jae-seok menjalankan mobil. Jae-seok berkata pintu mobil Jin masih terbuka. Jin menutupnya.
Ae-jung pulang ke rumahnya. Ayahnya sedang mengompres wajah Ae-hwan dan Hyung-gyu dengan mentimun. Ia menyuruh Ae-jung bergabung. Tapi Ae-jung tidak mau keluarganya melihat bekas tamparan itu. Ia menyuruh Ae-hwan menggunakan mentimun lebih banyak.
Ae-jung pergi ke tempat Jenny karena ia kelaparan. Ia telah membohongi Ae-hwan dengan berkata ia telah makan dengan temannya padahal belum. Ae-jung minta Jenny merahasiakannya pada Ae-hwan. Jenny mengingatkan Ae-jung akan menjalani pemotretan untuk poster acara Couple Making. Wajah Ae-jung jarang mendapat perawatan malah mendapat tamparan juga, keluhnya. Ia memeriksa wajah Ae-jung dengan khawatir (selalu suka dengan persahabanta yang seperti ini^^).
Ae-jung bertanya apakah wajahnya baik-baik saja, ia telah memakai mentimun. Jenny memarahinya mentimun tidak cukup untuk wanita seusia mereka, dtambah lagi ada kerutan di sudut mata Ae-jung. Benarkah? Ae-jung menghela nafas.
Keesokan harinya Jenny mengajak Ae-jung pergi ke tempat perawatan wajah. Di mana lagi kalau bukan di klinik Pil-joo. Ae-jung berterima kasih karena Jenny membawanya ke tempat yang mahal. Jenny berkata ibunya langganan di klinik itu dan perawatan kecantikan di tempat itu baik sekali.
Ibu Pil-joo datang dengan teman-temannya dan duduk tidak jauh dari mereka. Ibu Pil-joo mempromosikan klinik anaknya pada teman-temannya. Teman-temannya terkesan melihat klinik itu. Pil-joo keluar menemui ibunya.
Ibunya memperkenalkannya pada teman-temannya. Ibunya berbisik, “Aku berkata kau akan memberi mereka diskon 20% jadi naikkan saja biayanya 20%. Apa kau mengerti?” Pil-joo hanya tersenyum.
Jenny meihat Pil-joo dan mencolek Ae-jung, “hei, hei, direktur di sini keren! Pasti klinik ini yang terbaik.” Ae-jung hanya melihat Pil-joo dari samping. Pil-joo telah kembali ke ruangannya. Ae-jung mengomentari banyak ahjumma yang datang ke klinik itu ( untuk menjodohkan putri mereka dengan dokter itu).
Ibu Pil-joo bercerita pada teman-temannya bahwa anaknya akan ikut program acara “Couple Making”. Jenny dan Ae-jung langsung tertarik. Jenny berkata pada Ae-jung, direktur tadi sepertinya kontestan pria pada acara Couple Making. Ae-jung mengeluh, kalau tahu begitu ia akan melihat dengan lebih seksama, ia tadi hanya melihat sekilas.
Jenny mengajak Ae-jung melihat lebih dekat. Tidak perlu, kata Ae-jung, nanti tidak ada kejutannya. Jenny menggodanya, apa tidak penasaran?
Ibu Pil-joo mendengar dari perawat bahwa Pil-joo menolak tampil dalam acara “Couple Making”. Ibu Pil-jooo terkejut, ia langsung menemui Pil-joo. Pil-joo berkata ia lebih suka bereksperimen dengan obat-obatan daripada bertemu dengan pasien. Selama ini ia bertahan di klinik karena ibunya tapi ia tidak merasa bahagia.
Kalau begitu ini permintaanku yang terakhir, kata ibunya. Ia meminta Pil-joo mengikuti acara “Couple Making”. Jika Pil-joo melakukannya, ia tidak akan mengikat Pil-joo lagi . Pil-joo menanyakan alasan ibunya menyuruhnya mengikuti acara itu. Ibu Pil-joo berkata acara itu menyediakan gadis-gadis terbaik dan juga Pil-joo akan sangat terkenal. Setelah itu ia akan membiarkan Pil-joo melakukan apapun yang ia inginkan. Benarkah, tanya Pil-joo. Ibunya membenarkan. Apa jaminannya, tanya Pl-joo lagi. Perlukah aku membuat surat perjanjian, tanya ibunya.
Ae-jung akhirnya berhasil dibujuk Jenny untuk menemui Pil-joo sebagai pasien. Ae-jung bertanya bukankah ia perlu berdandan lebih dulu. Jenny mengatakan dengan begini, dokter itu tidak akan mengenali Ae-jung saat acara nanti. Ae-jung berpikir benar juga, saat acara nanti ia akan didandani hingga Pil-joo tak akan mengenalinya.
Pil-joo memasuki ruangan periksa. Ae-jung sudah menunggu di tempat pasien. Ia mencuri lihat Pil-joo yang sedang bicara dengan perawat. Kali ini ia melihat Pil-joo dengan seksama. Awalnya Ae-jung menganggap Pil-joo tampan tapi lama-lama ia mengenali Pil-joo adalah orang yang disiramnya di ruang VIP.
Pil-joo berjalan menghampiri Ae-jung. Ae-jung panik dan menutupi wajahnya. Pil-joo bertanya apa keluhan Ae-jung. Ae-jung tak menjawab, ia malah sibuk menutupi wajahnya. Pil-joo heran melihat kelakuan pasien yang satu ini. Tapi saat melihat nama yang tertera pda data pasien: Goo Ae-jung, ia terkejut. “Goo Ae-jung-sshi??”Ia berusaha meihat wajah Ae-jung. Ae-jung meminta maaf, ia tidak punya keluhan, lalu lari keluar tak menghiraukan panggilan Pil-joo.
Ae-jung menarik Jenny keluar klinik. Jenny terkejut mengetahui Pil-joo adalah “pria 100 milyar won”. Ae-jung pikir mungkin Pil-joo tidak mengenalinya. Tdak mungkin, kata Jenny. Apa yang harus kulakukan, tanya Ae-jung. Jenny berkata Ae-jung pasti yang pertama kali dieliminasi jika Pil-joo kut acara itu.
Ae-jung membayangkan Pil-joo mengeliminasinya dan menyiramnya dengan air. Ia menyesal pernah menyiram Pil-joo dengan air, sekarang ia tidak tahu harus bagaimana. Jenny mengusulkan agar Ae-jung berdamai lebih dulu dengan Pil-joo sebelum mereka tampil dalam acara TV bersama. Ae-jung pikir Pil-joo akan memaafkannya jika ia membeli obat herbal mahal dari Pil-joo.
Jae-seok sedang bercerita pada Moon peristiwa yag dialami Ae-jung kemarin. Ia yakin orang yang menampar Ae-jung adalah manager grup Candy, manager Jang. Bukankah Manager Jang adalah mantan manager grup KS, tanya Moon. Jin diam-diam mendengar pembicaraan mereka. Jae-seok melihatnya. Ia berbicara semakin pelan pada Moon.
Jin mengarahkan telinganya, berusaha mendengar apa yang Jae –seok katakan. Jaeo-seok berkata manager Jang dan Ae-jung tidak berhubungan baik, dulu Manager Jang memperlakukan Ae-jung dengan buruk. Moon berkata bukankah Harumi, anggota Grup Candy, juga ikut serta dalam acara Couple Making. Itu artinya Ae-jung akan sering bertemu dengan Manager Jang. Jin menggeser kursinya diam-diam mendekati Jae-seok dan Moon.
Jae-seok berbisik, grup baru sekarang lebih disukai, pasti Ae-jung akan segera dieliminasi. Tapi mengapa kau berbisik, tanya Moon. Karena Kak Jin tidak suka mendengar tentang Ae-jung, bisik Jae-seok pada Moon. Mereka menoleh dan melihat Jin sudah di depan mereka, mendengar dengan serius haha^^
Kepergok, Jin segera bergeser kembali ke mejanya. Ia mengeluh Moon dan Jae-seok berisik hingga mengganggunya saat membaca skrip. Ia menyuruh Moon dan Jae-seok bicara di luar. Baiklah, kata Moon tersenyum mengerti. Ia keluar diikuti Jae-seok sambil terus menyebut Ae-jung. Jin pura-pura membaca skripnya padahal ia terus memikirkan Ae-jung yang telah diabaikan oleh Harumi, diinjak-injak oleh Kang Se-ri, dan ditampar oleh Manager Jang
Ae-jung menuruti saran Jenny dan menemui Pil-joo. Pil-joo bertanya mengapa tadi Ae-jung melarikan diri. Ae-jung berkata tadi ia terkejut. Pil-joo tersenyum, “apa kau pikir tidak ada yang akan mengenalimu jika kau menutupi wajahmu?”
“Kau mengenaliku?” tanya Ae-jung.
“Kau Goo Ae-jung dari grup KS!” sahut Pil-joo bangga, kayanya cuma satu-satunya artis yang dia tahu deh^^.
Ae-jung tak mengira Pil-joo mengenalinya, dia mengaku dia bukan selebritis terkenal jadi ia merasa terhormat.
“Mengapa begitu? Bukankah kau gadis pusaka nasional yang bernilai 10 miliar won?” tanya Pil-joo. Pil-joo tak bermaksud menyindir sama sekali, namun Ae-jung merasa malu. Berarti Pil-joo ingat kejadian di ruang VIP.
“Aku benar-benar minta maaf, dokter. Waktu itu aku salah masuk ruangan hingga timbul kesalahpahaman. Dan waktu itu kau meladeniku, menambah kebingunganku saat itu. Kupikir kau benar-benar akan memberiku uang 100 miliar dan melakukan sesuatu padaku…”
“Aku tidak bilang akan memberimu 100 miliiar,” sahut Pil-joo.
“Hehe…iya, aku yang mengatakannya, “ kata Ae-jung malu.
Pil-joo berkata ia senang dapat bertemu Ae-jung lagi. Selama ini ia bertanya-tanya mengapa Ae-jung melakukan hal seperti itu (di ruang VIP). “Sepertinya kau menganggapku mau membelimu dengan uang.”
“Jangan diteruskan, “ pinta Ae-jung, “itu adalah kesalahpahaman, aku mengira kau orang jahat. Aku minta maaf.”
Pil-joo berkata waktu itu Ae-jung pergi begitu saja, ia takut telah memberi kesan yang salah pada Ae-jung. “Untunglah kesalahpahaman ini telah diselesaikan,” katanya tertawa senang.
Sementara itu di studio, PD Kim dan penulis Han kebingungan. Karena Pil-joo menolak tampil dalam acara mereka, mereka mencari kandidat pria lain untuk acara “Couple Making”, sialnya pria itu tidak mau ikut kalau ada selebritis penuh skandal yang ikut terlibat dalam acara itu. Maksudnya Goo Ae-jung. Penulis Han berkata selebritis wanita mudah mendapatkannya, yang sulit adalah menemukan kandidat pria.
Ae-jung berkata ia mendengar Pil-joo akan tampil dalam acara “Couple Making”. Pil-joo mengira PD Kim yang memberitahu Ae-jung. Ae-jung berkata ia juga akan tampil dalam acara tersebut. Ia ingin Pil-joo menghilangkan semua kesan buruk terhadapnya karena mereka akan muncul dalam satu panggung. Pil-joo berkata ia belum memutuskan apakah akan tampil dalam acara tersebut.
Ae-jung tak menutupi rasa senangnya. “Benarkah?” ia tertawa lega, lalu dengan serius menasihati Pil-joo agar memikirkan baik-baik. “Sekali kau muncul di TV dan semua orang mengenalimu, akan terasa sangat melelahkan. Jika kau mau mempertahankan hidup nyaman dan elegan, lebih baik kau tidak tampil,“ katanya. “Begitukah? Aku berencana untuk mempertimbangkannya lagi,” kata Pil-joo. “Kau sebaiknya tidak melakukannya,” kata Ae-jung. Pil-joo tertawa, karena Ae-jung mengtahui industri pertelevisian dengan baik, ia akan menuruti nasihatnya. Ae-jung mengangguk, sebelum ia pergi ia akan memberi satu set foto promosinya dan tanda tangannya.
Jin berada di tempat desainer sponsor pakaiannya. Sang desainer terus saja bertepuk tangan, “Perfect! Perfect!” memuji Jin yang mengenakan pakaian hasil rancangannya. Jin tak tahan lagi dan meminta desainer itu berhenti bertepuk tangan.
“STOP! Jangan bertepuk tangan di depanku lagi, Kemarin aku melihat hal yang tak seharusnya kulihat dan mendengar suara tepukan sepertii itu. Aku jadi ingat kembali peristiwa kemarin.”
Desainer itu duduk di samping Jin, ia membicarakan sesi pemotretan Jin bersama Se-ri sebagai pasangan. Jin berkata ia yang akan memilih gayanya dan nanti Se-ri tinggal mengikutinya. Bagian atas kemeja Jin terbuka, menunjukkan bekas operasi di dadanya. Desainer itu berkata ia selalu tidak nyaman melihat bekas luka itu. Jin segera mengancingkan bajunya, bukankah sudah kubilang pura-pura saja kau tidak melihatnya.
Seorang pegawai datang memberitahukan bahwa Harumi dari grup Candy sudah datang. Sang desainer menyuruh mereka agar menunggu. Mendengar nama grup Candy disebut, Jin tertarik. Desainer itu berkata ia mensponsori grup ini karena baru dan terkenal. Ia juga mengatakan Moon telah memintanya untuk mensponsori Ae-jung karena berada dalam satu agensi dengan Jin.
Harumi ditemani dengan manager Jang melihat-lihat pakaian di tempat itu. Harumi menolak baju yang dipihkan untuknya. Ia memih pakaian lain. Desainer itu berkata pakaian yang dipilih Harumi telah dipesan untuk Ae-jugn. Harumi bertanya apakah ia benar-benar tidak bisa mengenakan pakaian itu. Sang desainer dengan berat hati berkata tidak bisa karena baju itu telah dipesan.
Manager Jang berkata level Ae-jung jauh berada di bawah Harumi. Harumi akan membuat pakaian itu lebih bersinar daripada Ae-jung. Jin mendengar itu semua. Ia mendekati mereka dengan wajah tidak senang. Manager Jang terus saja nyerocos bahwa Ae-jung tidak pantas untuk protes, karena levelnya berbeda (di bawah Harumi). Desainer itu akhirnya menyerah, ia akan memberi pakaian lain untuk Ae-jung. Manager Jang tertawa senang.
“Manager Jang.” Panggil Jin. Manager Jang mengulurkan tangan untuk menyalami Jin tapi Jin menepisnya.
Jin menunjuk pakaian yang dipegang Harumi, “baju ini bisa kubawa bukan?” Desainer itu kebingungan dan bertanya apakah baju itu untuk Se-ri.
Jin berbalik menghadap Manager Jang, “aku akan mengambilnya.” Jin mengulurkan tangannya. Desainer itu segera mengambil pakaian yang dipegang Harumi dan memberikannya pada Jin. Jin mengoper pakaian itu pada Jae-seok dengan keras melewati wajah Manager Jang seakan menamparnya.
Harumi mengambil pakaian lain. “Ini juga!! Akan kuambil.” Seru Jin. Desainer itu mengambil baju yang dipegang Harumi. Lagi-lagi Jin mengibaskan pakaian itu hingga “menampar” wajah Manager Jang. Setiap Harumi memilih baju, Jin pasti mengambilnya sampai akhirnya rak itu kosong.
Manager Jang mengambil baju yang awalnya ditolak Harumi, bagaimana kalau yang ini saja. Jin segera merebutnya, “ini juga kuambil.” Manager Jang tak tahan lagi, “sebenarnya apa yang kaulakukan?”
Jin menatap wajah Manager Jang, “Kulihat wajahmu merah seperti habis ditampar. Tapi kemarin aku melihat wajah yang ditampar terlihat lebih parah dari wajahmu. Jadi bagiku wajahmu tidak ada apa-apanya. Sudah kubilang aku akan mengambil semua pakaian ini. Kau tidak pantas untuk protes. Mengapa??” Jin menunjuk Harumi dan dirinya sendiri. “Karena levelnya berbeda!!”
Jin duduk di rumahnya dikelilingi pakaian wanita yang tadi diambilnya. Lagi-lagi ia bingung mengapa ia melakukan hal seperti itu. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Ae-jung. Ia pikir ia melakukan hal itu untuk membalaskan dendam Ae-jung jadi Ae-jung yang harus membawa semua pakaian itu.
Ae-jung dan Ae-hwan tiba di stasiun MBS (stasiun yang akan menyiarkan acara “Couple Making”, plesetan dari MBC). Mereka dipanggil oleh tim produksi “Couple Making”. Ae-jung tidak mau menjawab telepon Jin karena Jin sudah menyuruhnya tidak mengangkat teleponnya.
Jin kesal, “tak menjawab? Goo Ae-jung, kau akan menyesal TELAH mematuhi perintahku. Apa dia tidak menjawab karena ia tahu aku yang meneleponnya? Jadi itu artinya ia masih menyimpan nomorku?”
Ae-jung mendapat kabar buruk dari tim produksi. Ia dikeluarkan dari program “Couple Making” atas permintaan kandidat pria “pengganti Pil-joo“. Tapi Ae-jung tidak tahu, ia mengira Pil-joo lah yang menolaknya dan saat di klinik Pil-joo hanya berpura-pura baik. Ia bergumam, “kau pria jahat.”
PD Kim mendengar itu dan mengira Ae-jung berbicara padanya. Ia meminta maaf pada Ae-jung. Ia lalu keluar untuk mengangkat telepon. Penulis Kim menjelaskan mereka menginginkan kandidat pria yang laiin dari yang sekarang tapi tidak berhasil.
Ternyata Pil-joo yang menelepon PD Kim. PD Kim mengeluh karena Pil-joo menolak ikut, situasinya jadi runyam sekarang. Pil-joo berkata ia telah mempertimbangkannya lagi dan setuju untuk tampil. Pil-joo memandang set foto Ae-jung yang telah ditandatangani Ae-jung. “Kupikir ini akan sangat menarik.”
Ae-jung memohon pada penulis Han agar diberi kesempatan lagi. Ia akan memohon pada kandidat pria dan meyakinkannya. Penulis Han berkata tidak bisa dan meminta maaaf pada Ae-jung.
Ae-jung menunduk sedih. Ae-hwan mengajak Ae-jung pergi. Ae-jung memohon kakaknya melakukan sesuatu. PD Kim masuk dan meminta Ae-jung jangan pergi. PD Kim berkata masalahnya telah beres, Ae-jung tak perlu keluar dari acara itu karena kandidat pertama pria setuju untuk tampil. PD Kim berkata kandidat pria yang tidak menyukai Ae-jung sebenarnya tidak terlalu hebat. Penulis Kim juga senang semuanya berakhir baik. Ae-jung senang sekali. Ia pikir Pil-joo yang batal tampil.
Jin akhirnya mendatangi restoran Jenny untuk mencari Ae-jung . Seorang anak menghambur ke jendela dan memperhatikan Jin. Jin hendak pergi tapi anak itu, Hyung-gyu, berlari ke luar dan berteriak-teriak. “Wah Kau Dokko Jin beneran!!”
Ssttt….memangnya aku temanmu, kata Jin. ”Kau teman bibiku, annyeonghaseyo,” sapa Hyung-gyu sambil membungkuk memberi hormat.
“Apa kau Ding dong yang waktu itu?”
Hyung-gyu mengangguk. Jin berkata ia bukan teman bibi Hyung-gyu dan jika Hyung-gyu meneleponnya seperti waktu itu, ia akan berurusan dengan Hyung-gyu. Dasar nih anak-kecil ketemu “anak kecil”.
Hyung-gyu tak mempedulikan ucapannya. Ia menatap Jin dan berkata “luar biasa.” Jin merasa tersanjung, “tentu saja aku luar biasa.”
“Mengapa janggut paman bertuliskan “sapi”?
Apa, tanya Jin bingung. “Aku tanya mengapa janggutmu berbentuk huruf “seo” (sapi dalam bahasa korea)?” tanya Hung-hyu lagi lalu ia berlari ke dalam.
“Sapi?” Jin mengamati wajahnya di kaca. “Benar-benar sapi…” gumamnya.
Ae-jung keluar dan heran mengapa Jin ada di situ. Jin hendak menanyakan tentang janggutnya tapi tidak jadi. Ia malah menutupi janggutnya dengan tangan sambil berbicara pada Ae-jung. Ia bertanya mengapa Ae-jung tidak mengangkat teleponnya. Ae-jung tersenyum, kau datang untuk menemuiku?
“Kau tidak mengangkat telepon karena kau tahu aku yang meneleponmu bukan? Artinya kau menaruh nomorku di ponselmu lagi, bukan?”
“Aku menandainya agar aku tidak mengangkat teleponmu. Apa kau datang untuk berdebat tentang hal ini?”
Jin berkata ia bebas datang karena itu adalah restoran. Ia seakan menekankan dia datang bukan untuk menemui Ae-jung. Ae-jung mempersilakan Jin makan lalu ia memanggil Hyung-gyu. Mereka hendak pulang.
“Bibi…paman itu…” Hyung-gyu menunjuk Jin.
“Ding Dong !” seru Jin. Ia memberi isyarat agar Hyung-gyu tidak memberitahu bibinya tentang huruf “sapi” itu. Hyung-gyu mengangguk mengerti.
Ae-jung memberi Jin sup tulang untuk mengembalikan biaya taksi. Hyung-gyu protes sup itu harganya mahal. Ae-jung membenarkan tapi ia tidak mampu memakannya jika ingat dokter jahat (Pil-joo) itu yang memberikannya.
Ibu Pil-joo melihat profil para selebriti wanita yang akan mengikuti acara “Couple Making”. Ia menyukai semuanya kecuali Ae-jung. Semuanya cantik tapi Ae-jung menyakiti matanya, kata ibu Pil-joo. Ia tahu Ae-jung akhir-akhir ini banyak pemberitaan buruk. Ia mewanti-wanti Pil-joo untuk langsung mengeliminasi Ae-jung.
Pil-jo tak setuju namun dia diam saja.
Jin terkejut saat Ae-hwan datang ke rumahnya. Jin menanyakan di mana Jae-seok. Ae-hwan berkata ia menggantikan Jae-seok karena Jae-seok tidak bisa datang. Dan bukan itu saja, ia datang bersama Ae-jung. Mereka mengagumi rumah Jin. Jin terpaksa mengajak mereka masuk.
Ae-hwan dan Ae-jung melihat tumpukan pakaian wanita di sofa. Jin melarang mereka menyentuh pakaian-pakaian itu. Ae-jung kira ada seorang wanita di rumah Jin karena pakaian itu semuanya pakaian wanita. Jin membantahnya, itu semua miliknya.
Tuing…Ae-hwan tersenyum dan berkata ia juga memakai pakaian apa saja yang ia mau jika sedang di rumah sendirian. “Ah, Dokko Jin ternyata memiliki sisi yang seperti iini juga,“ kata Ae-jung sambil menunjuk semua pakaian itu. Jin menegaskan pakaian-pakaian itu miliknya tapi ia tidak memakainya.
Tapi Ae-hwan dan Ae-jung tak percaya, mereka berimajinasi Jin mengenakan pakaan wanita sambil pedicure lalu mengedip genit. Hahaha…Ae-jung dan Ae-hwan tak mampu menahan tawa mereka. Jin menyuruh mereka berhenti membayangkan yang bukan-bukan. Ia akan mengambil sesuatu untuk diberikan pada Moon. Jin naik ke atas ke kamarnya.
Ae-hwan terkagum-kagum melihat ruang game Jin. Ia memakai sebuah helm yang dipajang di sana dan naik ke atas konsol permainan balap mobil. Ae-jung melarangnya tapi Ae-hwan tidak menurut. Dari atas terdengar suara Jin menggelegar agar tidak mengotak atik barangnya, semuanya sangat mahal. Ae-jung menyuruh Ae-hwan turun.
Tapi sial, helmnya tersangkut di kepala Ae-hwan dan tidak bisa dilepaskan. Ae-jung berusaha menarik helm itu tapi tak berhasil. “Kalian tidak menyentuh barangku bukan? Jika ada yang rusak aku akan melaporkan pada polisi,” kata Jin dari atas. Ae-jung dan Ae-hwan panik.
Ae-jung naik ke atas untuk mengulur waktu sementara Ae-hwan berusaha melepaskan helmnya. Jin kaget Ae-jung masuk ke kamarnya dan menegur Ae-jung apa ia lupa sedang berada di mana. Jin mengajak Ae-jung turun. Ae-jung malah berlari dan menduduki tempat tidur Jin. “Apa kau gila?” tanya Jin. Ae-jung bertanya di mana Jin membeli kasurnya, terasa enak.
Jin menuyruh Ae-jung turun dari tempat tidurnya. Ae-jung malah berbaring dan berkata lebih enak lagi kalau tiduran. Jin mendekatinya dan berkata dengan nada mengancam, “kau menyukainya? Kau mau menginap? Mau bermain-main denganku?” Ae-jung buru-buru bangkit berdiri.
Di bawah Ae-hwan berusaha setengah mati mengeluarkan helm itu. Ae-jung mengambil helm yang ada di kamar Jin dan bertanya apakah dia boleh meminjam hel itu. Ia ingin menggunakan helm itu untuk malakukan “sexy dance” pada acara Couple Making. Ia menjelaskan akan lebih lucu jika mengenakan helm itu dibandingkan dengan wig.
“Apa ini ruang properti? Aku tidak akan meminjamkannya.” Kata Jin sanbil merebut helm itu dari Ae-jung.
“Kalau begitu aku akan meminjam dari ruang properti, “ kata Ae-jung.
Jin tak mengerti mengapa Ae-jung mau melakukan hal seperti itu. Ae-jugn berkata agar ia tidak dieliminasi. Ia akan melakukan apa saja untuk bertahan satu menit lebih lama dalam Acara Couple Making. Demi mendapatkan makanan dan untuk hidup.
“OK, walau disingkirkan oleh pendatang baru dan dihina oleh bekas rekan segrupmu, bertahanlah.”
“Apa ini caramu menyemangatiku? Terima kasih” kata Ae-jung tersenyum.
Jin hendak mengulurkan helm di tangannya pada Ae-jung tapi terdengar Ae-hwan memanggil Ae-jung dari bawah (berarti helmnya sudah berhasil lepas), Ae-jung segera pamit pada Jin.
Ae-jung dan Ae-hwan pergi ke tempat desainer yang mensponsori pakaian Ae-jung. Ae-jung dibawa pada satu rak pakain. Ae-jung bertanya pakaian yang mana untuknya. Desainer itu menunjuk rak pakaian tersebut. Yang mana, tanya Ae-jung. Semua yang ada di rak itu untuk Goo Ae-jung. Ae-jung terkejut, benarkah?
Desainer itu menemui Jin di bagian pakaian pria. Ia bertanya mengapa Jin membawa semua pakaian itu kembali. Desainer itu bertanya apakah Se-ri tidak menyukai semua pakaian itu. Mana aku tahu, kata Jin, ia mengenakan merk yang lain. Jin menjelaskan ia dan Ae-jung berada dalam satu agensi jadi wajar saja jika pakaian itu digunaan oleh Ae-jung karena uang itu dibeli menggunakan uang perusahaan.”Apa ada masalah?” tanyanya. Desainer itu berkata tidak ada, semua terserah Jin saja. Jin tersenyum puas.
Ae-jung mencoba pakaian barunya dan berlatih memperkenalkan diri di depan cermin. Ia juga berlatih menyanykan lagu hitsnya “Putong Putong” dan mengingat kembali semua gerakan tarinya.
Jin kebetulan melintas di depan ruang ganti ketka ia mendengar lagu yang sangat dikenalnya. Ia melihat Ae-jung berlatih. Jantung Jin berdetak semakin cepat hingga ia tak tahan lagi (denyut jantungnya 128) dan menghampiri Ae-jung. Ia memegang tangan Ae-jung, menghentikannya menari.
Ae-jung terkejut dengan sikap Jin.
“Ada apa dengan lagu ini? Ada apa denganmu?” tanya Jin frustrasi. Ae-jung tak bisa menjawab, ia terlhat bingung. Jin memegangi dadanya. “Bagaimana bisa seperti ini?” tanyanya. Ia melepaskan tangan Ae-jung dan pergi.
Jin pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan jantungnya. Dokter mengatakan tidak ada masalah dengan jantung Jin. Jin berkata setiap ia mendengar sebuah lagu tertentu, denyut jantungnya akan meningkat cepat.
Dokter bertanya apa Jin merasa sakit di dadanya. Iya, jawab Jin, ia ingat ketika melihat Ae-jung menangis setelah ditampar. Ia bertanya pada dokternya apakah mungkin jantungnya terkait dengan lagu tiu.
Dokter itu mengolok Jin apa Jin sedang membuat film scence-fiction, bukankah Jin juga dijuluki “Iron Man” setelah berhasil pulih dari operasi jantung. Jin sembuh dengan ajaib setelah operasi itu.
Jin bertanya jika jantungnya berdetak kencang seperti tu apakah itu normal? Dokter meyakinkan Jin baik-baik saja, ia malah bertanya apa Jin jatuh cinta pada seseorang. Jin langsung membantahnya dan mengatakan dokter otaknya menua seiring dengan semakin tuanya sang dokter. Dokter itu berkata yang penting jantung Jin baik-baik saja. Jin pergi. Di atas meja dokter, ada tumpukan CD. Paling atas adalah CD Kukbeo Sonyeo. Dokter itu adalah dokter yang mengoperasi jantung Jin.
Moon memberi setumpuk skrip untuk dipilih oleh Jin. Ia telah menyingkirkan skrip melodrama yang dibenci Jin. Jin bertanya apa Moon menyukai melodrama. Moon menyukainya, memangnya kenapa? Jin mengaku ia sedang melakukan penelitian untuk filmnya. “Jika di film dua orang saling menyukai dan bertatapan dengan penuh perasaan, lalu ada efek suara degup jantung meningkat. Apa dalam kenyataan juga seperti tu?”
Mon berkata dalam kenyataan degup jantung tak bisa didengar tapi kau dapat merasakanya.
“Lalu jika aku melihat seseorang menagis lalu tertawa dan jantung berdegup lebih kencang, apakah itu berarti aku menyukainya?” tanya Jin penasaran.
“Belum tentu.’ Jawab Moon.
Jin senang sekali, “itu betul!”
“Bisa saja jantungmu berdebar kencang karena kau melihat seseorang yang lucu. Atau bisa juga kasihan pada orang yang malang.”
“Tentu saja! Karena lucu atau kasihan. Aku bisa hidup dengan itu.” Sahut Jin gembira.
“Tapi ada suatu saat dimana kau menyukai seseorang dan jantungmu berdebar kencang.” Kata Moon.
Jin mulai merasa tak yakin, “Kapan itu terjadi?”
“Ketika kau melihatnya dengan pria lain dan jantungmu berdebar lebih kencang. Itu sudah pasti kau menyukainya.” Lalu Moon meneruskan pekerjaannya.
Jin memikirkannya, “tentu saja bukan, sudah pasti bukan.” Ia meyakinkan dirinya tidak sedang jatuh cinta. Tapi ia tidak yakin.
Preskon acara “Couple Making Musim ke- 3” pun dilaksanakan. Se-ri dan kelima peserta wanita termasuk Aejung, menghadiri preskon tersebut. Wartawan bertanya pendapat Se-ri tentang bekerja kembali dengan Ae-jung. Se-ri berkata walau mereka baru pertama kali bertemu kembali setelah 10 tahun, tapi ia merasa seperti baru berpisah kemarin. Ia merasa dengan kehadiran Ae-jung di sisinya, ia merasa lebih nyaman.
Ae-jung tahu itu hanya kedok Se-ri. Wartawan bertanya apa Ae-jung dan Se-ri akan bergabung membentuk grup lagi. Ae-jung berkata bisa saja, mungkin namanya Kukbeo bersaudara. Semua tertawa, kecuali Se-ri yang tersenyum pahit.
Setelah preskon ia marah-marah pada tim produksi. Ia tidak suka dirinya disejajarkan dengan Ae-jung. Dia menganggap Ae-jung tidak selevel dengannya. Penulis Han mengingatkan berkat Ae-jung, publisitas acara ini meningkat.
Se-ri berkata ia akan bertahan sampai rekaman pertama. Setelah Ae-jung dieliminasi, ia tidak perlu melihanya lagi. PD Kim bertanya perlukah mereka mengeliminasi Ae-jung. Saat ini Ae-jung sudah kembali tampil pada banyak acara. Sedikit demi sedikit ia sudah mengubah kesan buruk itu. Bukankah akan lebih baik jika mempertahankan Ae-jung lebih lama?
Penulis Han melihat wajah Se-ri yang cemberut, ia berkata orang yang tidak disukai biasanya menimbulkan kesan labih mendalam jadi bagaimana bisa mereka mengeliminasinya begitu saja. Goo Ae-jung adalah aset terbesar mereka saat ini.
Se-ri muncul dengan ide baru, menyingkirkan orang yang paing tidak disukai. Ia pikir Ae-jung pasti paling tidak disukai karena image buruknya.
Jin melihat poster “Couple Making”. Jae-soek menghampirinya, ia berkata popularitas acara ini meningkat. Jin mengurutkan para peserta dan Ae-jung menempati posisi pertama. Jae-seok bertanya apa Jin menyukai Ae-jung? Jin berkata itu rangking yang terjelek. Jadi Ae-jung yang terjelek.
Jae-seok mengeluarkan PC tabletnya dan mengatakan Ae-jung juga menempati posisi pertama di internet. Jin bertanya senang, “Goo Ae-jung rangking pertama?”
Iya, rangking pertama orang yang pertama kali dieliminasi, jawab Jae-seok. Jin langsung cemberut.
Jae-seok juga ingin voting. Ia bertanya pada Jin siapakah yang harus ia piih. Ae-jung, karena satu perusahaan dengannya? Jin tersenyum menyetujui. Atau Harumi ? Senyum Jin menghilang.
Ae-jung? Jin tersenyum.
Harumi? Jin cemberut.
Ae-jung? Jin tersenyum.
Harumi? Jin cemberut.
Jin bolak balik tersenyum dan cemberut hihihi.
Akhirnya Jae-seok memilih Harumi. Jin jadi kesal dan menyuruh Jae-seok menandai skrip bagiannya dalam drama Taiwan. Jae-seok berkata ia sudah menandainya dengan warna kuning. Warna kuning membuat mataku sakit, tandai dengan warna biru, perintah Jin. Jae-seok terpaksa mengulang pekerjaannya gara-gara dia milih Harumi hehe..
Jin menyuruh Jae-seok meninggalkan tablet PCnya di meja. Ia memandang tablet PC itu dan berpikir perlukah ia memilih juga.
Jenny dan Ae-jung membicarakan rekaman pertama “Coulpe Making” yang akan diadakan besok. Jenny bertanya apakah pada episode pertama juga ada eliminasi. Ae-jung mengiyakan, di akhir acara ada eliminasi. Jenny bertanya bagaimana jika Ae-jung diemlimiansi. Ae-jung pikir setidaknya dia sudah melakukan wawancara dan beberapa permainan. Jadi ia masih bisa tampil 2-3 minggu.
Ia tidak tahu Se-ri mengubah aturan permainan. Eliminasi diadakan 5 menit pertama episode pertama. Alasannya agar semakin menegangkan padahal agar Ae-jung langsung tersingkir pada 5 menit pertama. PD Kim berpikir merasa kasihan pada Ae-jung yang setiap hari mengunjunginya dan memperlihatkan kemajuannya. Ia pikir Ae-jung yang akan dieliminasi pertama. Se-ri berkata tidak mungkin ada yang memilih Ae-jung.
Ae-hwan dan Ae-jung diberi pinjam van oleh Moon. Jin protes, itu adalah van-nya. Dan Ae-jung tidak selevel untuk berbagi van dengannya. Ae-jung berkata van itu van perusahaan . Perusahaan adalah aku, kata Jin. Ia meminta Jae-seok menjemputnya jam 7 pagi besok di rumahnya. Jae-seok berkata besok Jin tidak ada jadwal. Aku akan mengelilingi Seoul, sahut Jin. Ae-jung dengan sebal memandang Jin.
Pagi-pagi Jin dibangunkan oleh suara klakson mobil bertubi-tubi. Dengan kesal ia bangun dan keluar rumahnya. Ternyata Ae-hwan dan Ae-jung yang menggunakan mobil tu. Ae-jung tidak memperlihatkan wajahnya. Ia hanya mengulurkan gulungan poster dan cangkir-cangkir kopi kosong lalu melemparkannya pada Jin. Ae-jung lagi balas dendam nih.
Ae-jung dan Ae-hwan memasuki ruang ganti. Semua berbisik-bisik menertawakan Ae-jung. Manager Jang meghampirinya dan berkata pasti Ae-jung belum melihat skripnya. Ae-jung bertanya memangnya ada yang aneh dengan skripnya.
Ae-hwan kesal mengapa Ae-jung diminta berlatih menari peraturan diubah. Ae-jung santai saja menanggapinya, ia tak mengerti mengapa semua orang menganggap dia yang pasti dieliminasi. Ae-hwan menghela nafas. Ae-jung merasa kesan pertama dirinya tidaklah jelek. “Siapa tahu, mungkin saja ada pria tampan yang melihatku dan terpesona olehku.”
Jin memarahi Jae-seok karena membiarkan Ae-jung memakai van-nya. Ia menyuruh Jae-seok segera mengambil van-nya. Jae-seok berkata mengapa Jin tidak membiarkannya saja untuk hari ini, karena setelah acara selesai Ae-jung pasti sangat tertekan. Mengapa begitu, tanya Jin.
Jae-seok melaporkan begitu selesai giliran Ae-jung tampil, ia akan langsung dieliminasi. Bukankah ia berkata akan berusaha sebaik-baiknya, tanya Jin, ada apa sebenarnya.
Ae-jung berlatih sebelum tampil di panggung. Jin meneleponnya. Ia menyuruh Ae-jung tidak tampil dan kembali ke agensi sekarang. Jika Ae-jung melakukannya, Jin akan mencarikan proyek baru bagi Ae-jung, iklan atau film. Ae-jung bertanya mengapa ia harus melakukan itu, ia akan tampil.
Jin bertanya apa Ae-jung sebodoh itu untuk melanjutkan padahal tahu akan dpermalukan? Ae-jung tidak merasa itu salah. Ia sudah tahu konsekuensinya jadi ia baik-baik saja. Ia selalu berjuang untuk menyelesaikan semua acara. Ia lalu menutup telepon.
Jin kesal karena Ae-jung tidak menurut padanya. Ia melihat helm di atas meja (yang tadinya mau dipinjam Ae-jung), ia ingat Ae-jung berkata akan berusaha sebaik-baiknya. Ia sempat bertanya pada Jae-seok siapa kandidat pria dalam acara itu. Jae-seok berkata pria biasa saja. Jin memutuskan untuk pergi dan menjodohkan pria itu dengan Ae-jung.
PD Kim menjelaskan perubahan skrip pada Pil-joo. Ia berkata sayang sekali Pil-joo tdak memiliki waktu lebih untuk mempertimbangkan lebih lama. Ia harus langsung memilih dan jangan merasa tidak enak pada mereka yang akan dieliminasi karena para selebritis itu adalah orang yang profesional. Pil-joo mengerti.
Acara pun dimulai. Jin baru memasuki studio MBS. Se-ri memperkenalkan kontestan pria. Pintu rahasia dibuka dan Pil-joo melangkah ke panggung. Ae-jung terkejut, ia tak berani melihat Pil-joo. Ia masih berpikir Pil-joo tidak menyukainya.
Pil-joo memegang 4 tangkai mawar sedangkan kontestan wanita ada 5 otang. Ia harus memberikan mawar itu pada wanita yang ia pilih. Jadi ada satu wanita yang tidak menerima mawar dan akan langsung dieliminasi. Pil-joo diberi waktu 3 detik untuk memilih.
Jin berjalan cepat menuju tempat syuting acara (di luar gedung MBS). Tiba saatnya bagi Pil-joo untuk memberi mawar –mawar tersebut.
Pil-joo memberi 3 mawar pertama pada tiga selebritis pertama (Harumi satu di antaranya). Tersisa Kim Hee-jin ( Park Shi-yeon, cameo) seorang bintang top dan Goo Ae-jung. Yang terbaik dan terburuk…
Pil-joo meihat Kim Hee-jin yang tersenyum sangat mengharapkan mawar itu, sementara saat ia melihat Ae-jung, Ae-jung tak berani menatapnya dan melihat ke arah lain dengan gelisah.
Jin tiba di tempat suting. Ia melihat tepat saat Pil-joo memberikan mawar terakhir pada … Ae-jung. Semua penonton terkejut tak percaya. Ae-jung juga kaget, lalu ia tersenyum dan mengambil mawar itu. Pil-joo tersenyum pada Ae-jung. Jin melihat itu dan anehnya jantungnya berdetak makin kencang. Ia ingat ucapan Moon.
“Ketika kau melihatnya dengan pria lain dan jantungmu berdebar lebih kencang. Itu sudah pasti kau menyukainya.”
Jin terpana.
FUN FACTS:
Dalam episode ini fun facts semakin berkurang hehe, walau tidak mengurangi kelucuannya...dan sepertinya akan begitu untuk episode selanjutnya :p
1. Beberapa tahun yang lalu pernah muncul rumor kalau Gong Hyo-jin (Ae-jung) dipukul oleh kekasihnya, aktor kawakan Ryu Seung-beom. Namun gosip itu hilang dengan sendirinya dan hubungan mereka tak terpengaruh oleh gosip itu. Banyak yang berpendapat, dan aku juga setuju, gosip itu tidak benar. Karena jika gosip itu benar, Gong Hyo-jin tidak akan nyaman melakukan adegan ini.
2. Jung Jun-ha, pemeran Ae-hwan, terkenal karena kepalanya yang besar (bukan besar kepala sombong ya^^). Dan adegan kepalanya tersangkut di helm membuktikan hal itu hahaha... Orang Korea terobsesi dengan wajah yang kecil lho (artinya kepalanya juga kecil)^^
3. Adegan terakhir, Park Shi-yeon eh Kim Hee-jin dieliminasi sedangkan yang lain masuk. Mungkin karena dia cuma cameo kali ya jadi tampilnya cuma bentar, harus dieliminasi hehe^^
4. Entah kenapa adegan Jin di antara tumpukan pakaian wanita kok mengingatkan aku pada Kim Joo-won yang akhirnya membawa tumpukan pakaian untuk Ra-im^^
Fun Facts Credit to: Blue