Pil-joo dan Se-ri tidak bisa melakukan apa-apa saat Jin memakaikan sepatu kets Ae-jung di kaki Ae-jung. Ae-jung bertanya apa yang Jin lakukan. Jin hanya mengedipkan sebelah matanya dan berdiri menghadap wartawan.
Ia mengkonfirmasi bahwa ia yang membeli sepatu Ae-jung seharga 10 juta won. Alasannya adalah karena Ae-jung berasal dari perusahaan manajemen yang sama dengannya dan juga karena MC acara “Couple Making” adalah orang yang spesial baginya. Jin menoleh pada Se-ri. Ia berkata ia ingin beramal dengan diam-diam. Ia meminta maaf karena telah membuat keributan.
Seorang wartawan bertanya, jika Jin ingin beramal diam-diam mengapa membeli sepatu Ae-jung dan bukannya membeli tas Se-ri. Se-ri dan Ae-jung merasa khawatir dengan pertanyaan itu. Tapi dengan tenang Jin menjawab, sepertinya aku juga harus mengungkapkan apa yang ingin aku lakukan diam-diam.
Jin mengatakan seiring dengan donasinya yang sebesar 10 juta won, ia ingin menyumbang 1000 pasang sepatu (terjemahannya agak beda-beda, ada yang bilang 10 ribu pasang sepatu). Jin menjentikkan jarinya dan muncullah truk-truk pengangkut sepatu. Bahkan Pil-joo pun terkesan dengan cara Jin membalikkan situasi.
Jin mengungkapkan betapa dia selama ini merasa malu dan tidak nyaman dengan julukan yang diberikan padanya setiap kali ia menyumbangkan sesuatu. Dokko Jin sang donatur, Dokko Jin sang malaikat tanpa sayap, dan semacamnya. Jadi kali ini ia benar-benar berniat menyembunyikannya. Namun karena telah membuat keadaan menjadi ekstrim, ia membungkukkan kepala dan meminta maaf. Para wartawan terkesan dengan sikap “rendah hati” dan kemurahan hati Jin.
Ae-jung menatap Jin yang kali ini bagaikan malaikat untuknya. “Keukbok…” gumam Jin (keukbok= lewat, berhasil melewati suatu masalah). Sayap malaikat Jin terbentang plus halo di atas kepalanya (OST You’re Beautiful).
Berita itu langsung menjadi headline surat kabar. Reaksi yang munculpun berbeda-beda. Ada yang negatif, menganggap Jin sengaja melakukan donasi itu untuk melepas Ae-jung dari image negatif yang ditimbulkan akibat kecelakaan Jin waktu itu. Tapi ada juga yang membela bahwa Jin sudah menyumbang sangat banyak. Seorang lagi berkomentar Jin telah menghasilkan uang sangat banyak dari iklan-iklan yang dibuatnya tapi membuat keributan hanya dengan uang sekecil itu. Ada yang membela memang konsep donasi Jin adalah memberi sepatu.
Secara keseluruhan Jin menganggap lebih banyak komentar positif, jika image Ae-jung lebih baik sedikit pasti sudah bisa membintangi iklan sepatu. Ae-jung berkata Jin saja yang membintanginya bukankah Jin yang menyelesaikan semuanya. Bukan ide yang jelek, sahut Jin, selama ini iklan seperti itu selalu didominasi atlet jadi akan bagus juga buat imagenya. Ia akan segera menghubungi Moon mengenai hal ini.
Ae-jung mengaku sempat terkejut dengan kemunculan Jin yang tiba-tiba. Jin bertanya apa Ae-jung pikir ia akan mengungkapkan kalau ia menyukai Ae-jung di depan para wartawan? (fanny ngangguk-ngangguk)
Ae-jung bertanya apa Jin tidak takut imagenya ikut ternoda jika dikaitkan dengan dirinya. Ia tidak mau hal itu terjadi karena ia akan merasa terbebani.
“Karena kau, aku sedikit patah hati. Tapi otakku tidak sepatah itu hingga memulai skandal antara kau dan aku. Karena kau tidak menyukaiku, seperti kata-katamu, aku akan menerima cintaku yang bertepuk sebelah tangan. Walau sedikit menyedihkan tapi ada keuntungannya juga. Aku bisa menyelesaikannya sendiri tanpa harus terlibat denganmu.”
Kalau begitu lain kali jangan membeli sepatuku seharga 10 juta won atau semacamnya, kata Ae-jung. Jin berkata salah satu keuntungan dari cinta bertepuk sebelah tangan adalah dia bisa melakukan apapun sesuai caranya. Ia tahu Ae-jung tidak akan menerimanya jadi ia tidak akan meminta Ae-jung untuk menerimanya. Ia hanya melakukan apa yang ia ingin lakukan jadi Ae-jung jangan khawatir. Jin berdiri dan pergi.
Se-ri protes pada Jin, akan lebih baik jika tasnya yang dibeli Jin. Jin menjelaskan sepatu lebih mudah disumbangkan daripada tas rancangan desainer. Se-ri bertanya apakah Ae-jung memegang sesuatu yang penting bagi Jin (hingga Jin menolong Ae-jung). Jin berkata Ae-jung memegang sesuatu yang sangat penting jadi sebaiknya Se-ri juga tidak sembarangan pada Ae-jung.
Se-ri agak kesal, tapi ia lega karena sejak hari ini ia tidak perlu bertemu lagi dengan Ae-jung karena Ae-jung akan dikeluarkan dari acara Couple Making. Mengapa, tanya Jin. Se-ri berkata Ae-jung akan dieliminasi hari ini dan tim produksi sedang berbicara dengan Pil-joo.
Penulis Han meminta Pil-joo mengeliminasi Ae-jung demi kelangsungan acara itu. Ia bukannya mau mencampuri urusan pribadi Pil-joo tapi ia mohon demi kelangsungan acara itu Pil-joo mengeliminasi Ae-jung.
Pil-joo menoleh pada PD Kim, apa ia harus mengeliminasi Ae-jung. PD Kim menjelaskan jika Pil-joo memberikan hatinya untuk Ae-jung dan mengabaikan peserta yang lain maka ketertarikan orang pada acara itu akan hilang. Ia mengerti bahwa ini keputusan Pil-joo tapi ia minta Pil-joo mempertimbangkan posisi mereka juga.
Saat Pil-joo ke luar ternyata Jin sudah menunggunya. Mereka berbicara berdua. Pil-joo berkata ia sudah menduga bahwa Jin-lah yang menawar sepatu Ae-jung. Jin menyindir gara-gara Pil-joo yang terus menaikkan harga, akhirnya ia menyumbangkan banyak uang.
“Kau mungkin berpikir kau telah melindungi Ae-jung hari ini, tapi dari yang kulihat apa yang kaulakukan membuatnya semakin kesulitan dan semakin bingung,” kata Pil-joo.
“Jika kau berpikir seperti itu, maka kau bisa menyelamatkannya dengan tidak mengeluarkannya dari acara yang telah ia pertaruhkan dengan hidupnya.”
“Jika aku bisa, aku ingin mengeluarkannya dari dunia (selebritis) ini yang hanya memberinya rasa sakit…”
Jin mengakui begitulah dunia mereka. Tapi walau Ae-jung terluka dia terus bertahan dan sangat mengesankan bisa bertahan selama ini. Ia memberi nasihat pada Pil-joo cara menyelamatkan Ae-jung adalah dengan memberinya satu mawar agar Ae-jung bisa bertahan setidaknya seminggu lagi.
“Ok?” Jin tersenyum lalu pergi meninggalkan Pil-joo. Pil-joo merenungkan apa yang harus ia lakukan.
Penulis Han melapor pada Se-ri bahwa ia telah memberitahu Pil-joo mengenai keinginan mereka. Ia mnegeluh seandainya saja tas Se-ri yang memenangkan lelang itu. Se-ri menoleh melihat Pil-joo dan Ae-jung yang sedang berbicara.
Pil-joo bertanya apa Ae-jung baik-baik saja. Ia meminta maaf karena ia hanya bisa berdiri dan melihat saat Ae-jung menghadapi kesulitan. Ae-jung menenangkan Pil-joo, ia sudah melewatinya jadi ia baik-baik saja.
“Karena aku tidak berasal dari duniamu, aku tidak bisa melindungimu sesuai dengan hukum yang berlaku di sana. Aku hanya mencoba melindungimu dengan caraku. Maafkan aku.”
“Jika kau harus mengeliminasiku hari ini, jangan mengkhawatirkan hal itu. Aku tidak akan menyalahkanmu,” kata Ae-jung. Pil-joo mengangguk mengerti.
Syuting Couple Making dimulai. Se-ri mengumumkan hari itu adalah hari eliminasi ke-2, ada 3 tangkai mawar yang harus diberikan kepada 4 orang peserta yang tersisa.
Setelah diberi aba-aba oleh Se-ri, Pil-joo mengambil ketiga tangkai mawar itu. Ia langsung berjalan menuju Ae-jung dan memberikan setangkai mawar.
Se-ri kesal. PD Kim dan penulis Han merasa mereka tidak memberitahu Pil-joo dengan benar.
Ae-jung mengambil mawar itu. Jin melihat dari belakang kerumunan penonton. Melihat Ae-jung akan bertahan dengan mawar itu, Jin pun berbalik pergi.
Se-ri menyuruh Pil-joo memberikan mawar ke-2. Seluruh penonton terkejut dan ribut bertanya-tanya apa yang sedang Pil-joo lakukan. Jin membalikkan badannya dan melihat Pil-joo sedang memberikan mawar ke-2 pada…Ae-jung!!
Semua kebingungan termasuk Ae-jung. Pelan-pelan ia mengambil mawar itu. Mawar ketigapun langsung disodorkan Pil-joo. Ae-jung menatap Pil-joo. Ia melihat kesungguhan di mata Pil-joo.
Se-ri , ketiga perserta lain, dan tim produksi sangat terkejut. Ae-jung akhirnya mengambil mawar ke-3.
“Aku menyuruhnya memberi satu mawar, siapa yang menyuruhnya memberi sebuket?” gumam Jin.
Penulis Han memberi tanda pada Se-ri untuk menghentikan acara sementara. Ketiga peserta lain segera turun dengan kesal. Sementara para wartawan langsung menyerbu dan mengambil foto Ae-jung dan Pil-joo yang masih terpaku di panggung. Pil-joo tersenyum pada Ae-jung. Ae-jung dengan kikuk balas tersenyum.
Se-ri turun dari panggung dengan kesal. Ia melihat Jin yang sedang menatap panggung. Se-ri heran dengan ekspresi Jin. Se-ri melihat Jin menatap monitor jantungnya yang berbunyi. Jin berbalik pergi.
“Kelemahan Jin (yang dipegang Ae-jung) adalah….jantungnya?” gumam Se-ri tak percaya.
Ae-jung bertanya mengapa Pil-joo melakukan hal seperti itu. Walau tim produksi mengedit dan memotong adegan tadi, tapi para wartawan telah memotret mereka jadi tidak ada cara untuk menyelesaikannya. Pil-joo mengingatkan Ae-jung, ia akan melindungi Ae-jung dengan caranya.
Pil-joo menjelaskan tadi ia meminta maaf pada Ae-jung tapi sebenarnya ia marah pada dirinya sendiri. Karena telah menyebabkan Ae-jung disalahpahami dan harus menjalani masa sulit. Ia juga marah karena orang itu muncul lagi dan menggoyahkan perasaaan Ae-jung.
Ae-jung terkejut. Pil-joo mengatakan ia tahu orang itu adalah Jin. Ia mengaku pernah melihat Ae-jung bersama Jin sebelumnya. Ia tidak mengerti dunia Jin dan Ae-jung tapi ia ingin mengeluarkan Ae-jung dari dunia itu. Untuk melakukannya, ia harus jujur dan memegang Ae-jung.
Pil-joo menoleh menatap ketiga tangkai mawar di atas meja lalu menatap Ae-jung. “Ini adalah caraku untuk jujur padamu dan mengungkapkan perasaanku. Sebelum aku merawat lukamu, aku ingin melindungimu agar tidak terluka lagi. Goo Ae-jung, aku menyukaimu.”
Ae-jung terpana.
Jin curhat pada Jae-seok bahwa mereka (tim Couple Making) telah memilih orang yang salah, yaitu dokter itu. Ia berkata pada Jae-seok bahwa Ae-jung telah mempetaruhkan hidupnya demi acara itu, dan dokter itu malah memberinya semua bunga. Sekarang status Ae-jung dalam acara itu kembali tak jelas.
Jae-seok berkata mungkin saja Ae-jung akan menjadi istri Pil-joo. Jin berkata acara itu penting bagi Ae-jung untuk mencari nafkah. Ia bekerja keras agar bisa hidup dan makan.
“Jika masalah makan dan hidup terselesaikan…,” Jin menyadari sesuatu,”..maka ia tidak perlu tampil di acara itu..” Jika Ae-jung menikah dengan dokter maka Ae-jung tidak perlu khawatir masalah makan dan uang hingga tak perlu kerja keras tampil di TV.
Jin memegang dadanya yang mendadak terasa sakit. Jae-seok khawatir tapi Jin berkata ia tidak apa-apa. Ia akan bisa melewatinya
Jae-seok memberitahu Jin bahwa tim Couple Making sedang memikirkan bagaimana agar Pil-joo dan Ae-jung tetap dalam acara itu. Apa? Ini bukan akhir dari mereka berdua, tanya Jin kaget.
Tim Couple Making mengadakan rapat darurat. Mereka memikirkan acara apa yang harus mereka tampilkan minggu depan. Walau mereka bisa mengumpulkan para selebritis wanita lagi tapi sulit menemukan kandidat pria yang cocok dalam waktu singkat. PD Kim mengusulkan untuk meneruskan kisah Pil-joo dan Ae-jung sampai mereka menemukan kandidat pria pengganti Pil-joo.
Penulis Han setuju, mungkin mereka bisa mengadakan acara apakah Ae-jung menerima Pil-joo atau tidak. Dan PD Kim berkata Pil-joo tidak bisa mundur karena dia yang membuat semua ini terjadi, juga Ae-jung sepertinya tidak akan mundur.
Ae-hwan dan Ae-jung berjalan ke tempat parkir. Ae-hwan berkata banyak wanita yang cemburu pada Ae-jun sekarang. Ae-jung menghela nafas, ia terlihat seperti cinderella yang didekati pangeran tampan, itulah sebabnya ia terlihat hebat.
Ae-hwan bertanya bagaimana jika semua ini kenyataan, Ae-jung pasti senang bukan? “Dalam kenyataan?” gumam Ae-jung.
Ae-jung melihat mawarnya, lalu melihat sepatunya. Ia ingat ketika Jin memakaikan sepatunya. “Aku menyukainya,” gumam Ae-jung pelan. Ae-hwan mengajak Ae-jung segera pergi karena mereka dilarang berbicara dengan wartawan. Ae-hwan meminta Ae-jung menunggu sementara ia mengambil mobil.
Ae-jung bolak balik memandangi sepatu dan mawarnya. “Aku tidak bisa pergi pada orang itu,“ gumamnya sambil melangkahkan satu kaki. “Lalu bagaimana dengan orang ini?” tanyanya sambil melihat mawar yag dipegangnya. Ia menghela nafas, sepertinya aku sudah mendapat jackpot.
Dalam kebingungannya, Ae-jung mulai bergerak ke kanan dan ke kiri. Dilema antara mawar dan sepatu. Dilema antara Pil-joo dan Jin.
Seseorang memperhatikan Ae-jung. Jin ada di tempat parkir itu, ia duduk di dalam mobilnya dan melihat tingkah Ae-jung yang aneh. “Dia begitu senang ketika mendapat satu tangkai mawar. Tapi tampaknya ia menjadi gila setelah medapat tiga tangkai bunga,” gumamnya. Hahaha…Ae-jung emang keliatan aneh sih, maju mundur ngga jelas.
Jin memutuskan untuk melewati Ae-jung dengan cepat dan penuh percaya diri. “Aku bisa melewatinya. Kenapa? Karena aku adalah Dokko Jin. Mulai!”
Jin menjalankan mobilnya dengan kencang namun begitu di depan Ae-jung , ia bergerak sangat perlahan. Tapi ekspresinya itu lho, tetep ekspresi pembalap huahaha…
Ae-jung kebingungan. Jin tidak menoleh padanya tapi juga tidak pergi melewatinya. Jin menjalankan mobilnya sangaaaat pelan. Ae-jung berjalan mengiringinya sampai akhirnya ia mengetuk jendela mobil Jin.
Jin menghentikan mobilnya dan cepat-cepat menurunkan kaca mobil. “Apa? Aku hanya berjalan melewatimu, mengapa kau menghentikanku?” tanyanya ketus. Ae-jung berkata ia pikir ada yang salah dengan mobil Jin. “Jika tidak ada yang salah, maka selamat tinggal.”
“Tidak, tidak. Karena aku sudah berhenti, masuklah. Ada sesuatu yang ingin kukatakan,” sahut Jin. Ketika Ae-jung bertanya apa yang ingin dibicarakan Jin, Jin menjawab, Aaku akan menceritakan padamu, yang menjadi gila hanya karena beberapa tangkai bunga mawar, sebuah cerita mengenai bunga yang lain.”
“Camellia?” tebak Ae-jung. Jin berkata Camellia sudah hilang, ini bunga yang berbeda. “Kau penasaran bukan, ayo masuk.”
Jin membawa Ae-jung ke sebuah sekolah. Beneran deh, pas adegan di sini, aku malah celingak celinguk cari “penampakan” hehehe^^.
“Judulnya A-zal-ea,” Jin memulai ceritanya.
Ae-jung mengetahui itu adalah judul sebuah puisi dan mulai mengucapkan puisi itu:
Ketika kau pergi, lelah karenaku
Tanpa sepatah kata, aku seharusnya dengan lembut membiarkan kau pergi
(Ae-jung terhenti menyadari makna di balik puisi itu dan Jin melanjutkan)
Aku akan menebarkan azalea di depan jalan yang kau lalui..
Ae-jung berkata Jin tidak perlu menebarkan azalea untuknya. Jin memastikan ia akan menebarnya dan terserah Ae-jung mau menginjak azalea-azalea itu atau tidak. Ia lalu menceritakan masa kecilnya pada Ae-jung.
Ketika kecil, Jin tidak bisa pergi ke sekolah (sekolah yang mereka datangi adalah SD) dengan teratur karena ia selalu di rumah sakit. Kenapa, tanya Ae-jung.
“Kau pasti tidak bisa membayangkannya karena sekarang aku begitu sehat dan seksi. Tapi dulu aku lemah dan sakit-sakitan untuk waktu yang lama. Aku hampir tidak bisa melakukan apapun. Setelah sukses melewati operasi 10 tahun lalu, aku memutuskan menjadi aktor. Karena dengan pekerjaan itulah aku bisa menjadi apa saja.”
Ae-jung tak begitu percaya karena ia tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya mengenai Jin. Jin membenarkan, banyak orang yang tidak tahu ia dulu sakit- sakitan.
“Kau sakit di bagian apa?”
Jin mendekati Ae-jung, “Jantungku. Ketika aku bilang aku harus berada dalam rentang 60-90, itu benar-benar untuk melindungi jantungku.”
Benarkah, tanya Ae-jung. Jin membuka kancing bajunya dan memperlihatkan bekas operasinya dengan dramatis. Ae-jung terkejut melihat bekas luka itu dan menatap Jin.
“Jantungku teriris. Heartbreak,” keluh Jin.
Ae-jung mengulurkan tangannya untuk menyentuh bekas luka itu, memastikan bahwa itu nyata dan asli. Jin memegang tangan Ae-jung dan menempelkannya ke dadanya, tapi Ae-jung malah takut dan menarik tangannya.
“Apa alasanmu menceritakannya padaku?” tanya Ae-jung.
“Agar kisah itu menetap di hatimu. Sudah kubilang aku akan menebarkan azalea di jalan yang kaulalui. Jantungku adalah azalea yang tersebar di depanmu. Rasanya sakit sekali, sehingga jika kau menginjaknya sedikit saja, bunga itu akan mati…apakah kau bisa menginjaknya dan pergi?”
Ae-jung jadi merasa tidak enak dan bertanya apakah jantung Jin benar-benar tidak sehat. Jin membenarkan. Ia memperlihatkan bekas lukanya kembali.
“Jantungku terluka, jadi kau seharusnya menghindari….”
“Apa?”
“Pergi pada pria itu. Jangan menginjak jantungku dan pergi. Heartbreak.” Jin menatap Ae-jung dengan wajah memelas.
Ae-jung tidak tahu harus bersikap bagaimana, ia jadi tak tega. Jin senang usahanya berhasil dan tersenyum senang. Ketika Ae-jung melihatnya kembali, ia cepat-cepat memasang wajah memelas.
Sebuah bola meluncur ke kaki Jin. Beberapa anak meminta Jin mengembalikan bola itu pada mereka. Jin segera memasang kaca mata hitamnya dan dengan keren mempermainkan bola itu lalu menendang bola itu sangat jauh hingga masuk ke gawang. Ae-jung tercengang melihatnya.
“Jangan berkeliaran di sini dan pergilah,” usir Jin pada anak-anak itu.
Setelah anak-anak itu pergi, Jin kembali menghadap Ae-jung dengan bangga dan berlagak keren. Ae-jung tersenyum pahit dan berkata sepertinya Jin tidak apa-apa sekarang.
Jin menyadari kekeliruannya dan pasang tampang memelas lagi. Ia mendekati Ae-jung sambil memegangi bekas lukanya. Ae-jung sudah tidak percaya, ia ingat Jin harus berlari mengejar truk dalam film “Fighter” juga lari berkilo-kilometer. Jin juga memamerkan otot-otonya dalam iklan dan membanggakan betapa sehatnya dirinya.
Jin meminta Ae-jung tidak memikirkan hal itu lagi. Ia minta Ae-jung melihat dan menyentuh bekas lukanya. Jin mengaduh-aduh kesakitan.
“Hearbreak..ah…ah…”
Ae-jung menusuk-nusuk tubuh Jin dengan jarinya, “Lalu otot-otot ini…” Jin tertawa geli karena seperti digelitiki Ae-jung.
“Apa tubuhmu tidak terlalu kekar untuk dibandingkan dengan Azalea?”
Ia kesal karena Jin menggunakan operasinya beberapa tahun lalu untuk menahan Ae-jung dan membuatnya merasa tidak enak. Jin membantah ia menahan Ae-jung, ia hanya ingin meminta toleransi. Ia minta Ae-jung mempertimbangkan dirinya yang terluka.
“Setiap kali kau hendak pergi pada dokter itu, pikirkan aku yang terbaring di depanmu. Dan karena kau merasa tidak enak, kau tidak akan pergi padanya. Kau bisa menoleransi seseorang yang tidak beretika sepertiku, karena kau berhati baik.”
Jin terus menatap Ae-jung dengan wajah memelas. Who can resist that? Ae-jung akhirnya menghela nafas menyerah.
Pil-joo berbincang dengan PD Kim. PD Kim memberitahukan bahwa acara mereka mendapat rating tertinggi sepanjang hidupnya. Pil-joo meminta maaf telah menyebabkan masalah. PD Kim berkata jika Ae-jung merespon positif maka rating akan semakin naik. Pil-joo tidak yakin dengan pendapat Ae-jung mengenai hal ini. PD Kim yakin Ae-jung pasti mau meneruskan. Pil-joo hanya tersenyum.
Pil-joo ingat pembicaraannya dengan ae-jung setelah ia mengungkapkan perasaannya.
“Aku akan mengerti jika kau tidak memberiku bunga. Bahkan jika kau hanya memberiku satu tangkai, aku akan berterima kasih. Tapi karena kau memberiku tiga tangkai sekaligus, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”
Pil-joo jadi merasa tak enak, “Aku juga tidak tahu apa yang harus kulakukan lagi karena ini pertama kalinya bagiku.”
Ae-jung agak terkejut. Melihat reaksi Ae-jung, Pil-joo bertanya apa dia langsung ditolak saat ini juga? Bwahaha…ekspresi Pil-joo lucu banget tapi kasiaaaan^^
Ae-jung menghela nafas. Pil-joo menunduk kecewa. Ae-jung meminta waktu pada Pil-joo. Pil-joo langsung tersenyum senang. Ia bertanya berapa lama waktu yang harus ia berikan.
Ae-jung tidak mau merasa berhutang pada Pil-joo hingga harus diingatkan kapan ia akan memberi jawaban jadi ia menegaskan akan memberikan jawabannya dalam 3 hari. Pil-joo senang sekali, ia masih punya harapan.
Mengingat itu Pil-joo meminta waktu pada PD Kim untuk memikirkannya. PD Kim menyetujui tapi mengingatkan Pil-joo bahwa acara mereka sudah di ujung tanduk. Ia terpaksa membebani Pil-joo dengan hal itu. Pil-joo tersenyum, ia juga sedang berada di ujung tanduk. Perlukah aku juga membebani Ae-jung sedikit, pikir Pil-joo.
Se-ri memanggil Pil-joo dan berbicara dengannya. Ia mengatakan kalau ia hendak berpisah dengan Jin karena Ae-jung. Pil-joo tidak terkejut, ia berkata ia sudah tahu.
“Kau tahu dan masih memberinya 3 tangkai mawar?” tanya Se-ri tak percaya.
Pil-joo berkata ia ingin menangkap perasaan Ae-jung yang masih bimbang. Ia tahu Ae-jung berusaha keras untuk bertahan dan ia akan menghargai jika Se-ri tidak menghalangi jalan Ae-jung dan memberinya kesulitan. Pil-joo bangkit berdiri dan pergi. Se-ri sangat kesal, dalam satu hari dua pria mengingatkannya agar tidak mengganggu Ae-jung.
Beban Ae-jung yang terberat adalah “azalea”. Ia membaca kembali puisi itu di rumah.
Ketika kau pergi, lelah karenaku
Tanpa sepatah kata, aku seharusnya dengan lembut membiarkan kau pergi
(Jin menenangkan jantungnya, memikirkan Ae-jung)
Dari Gunung Yeongbyeon aku mengumpulkan segenggam azalea dan menebarnya di jalan yang kau lalui..
Langkah demi langkah menapaki bunga di depanmu
Menginjak dengan ringan dan lembut saat kau pergi.
(Pil-joo memandang dua bolpen di tangannya sambil memikirkan Ae-jung)
Ketika kau pergi, lelah karenaku.
Walau aku mati, aku tidak akan membiarkan setetes airmatapun jatuh.
Ae-jung berpikir seharusnya puisi itu tentang melepas kekasih pergi tapi sepertinya arti dari puisi itu adalah seeseorang tidak bisa melepas kekasihnya pergi dengan mudah bagaimanapun juga (walau kau mati, ia tidak akan melepasmu pergi).
Acara Couple Making edisi terakhir menjadi hits. Ibu Pil-joo menontonnya dan merasa dipermalukan. Ia sangat kesal.
Keluarga Ae-jung juga menontonnya. Ayah Ae-jung memikirkan obat herbal pemberian ibu Pil-joo dan juga daging bakar mahal yang dimakannya. Ia merasa bersalah.
Ae-hwan memikirkan van dan album terbaru Ae-jung. Ae-jung memikirkan Pil-joo vs Dokko Jin. Sedangkan Hyung-gyu memikirkan teman dekatny, Jin..hehehe^^
PD Kim memberikan sebuah amplop pada penulis Han. Ia berkata karena rating yang tinggi pada acara kemarin, mereka mendapat bonus. Dan ia memutuskan utnuk membuatkan acara khusus Ae-jung dan Pil-joo. Penulis Han tidak yakin Pil-joo dan Ae-jung mau melakukannya.
Moon menasihati Ae-jung untuk melakukannya. Ia berkata ini pertama kalinya Ae-jung mendapat acara sendiri, dan ini merupakan kesempatan untuk melepaskan image buruknya. Karena seorang pria sempurna memilih Ae-jung, orang-orang akan berpikir Ae-jung memiliki pesona hingga pria itu menyukainya.
Ae-jung bertanya apa menurut Moon jika ia berkencan dengan Pil-joo dalam acara itu, maka ia akan disukai orang-orang. Moon yakin akan hal itu dan menyuruh Ae-jung menunggu dan melihat hasilnya. Ia bahkan mengusulkan Ae-jung betul-betul berkencan dengan Pil-joo (bukan hanya di TV), agensi menyetujuinya.
Ayah Ae-jung datang ke klinik Pil-joo untuk menjelaskan yang sebenarnya. Tapi ia juga kebingungan bagaimana menjelaskan mengapa selama ini ia berbohong.
Ibu Pil-joo datang uring-uringan karena berita di koran. Ayah Ae-jung menghampirinya. Mereka sama-sama bertanya apakah mereka sudah melihat berita di koran. Ayah Ae-jung menunjukkan foto Ae-jung dan Pil-joo di koran dan berkata mereka berdua terlihat serasi.
Ibu Pil-joo langsung protes bahwa Ae-jung tidak pantas untuk Pil-joo. Ayah Ae-jung berkata bukankah Pil-joo yang menyukai Ae-jung. Ibu Pil-joo tidak terima dan menunjuk-nunjuk wajah Ae-jung di koran bahwa Ae-junglah yang mempengaruhi Pil-joonya yang polos.
Ayah mana yang tahan mendengar putrinya dihina. Apalagi ketika ibu Pil-joo membanting koran ke lantai, ia langsung meradang.
Ia berkata ia bukan ayah Se-ri melainkan ayah Ae-jung. Ibu Pil-joo terkejut, kau ayah Ae-jung? Ayah Ae-jung membenarkan, beraninya ibu Pil-joo mengatakan hal seperti itu pada putrinya yang berharga. Memangnya sehebat apa putramu, seru ayah Ae-jung sambil menendang dan menjatuhkan poster Pil-joo.
“Jika kau memang mempunyai putri yang begitu berharga, mengapa kau menipu orang dengan mengatakan kau ayah Kang se-ri?!”
“Apa? Menipu? Hanya karena obat dan sedikit daging, kau bilang menipu?”
“Tentu saja itu penipuan! Kau dan putrimu sama-sama buruknya!”
“Aku akan memuntahkan semua yang sudah kumakan dan meminta putriku untuk tidak menerima putramu!” seru ayah Ae-jung.
“Tolong lakukan itu!!” teriak ibu Pil-joo.
Jae-seok pergi ke rumah Jin dan menemukan Jin sedang menonton acara Couple Making saat Ae-jung mendapat 3 mawar. Jae-seok berkata episode itu sudah beberapa kali ditayangkan ulang. Itu artinya lebih dari setengah penduduk negara ini melihat Ae-jung, gumam Jin.
Mungkin saja, sahut Jae-seok, produser Couple Making membuat acara khusus untuk Ae-jung dan Pil-joo. Sesuatu seperti dokumentasi kencan mereka secara nyata. Karena mereka sedang populer, rating mereka pasti meroket. Jae-seok tertawa senang.
Jin menatap Jae-seok dengan tajam hingga Jae-seok terdiam. Mereka pasti akan mendapat banyak perhatian dari kencan pertama mereka, sahut Jae-seok pelan.
Kencan pertama? Jin membayangkan Ae-jung dan Pil-joo bekencan, saling menyuapi permen kapas dengan mesra. “Jika mereka berkencan secara terbuka, mereka mungkin pasangan yang paling penuh kasih sayang dibandingkan pasangan Couple Making lainnya bukan?” ujar Jae-seok.
Kemudian Jin membayangkan Ae-jung dan Pil-joo berlibur bersama…lalu malam pertama bersama… Jin meledak.
“Bagaimana bisa mereka melakukan itu. Jika mereka melakukannya, aku akan menuntut!” seru Jin.
Dasar Jae-seok, dia malah bilang walau hal itu terjadi di kehidupan nyata, (malam pertama) tidak akan ditampilkan di TV. “Aigooo….sangat mengecewakan,” ujar Jae-seok.
Jin menatap Jae-seok dengan tatapan Mi-shil (plus OST-nya). Jae-seok menciut dan mengeluh perutnya sakit. Ia pamit pergi ke kamar kecil. Jin melihat monitor jantungnya: 128, 129… Ia terlihat putus asa.
Ae-hwan dan Ae-jung baru menemui Moon. Sambil berjalan menuju mobil, Ae-hwan bertanya-tanya bagaimana Pil-joo bisa mendadak terbuka seperti itu. Ae-jung mengingat perbincangannya dengan Pil-joo.
Ae-jung berpikir apa dirinya terlihat begitu tidak stabil hingga Pil-joo merasa perlu terus memeganginya. Ae-hwan bertanya apakah Ae-jung berencana bertemu dengan Pil-joo untuk membicarakan kelanjutan program mereka. Ae-jung membenarkan.
Jin melihat mereka dan berusaha menguping. Ae-hwan bertanya perlukah ia mengantar tapi ia memutuskan Ae-jung lebih baik berbicara berdua saja dengan Pil-joo. Ae-jung menoleh ke belakang dan sekilas melihat Jin.
Jin cepat-cepat sembunyi di balik tembok. Ae-jung masih ragu untuk menemui Pil-joo secepat itu. Ia menoleh kembali mencari Jin. Jin tetap sembunyi. Akhirnya Ae-jung pergi.
“Walaupun aku menebar bunga azalea, tampaknya Ae-jung tetap akan menginjak mereka, “ ujar Jin dengan sedih.
Pil-joo mendadak bersikap ceroboh dan menjatuhkan barang. Perawat berkata baru kali ini ia melihat Pil-joo begitu gugup dan berkeringat. Pil-joo mengakui, ini juga pertama kali ia seperti itu.
Jin masuk ke kantor dengan lesu. Ternyata Ae-jung ada di sana sendirian. Jin langsung tersenyum senang, bener-bener kocak ekspresinya, persis orang yang pertama kali jatuh cinta dan melihat pujaan hatinya hehehe^^
Ia berdehem. Ae-jung melihatnya dan menyapa. Jin bertanya apa yang sedang Ae-jung lakukan. Ae-jung berkata ia sedang menandatangani foto untuk donasi sepatu Jin. Jin berkata donasi itu hanya memerlukan tandatangannya dan Ae-jung tidak perlu melakukannya. Maksudnya ia tidak ingin Ae-jung kelelahan bukan karena tandatangan Ae-jung tidak penting.
Ae-jung bangkit berdiri dan berkata, kalau begitu apa sebaiknya aku pergi saja. Jin cepat-cepat menghentikannya.
“Tidak, tunggu…1 dari 1000 anak mungkin ingin tanda tanagnmu. Jadi jangan pergi dan teruslah memberi tanda tangan.”
Ae-jung mengiyakan dan duduk kembali. Jin senang sekali dan duduk di dekat Ae-jung. Ia mencoba memuji Ae-jung dan berbaik-baik padanya.
“Goo Ae-jung, senang sekali melihatmu dalam acara itu dan bersikap profesional. Menerima mawar itu namun tetap tenang dan bersikap profesional, benar-benar hebat.”
Ae-jung tersenyum. Jin tertawa keras dan mengacungkan dua jempolnya untuk Ae-jung. Ae-jung tertawa kecil.
“Aku terlihat seperti itu? Sebenarnya aku sangat gugup. Jika aku memiliki monitor seperti milikmu, angkanya mungkin mencapai 120.”
Doeng, senyum Jin langsung lenyap. Baginya, jantung berdebar artinya jatuh cinta. “Jika mencapai 120, jantungmu pasti berdebar begitu kencang hingga perutmu seperti terbalik. Dia pasti merasa bersalah karena berbohong tentang bolpen itu,” kata Jin, untuk mengingatkan bahwa Pil-joo bukanlah pria “sempurna”.
Mungkin saja, kata Ae-jung, tapi kebohongan itu muncul karena ketulusan hatinya. Jin jadi kesal, “seharusnya aku tidak melempar bolpen itu sejak awal.”
Jin mulai menandatangani fotonya dengan cepat. Ae-jung berkomentar Jin mungkin telah begitu sering memberi tandatangan hingga menandatangani dengan begitu cepat. Pekerjaan mereka pasti cepat selesai.
Jin terdiam. Cepat selesai artinya cepat berpisah dengan Ae-jung. Ia mulai memperlambat tandatangannya. Sangaaaat lambat. Ae-jung tersenyum melihatnya.
Jin menjelaskan ia harus menekan pennya dengan keras dan menggunakan hatinya saat menandatangani untuk menghargai fansnya. Ae-jung mengangguk penuh pengertian tapi tetap saja ia merasa geli. Ia tahu Jin sengaja berlambat-lambat agar bisa lebih lama bersamanya.
Jenny sedang berbincang bersama Ae-hwan dan Jae-seok. Ia senang karena popularitas Ae-jung meningkat juga mendapatkan Pil-joo. Dan juga diperebutkan dua pria, Jae-seok mengingatkan. Jenny bertanya-tanya seandainya dia masih di dunia entertainment, apakah hal seperti itu juga akan terjadi padanya.
Ae-hwan bertanya apa yang akan Jenny lakukan jika ada dua pria yang mendekatinya. “Aku akan menerima keduanya,” jawabnya dengan manis. Ae-hwan dan Jae-seok menyebutnya gadis jahat.
Jenny melihat Se-ri datang ke restorannya. Ia terkejut mengapa Se-ri datang. Ia bersikap dingin pada Se-ri. Se-ri berkata ia datang untuk melihat apakah Ae-jung ada di sana. Jenny menjawab Ae-jung tidak ada di restorannya.
“Aaah…dia pergi menemui Dokko Jin?” tanya Se-ri tajam.
Jin melihat Ae-jung membubuhkan gambar daun semanggi berkelopak empat pada akhir tanda tangannya. Ia menanyakannya pada Ae-jung.
“Ini adalah daun semanggi berkelopak 4, aku menggambarnya agar setiap orang yang menerima sepatu ini mendapat keberuntungan.”
Jin menertawakannya bahwa itu hal yang kekanak-kanakkan, lebih baik menaruh uang di dalam sepatu itu.
Ae-jung menceritakan hari pertama Kukbeo Sonyeo debut. Waktu itu Mina menemukan semanggi berkelopak 4 dan grup mereka sukses setelah itu. Jadi ia yakin daun itu membawa keberuntungan.
Jin bertanya bagaimana Ae-jung bisa menjadi begitu tidak disukai.Seperti yangs semua orang tahu, ketika aku menampar Se-ri, kata Ae-jung. Jin bertanya apa Ae-jung benar-benar menampar Se-ri.
Ae-jung membenarkan, saat itu ia sangat marah hingga tangannya langsung terangkat. Kau seharusnya memukulnya saat tak ada yang melihatmu, ujar Jin. Hahaha, Jin membela Ae-jung boleh memukul Se-ri asal tak ada yang melihat.
Ae-jung berkata setiap kali ia melihat Se-ri ia merasa tak enak dan canggung mengingat kejadian itu.
Jenny menjelaskan pada Se-ri bahwa Jin menyukai Ae-jung tapi Ae-jung tidak membalas cinta Jin. Se-ri tak percaya. Jenny meyakinkan Se-ri, Ae-jung akan baik-baik saja dengan Pil-joo. Ia mengingatkan Se-ri agar tidak berpisah dengan Jin dan tidak melibatkan Ae-jung.
Se-ri malah mengancam akan menyebutkan bahwa Ae-junglah penyebab perpisahan Se-ri dan Jin. Jenny tak menyangka Se-ri begitu keji. “Apakah kau tidak ingat bagaimana Ae-jung memperhatikanmu saat kita masih bersama?” Tanya Jenny kesal.
Se-ri berkata ia hanya ingat tamparan Ae-jung. Jenny mengingatkan Se-ri mengapa Ae-jung melakukan itu. “Apa kau tidak ingat apa yang sudah kau lakukan pada Mina. Saat itu Mina sakit dan pingsan karena perbuatanmu. Itulah sebabnya Ae-jung sangat marah.”
Se-ri tak bergeming. “Mengapa kau mengungkit masa lalu tanpa bukti dan tanpa saksi?”
Jika Mina muncul, maka semua akan terungkap dan tidak ada lagi cerita masa lalu, sahut Jenny mengingatkan.
Sementara itu, Mina sedang berada di kantor Pil-joo. Pil-joo memperhatikan wajah Mina dan ingat bahwa ia adalah orang yang dihindari Ae-jung waktu itu.
Tapi sebelum ia bertanya, Mina mengatakan bahwa ia ingin pindah klinik apalagi setelah Pil-joo muncul di TV. Tapi setelah melihat berita terakhir, ia pikir ia harus mnemui Pil-joo. Karena Pil-joo akan menjadi orang yang penting bagi Ae-jung.
Mina mengaku ia dulu bernaam Han Mina (sekarang namanya sudah diganti) dan anggota Kukbeo Sonyeo bersama Ae-jung.
Jenny menunjukkan paket yang diterimanya saat ulang tahun debut mereka yang ke-10. Se-ri berkata Mina telah menyembunyikan diri sepenuhnya. Walau begitu jika kau membahayakan Ae-jung, apa kau pkir ia tidak akan muncul, tanya Jenny. Se-ri mulai terlihat khawatir.
Kilas balik:
Se-ri menaruh sesuatu pada minuman Ae-jung dan memberikannya pada Ae-jung. Tapi saat itu Ae-jung tidak meminumnya dan menaruhnya di meja. Mina datang dan mengeluh merasa mual dan tidak enak badan. Ae-jung memberikan minuman itu. Tak lama kemudian Mina terjatuh dan merasakan sakit perut yang luar biasa. Se-ri datang dan terkejut. Ia memungut cangkir minuman yang kosong. Ae-jung melihat ekspresi Se-ri dan tahu ada yang tidak beres. Itulah sebabnya ia menampar Se-ri ketika Se-ri menjawab ia hanya bermain-main. (menurutku saat itu Mina sedang hamil)
Akhir kilas balik
Jenny berkata saat itu Se-ri lah yang melakukan kesalahan tapi Ae-jung yang menanggung semuanya dan menutupi kejadian sebenarnya. Kau seharusnya berterimakasih Ae-jung melakukan itu untukmu. Jenny mengancam Se-ri. Jika Se-ri melakukan sesuatu pada Ae-jung, ia akan menemukan Mina dan menceritakan semuanya.
Se-ri membela diri, ia tidak tahu Mina saat itu sedang sakit dan ia tidak tahu Ae-jung akan mengakhiri semuanya saat itu. (bukan berarti kau bisa memasukkan sesuatu pada minuman temanmu dan membuatnya sakit, bukan?)
Ae-jung berkata pada Jin bahwa selalu ada kesalahpahaman antara dirinya dan Se-ri. Ia menjelaskan bila ada beberapa gadis berkumpul, pasti ada yang menjadi dekat dan ada rahasia yang harus disembunyikan. Karena rahasia itu tidak bisa diungkapkan, kesalahpahaman menjadi semakin besar.
Jin bertanya rahasia apa itu. Ae-jung tidak mau mengatakannya karena itu rahasia. Jin menganggap Ae-jung bodoh karena membiarkan dirinya bertanggung jawab dan menghadapi semuanya sendirian. Ae-jung berkata waktu itu ia hanya ingin menyelesaikannya dan bertanggung jawab. Tapi tak menyangka akan membuat dirinya tidak disukai selama 10 tahun.
Jin memuji Ae-jung yang berhasil bertahan hidup seperti itu selama 10 tahu. Ae-jung bertanya apa Jin sedang memujinya. Jin mengaku ia takut dirinya akan seperti Ae-jung pada suatu saat. Itulah sebabnya ia khawatir melihat Ae-jung yang terus menerus menghadapi situasi yang menakutkan. Ia pikir itulah sebabnya ia selalu lebih memperhatikan Ae-jung.
Apa kau mengasihaniku, tanya Ae-jung. Bukan, bukan simpati, jawab Jin. Ia mencoba mencari kata yang tepat. Empati? Tanya Ae-jung. “Ding dong,” Jin tersenyum membenarkan. Ae-jung tersenyum senang.
Ae-jung kepanasan dan menaruh botol minuman di pipinya (botol minuman yang sama untuk mengompres pipinya ketika ditampar Manajer Jang). Jin melihat Ae-jung menempelkan bagian kata-kata di pipinya. Ia bangkit berdiri dan berkata bagian yang ada gambarnya (foto Jin) lebih dingin. Ia memutar botol itu agar fotonya yang menempel di pipi Ae-jung dan menyuruh Ae-jung menekan kuat-kuat. Ae-jung tersenyum.
Se-ri pergi ke kantor Jin untuk menemui Moon. Ia melewati sebuah ruangan dan mendengar suara Jin. Saat melihat dari pintu, Jin dan Ae-jung sedang bercengkrama dengan akrab. Se-ri kesal saat melihat Jin bergitu baik pada Ae-jung. Jin membantu Ae-jung menandatangani fotonya. Ia berkata Ae-jung sulit (didapatkan) tapi tandatangannya mudah ditiru.
Se-ri berpikir jika Ae-jung menyukai Jin, ia tidak akan melepaskan Jin dan akan menjadikan Jin miliknya. Dengan demikian usaha Pil-joo juga akan sia-sia sama seperti usahanya (pada Pil-joo). Eh, emang dia usaha apa ya? Menghabiskan semangkuk ramen? Hihihi..
Se-ri menemui Moon dan berkata ia tidak akan melepas hubungannya dengan Jin. Ia mengeluh acaranya kacau karena Ae-jung (dengan acara hanya Pil-joo dan Ae-jung, maka tidak lagi diperlukan MC). Jika mereka memaksa Se-ri putus hubungan denagn Jin, se-ri akan mengadu pada media dan menangis.
Mina berkata pada Pil-joo bahwa Ae-jung adalah penyelamatnya. Ia minta Pil-joo memperlakukan Ae-jung dengan baik. Pil-joo menggangguk tersenyum. Ia berkata ia sedang menunggu dengan sabar untuk bisa memperlakukan Ae-jung dengan baik. Mina mengusulkan ia akan memberitahu sesuatu yang sangat Ae-jung sukai. Pil-joo tertarik.
Jin dan Ae-jung terus menandatangani. Jin berkata jika tangan Ae-jung lelah, pelan-pelan saja menulisnya, mereka bisa melakukan ini semalaman.
Ponsel Ae-jung berbunyi. Dari Pil-joo. Wajah Jin langsung suram. Ae-jung menyadari itu, ia berbalik untuk mengangkat telepon Pil-joo. Jin pura-pura tidak melihat tapi seperti biasa memajukan tubuhnya untuk menguping.
Ae-jung hanya menjawab “ya” tiga kali. Jin berpikir pertanyaan apa yang membuat Ae-jung menjawab “ya” tiga kali. Dalam bayangannya:
Pil-joo: Mengapa kau belum datang? Apa Jin menahanmu?
Ae-jung: Ya.
Pil-joo: Apa ia menahanmu dengan alasan dia sakit?
Ae-jung: Ya.
Pil-joo : Ah, dasar brengsek. Cepat singkirkan dia dan segera datang. Aku akan menunggumu.
Ae-jung : Ya.
Jin menggelengkan kepala untuk membuyarkan lamunannya yang menyebalkan. Ia melihat Ae-jung melihat jam terus. Jin menghela nafas dan meminta Ae-jung menjawab tiga kali “ya” untuk pertanyaan-pertanyaan yang akan ia ajukan. Ae-jung mengangguk.
Jin: Aku bilang jantungku adalah azalea bukan?
Ae-jung: Ya.
Jin: Kubilang jangan menginjaknya dan pergi, bukan?
Ae-jugn: Ya.
Jin: Tapi kau sedang menginjaknya sekarang. Jika kau cepat melewatinya, akan lebih baikku. Jadi pergilah.
Ae-jung: (menjawab dengan sedih) Ya.
Ae-jung bangkit berdiri sementara Jin kembali menandatangani dengan cepat karena kesal. Ae-jung mengingat percakapannya dengan Pil-joo di telepon.
Pil-joo: Apa kau sedang sibuk?
Ae-jung: Ya.
Pil-joo: Jadi kau akan pulang terlambat?
Ae-jung: Ya.
Pil-joo: Telepon aku bila kau sudah pulang.
Ae-jung: Ya.
Aww..Ae-jung sebenarnya ingin berlama-lama dengan Jin juga. Ae-jung pergi dengan sedih.
Pil-joo menunggu di depan rumah Ae-jung. Ia melihat sedus roti yang dibawanya. Mina memberitahunya bahwa Ae-jung sangat menyukai roti berbentuk semanggi berkelopak 4. Ae-jung sering membelinya dan membagi roti itu pada mereka (4 kelopak untuk 4 anggota Kukbeo Sonyeo), untuk membagi keberuntungan. Mina menyarankan Pil-joo membelinya dan membaginya dengan Ae-jung.
Jin mengambil foto Ae-jung dan menyendengkannya dengan fotonya. Foto Ae-jung dengan tanda tangan+gambar semanggi berkelopak empat. Foto Jin dengan tandatangan+gambar hati…Sweet…^^
Ae-jung terkejut saat melihat Pil-joo telah menunggunya di depan rumah. Mereka pergi ke restoran Jenny untuk berbicara. Pil-joo menyodorkan roti yang dibawanya dan berkata itu hadiah yang didapatnya dari klinik.
Ae-jung senang saat melihat itu roti yang sama yang duu sering dibelinya. Ia sangat menyukai roti itu. Toko rot itu ada di seberang tempat tinggal Kukbeo Sonyeo. Rumahnya sekarang sangat jauh dari toko roti itu jadi ia sudah lama tidak membelinya.
Pil-joo sangat senang dan menyodorkan sebuah roti pada Ae-jung. Ae-jung berkata roti itu harusnya dibagi karena ia tidak bisa memakan semua keberuntungan seorang diri.
Ia membagi roti itu menjadi dua dan memberi sebgaian pada Pil-joo. Pil-joo sangat senang, apa itu berarti ada keberuntungan yang akan terjadi padanya hari ini? Ia berkata Ae-junglah keberuntungannya.
Ae-jung berterimakasih Pil-joo menganggapnya begitu. Pil-joo juga keberuntungannya. Keberuntungan semanggi berkelopak empat.
“Tapi saat ini di dalam hatiku, bunga ceri dan camellia bermekaran, juga azalea bertebaran di mana-mana. Jadi, aku tidak bisa melihat semanggi,” kata Ae-jung.
Pil-joo kecewa dan sedih. “Ini memang terlihat biasa saja dan tidak menarik hingga menarik hatimu. Tapi dari semua roti, ini adalah yang terbaik.” Pil-joo membicarakan roti itu adalah dirinya. Ia memang biasa dan tidak menarik (siapa bilang???) tapi ia adalah pilihan terbaik.
Ae-jung berkata hatinya dipenuhi bunga-bunga jadi pasti ia sudah gila. Jika ia memikirkannya lebih lama lagi, ini akan menjadi yang terbaik, bukan? Tanya Ae-jung sambil mengacungkan rotinya.
Pil-joo mengangguk sedih. Ae-jung merasa tak enak tapi ia juga tidak bisa membohongi perasaannya. Pil-joo mengusulkan mereka memundurkan waktu yang telah disepakati mereka.
Karena Ae-jung tidak bisa memutuskan sekarang, mungkin Ae-jung bisa memulai dari acara mereka. Pil-joo berkata ia akan mendampingi Ae-jung dalam acara itu dan bersikap seakan-akan itu adalah kenyataan. Ae-jung tidak yakin tapi Pil-joo menyakinkan tidak ada ruginya mencoba. Mungkin setelah menunggu lama, inilah yang terbaik (Pil-joo mengacungkan rotinya).
Pada dasarnya Pil-joo memberi Ae-jung waktu lebih lama untuk memutuskan. Ia akan tetap berpartisipasi dalam acara kencan mereka berdua di TV dan menganggap it memang kencan mereka. Pada akhirnya siapa tahu Ae-jung menganggap Pil-joolah yang terbaik.
Jin melihat kentangnya. Ia bertanya-tanya jika tunas kentang itu tumbuh dengan cepat (padahal tunas itu beracun), apa kentang itu akan mati? Jin berdiri dan merasa dadanya sakit. Ia melihat monitornya menunjukkan angka 75. Jin bingung, mengapa jantungnya tak berdetak kencang tapi dadanya terasa sakit.
Ia menyimpulkan perasaaan suka pada seseorang juga beracun. Ia bertanya apa ia bisa mati karena perasaan sukanya yang tak berbalas itu.
Keesokan harinya Jin pergi ke rumah sakit. Karena dokter Jung sedang di ruang operasi, Jin memutuskan menunggu. Sambil menunggu ia melihat-lihat meja kerja dokter.
Jin menemukan CD Kukbeo Sonyeo dalam tumpukan CD sang dokter. Perawat masuk dan memberitahukan dokter Jung ada keadaan darurat dan akan pergi dengan helicopter sebentar lagi jadi sebaiknya Jin tidak menunggu lagi.
Jin melempar CD Kukbeo Sonyeo ke atas meja. Perawat berkomentar dokter Jung suka mendengarkan musik untuk menenangkan syarafnya saat melakukan operasi. Dokter lain mendengarkan musik klasik tapi dokter Jung suka dengan lagu-lagu dari grup perempuan.
Awalnya Jin tidak menanggapinya tapi sesuatu membuatnya tersentak. Ia bertanya apa dokter Jung juga mendengarkan lagu “Dugeun Dugeun” saat operasi jantung. Perawat itu berkata sekarang dokter Jung hanya memutarnya sesekali. Sepuluh tahun lalu, ketika lagu itu masih populer, dokter Jung selalu memutarnya setiap melakukan operasi jantung.
“Operasi jantung….10 tahun lalu…” Jin bergegas mencari dokter Jung. Ia pikir jika lagu “Dugeun Dugeun” diputar selama operasi jantungnya, maka semuanya akan menjadi jelas. Jin bahkan menggunakan tangga untuk mencapai atap rumah sakit di mana dokter Jung menunggu helikopter.
Jin memegangi dadanya yang sakit dan bertanya pada dokter Jung apa ia memutar lagu “Dugeun dugeun” saat mengoperasi dirinya 10 tahun yang lalu. Dokter Jung kesal karena mengira Jin sedang bermain-main padahal dia ada operasi darurat.
Jin berkeras hal ini penting untuk jantungnya. Ia mohon dokter Jung mengingatnya. Dokter Jung ingat seorang perawat bertanya apakah lagu itu tidak terlalu bising diputar saat operasi. Dokter Jung berkata bukankah lagu itu lagu yang terbaik untuk pasien operasi jantung karena ada lirik “dugeun dugeun” (dak dik duk).
Dokter Jung mengingatnya karena operasi Jin adalah yang paling mengesankan baginya. Ia yakin dengan hal itu.
“Benarkah begitu? Benarkah begitu?” Jin tertawa lega. “Tidak ada yang tidak bisa kulakukan, akulah yang terbaik!” Ia melempar album Kukbeo Sonyeo ke langit dan berteriak “Keuk boook!!!”
Ae-jung dan Ae-hwan menemui tim Couple Making. PD Kim memberitahu Ae-jung bahwa Pil-joo menyetujui meneruskan acara mereka jika Ae-jung setuju melakukannya. Ae-jung menghela nafas, bebannya terasa semakin berat.
Ae-hwan senang karena Ae-jung mendapat kesempatan lebih lama muncul di TV dengan acara itu. Ae-jung masih tak takin. Jika ia melakukan acara itu maka orang-oranga akan menganggap ia berpacaran dengn Pil-joo. Ae-hwan berkata ia sungguh berharap Ae-jung berjalan baik dengan Pil-joo, bahkan di luar acara. Mungkin dengan demikian Jin bisa melupakan perasaannya pada Ae-jung. Ae-jung menghela nafas dan mengangguk.
Jae-seok datang dan menyapa mereka. Jae-seok berkata ia datang sendiri karena Jin sedang ke rumah sakit. Ae-jung terkejut. Ae-hwan bertanya mengapa Jae-seok tidak menemani Jin. Jae-seok berkata Jin ingin pergi sendiri, dia tidak mau terlihat sakit.
“Apa dia memang sakit?” tanya Ae-hwan.
“Dia tidak mengatakan betapa sakitnya dia.”
Ae-jung bertanya apa Jin benar-benar kesakitan. Jae-seok berkata Jin sangat membenci rumah sakit. Jika ia sampai pergi ke rumah sakit berarti ia benar-benar sakit.
Ae-jung merenung. Ia ingat Jin berkata bahwa ia sakit sambil menunjukkan bekas operasinya. Juga Jin berkata Ae-jung sedang menginjak azalea sekarang dan menyuruh Ae-jung pergi. Ia melihat sepatu ketsnya.
“Sepatu Ae-jung, kau tidak bisa menginjaknya dan pergi, bukan? Kau khawatir dia sakit, bukan? Kau merindukannya, bukan?”
Ae-jung menyadari perasaannya dan menjawab dengan sedih, “Ding dong.”
Ae-jung pergi ke rumah Jin. Ia berpikir apakah kodenya masih sama dan ragu-ragu untuk masuk. Jin muncul di belakangnya dan memanggil namanya. Jin terlihat sehat dan bahagia.
Mereka masuk ke rumah Jin. Ae-jung bertaya apa Jin baik-baik saja. Sebelum menjawab, Jin ingin membuktikan sesuatu. Ia menepon ponsel Ae-jung. Lagu “Dugeun Dugeun “ berkumandang.
Jin mengamati monitor jantungnya. Menunjukkan angka 75. Jin tersenyum puas dan menunjukkan monitornya pada Ae-jung, ia berada dalam rentang normal.
Ae-jung senang, apa itu berarti Jin baik-baik saja sekarang?
Jin membenarkan, ia punya kabar gembira untuk Ae-jung.
“Goo Ae-jung, jantungku tidak akan berdebar lagi untukmu.”
“Kenapa?”
“Aku tidak akan tergetar lagi karenamu.”
“Kenapa?” tanya Ae-jung semakin pelan.
“Hanya ada satu jawaban yang mungkin. Apa itu?”
Ae-jung menunduk dan berpikir, “Apa itu berarti kau tidak menyukaiku lagi?”
Jin menunjuk Ae-jung.
“Ding dong.”