Seul, Janshil, dan Yeon-woo mengantar kepergian shaman Jang. Shaman Jang meminta Yeon-woo pulang. Yeon-woo membuka penutup kepalanya. Ia ingin ikut dengan shaman Jang jadi ia mohon jangan melarangnya mengantar kepergian shaman Jang. Tampaknya hubungan Shaman Jang dan Yeon-woo sudah seperti ibu dan anak.
Shaman Jang kembali menutupi kepala Yeon-woo.
“Mengapa Ibu angkat melakukan itu?”
“Selama aku pergi, pastikan kau menghindari bertemu orang asing.”
“Apakah akan ada tamu hari ini?” tanya Yeon-woo.
“Tidak peduli bagaimanapun, kau tidak boleh menaruh mereka dalam hatimu dan jangan berinteraksi dengan mereka. Apa kau mengerti?”
Janshil berteriak perahunya sudah datang.
Yang Myung ada di perahu itu. Ia melihat ada banyak orang di pelabuhan. Ia bertanya pada seseorang mengapa ada begitu banyak orang. Orang itu bertanya apakah Yang Myung tidak tahu kalau Raja akan mengunjungi kota ini pada hari ini.
Yang Myung berkata dalam hatinya, “Yeon-woo, kau mempertemukan aku dengan Yang Mulia.”
Ia turun dari perahu dan berjalan melewati Yeon-woo dan yang lainnya. Tapi ia tidak melihat Yeon-woo. Yeon-woo meminta shaman Jang menyampaikan salamnya pada ahli nujum (pria yang menggali kuburan Yeon-woo). Shaman Jang menyuruh Seul membawa Yeon-woo langsung pulang ke rumah.
“Jika kau tidak percaya padaku, mengapa kau tidak membawaku saja dan meninggalkan Janshil di sini?” gurau Seul.
Shaman Jang berkata ia lebih takut dengan masalah yang akan ditimbulkan Janshil daripada Seul. Jadi Seul tidak perlu cemburu.
Seul dan Yeon-woo berjalan pulang. Mereka senang bisa bebas sejenak dan memutuskan berjalan-jalan sebentar. Seorang pria mengumumkan Raja akan melewati kota ini. Seul terkejut dan langsung berkata tidak pada Yeon-woo bahkan sebelum Yeon-woo mengatakan apapun. Yeon-woo langsung memasang tampang memelas tapi Seul menguatkan hatinya dan menolak. Yeon-woo semakin memelas tapi Seul berkata tidak dan menarik Yeon-woo pergi.
Yang Myung kemudian melewati tempat yang sama dan mendengar pengumuman itu. Pria itu membagi-bagikan pengumuman dan Yang Myung langsung mengambil satu. Ia tersenyum.
Hwon dan rombongannya mulai mendekati kota. Ia ingin tirai tandu dibuka. Kasim Hyung menasihatinya agar tidak membuka tirai karena cuaca sangat dngin. Tapi Hwon memerintahkan tirai dibuka.
Mereka berhenti dan kaisim Hyung membuka tirai tandu.
“Rakyat keluar dari rumah mereka untuk melihatku jadi bagaimana bisa aku mengecewakan mereka dengan menutup wajahku.”
Kasim Hyung menyarankan agar Hwon tersenyum. Hwon berpikir hal itu tidak tepat.
“Apa kau pikir mudah menemukan seorang Raja dengan wajah seperti ini?
Kasim Hyung mengernyitkan wajahnya. Woon tersenyum.
Mereka berjalan memasuki kota (eh kecuali Hwon tentunya, dia sih naik tandu hehehe^^)
Rakyat berbaris untuk melewati pembatas untuk memasuki jalan yang akan dilalui Raja. Yeon-woo dan Seul ikut berada dalam barisan (hehe Seul luluh juga sama wajah imut Yeon-woo). Seul mengingatkan Yeon-woo berjanji hanya melihat satu menit saja. Yeon-woo berjanji.
Ternyata para pengawal hanya memilih rakyat yang berpakaian bangsawan saja. Rakyat yang terlihat miskin tidak diperbolehkan masuk dan melihat Raja. Seorang ibu membawa anaknya untuk melihat Raja. Mereka orang miskin. Tapi pengawal mengusirnya. Ibu anak itu memohon, anaknya sangat ingin melihat Raja. Tapi pengawal itu malah mendorong si ibu hingga jatuh.
Yeon-woo yang berada di belakang ibu itu langsung menolong ibu itu berdiri. Ia menghampiri dan menegur si pengawal yang telah bersikap kasar.
“Apa kau bilang orang miskin dan rendahan tidak berhak melihat Raja? Mana ada hukum seperti itu?”
Pengawal itu marah ada seorang gadis yang berani menentangnya, memang Yeon-woo siapa. Yeon-woo mengaku ia seorang shaman. Pengawal itu berkata beraninya Yeon-woo menatapnya seperti itu. (shaman dianggap rakyat kelas bawah dan biasanya rakyat dari kelas rendah tidak boleh langsung menatap wajah rakyat dengan kasta di atasnya).
Pengawal itu mengangkat tangan hendak memukul Yeon-woo tapi Seul menangkap pergelangan tangan pengawal itu.
“Sebelum aku memotongnya, turunkan tanganmu,” ancam Seul.
Pengawal itu mengejek Seul, berkata Seul seperti pria yang kewanitaan. Seul hendak mengeluarkan pedangnya tapi Yeon-woo menahannya.
Yeon-woo menatap tajam pengawal itu dan berkata,” Apakah aku perlu memberitahu mengapa istrimu meninggalkan rumah?’
“Apa?” tanya pengawal itu terkejut.
“Itu karena kebiasaanmu minum. Setiap kali kau mabuk, kau memukulnya. Dia tidak punya pilihan lain selain mencari pria lain.”
Pengawal lain bertanya pada pengawal itu, apakah istrinya benar-benar meninggalkan rumah karena selingkuh. Sepertinya pengawal itu telah berbohong sebelumnya mengenai kepergian istrinya. Pengawal itu menyuruh Yeon-woo tutup mulut. Yeon-woo berkata sejak kepergian istrinya, pengawal itu pasti minum setiap kali ingat istrinya. Sekarang seluruh tubuh pengawal itu dipenuh alkohol dan jika ia tidak berhenti minum maka hidupnya tidak akan lama lagi. Paling lama satu tahun.
Pengawal itu marah dan hendak memukul Yeon-woo. Tapi pengawal lain menahannya. Berbahaya jika memukul seorang shaman.
Dari belakang barisan Yang Myung berlari ke arah lain dan mengalihkan perhatian para pengawal itu. Para pengawal mengejar Yang Myung. Yeon-woo mengangkat tali pembatas dan membiarkan semua orang melewatinya agar bisa melihat Raja.
Seul menegur Yeon-woo yang telah bersikap sebagai seorang shaman. Shaman Jang sudah mengingatkan agar Yeon-woo tidak melakukan hal itu. Yeon-woo berkata ia hanya melakukan apa yang seorang shaman lakukan jadi apa salahnya. Seul berkata itu namanya penipuan, jika seorang shaman yang tidak memiliki kemampuan supranatural berpura-pura memilikinya. Tapi Seul penasaran juga bagaimana Yeon-woo bisa tahu mengenai pengawal itu.
Yeon-woo mengetahui orang itu pemabuk dari instingnya. Ia bisa mencium bau alkohol dari nafas pengawal itu dan karena hidung pengawal itu merah berarti ia peminum berat. Pengawal itu juga ringan tangan terhadap wanita jadi saat ia mabuk pasti ia lebih mudah lagi memukul wanita.
“Tapi bagaimana Nona bisa tahu mengenai istrinya?”
Yeon-woo berkata pengawal itu tidak bisa menahan kemarahannya saat melihat Seul (yang dikiranya pemuda tampan) jadi pasti istrinya melarikan diri dengan pria muda yang lebih tampan. Istrinya pasti belum lama meninggalkan rumah (karena kemarahan pengawal tu belum reda).
Seul bertanya bagaiman Yeon-woo bisa tahu mengenai kondisi kesehatan pengawal itu. Yeon-woo berkata sebelum istrinya pergi, ia seorang pemabuk. Bayangkan setelah istrinya meninggalkannya, ia pasti minum lebih banyak lagi. Itulah sebabnya kesehatannya bermasalah.
Seul mengakui kehebatan Yeon-woo dan menyuruhnya membuka toko (meramal). Seul bertanya mengapa Yeon-woo bersikap sepeti tadi. Yeon-woo berkata pengawal itu hendak melakukan kekerasan jadi ia harus disadarkan. Entah berapa banyak pukulan yang telah diterima istrinya hingga ia lari dari rumah.
Yang Myung tertangkap para pengawal. Yang Myung tidak terlihat takut dan dengan nada bergurau menyuruh mereka meletakkan senjata. Yeon-woo melihat dari jauh dan tersenyum. Rombongan Raja hendak melintasi tepat itu jadi para pengawal melepaskan Yang Myung.
Semua orang berlutut. Yeon-woo dan Seul ikut berlutut. Yang Myung melangkah ke barisan depan dan berlutut.
Seekor kupu-kupu kuning (sekali lagi….takdir^^) terbang mendekati Yeon-woo. Ia mengangkat wajahnya dan berdiri untuk melihat kupu-kupu itu. Seul panik melihat Yeon-woo tidak berlutut.
Yang Myung mengangkat wajahnya untuk melihat Hwon dan Woon. Ia tersenyum (sepertinya ia pun merindukan mereka). Yang Myung melihat ke arah Yeon-woo ketika Seul berusaha menyuruh Yeon-woo membungkuk kembali. Yang Myung tidak mengenalinya dan membungkuk kembali.
Yeon-woo tidak membungkuk. Ia malah tertegun melihat Hwon. Tiba-tiba air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Yang Myung tersentak, ia sepertinya menyadari sesuatu. Mulai terjadi keributan karena para pengawal hendak menangkap Yeon-woo.
Seul menarik tangan Yeon-woo dan membawanya pergi. Yang Myung mengejar mereka.
Hwon bertanya ada kejadian apa. Kasim Hyung berkata ada seorang wanita yang tidak membungkuk jadi para pengawal mengejarnya. Ia akan menutup tirai tandu Hwon sekarang.
Seul dan Yeon-woo melarikan diri sambil berpegangan tangan. Yeon-woo samar-samar ingat saat ia berlari dengan Hwon pada pertemuan pertama mereka.
Seul menyembunyikan Yeon-woo. Para pengawal berlari melewati tempat persembunyian mereka. Demikian juga dengan Yang Myung.
Seul memarahi Yeon-woo karena telah berani tidak membungkuk di depan Raja dan malah menatapnya. Yeon-woo terpana, air matanya terus mengalir.
“Seul.”
“Ada apa?”
“Apaka kau dan aku pernah melarikan diri seperti in?”
“Jiak hal seperti ini terjadi sampai dua kali, apa Nona pikir kita akan tetap hidup?”
“Kalau begitu ini kenangan siapa?” tanya Yeon-woo bingung.
Yang Myung mencari-cari Yeon-woo ke sana kemari. Ia berpikir telah melihat “”Yeon-woo” dan memegang pundaknya tapi ternyata itu gadis yang salah. Ia meminta maaf pada gadis itu.
Dengan sedih Yang Myung berkata pada dirinya sendiri, apa yang ia harapkan, Yeon-woo telah mati dan dikuburkan di dalam tanah.
Bath time^^ Hwon terlihat kesal. Kasim Hyung mencoba menghibur. Ia bertanya apa temperatur airnya atau aromanya tidak sesuai?
“Itu menggangguku,” kata Hwon
Kasim Hyung mengira dirinya yang dimaksud oleh Hwon. Dengan wajah sedih ia memalingkan wajahnya menghadap tembok. Hahaha…kebiasaan lama tidak hilang ya…
“Bukan, bukan kau,” kata Hwon.
Kasim Hyung tersenyum kembali. Hwon berkata ia tidak suka melihat hanya rakyat yang berpakaian bagus saja. Bagaimana bisa tidak ada minyak yang mengaliri wajah mereka (keringet kali ya maksdunya^^). Kasim Hyung berkata para rakyat hendak memperlihatkan sisi baik mereka saja. Hwon berkata ia tidak datang kemari setelah 5 tahun hanya untuk itu.
Kasim Hyung berkata Hwon baru saja datang dan menyarankan agar Hwon melupakannya. Tapi Hwon malah mengajak Woon ikut mandi. Para dayang terkejut dan memalingkan wajah.
Kaism Hyung batuk-batuk dan cepat-cepat menyuruh para dayang keluar. Ia protes bagaimana bisa Hwon bercanda seperti itu di saat banyak rumor beredar.
“Rumor? Rumor apa?”
“Karena Yang Mulia menjaga jarak dengan Ratu dan membiarkan Pengawal Woon tetap berada di sisi Yang Mulia terus menerus maka orang-orang berkata ….,” Kasim Hyung tidak berani meneruskan kata-katanya.
Kasim Hyung meminta Hwon jangan bercanda seperti itu lagi.
“Kalau begitu apa kau mau ikut mandi bersamaku?” tanya Hwon.
Kasim Hyung kaget dan otomatis menutupi dadanya dengan tangan. Ia buru-buru kabur dengan alasan hendak memeriksa sesuatu.
“Akhirnya hanya tinggal kita berdua,” kata Hwon pada Woon.
Kasim Hyung berusaha menguping di luar kamar mandi. Ia telah mengenal Hwon begitu lama, apa jangan-jangan Hwon sudah berganti selera? Ia kembali berusaha menguping. Yang Myung muncul dan bertanya mengapa kasim Hyung mondar-mandir seperti itu. Kasim Hyung senang melihat Yang Myung.
Ia cepat-cepat memberitahu kedatangan Yang Myung pada Hwon. Ia berteriak di depan pintu kamar mandi tapi tidak ada jawaban. Kasim Hyung membuka pintu dan kamar mandi itu kosong.
“Yang Muliaaaaaaaa!!!” teriak Kasim Hyung.
Hwon bergidik. Woon bertanya mengapa Hwon seperti itu. Hwon berkata ia bisa mendengar teriakan kasim Hyung hingga ke sini. Ia dan Woon mengenakan pakaian bangsawan dan berjalan-jalan di kota.
Mereka melewati pemukiman penduduk yang sangat miskin. Hwon berkata sungguh berbeda dengan pemandangan yang tadi ia lihat di jalan. Di sini orang-orang kedinginan dan mengemis memohon pertolongan. Seorang anak tak sengaja menabrak Hwon dan buru-buru meminta maaf. Hwon membantu anak itu berdiri dan bertanya mengapa anak itu buru-buru.
Anak itu berkata kakak perempuannya sendirian di rumah jadi ia membawakan sayuran(yang sudah busuk). Hown menanyakan kedua orang tua anak itu. Anak itu berkata ibunya sudah meninggal karena sakit satu tahun lalu dan ayahnya di dalam penjara.
Hwon menanyakan nama ayah anak itu lalu memberi anak itu uang. Heon berjanji akan menemukan ayah anak itu dan mengirimnya pulang jadi ia minta anak itu menjaga kakaknya dengan baik. Anak itu diam.
“Anak ini…kau tidak percaya padaku, bukan? Aku seseorang yang berkedudukan tinggi.”
Anak itu berterimakasih dan berlari pergi.
Woon berkata ada seseorang yang mengikuti mereka. Hwon berkata ia tahu, “Orang itu pastilah hadiah dari ayah mertua.”
Tampaknya Menteri Yoon telah mengirim orang untuk memata-matai apapun yang Hwon lakukan.
“Karena ia telah mengikuti kita kemari. Mari kita bermain dengannya.” Hwon dan Woon berlari sekencang-kencangnya. Orang itu kaget dan berusaha mengikuti mereka.
Mereka berlari ke hutan hingga pria itu tidak bisa mengejar mereka. Hwon tertawa lepas. Ia terlihat senang sekali. Woon menyarankan agar mereka kemabli. Hwon menyetujuinya. Ia melihat ke langit dan berkata,”Hujan (Yeon-woo) akan turun.”
Hwon melihat bayangan Yeon-woo 13 tahun. Yeon-woo tersenyum padanya dan berlari memasuki hutan lebih dalam lagi. Tanpa sadar Hwon berlari mengikuti Yeon-woo. Woon dengan khawattir mengikuti Hwon.
Shaman Jang menemui ahli nujum yang pernah menolong mereka. Janshil tertidur di ujung ruangan. Shaman Jang bertanya apa ahli nujum memanggilnya karena Raja. Ahli nujum itu berkata keadaan Hwon tidak baik karena orang yang seharusnya melindungi istana dengan berada di sisi Yang Mulia sedang menjalani kehidupan lain.
Shaman Jang bertanya apa itu artinya Yeon-woo harus berada di sisi Hwon kembali. Ahli nujum itu berkata langit yang akan memperbaiki semuanya. Ia berkata Shaman Jang tahu persis takdir mereka tidak bisa dihentikan walau mereka telah mencobanya.
Shaman Jang bersikeras kehidupan itu telah diakhiri. Tapi kerinduan mereka tidak berakhir, kata ahli nujum. Shaman Jang berkata Yeon-woo tidak ingat-apa-apa dan tidak ada kerinduan dalam hatinya. Ahli nujum itu berkata ingatan Yeon-woo suatu saat akan kembali. Shaman Jang khawatir Yeon-woo kembali berada dalam bahaya. Ia tidak yakin Yeon-woo bisa melewati bahaya seperti itu lagi. Ahli nujum itu menghela nafas panjang.
Yeon-woo duduk termenung di rumahnya. Seul bertanya apa yang sedang Yeon-woo pikirkan.
“Aku tahu.”
“Apa?”
“Aku tahu apa yang kuingat barusan. Ingatan ini milik orang itu.”
“Apa?” tanya Seul khawatir.
“Aku ingat memori dan kesedihan orang itu. Apa kau tahu? Sekarang aku juga memiliki kemampuan itu.”
Seul tadinya khawatir Yeon-woo mengingat sesuatu tapi kata-kata terakhir Yeon-woo membuatnya lega.
Yeon-woo berkata sekarang ia benar-benar menjadi seorang shaman. Ia bangkit berdiri.
“Nona mau ke mana?”
“Aku hendak keluar dan menunggunya (shaman Jang).”
Seul mengikuti Yeon-woo keluar.
Hwon dan Woon berjalan di dalam hutan yang gelap dan diselimuti kabut. Hwon berkata mereka telah tersesat karena kabut itu. Woon meminta maaf. Hwon berkata tidak perlu meminta maaf, ini adalah perbuatannya. Hwon melihat sebuah cahaya dan berpikir apakah itu bulan (deuh Hwon ini, masa bulan ada di atas tanah)
Hwon dan Woon melihat seseorang berjalan mendekat. Hwon kembali membayangkan Yeon-woo 13 tahun. Yeon-woo berkata, “Hamba menunggu. Mengapa Yang Mulia baru datang sekarang?” Yeon-woo tersenyum.
Hwon terus menatap ke arah Yeon-woo dan tenyata itu Yeon-woo dewasa. Berdiri di depan mereka sambil memegang lentera. Hwon terpana. Yeon-woo terkejut melihat Hwon.
Yeon-woo membuat teh. Seul bertanya apa Yeon-woo tidak tahu siapa mereka. Yeon-woo menyuruh Seul jangan berisik dan berpura-pura tidak tahu. Seul protes Yeon-woo tahu Hwon orang istana tapi tetap membawanya masuk.
“Kalau begitu apa aku harus mengabaikan orang yang tersesat?”
Seul mengingatkan Shaman Jang telah menyuruh mereka agar menghindari orang asing. Yeon-woo berkata Shaman Jang tidak melarang mereka membantu orang asing.
Yeon-woo membawakan minuman untuk Hwon dan Woon. Hwon terus memandangi wajah Yeon-woo. Yeon-woo mempersilakan mereka minum dan beristirahat. Hwon bertanya Yeon-woo sedang menunggu siapa. Apa ia sedang menanti seseorang? (dari pita rambut Yeon-woo, Hwon tahu Yeon-woo belum menikah)
Yeon-woo berkata ia sedang menunggu ibu angkatnya. Ia hendak beranjak ketika Hwon bertanya bukankah Yeon-woo seorang shaman. Yeon-woo membenarkan.
Hwon melihat rak buku di rumah itu dan bertanya mengapa rumah seorang shaman seperti ini. Ia bertanya apakah buku-buku itu milik Yeon-wooo. Yeon-woo membenarkan.
Hwon berkata bagaimana Yeon-woo bisa menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari buku. Maksudnya apa gunanya seorang shaman mambaca begitu banyak buku. Yeon-woo berkata ia menemukan kesukaan dalam mempelajari dunia ini melalui pandangan para cendekiawan. Hwon teringat akan perkataan Yeon-woo saat pertemuan mereka.
Hwon menatap Yeon-woo. Ia berkata dalam hatinya, “Tidak mungkin, seorang yang telah mati tidak bisa hidup kembali. Ia hanya mirip dengannya. Ini hanyalah mimpi.”
Hwon meraih minuman untuk menyingkirkan pikiran itu dari benaknya. Ia menyuruh Woon minum untuk menghangatkan diri. Tapi Woon tidak minum saat bertugas. Yeon-woo berkata Woon tidak melakukan tugas dengan baik. Woon tidak tahu siapa dirinya atau apa yang ada di dalam minuman itu jadi bagaimana bisa Woon tiak meminumnya (untuk menguji apakah minuman itu aman atau tidak bagi Hwon). Ia bertanya apakah Woon hanya menjaga Hwon dengan pedangnya saja.
Hwon terkejut Yeon-woo mengetahui siapa dirinya. Woon memegang pedangnya. Hwon menarik tangan Yeon-woo dan bertanya bagaimana ia bisa tahu Hwon adalah Raja negeri ini.
Sementara itu Yang Myung beristirahat di istana tempat Hwon akan menginap malam itu. Dalam pikirannya ia berbicara pada Yeon-woo. “Apa kau ingin melihat Yang Mulia? Walau kau tidak datang untuk melihatku, aku senang jika bisa melihatmu lagi. Dalam kehidupan selanjutnya, tolong lihatlah aku saja.” Dalam bayangannya Yeon-woo dewasa menangis melihat Hwon.
Hwon bertanya apakah Yeon-woo dulu pernah bertemu dengannya. Yeon-woo berkata ia hanya seorang shaman jadi bagaimana bisa ia mendapat kesempatan bertemu dengan Hwon. Hwon menuduh Yeon-woo berbohong. Ia mendesak Yeon-woo menjawab mengapa Yeon-woo mengenalinya. (Karena rakyat tidak boleh melihat wajah Raja maka tidak ada seorang pun di luar istana yang pernah melihat wajah Hwon).
Yeon-woo mengaku ia melihat Hwon tadi di jalan. Hwon melepaskan tangan Yeon-woo dan memalingkan wajahnya (kecewa karena ia mengira Yeon-woo adalah Yeon-woo tapi ternyata bukan Yeon-woo padahal sebenarnya memang Yeon-woo…nah bingung kan :p)
Hwon tertawa getir dan mengajak Woon kembali. Di luar rumah, Hwon berbalik dan menanyakan nama Yeon-woo. Yeon-woo menjawab dari dalam rumah, “Hamba tidak memiliki nama. Ibu angkat tidak ingin mengikat hamba dengannya dengan memberi nama. Orang-orang hanya memanggil hamba dengan panggilan agi (singkatan dari agasshi=nona)”
Hown melihat bulan di langit dan mengulangi ucapan Yeon-woo.
“Aku menamaimu Wol (bulan).” Hwon berkata ia memberi nama sebagai bayaran atas minumannya.
“Wol,” gumam Yeon-woo. Ia tersenyum. Sekarang ia memiliki nama. (Mulai sekarang aku juga akan menyebut Yeon-woo dengan sebutan Wol)
Hwon berjalan pulang dengan Woon. Mereka disambut Kasim Hyung yang cemas menunggu mereka. Ia bertanya apa Hwon mau melihatnya mati.
“Aku tidak mau melihatmu mati,” ujar Hwon tenang,
Kasim Hyung memarahi Woon karena telah membawa Raja pergi seperti itu. Hwon membela Woon, karena Woon menjaganya maka ia kembali dengan selamat.
Yang Myung menghampiri mereka dan membungkuk memberi hormat. Ia menanyakan keadaan Hwon dengan sopan. Hwon menatapnya.
“Mengapa kakak kemari? Setelah sekian lamanya kakak baru datang, apa kakak tidak akan memperlihatkan wajah?”
Yang Myung mengangkat wajahnya.
“Kakak tampan seperti biasanya,” ujar Hwon tersenyum.
Yang Myung tersenyum. Woon dan kasim Hyung ikut tersenyum. Mereka senang ketegangan di antara Hwon dan Yang Mung mencair.
Hwon menuangkan minuman dan ia minum bersama kakaknya. Hwon mengajak Woon ikut minum tapi Woon tidak beranjak sedikitpun. Yang Myung meminta Hwon menyerah. Woon tidak akan minum jika sedang bertugas.
Hwon bertanya apa Yang Myung mau bertaruh dengannya siapa yang bisa membuat Woon minum. Pemenangnya boleh mengatakan keinginannya.
“Kau dengar itu? Saat aku masih mengatakannya dengan baik-baik, kemarilah dan duduk minum bersamaku.” Ia bahkan menawarkan setengah dari kemenangannya. Woon hanya menatapnya jadi Yang Myung mengomel.
Hwon menyuruh Woon mendekat dan minum. “Ini adalah perintah.”
Woon mendekat dan minum. Yang Myung tertawa.
“Kakak.”
“Ya, aku kalah. Aku akan mendengarkan keinginan Yang Mulia,” Yang Myung tersenyum.
“Apa kakak masih memiiki anak itu di dalam hatimu? Jawab aku.”
“Yang Mulia,” senyum yang Myung menghilang.
“Bukankah kakak kalah? Jadi aku ingin mendengar jawaban kakak sekarang.”
“Walau ia masih berada di dalam hatiku, ia tetap sudah mati. Ketika kubilang aku akan melupakannya, aku merindukannya. Ketika aku merindukannya, aku dengan cepat melupakannya. Inilah hati manusia. Tidak ingin melupakan atau merindukannya, yang tertinggal di hatiku adalah ia tidak ada di dunia ini lagi. “
“Tidak ada di dunia ini lagi,” sahut Hwon. Keduanya minum dengan sedih.
Hwon kembali ke istana dan mengadakan rapat dengan para menteri. Ia memuji para menteri telah mengurus semuanya dengan baik di saat ia tidak ada. Tapi ia dengan sinis berkata mengapa ada pajak berlebih untuk sebuah proyek pembangunan. Menteri berkata proyek itu dipercepat karena merupakan hadiah untuk Ratu dan proyek itu telah disetujui Hwon sebelumnya. Dengan marah Hwon berkata ia tidak menyetujui membuat rakyat menderita.
Dia saat para pejabat menggunakan uang semena-mena, rakyat menderita kelaparan. Hwon meminta para menteri melaporkan semua pembukuan proyek itu. Dan besok seseorang harus bertanggung jawab atas penyalahgunaan dana itu. Para menteri jadi galau deh^^
Malam itu, Menteri Yoon diam-diam memanggil mantan shaman kepala (yang berbohong hingga Ah-ri dihukum mati). Menteri Yoon bertanya sudah berapa lama sejak shaman tua itu kembali ke istana. Ia menjawab, delapan tahun (sejak shaman Jang meninggalkan istana). Menteri Yoon berkata ia akan mengembalikan posisi shaman tua itu jika ia melakukan perintahnya. Ia bertanya apa shaman tua itu tahu kondisi kesehatan Hwon.
“Hamba dengar ia sehat, bukankah begitu?”
“Itulah yang mengkhawatirkan. Saat ia seharusnya sehat, ia jatuh sakit. Saat ia seharusnya sakit, ia malah sehat.”
Shaman tua itu mengerti apa yang diinginkan Menteri Yoon. Ia berkata ia telah menaruh sebuah jimat (guna-guna) di saat Raja pergi. Jadi kapanpun Menteri Yoon memberi perintah, ia akan melihat hasilnya. Menteri Yoon memberi isyarat agar dilakukan sebelum esok tiba.
Hwon duduk sendiri dan mengingat Wol. Kasim Hyung masuk dan melaporkan Ratu ingin bertemu. Hwon bertanya apakah Kasim Hyung lupa, ia tidak ingin bertemu siapapun. Kasim Hyung berlutut dan memohon. Para dayang ikut memohon. Akhirnya Hwon mengijinkan Bo-kyung masuk.
Bo-kyung menanyakan perjalanan Hwon. Hwon bertanya apa yang diinginkan Bo-kyung hingga malam-malam menemuinya. Melihat situasi yang baik di antara keduanya, kasim Hyung tersenyum dan keluar meninggalkan mereka berdua.
Bo-kyung berkata Hwon boleh mengambil selir kerajaan. Ia berkata Hwon membutuhkan pewaris. Dengan sedih ia berkata tidak memiliki alasan lagi untuk dikatakan pada Ibu Suri. Tidak masalah jika bukan darinya asalkan Hwon mendapat pewaris.
Hwon bertanya apa Bo-kyung benar-benar bermaksud demikian.
“Sebagai Ratu, bagaimana bisa hamba mengutamakan perasaan hamba.”
Dengan nada simpatik, Hown berkata ia tahu sekarang mengapa Bo-kyung menerima begitu banyak rasa hormat (dari seluruhp enghuni istana). Ia berkata betapa selama ini ia tidak mengetahui isi hati Bo-kyung. Pasti selama ini sulit bagi Bo-kyung untuk menahan sikap Hwon yang mengabaikan dirinya. Bo-kyung tersenyum.
“Aku akan menuruti usulmu (mengambil selir),” ujar Hwon.
Bo-kyung tertegun, “Yang Mulia.”
Hwon berkata ia tidak menyukai segalanya tentang Bo-kyung. Salah satunya adalah ia tidak suka Bo-kyung mengatakan hal-hal yang tidak dimaksudkannya (mengatakan Hwon boleh mengambil selir tapi ia sebenarnya tidak bermaksud demikian). Ia benci kepura-puraan Bo-kyung. Ia berkata jika Bo-kyung sudah selesai bicara, Bo-kyung sebaiknya kembali dan beristirahat.
Bo-kyung menahan kemarahannya dan berjalan ke luar. Di depan pintu ia bertanya berapa lama lagi ia harus menahan perasaannya. Hwon tiba-tiba merasakan rasa sakit di dadanya.
Bo-kyung terus meluapkan kemarahannya. Ia bertanya bagaimana bisa posisinya diambil oleh orang yang telah mati. Tidak bisakah Hwon melihat ketulusan hatinya? Berapa lama lagi ia harus bersaing dengan anak yang sudah mati? Hwon terus memegangi dadanya yang sakit saat Bo-kyung bicara membelakanginya. Lalu Hwon jatuh pingsan.
Bo-kyung berbalik. Ia kaget melihat Hwon tak sadarkan diri. Bo-kyung mendekati Hwon dan berteriak mencari pertolongan. Kasim Hyugn masuk dan memerintahkan memanggil tabib istana.
Tabib berdatangan ke kediaman Hwon. Di pilar tempat kediaman Hwon, tertempel sebuah kertas kuning (jimat guna-guna).
Ibu Suri Han dan ibu Suri Yoon membicarakan keadaan Hwon. Ibu Suri Yoon ingin pemimpin Seongsucheong (kantor astrologi) yang sebenarnya kembali ke istana. Penyebab semua ini adalah karena tidak adanya shaman Jang yang mengusir roh-roh jahat. Ehem…maksudnya Ibu Suri dan Yoon Dae-hyung? Ibu Suri Yoon juga ingin menghancurkan “penyakit” di antara Hwon dan Bo-kyung.
Setelah sadar, Hwon memerintahkan Woon mencari Wol. Ia berkata ada sesuatu dalam mata Wol yang membuat hatinya terasa berat.
“Yang Mulia,” Woon mencoba protes.
“Sepertinya ia menyembunyikan sesuatu dariku. Aku harus bertemu lagi dengannya dan memastikannya. Kau bilang tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya bukan? Mereka mirip. Jika ia masih hidup, ia akan berwajah seperti itu.”
Woon menuruti keinginan Hwon dan berkuda ke tempat Wol tapi rumah itu sudah kosong. Dan tampaknya penghuninya tergesa-gesa meninggalkan rumah itu.
Min-hwa menatap wajahnya di cermin dan berteriak kaget karena kantung matanya terlihat. Ia bertanya panik pada dayangnya apa yang harus ia lakukan dengan matanya. Dayang itu berkata tentu saja mata Min-hwa akan seperti itu karena Min-hwa tidak tidur semalaman. Ia sudah berusaha menasihati Min-hwa tapi ia tidak mau mendengarnya. Min-hwa berkeras dayang itu seharusnya bertahan sampai akhir.
“Aku sudah melakukan dosa yang membuatku pantas mati,”keluh dayang itu. Ia hendak mengambil kaca itu. Tapi Min-hwa tidak mau melepasnya. Ia khawatir Yeom akan membencinya jika melihat wajahnya seperti ini.
“Ia mungkin akan membuangku kan? Mengusirku? Aku akan mati karena penyakit?,“ lalu dengan dramatis ia berkata, “Aku tidak bisa menerima cinta dari orang yang kucintai dan aku tidak bisa menimang bayi yang berwajah mirip dengan suamiku walau sekali saja….Karena ia tidak bisa memaafkan aku. Oh suamiku….”
Ny. Shin masuk dan bertanya mengapa Min-hwa seperti tu. Min-hwa cegukan karena menangis.
Ny. Shin menegur Yeom, bagaimana ia bisa lupa tanggal yang telah ditentukan. Ia meminta Yeom memikirkan, tidak mudah bagi Min-hwa untuk membicarakan malam itu duluan. Ia berkata selama ini Min-hwa hanya memikirkan Yeom.
Yeom meminta maaf. Ia membaca sepanjang malam dan lupa (kok aku malah membayangkan Yeom muda ya waktu nulis adegan ini hihihhi…padahal masih cocok kok ya sama Min-hwa dewasa^^ harusnya ngga usah diganti hehehe).
Ny. Shin mengeluh Yeom mirip dengan ayahnya. Ia bertanya apa Yeom sengaja Min-hwa. Yeom menyangkalnya.
“Kalau begitu mengapa kau terus membiarkannya kesepian?”
Yeom beralasan Min-hwa masih terlalu muda dan ayahnya belum lama ini meninggal. Ny. Shin berkata Min-hwa sudah cukup usia untuk memiliki anak tapi Yeom bersikeras Min-hwa masih terlalu muda. Ny. Shin meminta Yeom menganggap Min-hwa sebagai istrinya. Ia mengingatkan berapa banyak yang telah Min-hwa lakukan untuk keluarga mereka. Bahkan ayahnya pernah meminta mereka tidak melupakan kebaikan Min-hwa. Yeom meminta ibunya jangan khawatir, ia akan mendengar nasihat ibunya.
Wol khawatir karena tidak menemukan Seul sejak pagi, Ia minta ijin pada Shaman Jang untuk mencarinya. Mereka sekarang tinggal di kota lain. Tapi shaman Jang berkata sudah pasti Seul pergi ke mana dan ia akan segera kembali jadi Wol tidak perlu mencarinya. Shaman Jang meminta Janshil membawa Wol masuk.
Beberapa orang datang mencari shaman Jang. Shaman Jang menyuruh Janshil dan Wol segera masuk tapi seorang dari mereka sempat melihat wajah Wol.
Para pria itu duduk di dalam rumah bersama Shaman Jang. Mereka membawa perintah Ibu Suri agar shaman Jang kembali ke istana. Keadaan Seongsucheong tidak begitu baik. Shaman Jang beralasan kemampuannya telah jauh berkurang. Para pria itu berkata Ibu Suri Yoon memerintahkan mereka membawa shaman Jang kembali ke istana tanpa peduli apapun.
Shaman Jang berkeras menolak permintaan mereka dan berkata ia mau beristirahat. Seorang pria bertanya apakah gadis yang barusan (Wol) adalah putri Shaman Jang, shaman yang didaftarkan namanya ke Seongsucheong beberapa tahun lalu oleh shaman Jang. Shaman Jang berkata ia akan pergi sendiri menemui Ibu Suri Yoon jadi sebaiknya mereka pergi sekarang.
Para pria itu meninggalkan rumah shaman Jang dengan khawatir. Mereka khawatir jika mereka pulang dengan tangan kosong, mereka akan mendapat hukuman dari Ibu Suri Yoon. Seorang dari mereka (yang sempat melihat Wol) memanggil beberapa pelayan.
Wol mencari Seul ke tukang besi tapi tak menemukanya. Ia berusaha menggunakan kemampuan supranaturalnya untuk menemukan Seul. Tapi tidak ada yang terjadi. Ia bertanya-tanya apakah kemampuannya sudah hilang? Kalau begitu dari mana datangnya semua kenangan itu. Ia ingat Hwon bertanya apakah dulu mereka pernah bertemu.
Beberapa pria menghalangi jalan Wol. Wol bertanya siapa mereka. Mereka menutupi kepala Wol dengan kain dan menariknya. Ia dikunci dalam sebuah tandu. Berada di dalam tandu, Wol teringat beradaddalam peti mati dan dikubur. Ia mulai kesulitan bernafas.
“Kenangan siapakah ini?” tanyanya panik.
Whoaaa…apa aku beneran shaman ya? Apa Wol benar-benar ingat kembali? Mudah-mudahan begitu^^
Credit to: dramabeans, cadence, dan koalasplayground
Komentar:
Episode ini mengisahkan pertemuan pertama Hwon dan Yeon-woo dewasa seperti yang diceritakan dalam novel Bab 1. Drama ini jelas mengambil jalan yang berbeda dari novelnya tapi aku tetap menyukai keduanya. Untuk membandingkan, silakan baca bab 1 di Kutudrama.
Cerita dan penggambaran dalam novel lebih intens karena Wol terkesan lebih misterius dan sebenarnya ia tidak melupakan Hwon. Sedangkan dalam drama, Wol terkesan lebih polos karena ia tidak ingat masa lalunya. Tapi aku senang ia mulai mengingat sedikit walau ia tidak tahu itu ingatan siapa.
Shaman biasanya berhubungan dengan roh. Yeon-woo selama ini diyakinkan oleh shaman Jang bahwa ia mengabdi pada roh yang besar walau tidak berkemampuan shaman. Oleh karena itu wajar jika ia menganggap kenangan itu adalah kenangan orang lain, dan berpikir kalau kemampuan shaman mulai keluar dari dirinya.
Aku juga senang kepandaian Yeon-woo tidak berkurang. Menurutku menyebalkan sekali jika seseorang lupa masa lalunya berikut pengetahuannya.
Kesedihan Yang Myung lebih terasa dalam episode ini walau belum sedalam Hwon. Mungkin karena perasaan Yeon-woo dan Hwon yang digambarkan begitu kuat sejak awal drama ini, aku merasa tidak ada satupun yang bisa memisahkan keduanya termasuk perasaan Yang Myung (walau pemerannya Jung Il-woo^^).
Aku suka dengan Yeon-woo dewasa. Ia cantik, cerdas, namun polos. Ketika ia berdiri dan menangis tanpa sadar saat melihat Hwon, aku ikut menangis. Ada kerinduan tak terjelaskan yang terpancar dari sorot matanya. Tapi juga ada kebingungan karena ia tidak mengenal Hwon.
Aku mengerti sikap dingin Hwon pada Bo-kyung walau menurutku sedikit berlebihan. Bukankah yang berambisi adalah Yoon Dae-hyung? Tapi karena kita tahu kalau Bo-kyung memang tidak sepolos dan sebaik itu, aku merasa puas Hwon tidak jatuh pada kepura-puraannya.
Hmm…drama ini semakin menambah penasaran^^
Aku berterima kasih secara khusus pada Elok Langita buat banner Dramatized yang baru...Gomawoyo Elok^^
Seru...penasaran..
BalasHapusThank to u fanny
buat sinopsisnya
you're welcome^^
Hapusg sabar baca episod slanjudX.... ^^
BalasHapusHwaa,, telat baca eps 5-7nya..
BalasHapusPenasaran deh unnie sama kelanjutannya..
sinopnya DAEBAK ^^b
Penasaran unnie,,
lanjut.....
makasih...lanjuuuuut^^
Hapusde next, mba fanny
BalasHapus=D
http://4.bp.blogspot.com/-s4Apr_X2o3I/TyKg1rQ8hSI/AAAAAAAAa9U/7BnD-cRRSQA/s1600/Leeminjungdramatized.jpg
HUG...seribu kata pun tak cukup untuk mengungkapkan rasa terimakasihku padamu *maklum suka mendramatisir*
HapusYang Myung dan Hwon, kok bisa tau ya kalau itu Yeon Woo???
BalasHapusInsting mereka benar2 peka terhadap org yg mereka cintai....
^_^
iya, itu yang aku suka. Biasanya kalo pisah waktu kecil terus ketemu waktu dewasa pasti ngga dikenalin lagi. padahal wajahnya ngga beda banget kali ya^^
Hapuslanjuut onnie.. semaaaangaaat yaaah
BalasHapusjadi gak sbar sama kelanjutan sinopny....
BalasHapussemagat mbak fanny......
salam kenal...
crie
salam kenal crie^^
Hapuswoaaaa...mkin kren aja,oh..jd Raja yg dulu udh mati,tp ko ibu surinya gak mati2 sih!!hehe..ga bkal seru jga kli ya klo ibu surinya mati,scara dia kan dedengkotnya*alah..bhsa apa itu*ga sbar nunggu ep slanjutnya..itu Wol diculik siapa???
BalasHapusWol diculik sama orang2 suruhan Ibu Suri yang diperintahkan utnuk membawa shaman Jang kembali ke istana. Karena Shaman JAng tidak mau, mereka membawa Wol untuk mengancam shaman Jang :)
Hapusdedengkot bahasa sunda kan? *dibahas lagi*
ga tau bhasa mana tuh mbak,hihihi..keluar bgtu aja dr kpala aku,ayo mbak ditunggu ep 8nya..0_0
Hapuswah keren ya mbak...ditunggu episode 8 nya.
BalasHapusWah g sabar sama kelanjutan dari sinopsisnya.
BalasHapussemangad mb. fanny :D
salam kenal
Vhie :D
@idasaja: iya drama ini dan novelnya emang keren^^
BalasHapus@loving you: salam kenal, vhie^^ semangat!! :)
wah kereen bgtt,, ditunggu episode 8 nya segera yaa,, thanx bgt buat sinopsisnya :)
BalasHapusyou're welcome^^ ditunggu ya, aku usahakan secepatnya :)
HapusOalaaa... ternyata headernya dari Mbak Elok rupanya. Pantes. Hehe... Bageeuusss!!! :-)
BalasHapusSuka banget kalau Hwon lagi senyum. Apalagi pas pake baju Pink. Aigoo... Benar2 mengalihkan duniaku drama yg satu ini.
Mencomot comen di DB: "Kim Soo-hyun’s the king!! (both in this drama and in my heart"
Yes, yes, yes, so am I!!! ^_^
Aku suka pasangan Minhwa & Yeon. Hehe,,,
Semangat neruskan recapnya ya Mbakkk... ^_^ Hwaiting!!!
iya, pasangan Min-hwa dan Yeom cute^^ aku jadi ngga protes lagi Yeom ketuaan hehe, mudah2an mereka terus cute ya...walau agak mengkhawatirkan :p
Hapusmakasih mb.. gamsahamida... I love this drama.. touch my heart
BalasHapuscheonmaneyo^^
Hapusmbak fany klo aq lebih suka versi novelnya lebih seru tp dramanya jg bagus kok ^^
BalasHapusseruuu bgt... episode 8-nya kapan sis? penasaraaan.... Thanks ya buat sinopsisnya.. ^^
BalasHapusepisode selanjutnya donk....keren bgt ni drama
BalasHapusjd harap2 cemas nunggu epi 8,
BalasHapusjd yeon woo itu belum tentu seorang shaman.....???
yeon-woo memang bukan shaman tapi shaman jang sejak awal meyakinkan yeon-woo kalau dia shaman.
Hapuswaahh....b'arti kunci utama ditangan shaman jang
BalasHapuslanjut besok aaaaah~
BalasHapuseh makin suka aja...cz banyak pemeran yang sudah ak tau hehehehehe...kaya ah ri,pernah berperan sebagai Ibunya Yun Jae In di Glory Jane, yang jadi Min Hwa pernah berperan jadi Kim Jin Ju adiknya Kim Young Kwang di Glory Jane,yang jadi Raja Seongjo juga pernah bermain di SKKS jadi Prof. Jung Yak Yong dan juga jadi Ayahnya Yun Jae In di Glory Jane. Ada lagi yang pernah main di Glory Jane, Ibunya Hwo pernah berperan jadi Ibunya Seo In Wo.
BalasHapusoya yang jadi Jang Myung muda pernah main di SKKS jg sebagai Bok Chonk,yang nyuri di SKK. Ada satu lagi neh...meski ga begitu kelihatan, ada salah satu yg berperan sbg mentri, pernah berperan juga jadi Kepala Tim Jaringan Nasional di Cheng Wadae di drama City Hunter...
Semangat nulis sinopsisnya.....감사합냐다
Ini novelnya ga ada yang terjemahan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris kah? Ceritanya bagus bgt, pingin baca sendiri nih.
BalasHapuskok di tv bukan shaman tapi cenayang? yg bener yg mana sich?
BalasHapusshaman itu bahasa aslinya, kalau dalam bahasa indonesia bisa deisebut cenayang atau paranormal atau dukun. Jadi sama saja artinya, hanya beda bahasa.
Hapusdua-duanya bener kok, jangan terlalu mikirin itu, yang penting ngerti maksud ceritanya.. Don't Worry! udah sering kok terjadi kayak gitu.. Soalnya orang2 nggak cuma tau dari tv aja, ada yang tau dari novel..
BalasHapusBolehkah aku tau? Apa kau punya novel asli 'The Moon That Embraces The Sun'? Aku harap kau cepat membalasnya. Terima Kasih! ^^
BalasHapus(Aku sangat bererima kasih atas sinopsismu! Walau aku masih kecewa tidak menemukan video aslinya di youtube)
Novel The Moon That Embraces The Sun terjemahan bahasa Indonesia sudah dijual di Gramedia^^
Hapusliat Ga In jadi keinget ZE:A Dong Joon di fugitive joseon,, mirip.. xD kkekeke..
BalasHapus