Membicarakan drama The Moon that Embraces The Sun (TMTETS) tidak terlepas dari membicarakan novelnya. Walau terbukti beberapa kali dramanya berlawanan dengan novelnya namun rasa penasaran terhadap alur asli TMTES tidak menghilang bahkan menguat.
Novelnya ditulis dengan ciri-ciri sebuah karya sastra yang mengandung banyak puisi dan kutipan ajaran Konfusius yang memang sangat berpengaruh di jaman Joseon. Dee telah menerjemahkan chapter 1-6 Novel itu (seluruhnya 47 chapter+epilog) dengan sangat baik hingga tidak menghilangkan ciri khas novel itu.
Aku membaca beberapa terjemahan mengenai beberapa bab pertengahan novel itu (chapter 12-15). Karena banyak yang penasaran mengenai alur di novelnya, aku akan berusaha memberikan informasi yang kuperoleh dari berbagai sumber (cieeee kaya laporan mata-mata aja ^^) sekaligus membandingkannya dengan dramanya.
Tapi perlu diingat, aku hanya memberi sedikit rangkuman beberapa adegan (terutama adegan antar Hwon dan Wol) dari chapter-chapter tersebut yang sudah ditayangkan atau mungkin akan ditayangkan dalam dramanya pada episode mendatang. Jauh dari kesan sastra novel ini dan ada bagian-bagian yang kusederhanakan/hilangkan karena terlalu “dewasa”.
Aku juga akan memberikan sudut pandangku terhadap novel dan drama ini. Tolong diingat komentarku sangat subjektif dan mungkin berbeda dengan apa yang ingin disampaikan penulis novel atau drama ini. Mungkin kalian yang berpendapat lain denganku bisa memberi masukan di bagian komen^^
[SPOILER ALERT] postingku kali ini mungkin mengandung spoiler...mungkin tidak ^^
Dalam novelnya, Yeon-woo sama sekali tidak hilang ingatan. Aku tidak tahu mengapa ia menyembunyikan identitas dirinya. Mungkin saja untuk menyelamatkan nyawanya tapi kukira lebih dari itu karena menurutku Yeon-woo adalah orang yang pintar dan tidak mudah menyerah. Mungkin ada sesuatu yang menyebabkan ia menyembunyikan jati dirinya.
Lalu ia pergi ke istana untuk menjadi jimat penangkal bagi Hwon. Sama seperti Wol dalam drama, ia bertugas menyerap segala penyakit Hwon di saat Hwon tidur. Saat itu penyakit Hwon cukup parah dan banyak orang menduga ia terkena guna-guna. Kehadiran Wol di sisi Hwon ternyata berdampak baik bagi Hwon dan Hwon semakin sehat.
Wol ditugaskan berada di sisi Hwon selama satu bulan. Selama waktu itu, Woon mengalami konflik batin. Ia tahu betapa Hwon merindukan Wol tapi Wol meminta Woon tidak mengatakan apapun mengenai dirinya pada Hwon. Di samping itu Woon pun terpikat pada Wol.
Pada hari terakhir Wol pergi ke kediaman Hwon, Woon memberanikan diri untuk berbicara dengan Wol. Ia bertanya apakah Wol akan pergi setelah malam itu. Wol memastikan ia akan pergi dan baik Hwon maupun Woon tidak akan bisa menemukannya jadi janganlah mencarinya. Woon tidak rela melepas Wol tapi ia tidak mengatakan apapun. Hanya memeluk bayangan Wol dengan bayangannya. (Woon artinya awan)
Tapi ternyata malam itu Hwon mengetahui keberadaan Wol. Ia membalik tubuh Wol (seperti dalam drama). Namun dalam novelnya, Hwon langsung mengenali Woll sebagai shaman yang selama ini memenuhi pikirannya. Ia memerintahkan para dayang mengambil lilin karena ia ingin melihat wajah yang selama ini begitu dirindukannya. Sementara itu, Woon yang meilhat kejadian itu pergi ke tempat yang gelap dalam kamar itu agar ia tidak melihat apa yang terjadi.
Wol meronta. Namun semakin keras ia meronta, Hwon semakin mendekapnya. Hwon bahkan mengancam akan menjatuhkan sebuah lilin jika Wol terus bergerak. Wol tak berani meronta lagi (karena takut terjadi kebakaran dan melukai Hwon).
Hwon bertanya siapa Wol sebenarnya. Wol ragu menjawab. Ia akhirnya berkata ia adalah Wol, Wol yang dinamai oleh Hwon.
Perlu diingat, dalam novelnya Yeon-woo dan Hwon sama sekali belum pernah bertatap muka. Mereka pertama kali bertemu dalam chapter 1 (saat pertemuan di hutan). Itulah sebabnya di dalam novelnya Hwon tidak serta merta mencurigai Wol sebagai Yeon-woo.
Hwon bertanya apakah Wol merindukannya. Wol tidak bisa menjawabnya namun kesedihan memenuhi matanya. Mereka baru berpisah 2 bulan sejak pertemuan mereka di hutan. Hwon mengungkapkan kerinduannya pada Wol. Ia tak sekalipun melepaskan pelukannya (beda jauh banget kan sama dramanya^^). Hwon bertanya mengapa Wol berada di istana.
Tiga profesor dari kantor astrologi istana cepat-cepat menghampiri dan berlutut di luar kamar Hwon. Mereka tidak bisa masuk karena kamar Hwon dipenuhi lilin. Mereka berkata Wol adalah shaman yang ditugaskan berada di sisi Hwon untuk menyerap penyakit Hwon selama 1 bulan. Hari ini adalah hari terakhir jadi mereka berharap Hwon tidak marah.
Hwon merasakan sakit di hatinya, lebih sakit dari sakit fisiknya (ehm…apa ini berarti Hwon beneran sakit?). Ia memarahi para profesor itu karena telah menggunakan Wol sebagai jimat untuk menyerap penyakitnya dan juga menyembunyikan hal itu darinya. Namun sebenarnya yang membuatnya marah adalah karena Wol selama sebulan tiap malam berada di sisinya namun ia tidak mengetahuinya.
Para profesor itu berkata Wol besok akan dikirim ke luar istana. Mereka akan memindahkan Wol ke tempat ber-fengshui bagus.
Namun mengetahui Wol akan pergi dari sisinya setelah malam ini, membuat sakit kepala Hwon semakin hebat. Ia serta merta memeluk Wol erat-erat. Hwon berkata ia masih sakit jadi Wol tidak boleh dikeluarkan dari istana. Para profesor itu berkata Wol masih bisa melindungi Hwon dari tempat barunya, karena tempat itu ber-fengshui bagus.
Hwon bersikeras Wol harus berada di sisinya. Para profesor itu tahu Hwon mengingini Wol. Mereka menjelaskan Wol adalah seorang shaman. Hwon berkata akan menghapus nama Wol dari daftar shaman. Tapi para profesor berkata nama Wol tidak bisa dihapus dan Hwon tidak boleh memeluknya (memilikinya). Hwon memerintahkan semua orang keluar dari kediamannya. Namun tidak ada yang bergerak. Walau itu perintah Hwon.
Mereka berkata hari ini adalah hari Hwon harus bersama dengan Ratu untuk menyempurnakan pernikahan mereka dan menghasilkan pewaris. Mereka tidak bisa pergi sebelum waktunya lewat. Bahkan kasim Hyung pun tidak mengikuti perintah Hwon. Bukan hanya itu, semua dayang tidak mengikuti perintah Hwon untuk pergi. Dengan marah Hwon mengancam akan menghabisi nyawa mereka semua tapi tetap tidak ada yang bergerak.
Hwon meminta semua lilin disingkirkan hingga kamar itu hanya diterangi cahaya bulan. Hwon bertanya pada Wol apa yang harus ia lakukan, apakah Wol akan menyalahkannya. Wol berkata ia tidak pernah berpikir demikan. Hwon bertanya apakah Wol merasa sakit (karena menyerap penyakit Hwon). Wol meyakinkan Hwon ia sama sekali tidak sakit. Hwon berterima kasih karena Wol tetap sehat.
Namun seseorang merasa sakit. Woon. Ia merasa cemburu namun juga terbebani dengan kesetiaannya pada Hwon.
Tampaknya setelah kejadian itu, Wol tidak dikeluarkan dari istana. Karena setiapkali Hwon merasakan sakit kepala, ia menyuruh Wol dibawa ke sisinya untuk meredakan rasa sakitnya.
Sedikit analisis: Hari terakhir Wol berada di sisi Hwon adalah hari yang telah ditetapkan astrolog istana untuk malam pengantin Bo-kyung dan Hwon. Namun saat itu tiba-tiba Hwon merasakan sakit yang amat sangat di dadanya. Bo-kyung dengan cemas memanggil tabib dan keadaan Hwon membaik. Mereka curiga Hwon berpura-pura sakit tapi Hwon berkata ia berkeringat dingin jadi ia benar-benar sakit. Mungkin karena penyakit Hwon yang kembali kambuh itulah akhirnya Wol tidak jadi dikeluarkan dari istana. Namun malam pengantinnya dengan Bo-kyung pun gatot alias gagal total :p
Dalam novelnya, Hwon mengekspresikan perasaannya pada Wol dengan bebas. Ia berkata ia sakit kepala dan meraih tangan Wol untuk memegang dahinya. Ia memuji kecantikan Wol dan juga mencuri-curi kesempatan untuk memeluk dan mengecupnya. Melihat Wol terkejut, Hwon tertawa (beda banget sama Hwon dalam drama). Sementara Woon tenggelam dalam kecemburuan.
Hwon memerintahkan Woon menyelidiki latar belakang Wol. Namun hasil pencariannya malah menimbulkan banyak keraguan dan pertanyaan. Ia lagi-lagi mencari Wol.
Ketika akhirnya Wol berada di sisinya, Hwon menaruh kepalanya di pangkuan Wol. Wol merasakan kesedihan Hwon. Hwon berkata ia tidak berdaya di hadapan Wol yang hidup di hadapannya, jadi bagaimana ia bisa memikirkan seseorang yang tak lagi hidup. Tiba-tiba Hwon mengusulkan agar mereka berjalan-jalan melihat bulan. Wol berjalan di belakang Hwon tapi Hwon memberi isyarat agar Wol berjalan di sampingnya. Ia lalu memerintahkan para pengikutnya untuk mundur.
Hwon mendekati Wol hingga jarak mereka hanya satu jari saja. Wol bertanya apa yang Hwon lakukan. Bukankah kau seharusnya tahu karena kau seorang shaman? Wol berkata ia tidak boleh membaca pikiran Hwon. Tiba-tiba Hwon mengecup Wol lalu menarik tangannya pergi.
Mereka berlari diikuti para dayang yang mengejar mereka. Hwon menarik Wol bersembunyi di balik bayangan sebuah gedung. Hwon berkata ia tidak tahu ke arah mana hubungan mereka namun asal Wol berada di sisinya maka semuanya baik-baik aja. Walau hanya sementara, saat ini hanya ada mereka berdua.
And then long kisss!! Hwon bertanya apakah Wol suka berlari. Apakah Wol akan lari dengannya? Wol tak bisa menipu dirinya lagi. Ia memegang tangan Hwon dan berkata akan lari bersamanya.
Namun Hwon sadar, ke manapun mereka berlari, mereka tak bisa melarikan diri dari istana. Ia bahkan lupa kode keamanan yang ia atur untuk hari ini. Jika mereka melewati penjaga (yang tak mengenali siapa Hwon) tanpa menyebutkan kode tersebut, mungkin mereka berdua akan langsung ditebas mati.
Mereka memutuskan untuk kembali. Wol terus memegangi tangan Hwon. Ia tak peduli ke mana mereka pergi bahkan jika mereka harus ke neraka, ia akan ikut dengan Hwon. Pada saat itu, dalam dunia Hwon dan Wol, tidak ada Raja dan shaman. Hanya ada dua orang yang jatuh cinta.
Hwon membawa Wol ke sebuah gedung. Ia melihat dari sudut matanya, Woon berdiri mengawasi mereka. Hwon dan Wol masuk ke dalam gedung tersbut. Hwon ingin menggunakan waktu mereka yang berharga dan menarik Wol duduk di sisinya. Wol melihat Hwon yang sangat sedih. Ia menaruh tangannya di pipi Hwon dan menangis. Melihat Wol menangis, Hwon memeluknya. Ia bertanya siapa Wol sebenarnya. Siapa orang tua Wol? Siapa yang memisahkan Wol dari keluarganya dan menjadikannya seorang shaman?
Wol tidak bisa mengatakan kalau ia adalah Yeon-woo. Hwon berusaha menghibur Wol agar Wol tidak menangis lagi. Wol akhirnya tersenyum tapi ada perasaan bersalah dalam hatinya karena telah membohongi Hwon. Dalam hidupnya sekarang, ia seharusnya tidak memiliki keinginan apapun.
Hwon mengucapkan sebuah puisi mengenai dua orang yang saling merindukan namun tidak bisa bertemu. Ini adalah puisi yang pernah ditulis Yeon-woo untuknya. Wol terkejut dan menatap Hwon. Hwon berkata itu adalah puisi yang sering ia ucapkan saat masih menjadi Putera Mahkota. Ia teringat puisi itu saat melihat Wol.
Wol bertanya apakah Hwon masih memikirkan Yeon-woo. Ia memeluk Hwon untuk menutupi wajahnya yang sangat bahagia (bahagia karena Hwon masih mengingatnya). Hwon sangat senang dengan kedekatan mereka.
Wol tiba-tiba mengucapkan puisi yang membuat Hwon terkejut. Itu adalah puisi yang pertama kali ditulisnya untuk Yeon-woo. Ia mulai curiga namun ia memutuskan tidak bisa membandingkan Wol yang masih hidup dengan Yeon-woo yang sudah mati.
Kedatangan Woon dan para dayang mengakhiri malam mereka. Wol cepat-cepat berdiri menjauh dari Hwon sehingga tidak ada yang tahu apa yang terjadi, kecuali Woon. Hwon berjanji akan membawa Wol melarikan diri lagi untuk melihat sebuah kolam. Kolam yang sama yang pernah dijanjikan Hwon pada Yeon-woo.
Mereka kembali ke kediaman Hwon. Woon, Hwon, dan Wol duduk di dalam kamar Hwon. Woon menegur Hwon karena telah melarikan diri seperti itu, bagaimana jika Hwon dalam bahaya. Tapi Hwon berkata ia tidak takut karena Woon pasti melindunginya. Ia mengajak Woon minum teh untuk membicarakan penyelidikan Woon mengenai Wol. Wol duduk di dalam pelukan Hwon sementara ia merasakan kesedihan Hwon karena Yeon-woo.
(Tampaknya setelah bab ini ada beberapa bab lagi yang membuat Hwon kembali menyelidiki kematian Yeon-woo.)
Hwon mulai menyelidiki kematian Yeon-woo. Ia memanggil seorang pejabat lama ayahnya. Hwon menanyainya soal pemilihan Puteri Mahkota 7 tahun yang lalu.
Pejabat itu sangat ketakutan. Hwon menanyakan penyebab kematian Yeon-woo. Pejabat itu berkata ia tidak tahu apapun.
Hwon berkata itu hal yang aneh karena semua orang tahu Yeon-woo meninggal karena sebuah penyakit. Pejabat itu berkata ia baru ingat sekarang. Karena ia sudah tua maka ia mudah lupa. Sekarang ia ingat, Yeon-woo mati karena sakit.
Hwon membentaknya hingga pejabat itu makin ketakutan. Hwon berkata jika Yeon-woo tidak mati karena penyakit, mungkinkah ia dibunuh. Pejabat itu berkata itu tidak mungkin, waktu itu tabib istana yang melihat kondisi Yeon-woo berkata kalau Yeon-woo menderita penyakit yang tidak diketahui.
Hwon berkata mengapa pejabat itu mendadak ingat semuanya. Ia bertanya apakah pejabat itu juga ingat buku ayahnya yang berisi informasi rahasia hasil penyelidikannya. Pejabat itu sangat ketakutan hingga kakinya tak bisa gemetar lagi.
Pejabat itu berkata ia tidak tahu apapun. Walau ia bekerja dekat dengan ayah Hwon tapi bagaimana bisa ia membaca buku itu. Buku itu hanya boleh dibaca oleh Raja.
Hwon tersenyum. Selama ini keberadaan buku itu hanya spekulasi tapi sekarang buku itu ternyata benar-benar ada.
Hwon memerintahkan pejabat itu pulang ke rumahnya. Ia akan memanggilnya lagi nanti. Woon bertanya mengapa Hwon tiba-tiba berhenti menanyainya. Hwon tahu pejabat itu bisa saja membunuh dirinya sendiri dengan menggigit lidah. Hwon kesal karena ia tidak mengetahui penyebab kematian Yeon-woo.
Ie menanyakan Wol pada kasim Hyung. Kasim Hyung berkata mungkin Wol sedang tidur saat ini. Hwon memutuskan untuk pergi ke Seongsucheong. Ia ingin melihatnya sebentar. Di sana ia bertemu dengan shaman Jang. Ini pertama kalinya ia melihat shaman Jang.
Hwon merasakan aura tak biasa pada diri shaman Jang. Ia tahu shaman Jang bukan orang biasa. Hwon bertanya mengapa shaman Jang meninggalkan istana 7 tahun yang lalu. Shaman Jang berkata para roh menyuruhnya meninggalkan istana, atau sesuatu yang buruk akan terjadi.
Hwon berkata 7 tahun yang lalu tiga profesor bunuh diri dengan meminum racun. Ia bertanya apakah saat itu shaman Jang masih di istana. Shaman Jang berkata ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, ia hanya ingat ketiga profesor itu membuat Raja sebelumnya marah hingga mereka memutuskan mengakhiri hidup mereka.
Hwon mencurigainya tahu lebih banyak tapi ia tidak menanyakan soal Yeon-woo. Ia malah bertanya mengenai Wol. Shaman Jang panik karena mendadak Hwon mengubah pembicaraan.
Hwon bertanya di mana shaman Jang menemukan Wol. Shaman Jang berkata ia menemukan Wol di Onyang (kota tempat mereka tinggal sebelum mereka kembali ke istana), padalah Hwon menduga Wol berasal dari Han Yang (ibukota Joseon, haman sekarang: Seoul) karena Wol beraksen Han Yang. Ia mengangkatnya karena ia merasakan kekuatan mistis dalam diri Wol.
Hwon berkata seharusnya shaman Jang bisa melihat masa lalu Wol dengan kemampuannya. Shaman Jang berusaha menjelaskan bahwa Wol tidak memiliki masa lalu sebelum ia memiliki kekuatan, tapi Hwon sedang memikirkan hal lain.
Hwon berkata daftar shaman diatur oleh shaman Jang. Shaman Jang meninggalkan istana 7 tahun lalu tapi bagaimana bisa Wol terdaftar di Seongsucheong 6 tahun yang lalu. Selain itu persaingan masuk Seongsucheong sangat ketat jadi bagaimana bisa shaman dengan kemampuan seperti Wol (yang tidak berkemampuan) bisa terdaftar di sana.
Shaman Jang bersikeras Wol memiliki kekuatan yang tak bisa dilihat mata biasa. Hwon bertanya mengapa shaman Jang tidak langsung mendaftarkannya. Shaman Jang berkata itu karena Wol adalah jimat penangkal. Hwon berkata Wol menjadi jimat penangkal 4 tahun lalu jadi baru diketahui 2 tahun setelah Wol didaftarkan namanya.
Shaman Jang tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia tidak mengerti mengapa Hwon bertanya begitu detil. Hwon berkata ia hanya merasa penasaran.
Tiba-tiba Hwon membentak shaman Jang untuk memberi tahu nama asli Wol dan masa lalunya. Ia bertanya apa yang shaman Jang sembunyikan hingga menyembunyikan nama asli Wol. Tapi karena shaman Jang bukan orang biasa, ia tidak terlihat gugup dan berkata ia tidak menyembunyikan apapun. Hwon tahu tidak ada gunanya lagi bertanya pada shaman Jang.
Hwon menanyakan di mana kamar Wol dan pergi ke sana. Namun ia tidak bisa menemani Wol seperti yang Wol lakukan untuknya. Para pengikutnya terus mendesaknya untuk segera pergi dari sana.
Cinta Woon semakin dalam dan ia semakin berada dalam dilema. Ia tahu Hwon mencintai Wol. Jika ia memilih Wol maka Hwon akan membencinya. Tapi jika ia memilih Hwon, ia juga tidak bisa tidak mencintai Wol. Ia pergi ke kamar Wol di Seongsucheong.
Saat ia berdiri di depan kamar Wol, tiba-tiba ia merasa ada seseorang di belakangnya. Itu adalah Seul. Ia mengenali Seul sebagai orang yang diam-diam mengawasi Yeom di kediamannya. Ia menekankan pedangnya di leher Seul dan bertanya apakah mereka pernah bertemu di kediaman Yeom. Seul menyangkalnya.
Karena Seul takut dan tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, ia mengeluarkan pedangnya. Mereka mulai berkelahi dengan pedang mereka.
Woon bertanya darimana Seul mempelajari ilmu pedang. Seul baru menyadari kalau Woon hanya mengujinya. Woon berkata gaya pedang Seul mirip Yeom tapi Yeom tidak memiliki murid perempuan. Seul berkata ia mempelajarinya sendiri. Ia meminta Woon menurunkan pedangnya.
Woon tidak menggerakkan pedangnya sedikitpun. Seul berkata Woon boleh saja seperti itu tapi nonanya sepertinya ketakutan. Woon berbalik dan melihat Wol yang terkejut. Wol berjalan mendekati Woon dan bertanya mengapa Woon ada di sini, apakah terjadi sesuatu pada Hwon.
Woon berkata ia hanya kebetulan lewat. Wol bertanya mengapa Woon berkelahi dengan Seul. Woon merasa aneh karena gaya pedang Seul mirip dengannya. Wol berkata itu hanya kebetulan. Ia menjelaskan Seul hanya mempelajarinya sambil bermain-main, tak mungkin memiliki teknik yang sama dengan Woon.
Woon masih curiga tapi ia kembali ke istana sebelum ada yang meilhatnya pergi ke tempat Wol. Saat ia berjalan tiba-tiba ia menyadari seuatu. Kediaman Yeom, gaya pedang yang sama.….pelayan itu!!
Ia ingat saat mereka masih remaja, mereka selalu berlatih bersama di kediaman Yeom. Keahlian Yeom tidak begitu baik dibandingkan dengan Woon dan Yang Myung. Yeom sering berkata kalau pelayan Yeon-woo bahkan bisa mempelajari hanya dengan sekali lihat.
Yeom bercerita mengenai pelayan Yeon-woo yang selalu diam-diam mengintipnya berlatih dan kadang malah mengajarinya berlatih. Yang Myung saat itu menertawakan Yeom yang keahlian pedangnya di bawah seorang pelayan wanita. Sejak saat itu Woon bisa merasakan kehadiran Seul yang mengintip mereka. Woon menerka Seul mungkin adalah pelayan itu.
Tapi sejak kematian Yeon-woo, pelayan itu tidak terlihat lagi. Mungkin ia dijual ke tempat lain. Jika begitu mungkin saja sekarangia kembali ke kediaman Yeom dan juga memiliki teknik pedang yang sama. Tapi mengapa ia harus berbohong tak tahu mengenai kediaman Yeom.
Beberapa pejabat berlari melewatinya. Khawatir telah terjadi sesuatu, Woon segera kembali ke sisi Hwon. Ternyata mantan pejabat ayah Hwon telah bunuh diri beberapa saat yang lalu. Pejabat yang baru saja diinterogasi Hwon.
Hwon frustrasi. Masih banyak yang belum ia tanyakan pada pejabat itu. Tapi ia lalu merasa curiga. Untuk apa pejabat itu bunuh diri jika ia tidak menyembunyikan sesuatu. Hwon mengerti Itulah sebabnya mengapa ayahnya memiliki buku rahasia.
Walau belum jelas semuanya, tapi Hwon menduga orang yang terlibat kematian Yeon-woo adalah anggota keluarga kerajaan. Membunuh Puteri Mahkota adalah sebuah kejahatan serius. Walaupun anggota keluarga kerajaan yang melakukannya, tidak mungkin bisa menghindari hukuman. Itulah sebabnya ayahnya tidak punya pilihan selain menyembunyikan buku itu.
Pertanyaannya adalah siapa dia. Seseorang yang meraih banyak keuntungan dengan kematian Yeon-woo. Dan itu tak lain adalah Ibu Suri Yoon, neneknya. Namun Hwon tidak bisa membuktikannya. Setidaknya untuk saat ini.
Credit to: koalasplayground and @redpinkboxes or jaejoongstolemyheart @soompi.
Komentar:
Perbedaan terbesar yang kurasakan saat membaca sedikit novelnya dan dramanya adalah Hwon. Hwon dalam drama dan Hwon dalam novel terasa sangat berbeda. Namun aku lebih menyukai Hwon dalam drama. Mungkin juga karena aku tidak membaca novelnya secara utuh hingga pemahamanku mengenai karakter Hwon dalam novel sangat kurang.
Perbedaan lainnya adalah Yang Myung. Memang aku hanya membahas bagian novel yang menceritakan Wol dan Hwon, tapi dalam novelnya pun Yang Myung jarang diceritakan. Malah Woon yang lebih banyak berperan. Terbalik dengan dramanya yang lebih menekankan Yang Myung sebagai saingan Hwon dalam cinta. Woon mungkin saja menyukai Wol tapi kesetiaannya pada Hwon lebih dalam untuk saat ini. Aku menduga Woon-lah yang akan membantu Hwon dan Wol (dalam drama).
Wol yang menyembunyikan identitasnya dan Wol yang hilang ingatan jelas memberi perbedaan besar. Dalam novel, Wol menahan perasaannya karena statusnya yang sekarang dan juga ia mengira Hwon sudah melupakan dirinya. Dalam drama, Wol masih bingung dengan jati dirinya walau menurutku ia juga menyukai Hwon. Menurutku Wol bingung apakah perasaanya pada Hwon merupakan perasaanya sendiri atau karena ia mengira mempunyai kemampuan shaman yang bisa merasakan perasaan Yeon-woo.
Kesimpulannya, drama dan novelnya mengandung esensi yang sama dengan alur yang berbeda hingga memberikan feel yang berbeda. Tapi dalam beberapa adegan, ada perasaan familiar ketika membaca novel atau menonton dramanya. Baik novel dan dramanya sama-sama menarik. Jika novel terkesan sangat romantis dengan kedekatan Hwon dan Wol yang digambarkan secara eksplisit, dramanya memberi rasa penasaran dan gemas karena Wol dan Hwon masih terpenjara dalam perasaan mereka masing-masing. Secara pribadi aku lebih menyukai dramanya, tapi mungkin pendapatku akan berubah jika aku membaca novelnya secara utuh ;)
Kuharap akan ada bagian 2 untuk posting ini, namun tentu saja itu bergantung pada mereka yang berbaik hati menerjemahkan novel ini ^^
Hmm,,, idem sama Mbak Fannny. Aku jg lebih suka sama dramanya. Coz, menurutku, dalam dramanya, Hwon yang menyukai Yeon Woo lebih logis karena udah pernah ketemu. Sedangkan di novel, Hwon belum pernah ketemu sama Yeon Woo, jadi rada2 aneh juga sih kenapa bisa suka walau belum pernah ketemu sebelumnya. *ye lah, namanya juga cinta. Hahaha...
BalasHapusFinally, ditunggu bagian 2 nya mbak. Hoho... Lanjut!
Huwaa aku suka dengan reviewan ini,,
BalasHapussetuju dengan mba fanny, aku juga suka dramanya dan setuju juga dengan qhaisar, dalam drama perasaan cinta Hwon ke wol wajar ada karena Wol mirip dengan Yeon Woo orang yang Hwon cintai pas kecil. Sedangkan dalam novelnya Hwon mencintai Yeon Woo yang sama sekali belum pernah ia temui, dan saat dewasa jatuh cinta dengan Wol yang mengingatkan Hwon dengan Yeon Woo. Garis takdir di novelnya lebih terasa.
lanjut bagian duanya yaaa :)
woaaah, stelah baca tulisannya mba fanny jd kliatan jlas perbedaan novel & dramanya.. btw knp ga dibikin sm dg novelnya yah?? 2-2nya aku suka, baik hwon yg di novel maupun yg di drama, punya karakternya masing2..
BalasHapustrutama woon, ga tau knp aku lbh tertarik dg sosok woon yg di novel, seolah2 dia jd peran kunci atas smua prtanyaan hwon, tp dia pun dilema dg perasaanya trhadap wol..
lanjut bag 2nya ya mba fanny..^^
sipiriliii... !! heheheee... tau aja yg kumau. good job fan! lanjut teruuusss.. heheee.. (nana)
BalasHapushmm... dua2nya menarik,,,
BalasHapustapi yg paling bikin penasaran ya novelnya...
hoho... *noveladdict
mbak mo tanya nig.. sumber novel nya dimana?? aku kok penasaran ma novelnya... makasih... (klo sudah pernah ditag, tlog di tag lagi) makasih
BalasHapussumber novelnya ada di-link yang aku kasih di postingku sebagai sumber. Emang bukan novel utuh, hanya beberapa bagian. aku sendiri belum membaca novelnya secara utuh, hanya bagian yang sudah diterjemahkan oleh sumber saja. Itu pun mayoritas adegan antara Hwon dan Wol.
Hapusbgus..malam penyempurnaanny gagal total di novel tapi apa di drama nanti mlam penyempurnaanya bkal gagal total juga y?msih pnasran...krasa drama lebih mnarik tapi kalo ditmbahi adegan romantiss wol n hwon mngkin akan lbih nrik ge
BalasHapusmbak, ada ngak yang jual novel ini di indonesia ?? Aku mau beli :D ( kalau ada --")
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapussayangnya belum ada. Novel ini masih dalam bahsa Korea. rumornya akan dipasarkan ke luar Korea tapi entah kapan^^
Hapuswah kalau aq sih mau ngikuti dramanya dari blog ini aja....
BalasHapusaq juga mw ngikutin dramanya dari blog ini sampe akhir..
BalasHapusjuga jika ada terbitan drama laen setelah ini yg mungkin lebih menarik lagi...
seneng bgt baca cerita ini..menurutku sih beda drama ama di novel lebih ke alur ceritanya. justru penulisan di awal novel yang agak misterius itu yang buat penasaran. jadi kalau nonton drama, kita lebih penasaran endingnya gimana,karena udah mengerti cerita dari awal. Sedangkan di novel nantinya akan ada beberapa klimaks cerita karena ada beberapa hal yg baru terungkap perlahan-lahan. sepertinya jadi lebih seru ..hehehe...
BalasHapusTerima kasih Mbak Fanny buat ulasan novelnya, saya berharap mbak Fanny bisa menampilkan yang lebih detail dari novel ini seiring jalannya episode.
BalasHapusJujur, setelah menonton dramanya, buat saya pribadi, saya agak kecewa. Entah pemilihan pemain, akting pemainnya (kecuali yang aktor2 senior dan aktor cilik-nya) atau pun cara penyampaian adegan dalam drama. Saya berpikir, mungkin lebih baik saya baca novelnya terlebih dahulu, karena sayang sekali, alur ceritanya cukup bagus tapi sewaktu nonton dramanya, feel-nya ngga dapat sama sekali. Puncak kekecewaan saya pada saat nonton drama ini, waktu adegan pertemuan Hwon dan Woon dengan Wol untuk pertama kali di hutan. Dibuat sedemikian 'dramatis' dengan tatapan penuh makna antara Hwon dan Wol padahal secara teknis mereka tidak mengenal satu sama lain. Mungkin bagi sebagian orang bilang "ini semua karena cinta atau takdir", tapi buat saya itu adegan klise. Buat saya, lebih natural jika pertemuan itu berjalan normal. Belum lagi Yang Myung juga langsung mengenali Wol itu adalah Yeon Woo, walaupun akhirnya Wol menyangkal. Saya jd bertanya-tanya, apakah novel-nya juga seperti itu? Kenaoa jadi mirip telenovela2 yang saya tonton. Mudah2an episode2 selanjutnya kekecewaan saya bisa terobati.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus