Dalam perjalanannya menuju kediaman Bo-kyung, Wol teringat pada percakapannya dengan Seul. Wol bertanya siapa yang menggantikan dirinya menjadi Puteri Mahkota. Seul menjawab puteri Menteri Yoon yang terpilih. Wol bertanya apakah ada proses seleksi lagi. Tidak ada, jawab Seul. Ia juga tidak tahu alasannya mengapa Raja Seongjo tidak mengadakan proses seleksi lagi dan langsung menunjuk Bo-kyung sebagai Puteri Mahkota (mungkin raja Seongjo ingin menghindari korban lagi).
Hwon dan Yang Myung melanjutkan pembicaraan mereka. Yang Myung menegaskan ia siap melepas status pangerannya dan memilih bersama Wol.
“Jika hamba boleh bertanya pada Yang Mulia, apa Yang Mulia bisa menyerahkan posisi Yang Mulia sebagai Raja? Jika hamba melakukan perintah yang Mulia dan meninggalkannya, apakah Yang Mulia sanggup melindunginya?” tanya Yang Myung tajam.
“Kakak,” Hwon memperingatkan.
“Yang Mulia tidak bersedia menyerahkan apapun dan tidak bersedia membiarkan siapapun mengambilnya. Bagaimana Yang Mulia bisa melindungi orang lain?”
“Kakak!” Hwon memperkeras suaranya.
“Selain menuduh seorang gadis atas kejahatan yang tak berdasar, dan membuatnya menderita, apa sebenarnya yang Yang Mulia bisa lakukan?”
Ehm…bener sih. Dan Hwon juga menyadari hal itu. Tapi Yang Myung tidak mengerti betapa rumitnya masalah ini. Betapa Hown sebenarnya sedang melindungi Yang Myung dan Wol. Sama seperti Yang Myung dulu tidak menyadari kalau ayahnya selama ini melindunginya.
“Cukup! Jangan katakan lagi,” pinta Hwon.
“Yang Mulia! Apakah Yang Mulia bersedia melepaskan Yeon-woo?”
Hwon tertegun.
“Aku bisa melakukannya,” ujar Yang Myung (oh no, you’ll regret that). Dan ia tahu Hwon tidak bisa melakukannya. Hwon terdiam karena ia memang tidak bisa melakukannya.
Sebenarnya Jika Wol bukanlah Yeon-woo maka Hwon telah bersikap tidak adil pada Wol karena menganggap Wol sebagai pengganti Yeon-woo. Mencintai orang karena orang itu mirip dengan orang yang pernah kita cintai adalah sebuah keegoisan (menurutku lho ya^^).
Bo-kyung ketakutan melihat Wol di hadapannya. “Kau….kau…. Mengapa kau di sini?”
Wol membungkuk, “Hamba dengar Yang Mulia Ratu memanggil hamba. Bukankah begitu?”
“Mungkinkah kau...? Tidak, tidak, tidak mungkin,” celoteh Bo-kyung bagai orang kehilangan akal. “Tidak mungkin, bukan?’” tanyanya pada Wol.
“Heo…Yeon...woo…” Wol mengucapkan kata-kata itu sambil tersenyum.
Bo-kyung berusaha mengendalikan rasa takutnya dengan menggigit bibirnya (sepertinya ia hampir berteriak histeris).
“Apakah hamba begitu mirip dengan anak itu?” tanya Wol tersenyum. Ia menjelaskan banyak orang (termasuk Hwon pastinya) yang salah mengenalinya sebagai Heo Yeon-woo tapi ia hanyalah seorang shaman bernama Wol.
Bo-kyung cepat-cepat membenarkan kalau ia salah mengenali orang dan menyuruh Wol segera pergi.
“Jika Yang Mulia mengijinkan, bolehkah hamba mengatakan sesuatu sebelum pergi?”
Bo-kyung berusaha bersikap biasa saja.
“Di istana Bulan Perak, hamba melihat roh Heo Yeon-woo (Bo-kyung langsung mengernyit ketakutan). Roh itu berkata pada hamba, jika hamba bertemu Yang Mulia, hamba harus mengatakan pada Yang Mulia agar Yang Mulia tidak terkungkung dalam rasa takut dan ia mendoakan kebahagiaan Yang Mulia,” ujar Wol sambil mengamati ekspresi wajah Bo-kyung lekat-lekat.
Bo-kyung menggebrak meja. “Itu tidak mungkin!” sergahnya, ”Tidak ada alasan baginya untuk mengatakan hal itu!” (Bo-kyung tahu ia bersalah pada Yeon-woo jadi tidak mungkin “hantu” Yeon-woo mengharapkan kebahagiaannya).
Ia lalu memerintahkan dayangnya membawa Wol keluar dengan segera. Begitu Wol dan dayang keluar dari kamar Bo-kyung, terdengar Bo-kyung menjerit histeris.
Wol meminta dayang Bo-kyung tidak mengkhawatirkannya. Ia bisa keluar dari istana sendiri dengan diam-diam. Dayang itu mengancam Wol agar tidak terlihat siapapun.
Wol berpikir mata Bo-kyung tidak bersinar seperti dulu lagi. Hanya ada ketakutan. Ia berpikir-pikir mengapa Bo-kyung seperti itu.
Sementara itu Bo-kyung terus menjerit-jerit histeris ketakutan. Dayangnya bertanya dengan khawatir mengapa Bo-kyung bersikap seperti itu.
“Tidak….Tidak!!! Tidak,”Bo-kyung terus menggelengkan kepalanya sambil menangis. Ia ingat percakapannya dengan ayahnya 8 tahun lalu.
“Apakah ayah akan membunuh Yeon-woo?”
Waktu itu ayahnya menjawab bukankah Bo-kyung ingin tinggal di istana dan memenangkan hati Putera Mahkota. Maka Bo-kung tidak boleh mempunyai perasaan kasihan atau perasaan bersalah. Sebaliknya Bo-kyung harus ingat kemarahan dan rasa malu ketika miliknya diambil orang lain. Jika Bo-kyung tidak bisa, maka sebaiknya jangan menginginkan posisi Puteri Mahkota.
Ia ingat perkataannya pada ibunya saat ia akan menikah dengan Hwon. “Sekarang, tidak peduli siapapun, tidak ada yang bisa mengambil posisiku.”
Bo-kyung berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Yeon-woo sudah mati dan tidak bisa mengambil kedudukannya.
Wol berjalan pulang sendirian. Ketika melewati istana Bulan Perak, ia menoleh dan menangis. Ia teringat surat yang ditulis Hwon padanya untuk menyemangatinya waktu itu.
Wol berjalan memasuki istana Bulan Perak dan melihat kamarnya yang dulu. Ia lalu berjalan menuju jendela dan membukanya.
Hwon ada di sana! Peristiwa 8 tahun lalu terulang kembali.
Yeon-woo cepat-cepat menutup jendela. Ia lalu ingat perkatan Hwon waktu itu. “’Apakah kau menangis karena merindukan keluargamu? Jika demikan, bukalah jendela dan lihat.”
Pelan-pelan Wol berbalik dan membuka jendela tapi Hwon tidak ada di sana. Wol cepat–cepat berlari keluar tapi Hwon tidak ada. Wol menunduk kecewa dan berjalan pergi.
Tapi Hwon tidak pergi. Ia menghampiri Wol dan bertanya mengapa Wol ada disana. Mengapa seorang gadis yang seharusnya berada di Hwal In Seol berkeliaran di istana? Wol berkata ia menerima perintah kerajaan untuk masuk istana dan ia tersesat dalam perjalanan pulang.
“Bukan. Tanpa sadar, cahaya bulan menuntun hamba ke sini. Maafkan hamba, Yang Mulia. Ini adalah tempat yang berharga bagi Yang Mulia. Hamba akan pergi sekarang.”
Wol membungkuk dan berjalan melewati Hwon. Tapi Hwon mengulurkan tangannya memegang tangan Wol. Mereka berdiri berpegangan tangan dengan menghadap arah berlawanan.
“Apakah tubuhmu baik-baik saja?”
“Hamba baik-baik saja,” Wol berusaha menahan tangisnya.
“Bukankah sulit tinggal di tempat itu (Hwal In Seol)?”
Tidak, jawab Wol. Hwon berkata jika Wol mau, ia bisa mengirim Wol ke tempat lain di mana tak seorangpun mengenal Wol (agar Wol tidak menghadapi cacian dan penghinaan lagi karena tanda kriminal/pezina di bajunya). Wol berkata bagaimana bisa Hwon menggunakan kekuasaannya sebagai Raja untuk mengurus masalah sepele seperti itu. Ia berkata Hwon tidak perlu bersusah payah.
Dalam hatinya Wol berkata jika ia pergi, ia tidak akan bisa bertemu dengan Hwon lagi. Hwon bertanya apakah Wol bersedia membayar kejahatan yang tidak dilakukannya.
“Bagaimana bisa Yang Mulia berkata hamba tidak melakukan kejahatan?” tanya Wol. Dalam hatinya Wol bertanya bagaimana ia bisa membalas kejahatannya karena tidak langsung mengenali Hwon saat mereka pertama bertemu.
Tapi Hwon malah salah paham dan bertanya apakah Wol memang berniat menggoda anggota keluarga kerajaan (a.k.a Yang Myung)?
Wol meminta Hwon tetap kuat dan tidak membiarkan rasa kasihan membuatnya goyah. Wol mulai menangis tanpa bersuara, ia tahu ia telah menyakiti hati Hwon.
Pelan-pelan Hwon melepaskan tangan Wol dan menyuruhnya pergi.
“Setelah kau pergi, jangan pernah muncul di hadapanku lagi,” kata Hwon. Walau Wol yang meminta Hwon tidak goyah namun ia tidak bisa menahan kesedihannya mendengar ucapan Hwon.
Hwon meninggalkan Wol dengan langkah gontai (aneh juga ya Hwon jalan sendirian, biasanya dia diikuti kasim Hyung dan para dayang. Setidaknya didampingi Woon). Wol menangis dan berbalik melihat Hwon yang berjalan semakin menjauh hingga hilang dari pandangannya.
Ketika kembali ke Hwal In Seol, Wol melihat shaman Jang sudah menunggunya. Shaman Jang memberi hormat pada Wol. Wol tidak menyambutnya dengan ramah. Ia bertanya mengapa shaman Jang menemuinya.
Shman Jang berkata ia mencari Wol karena Wol tidak mencarinya.
“Apakah kau pikir tidak ada alasan aku tidak mencarimu? Tolong kembalilah.”
Wol berjalan melewati shaman Jang tapi shaman Jang memegang lengannya. Wol menepisnya. Ia berkata ia harus memikirkan semuanya terlebih dulu, baru ia akan menemui shaman Jang. Tapi shaman Jang berkata Hwon memanggilnya untuk menghadap. Wol terkejut.
“Sebelum aku bertemu Yang Mulia, kupikir aku harus bertemu dengan Nona terlebih dahulu.”
Akhirnya mereka berbicara. Dan Wol pun mengetahui alasan mengapa shaman Jang mengguna-guna dirinya namun menyelamatkannya,. Ia membunuh Wol karena tidak bisa melawan perintah Ibu Suri dan menyelamatkan Wol atas permintaan terakhir sahabatnya. Ia berkata ia bersedia menerima hukuman apapun dari Wol.
”Satu hal yang tidak bisa kumaafkan dan tidak bisa kumengerti. Mengapa kau menipu ayahku?”
“Beliau adalah seorang bangsawan yang sejati. Jika aku memberitahu yang sebenarnya, ia tidak akan setuju terlibat dalam konspirasi seperti itu.”
“Kau seharusnya membunuhku saja. Ayahku didera perasaan bersalah karena percaya bahwa ia telah membunuh puterinya hingga ia mengakhiri hidupnya sendiri. Bukan. Saat ia memberiku minum obat itu, ia pun ikut mati. Obat untuk menyelamatkan diriku menjadi racun yang membunuh ayahku! Apa kau mengerti?! Kau tidak membunuhku tapi membunuh ayahku!”
Shaman Jang tersentak. Ia sepertinya baru mengetahui hal ini sama seperti Min-hwa. Kai ini shaman Jang yang didera perasaan bersalah.
“Bagaimana kau membayar air mata darah keluargaku dan Yang Mulia Raja yang telah tertumpah selama 8 tahun ini? Katakan padaku! Mengapa selama 8 tahun ini kau menutup mulutmu?!”
Shaman Jang berkata untuk membuat obat yang digunakan untuk menyelamatkan Yeon-woo membutuhkan pengorbanan. Shaman jang berkata guna-guna yang diitimpakan pada Yeon-woo membutuhkan obsesi kuat seorang perawan sebagai persembahan. Gadis itu, untuk mencapai ambisinya, bersedia menjadi persembahan dan terlibat dalam guna-guna mendoakan kematian Yeon-woo (wow….aku tak menyangka Min-hwa akan sejauh itu).
Wol bertanya apakah gadis itu Yang Mulia Ratu. Shaman Jang menggeleng. Wol teringat pada percakapannya dengan Seul. Wol terkejut saat menyadari siapa yang terlibat.
“Ia adalah Puteri,” shaman Jang membenarkan dugaan Wol.
Min-hwa meringkuk ketakutan di sudut kamarnya. Perkataan ibu mertuanya terus terngiang di benaknya. Bahwa ayah mertuanya bunuh diri karena menderita telah membunuh puterinya.
Ia teringat pertemuan pertamanya dengan Yeon-woo. Lalu perasaan suka yang tumbuh saat ia melihat Yeom. Ia ingat kunjungan neneknya saat ia mogok makan. Waktu itu Min-hwa memohon agar neneknya meminta pada ayahnya agar ia bisa menikah dengan Yeom.
Keitka itu Ibu Suri Yoon dengan wajah prihatin bertanya apakah Min-hwa benar-benar menyukai Yeom. Min-hwa menangis dan berkata jika ia tidak menikah dengan Yeom maka ia akan mati. Ibu Suri berdecak kasihan, ia berkata Raja tidak akan mengabulkan permintaan Min-hwa. Min-hwa menangis lebih keras.
Ibu Suri Yoon membujuknya dan berkata bukanlah hal yang tidak mungkin untuk mendapatkan Yeom. Ia bertanya apakah Min-hwa akan membantunya. Min-hwa tersenyum.
Namun sekarang Min-hwa gemetar ketakutan mengingat apa yang menimpa Yeon-woo. Ia menggeleng dan menangis ketakutan mengingat karena keinginannya mendapatkan Yeom, ia telah membunuh Yeon-woo (dan ayah mertuanya).
Tiba-tiba terdengar suara Yeom memanggilnya dari luar kamar. Min-hwa buru-buru menghapus air matanya. Yeom masuk dan melihat Min-hwa habis menangis.
Min-hwa bertanya mengapa Yeom mengunjunginya. Yeom berkata sudah berhari-hari Min-hwa tidak keluar kamar sejak mengunjungi makam ayahnya. Ia sangat khawatir jadi ia menjenguk Min-hwa.
Min-hwa kembali menangis. Yeom terkejut, apakah ia telah membuat Min-hwa sedih. Min-hwa mengeleng. Ia berkata ia bermimpi buruk Yeom meninggalkannya.
“Bisa melihat suamiku, membuatku merasa tenang,” kata Min-hwa sambil menangis. Yeom memeluk Min-hwa.
“Ini gawat.”
“Ya? Apa terjadi sesuatu yang buruk?” tanya Min-hwa.
Yeom tersenyum, “Aku pernah berkata senyummu yang paling indah. Tapi sekarang, bahkan wajah menangismu pun cantik. Bukankah itu gawat?”
Min-hwa tersentuh. Ia meminta maaf pada Yeom. Yeom kebingungan dan melepaskan pelukannya, ia bertanya untuk apa Min-hwa meminta maaf padanya. Namun Min-hwa tidak melepaskan suaminya.
“Untuk semuanya….semuanya….” jawab Min-hwa dengan sedih. Yeom kembali memeluk Min-hwa. Ia berjanji mendampingi Min-hwa malam ini agar Min-hwa bisa tidur tanpa khawatir (kehilangan dirinya).
Shaman Jang menjelaskan bahwa terlibat dalam pembunuhan Puteri Mahkota menggunakan guna-guna adalah kejahatan yang tidak bisa diampuni. Jika keterlibatan Puteri terungkap, Raja tidak punya pilihan lain selain menghukumnya. Terlebih lagi para kerabat Puteri, termasuk uibin (Yeom) juga akan dicap kriminal. Wol terhenyak.
Shaman Jang berkata itulah sebabny mereka melibatkan Puteri sebagai persembahan. Agar jika suatu saat Hwon maupun Yeon-woo mengetahui yang sebenarnya, tak ada yang bisa Hwon dan Yeon-woo lakukan kecuali melindungi Min-hwa dan Yeom, kembali menutup rahasia ini rapat-rapat.
“Kalau begitu apa yang yang harus kulakukan?” tanya Wol.
“Nona harus memilih,” jawab shaman Jang. Mengungkap kebenaran dan kembali ke sisi Hwon atau menutup semuanya dan meneruskan hidup seperti sekarang.
“Itukah sebabnya Ibu menutup mulut rapat-rapat selama 8 tahun?” Pilihan ini harus dibuat Wol dan bukan shaman Jang yang memutuskan.
Shaman Jang berkata besok ia harus menghadap Hwon karena itu ia menemui Wol lebih dulu. Ia akan melakukan apapun keinginan Wol. Semua berada di tangan Wol.
Wol tak tahu apa yang harus ia lakukan, kebenaran ini telalu menyakitkan baginya. Ia pergi menangis di kamarnya. Diam-diam shaman Jang memperhatikan puteri angkatnya itu dengan sedih.
Keesokan paginya terjadi sedikit keributan di halaman istana. Yang Myung pergi ke istana menemui menteri penjilat (tang ternyata adalah menteri keuangan ckckck) dan menghalanginya ikut rapat istana. Ia berkata ia tidak akan mempermasalahkan seberapa banyak uang yang telah dikorupsi oleh Menteri Penjilat. Ia hanya ingin menteri penjilat mengirim kembali obat-obatan dan keperluan medis ke Hwal In-seol. Atau ia akan melapor pada Hwon dan mengungkap korupsinya.
Namun percakapan mereka ternyata didengar Hwon yang sedang menuju aula istana.
“Apa yang akan kakak katakan padaku?” Tanya Hwon.
Yang Myung berbalik dan memberi hormat. Tampaknya keduanya masih menjaga jarak setelah pertemuan mereka kemarin. Hwon bertanya mengapa Yang Myung masuk istana.
Yang Myung berkata sepertinya menteri keuangan tidak menyadari kondisi menyedihkan di Hwal In Seol karena terlalu sibuk bekerja. Jadi ia datang ke istana untuk menemuinya dan memintanya memperbaiki hal itu.
Menteri penjilat buru-buru protes kalau Yang Myung telah mengatakan hal yang tidak tepat dan tidak tahu permasalahannya.
Hwon mengingatkan, sebagai seorang pangeran, Yang Myung tidak boleh ikut campur dalam urusan kenegaraan. Yang Myung berkata ia tidak bemaksud ikut campur. Ia hanya ingin melaporkan keadaan di Hwal In Seol.
“Hwal berarti menyelamatkan, In berarti orang. Bukankah tempat itu artinya tempat di mana orang-orang diselamatkan? Tapi sekarang nama tempat itu seharusnya diubah menjadi tempat di mana orang-orang terbunuh. Pasokan obat-obatan dan makanan telah dikurangi oleh para pejabat korup untuk mengisi kantung mereka sendiri. Para tabib dan perawat digunakan oleh para bangsawan untuk dijadikan tabib pribadi mereka. Lalu….”
“Aku tidak pernah tahu kakakku yang senang berpetualang di gunung dan menghirup udara bebas, mempunyai perhatian yang mendalam terhadap kaum miskin,” Hwon memotong perkataan kakaknya.
Yang Myung berkata ia khawatir rakyat kekurangan pakaian dan makanan dan hal ini akan mempengaruhi kekuatan Hwon sebagai penguasa.
“Dengan kata lain, apakah Kakak mengatakan kalau aku tidak mampu mengatur negeriku?” tanya Hwon.
“Hamba mengatakan ini dengan maksud baik. Hamba minta maaf atas kelancangan hamba. Mohon jangan salah paham.” Yang Myung memberi hormat dan berlalu dari istana.
Menteri penjilat memperhatikan sikap keduanya dan merasa heran. Sebenarnya Hwon juga sedang melindungi Yang Myung. Jika ia langsung menerima pendapat Yang Myung maka menteri penjilat akan menggunakan alasan bahwa Yang Myung telah mencampuri urusan kerajaan dan Yang Myung bisa dihukum karena hal itu. Di sisi lain, aku yakin Hwon juga merasa cemburu karena Yang Myung mengungkit masalah Hwal In Seol. Karena Wol juga berada di sana.
Hwon marah besar dalam rapat istana pada hari itu. Ia marah karena para pejabat mengkorupsi dana Hwal In-seol demi keuntungan pribadi. Tentu saja para menteri menyangkalnya.
Hwon membeberkan semua korupsi yang dilakukan para menteri untuk mengurangi jatah persediaan makanan Hwal In Seol. Menambahkan batu dalam persediaan beras untuk menambah berat, hingga jatah beras yang tersedia tidak mencukupi dan setiap orang hanya mendapat sedikit makanan. Akibatnya beredar kabar kalau banyak orang yang tidak sanggup bertahan karena kelaparan.
Seorang menteri berkata Hwal In Seol bergantung pada pajak yang dibayarkan oleh para shaman. Karena itu menteri lain mengusulkan agar mereka menaikkan pajak para shaman. Hwon berkata usul itu tidak masuk akal. Ia memerintahkan agar pengeluaran keluarga kerajaan ditekan dan juga gaji para menteri harus dipotong.
Hwon kembali ke kediamannya. Shaman Jang telah menunggunya. Ibu Suri Yoon juga mendengar kabar kalau shaman Jang menemui Hwon atas panggilan Hwon . Ia memerintahkan shaman Jang dibawa menemuinya segera setelah shaman Jang berbicara dengan Hwon.
Hwon mulai menanyai shaman Jang. Ia bertanya sejak kapan shaman Jang meninggalkan istana. Delapan tahun yang lalu, jawab shaman Jang. Hwon berpikir itu adalah tahun kematian Yeon-woo.
“Apakah kau memliki alasan untuk meninggalkan Seongsucheong pada saat itu?”
Shaman Jang berkata waktu itu kekuatannya sangat melemah dan ia pergi ke gunung untuk memulihkannya. Hwon bertanya apa yang menyebabkan kekuatan shaman Jange melemah.
“Apa sebenarnya yang Yang Mulia ingin ketahui?” tanya shaman Jang langsung.
“Jawab aku. Apakah mungkin membunuh seseorang dengan guna-guna?”
Walau shaman Jang sedikit terkejut dengan pertanyaan Hwon tapi ia menjawab, “Itu tidak mungkin. Bukanlah hal yang tidak mungkin untuk mengambil nyawa seseorang dengan guna-guna, tapi itu artinya orang yang membuat guna-guna juga akan mati. Sihir hitam digunakan untuk melenyapkan kehidupan akan meminta tumbal nyawa lain. Mengapa ada orang yang bersedia menyerahkan nyawa dengan cara seperti itu? Karena itu aku tidak mungkin melakukan guna-guna seperti itu.” (Informasi inilah yang sama sekali tidak tahu diketahui Ibu Suri yoon)
Hwon bertanya apakah shaman Jang menjawab dengan jujur. Shaman Jang berkata ia hanya mengatakan kebenaran.
“Jika hamba membuat guna-guna untuk membunuh seseorang maka hamba pasti telah menjadi mayat. Karena hamba masih hidup, bukankah artinya tidak ada seorangpun yang mati karena guna-guna hamba?”
Shaman Jang keluar dari kediaman Hwon dengan perasaan berat. Semalam Wol telah memintanya untuk tidak mengatakan apaun pada Hwon. Wol tidak ingin Hwon terluka lagi. Artinya, Wol ingin menutupi semua rahasia ini dari Hwon. Tapi tampaknya shaman Jang sebenarnya tak ingin lagi hidup dalam kebohongan dan membuat Wol menderita, karena ia memberikan beberapa petunjuk tersirat pada Heon.
Shaman Jang menemui Ibu Suri. Ibu Suri menanyakan alasan shaman Jang dioanggil ke kediaman Hwon. Shaman Jang berkata Hwon memangginya karena ia kepala Seongsucheong. Tentu saja Ibu Suri Yoon tidak percaya. Selama Hwon memerinttah, Hwon sama sekali tidak mempedulikan Seongsucheong. Diam –diam memanggil shaman Jang pasti ada alasannya.
“Sebenanya, ini karena puteri hamba.”
“Puterimu? Apa maksudmu anak yang berada di Hwal In Seol itu?”
Shaman Jang membenarkan. Ibu Suri Yoon terlihat gugup. Ia bertanya apakah Hwon ingin Wol mendampinginya lagi. Bukan seperti itu, kata shaman Jang. Raja tidak ingin ada rumor beredar mengenai dirinya dan shaman itu, karena itu ia memerintahkan shaman Jang mendisplinkan para shaman agar tidak menyebarkan rumor.
Ibu Suri Yoon masih tidak percaya. Shaman Jang berkata mana berani ia membohongi Ibu Suri. Ibu Suri tersenyum sinis. Ia berkata sikap shaman Jang berbeda sekali dengan sikap mengancam yang diperlihatkan shaman Jang beberapa waktu lalu.
Shaman Jang berkata ia bersalah telah mengancam Ibu Suri karena saat itu nyawa puterinya dalam bahaya. Ia menawarkan seluruh hidupnya untuk Ibu Suri sebagai ganti kelancangannya. Ia meminta Ibu Suri memaafkannya.
Ibu Suri Yoon mengingatkan, shaman Jang tidak boleh membiarkan Wol membawa masalah bagi Hwon. Walau tampaknya ibu Suri Yoon tidak lagi mempercayai shaman Jang sepenuhnya tapi ia tetap mempertahankan shamaa Jang di sisinya karena kekuatan shaman Jang.
“Apakah Yang Mulia sadar, semakin Yang Mulia berusaha menghentikannya, semakin Yang Mulia membantu mereka untuk bersama. Buankah ini ironis?” kata shaman Jang dalam hati. Ibu Suri Yoon yang membawa Wol ke istana dan karena Ibu Suri juga ingatan Wol kembali.
Hwon memikirkan perkataan shaman Jang. Ia tahu shaman Jang adalah orang kepercayaan Ibu Suri. Ibu Suri juga ingin agar keluarganya yang menduduki posisi Puteri Mahkota. Jadi ia memerintahkan shaman Jang untuk membunuh Yeon-woo. Ia lalu ingat perkataan shaman Jang:
“Jika hamba membuat guna-guna untuk membunuh seseorang maka hamba pasti telah menjadi mayat. Karena hamba masih hidup, bukakah artinya tidak ada seorangpun yang mati karena guna-guna hamba?”
Hwon berpikir apakah arti perkataan shaman Jang itu adalah karena shaman Jang masih hidup maka orang yang terkena guna-guna juga masih hidup?
Hwon mulai menyatukan kepingan-kepingan informasi yang diperolehnya selama ini. Tubuh Yen-woo masih hangat setelah beberapa jam meninggal.
Hwon mencapai suatu kesimpulan, “Mungkin Yeon-woo masih hidup.”
Di Hwal In-seol, Wol menjalankan tugasnya untuk merawat orang sakit. Anak perempuan yang diselamatkan Yang Myung waktu itu sedang mogok makan. Wol mendekatinya dan membujuknya untuk makan. Tapi anak itu tidak mau.
Wol menebak anak itu berusaha mati. Ia bertanya mengapa anak itu ingin mati? Anak itu berkata orangtuanya tidak akan bahagia jika ia tetap hidup. Jika ia hidup, hidupnya juga tidak berarti. Wol menegurnya, jika orangtuanya tidak menginginkan anaknya hidup, mana mungkin ayahnya berjalan bermil-mil jauhnya untuk membawa anak itu ke Hwal In Seol.
Anak itu berkata, jika ia mati maka semakin sedikit orang yang harus diberi makan di rumahnya. Dengan begitu orangtuanya tidak perlu bekerja sekeras itu.
Wol berkata, ia mengerti apa yang dipikirkan anak itu. Ketika ia sangat muda, ia juga berpikir kematiannya akan membuat keluarganya bahagia. Asalkan ia menghilang maka itu sudah cukup. Tapi mana ada orang tua di dunia ini yang ingin kehilangan puterinya? Bagaimanapun juga keluarga harus hidup bersama. Ia meminta anak itu tidak lagi berpikir untuk mati.
Anak itu menangis sambil memeluk Wol. Wol ikut menangis bersama anak itu. Yang Myung melihat keduanya. Sepertinya ia mendengar perkataan Wol. Dalam hatinya ia memohon, “Tolong, katakan kau bukan Heo Yeon-woo. Katakan kau tidak memiliki hubungan dengan Yang Mulia.”
Wol menyadari kehadiran Yang Myung dan buru-buru menghapus air matanya. Yang Myung datang membawa banyak persediaan obat-obatan bermutu baik dan persediaan beras.
Dengan gaya cueknya, Yang Myung berkata ia tadinya ingin meminta pejabat yang melakukannya tapi ternyata itu terlalu merepotkan.
“Walau aku malu mengatakannya tapi aku memutuskan untuk menunjukkan kekayaanku,” selorohnya. Wol menatap Yang Myung dengan penuh terima kasih.
“Mengapa kau menatapku seperti itu. Jangan katakan kau memiliki pendapat baik tentang aku setelah melihat kekayaanku ini?”
Wol tersenyum geli. Yang Myung mengeluarkan sebuah buku ensiklopedi berisi pengetahuan medis. Mata Wol berbinar saat melihat buku itu namun ia tidak berani menerimanya. Yang Myung berkata ia akan membakarnya jika Wol tidak mau. Cepat-cepat Wol mengambilnya,
Yang Myung berkata Wol boleh menanyainya kapan saja jika ada yang tidak Wol mengerti. Tapi Wol segera tenggelam dalam halaman-halaman buku itu. Tampaknya ia tidak membutuhkan sedikit pun bantuan Yang Myung. Namun hal ini semakin memperkuat kecurigaan Yang Myung. Sama seperti Hwon, ia curiga mengapa seorang shaman begitu tertarik dengan buku. Wol mengingatkannya pada Yeon-woo.
Yang Myung menutupi kecurigaannya dengan terus bercanda. Wol melihat Yang Myung membawa pakaian wanita. Ia bertanya apakah Yang Myung juga suka menyamar menjadi wanita. Yang Myung gelagapan. Ia berkata pakaian itu untuk Wol.
Wol senang sekali, ia akan memberikannya pada Janshil. Hahaha…Yang Myung langsung protes. Ia berkata ia ingin membawa Wol ke suatu tempat dan ingin Wol mengenakan pakaian itu.
Wol bingung, Yang Myung hendak membawanya ke mana? Yang Myung berkata ia hendak membawa Wol ke rumah sahabatnya, sekaligus rumah guru yang pernah ia ceritakan pada Wol. Wol terpana, Yang Myung hendak membawanya menemui keluarganya? Yang Myung melihat reaksi Wol itu. Wol segera memalingkan wajahnya berpura-pura tidak ada yang aneh. Yang Myung semakin takut kalau kecurigaannya benar.
Hwon terus memikirkan Yeon-woo. Jika Yeon-woo masih hidup, mengapa Yeon-woo tidak muncul di hadapannya. Tiba-tiba ia teringat melihat Yeon-woo di hutan.
Waktu itu Yeon-woo bertanya mengapa Hwon baru datang sekarang, ia telah lama menunggu. Lalu Yeon-woo berubah menjadi Wol. Ia mengingat Wol dan Yeon-woo. Juga berbagai pertanyaan yang diajukannya pada Wol dan saat itu Wol meminta Hown berhenti bertanya padanya. Hwon berpikir mengapa Yeon-woo pura-pura tidak mengenalinya. Tapi ia tahu Wol tidak berbohong ketika ia berkata ia bukanlah orang yang dicari Hwon. Hwon juga sudah menkonfirmasi kalau Yeon-woo sudah dikubur. Semua ini rasanya tidak masuk akal.
Hong Gyu-tae menemui Yeom. Ia memberitahu kalau ia ditugaskan menyelidiki kematian Yeon-woo diam-diam. Yeom bertanya apakah Hwon memberi perintah itu karena merasa ada yang janggal dalam kematian Yeon-woo. Hong meminta maaf, tanpa ada perintah kerajaan ia tidak bisa memberitahu apapun.
Hong berkata tidak ada seorangpun yang ingat peristiwa 8 tahun lalu jadi dengan tidak tahu malu ia memberanikan diri menemui Yeom. Ia minta Yeom mengatakan apapun yang ia ketahui. Yeom berkata ia hanya melihat penguburan Yeon-woo dan tidak berada di sisi Yeon-woo saat Yeon-woo meninggal.
Hong jadi tak enak hati dan meminta maaf karena membuat Yeom mengingat masa lalu yang menyedihkan. Yeom berkata Hong tidak perlu meminta maaf. Sebaliknya ia yang merasa bersalah karena tidak bisa membantu.
Hong diantar keluar oleh pelayan keluarga Heo. Baru beberapa langkah, Hong berbalik dan memeluk pelayan itu. Pelayan itu kaget dan ketakutan.
“Apa yang Tuan lakukan?”
“Jangan menolakku,” ujar Hong. Bwahahaha Hong ini bener-bener ya, waktu itu memeluk mayat eh sekarang memeluk kakek-kakek^^
Hong berkata ia ingin menanyakan sesuatu. Pelayan itu terpaksa menurut.
Yeom berjalan ke halaman. Ia mendengar suara dari balik tembok. Ia bertanya apakah itu Pangeran Yang Myung. Tidak ada jawaban. Hanya ada sesekor kucing yang melompat ke tembok. Yeom tersenyum sendiri dan berbalik pergi. Seul muncul dari balik tembok dan menangis melihat Yeom. Dalam hatinya ia bertanya bisakah mereka hidup bersama seperti dulu setelah ingatan Wol kembali.
Yeom menemui ibunya. Ny. Shin sedang membereskan pakaian bekas dan makanan untuk dikirim ke Hwal In Seol. Rupanya tiap tahun mereka memang menyumbang ke Hwal In Seol tapi Hwal In Seol Timur. Kali ini Ny. Shin ingin pergi ke Hwal In Seol Barat.
“Apakah ini berkaitan dengan gadis yang mirip Yeon-woo kita?” tanya Yeom.
Ny.Shin teringat pada Wol yang digiring dan dilempari batu. Ia berkata walau tidak ada hubungannya dengan Yeon-woo, gadis itu juga pasti memiliki orang tua. Jika orang tua gadis itu melihat puteri mereka seperti itu, betapa sakitnya hati mereka.
Ia lalu bertanya mengapa Yeom mencarinya. Yeom mengatakan pada ibunya kalau Hwon diam-diam sedang menyelidiki kematian Yeon-woo. Ny. Shin terkejut.
Pelayan itu berkata pada Hong selama ini ia menyembunyikan hal yang diketahuinya karena waktu itu keluarga Heo sangat sedih dan ia tidak mau melukai hati mereka lebih dalam lagi. Hong mendesak pelayan itu untuk segera memberitahunya.
Pelayan itu bercerita, ia pergi ke kubur Yeon-woo pada hari kedua dan terdapat banyak bekas galian di sana –siani. Pelayan itu menangis mengasihani Nona-nya. Ia menoleh dan melihat Seul yang berjalan menuju mereka. Seul menunduk hingga tak melihat Hong dan pelayan itu .
Pelayan itu mengenali Seul dan bertanya apa ia Seul. Seul terkejut. Hong berbalik dan melihat Seul. Ia mengenali Seul sebagai gadis berpakaian pria yang menanyakan Wol ketika Wol ditangkap. Seul berbalik dan melarikan diri.
Hong bertanya apakah pelayan itu mengenalinya. Pelayan itu tidak begitu yakin tapi ia memberitahu Hong siapa Seul.
Hong melaporkan hasil penyelidikannya pada Hwon. Hwon terkejut saat mengetahui ada tanda-tanda kubur Yeon-woo pernah digali. Hong juga berkata ada sesuatu yang mencurigakan. Setiap kali ia menyelidiki sesuatu, seorang gadis pasti muncul.
Ia pernah berpapasan dengan gadis itu di luar kediaman Dayang No dan juga hari ini ia melihat gadis itu di luar kediaman Yeom. Menurut pelayan keluarga Heo, gadis itu adalah bekas pelayan Yeon-woo.
“Tapi….”
“Tapi?”
“Sejauh yang hamba tahu, gadis itu adalah pelayan dari shaman Wol,” ujar Hong.
Hwon tertegun. Ia memerintahkan kasim Hyung memanggil shaman Jang. Sekarang juga!!
Hwon menyatukan semua kepingan puzzle di benaknya. Guna-guna, tubuh Yeon-woo tidak dingin walau sudah mati, Yeon-woo dikubur terburu-buru tanpa persiapan apapun, kubur yang pernah digali, pembunuhan tanpa jejak, hanya kepala Seongsucheong yang bisa melakukannya. Dan juga dalam setiap tempat penyelidikan kematian Yeon-woo, pelayan Wol selalu muncul. Sekarang, hanya perlu satu konfirmasi. Hwon menemui shaman Jang.
Sementara itu Bo-kyung tampaknya mulai gila. Ia meringkuk ketakutan di sudut kamar dengan tubuh gemetar. Bahkan ketika ibunya mengunjunginya, ia ketakutan dan berteriak tidak mau didekati.
“Apa yang terjadi padamu, Yang Mulia?” tanya ibunya khawatir. Ia bertanya apa yang dilihat Bo-kyung hingga sekujur tubuhnya gemetar.
“Heo….Heo Yeon-woo!! Dia masih hidup. Ibu!!”
Ibunya menenangkannya, Yeon-woo sudah mati 8 tahun lalu. Seseorang yang sudah mati bagaimana bisa….. Bo-kyung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia tidak salah lihat, itu benar-benar Yeon-woo.
Dan Yeon-woo ada di dekatnya. Ada di dekat Hwon. Ia tidak menyangka Yeon-woo sedekat itu. Ia yakin Yeon-woo kembali untuk mengejarnya dan mengambil kembali kedudukannya.
Ibunya mengingatkan Bo-kyung bahwa posisi sebagai Ibu Negara memang milik Bo-kyung dan bukan direbut oleh Bo-kyung. Bo-kyung selalu merasa telah merebut posisi itu dari orang lain maka Bo-kyung mengalami halusinasi. Bo-kyung melepaskan tangan ibunya dan membentaknya.
“Itu bukan halusinasi!!” (Wooow…akting Kim Min-seo bagus banget di sini…kereeeen)
“Yang Mulia! Mengapa seperti ini?” tanya ibunya putus asa.
“Aku tahu semuanya! Ayah…ayahlah yang membunuh Yeon-woo. Agar aku bisa menjadi Puteri Mahkota, ayah membunuh Yeon-woo,” kata Bo-kyung menangis.
Ibu Bo-kyung menoleh memastikan tidak ada siapapun yang mendengar mereka. Ia berbisik pada puterinya, asalkan mereka tidak membuka mulut tidak akan ada yang tahu. ia minta Bo-kyung percaya pada ayahnya.
Tepat saat itu Yoon masuk ke kamar puterinya. Begitu melihat ayahnya, Bo-kyung berteriak histeris, “PERGI!!!! PERGI!!!!”
Yoon terkejut melihat keadaan puterinya. Ia kembali memikirkan wajah Wol yang tak terasa asing. Ia menyadari wajah Wol mirip dengan Yeon-woo. Anehnya ia langsung berkesimpulan kalau Yeon-woo tidak mati dan ia berpikir mungkin itu adalah perbuatan shaman Jang.
Hwon memerintahkan shaman Jang menjawab dengan jujur dan tidak boleh berbohong sedikitpun. Jika tidak ia akan dihukum berat. Shaman Jang mempersilakan Hwon bertanya.
“Apakah shaman Wol benar-benar puteri angkatmu?”
Shaman Jang membenarkan. Hwon bertanya sejak kapan shaman Jang mengangkatnya sebagai anak.
“Delapan tahun lalu.”
“Agar seorang shaman terlepas dari hidup masa lalunya, apakah mereka sengaja melupakan masa lalu mereka? Atau mereka memang tidak bisa mengingat masa lalu mereka?”
“Kehidupan masa lalu shaman seharusnya dengan sengaja diputuskan sejak mereka menjadi shaman. Tapi kadang-kadang ada shaman yang berhasil melewati kematian yang penuh penderitaan dan lupa akan kehidupan masa lalunya. Hamba pernah melihatnya,” jawab shaman Jang penuh arti.
Hwon bertanya apakah dikubur hidup-hidup merupakan contoh dari kematian penuh penderitaan. Apa yang terjadi pada shaman itu, apakah ia akan mendapatkan kembali ingatannya atau sampai sekarang ia tidak ingat siapa dirinya.
Shaman Jang terpana menatap Hwon. Ia tidak mengira Hwon begitu cepat mengetahui kebenarannya.
“Pertanyaan terakhir. Shaman itu…Apakah nama shaman itu….Wol?”
Shaman Jang terdiam tak mampu berbicara apapun. Hwon berteriak menyuruh shaman Jang menjawab pertanyaanya. Air mata menetes dari matanya.
“Apakah shaman yang bernama Wol adalah Heon Yeon-woo yang mati 8 tahun lalu?!”
Shaman Jang memejamkan matanya dan mengangguk pelan.
Hwon terpukul dan pergi meninggalkan shaman Jang tanpa mengatakan apapun. Ia berjalan tak tentu arah, sama seperti ketika ia baru mengetahui kematian Yeon-woo.
Hwon mulai menangis mengingat perkataan kejamnya dan sikap dinginnya pada Wol. Ia juga ingat semua penderitaan yang dialami Wol. Ia tak tahan lagi dan jatuh terduduk di tanah.
Ia ingat perkataan Wol yang memintanya agar tidak lagi goyah karena perasaan kasihan lalu perkataannya sendiri agar Wol tidak muncul lagi di hadapannya.
Hwon menangis sambil memukuli dadanya. Ia merasa sesak dengan semua kesedihan yang selama ini dipendamnya. Kepedihan sejak kematian Yeon-woo dan kepedihan karena ternyata Yeon-woo masih hidup namun ia tidak mengenalinya dan malah membuatnya menderita.
Hwon berteriak melepaskan kepedihan dalam hatinya, “Yeon-woo…..”
Komentar:
Akhirnya kebenaran terungkap. Hwon, Yoon, dan mungkin Yang Myung, tahu Yeon-woo masih hidup. Aku jadi berpikir-pikir, jika orang yang terlibat kematian Yeon-woo harus dihukum, siapa saja mereka? Ibu Suri Yoon, Yoon Dae-hyung, Bo-kyung, Min-hwa ,dan Shaman Jang.
Wol sepertinya tidak akan tega mengungkap semuanya karena Min-hwa dan Yeom, juga walau shaman Jang terlibat tapi mereka telah hidup bersama selama 8 tahun. Hwon mungkin tega menghukum semuanya tapi Wol tidak akan membiarkannya.
Menurutku satu-satunya yang bisa membuat semua ini terungkap adalah pengakuan Min-hwa. Jika Min-hwa mengaku sendiri dan mengungkap semuanya maka kebenaran tidak akan bisa ditutupi lagi.
Anehnya, dalam episode ini aku malah merasa Bo-kyung yang lebih merasa bersalah karena kematian Yeon-woo. Kesalahan Bo-kyung adalah tutup mulut atas peristiwa itu. Sementara Min-hwa yang memang terlibat dalam guna-guna itu malah lebih tegar. Parahnya lagi sepertinya Yeom mulai mencintai istrinya.
Dipikir-pikir Yoon hebat juga ya. Dia langsung menduga Yeon-woo tidak mati tanpa melakukan penyelidikan apapun…ckckck. Aku jadi mengerti apa yang dimaksed pendeta Hyegak. Dengan kepergian Yeon-woo, negeri itu dipenuhi kegelapan.
Hwon memang Raja yang pintar tapi ia adalah matahari yang membara, yang bertemperamen keras. Dan para menterinya lebih berkuasa daripadanya. Terutama Yoon. Terbukti dengan kondisi rakyat memprihatinkan. Hwon membutuhkan seorang pendamping yang bisa memberinya saran dan dorongan dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dan satu-satunya yang cocok untuk tugas itu adalah Yeon-woo. Jika Yeon-woo kembali maka kegelapan akan berlalu dari negeri itu.
Seperti pepatah berkata: “Di balik kesuksesan pria, ada seorang wanita”. (Para pria jangan tersinggung ya^^)
Masalahnya adalah ada dua matahari dan dua bulan. Nah lho!! Bagi yang ingin mengetahui akhir hidup bulan dan matahari yang satu lagi (alias Bo-kyung dan Yang Myung) menurut novelnya, bisa membacanya di blog myls-koreanlover ^^
Hiks....! Episode kali ini buat cedieh...!!!
BalasHapusgumawo eonni. sampai berlinang air mata nih pas adegan terakhir.T.T
BalasHapusoia katanya rebo besok ga tayang ya?
benar2 percintaan yang rumit,,,,
BalasHapusberharap happy ending,, preview episode 17 hwon memeluk yeon woo,,,,
unnie katanya rabu ini ga bisa tayang ya dramanya??
aduh makin penasaran ma drama ini...
sampai sekarang MBC belum merubah jadwal taynagnya. ada rumor yang beredar kalo hari kamis ditayangkan 2 episode sekaligus. ckckck *membayangkanbikinsinopnya*
Hapussemangat ya unnie,,, hhe,, aq tetap setia nunggu sinosisnya qo,, alhamdulillah aq dah mulai masuk kuliah jadi bisa nonton online hhee,, kemaren2,, tersendat masalah koneksi gara2 pulkam,, hhhiiii
Hapusbagus banget unni. btw ga da adegan ciuman ya? padahal di previewnya ada.
BalasHapusmenurut produsernya, adegan itu ngga ditayangkan karena melebihi jam tayang. Jadi kelanjutannya tunggu episode selanjutnya^^
Hapusmampir mbak fanny..^^
BalasHapusselalu nangkring baca sinopsis lengkapnya disini, hehehhe^^
makasi link blog aku dan di post, hehehheh^^
sama-sama^^ aku juga suka mampir di blognya hazuki :p
Hapusberarti sama donk^^
Hapusgumawo,, ngga sabar nunggu preview ep 17. Pasti bikin semakin penasaran ^-^
BalasHapussama-sama^^
Hapusakhirnya.. hwon tau juga wol=yeon woo meski agak lambat karna udah eps 16. mudah2an 4 eps terakhir menjadi klimaks drama ini. makasih fan udah jadi penulis yang baik, ga cuma mentranslate tapi memberi feel di tulisanmu. (Re)
BalasHapusGomawo^^
HapusYa ampun kasian bgt ayahnya wol bunuh diri...nasib minhwa bagaimana nih...
BalasHapusmakiin seruu abiss,,
BalasHapuscayoo unni ^^
di tunggu eps. selnjtnyaa
"Di balik kesuksesan pria, ada seorang wanita."
BalasHapusItu udah pasti, karena yang namanya WANITA pasti bakal mengekori PRIA SUKSES... Heheheheehe
bkin pensran....heheheh
BalasHapusSumpah akting2nya kerennn2
BalasHapus4 jempol dech
kalo bisa pengen 10 jempo,,
tp kan jempol aku ga sebanyak itu,,eoon...wkwkwkwkw
eoon semangattt yachhh
aku sengaja bacanya ga satu2 biar ga mati penasaran...
nunggu 2 episode muncul br di baca...hehehe
pinjem jempol siapa? hihihi^^
HapusYeon Woo itu gadis yg kuat,dari awal dialah yg tersakiti,tapi ia tak pernah menyalahkan siapapun.Salut jadinya . . .
BalasHapus:)
makasi,yaa eon.. udah bikin sinopsis ini dengan lengkap !!! sin makasii banyak.. ^^
BalasHapusmbak fany,kata nya drama ini diambil daro sebuah novel ya?kalau memang iya,dimana jualnya ya?makasih...
BalasHapusYup, dramanya berjudul sama dan telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia beberapa waktu lalu. Novelnya tersedia dalam 2 jilid. Bisa dibeli di Gramedia :)
Hapusmbak fany, klo buat sinopsis drama nonton 2 kali ya dramanya?
BalasHapus