Last Review The Moon that Embraces The Sun

Apa yang membuat kita menyukai sebuah drama? Apa yang membuat drama itu berkesan dalam hati kita dan membekas untuk beberapa waktu lamanya? Jawabannya bisa berbeda-beda bagi tiap orang. Lalu apa yang membuat drama The Moon that Embraces The Sun begitu memikat hati banyak orang (termasuk aku^^) hingga menjadikannya drama nasional di Korea? Ratingnya melebihi 40% padahal untuk drama biasanya bisa mencapai 20% sudah termasuk bagus.

Bagiku drama yang berkesan adalah drama yang bisa membuat kita merasakan alur ceritanya dengan hati yang terdalam. Tertawa saat kebahagiaan itu datang, menangis saat penderitaan dirasakan, gemas melihat kejahatan dan kelicikan tokoh jahatnya, dan terbuai melihat romantisme kisah cintanya. Seakan-akan kita melebur dalam ceritanya. Seakan kita hadir di sana dan menyaksikan setiap perjalanan tokoh drama itu. Yup, drama yang mampu menyentuh emosi kita. Bagiku TMTETS adalah drama yang seperti itu.

Bukan berarti drama ini disukai semua orang lho. Ada juga yang mengkritik habis-habisan drama ini termasuk mengkritik para pemerannya. Dan juga bukan berarti drama ini sempurna. Drama ini tetap memiliki kekurangannya, tapi bukankah mencintai berarti menerima segala kekurangannya juga? (berasa jadi konselor pernikahan nih xD)

Melepaskan sebuah drama yang berminggu-minggu mengisi hari-hari kita bukanlah hal yang mudah. Bagai melepas kepergian seorang kekasih^^ Hal terbaik untuk melepaskannya adalah dengan merelakannya hehehe… Dan bagaimana bisa kita merelakannya jika kita belum menuntaskannya, belum mengeluarkan seluruh unek-unek yang tertimbun berminggu-minggu? Itulah yang akan kulakukan sekarang. Ulasan terakhir The Moon that Embraces The Sun…hiks T_T

Pertama aku akan membahas ceritanya. TMTETS diangkat dari sebuah novel berjudul sama karena itu sebenarnya alur cerita drama ini sudah bisa ditebak demikian juga dengan akhirnya. Tapi penulis skrip drama ini menurutku berhasil membuat alur cerita yang membuat drama ini hidup. Baik novel maupun dramanya sama-sama mengundang rasa penasaran.

Dari awal cerita, Hwon dan Yeon-woo sudah ditakdirkan bersama. Baik secara simbolisme bulan dan matahari, juga dari cinta yang tumbuh dalam pandangan pertama. Hwon untuk Yeon-woo dan Yeon-woo untuk Hwon. Hal itu tidak bisa diubah, karena itu kehadiran Yang Myung tidak menjadi ancaman bagi kisah cinta mereka. Bahkan sebenarnya tidak ada yang bisa menghancurkan cinta mereka. Termasuk kematian.

Di pertengahan cerita, alurnya terasa sedikit melambat dan kita dibuat gemas karena Wol tidak juga mengingat siapa dirinya. Hwon yang bingung dengan perasaannya sendiri dan juga rencana-rencana jahat Yoon dan Ibu Suri. Tapi setelah disimak lagi, alur itu memang diperlukan.

Kita perlu yakin bahwa Hwon masih menyimpan Yeon-woo dalam hatinya dan juga memberi waktu untuk ia bergumul dengan perasaannya terhadap Wol. Ia ingin merengkuh Wol tapi tak bisa melupakan Yeon-woo. Lalu penderitaan yang dialami Wol. Kurasa itu diperlukan untuk membangun impact yang lebih besar saat ia mengingat semuanya.

Bayangkan jika interaksi Hwon dan Wol hanya 2 episode lalu tiba-tiba Yeon-woo ingat semuanya. Kurasa ceritanya malah terasa lebih datar. Kita belum cukup yakin Hwon mencintai Wol dan juga Wol belum cukup menderita untuk merasa kehidupannya dirampas darinya.

Sikap Hwon yang terus berubah panas-dingin terhadap Wol malah membuktikan pada Yeon-woo kalau Hwon selama ini tidak melupakannya. Melihat penderitaan yang dialami Yeon-woo membuat Hwon semakin bertekad untuk membalas semua orang yang menginginkan kematian Yeon-woo. Sampai di sini cerita dibangun dengan baik.

Setelah Yeon-woo mengingat semuanya dan berkumpul kembali dengan Hwon, banyak yang menyayangkan mengapa Yeon-woo duduk diam manis di kamar sementara Hwon harus menghadapi semuanya. Aku tidak setuju. Kehadiran Yeon-woo besar artinya. Yeon-woo yang menjadi penopang Hwon. Ia yang membuat Hwon teguh memperjuangkan kebenaran walau harus menghukum keluarganya sendiri.

Dan lagi, Yeon-woo bersikap demikian untuk melindungi keluarganya. Apa yang orang harapkan untuk ia perbuat? Yeon-woo bukan Ratu. Ia tidak memiliki kekuasaan politik apapun. Menurutku, dengan ia tetap diam di sana dan tidak meninggalkan Hwon saja sudah merupakan hal yang bagus. Berapa banyak kita melihat dalam Kdrama para pemeran utama wanita/pria yang meninggalkan kekasihnya (ke luar negeri atau entah ke mana) dengan alasan demi kepentingan kekasihnya?? 90% melakukannya^^

Tapi Yeon-woo diam di sana. Memberi kekuatan untuk Hwon dan percaya pada apapun yang dilakukan Hwon. Dan itulah yang seorang Ratu(istri) akan lakukan.

Banyak yang juga menyayangkan sikap Hwon saat Wol disiksa. Hwon tidak berbuat apa-apa dan lebih banyak menangis. Tapi episode-episode terakhir membuktikan sebaliknya. Ia diam-diam menyusun rencana. Ia berpikir bagaimana cara menjatuhkan musuh dalam satu kali pukulan dan menyapu habis semuanya. Dan ia berhasil. Yeon-woo dan negaranya berhasil ia selamatkan.

Akhir cerita memang terasa terburu-buru. Tapi setidaknya cukup mewakili keseluruhan akhir cerita. Semuanya mengikuti akhir dalam novelnya.

Satu-satunya yang sempat membuatku frustrasi adalah akhir hidup Yang Myung. Aku sebenarnya lebih menyukai akhir hidup Yang Myung versi dizchuu (komen sinop TMTETS 20) tapi mungkin penulis ingin menyampaikan sesuatu melalui akhir hidup Yang Myung ini. Ini adalah pilihan Yang Myung. Kalaupun hanya boleh ada satu matahari di langit, adalah pilihannya sendiri untuk menghilangkan dirinya dan bukan diakibatkan orang lain. Setidaknya pilihannya membuatnya bahagia. Siapa bilang kematian adalah akhir segalanya?

Aku sangat menyukai Yang Myung dalam dua episode terakhir. Ia tidak larut dalam kesedihan karena Yeon-woo memilih Hwon tapi ia bekerjasama dengan Hwon untuk menghancurkan musuh. Bahkan seandainya ia berniat merebut tahta sekalipun, aku yakin pada akhirnya ia akan berpihak pada Hwon karena karakter Yang Myung sangat baik. Ia seorang yang merelakan bajunya dimuntahi anak yang sakit. Ia juga menyelamatkan Janshil. Ia bukan tipe orang yang tega menyakiti sahabat dan keluarganya. Dan akhir hidupnya membuktikan ia memang orang yang pantas dikenang.  (Apalagi dengan senyum seperti ini^^)

Aku merindukan para tokoh lain. Misalnya ibu Hwon yang tidak pernah terlihat lagi. Ibu Yeon-woo tidak terlihat setelah Hwon dan Yeon-woo menikah. Yaaah…pada akhirnya yang kurang adalah jumlah episodenya hihihi^^

Alur cerita yang baik tak akan berhasil tanpa akting yang kuat dari pemerannya. Dari pemeran remaja, dewasa, dan para sesepuh benar-benar hebat.

Memang akting beberapa pemeran masih harus ditingkatkan tapi itulah kelebihan drama dengan alur baik. Peran yang tidak terlalu menonjol pun bisa mendukung cerita. Dan aku tidak memiliki kritik sedikitpun untuk para pemerannya. I love them all, termasuk pemeran antagonisnya.

Akting yang paling menonjol dibawakan oleh Yeo Jin-gu (Hwon remaja), Kim Soo-hyun(Hwon) dan Kim Min-seo (Bo-kyung). Bener-bener total!! Han Ga-in (Yeon-woo) sangat menonjol saat adegan penyiksaan dan adegan di istana bulan perak saat ingatannya kembali. Kim Yoo-jung anggun dan aura ke-bangsawan-annya menonjol banget. Jung Il-woo mengesankan dalam memerankan saat-saat terakhir Yang Myung. Terasa betulan. Nam Bo-ra dan Jin-ji-hee memerankan Min-hwa dengan sangat baik. Kekanakkan dan egois tapi tetap mampu meluluhkan hati.

Pemeran Ibu Suri Yoon (Kim Young-ae) dan shaman Jang (Jeon Mi-sun) pun patut diacungi jempol. Tatapan mata mereka mampu menembus layar *lebay dikit boleh dong*. Pemeran orangtua Yeon-woo mampu menguras air mata. Dan favoritku tentu saja kasim Hyung^^ Kehadirannya selalu mencerahkan suasana sepelik apapun.

Walau Seul, Woon, Janshil, dan Yeom hanya memiliki waktu sedikit di layar, tapi masih mendukung jalannya cerita. Sebenarnya aku berharap mereka lebih banyak muncul. Tapi ujung-ujungnya balik lagi….ngga cukup episode-nya :p

Ada yang beranggapan drama ini “hanya” lah drama percintaan, seperti kisah Disney. Ada yang menginginkan lebih banyak konflik politik, konflik antar Hwon dan Yang Myung, dan konflik antara Yeon-woo dengan para pembunuhnya. Banyak yang tak habis pikir mengapa untuk menyatukan Hwon dan Yeon-woo harus mengorbankan begitu banyak nyawa. Well, jika kita mempertanyakan akhir cerita ini berarti kita mempertanyakan akhir novel aslinya.

Menurutku mungkin saja ini drama percintaan tapi drama ini juga drama kesetiaan dan integritas. Ketiganya tidak terpisahkan.

Cinta Yang Myung pada Hwon membuktikan kesetiaan dan integritasnya. Bahkan cinta yang egois seperti cinta Min-hwa pun membuatnya mampu menerima dan menjalani hukuman yang dilimpahkan padanya. Cinta Hwon dan Yeon-woo menemui kebahagiaan saat mereka setia dan menegakkan kebenaran.

Cinta bertepuk sebelah tangan Seul menemukan kebahagiaan saat ia bisa melindungi orang yang dicintainya. Cinta Woon pada sahabatnya, Yang Myung, tidak membuatnya melupakan kesetiaan pada Hwon. Cinta kasim Hyung pada Hwon membuatnya ikut menangis saat Hwon menangis dan tertawa saat Hwon tertawa. Gonna miss trio kwek-kwek^^

So what jika ini drama percintaan? Isn’t it beautiful? Bukankah hal paling dramatis terjadi dalam hidup kita ketika kita jatuh cinta? Kisah-kisah yang menjadi legenda dan bertahan melewati jaman adalah kisah dan dongeng cinta (bahkan kisah Disney). Sebut saja Romeo dan Juliet, Little Mermaid, Cinderella, Sam Pek Eng Tay, dsb.

Apakah aku terlalu berlebihan? Mungkin ya mungkin tidak, yang pasti drama ini berhasil menyentuh hati dan sangat berkesan hingga aku tidak bisa lagi memikirkan kekurangannya. Inilah saatnya  kukatakan: when a drama becomes more than a drama.....

Farewell MoonSun ...farewell all casts...Hwaiting!!

 

 

Bagaimana dengan teman-teman? Apa yang membuat kalian menyukai drama ini? Share yuk....Keluarkan unek-unek dan seluruh perasaan teman-teman mengenai drama ini^^

Credit as tagged, various source on soompi especially 1crazynyt, mw.ozera, ilwoo_aein, padhari. Thank you very much^^