[SPOILER] The King 2 Hearts Episode 20 (End)

Hang-ah meronta-ronta dan berteriak bahwa ia tak bisa berpisah dengan Jae-ha tapi ayahnya mengatakan ia tak ingin berpisah dengan puterinya. Mereka akan terpisah selama berpuluh-puluh tahun jika sampai terjadi perang dan ia sudah tua. Mendengar itu, Hang-ah menunduk sedih. Ayahnya berkata pilihan ada pada Hang-ah.

Jae-ha menelepon Hang-ah. Walau ayahnya melarangnya mengangkat telepon tapi Hang-ah mengangkatnya. Jae-ha berkata ia akan berbicara dengan Amerika dan Utara untuk mencegah perang tapi masalahnya kontak dengan Utara telah diputuskan. Artinya mereka tidak bisa bernegosiasi.

Jae-ha meminta Hang-ah kembali. Hang-ah mulai menangis. Ia berkata ia akan ke Utara. Jika hubungan Utara dan Selatan terputus, hanya ia yang bisa menjadi penghubung keduanya. Jae-ha protes, jika komunikasi terputus bagaimana bisa mereka saling mengetahui keadaan masing-masing. Tapi Hang-ah ingin bersama ayahnya dan juga Jae-ha. Karena itu ia pergi, agar bisa bertemu Jae-ha kembali.

Jae-ha menangis. Hang-ah berkata jika mereka sama-sama menghentikan perang maka mereka akan bersama kembali. Setelah mengatakan ia mencintai Jae-ha, Hang-ah menutup teleponnya. Keduanya menangis. Tapi tak ada waktu untuk terus menangis. Dengan kepala ditegakkan, mereka menjalankan misi mereka.

Bong-gu girang saat tahu Amerika akan menyerang Utara. Ini artinya Utara dan Selatan akan berperang. Ia menelepon Jae-ha hanya untuk meledeknya. Tapi Jae-ha tidak terpengaruh. Bahkan ketika Bong-gu berusaha membuat Jae-ha merasa bersalah, Jae-ha berkata semua adalah kesalahan Bong-gu. Dengan yakin ia berkata ia akan menghentikan perang.

Komandan Tinggi Utara memuji Hang-ah yang setia pada tanah airnya. Ia ingin mengetahui segala sesuatu mengenai militer Selatan. Hang-ah meminta jalur komunikasi Utara dan Selatan dibuka. Komandan Tinggi marah dan menuduh Hang-ah lemah karena ia seorang wanita. Hang-ah membalas untuk apa ia pulang  ke Utara jika ia hanya tergila-gila pada seorang pria. Komandan Tinggi berkata tidak  ada gunanya lagi membuka jalur komunikasi. Misil mereka telah saling berhadapan dan siap menyerang.

Jae-ha menyiapkan pidatonya. Dalam pidatonya, ia menulis bersedia mendiskusikan perdamaian dengan Utara. Tapi jika Utara menyerang maka Selatan akan membalas.

Ayah Hang-ah meminta Hang-ah pergi ke luar negeri. Situasi mereka buruk. Di Utara mereka dianggap berpihak pada Selatan namun Jae-ha juga tidak bisa dipercayai (berdasarkan pidatonya). Hang-ah membela Jae-ha tapi ayahnya mengisyaratkan bahwa pihak Utara akan menyerang lebih dulu.

Menyadari perang akan menimbulkan banyak korban jiwa dan bahkan kedua negara mungkin akan hancur, Jae-ha kembali merasa tertekan. Ia merenungkan perkataan kakaknya, perkataan Shi-kyeong, perkataan Bong-gu bahwa Jae-ha bertanggung jawab jika ada nyawa yang hilang. Demikian juga dengan Hang-ah. ia merenungkan kembali sumpah pertunangannya di hadapan Jae-kang.

 

Jae-ha mengirim paket perawatan kulit  tiga tahap buatannya pada Hang-ah. Tapi sebenarnya ia mengirimkan jadwal penyerangan Amerika ke Utara. Hang-ah menggunakan informasi itu untuk tawar menawar dengan Komandan Tinggi. Ia akan memberithau kapan Amerika akan menyerang jika Komandan Tinggi membuka jalur komunikasi.

Pada saat yang sama Jae-ha pergi ke Utara untuk bernegosiasi. Hang-ah menawarkan diri menjadi negosiator dari Utara. Komandan Tinggi menginjinkan Hang-ah menjadi negosiator jika Hang-ah membuktikan kesetiaannya. Hang-ah merobek surat pertunangannya. Belum cukup percaya, Komandan Tinggi menyandera ayah Hang-ah.

Jae-ha terkejut saat tahu negosiator dari Utara adalah Hang-ah. Tapi Hang-ah bersikap dingin dan menjaga jarak karena pertemuan mereka terekam CCTV dan saat ini disaksikan oleh Komandan Tinggi dan ayah Hang-ah. Jae-ha juga menyadari hal itu. Hang-ah berusaha membuat Jae-ha berkata tidak akan menyerang Utara tapi Jae-ha diam seribu bahasa. Ia hanya terus menatap Hang-ah.

Akhirnya Jae-ha bertanya apakah Utara sudah tahu kalau mereka akan diserang pada tanggal 24 Mei (hari terakhir drama ini ditayangkan). Hang-ah kesal, itu kan jaminan tawar menawarnya dengan Komandan Tinggi dan sekarang Jae-ha menyebutkannya begitu saja. Sementara itu Komandan Tinggi panik karena itu berarti waktunya kurang dari seminggu.

Jae-ha bertanya apa yang akan dilakukan Hang-ah pada hari itu. Hang-ah terlihat kesal. Jae-ha dengan tenang berkata ia akan menikahi Hang-ah pada hari itu. Ckckck...ide Raja yang satu ini emang aneh-aneh ya >,<

 

Komandan Tinggi marah. Tapi Jae-ha melihat ke kamera dan menantang agar Komandan Tinggi bicara langsung dengannya. Akhirnya Komandan Tinggi menelepon Jae-ha.

Jae-ha berkata jika perang meletus maka semua akan mati termasuk Komandan Tinggi dan dirinya. Jika ia dan Hang-ah menikah pada hari itu maka Amerika tidak akan menyerang. Mengapa? Karena itu hari bahagia, semua negara akan memberi ucapan selamat. Tidak akan ada yang berani meluncurkan misil pada hari itu. Jae-ha berkata ia melakukan itu agar Utara dan Selatan bisa hidup.

Komandan Tinggi berkata ia akan memikirkannya dan menyuruh Hang-ah keluar. Jae-ha malah menekan tombol darurat. Pasukan dari Utara dan Selatan menghambur masuk. Dong-ha dan Young-bae saling mengacungkan senjata. Jae-ha memberi waktu 5 menit pada Komandan Tinggi untuk memutuskan: pernikahan Jae-ha dan Hang-ah atau bunuh Jae-ha saja. Bukankah ia juga nantinya akan mati jika terjadi perang, mengapa tidak mati sekarang saja.

Semua menanti dengan gelisah. Lima menit berlalu. Komandan Tinggi tidak menjawab.

Young-bae yang memegang senjata tidak sanggup menembak Jae-ha. Bukan karena Dong-ha mengacungkan senjata ke arahnya tapi karena ia tidak sanggup membunuh Jae-ha. Hang-ah merebut senjata dari tangan Young-bae dan mengarahkannya pada Jae-ha. Whaaa??

Dong-ha mengacungkan senjatanya pada Hang-ah. Hang-ah berkata pada Komandan Tinggi kalau ia sanggup pria yang ia cintai. Jae-ha menatapnya dengan penuh cinta. Hang-ah berkata ia akan menembak Jae-ha lalu ia akan menyusul. Please...not Romeo and Juliet ending....

Keduanya bertatapan. Hang-ah mengokang senjatanya dan siap menarik pelatuk. Turunkan senjata, perintah Komandan Tinggi. Semua menarik nafas lega. Jae-ha mengambil senjata dari tangan Hang-ah dan memeluknya erat.

Jae-ha dan Hang-ah menikah di zona bebas militer. Yaitu di perbatasan Utara dan Selatan. Keduanya membungkuk pada Utara dan Selatan. Rencana mereka berhasil. Amerika membatalkan rencana penyerangan dan memberi selamat.

Bong-gu meradang karena rencananya hancur berantakan tapi sekutunya dari Amerika tidak mau membantunya lagi. Bong-gu akhirnya dihukum seumur hidup. Jae-ha sempat mengunjungi Bong-gu di penjara. Bong-gu mengancam bahwa Klub M masih ada. Tapi Jae-ha tidak takut lagi. Ia bahkan berterima kasih karena Bong-gu telah membuatnya lebih kuat.

Empat tahun kemudian.

Young-bae, Kang-seok dan Dong-ha menjadi pelatih untuk tim gabungan Utara-Selatan yang akan mengikuti WOC. Mereka tetap akrab dan selalu merindukan Shi-kyeong.

Demikian juga dengan Jae-shin. Ia sering berbicara dengan Shi-kyeong dalam hatinya namun ia menjalani hidupnya. Ia mengadakan konser walau kakinya masih belum pulih. Ia telah kembali menjadi Jae-shin yang dulu dan  Shi-kyeong akan selalu menjadi bagian dari dirinya. Seperti bayangan.

 

Hang-ah dan Jae-ha dikaruniai Pangeran yang sangat lucu. Ayah Hang-ah sangat memuja cucunya.

Dalam suatu acara, Pangeran memanggil ibunya dengan sebutan “Omani” dan berdialek Utara (panggilan Ibu di Utara, kalau di Selatan : Oemoeni). Segara saja hal itu menjadi berita. Tapi Raja dan Ratu kita sudah pernah menghentikan perang. Apa lagi yang mereka takutkan?

 

Mereka memiliki orang-orang yang selalu mendukung mereka.

Asalkan mereka bersama dan tidak menyerah, selalu akan ada jalan keluar. END.

   

 

Komentar:

Happy ending!!^^ Oke, aku sudah menerima kematian Shi-kyeong jadi aku bisa melanjutkan. Aku cukup puas dengan akhir drama ini. Saat Hang-ah mengacungkan senjatanya pada Jae-ha, aku tetap merasa tegang walau sudah membaca recapnya. Dan penyelesaian komflik ini? Sangat khas Jae-ha. Sangat khas The King 2 Hearts.

Ingatkah ketika Utara dan Selatan saling menodongkan senjata pada insiden Kang-seok? Atau ketika insiden di taman bermain saat Jae-ha disandera? Bahkan ketika WOC? Jae-ha selalu mempunyai jalan keluar yang aneh tapi tepat. Namun ia tidak akan berhasil tanpa Hang-ah dan orang-orang di sisinya. Itulah kekuatan Jae-ha, yang telah disadarinya.

Sayangnya, penyelesaian Bong-gu tidak digarap dengan baik. Bukan mengenai hukumannya. Penjara seumur hidup jauh lebih mengerikan daripada mati seketika. Bayangkan Bong-gu yang selama ini semena-mena dan menganggap dirinya raja dunia harus menghabiskan sisa hidupnya dalam sel penjara. Aku ingin ada sedikit latar belakang mengapa ia menjadi gila. Atau ia memang gila sejak awal? Iri dan cemburu pada Jae-ha? Mungkin.

Banyak yang ingin kukatakan mengenai drama ini tapi aku akan mengatakannya dalam sinopsis lengkap nanti. Silakan berkomentar, tapi tolong jangan minta aku menulis lebih cepat lagi ya...jari-jariku mulai keriting ;D

Hiks....gonna miss them all....