Ma-ri jatuh pingsan saat ia memeluk Kyung-joon. Kyung-joon membaringkan Ma-ri di kasurnya. Da-ran berkata Ma-ri mungkin pingsan karena shock dan terluka. Kyung-joon memalingkan wajahnya karena tidak tahan melihat darah yang keluar dari luka Ma-ri. Kyung-joon menawarkan diri untuk membeli obat. Ia meminta Da-ran merawat Ma-ri.
Choong-sik khawatir karena tidak bisa menghubungi Ma-ri. Ayah dan ibunya masih asyik mengobrol dengan Guru Na dan Ae-kyung. Choong-sik pergi keluar untuk mencari Ma-ri.
Ia pergi ke rumah ‘Yoon-jae’ karena Ma-ri sepe rtinya memberitahu Choong-sik kalau ia akan ke sana (dan Ma-ri banyak bertanya mengenai Yoon-jae). Choong-sik kaget melihat jendela rumah ‘Yoon-jae’ seperti habis dibobol maling. Ia melangkah masuk dari jendela dan melihat Da-ran.
“Kak, mengapa kau di sini? Ada apa dengan ini?” tanya Choong-sik sambil menunjuk jendela. “Di mana Ma-ri?”
Da-ran berkata Ma-ri terluka. Choong-sik melihat Ma-ri terbaring di kamar dan berlari ke sana. Ia melihat Ma-ri tak sadarkan diri dan tangannya terluka. Da-ran beralasan Ma-ri membantunya memindahkan barang saat kaca jendela pecah. Ia akan merawat Ma-ri dan menyuruh Choong-sik pulang. Choong-sik tak mau pulang. Ia memanggil-manggil Ma-ri.
“Jang Ma-ri, kau tak apa-apa? Jang Ma-ri?”
Deg! Mata Ma-ri terbuka, lalu ia duduk. “Kyung-joon-ah… Di mana Kyung-joon?”
Da-ran melihat Ma-ri dengan khawatir, takut Ma-ri keceplosan bicara. Ma-ri berlari ke luar kamar dan berteriak-teriak memanggil Kyung-joon. Da-ran berusaha mengejarnya dan berkata kalau Kyung-joon tidak ada. Choong-sik bingung mengapa Ma-ri mencari Kyung-joon di sini padahal ‘Kyung-joon’ ada di rumah sakit. Ma-ri berlari ke lantai atas untuk mencari Kyung-joon.
“Ma-ri menyukai Kyung-joon. Mungkin ia hadir dalam mimpi Ma-ri,” Da-ran mencoba beralasan. Choong-sik melihat Ma-ri yang berlarian ke sana kemari mencari Kyung-joon, patah hati deh >,<
Da-ran mempergunakan kesempatan itu untuk menyuruh Choong-sik pulang. Ia menggiring Choong-sik yang patah hati ke luar rumah, tapi di dekat pintu mereka malah berpapasan dengan Kyung-joon.
Wajah Choong-sik berubah ‘seram’ ketika melihat mantan calon kakak iparnya. Ia bertanya pada Da-ran apakah ia bersama ‘Yoon-jae’ di rumah ini. Da-ran tak bisa menjawab, ia menyuruh Choong-sik pulang. Ia akan menjelaskannya nanti.
“Lepaskan! Kakak pikir aku akan pergi begitu saja?” tanya Choong-sik kesal. Ia menatap Kyung-joon dan siap melayangkan tinjunya.
Duak!! Choong-sik tiba-tiba ternganga lalu mengerang kesakitan. Ia roboh berlutut di lantai. Da-ran dan Kyung-joon kebingungan. Tapi begitu melihat Ma-ri, Kyung-joon langsung tahu apa yang terjadi karena ia pernah mengalaminya. Tendangan maut Ma-ri^^
“Kyung-….” Ma-ri berlari menghampiri Kyung-joon, tapi Da-ran cepat-cepat menutup mulut Ma-ri dan menyeretnya pergi.
Kyung-joon berjongkok di depan Choong-sik yang masih mengaduh kesakitan. Ia hendak membantu Choong-sik berdiri tapi Choong-sik menepis tangannya. Ia tidak ingin dibantu ‘Yoon-jae’.
“Hanya aku yang bisa mengerti rasa sakit yang kaualami. Para wanita itu tidak tahu betapa sakitnya,” kata Kyung-joon penuh pengertian. Ia bertanya apakah Choong-sik bisa berdiri sendiri. Lalu menepuk-nepuk bokong Choong-sik. Poor Choong-sik ^^
Da-ran membantu adiknya berjalan ke luar. Choong-sik bertanya apakah Da-ran kembali menjalin hubungan dengan ‘Yoon-jae’. Da-ran melarang adiknya memberitahu orang tua mereka.
Choong-sik tak mengerti mengapa Da-ran kembali pada orang yang telah mencampakkannya. Ia juga tak mengerti mengapa Ma-ri mengejar orang yang hadir dalam mimpi. Ia benar-benar tak mengerti.
Ma-ri berteriak bertanya pada Kyung-joon mengapa Kyung-joon pura-pura menjadi seorang ahjusshi. Bukannya menjawab, Kyung-joon malah mendorong dahi Ma-ri dengan jarinya.
“Jangan mendekatiku,” Kyung-joon memalingkan wajahnya, ”Itu karena aku tahu kau akan jadi gila seperti ini. Aku tidak bisa melihat lukamu sekarang jadi pergilah.”
Ma-ri melihat tangannya yang telah dibalut perban namun masih terlihat noda darahnya. Ia lalu berlari ke balik sofa dan berbicara dari sana.
“Ibu Guru Gil Da-ran sudah tahu sejak awal?” tanyanya.
“Ia satu-satunya orang yang tahu. Awalnya kupikir aku akan segera kembali ke tubuhku. Tapi lihat aku, sekarang aku hanya menunggu tubuhku bangun. Jadi, kau cukup rawat tubuhku seperti yang selama ini kaulakukan. Jangan selalu datang ke sini dan terus membuat masalah. Lihat rumahku jadi seperti ini!”
Ma-ri buru-buru berjanji kalau ia akan membetulkan jendela rumah Kyung-joon. Ia juga akan menjaga tubuh Kyung-joon dan Kyung-joon. Kyung-joon bertanya apakah dengan menjaganya dan tubuhnya, Ma-ri juga bisa menutup mulutnya (menjaga rahasia). Dengan yakin Ma-ri berkata kalau ia bisa melakukan semuanya. The power of love^^
Choong-sik pulang ke rumah dan menemukan orangtuanya asyik membicarakan Guru Na. Mereka sangat menyukainya. Choong-sik menghela nafas panjang.
“Impian Guru Na berakhir dalam satu malam,” gumamnya prihatin,” One night……stand?” Hahahaha^^ (Choong-sik selalu mencoba berbahasa Inggris seperti Kyung-joon tapi salah terus :D)
Da-ran masuk kembali ke rumah Kyung-joon dan melihat Ma-ri sudah pergi. Kyung-joon berkata Ma-ri akan kembali besok. Da-ran berkata Ma-ri benar-benar tidak membiarkan apapun menghentikannya.
“Tapi mengapa kau di sini?” tanya Kyung-joon, masih sakit hati dengan penolakan Da-ran di cafĂ©. “Bukankah kita memutuskan untuk tidak bertemu lagi? Aku akan menangani Ma-ri, kau boleh pergi.”
Kyung-joon beranjak berdiri dan pergi. Da-ran menahannya. Ia akan melakukan permintaan Kyung-joon. Ia akan menemui Ibu Yoon-jae dan mengatakan akan berada di sisi ‘Yoon-jae’ dan memintanya tak ikut campur urusan “Yoon-jae’ lagi.
“Kukira kau tidak bisa melakukannya karena setiap kau melihat wajahku kau akan melihat wajah Seo Yoon-jae.”
“Jika aku ingin membantumu, aku harus bertahan meski sulit. Seperti orang dewasa.”
Kyung-joon mengangguk dan berterima kasih. Sebagai gantinya ia menjanjikan satu hal.
“Agar Gil Teacher tidak kesulitan, aku tidak akan bersikap baik padamu.”
“Apa?” tanya Da-ran bingung.
“Aku akan berbuat semaunya agar kau tidak jatuh cinta lagi padanya (Yoon-jae). Jika aku merasa matamu kembali mengeluarkan tanda hati, aku akan bertindak. Aku akan seperti anjing.”
“Seperti anjing?”
“Sedikitnya inilah yang bisa kulakukan untukmu. Pertama, bersihkan semua ini (rumah) dan buka semua penutup furniture. Sekarang semua barang ini bukan lagi sampah dan akan digunakan.”
Da-ran masih berusaha mencerna perkataan Kyung-joon. Agak lemot rupanya. Ia bertanya apakah ia harus melakukannya sendirian. Kyung-joon berkata jika ia terus bersikap ramah pada Da-ran dan membantunya, perasaan Da-ran akan goyah. Jadi Da-ran harus membereskan rumah sendirian agar tidak kembali jatuh hati pada ‘Yoon-jae’.
Ia berterima kasih pada Da-ran tapi ia lalu meralat seharusnya ia tidak berterima kasih. Ternyata bersikap buruk itu tidak mudah, ia akan belajar menjadi orang bersikap buruk. Pfft…
Da-ran dengan polosnya tersenyum lalu membereskan rumah sendirian. Kyung-joon tersenyum-senyum melihat Da-ran dari kamarnya. Ia berkata ia akan membuat Da-ran mengeluarkan air mata darah karena terjebak bersama seorang anak kecil, dan akan membuat Da-ran membenci Yoon-jae.
Seakan merasa firasat buruk, Da-ran menoleh. Kyung-joon buru-buru memburamkan jendela kamarnya.
Paman dan Bibi Kyung-joon berbicara dengan Se-young. Mereka bertanya apakah mungkin Yoon-jae yang menolong Kyung-joon dalam kecelakaan itu. Bibi berkata ia tidak akan memberikan imbalan jika memang Yoon-jae yang menolong Kyung-joon. Mereka kan sama-sama korban.
“Dia tidak mengharapkan sesuatu dari kami, kan?” tanyanya. Bibi bertanya pada Paman apakah mungkin itu sebabnya ‘Yoon-jae’ menyebut-nyebut soal warisan. Karena Yoon-jae menginginkan warisan Kyung-joon? Paman menolak pemikiran itu, untuk apa seorang dokter menginginkan warisan. Ia berpikir mungkin saja ‘Yoon-jae’ begitu memperhatikan Kyung-joon karena ia telah menyelamatkannya. Se-young menyaksikan perdebatan mereka dengan rasa ingin tahu.
Paman dan Bibi terus memikirkan siapa ‘Yoon-jae’ sebenarnya. Bibi berpikir Yoon-jae bukanlah keluarga dari pihak ayah Kyung-joon, mungkin saja ia dari bank hingga tahu informasi warisan Kyung-joon. Jelas-jelas dokter kok dari bank?
Paman juga memikirkan bagaimana ‘Yoon-jae’ bisa tahu mengenai warisan ibu Kyung-joon. Bahkan passwordnya. Bibi berpikir ‘Yoon-jae’ mencancam Kyung-joon untuk memberitahu passwordnya.
“Kalau tidak bagaimana ia bisa tahu? Ia kan bukan Kyung-joon,” ujar Bibi.
“Kudengar Dokter Seo Yoon-jae telah kembali. Aku sebaiknya menemuinya atau menghindarinya? Atau mungkin sebaiknya aku berpura-pura menemuinya tapi menghindarinya..,” Paman berceloteh. Hahaha otak paman kacau nih, sama seperti otak para penonton yang kacau gara-gara drama ini :p
Keesokan harinya Kyung-joon dikejutkan dengan kedatangan Ma-ri yang mengumumkan kalau mulai hari ini ia pindah ke rumah Kyung-joon. Sebenarnya ia ingin tinggal di lantai 1 bersama Kyung-joon tapi ia memutuskan tinggal di lantai atas.
Kyung-joon mendorong Ma-ri dengan jarinya. Ia tahu Ma-ri akan seperti ini tapi ia melarangnya. Tidak boleh.
Ma-ri berkata ia juga tidak bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sekarang. Ma-ri menyuruh Kyung-joon menutupi wajah ‘Yoon-jae’ dengan kipas bergambar Kyung-joon.
“Jika kau membaca dongeng, saat seorang pangeran berubah menjadi kodok atau monster, mereka akan kembali ke asal jika menyukai seorang gadis. Walau kau sekarang berubah menjadi pria dewasa, kau akan kembali,” kata Ma-ri.
Kyung-joon berkata Ma-ri boleh berpikir sesuka hatinya asal berhenti menempel padanya. Kyung-joon menurunkan kipas yang menutupi wajahnya.
Ma-ri mendekat dan mencium bibir Kyung-joon. Kyung-joon tampak sedikit terkejut tapi tidak terpengaruh.
“Kupikir jika mereka kiss, mereka akan kembali ke bentuk semula. Kurasa ini tidak seperti dalam dongeng,” ujar Ma-ri kecewa, bertanya-tanya mengapa Kyung-joon tidak kembali (bukannya harus wanita yang dicintai ya baru berubah ke asal?). Wah wah wah, kalau Ma-ri tahu Kyung-joon sudah mencium Da-ran, bisa meledak dia^^
“Jang Ma-ri, dengar baik-baik. Kau mungkin mengira telah mencium wajah ini,” Kyung-joon memasang kipasnya.
“Tapi di mata orang lain, kau mencium wajah ini,” Kyung-joon menurunkan kipasnya dan menunjuk dirinya sendiri, wajah Yoon-jae.
Kyung-joon selalu merasa berat jika Ma-ri menempelnya, tapi Ma-ri tidak boleh menempel pada ‘Yoon-jae’. Karena ‘Yoon-jae’ milik Da-ran. Kyung-joon memberitahu Ma-ri kalau Da-ran memutuskan untuk melindunginya, jadi Ma-ri tidak boleh bersikap seperti tadi lagi.
“Jika kau melakukannya, aku tidak akan menjawab teleponmu,” ancam Kyung-joon sambil memalingkan wajahnya dengan serius.
“Kyung-joon-ah…” rayu Ma-ri. Melihat rayuannya tak mempan, Ma-ri menyerah. Tapi ia menegaskan kalau ‘Kyung-joon’ adalah miliknya. Kyung-joon menghela nafas dan menyuruh Ma-ri pergi.
Ma-ri berkata ada satu hal yang ia ingin tanyakan pada Kyung-joon.
“Kau bilang kau menyukai Ibu Gil Da-ran, itu bohong kan?”
“Itu bukan kebohongan.”
“Apa?!”
“Aku ditolak saat kubilang aku pikir aku menyukainya.”
“Kau yakin? Kau yakin kau di-to-lak?” tanya Ma-ri senang. Kyung-joon membenarkan, ia memberitahu kalau Da-ran menganggap pernyataan cintanya sebagai hal terlucu yang ia dengar.
“Syukurlah. Ia membantumu dan menolakmu. Kurasa Ibu Guru orang yang hebat!” Ma-ri tersenyum. Membuat Kyung-joon kembali teringat dengan penolakan yang menyakitkan itu. Ia buru-buru mendorong Ma-ri pergi.
Pada saat sarapan, orangtua Da-ran memberitahu Da-ran kalau mereka bersenang-senang dengan Guru Na semalam. Mereka bertanya semalam Da-ran pergi ke mana. Da-ran berkata ia ada perlu. Choong-sik melirik kakaknya, karena ia tahu kakaknya menyembunyikan yang sebenarnya.
“Ayah, anggap saja menantu Seo (Seo suh-bang) kembali, apa yang akan Ayah lakukan?” tanya Choong-sik.
Da-ran tersedak dan menyikut adiknya.
“Apa itu Seo suh-bang? Apa itu nama tempat karaoke baru (bang=kamar, noraebang-tempat karaoke, jjjimjalbang=tempat pemandian dn sauna umum)?” tanya Ayah Da-ran tajam.
“Aku juga tidak tahu. Da-ran, jika kau berkata ada bang seperti itu dan pergi ke sana. Aku akan pergi ke sana dengan alat pel dan membersihkannya, mengerti?” ujar ibu Da-ran dengan nada keibuan, namun penuh ancaman. Da-ran menelan sarapannya dengan susah payah.
Di sekolah, Guru Na berterima kasih pada Ae-kyung karena telah menolongnya meninggalkan kesan yang baik pada orang tua Da-ran. Langkah selanjutnya adalah melakukan lemparan pertama, yaitu menyatakan cinta pada Da-ran. Ae-kyung bertanya bisakah Guru Na melakukannya, menatap mata Da-ran saja tak berani. Guru Na mengangguk yakin.
Ia menunjukkan tekadnya dengan melempar bola secepat peluru. Love….love….love… Ae-kyung memandang Guru Na dengan kagum. Guru Na meminta Ae-kyung menjadi wasit dan membiarkan bola yang ia lempar, tepat mengenai hati Da-ran. Hmmmm…tampaknya bolanya udah nyasar duluan tepat ke hati Ae-kyung ^_^
“Tolong katakan dengan keras: Strike!! (mengenai sasaran)”
“Strike?”
“Strike!!” Guru Na mengacungkan tangannya.
“Strike!” Ae-kyung mengikuti.
“Ball!!” timpal Wakepsek yang lagi-lagi melihat keduanya. Ia berdecak kesal.
Da-ran dan Kyung-joon menemui ibu Yoon-jae. Da-ran nampak sangat gugup dan tak henti-hentinya minum. Kyung-joon berkata bukankah Da-ran sudah beberapa kali bertemu dengan Ibu Yoon-jae, mengapa masih gugup?
“Hari ini berbeda, aku harus bilang kalau aku memulai hubungan kembali dengan Yoon-jae-sshi,” kata Da-ran.
“Mari kita hadapi bersama. Jika kita ingin menyelesaikan masalah ini, kita harus menghindari kekhawatiran ibu Seo Yoon-jae yang berlebihan,” Kyung-joon menenangkan.
Ia lalu menuangkan air hangat untuk menenangkan Da-ran. Da-ran jadi teringat pertemuan pertamanya dengan ibu Yoon-jae. Tempatnya sama di restoran ini. Waktu itu Da-ran lebih gugup daripada sekarang.
Kilas balik: Da-ran dan Yoon-jae berbicara dengan ibu Yoon-jae. Ibu Yoon-jae berkata ia akan tetap di Amerika, jadi Da-ran dan Yoon-jae yang merencanakan pernikahan di Korea. Saat itu Da-ran sangat gugup hingga terus menerus menggerakkan tangannya di pinggir bangku. Yoon-jae melihatnya dan diam-diam menggenggam tangan Da-ran. Tangan Yoon-jae terasa hangat hingga Da-ran tak gugup lagi.
Mendengar itu, Kyung-joon menyingkirkan semua gelas dari hadapan Da-ran. Jika air hangat bisa menenangkan, sebaiknya Da-ran minum air dingin saja. Ia mengingatkan kalau ia sudah berjanji tidak akan membuat Da-ran goyah lagi. Ini disebut tata krama anjing.
Ia juga melihat Da-ran berpakaian khusus untuk bertemu dengan ibu Yoon-jae. Ia bertanya apakah Da-ran masih ingin menjadi menantu ibu Yoon-jae.
“Bukan begitu, hanya saja sebelumnya aku bersikap sedikit bodoh. Sekarang aku tidak ingin seperti itu lagi, jadi simpan saja tata krama anjing-mu. Jika ia mengatakan sesuatu yang tidak ingin kaudengar, kau harus mendengarkan dengan sopan sampai akhir. “
Kyung-joon hanya ingin Da-ran tidak kelihatan gugup, karena ia tidak akan menggenggam tangan Da-ran seperti Yoon-jae.
Ibu Yoon-jae tiba di restoran. Woohoo…ketiganya janjian dresscode putih??
Kyung-joon berkata Da-ran telah memutuskan untuk bersamanya, jadi ibu Yoon-jae tak perlu khawatir lagi. Ibu Yoon-jae menatap Da-ran dan bertanya bukankah sebelumnya Da-ran berkata akan mengakhiri semuanya? Da-ran tak bisa menjawab.
“Aku yang menahannya dan meyakinkannya untuk terus berada di sisiku. Dia orang yang kuperlukan, jadi tolong jangan membuatnya pergi,” ujar Kyung-joon.
Da-ran menatap ibu Yoon-jae dengan tak enak hati. Ibu Yoon-jae memejamkan matanya, mencoba menahan kekesalannya. Pelayan mengantar makanan ke meja mereka. Ibu Yoon-jae berkata makanan itu makanan yang pernah mereka pesan sebelumnya. Steak setengah matang yang masih berlumuran darah.
Kyung-joon serta merta memalingkan wajahnya. Dengan sopan ia berkata bukankah ia sudah berkali-kali mengatakan kalau ia tidak bisa makan daging merah. Tapi Ibu Yoon-jae terus memaksanya.
“Kau dulu suka memakannya. Kau harus kembali seperti dulu walau kau harus memaksakan diri,” kata ibu Yoon-jae.
“Sekarang aku tidak bisa, dan aku tidak bisa dipaksa memakannya,” kata Kyung-joon. Ia melepas serbetnya dan siap pergi, tapi Da-ran menahannya dan menggeleng.
Ibu Yoon-jae berkata karena ‘Yoon-jae’ kembali berhubungan dengan Da-ran (kembali menjalin hubungan seperti dulu), itu artinya ‘Yoon-jae’ harus bisa kembali menyukai apa yang dulu ia sukai (termasuk daging merah).
Da-ran tak begitu mendengarkan perkataan mereka. Ia melihat reaksi Kyung-joon yang tak nyaman dengan keberadaan daging itu di meja. Apalagi pelayan terus memotong-motong daging itu sehingga darahnya terlihat.
Kyung-joon membenarkan kalau ia tinggal di sisi wanita yang ia cintai. Ibu Yoon-jae berkata yang ia maksudkan bukan Da-ran, tapi dirinya. Ibu Yoon-jae yang akan tinggal bersama Kyung-joon. Da-ran melihat pelayan siap menyajikan daging itu ke piring Kyung-joon.
“Sudah cukup!” serunya. Ia bangkit berdiri dan menutup makanan itu.
Kyung-joon tersenyum, tahu Da-ran melakukan hal itu untuk dirinya. Ia mempergunakan interupsi Da-ran dengan berkata kalau Da-ran tidak ingin Ibu Yoon-jae datang ke rumah mereka. Hehe…tata krama anjing lagi??
Ibu Yoon-jae marah karena menganggap Da-ran tak sopan. Da-ran berusaha menjelaskan kalau Kyung-joon tidak menyukainya (maksudnya sih daging merah, tapi ibu Yoon-jae pikir Da-ran tidak menyukai kehadirannya).
“Bukannya aku tidak sopan…hanya saja….aku…” Da-ran bingung bagaimana menjelaskannya.
“Aku yang menyuruhnya,” ujar Kyung-joon,” Jika Ibu mengatakan sesuatu yang tidak ia sukai, tidak perlu bersikap dan langsung pergi. Aku minta maaf karena kami tidak sopan dan tidak ikut makan. Kami pergi sekarang.”
“Duduk di sana! Kau tidak pernah seperti ini sebelumnya,” kata ibu Yoon-jae kesal dan khawatir.
Da-ran memegang tangan Kyung-joon untuk menenangkannya tapi Kyung-joon mengangkat tangan mereka yang terjalin dan menunjukkannya pada Ibu Yoon-jae.
“Dulu, aku memegang tangannya seperti ini dan menjalaninya sampai akhir (menghadapi ibu Yoon-jae yang jelas tidak suka pada Da-ran). Tapi sekarang aku akan memegangnya erat dan bangkit berdiri,” Kyung-joon bangkit berdiri menarik Da-ran dan berjalan pergi.
Da-ran terus meminta maaf pada ibu Yoon-jae. Kyung-joon malah merangkul pundak Da-ran dan membawanya pergi. Ibu Yoon-jae shock dengan apa yang baru dilakukan puteranya.
Di dekat pintu keluar, Da-ran melepaskan diri dari Kyung-joon. Ia kesal karena Kyung-joon merusak image-nya. Ia akan menunjukkan tata krama anjing yang sesungguhnya. Da-ran hendak memukul Kyung-joon dengan tas tapi Kyung-joon dengan cepat menangkap tangannya.
Lalu ia menarik Da-ran dan mendesaknya ke dinding. Ibu Yoon-jae melihat semuanya. Kyung-joon sadar itu dan menunduk seakan hendak mencium Da-ran. Da-ran terpaku.
Ibu Yoon-jae pergi dengan marah. Kyung-joon tersenyum nakal, setelah melihat “kedekatan” Da-ran dan ‘Yoon-jae’, ibu Yoon-jae tidak akan sembarangan pergi ke rumah mereka. Kyung-joon melepaskan Da-ran dan pergi. Da-ran masih terpengaruh dengan “kedekatan” mereka tadi.
Ma-ri dan Choong-sik menemui seorang shaman (musik latar The Moon that Embraces The Sun^^, baju shamannya juga sama dengan shaman Jang). Shaman itu menyuruh Ma-ri menulis kedua nama orang yang akan ditukar kembali.
Ma-ri menulis nama Kyung-joon dan Yoon-jae (eh Choong-sik kan belum tau ya, kok dia ngga nanya??). Shaman itu berkata ia membutuhkan seorang perjaka tingting untuk menerima energi buruk.
“Gunakan dia,” ujar Ma-ri menoleh pada Choong-sik. Hehe…Choong-sik ini jadi Min-hwa atau jadi Wol sih?
Choong-sik khawatir akan terjadi ssesuatu yang buruk padanya. Ma-ri berkata ia akan mengurangi semua sisa pizza hutang Choong-sik. Dengan wajah memelas Ma-ri meminta Choong-sik melakukannya, agar ia dan Kyung-joon bisa kembali ke Amerika. Choong-sik nyerah deh sama wajah memelas Ma-ri.
Shaman itu menyerahkan semangkuk kacang dan menyuruh Choong-sik menunggu di ruangan lain untuk menyerap energi jahat.
Lalau shaman itu bertanya apa hubungan antara Kyung-joon dengan Yoon-jae.
“Kekasih? Teman? Kakak beradik?” Haha…ini sih nebak namanya, shamannya kurang ahli ;p
Ma-ri menggeleng, semuanya bukan. “Ah, keduanya menyukai gadis yang sama.”
“AH… saingan,” Shaman itu menyimpulkan.
Kyung-joon dan Da-ran pulang ke rumah Kyung-joon. Kyung-joon meneruskan tata krama anjingnya dengan tidak mengambilkan minum untuk Da-ran. Da-ran membuka kulkas dan terkejut melihat berkaleng-kaleng bir di dalamnya.
Tapi unik juga ya, biasanya Kyung-joon kan minum coke. Sekarang kulkasnya penuh dengan minuman buah. Ia menjelaskan kalau ibu Yoon-jae yang mengisi kulkasnya dengan bir. Itu karena ‘Yoon-jae’ dulu menyukai bir, jadi ia harus minum.
Da-ran bertanya apakah Kyung-joon benar-benar minum bir itu, karena ada beberapa kaleng yang hilang. Kyung-joon tidak meminumnya. Ia hanya membuang satu kaleng tiap hari agar ibu Yoon-jae tidak curiga dan mengira ‘Yoon-jae’ telah meminumnya.
“Sayang sekali,” ujar Da-ran.
Kyung-joon menyerahkan satu pak bir pada Da-ran. “Kau saja yang minum. Bibirmu sampai berliur.”
Da-ran tersenyum senang.
Mereka minum di taman. Da-ran minum bir dan makan cumi kering, Kyung-joon minum jus. Da-ran bertanya mengapa Kyung-joon tidak bisa melihat darah, apakah Kyung-joon takut melihat warna merah.
Jika takut pada darah, mengapa belajar kedokteran? Kyung-joon berkata ia mempelajari itu semua bukan untuk menjadi dokter. Ia hanya ingin tahu keadaan tubuhnya. Mungkin saja ia harus mengurus tubuhnya seumur hidup. Dan lagi menjadi dokter tidaklah buruk, penghasilan mereka besar.
Da-ran bertanya apakah Kyung-joon pernah terluka parah hingga trauma melihat darah.
“Seseorang mati, dengan darahnya terciprat. Ibuku.”
Da-ran tertunduk, tak menyangka ceritanya akan begitu menyedihkan. Kyung-joon bercerita ia dan ibunya sedang keluar dari restoran ibunya ketika mereka bertemu perampok. Ibunya tertembak, tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Sejak itu ia tidak bisa melihat darah.
Da-ran tidak tahu bagaimana cara menghibur Kyung-joon. Ia menawari cumi kering pada Kyung-joon (yang telah bertabur bubuk cabe).
“Sudahlah, dari tadi kau makan sendirian mengapa mendadak menawariku makan?”
“Ini…. sisa satu,” Da-ran menyodorkan cumi itu.
“Aku tidak suka makanan pedas.”
Da-ran mengisap bumbu pedas di ujung cumi itu dan dengan polos memberikannya pada Kyung-joon.
“Kotor,” ujar Kyung-joon.
Da-ran menggigit ujung cumi yang telah ia jilat tadi dan kembali mengulurkannya. Hehehe…
Kyung-joon bertanya darimana Da-ran mendapatkan makanan itu. Da-ran menemukannya di dasar lemari.
“Lemari? Itu tertinggal sejak setahun yang lalu,” ujar Kyung-joon.
Da-ran terkejut dan meludahkan cumi yang di mulutnya….terlambat say, udah habis sebungkus :D
“Apa yang harus kulakukan?” tanyanya panik.
Kyung-joon berkata tentu saja Da-ran harus memuntahkan semua cumi yang tadi telah dimakannya. Da-ran bingung bagaimana caranya.
“Katakan ‘eeeh” sambil menjulurkan lidahmu.”
“Eeehh…”Da-ran mengikuti petunjuk dokter Seo gadungan.
“Julurkan hingga semua lidahmu keluar. Julurkan sepanjang-panjangnya,” kata Kyung-joon serius.
Da-ran berusaha menjulurkan lidahnya sepanjang-panjangnya.
“Setelah kulihat-lihat, apakah Gil Teacher dinamai Gil Da-ran, karena lidahnya panjang (gildaran)? Sekarang gulung lidahmu ke atas hingga menyentuh hidung.”
Da-ran mencobanya tapi tak sampai. Hihi…ini yang anak kecil Kyung-joon atau Da-ran sih??
“Tidak bisa?? Ternyata kau jal(pendek) Da-ran,” kata Kyung-joon sambil berjalan pergi. Da-ran baru menyadari kalau ia ditipu hehehe…memang agak lemot sepertinya >,<
‘Dokter Seo’ kembali bertugas di rumah sakit. Ia memutuskan lama-lama ia akan terbiasa juga melihat darah jika melihat banyak orang yang terluka. Baru saja berkata seperti itu, ia sudah lari menghindar saat melihat orang terluka didorong perawat ke arahnya.
Rekan Yoon-jae berkata ada yang ingin menemui ‘Yoon-jae’. Merasa diselamatkan, Kyung-joon mengikuti teman Yoon-jae ke….
Tempat perawatan anak-anak. Anak-anak itu mengelilingi ‘Yoon-jae’. Teman Yoon-jae berkata ada pasien ‘Yoon-jae’ yang kembali dirawat di rumah sakit dan ibunya ingin berbicara dengan ‘Yoon-jae’. Ia menyuruh Kyung-joon menunggu ibu anak itu lalu pergi ke luar.
Kyung-joon melihat anak perempuan yang menarik-narik kakinya. Anak itu melihat kaus kaki Yoon-jae yang bergambar kelinci.
“Lihat itu kelinci!” kata anak itu sambil menaruk kakinya di sebelah kaki Kyung-joon. Keduanya bergambar kelinci, satu kelinci Playboy, satu kelinci cute^^
Kyung-joon menggeser kakinya untuk menjauhkan anak itu.
“Aku sekor beruang,” kaya seorang anak laki-laki imut menunjuk gambar beruang di kausnya.
“Itu Teddy Bear,” Kyung-joon membetulkan. Anak itu menujukkan perban di tangannya yang terlepas.
Kyung-joon serta merta memalingkan wajahnya. Tapi ia mengintip sekilas dan melihat luka anak itu hampir sembuh, tinggal goresan berwarna merah. Kyung-joon tak merasa takut. Ia berjongkok memperhatikan luka anak itu.
“Karena anak-anak berubuh kecil, luka mereka juga kecil. Aku tak apa-apa melihatnya. Aku akan memperbaikinya untukmu,” kata Kyung-joon pada anak itu. (Lucu liat Gong Yoo dirubungi anak-anak^^)
“Yoon-jae!” panggil Se-young yang kebetulan lewat.
Mereka berbicara di luar rumah sakit. Se-young bertanya mengapa ‘Yoon-jae’ tak menghubunginya jika sudah kembali ke rumah sakit. Apa ‘Yoon-jae’ akan pergi begitu saja tanpa menemuinya?
“Apa kau belum dengar? Aku dan Gil Da-ran kembali bersama. Kali ini aku tidak akan menerima dan mengembalikan kuncimu,” kata Kyung-joon, lalu berjalan pergi.
“Kau benar-benar tak ingat apapun tentang aku?” tanya Se-young. “Setelah kecelakaan itu kau berubah menjadi pribadi yang benar-benar berbeda.”
“Karena kupikir aku hampir mati, aku ingin menjadi orang yang berbeda.”
Kyung-joon kembali beranjak pergi, namun ia terdiam ketika Se-young berkata, “Kang Kyung-joon…”
Kyung-joon berbalik menatap Se-young.
se-young!!!! kau benar2 wanita jal*ng!!!!! g tau malu bgt udh d tolak berkali2!!!
BalasHapusbtw, suzy.. kau lbh cntik pke poni looo.. sumpah!!!
-bebby-
eonnie, daebak buat recaps big nya!
BalasHapusaq sukaa :)
detail bget bahkan ampe 2 part buat tiap episodenya..
keep fighting eonnie!!
smangat..smangat..
BalasHapusbtw kpan sii kyung-joon sdar dri koma ?
gomawo^^ iya aku buat mendetil karena ceritanya agak ruwet, jadi aku menganggap hampir semua percakapan adalah kemungkinan sebuah petunjuk haha XD *berasa jadi detektif*
BalasHapushaha, iya iya mbak :)
Hapuswe like it...
msih lom ngerti tntang tata krma anjing..
BalasHapushmmmm
ooohh tidak,, Se Young tau???
tata krama anjing itu maksudnya bertindak sesuka hati^^ Kyung-joon akan berbuat semaunya agar Da-ran tidak jatuh cinta lagi pada 'Yoon-jae'
Hapusmana lanjutannya ??? gak sabar ni nunggunya,, cepetan yaw,,,
BalasHapuslanjut mbak fanny ^_^
BalasHapusyes, poor chong sik, aih t.t
BalasHapuskayaknya kyung joon harus nyari strategi lain deh, bertindak seperti anjing itu gak ngaruh hahaha :D
eh, mungkin aja dokter yang kerja sambilan di bank mbak? *guling2
tapi meski kemaren udah kiss ma da ran belum juga nimbulin efek ckckck, apa cerita ini bakal berakhir seperti dongeng juga? tapi dongeng apa? sleeping handsome? ^^
like, like, like the STRIKE!!!
kalo da yang pake merah=memanas, putih juga biar adem mbak hehe
apakah hong sister penggemarnya moonsun juga? :P
wkwkwkwk bisa aja nih mbak fanny,tapi shamannya cantik ya(saya selalu liat shaman aka dukun dengna penampilan yang lebih gak anggun dari itu -.-)
kasian eonni,salah peran :(
WOW! *parkha effect
mbak fanny motongnya tepat bener >_< GREAT!
MAKASIH MBAK! xD
tambahan:i like the first piku...