Da-ran menyusuri sebuah lorong. Ia melihat sosok”Yoon-jae” berdiri membelakanginya.
“Kyung-joon?” panggil Da-ran.
Kyung-joon menoleh.
“Yoon-jae-sshi?” tanya Da-ran, “Kau Kyung-joon atau Yoon-jae-sshi?”
“Orang yang Gil Da-ran inginkan,” jawab “Yoon-jae” sambil tersenyum.
Mereka bergandengan tangan memasuki kamar Kyung-joon. Di atas tempat tidur berbaring seseorang ditutupi kain putih. Da-ran terkejut. Ia bertanya siapa yang terbaring di sana?
“Orang yang Gil Da-ran lepaskan.”
Kain itu terbuka. Tubuh Kyung-joon terbaring di sana. Da-ran menoleh. Kyung-joon berdiri di sebelahnya dengan wajah sedih. Da-ran kembali menoleh ke tempat tidur. Kali ini Yoon-jae yang terbaring di sana.
Da-ran menoleh, Kyung-joon dalam tubuh Yoon-jae berdiri di sebelahnya dan berkata, “Orang yang kaulepaskan akan pergi selamanya.”
Da-ran melihat lagi ke tempat tidur. Tempat tidur itu kosong. Kamar itu kosong, tidak ada siapapun yang berdiri di sebelahnya.
Tentu saja itu hanya mimpi. Da-ran benar-benar bermimpi buruk.
Da-ran pergi ke dapur. Kyung-joon ada di sana. Da-ran menanyakan keadaan Kyung-joon. Ia ingin Kyung-joon minum obat dan pergi ke rumah sakit. Tapi Kyung-joon dengan sinis menepis tangan Da-ran. Jika Da-ran terus memaksanya hanya karena khawatir pada tubuh Yoon-jae, ia akan melarikan diri.
“Aah, kau telah menangkapku hingga aku tak bisa melarikan diri,” kata Kyung-joon sambil melihat jam pemberian Da-ran. Dengan sinis ia berkata sebelumnya ia tidak sadar ada arti lain yang mendalam dibalik pemberian itu. Secara tersirat ia menuduh Da-ran menyogoknya dengan jam itu agar ia mau membantu Yoon-jae.
Da-ran malah membenarkan tuduhan Kyung-joon. Kyung-joon sudah berjanji untuk melakukan apapun yang inginkan, jadi Kyung-joon tidak boleh melarikan diri.
“Apapun yang Gil Da-ran inginkan,” sindir Kyung-joon.
Da-ran menyiapkan makanan untuk Kyung-joon sebelum ia pergi dan menaruh catatan di atasnya yang isinya menyuruh Kyung-joon pergi ke rumah sakit. Kyung-joon meremas catatan itu dan membuangnya ke lantai.
Ma-ri datang menemui Kyung-joon. Ia ingin membuktikan seluruh perkataannya benar. Da-ran sudah mengetahui semuanya, bukan? Kyung-joon berkata Da-ran memang berkata seperti itu, bahwa ia sudah tahu dan menahan Kyung-joon di sana untuk menyelamatkan Yoon-jae.
Ma-ri senang. Tapi Kyung-joon bukan orang bodoh. Ia bertanya apakah Ma-ri telah menyuruh Da-ran berbohong untuk melepaskan Kyung-joon. Ma-ri cepat-cepat membantah. Tapi aku yakin Kyung-joon tahu kalau Ma-ri telah berbohong. Walau begitu baginya tidaklah penting Da-ran berbohong atau tidak.
Ia tidak akan lagi bergantung pada Da-ran maupun orangtua kandungnya. Ia akan melakukan permintaan mereka dan pergi dari sana.
“Kalau begitu kau benar-benar akan berhenti mengejar Ibu Guru Gil Da-ran?” tanya Ma-ri penuh harap.
“Aku mengerti Seo Yoon-jae harus diutamakan. Dan aku tahu segalanya telah menjadi rumit. Tapi aku tidak bisa memaafkannya karena telah melepaskan aku lebih dulu. Ketika ia tahu Seo Yoon-jae sakit dan menemukan orangtua kandungku, ia mungkin sengaja membuatku berpikir bahwa melepaskanku adalah hal yang harus ia lakukan. Sama seperti yang telah dilakukan orangtua kandungku.”
See???? Tanpa kebodohan Da-ran sebenarnya semuanya akan baik-baik saja. Kyung-joon menyadari kalau situasi Yoon-jae memang darurat. Jika Da-ran mengatakan yang sebenarnya, ia bisa membujuk Kyung-joon untuk menyelamatkan Yoon-jae tanpa perlu menyakiti hati Kyung-joon.
Da-ran menemui ibu Yoon-jae (aku masih tidak mau menyebutnya ibu Kyung-joon karena kurasa ia tidak berhak). Ibu Yoon-jae meminta Da-ran membujuk “Yoon-jae” lebih keras lagi karena operasi harus segera dilakukan. Da-ran malah bertanya apa yang akan terjadi pada Kyung-joon setelah operasi itu. Ibu Yoon-jae berkata Kyung-joon akan diurus oleh ayahnya.
Da-ran berkata Kyung-joon akan sadar setelah operasi itu dilakukan. Ibu Yoon-jae berkata itu bukan hal yang pasti terjadi. Mungkin saja Kyung-joon tetap koma. Tapi Da-ran yakin Kyung-joon akan sadar.
Ibu Yoon-jae membela diri dengan mengatakan kalau ia pun ingin Kyung-joon sadar walau tidak mudah untuk menemuinya. Da-ran berkata Kyung-joon lah yang akan menderita. Ia meminta ibu Yoon-jae meminta maaf pada Kyung-joon.
“Meski ia bilang tidak apa-apa, tetaplah berada di sisinya dan rawat dia. Itulah harga yang harus Ibu bayar. Jangan pernah meninggalkannya sendirian.”
“Kau tidak perlu mengkhawatirkan anak itu. Yoon-jae yang terutama.”
“Tidak, Kyung-joon yang terutama. Berjanjilah Ibu akan mengutamakan Kyung-joon, maka aku akan membujuk Yoon-jae dan Ibu bisa menyelamatkannya. Di masa yang akan datang ibu harus bersyukur dengan keberadaannya.”
Ibu Yoon-jae berjanji, ia tidak bisa lagi mengabaikan Kyung-joon. Asalkan Da-ran membujuk Yoon-jae untuk mau dioperasi.
Da-ran mengajak Kyung-joon pergi menemui ayah dan ibu Yoon-jae untuk membicarakan operasi. Kyung-joon menyindir Da-ran sekarang bersikap menjadi istri Yoon-jae. Ia tidak mau pergi, ia tidak mau berpura-pura menjadi anak dan suami.
Da-ran menyebut Kyung-joon anak kecil. Bukankah anak kecil harus menurut pada orang dewasa? Dengan dingin Kyung-joon berkata ia akan pergi jika Da-ran memaksa, tapi karena Da-ran memperlakukannya sebagai anak kecil maka ia juga akan bersikap sebagai anak kecil.
Mereka pergi menemui ibu dan ayah Yoon-jae di restoran. Tapi Kyung-joon malah masuk ke restoran sebelah. Jika ayah dan ibunya mau menemuinya maka sebaiknya mereka menurut padanya. Da-ran menelepon mereka. Ayah dan ibu Yoon-jae tidak punya pilihan selain mengikuti keinginan putera mereka walau mereka telah memesan makanan di restoran yang telah disepakati.
Sambil menunggu kedatangan orangtua Yoon-jae, Kyung-joon melihat-lihat menu makanan. Ia bertanya apa yang akan Yoon-jae makan di restoran ini, karena ia datang sebagai Seo Yoon-jae. Da-ran berkata Kyung-joon bisa makan apa saja yang Kyung-joon mau. Kyung-joon dengan sinis berkata ia harus mencocokkan diri dengan selera Yoon-jae.
Ia terus menyindir orangtua kandungnya yang telah membuatnya hanya untuk Yoon-jae, jadi ia harus memakan makanan yang dimakan Yoon-jae, bukan? Da-ran tak tahan lagi. Ia berkata bagaimanapun juga mereka orangtua Kyung-joon. Kyung-joon harus belajar menerima mereka walau sulit.
“Berusaha menerima mereka? Kalau begitu perlukah aku memberitahu mereka bahwa orang yang duduk di sini adalah Kang Kyung-joon? Apa kau pikir mereka bisa menerima hanya karena mereka orangtuaku?”
Ia mengeluarkan gambar malaikat dari dalam dompetnya. Itu adalah bukti kalau ia Kyung-joon. Apakah Da-ran mau menjadi saksinya?
Da-ran berkata sebentar lagi Kyung-joon akan kembali ke tubuhnya sendiri, jadi untuk apa mengejutkan kedua orangtuanya. Kyung-joon berkata ia memang ingin mereka shock. Pasti mereka shock saat tahu putera mereka yang dibuang ternyata berada di dalam tubuh putera mereka yang hebat.
Da-ran berkata bagaimanapun juga mereka adalah keluarga Kyung-joon. Jika Kyung-joon mempersulit mereka maka Kyung-joon akan sulit menyesuaikan diri nantinya.
“Siapa bilang mereka akan jadi keluargaku?” sahut Kyung-jon ketus. Ia tidak memiliki keinginan untuk bertemu mereka lagi setelah ia kembali ke tubuhnya. Tadinya ia ingin kembali ke tubuhnya diam-diam, tapi ide untuk mengejutkan orangtuanya sepertinya tidak jelek juga. Da-ran tak bisa berkata apa-apa lagi.
Kyung-joon berkata orangtuanya tidak akan memaksanya makan bersama atau membicarakan operasi lagi jika mereka tahu yang sebenarnya. Da-ran menggenggam tangan Kyung-joon dan memintanya tidak bersikap seperti itu.
Kyung-joon melihat cincin di jari Da-ran dengan getir. Ia menyindir apakah Da-ran takut kehilangan Yoon-jae jika ia mengacau. Da-ran membenarkan, jadi sebaiknya Kyung-joon tidak macam-macam. Keduanya bertatapan dengan pandangan terluka.
Orangtua Yoon-jae tiba. Mereka bingung melihat ketegangan di antara Da-ran dan “Yoon-jae”. Diam-diam Kyung-joon membalik gambar malaikat di atas meja dan menutupinya dengan tangannya.
Kyung-joon terus bersikap ketus pada orangtuanya seperti anak kecil yang sedang merajuk. Ibu Yoon-jae bertanya apakah “Yoon-jae” masih merasa bersalah untuk Kyung-joon. Kyung-joon tak menjawab.
“Kami juga merasa sangat bersalah dan berterima kasih pada Kyung-joon. Saat ia sadar, kami akan menunjukkan padanya bagaimana perasaan kami,” kata ibu Yoon-jae.
“Kurasa ia tidak akan menyukainya. Biarkan saja dia sendiri,” ujar Kyung-joon.
Ibu Yoon-jae berkata Da-ran telah menyuruhnya untuk membalas budi Kyung-joon walau Kyung-joon tidak mau menerimanya.
“Oh, Ibu juga tidak suka kacang?” ujar Da-ran cepat.
“Iya, baunya amis,” jawab ibu Yoon-jae.
Da-ran berkata Kyung-joon juga tidak suka kacang. Ibu Yoon-jae menunduk menyadari ada kesamaan antara dirinya dengan Kyung-joon.
“Walau ia berkata ia tidak menyukainya dan tidak mau memakannya, jika kita terus menyuruhnya makan dan memberitahunya makanan itu baik untuknya, ia akan bersikap mengalah dan memakannya. Jika kita memintanya dengan tulus, ia akan melakukan apa yang diinginkan orang lain. Begitulah baiknya dia,” kata Da-ran.
“Ibunya pasti membesarkannya dengan baik,” kata ayah Yoon-jae.
Da-ran berkata Kyung-joon juga sangat cerdas dan belajar dengan baik. Ibu Yoon-jae berkata sifat itu menurun dari ayahnya. Ia terkesan betapa miripnya Kyung-joon dengan mereka walau mereka belum pernah bertemu.
“Jika kalian tidak melahirkannya dan tidak membesarkannya maka kalian bukanlah orang tuanya,” sergah Kyung-joon.
“Sebenarnya mungkin saja aku telah melahirkan dan membesarkan anak itu, dan bukannya Yoon-jae. Tubuhku sangat lemah hingga tidak bisa hamil secara alami. Aku hamil dengan cara IVF. Embrio anak itu tidak ikut dimasukkan ke dalam rahimku. Kami memutuskan untuk menyimpannya,” kata ibu Yoon-jae.
“Kau dan Kyung-joon seharusnya tidak berbeda usia 12 tahun tapi kalian berdua kembar,” kata ayah Yoon-jae.
“Jika urutannya ditukar, bisa saja bukan Yoon-jae yang kubesarkan, tapi Kyung-joon,” sambung ibu Yoon-jae.
Sekilas info: IVF adalah proses pembuahan di luar rahim di mana pertemuan sperma dan sel telur terjadi di dalam tabung atau cawan uji – karena itu sering juga disebut dengan bayi tabung. Pembuahan ini bisa menghasilkan lebih dari satu embrio atau bakal janin. Biasanya dokter memasukkan beberapa embrio sekaligus ke dalam tubuh ibu untuk meningkatkan kemungkinan hamil, karena tidak semua embrio itu bisa berkembang menjadi janin. Jika semua embrio itu berhasil berkembang maka akan menghasilkan kembar, bisa kembar 3 bahkan ada yang sampai kembar 5. D
Dalam kasus ibu Yoon-jae, embrio hasil IVF tidak dimasukkan semuanya ke dalam rahim melainkan ada yang disimpan dengan cara dibekukan. Dan ternyata embrio Kyung-joon yang telah dibekukan. Setelah Yoon-jae diketahui sakit parah dan membutuhkan donor, mereka memutuskan untuk menggunakan embrio yang dibekukan itu. Embrio itu dimasukkan ke dalam rahim ibu Kyung-joon (Kang Hee-soo), yang kemudian melahirkan dan membesarkan Kyung-joon.
“Begitukah caranya urutan Seo Yoon-jae dan Kang Kyung-joon ditentukan? Seo Yoon-jae yang pertama, Kang Kyung-joon harus menunggu hingga saatnya diperlukan. Jadi begitu rupanya,” kata Kyung-joon marah.
Da-ran menggenggam tangan Kyung-joon untuk menenangkannya. Tapi Kyung-joon menepisnya dengan kasar.
“Siapa bilang kau boleh memegang tanganku?!!” bentaknya. Ia bangkit berdiri dan berkata kali ini giliran Seo Yoon-jae untuk menunggu, jadi tunggulah selama mungkin. Ia pergi meninggalkan mereka.
Da-ran menyusulnya.
“Kau bilang tangan Seo Yoon-jae hangat dan tangan Kang Kyung-joon dingin. Kurasa itu sebabnya. Ia menunggu lama dalam keadaan beku hingga tangannya membeku. Gil Da-ran benar-benar tahu urutan yang tepat,” ujar Kyung-joon sinis. Ia berbalik meninggalkan Da-ran.
Aarrgghhh…aku frustasi sama Da-ran. Dia kok ngga ngerti sih kalau Kyung-joon sangat terluka. Bayangkan saja perasaan Kyung-joon setelah mendengar penjelasan orangtuanya. Ia dibekukan selama 12 tahun dan baru dikeluarkan setelah Yoon-jae membutuhkannya. Jika Yoon-jae tidak sakit maka Kyung-joon akan terus membeku atau mungkin diserahkan pada orangtua lain yang tidak bisa hamil atau bahkan akhirnya dibuang. Bagi Kyung-joon tentu saja itu menyakitkan. Seorang anak harusnya lahir dari cinta orangtuanya, namun ia dibuat karena kebutuhan. Dan Da-ran sepertinya tidak mengerti betapa menyakitkannya itu untuk Kyung-joon.
Kyung-joon pergi ke rumah sakit. Ia duduk di sisi tubuhnya, bertanya berapa banyak lagi yang harus ia ketahui padahal ia tidak ingin mengetahuinya.
Da-ran duduk di rumah menanti Kyung-joon. Ia memandangi gambar malaikat di buku Miracle.
“Jika semua ini adalah keajaiban, maka pada akhirnya Kyung-joon harus bahagia,” gumamnya.
Choong-sik memberitahu ibunya kalau Da-ran telah mengenakan cincinnya kembali (tanpa memberitahu kalau itu cincin palsu). Ibu bertanya apakah Choong-sik sudah menemukan siapa KKJ itu.
“Aku sudah mencari di antara nama semua guru dan teman SMA kakak tapi tidak ada yang berinisial KKJ. Mungkinkah itu bukan nama orang tapi hanya panggilan?” Choong-sik berpikir sejenak, “K-K-J…Kiss Kiss Jagi-ah?!!” Pffftt…kecup kecup sayang? (jagi = sayang)
Ibu pikir itu masuk akal. Ia memuji puteranya yang sangat pintar. Choong-sik tersenyum, ia telah belajar keras akhir-akhir ini untuk bisa mengikuti Ma-ri ke Amerika.
Dari elusan kepala berakhir dengan pukulan. Ibu menyuruh Choong-sik berhenti memikirkan Amerika dan teruskan mencari KKJ.
“Tak peduli sekeras apapun aku berusaha, aku tidak bisa menemukannya. Satu-satunya KKJ yang dikenal kakak adalah Kang Kyung-joon!”
Kyung-joon menemui paman dan bibinya di restoran. Ia berkata ia adalah pengurus warisan Kyung-joon yang sah atas permintaan Kyung-joon. Paman dan bibi terkejut, mereka adalah keluarga Kyung-joon sedangkan “Yoon-jae” memiliki hubungan apa dengan Kyung-joon?
“Seo Yoon-jae adalah kakak Kyung-joon. Jika kalian tak percaya, tarik sehelai rambutku (untuk uji DNA).”
Paman dan Bibi terdiam. Kyung-joon berterimakasih pada paman dan bibinya yang selama ini merawatnya. Restoran paman yang dibuat dari warisan ibunya boleh tetap paman kelola. Bukankah keadaan semakin membaik setelah koki Rusia itu bekerja di restoran ini?
“Jadi orang yang mengaku ayah Kyung-joon adalah ayahmu?” tanya Paman,” Dia bilang dia tidak tertarik dengan warisan itu dan hanya akan membawa putera Hee-soo yang dicintainya. Apa itu semua bohong?”
“Orang yang dicintainya?” tanya Kyung-joon, “Tidak mungkin ia berkata seperti itu. Jika ia mencintainya maka ia tidak akan memintanya untuk melahirkan Kyung-joon. Bukankah ia melahirkan Kyung-joon demi uang?”
Paman sangat marah. Adik perempuannya dibesarkan sebagai anak kesayangan dan sekarang dituduh menjadi ibu tunggal hanya demi uang?
“Aku tidak tahu seperti apa ayahmu. Tapi Hee-soo kami pada seusia semuda itu melahirkan bayi itu demi cinta dan pergi ke Amerika seakan-akan ia melarikan diri!! Ia membesarkan bayi itu sendirian. Bekerja keras dan berjuang sekuat tenaga dengan mengkhawatirkan hal yang sebenarnya tak perlu ia khawatirkan. Lalu ia mati dengan menyedihkan seperti itu,” ujar Paman.
Hal ini semakin membuat Kyung-joon marah. Ia pikir ayah Yoon-jae menipu ibunya agar mau melahirkan Kyung-joon dengan mengaku mencintainya. Ayah Yoon-jae telah merusak hidup ibunya.
Ia pergi ke hotel tempat orangtuanya tinggal. Ma-ri mencoba menahannya tapi Kyung-joon tidak menggubrisnya. Kyung-joon menerobos kamar orangtuanya dan langsung melabrak mereka.
“Apa Anda mencintai Kang Hee-soo? Karena Anda mencintainya apakah Anda memintanya untuk melahirkan bayi Anda? Begitukah cara Anda membujuknya untuk melahirkan Kang Kyung-joon?!”
Ayah Yoon-jae membenarkan. Ia tidak berhak mengatakan kalau ia mencintai Hee-soo.
“Bagaimana? Bagaimana bisa kau memintanya melakukan itu?!”
“Aku memohon padanya dengan sangat,” jawab ibu Yoon-jae. “Karena ia orang baik, ia menyetujuinya. Karena anak itu akan menjadi putera dari pria yang ia cintai, ia bersedia melahirkannya.”
Kyung-joon mulai menangis. Ia berkata pada ayahnya, jika ayahnya memang mencintai ibunya (Hee-soo) seharusnya ayahnya menghentikannya. Bagaimana bisa ayahnya meninggalkan ibunya seperti itu? Itu sama saja dengan mempergunakan ibunya.
“Aku yang melakukannya. Tidak ada yang tidak bisa kulakukan untukmu, Yoon-jae,” kata ibu Yoon-jae.
“Aku juga. Mulai sekarang tidak ada yang tidak bisa kulakukan,” ujarnya penuh kemarahan. Lalu ia pergi dan membanting pintu.
Ma-ri masih menunggunya di lobi hotel tapi Kyung-joon tak mempedulikannya sama sekali. Da-ran terus berusaha menghubungi Kyung-joon tapi ponselnya dimatikan.
Kyung-joon pergi ke bar. Hatinya dikuasai kemarahan dan sakit hati atas apa yang terjadi pada dirinya dan ibunya. Ibunya dipergunakan karena ia orang yang baik. Da-ran pun sempat mengatakan ia anak yang baik hingga ia akan melakukan permintaan orang lain jika mereka memintanya dengan tulus. Kyung-joon mengepalkan tangannya.
Ma-ri terus mengikuti Kyung-joon. Ia tidak diijinkan masuk ke bar karena masih di bawah umur. Ma-ri meminta manager bar memperhatikan Kyung-joon sementara ia mencari orang dewasa untuk menemaninya masuk.
Kyung-joon menelepon Da-ran dan memberitahunya kalau ia sedang minum-minum di bar. Ia menantang Da-ran untuk menghentikannya.
“Karena aku anak baik yang akan menuruti kemauanmu jika kau memintanya dengan tulus.” Kyung-joon menutup teleponnya.
Da-ran segera menyusul ke bar. Kyung-joon menuangkan minuman beralkohol ke dalam 5 gelas. Da-ran mengajaknya pulang.
“Jika kau ingin menghentikanku maka mintalah dengan tulus. Jika aku merasakan ketulusanmu, aku akan berhenti,” kata Kyung-joon.
Da-ran duduk di sebelahnya dengan khawatir. Kyung-joon memegang gelas pertama. Ia bertanya apakah Da-ran sungguh-sungguh menganggap orang-orang itu orangtuanya?
“Ya.”
“Orang tua macam apa…” Kyung-joon tersenyum sinis dan menenggak isi gelas pertama sampai habis.
Kyung-joon memgang gelas kedua. Ia bertanya lagi, apakah ia harus mengerti dan menerima orang-orang ini yang tidak bersikap seperti orangtua baginya?
“Ya.”
“Kau pikir aku ini bodoh?” Ia menenggak habis gelas kedua.
“Jangan seperti ini. Berhentilah bersikap seperti anak-anak,” kata Da-ran.
Kyung-joon berkata kata-kata itu tidak mempan (tidak cukup tulus untuk menghentikannya). Gelas ketiga.
Ia memegang gelas keempat dan bertanya apakah ia harus menyerahkan semuanya untuk Seo Yoon-jae.
“Benar, dengan begitu Yoon-jae bisa hidup,” Da-ran berusaha menekan perasaannya. Uuggh…
“Aku hampir mati!” seru Kyung-joon. Ia menenggak gelas keempat.
Da-ran menarik tangan Kyung-joon dan menyuruhnya berhenti minum.
“Kalau begitu katakan yang sebenarnya!! Bahwa dalam situasi kacau ini, aku seharusnya melakukan apa yang kuinginkan. Apapun yang kulakukan, akulah prioritas utama! Karena aku yang terutama kau bisa membuang semuanya! Katakan seperti itu!!” seru Kyung-joon.
“Aku tidak bisa. Kau tahu kau tidak seperti itu. Karena kau anak yang baik.”
Kyung-joon bertanya apakah Da-ran dengan tulus mempercayainya. Percaya bahwa ia akan melakukan apapun permintaan Da-ran karena ia menyukainya.
“Benar, aku percaya padamu.”
“Karena kau mengatakannya dengan tulus, mari hentikan sekarang.” Kyung-joon bangkit berdiri. Ia menepis Da-ran yang hendak membantunya.
Kyung-joon pergi ke toilet bar. Ia berkata pada dirinya sendiri kalau ia tidak akan membiarkan dirinya dipergunakan seperti ibunya. Ia keluar dari toilet. Jam tangannya tertinggal di wastafel.
Ma-ri akhirnya bisa masuk ke bar setelah membawa orang dewasa. Tapi Kyung-joon sudah tidak ada. Manager bar memberitahu Ma-ri kalau Kyung-joon telah pergi bersama seorang wanita namun jamnya ketinggalan. Ma-ri mengambil jam itu dan berkata akan mengembalikannya.
Kyung-joon pulang ke rumah. Dalam keadaan masih setengah mabuk, ia mengambil buku Miracle yang tergeletak di atas meja. Ia tersenyum sinis.
“Keajaiban (Miracle)? Ini adalah keajaiban untuk menyelamatkan Seo Yoon-jae dan dengan ajaib membuat hidupku sangat menderita.”
Kyung-joon melempar buku itu keras-keras dan pergi ke kamarnya. Da-ran memungut buku itu dan membacanya di kamar.
“Kyung-joon dilahirkan untuk menyelamatkan Yoon-jae dan ia melakukannya. Lalu Yoon-jae menyelamatkan Kyung-joon. Kali ini giliran Kyung-joon menyelamatkan Yoon-jae. Jika semuanya berakhir di sini, bagaimana kami bisa bahagia?” tanya Da-ran.
Se-young berbicara dengan ibu Yoon-jae. Ia merasa “Yoon-jae” lebih bahagia saat ingatannya hilang. Ibu Yoon-jae berkata Kyung-joon pun akan lebih bahagia jika ia sadar tanpa tahu apapun.
Se-young bertanya apakah Da-ran masih berusaha membujuk “Yoon-jae” untuk dioperasi, ia harus segera dioperasi. Ibu Yoon-jae membenarkan, tapi Da-ran juga memintanya untuk mengutamakan Kyung-joon. Se-young merasa itu aneh, bukankah bagi Da-ran seharusnya Yoon-jae yang terpenting.
Keesokan paginya Da-ran melihat Kyung-joon dalam kondisi lebih baik. Ia mau makan dan bahkan bersedia pergi ke rumah sakit. Ia berkata ia akan melakukan semuanya sesuai keinginan mereka agar segalanya cepat selesai.
Kyung-joon menyuruh Da-ran cepat pergi ke sekolah sebelum terlambat. Ia melihat tangannya tapi jamnya tidak ada. Ia berpura-pura tidak menyadarinya namun Da-ran telah melihatnya.
Kyung-joon mencari-cari jam itu di antara pakaiannya semalam namun tidak menemukannya. Ia bertanya-tanya mungkinkah jam itu tertinggal di bar.
Da-ran melapor pada ibu mertuanya bahwa “Yoon-jae” telah makan dengan baik dan akan pergi ke rumah sakit hari ini. Melihat cincin di jari Da-ran lagi-lagi membuat Kyung-joon kesal.
Da-ran memberanikan diri menanyakan jam tangan Kyung-joon. Ia bertanya apakah Kyung-joon menghilangkan jam itu di bar semalam. Kyung-joon bersikap seakan tak peduli dan menjawab ia tidak tahu. Da-ran pergi dengan kecewa.
Kyung-joon sebenarnya merasa tidak enak hati tapi tak lama lagi ia akan pergi, untuk apa lagi menemukannya?
Da-ran memikirkan hilangnya jam itu. Seandainya saja ia hanya memberi jam itu sebagai hadiah ulang tahun dan tidak ada arti lainnya maka ia tidak akan memikirkannya. Ae-kyung bertanya jam berapa sekarang. Da-ran melihat jamnya. Pukul 10.10.
“Ae-kyung, kurasa bagiku selamanya waktu akan menunjukkan pukul 10.10,” Da-ran mulai menangis.
Ae-kyung terkejut dan berusaha menghibur Da-ran. Guru Na bertanya pada wakepsek apakah wakepsek memarahi Da-ran lagi. Wakepsek sendiri bingung, ada apa dengan Da-ran. Ma-ri melewati kantor guru dan melihat Da-ran menangis.
Ia melihat jam Kyung-joon yang sedang dipegangnya. Ia bertekad tidak akan mengembalikan jam itu pada Kyung-joon.
Kyung-joon benar-benar pergi ke rumah sakit. Bahkan ia sendiri yang menyuntik tubuhnya untuk persiapan operasi. Se-young mengawasinya dan merasa takjub tubuh Kyung-joon tetap tenang jika “Yoon-jae” yang menyuntikkan obat.
“Inikah sebabnya ia bertahan selama setahun berbaring di sini agar aku bisa belajar ke luar negeri? Dia benar-benar memaksaku,” gumam Kyung-joon.
“Apa yang kau bicarakan?” tanya Se-young.
“Aku bilang Seo Yoon-jae adalah orang yang egois.”
Se-young berkata Kyung-joon adalah adiknya. Sebagai seorang adik tentu ia tidak akan menganggap tindakan membantu Yoon-jae sebagai tindakan egois.
“Tidak, ia benar-benar berpikir ini egois,” ujar Kyung-joon.
Se-young berkata jika tubuh Kyung-joon menerima suntikan ini secara teratur maka minggu depan operasi bisa dilakukan. Akan sangat baik jika pada saat itu Yoon-jae sembuh dan Kyung-joon sadar.
“Kurasa Seo Yoon-jae akan sangat bahagia,” ujar Kyung-joon sinis.
Ia lalu menemui orangtuanya bersama Da-ran dan memberitahu mereka kalau ia akan memulai perawatan. Orangtuanya sangat gembira. Tapi Kyung-joon ingin pergi ke Jerman, untuk dirawat di rumah sakit tempat ayahnya bekerja. Ayahnya menyetujuinya.
Ibu Yoon-jae mengusulkan agar Da-ran menemani. Tapi Kyung-joon menolak. Ia akan pergi sendiri secepat mungkin. Ibu Yoon-jae menawarkan diri untuk menemani Kyung-joon ke Jerman.
“Ayah, ibu , seberapa besar kalian mencintai putera kalian ini?” Kyung-joon menepuk tubuh Yoon-jae.
“Jika terjadi sesuatu padamu aku tidak bisa hidup lagi,” jawab ibunya.
“Kalau begitu tinggallah di sisi puteramu yang terbaring di rumah sakit. Itulah hal terbaik yang bisa kalian lakukan untukku. “
Da-ran merasa permintaan Kyung-joon aneh. Dalam perjalanan keluar hotel ia bertanya apa yang sebenarnya Kyung-joon rencanakan. Kyung-joon berkata ia hanya melakukan apa yang Da-ran inginkan.
Da-ran ingin ikut bersama Kyung-joon ke Jerman. Tapi Kyung-joon meminta Da-ran menepati satu saja janjinya padanya.
“Kau bilang akan berada di sisiku saat aku kembali nanti. Kau tak mau menepatinya?”
“Aku akan menepatinya.”
“Kalau begitu terus awasi aku bersama mereka dan tunggu,” ujar Kyung-joon ketus.
Da-ran memberitahu orangtuanya mengenai kepergian “Yoon-jae” ke Jerman. Namun ia tidak memberitahu mereka mengenai penyakit Yoon-jae, ia beralasan Yoon-jae pergi untuk bekerja. Orangtuanya senang, mengira karir “Yoon-jae” meningkat.
Tapi mereka terkejut saat tahu Da-ran tidak ikut serta. Apakah Da-ran benar-benar berselingkuh? Da-ran menyangkalnya, ia berjanji akan menjelaskannya suatu saat nanti. Keluarga Da-ran nampak khawatir.
Choong-sik memberitahu Ma-ri mengenai hal itu. Ia pikir cincin palsu Ma-ri tidak berguna. Ma-ri berkata cincin itu berguna untuknya. Ia sedang chatting dengan ayahnya dan ayahnya sepertinya khawatir saat Ma-ri berkata akan menunda kepulangannya ke Amerika karena hendak mengikuti seseorang ke tempat lain.
Choong-sik bertanya Ma-ri hendak pergi ke mana. Ma-ri tak mau memberitahunya.
“Kau mau mengikuti siapa lagi?” keluh Choong-sik, “Bagaimana denganku?”
“Choong-sik, hapus aku dari pikiranmu. Jika kita hidup berjauhan dan tidak melihat satu sama lain, mendengar atau bicara satu sama lain, maka aku akan terhapuskan.”
“Tidak, kau tidak di sini,” Choong-sik menunjuk kepalanya. “Tapi di sini, kau tidak akan pernah terhapus,” Choong-sik menepuk dadanya. Awww…kenapa sih Ma-ri ngga sama Choong-sik aja >,<
Da-ran menyerahkan tiket pesawat ke Jerman pada Kyung-joon. Tiket itu pemberian ayah Kyung-joon. Orangtuanya akan mengantar ke bandara. Kyung-joon berkata itu tidak perlu, ia sendiri yang akan mendatangi mereka dan berpamitan.
Da-ran bertanya apakah Kyung-joon benar-benar harus pergi. Jika Kyung-joon tidak nyaman dengan keberadaannya di rumah ini ia akan pergi. Kyung-joon berkata ia sudah mendaftarkan rumah ini untuk dijual. Ia menyarankan agar Da-ran membuang semua hal yang pernah diberikannya dan ia akan mengurus barangnya sendiri.
“Ah benar, satu-satunya yang pernah kauberikan adalah jam itu. Karena aku sudah menghilangkannya, tidak ada lagi yang perlu kubuang,” sindir Kyung-joon.
Da-ran mengangguk sedih.
Berlawanan dengan perkataannya, Kyung-joon pergi juga ke bar menanyakan jamnya. Manager bar mengatakan seorang gadis telah mengambil jam itu. Dari deskripsinya Kyung-joon tahu Ma-ri yang telah mengambilnya.
Ia langsung menanyakannya pada Ma-ri tapi Ma-ri berbohong dan menyangkalnya. Kyung-joon mendesaknya dan Ma-ri berbohong kalau ia telah membuang jam itu.
“Jang Ma-ri, aku tahu kau berbohong dan kau masih bersikeras berbohong?”
“Aku akan terus bersikeras. Jika aku bersikeras aku telah membuangnya, suatu hari kau akan membuangnya juga.”
“Kalau begitu teruslah bersikeras sampai akhir, agar aku percaya kau telah membuangnya.”
Da-ran pergi ke bar itu dan menanyakan jam yang sama. Manager bar memberitahu Da-ran baru saja ada seorang pria datang menanyakan jam itu. Da-ran tersenyum menyadari Kyung-joon kembali untuk mencari jamnya.
Ia pulang ke rumah dan menemukan Kyung-joon sedang mengepak barang-barangnya. Ia menawarkan diri untuk membantu. Kyung-joon berkata ia telah selesai berkemas, ia hanya mengumpulkan barang untuk dibuang.
Da-ran melihat kotak jam tangan pemberiannya pun hendak dibuang. Ia bertanya apakah Kyung-joon hendak membuangnya.
“Ya.”
“Bukankah kau mencarinya karena kau menghilangkannya?”
“Kubilang aku akan membuangnya. Kenapa? Apa aku harus mengambilnya memakainya lagi? Tidak seperti seseorang, aku tidak ingin memakai sesuatu yang telah kubuang,” sindirnya.
Da-ran menutupi cincinnya dengan tangannya. Dengan sinis Kyung-joon menyuruh Da-ran menjaga cincin itu baik-baik dan menunggu Seo Yoon-jae. Da-ran merasa terluka. Ie keluar dari kamar Kyung-joon dan dengan sedih bergumam mengapa Kyung-joon mencari jam itu jika hendak membuangnya.
Jika Da-ran merasa terluka atas perkataan Kyung-joon, seharusnya ia sadar ia yang pertama kali melukai Kyung-joon dengan seluruh perkataan dan sikapnya. I really don’t like her right now :( (still like Lee Min-jung though^^)
Kyung-joon bersiap pergi. Ia pergi ke rumah sakit melihat tubuhnya lalu membuang gambar malaikat yang selama ini tersimpan di dompetnya ke lantai. Tanpa ia sadari, angin menerbangkan gambar itu keluar jendela.
Kyung-joon berpamitan pada kedua orangtuanya. Ia bahkan mempersilakan orangtuanya memberi pelukan terakhir sebelum ia pergi. Ia menyuruh mereka menantikan kepulangannya lalu mengucapkan selamat tinggal.
Ia juga mempersilakan Da-ran memeluknya. Da-ran merasa sikap Kyung-joon aneh. Ia bertanya mengapa Kyung-joon seperti ini. Kyung-joon berkata bukankah Da-ran menyuruhnya menerima orangtuanya. Ia sedang berusaha keras dengan caranya sendiri.
Da-ran mengeluarkan buku Miracle dari tasnya. Ia berkata ia terus memikirkan keajaiban pertukaran Yoon-jae dan Kyung-joon.
“Tubuhmu mendadak jadi dewasa. Pikiranmu pun bertumbuh. Apakah kau tidak berpikir hal seperti ini terjadi agar kau bisa melaluinya sebagai seorang anak?”
“Tubuhku memang bertumbuh tapi aku tidak berpikir kedewasaan pikiranku sebagai sebuah keajaiban. Dan aku tidak sedewasa itu.”
“Kau bisa bahagia untuk itu. Saat kau kembali nanti kau akan memiliki sebuah keluarga. Kau hanya perlu menerima mereka dan mendewasakan pikiranmu.”
Kyung-joon berkata keajaiban itu tidak akan terjadi. Da-ran berkata ia ingin Kyung-joon bahagia saat kembali ke tubuhnya nanti. Kyung-joon berkata Da-ran menganggap kebahagiaan Yoon-jae sebagai suatu keajaiban. Jadi ia akan menyingkir, agar Da-ran bisa menunggu Yoon-jae bersama keluarga Yoon-jae dengan bahagia. Da-ran menangis melihat kepergian Kyung-joon.
Da-ran dan ibu Yoon-jae pergi ke rumah sakit. Pengambilan darah dari tubuh Kyung-joon akan dilakukan besok. Ayah Yoon-jae akan langsung membawa darah Kyung-joon dan pergi menyusul “Yoon-jae” ke Jerman.
Da-ran meminta ibu Yoon-jae terus berada di sisi Kyung-joon. Ia yakin Kyung-joon akan sadar. Jadi ibu Yoon-jae sebaiknya tidak menghindari Kyung-joon lagi dan merawatnya dengan tulus. Agar Kyung-joon bahagia.
Ibu Yoon-jae mengaku ia sulit menerima keberadaan Kyung-joon karena Kyung-joon dilahirkan dari wanita yang dicintai suaminya. Ia juga tak tahan melihat suaminya yang terlihat seperti berada di neraka setiap harinya.
Da-ran keluar dari kamar Kyung-joon. Ia melihat ayah mertuanya merenung sendirian. Da-ran bisa melihat seluruh kepedihan dan penderitaan yang selama ini ditanggung ayah Yoon-jae.
Kyung-joon pergi ke bandara seorang diri. Sudah bisa diduga, Ma-ri telah menunggunya. Ma-ri ingin ikut ke Jerman. Kyung-joon melarangnya tapi Ma-ri seperti biasa terus memaksa.
“Kalau begitu pergilah ke Jerman karena aku tidak pergi ke sana. Aku tidak akan melakukan permintaan mereka. Aku akan menghilang dalam tubuh Seo Yoon-jae. Mereka bisa menunggu hingga darah mereka kering. Sangat menderita.”
Ma-ri terkejut. Tubuh Yoon-jae sakit, akan berbahaya bagi Kyung-joon yang tinggal di dalamnya. Kyung-joon tak peduli. Ia bahkan menyuruh Ma-ri memberitahu semua orang kalau Kang Kyung-joon yang pergi dan Seo Yoon-jae yang sebenarnya berbaring di rumah sakit. Dengan demikian mereka akan semakin menderita.
Ma-ri berkata bagaimana jika Kyung-joon mati dalam tubuh Yoon-jae. Kyung-joon tak peduli, ia yakin Yoon-jae akan sadar dalam tubuhnya dan melakukan apa yang perlu ia lakukan. Karena semua keajaiban ini untuk Seo Yoon-jae.
“Kyung-joon, aku takut. Jangan pergi.”
“Jangan menahanku, aku tidak akan mendengarkan siapapun,” ujar Kyung-joon dingin. Ia pergi meninggalkan Ma-ri.
Ma-ri panik dan menelepon Da-ran kalau Kyung-joon melarikan diri dengan tubuh Yoon-jae. Da-ran segera pergi ke bandara.
Sambil berlari ia ingat Kyung-joon berkata Da-ran bisa menghentikannya dengan menunjukkan ketulusannya dan mengatakan perasaan Da-ran yang sebenarnya.
Kyung-joon siap memasuki gerbang keberangkatan ketika Da-ran berseru memanggilnya. Ia berhenti tapi tak membalikkan tubuhnya.
“Aku akan memberitahumu yang sebenarnya, apa kau mau mendengarnya?” tanya Da-ran sambil menangis. Kyung-joon tetap diam.
“Ayahmu benar-benar mencintai ibumu (Hee-soo). Tapi untuk menyelamatkan anaknya yang sakit, hanya itu satu-satunya cara. Itulah sebabnya mereka hidup dalam penderitaan. Kyung-joon…jangan pergi. Selamatkan Yoon-jae-sshi walau sangat berat untukmu. Tolong lakukan itu, sebagai gantinya aku akan hidup dalam penderitaan. Akhirnya mungkin akan seperti itu…karena aku mencintaimu,” Da-ran menangis terisak-isak.
Air mata Kyung-joon menetes mendengar perkataan Da-ran. Pelan-pelan ia membalikkan tubuhnya.
“Ada apa ini? Gil Da-ran tetap akan menderita jika aku melakukannya (menyelamatkan Yoon-jae)?” tanyanya.
Keduanya saling menatap sambil menangis. Ma-ri melihat keduanya.
Gambar malaikat itu ditemukan Teddy Bear. Ia memberikannya pada Kelinci agar Kelinci tidak sakit lagi. Kelinci ingat Yoon-jae pernah menunjukkan gambar malaikat itu padanya.
Da-ran dan Kyung-joon pulang ke rumah. Mereka membicarakan buku itu. Da-ran akhirnya ingat Yoon-jae memiliki buku yang sama. Kyung-joon tak mau melihat buku yang membuatnya menderita. Da-ran berkata Yoon-jae sepertinya mencari Kyung-joon bukan untuk membuat Kyung-joon menderita.
“Kalau begitu seharusnya ia sadar dalam tubuhku. Tidakkah seharusnya kami menderita bersama? Aku tidak mau hanya aku yang tahu, ia juga harus tahu,” ujar Kyung-joon.
Da-ran berpikir kenapa Yoon-jae tidak sadar juga, apakah ada alasan di balik itu semua. Kyung-joon berkata ia harus tahu apa yang ayahnya pikirkan saat membuat buku itu,
Ia menemui ayahnya. Ayah Kyung-joon berkata ia yang menggambar malaikat itu tapi isi cerita di buku dibuat oleh ibu Kyung-joon, yaitu Kang Hee-soo. Yoon-jae menerima buku itu pertama kali saat berusia 18 tahun. Buku itu dikirim ibu Kyung-joon melalui Profesor Park.
Maka Kyung-joon pun menemui Profesor Park. Ia membenarkan bahwa Hee-soo yang memintanya memberikan buku itu pada Yoon-jae. Ibu Kyung-joon berharap ada keajaiban terjadi saat kedua anak ini bertemu.
Kilas balik: ibu Kyung-joon membawa buku itu pada Profesor Park. Ia berkata Yoon-jae dan Kyung-joon sama-sama mengalami keajaiban. Jadi ia berharap adanya keajaiban saat keduanya bertemu kembali. Keajaiban yang membuat keduanya bahagia.
Profesor Park berkata Hee-soo terlihat bahagia. Ibu Kyung-joon mengaku ia bahagia karena ia bisa memiliki Kyung-joon berkat Yoon-jae. Jika Kyung-joon tumbuh besar seperti Yoon-jae, ia akan menunjukkan buku itu dan menceritakan tentang keluarganya: seorang ibu yang baik, ayah yang baik, dan kakak yang baik. Dengan begitu Kyung-joon tidak akan kesepian.
Kyung-joon berkesimpulan ibunya membuat buku itu agar ia bisa bertemu keluarganya lagi.
“Menariknya, bukankah anak itu bertemu Yoon-jae dan menemukan keluarganya, seperti yang Hee-soo harapkan? Ini adalah keajaiban untuk Kang Kyung-joon,” ujar Profesor Park.
“Kurasa Kang Kyung-joon tidak akan bahagia.”
“Kenapa seperti itu?”
“Ia tidak menyukai segala hal yang diketahuinya .”
“Mengapa itu menjadi masalah? Anak itu tidak tahu apa-apa. Bukankah ia terbaring tidur selama ini? Waktu berhenti baginya begitu ia mengalami kecelakaan bersamamu. Ketika ia membuka mata nanti, ia akan mempunyai kakak yang menyelamatkannya dan orangtuanya akan berada di sisinya. Bukankah itu keajaiban yang membahagiakan?” kata Profesor Park. Jika ibu Kyung-joon mengharapkan keajaiban seperti itu maka tentu saja Kyung-joon akan bangun dengan bahagia.
Perkataan itu membuat Kyung-joon tersadar. Seluruh ingatannya selama berada dalam tubuh Yoon-jae akan hilang. Alasan Yoon-jae tidak sadarkan diri dalam tubuhnya adalah untuk menahan waktu tetap sebelum kecelakaan terjadi. Dengan demikian Kyung-joon bisa menemukan keluarganya saat ia sadar nanti tanpa mengingat seluruh penderitaan setelah mengetahui alasan ia dilahirkan.
Intinya, keajaiban pertukaran tubuh ini terjadi agar Kyung-joon bisa menyelamatkan Yoon-jae lagi dan Kyung-joon bisa menemukan keluarganya kembali. Yoon-jae akan sembuh dan Kyung-joon bertemu dengan keluarganya. Walau aku masih kurang paham mengapa Kyung-joon akan lebih bahagia. Memangnya keluarganya tidak akan menceritakan bagaimana Kyung-joon dibuat?
Ma-ri menemui Da-ran di rumah sakit dan berterima kasih karena Da-ran telah membantu menghentikan Kyung-joon. Tapi mengapa Da-ran mengatakan hal seperti itu? Da-ran berkata tanpa kebenaran ia tidak akan bisa menghentikan Kyung-joon.
“Kalau begitu apa atinya Ibu Guru akan bersama Kyung-joon kembali?”
“Tidak, karena aku sangat mencintainya maka aku tidak akan bersamanya lagi. Aku harap semuanya kembali normal jika aku menyembunyikan perasaanku. Tapi itu tidak berhasil.”
Ma-ri meminta Da-ran menghapus kebenaran itu. Da-ran mengangguk sedih. Akan bagus sekali jika itu bisa terjadi.
Kyung-joon merenung. Jika ia kembali ke tubuhnya, maka ia akan melupakan kebersamaannya bersama Da-ran selama ini. Ia tersenyum sedih membayangkan Da-ran mengajaknya makan bersama.
Da-ran yang membersihkan rumah dan suka memarahinya. Mendengarkan musik bersama Da-ran.
“Aneh sekali, mengapa aku sangat senang kau datang?” gumamnya. Bayangan Da-ran tersenyum lalu menghilang.
Ia lalu membayangkan Da-ran mengajaknya berkemah lagi. Da-ran yang masih memperdebatkan hitam putih pada panda. Ia bertanya panda siapa yang lebih cantik.
“Panda Gil,” jawab Kyung-joon.
“Panda Gil menang! Maka kau yang menyimpan panda Kang,” Da-ran menyodorkan sebuah boneka panda.
Kyung-joon meraihnya, namun ia meraih udara kosong. Semua itu hanya bayangannya.
“10.10! Ayo cepat hilangkan mantranya. Apa aku akan seperti ini selamanya?” Kyung-joon membayangkan Da-ran tertawa. Kyung-joon mulai menangis saat bayangan itu hilang. Ia tidak akan ingat semua itu saat ia kembali ke tubuhnya nanti.
Da-ran membeli roti kesukaan Kyung-joon. Ia pulang ke rumah dan mendapati Kyung-joon memasak ayam panggang yang pernah dibuatnya tapi tak sempat mereka cicipi. Da-ran berkata ayam itu enak sekali.
Kyung-joon berkata besok tranplantasi akan dilakukan. Ia tidak tahu kapan ia akan kembali ke tubuhnya. Apakah saat darahnya dikeluarkan dari tubuhnya, atau saat darahnya memasuki tubuh Yoon-jae.
“Jadi besok akan menjadi akhirnya?” tanya Da-ran sedih.
“Ya,”
“Aku akan menggenggam tanganmu seperti janjiku.”
“Tidak, tinggallah di sisi Seo Yoon-jae. Di sisi tubuh ini,” Kyung-joon menepuk tubuh Yoon-jae. “Berjanjilah saat aku membuka mataku, kau tidak ada di sisi Kang Kyung-joon.”
“Baiklah, mungkin itu yang terbaik,” kata Da-ran.
Kyung-joon berkata ingatan Yoon-jae terhenti saat belum mendapatkan kecelakaan, jadi Da-ran bisa langsung menanyakan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya. “Apakah kau mencintaiku?” Bukankah itu yang ingin Da-ran ketahui?
“Aku tidak lagi penasaran dengan jawabannya.”
Kyung-joon berkata ia juga akan melupakan apa yang terjadi selama ia berada dalam tubuh Yoon-jae. Ia akan berpura-pura tidak ingat dan tidak memiliki perasaan apapun, namun ia minta Da-ran jangan terlalu sedih. Sebaiknya Da-ran melakukan hal yang sama.
Da-ran berkata ia juga akan berpura-pura jika Kyung-joon berpura-pura tidak ada yang terjadi selama ini. Merasa tak bisa lagi menahan tangisnya, Da-ran berdiri untuk mengambil sesuatu dari kulkas. Diam-diam ia menangis.
Kyung-joon pun menunduk memakan rotinya sambil menangis. Ini adalah perpisahan mereka.
Keesokan harinya Kyung-joon bersiap untuk prosedur transplantasi. Ia terlihat gugup. Sementara itu Da-ran dan Ma-ri menunggu dengan cemas di luar.
Kyung-joon berkata pada Se-young ia bisa melakukan transplantasi ini sendiri. Ia minta Se-young menunggu di luar.
Darah mengalir dari tubuh Kyung-joon ke dalam tubuh Yoon-jae. Kyung-joon merasa pusing. Ia menggenggam tangannya. Kelinci dan Teddy Bear memutar-mutar gambar malaikat milik Kyung-joon. Keduanya berdebat malaikat mana yang lebih cantik.
Kyung-joon jatuh terduduk, seluruh ruangan serasa berputar. Ia pingsan. Se-young memberitahu Da-ran kalau “Yoon-jae” jatuh pingsan.
Ma-ri berlari ke kamar Kyung-joon dan memanggil-manggil namanya. Tubuh Kyung-joon masih diam tak bergerak. Da-ran pergi ke ruangan Yoon-jae dan menemukan “Yoon-jae” terbaring di tempat tidur.
Pelan-pelan ia menyentuh pipi “Yoon-jae”. “Yoon-jae” membuka matanya. Ia terlihat sedikit bingung.
“Kyung-joon-ah….,” panggil Da-ran.
“Yoon-jae” bangkit dan duduk di tempat tidurnya. Ia melihat keadaan sekitarnya.
“Kau Kyung-joon, bukan?” tanya Da-ran sambil mengamati “Yoon-jae” lekat-lekat.
“Yoon-jae” menatap Da-ran.
Komentar:
Kenapa oh kenapa? Aku merasa episode ini dipaksakan. Sangat disayangkan padahal tiga episode terakhir berpotensi untuk memberikan akhir yang baik.
Aku frustrasi pada sikap Da-ran walau ia menjelaskan bahwa ia bersikap seperti itu karena berharap semuanya kembali normal. Bagaimana ia bisa berharap segalanya normal dalam situasi sekacau itu? Seperti Da-ran bilang, Kyung-joon adalah anak yang baik. Jika ia jujur akan perasaannya dan meminta Kyung-joon untuk menyelamatkan Yoon-jae, kurasa Kyung-joon akan bersedia. Mungkin ia sulit menerima orangtuanya tapi ia akan menyelamatkan Yoon-jae jika Da-ran berada di sisinya.
Akibatnya, ungkapan perasaan Da-ran di bandara terasa kehilangan momentum. Alasan yang digunakan kurasa kurang tepat. Mengapa ia harus menjalani hidup menderita? Ayah dan ibu Yoon-jae menderita karena pilihan yang mereka buat sendiri. Da-ran bisa memilih untuk bahagia bersama Kyung-joon setelah menyelamatkan Yoon-jae. Ketiganya bisa bahagia bukan?
Kemarahan Kyung-joon pada orangtuanya menurutku sangat wajar. Namun tidak wajar jika Da-ran malah ikut memojokkannya. Ditambah lagi sikap Ma-ri yang sangat mengganggu dalam episode ini.
Terakhir, kenapa pula Kyung-joon harus berbohong dengan mengatakan ia akan melupakan semuanya. Biasanya ia selalu jujur pada Da-ran. Tidak bisakah ia berterus terang kalau ingatannya akan hilang setelah ia kembali ke tubuhnya? Kurasa dengan menyadari hal itu, perpisahan mereka akan lebih menyentuh.
Satu-satunya hal yang kusukai adalah saat Kyung-joon membayangkan Da-ran lalu ia menangis. Two thumbs up for Gong Yoo^^ sigh……
aaarrrgghh.... pusing liat episode ini... hehehe
BalasHapussatu episode lagi ya ?
semangat..^^
semangat unni...
BalasHapusq suka banget ama drama nie...
cpt dilanjutin yha..:-)
Kak fanny aku udah baca sinop nya kak fanny mulai dari TMTETS,K2H,BIG dll..n smuany amazing bgt ... :-D
BalasHapustapi ini pertama kalinya aku kasih koment..abis selalu lupa ngasi koment.. :D
#curcol
satu kakta buat kak fanny"wow daebak"..eh atau 2 kata kali ya..y udah lah gpp.. :D :)
-Diva-
annyeong diva, salam kenal^^ makasih komennya :)
Hapusdi tunggu episode next'y...
BalasHapusbaru kali ini nonton film di endingnya ga suka liat pemeran utama(gil da ran).
BalasHapusga tertarik lagi liat karakter gil da ran yang ga jelas..
kecewa di episode 14..:(
lee min jung ngeselin bgt sih d sni?
BalasHapusmnding daran sama yoon jae, trus
kyung joon sama mari, bnr bgt yg bilang ga suka ama daran,
ato mending bagianny daran di lewtin ajj !!!!