Saat tak sadarkan diri, Kyung-joon bermimpi berjalan di bawah air. Ia melihat Yoon-jae duduk di sisi tubuhnya yang terbaring di tempat tidur anak-anaknya. Yoon-jae sedang membaca buku Miracle. Kyung-joon berjalan mendekat.
Yoon-jae bangkit berdiri. Kyung-joon bertanya-tanya apakah Yoon-jae selama ini menunggunya di sini. Apakah seluruh ingatannya akan hilang di tempat ini?
Yoon-jae mengulurkan tangannya. Kyung-joon menyadari jika ia menyambut uluran tangan Yoon-jae maka mereka akan bertukar kembali dan ia akan bangun tanpa ingat apa-apa. Sebagai anak yang bahagia.
Pelan-pelan ia mengulurkan tangannya.
“Kyung-joon-ah!!” terdengar suara Da-ran memanggilnya. Kyung-joon menoleh.
Da-ran menatap “Yoon-jae” dengan seksama, mengira-ngira siapa yang saat ini berada dalam tubuh Yoon-jae.
“Kau Kyung-joon bukan?” tanya Da-ran khawatir. “Yoon-jae” menatap Da-ran.
“Kyung-joon-ah…” panggil Da-ran lagi.
Tiba-tiba “Yoon-jae” berlari keluar. Da-ran mengikutinya. “Yoon-jae” berlari ke kamar tempat tubuh Kyung-joon berbaring. Tubuhnya masih diam tak bergerak. Ma-ri menoleh. Ia berkata Kyung-joon belum juga sadar.
“Apa kau Kyung-joon? Apa kau Seo Yoon-jae ajusshi?” tanya Ma-ri.
Da-ran tiba di kamar itu dan memanggil Kyung-joon. Kyung-joon menatap Da-ran. Ia ingat mimpinya.
Saat ia mengulurkan tangan untuk menyambut tangan Yoon-jae, ia mendengar Da-ran memanggil namanya.
“Jika aku menghilang di sini begitu saja, ada seseorang yang akan merasa sedih. Beri aku sedikit waktu lagi,” ujarnya pada Yoon-jae.
Yoon-jae terlihat sedikit kecewa dan pelan-pelan menurunkan tangannya.
Kembali ke kamar Kyung-joon. Da-ran bertanya mengapa Kyung-joon tidak menjawabnya. Ia yakin yang berdiri dihadapannya saat ini adalah Kyung-joon. Da-ran bertanya apakah kali ini juga terasa sakit.
“Ya, aku Kang Kyung-joon, Ibu Guru Gil Da-ran. Mengapa aku berbaring di sana?” tanyanya.
Da-ran dan Ma-ri terkejut. Kyung-joon bertanya apa yang telah terjadi padanya.
Orangtua Yoon-jae tiba. Se-young memberitahu mereka “Yoon-jae” sempat hilang kesadaran saat darah Kyung-joon diambil tapi sekarang ia sudah sadar dan berada di kamar Kyung-joon. Ibu Yoon-jae menanyakan keadaan Kyung-joon. Se-young berkata Kyung-joon nampak seperti biasa. Pengambilan darah masih dilakukan dan baru akan selesai 1-2 jam lagi. Ehm…emang berapa banyak darah yang diambil ya?
Kyung-joon diinterogasi oleh Da-ran dan Ma-ri. Kyung-joon mengaku tidak ingat apapun. Hal yang terakhir ia ingat adalah mengalami kecelakaan dan terjun ke sungai. Da-ran tidak percaya. (Ya iyalah…kalau dia tidak ingat apapun masa dia tau di mana kamar Kyung-joon ;p Dan lagi ia terlalu tenang untuk ukuran orang yang baru sadar ia berada dalam tubuh orang lain. Kalo aku udah histeris kali^^ ehem….kecuali bangun-bangun jadi Miranda Kerr hahaha :D)
Anehnya Kyung-joon bersikap cuek pada Da-ran. Ia sengaja meminta Ma-ri yang menjelaskan “keadaan tak masuk akal” ini padanya. Ma-ri dengan senang hati menjelaskan.
“Orang yang mengalami kecelakaan denganmu adalah Seo Yoon-jae ajusshi. Tubuhmu tertukar dengannya.”
“Seo Yoon-jae? Dokter yang akan menikah dengan Gil Teacher?”
“Kau tidak ingat Yoon-jae-sshi?” tanya Da-ran.
“Ma-ri, aku benar-benar berada dalam tubuh Seo Yoon-jae?” tanya Kyung-joon tanpa mempedulikan Da-ran.
Ma-ri membenarkan. Kyung-joon menjalani hidup sebagai Seo Yoon-jae sejak kecelakaan itu, bahkan menikah dengan Da-ran menggantikan Yoon-jae. Kyung-joon tertawa tak percaya.
Da-ran mengingatkan kalau Yoon-jae adalah kakak Kyung-joon. Bahkan Kyung-joon sudah menemukan orangtua kandungnya. Apakah Kyung-joon benar-benar tidak ingat apa-apa?
“Ya, aku tidak ingat,” sahut Kyung-joon ketus, tidak nampak terkejut sama sekali.
Orangtua Yoon-jae tiba. Ibu Yoon-jae langsung memeluk puteranya. Kyung-joon bersikap kaku dan tidak mengatakan apapun. Ma-ri berbisik pada Da-ran kalau Kyung-joon sepertinya tidak mengenali orangtuanya.
Mereka bertiga pulang ke rumah Kyung-joon. Ma-ri berkata selama ini Kyung-joon tinggal dengan Da-ran di rumah itu. Kyung-joon berkomentar banyak barang di rumahnya (dulu rumah Kyung-joon kan kosong melompong).
Ia mengenali tempat tidur Da-ran. Da-ran sangat senang Kyung-joon setidaknya ingat satu hal. Tapi Kyung-joon menjelaskan kalau ia ada di toko itu saat Da-ran merusakkan tempat tidur, lalu Da-ran menyogoknya dengan sup untuk membeli tempat tidur itu. Ia mengingatkan itu adalah kejadian sebelum kecelakaan terjadi. Da-ran langsung kecewa.
Melihat barang-barang yang memenuhi rumahnya, Kyung-joon berkata ia sepertinya benar-benar menikah. Ma-ri berkata Yoon-jae yang menikah dengan Da-ran. Cincin yang Da-ran kenakan adalah cincin pemberian Yoon-jae.
“Gil Da-ran, kau sangat ingin menikah dengan orang itu dan kau berhasil. Kuucapkan selamat,” kata Kyung-joon.
Da-ran mendekati Kyung-joon. Ia bertanya apa Kyung-joon tidak ingat satu hal pun yang terjadi di sini bersamanya. Kyung-joon membenarkan. Memangnya kenapa? Apa ada hal penting yang harus ia ingat?
Ma-ri mempergunakan kesempatan itu dengan berkata ia juga tinggal di rumah ini bersama Kyung-joon. Ia mengajak Kyung-joon naik ke atas ke kamarnya.
Da-ran duduk terhenyak di kursi.
Kyung-joon mengulurkan tangannya di balkon seakan membelai kepala Da-ran. Wajahnya terlihat sedih.
Ma-ri berbohong selama ini ia tinggal di kamar itu dan mengurus Kyung-joon. Ia dan Kyung-joon juga saling jatuh cinta.
“Jangan berbohong lagi, aku ingat semuanya,” kata Kyung-joon.
“Kau ingat? Jadi kau berbohong?”
Kyung-joon berkata Ma-ri tidak sungguh-sungguh percaya kalau Kyung-joon lupa semuanya, tapi Ma-ri ingin percaya itulah yang terjadi. Sebaliknya, Da-ran tidak ingin percaya Kyung-joon lupa semuanya, tapi sepertinya sekarang ia percaya Kyung-joon melupakannya.
Ma-ri bertanya mengapa Kyung-joon berbohong. Kyung-joon memberitahu Ma-ri bahwa ingatannya benar-benar akan hilang saat ia kembali ke tubuhnya nanti. Ia hanya akan ingat telah mengalami kecelakaan lalu tidak ingat apa-apa lagi.
“Jika aku menghilang begitu saja, akan sulit bagi Gil teacher yang ceroboh untuk ditinggalkan sendirian. Aku berusaha mengembalikan semua yang terjadi padaku seakan tak pernah terjadi.”
Sigh, kenapa kali ini Kyung-joon yang bodoh >,<
Ibu Yoon-jae menjagai Kyung-joon. Se-young berkata Kyung-joon nampak begitu tenang. Ibu Yoon-jae berharap saat Kyung-joon sadar nanti, ia bisa menerima orangtuanya dengan wajah yang tenang seperti sekarang. Tanpa tahu apapun.
(hmm…kurasa keluarga Yoon-jae tidak akan memberitahu rahasia di balik kelahiran Kyung-joon setelah Kyung-joon sadar nanti. Memangnya Kyung-joon tidak akan bertanya-tanya mengapa tiba-tiba ia punya orangtua dan kakak? Still doesn’t make sense to me but whatever…)
Kyung-joon memberitahu Da-ran bahwa ia sudah mendengar dari Ma-ri mengenai pernikahannya dengan Da-ran, yaitu Da-ran meminta bantuan Kyung-joon untuk menikahi Yoon-jae, dan sebagai gantinya Da-ran merawat Kyung-joon. Da-ran berkata masih banyak hal lainnya yang terjadi selain itu.
“Tapi Ma-ri berkata aku tidak perlu tahu. Dia bilang jika aku tahu apa yang terjadi selama ini, aku hanya akan tertekan dan terluka. Jadi melegakan aku tidak ingat apapun, benar kan?”
“Itu benar,” Da-ran mengangguk.
Kyung-joon berkata semuanya berjalan dengan baik. Ingatannya yang hilang berakibat baik bagi dirinya dan Da-ran.
“Mengenai apa yang terjadi di waktu lalu, aku tidak ingin tahu. Aku hanya akan menghapusnya seakan tidak pernah terjadi,” katanya lagi.
Ia berkata ia akan terus menjadi Seo Yoon-jae tapi Da-ran tidak perlu mengurusnya lagi. Ia tidak suka orang lain mencampuri urusannya.
“Orang lain? Kyung-joon, seiring berjalannya waktu kau akan ingat kembali. Kyung-joon, kau tidak perlu menghapus apapun,” seru Da-ran pada Kyung-joon yang pergi ke kamarnya. Kyung-joon memburamkan kaca jendela agar Da-ran berhenti bicara.
Kyung-joon terus bersikap acuh tak acuh pada Da-ran. Ia tidak mau pergi bersama Da-ran dan tidak mau makan makanan yang dimasak Da-ran. Ia bahkan memakan pizza dengan topping jamur (tubuh Yoon-jae kan alergi jamur). Ia berkata tidak nyaman pergi dan makan bersama Da-ran.
“Kyung-joon, apa kau sedang melakukan janji kita untuk berpura-pura tidak ingat semuanya? Jika itu yang kaulakukan kau kan belum kembali ke tubuhmu, jadi kau tak perlu melakukannya sekarang.”
Kyung-joon berpura-pura tidak ingat janji itu tapi Da-ran tidak percaya. Ia bertanya apakah Kyung-joon benar-benar tidak merasakan apa-apa saat melihatnya.
“Ya.”
“Pukul 10.10.”
Kyung-joon melihat jam dan berkata Da-ran salah, sekarang bahkan belum jam 6.
“Kau sengaja melakukannya, kan?” tuduh Da-ran.
“Dari perkataanmu sepertinya kau sudah berencana untuk menghapus semuanya seperti tak pernah terjadi apapun. Jadi jangan terus menerus menyuruhku untuk mengingatnya.”
Da-ran membawa seluruh barang pemberian Kyung-joon yang dulu hampir dibuangnya. Ia memperlihatkannya pada Kyung-joon dan bertanya apakah Kyung-joon tidak bisa mengingatnya. Ia bertanya menurut Kyung-joon benda-benda apakah itu.
Kyung-joon berkata benda-benda itu berada dalam kantung sampah jadi semuanya pasti sampah. Da-ran menantang Kyung-joon untuk membuangnya. Kyung-joon mengambil kantung itu dan berjalan ke luar untuk membuangnya.
Di luar Kyung-joon membuka plastik itu, ia melihat benda-benda pemberiannya, salah satunya tiket perjalanan ke bulan. Ketika mendengar suara pintu dibuka, ia buru-buru mengantungi tiket itu di celananya.
Da-ran keluar dan melihat Kyung-joon belum membuang sampah itu.
“Kau ingat, kan? Iya, kan? Jangan bersikap kau sudah melupakan semuanya. Ketika kau bilang kau tidak ingat apapun, apakah kau tahu betapa takutnya aku? Ketika kau bilang apa yang terjadi di antara kita tidaklah pernah ada, segalanya menjadi putih di hadapanku.”
“Aku tidak berpura-pura.”
“Kau benar-benar tidak ingat apapun? Kalau begitu bisakah kau membuang semua ini?” tanya Da-ran.
Kyung-joon menjawabnya dengan melemparkan kantung sampah itu ke dalam truk sampah. Da-ran tertegun saat melihat kantung itu diolah oleh truk sampah, menghancurkan semua benda di dalamnya. Bunga matahari, panda, arak ginseng, dll.
Da-ran menahan tangisnya dan menyusul Kyung-jon masuk ke dalam tumah.
“Kang Kyung-joon! Kau menghapus semua yang terjadi bersamaku seperti tak pernah terjadi apapun. Apa kau membuang ingatanmu? Itukah yang kaulakukan?”
“Apa kau sudah selesai berbicara? Semua itu tidak pernah terjadi padaku. Aku tidak tahu kenangan apa yang begitu berharga bagimu, jadi akan lebih baik jika kau tak membebaniku dan membiarkanku,” sahut Kyung-joon.
Da-ran mulai menangis. Apalagi ketika Kyung-joon menegaskan ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya dan menutup pintu kamarnya.
“Baiklah! Aku juga akan membuang semuanya! Tapi terlalu banyak sampah yang harus dibuang hingga kurasa aku membutuhkan waktu lama untuk membuangnya. Walau kau merasa terganggu…walau kau merasa terbebani, bertahanlah sedikit, ya?” seru Da-ran sambil menangis.
Kyung-joon diam-diam menangis di kamarnya. Ia sempat memegang pintu kamar untuk mengejar Da-ran tapi ia menguatkan hatinya. Da-ran menangis tersedu-sedu di kamarnya, bertanya-tanya mengapa Kyung-joon begitu mudah menghapus semuanya.
Sementara itu Ma-ri sibuk membuat bukti bahwa ia berada di sisi Kyung-joon selama Kyung-joon tak sadarkan diri di rumah sakit. Mendengar Kyung-joon akan lupa semuanya, terutama melupakan Da-ran, membuatnya mendapat semangat baru. Ia menyuruh Choong-sik memfotonya saat ia berpose di sisi tubuh Kyung-joon dengan pakaian sama.
Ia berharap Kyung-joon akan tersentuh dengan perhatiannya. Ma-ri membayangkan Kyung-joon sebagai seorang pangeran tampan sementara ia sebagai Putri Salju. Kyung-joon adalah pangeran tidur yang terbangun setelah tidur sekian lama. Ma-ri akan mengaku kalau Kyung-joon jatuh cinta padanya selama ia tidur. Ketika Kyung-joon terlihat tak percaya, Putri Salju Ma-ri memaksa Pangeran Tidur Kyung-joon untuk mempercayainya dan menikahinya.
Ma-ri bertekad untuk cepat menikah dengan Kyung-joon setelah Kyung-joon sadar. Choong-sik menyindir Ma-ri bisa meminta cincin palsu Da-ran untuk digunakan sebagai cincin pernikahannya. Ma-ri menyuruh Choong-sik menghapus ingatan tentang cincin itu, sebaliknya Choong-sik harus ingat ia mengurus Kyung-joon setiap hari dan menjelaskannya pada Kyung-joon nanti.
“Kalau begitu aku akan menjelaskan padanya bahwa kau bersamaku setiap hari,” kata Choong-sik. Hmmm…itu benar ;)
Ma-ri pura-pura lupa. Ia telah menghapusnya dari ingatannya.
“Walau kau bilang kau telah menghapusnya kau tidak akan begitu mudah melupakannya. Cinta tidak tinggal dalam ingatan…tapi dalam hati,” Choong-sik menunjuk dadanya.
“Pergi kau!!” bentak Ma-ri. Dengan cool, Choong-sik bangkit berdiri. “Jang Ma-ri, tak peduli di manapun atau apapun yang kaulakukan, aku akan menemukanmu dengan hatiku.”
Sayangnya usaha Choong-sik untuk tetap cool gagal karena tersandung meja^^ Choong-sik ini bodoh saat semua orang pintar, dan ia mendadak pintar saat semua orang jadi bodoh hehehe….
Ma-ri memikirkan perkataan Choong-sik dan memutuskan ia harus menghalangi Kyung-joon bertemu dengan Da-ran setelah Kyung-joon kembali ke tubuhnya nanti.
Kyung-joon dan Da-ran menemui ibu Yoon-jae. Kyung-joon berkata ia khawatir akan “Kyung-joon” yang terbaring di rumah sakit. Ibu Yoon-jae berkata ia akan berada di sisi “Kyung-joon”, ia sedang berusaha menerima Kyung-joon sebagai puteranya.
“Apakah anak itu juga akan menerima Ibu? Setelah tahu Ibu menyimpannya selama 12 tahun dan dilahirkan oleh ibu yang membesarkannya? Berusaha menempatkan anak itu sejauh mungkin, dan setelah Seo Yoon-jae sakit berusaha mendekatinya untuk mendapatkan darahnya. Menurut Ibu bagaimana perasaannya?”
Mendengar perkataan Kyung-joon, Da-ran menatapnya dengan curiga. Jelas Kyung-joon tidak “lupa” mengenai orangtuanya.
Ibu Yoon-jae berkata bukankah Kyung-joon lebih baik tidak tahu apa-apa mengenai rahasia kelahirannya. Demi kebaikan Kyung-joon.
“Itu bukan demi kebaikannya, tapi demi kalian. Membodohi anak itu dengan kebohongan adalah sebuah kesalahan,” ujar Kyung-joon.
Sepanjang perjalanan pulang, Da-ran terus mengamati Kyung-joon. Ia berkata Kyung-joon ingat semua tentang orangtuanya. Kyung-joon berdalih ia merasa sangat marah saat melihat mereka dan mendadak ia ingat segala hal tentang mereka.
Da-ran menyindir apakah Kyung-joon hanya mengingat apa yang ingin ia ingat. Kyung-joon berkata ia tidak merasakan apapun saat melihat Da-ran. Itulah sebabnya ia tidak bisa mengingat apapun tentang Da-ran.
“Benar, terus saja seperti itu,” ujar Da-ran kesal.
Da-ran membuat ramen yang disukai Kyung-joon. Apakah Kyung-joon juga tidak ingat. Kyung-joon mengatakan ia tidak ingat. Da-ran berkata ia akan menghabiskannya. Begitu seluruh ramen itu habis, segalanya akan berakhir.
Da-ran menawari Kyung-joon ramen rasa baru. Dengan begitu Kyung-joon tidak bisa berkata tidak ingat. Kyung-joon akhirnya memakannya. Da-ran menatapnya.
“Lihat, kau menyukainya. Kau tak perlu mengatakannya, dengan melihatnya saja aku sudah tahu. Baguslah kalau begitu,” ujar Da-ran.
Wakepsek menanyai Da-ran soal rencana kepindahannya ke sekolah baru di desa. Choong-sik mendengarnya karena ia kebetulan berada di kantor guru. Ae-kyung bertanya apakah Da-ran dan “Yoon-jae” bermasalah. Choong-sik berkata hubungan keduanya sangat baik, tapi wajahnya menunjukkan perasaan khawatir.
Kyung-joon meminta Ma-ri berjanji padanya untuk menghalanginya bertemu dengan Da-ran setelah ia kembali nanti. Tak peduli ia pergi ke Jerman atau Amerika, ia minta Ma-ri menghalanginya kembali ke Korea. Dengan senang hati Ma-ri berjanji. Ia akan memastikan Kyung-joon tidak pernah bertemu dengan Da-ran.
Kyung-joon juga meminta Ma-ri tidak menceritakan padanya apa yang terjadi selama ia berada dalam tubuh Yoon-jae. Ma-ri berjanji.
Orangtua Da-ran menanyai Da-ran mengenai rencana kepindahannya ke sekolah baru di desa. Orangtuanya tak mengerti mengapa Da-ran harus pergi juga walau tak ikut dengan “Yoon-jae” ke Jerman. Da-ran berkata ia akan menjelaskannya nanti.
Ayah Da-ran berkata ia pikir masalah Da-ran dan “Yoon-jae” telah berakhir saat ia melihat mereka berpegangan tangan di sel. Apakah Da-ran masih belum memutuskan? Da-ran berkata ia sendiri tidak tahu isi hatinya yang sebenarnya.
Da-ran pulang ke rumah dan menemukan Kyung-joon sedang berkutat dengan laptopnya. Rupanya Kyung-joon sedang membuat ringkasan mengenai dirinya untuk orangtuanya. Agar mereka bisa mempelajari apa yang disukai dan tidak disukai Kyung-joon. Dengan demikian mereka akan menjadi orangtua yang cocok untuknya.
Lalu Kyung-joon menyuruh Da-ran duduk. Ia berkata ia telah mendengar dari Ma-ri bahwa di antara dirinya dan Da-ran pernah terdapat “perasaan itu”.
“Jika aku pergi jauh, aku tidak akan kembali ke Korea.”
“Jadi?” tanya Da-ran kesal.
“Karena aku tidak ingat maka aku tidak perlu menyelesaikan apapun. Kau juga sebaiknya membereskan segala sesuatunya seakan tak pernah terjadi apapun.”
“Apa?”
“Kenapa? Kau tidak bisa melakukannya karena kenangan akan diriku?”
“Tidak, apanya yang akan menjadi kenangan? Itu hanya skandal. Aah, kau kan tidak ingat. Kau bilang kau menyukaiku. Lalu kau bilang tidak menyukaiku tapi kau memberiku bunga, mengipasiku, dan menyanyi untukku. Karena semua itu indah, aku sempat merasa kau sedikit manis.”
Kyung-joon tertegun mendengar perkataan Da-ran yang tidak disangkanya sama sekali.
“Tetapi sekarang aku tidak berniat terseret oleh permainan anak kecil. Apakah lebih baik bagiku jika aku dipermalukan oleh diriku yang seperti itu (yang menyukai anak kecil) dan merasa takut diketahui orang lain? Karena itu aku berterimakasih kau berpura-pura semua itu tidak pernah terjadi,” ujar Da-ran dengan tajam. Ia pergi ke kamarnya dan menangis.
Walau Kyung-joon menginginkan Da-ran untuk melupakannya, namun mendengar kata-kata Da-ran seperti tadi membuatnya terluka juga. Tuh kan, satu lagi yang bodoh. Jika ia sadar perkataan Da-ran melukainya seharusnya ia sadar sikapnya juga telah melukai Da-ran …sigh…
Orangtua Da-ran mendengar dari Ae-kyung kalau Da-ran akan diwawancarai oleh sekolah barunya. Ibu menerka Da-ran pergi ke sana bukan untuk wawancara tapi untuk mencari rumah baru untuk tinggal di sana. Mereka berharap Da-ran berubah pikiran. Mendengar itu Choong-sik merasa sedih.
Da-ran memberitahu Kyung-joon kalau ia akan pergi ke suatu tempat hari ini untuk mengurus sesuatu dan akan pulang terlambat hari ini. Ia menyindir Kyung-joon tidak akan peduli tapi ia tetap memberitahunya karena mereka masih tinggal bersama.
“Lakukan sesukamu saja,” kata Kyung-joon berusaha cuek.
“Aku mungkin tidak akan pulang hari ini. Keluargamu akan pergi minggu depan, bukan? Tidak banyak waktu yang tersisa. Kau hanya tinggal menunggu hingga saatnya tiba.”
“Baiklah,” kata Kyung-joon, lalu ia pergi meninggalkan Da-ran yang terlihat kecewa.
Kyung-joon menemui paman dan bibinya lalu memberikan resep masakan ibunya pada mereka.
“Saat Kyung-joon sadar nanti, ia tidak akan tahu kalau pamannya telah menjual rumahnya dan meninggalkannya pada orang lain. Jika ia tahu, ia akan berkata: Hei, Paman! Aku menerimamu karena aku berterima kasih dan merasa bersalah pada Ibu!”
Paman dan bibi terkejut dan merasa malu. Kyung-joon meminta Paman dan bibinya bersikap baik pada Kyung-joon mulai sekarang karena masih ada resep lainnya. Paman dan bibi berpikir untuk sesaat tadi mereka seakan melihat Kyung-joon, bukan Yoon-jae.
Kyung-joon pulang ke rumah. Choong-sik sedang menunggunya. Ia memberitahu Kyung-joon kalau Da-ran pergi ke desa untuk wawancara pekerjaan hari ini dan mencari rumah di sana. Ia tahu kakak iparnya akan pergi ke Jerman dan Da-ran akan tinggal sendiri di Korea. Tapi apakah Kyung-joon tega membiarkan Da-ran pergi sendirian? Apakah kakak iparnya tidak ingin tahu di mana dan seperti apa Da-ran akan tinggal? Mereka seharusnya pergi bersama.
Kyung-joon hanya diam. Choong-sik bertanya apakah kakak iparnya tidak khawatir sedikitpun. Kyung-joon tetap diam.
“Kakak ipar, kau benar-benar berhati dingin,” ujar Choong-sik. Ia pergi dengan kecewa.
Kyung-joon berusaha menahan dirinya untuk tidak menghubungi Da-ran. Ia mondar-mandir di dalam rumah dan tidak bisa tenang.
Kyung-joon terkejut saat melihat seluruh barang Da-ran telah dibereskan dan dipak. Ia ingat Da-ran berkata mungkin tidak akan pulang hari ini, tak banyak waktu tersisa, dan Kyung-joon hanya harus bertahan hingga hari itu tiba. Ia bertanya-tanya apakah Da-ran akan pergi begitu saja.
Kyung-joon melihat persediaan ramennya telah kosong. Ia ingat Da-ran berkata begitu seluruh ramen itu habis maka itu adalah akhir dari semuanya.
Kyung-joon mulai merasa takut. Ia meyakinkan dirinya ini yang terbaik.
“Walau aku melihatnya hari ini dan besok, dia tetap saja akan lenyap dari ingatanku. Jika aku tak melihatnya hari ini….dan tak melihatnya besok….dan tak melihatnya lusa…dan tak melihatnya lagi selamanya….” Kyung-joon termenung. Ia bangkit dari tempat duduknya lalu pergi menyusul Da-ran.
Da-ran telah tiba di calon sekolah barunya. Ia tak menyadari Kyung-joon mengawasinya dari jauh. Da-ran tersenyum melihat bunga-bunga matahari di halaman sekolah itu. Ia tersenyum teringat Kyung-joon membawakan bunga itu untuknya.
Da-ran terus berjalan ke kantor sekolah. Kyung-joon berdiri di dekat bunga-bunga yang tadi dilihat Da-ran. Ia ingat bunga-bunga yang hancur dalam truk sampah dan wajah Da-ran yang sedih saat melihat semuanya hancur.
Da-ran menunggu dipanggil kepala sekolah untuk wawancara. Guru yang menyambutnya melihat cincin pernikahan di jari Da-ran dan menanyakannya. Da-ran berkata ia berpisah dengan suaminya.
Kyung-joon melihat-lihat sekolah itu dan merasa sekolah itu cukup modern untuk ukuran sekolah di desa. Ia mendengar percakapan seorang guru dengan rekannya mengenai Da-ran.
Guru itu tak habis pikir Da-ran pindah ke daerah. Ia pikir Da-ran pindah ke sekolah mereka untuk menghindari gosip perceraian di Seoul. Padahal di daerah seperti ini, gosip lebih cepat menyebar dan segalanya akan lebih berat bagi Da-ran.
Mendengar itu Kyung-joon menyeret Da-ran keluar sebelum Da-ran sempat diwawancara. Da-ran menepis tangan Kyung-joon dengan marah.
Kyung-joon bertanya apakah Da-ran akan bersembunyi da hidup seperti ini. Da-ran berkata ia melakukannya karena ia merasa malu dan takut.
“Sudah kubilang aku sedang membereskan semuanya. Kau hanya perlu menghapus semuanya seakan tidak pernah terjadi apapun dan hidup dengan baik!” kata Kyung-joon.
Da-ran berkata ia akan melakukannya jadi Kyung-joon tidak perlu mengkhawatirkannya. Ia menyuruh Kyung-joon pergi. Kyung-joon menahannya.
“Jika kau berpisah dengan Seo Yoon-jae dan diusir oleh keluargamu, lalu pergi ke tempat ini sendirian dengan mengenang sesorang yang bahkan tidak ada, itu tidak akan menghapus semuanya!”
“Benar! Aku juga sama sepertimu, berharap dapat membuat semuanya tak pernah terjadi. Aku berharap aku tidak pernah memberitahumu bahwa aku menyukai dan mencintaimu. Aku juga berharap tidak pernah mengaku kalau hatiku telah mendua…bukan, aku berharap aku tidak pernah bertemu pria sepertimu!”
“Karena kehadiranku telah mengacaukan hidup Gil Da-ran, kau bisa melupakan bahwa aku pernah ada.”
“Benar, akan bagus sekali jika segalanya bisa seperti itu,” kata Da-ran, mengisyaratkan kalau itu adalah hal yang mustahil.
Ibu Da-ran meminta suaminya berbicara dengan Da-ran. Mereka tahu menantu mereka sebenarnya mengkhawatirkan Da-ran. Mereka juga sudah tahu “Yoon-jae” harus mendapat perawatan rumah sakit tapi Da-ran merahasiakannya.
Ayah Da-ran mengikuti saran istrinya. Ia dan Da-ran pergi minum. Ayahnya bertanya sebenarnya Da-ran hendak mengenyahkan atau mendapatkan pria “K” itu dengan pindah ke daerah.
Da-ran berkata walau ia gila ia tahu itu tak akan pernah terjadi. Ia tidak akan pernah bisa bersama pria “K” itu. Ayahnya mengangguk setuju.
“Tapi ayah, ketika kau pergi ke gunung untuk menjauhi ibu, jika ibu bilang ayah tak berarti apa-apa untuknya dan melupakan ayah, lalu ayah juga berkata akan melupakannya, apakah ayah akan keluar dari gunung itu?”
Ayah Da-ran berkata ia mungkin tidak akan keluar dari gunung itu untuk waktu yang lama. Da-ran mulai menangis. Ia berkepribadian seperti ayahnya, ia tidak akan bisa keluar dari gunung itu juga. Ayahnya berkata seandainya Da-ran melarikan diri ke tempat yang lebih jauh dari desa sekalipun belum tentu akan berhasil.
Da-ran menangis dan berkata ayahnya tidak berhasil melupakan ibunya walau pergi ke gunung. Ia merasa meskipun ia melarikan diri ke bulan, itupun tidak akan berhasil. Ayah Da-ran sedih melihat puterinya menangis. Ia menelepon Kyung-joon.
Kyung-joon menjemput Da-ran yang mabuk. Da-ran sendirian di sana. Tertidur di meja karena letih menangis dan mabuk. Ayah Da-ran rupanya belum pergi. Diam-diam ia mengawasi puterinya sambil menunggu kedatangan Kyung-joon. Setelah Kyung-joon datang, ia meninggalkan mereka berdua.
Kyung-joon memperhatikan Da-ran dengan sedih. Da-ran terbangun. Ia bertanya mengapa Kyung-joon menjemputnya, bukankah Kyung-joon melupakan semuanya dan sedang berpura-pura tidak terjadi apapun. Da-ran mengambil tasnya dan bergumam pada dirinya sendiri kalau ia juga harus pergi sekarang.
Kyung-joon buru-buru menahannya karena Da-ran tidak bisa berdiri tegak dan hampir terjatuh.
“Aku tidak tahu semuanya bisa lenyap hanya dalam satu detik bagimu. Tapi aku tidak bisa. Aku cukup penyabar. Aku bersabar karena aku menyukaimu. Aku melepasmu karena aku menyukaimu. Tapi jika kau bilang semua yang aku sukai tidaklah ada, maka untuk apa aku bersabar? Kau memintaku untuk mengingatmu. Tidak bisakah kau juga mengingatku?” tanya Da-ran sambil menangis di bahu Kyung-joon.
Orangtua Yoon-jae akan bertemu dengan orangtua Da-ran untuk makan malam. Ibu Yoon-jae berkata Da-ran dan Yoon-jae belum mendaftarkan pernikahan mereka di catatan sipil. Mungkinkah Da-ran akan menepati janjinya, bahwa ia akan meninggalkan Yoon-jae? Ayah Yoon-jae juga merasa aneh Da-ran tidak ikut bersama mereka ke Jerman. Mungkinkah ada masalah besar di antara mereka? Ibu Yoon-jae berkata mereka akan tahu jawabannya pada malam ini saat mereka bertemu Da-ran dan keluarganya.
Malam ini Da-ran rupanya berencana untuk menemui orangtua Yoon-jae dan keluarganya untuk mengumumkan kalau ia akan mengakhiri semuanya dengan Yoon-jae. Da-ran meminta Kyung-joon tidak ikut hadir karena kehadirannya akan lebih berat bagi Da-ran. Ia meminta Kyung-joon beralasan ada perlu di rumah sakit malam ini. Ia akan mengurus semuanya. Kyung-joon hanya diam.
Choong-sik memberitahu Ma-ri mengenai pertemuan keluarga mereka malam ini. Ia mengkhawatirkan kakaknya. Ia merasa ada sesuatu yang akan terjadi malam ini. Ma-ri tertarik, ia akan ikut hadir.
“Mengapa kau ikut? Aaa…karena kau keluargaku,” ujar Choong-sik ge-er.
“Karena aku keluarga Kyung-joon,” sahut Ma-ri jutek. Ia menerka Da-ran akan memberitahu semuanya mengenai perpisahannya dengan Yoon-jae.
Kyung-joon meminta jam tangannya pada Ma-ri. Ma-ri masih bersikeras jam itu tidak ada padanya. Kyung-joon berkata ia akan mengembalikan jam itu pada Da-ran. Ia berniat mengembalikan seluruh waktu Da-ran ke semula.
“Bagaimana caranya?” tanya Ma-ri bingung. (yep, bagaimana caranya??? @_@)
“Saat ini Gil Da-ran kehilangan akal dan tak mau melepasku. Jika ia tahu aku akan menghilang maka ia akan kembali pada kehidupan normalnya.”
Ma-ri sepertinya masih tak mengerti tapi ia mengembalikan jam itu pada Kyung-joon. Kyung-joon menjemput Da-ran di sekolah. Da-ran berkata ia akan menghadiri pertemuan keluarga mereka sendirian. Kyung-joon protes mereka akan menyebut Da-ran gila. Tapi Da-ran ingin membereskan semuanya sebelum Yoon-jae dan Kyung-joon kembali ke tubuh masing-masing.
Kyung-joon berkata ia tidak akan ikut dengan Da-ran malam ini dan menyuruh Da-ran naik ke mobil. Da-ran bertanya mereka hendak ke mana, ia terkejut Kyung-joon membawanya keluar kota Seoul. Kyung-joon berkata ia hendak membereskan semuanya terlebih dulu dengan Da-ran, sebelum Da-ran membereskan semuanya.
Kyung-joon membawa Da-ran ke danau tempat mereka terakhir berpisah sebelum kecelakaan itu terjadi. Tempat di mana Kyung-joon seharusnya pergi dan tempat yang seharusnya didatangi Seo Yoon-jae.
“Saat aku kembali ke tubuhku nanti, aku akan mengingat saat itu. Seluruh ingatan setelah kecelakaan itu akan hilang. Kang Kyung-joon yang hidup bersama Gil Da-ran setelah kecelakaan itu….akan lenyap.”
Da-ran pikir Kyung-joon hendak berpura-pura lagi melupakannya. Kyung-joon berkata alasan Yoon-jae tidak sadarkan diri dalam tubuhnya adalah untuk menghentikan waktu Kyung-joon. Da-ran terkejut, jadi Kyung-joon benar-benar akan lupa?
Singkatnya, saat Kyung-joon kembali ke tubuhnya ia akan lupa semuanya karena otak dalam tubuhnya selama ini “tertidur”. Hmmm….tapi Kyung-joon kan selama ini sadar dalam tubuh Yoon-jae. Ingatan itu tertanam dalam otak Yoon-jae. Jadi kalau Yoon-jae kembali ke tubuhnya artinya ia akan mendapat seluruh ingatan Kyung-joon setelah kecelakaan itu, bahkan ingatan bersama Da-ran?? Interesting^^
Kyung-joon berkata ia akan mengembalikan waktu Da-ran ke waktu itu, waktu sebelum terjadinya kecelakaan. Ia mengeluarkan jam pemberian Da-ran dan memutar jamnya ke posisi 10.10. Ia berkata jam itu juga tidak akan ada.
“Bagi Gil Da-ran, pukul 10.10 akan hilang selamanya. Dan saat itu terjadi, Kang Kyung-joon yang kaucintai juga akan lenyap,” Kyung-joon menahan tangisnya.
“Lupakan semua waktu dan kenangan kita,” Kyung-joon melempar jam itu ke danau. Da-ran tertegun.
Kyung-joon berkata ia akan membuat semuanya seakan tak pernah terjadi. Di sinilah tempat Da-ran seharusnya kembali ke masa itu, untuk menunggu jawaban Yoon-jae. Kyung-joon meninggalkan Da-ran sendirian dan kembali ke Seoul.
Da-ran memandangi danau itu. Apakah semua kenangan itu akan lenyap? Ia mengingat semua kenangannya bersama Kyung-joon. Ciuman pertama Kyung-joon, juga saat Kyung-joon menyematkan cincin di jarinya dan berjanji tidak akan pernya mencintainya tapi berakhir sebaliknya. Ia juga ingat saat ia akhirnya menyadari perasaannya pada Kyung-joon, dan permintaan Kyung-joon untuk mengingatnya walau ia telah kembali ke tubuhnya, then the kiss!! Of course she remembers the kiss….
Da-ran memutuskan ia tidak bisa dan tidak mau melupakan semua itu. Ia masuk ke dalam danau untuk mencari jam itu.
Orangtua Yoon-jae dan orangtua Da-ran telah tiba di restoran paman Kyung-joon. Mereka nampak canggung satu sama lain. Ayah Yoon-jae berusaha membuka percakapan. Ayah Da-ran berkata Da-ran sedang dalam perjalanan dan Yoon-jae sepertinya tidak datang karena ada perlu di rumah sakit. Ibu Yoon-jae berkata “Yoon-jae” telah meneleponnya dan pasti akan datang.
Choong-sik dan Ma-ri tiba di restoran. Mereka melihat Da-ran dan Kyung-joon belum datang.
Da-ran berusaha mencari tumpangan untuk kembali ke seoul. Pakaian, tubuh, dan wajahnya berlumuran lumpur. Namun ia berhasil menemukan jam itu.
Kyung-joon datang ke restoran pamannya. Seluruh keluarga menyambutnya dan menanyakan Da-ran. Kyung-joon berkata ia akan menyampaikan sesuatu mewakili Da-ran.
Da-ran berlari ke restoran. Orang-orang melihatnya karena penampilannya yang kotor. Sementara itu tekanan darah tubuh Kyung-joon di rumah sakit mendadak naik.
Kyung-joon berkata ia akan pergi ke Jerman sesuai rencana. Keluarga Da-ran nampak kecewa. Kyung-joon berkata setelah Yoon-jae dirawat di Jerman, orangtuanya akan kembali ke Amerika sementara Yoon-jae akan kembali ke sisi Da-ran. Giliran ibu Yoon-jae yang terlihat kecewa.
“Saat Seo Yoon-jae kembali, semuanya akan kembali normal. Ia akan kembali untuk bersama Da-ran,” ujar Kyung-joon, “Aku rasa kalian salah paham bahwa Da-ran saat ini memiliki orang lain di hatinya. Tapi tidak ada orang seperti itu.”
“KKJ itu tidak ada?” tanya Choong-sik. Ibu memberi isyarat agar Choong-sik diam. Tapi ayah Yoon-jae terlanjur mendengar. Ibu Yoon-jae menjelaskan KKJ adalah pria yang pernah disebut Se-young, pria selingkuhan Da-ran. Orangtua Da-ran jadi malu.
“Itu tidak masuk akal,” kata ayah Yoon-jae.
‘Benar, orang itu tidak ada di dunia ini,” sahut Kyung-joon.
“TIDAK!!!” seru Da-ran. Ia berdiri di sisi Kyung-joon.
Semua terkejut melihat penampilan Da-ran.
“Orang itu benar-benar ada!” kata Da-ran tegas. Kyung-joon terkejut menatap Da-ran. Perawat di rumah sakit panik melihat grafik tubuh Kyung-joon mendadak naik. Ia berlari mencari dokter.
“Orang seperti itu benar-benar ada. Karena orang itu, waktu di hatiku selalu menunjukkan jam 10.10. Kami berpegangan tangan menyeberangi lautan yang tak terseberangi. Kami pergi ke bulan bersama dan ke dasar lautan. Aku gila, bukan?” kata Da-ran dengan segenap keberaniannya.
Ia berkata semua ini tidak bisa menjadi hal yang tidak pernah terjadi. Jadi ia akan mengakuinya di hadapan semua orang sekarang agar mereka menjadi saksi bahwa semua ini terjadi dan tidak akan lenyap.
Da-ran memegang jam tangan Kyung-joon erat-erat dan menatap Kyung-joon sambil tersenyum.
“Aku mencintai KKJ.”
Ia tersenyum lega telah mengungkapkan perasaannya. Kyung-joon menatapnya dengan perasaan campur aduk.
Komentar:
Aku heran mengapa Kyung-joon yang begitu pintar bisa berpikir untuk membuat segala yang terjadi tak pernah ada. Untuknya dan Yoon-jae masih mungkin karena ingatan mereka mungkin lenyap. Tapi bagaimana menghilangkan ingatan Da-ran, atau Ma-ri atau ingatanku? Atau berpura-pura semua yang terjadi selama setahun ini tidak pernah terjadi? Tidak masuk akal sama sekali.
Lupa seseorang? Mungkin. Melupakan orang yang kau cintai atau setidaknya pernah kau cintai? Tidak mungkin. Sigh, setidaknya Da-ran akhirnya menyadari hal itu. Choong-sik mendadak pintar dengan mengatakan cinta itu tertanam di hati, bukan di pikiran/otak.
Mungkin Kyung-joon berusaha mengurangi penderitaan Da-ran jika pada akhirnya ia tidak ingat apapun tentang kebersamaannya dengan Da-ran. Tapi apa gunanya? Tidak ada yang bisa mengurangi penderitaan dari perpisahan, yang bisa dilakukan adalah menghadapi dan melewatinya.
Bahkan jika Kyung-joon tidak lupa, halangan terbesar hubungan Da-ran dan Kyung-joon bukanlah usia mereka. Tapi kenyataan kalau Kyung-joon adalah adik Yoon-jae. Bagi masyarakat di manapun, pastilah sulit diterima jika seseorang yang pernah menikah dengan seseorang lalu menikahi adik iparnya (apalagi adik ipar yang juga muridnya). Masyarakat akan sulit menerima itu dan Da-ran akan menjadi bahan cemoohan dan pergunjingan. Semua akan berpendapat Yoon-jae tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu dan Da-ran terlihat seperti wanita tidak benar. Tapi apa yang bisa dilakukan jika cinta sudah memilih?
Namun begitu, dibalik kebodohan Kyung-joon, aku menyukai episode ini dibandingkan episode sebelumnya. Cinta seringkali membuat orang berbuat bodoh, dan cinta juga yang membuat Kyung-joon melakukan kebodohan seperti ini. Aku senang Da-ran akhirnya mengambil keputusan yang berani atas perasaannya. Ia tahu jalan yang ia tempuh jika ingin bersama Kyung-joon sangatlah sulit dan bahkan mustahil jika pada akhirnya Kyung-joon tidak ingat padanya. Tapi ia memilih bersama Kyung-joon hingga akhir. Aku harap Kyung-joon melakukan hal yang sama…..
Kak fanny lee min jung itu yang jadi tunangannya jun pyo di bbf bukan??
BalasHapusHhmm
entah mengapa aku merasa ada yang mentah di epiosde ini (emg sayur)..aku juga merasa bahwa mari menjadi agak antagonis di epiosde ini..walaupun d eps sebelumnya ia juga terlihat egois..dan menjadi sedikit "gila" karena cinta..
Tapi aku suka dgn episode ini..setidaknya kyung joon tidak benar2 lupa dengan da-ran..kalau sampai itu terjadi mungkin akan bertambah beberapa episode lg..
Aku peracaya cinta tidak dapat dilupakan begitu saja..setidaknya itulah yang da-ran coba harapkan..
Oh ya apakabar ya dgn Ae-Kyun dan guru Na??
(maaf kepanjangan komentnya)
cma pengen ngluarin uneg uneg:: :D
-Diva-
iya, yang jadi tunangan Gu Jun-pyo di BBF^^
HapusAku juga merasa plotnya kurang menarik walau emosi mereka bisa dirasakan (untung pemerannya Gong Yoo). Aku lebih suka jika keduanya kembali ke tubuh masing-masing lalu Da-ran dan Kyung-joon harus menghadapi yoon-jae, atau bagaimana sikap orangtua Kyung-joon setelah Kyung-joon benar-benar sadar
Wahhh..beda ya lee min jung..mungkin karna rambutnya ya..
HapusAku udah tau endingnya sihh..
Tapi kenapa ya..plot nya di awal dan pertengahan drama lebih ngena..mungkin karna drama ini adaptasi kali ya..jadi harus ikutin alur..
-Diva-
finally...bisa komen jg,ak suka bgd baca sinop di blognya kakak,jelas bgd...bgd....bgd...klu ntn kdg mlh ad yg ga ngerti maksudnya hehehe....
BalasHapusgomawo eonnie ^_^
nindy
sama-sama nindy^^ makasih komennya :)
Hapuswah, gak ketebak sm cerita akhir nyaaa....... -_-
BalasHapusakhirnya aku rada2 ngerti cerita nya abis baca sinopsis ini hehe soal nya di tv subtittle english,jadi agak2 krg ngerti :D cerita nya bikin deg2an yaa ^^
BalasHapusah iya, yg episod 16 belom ada ya eon? by: ade :)
kemarin sempat pengen download drama ini,,, tapi batal krna kesibukan dikmpus pdhalkan penasaran bngt pengen nnton... alternatif lain yah larinya ke sinopsis.. :D
BalasHapuswaaaaaah seneng deh bisa komen salam kenal mba fanny aku udah ngikutin dari episode 8, sampe beli kasetnya seruuu keren sama gong yoo tp endingnya ga jelas
BalasHapustinggal 1x lg nih
mb fanny fighting....by. uli
aku udah baca endingnya. bete (_-_)
BalasHapusdvdnya sdh beli dilapak2,,tapi blum ditonton. masih nungguin sinopsisnya mba fanny ajah dulu biar ngerti sm jalan ceritanya, soalnya kadang2 terjemahan di dvd suka nga jelas hehehe...
BalasHapus*jadi curhat..
semangat mba,, satu episode lagi..
yaah...makin akhir ko ceritanya aga hambar sih???
BalasHapuskpn sih tubuhnya kembali semula?? pengen liat kyung joon....
hwaiting oenni! tinggal 1 episode lagi.....
aku lebih suka liat suzi(ma ri) daripada pemeran utama(da ran)..
BalasHapushaha walaupun suzi agak antagonis, tapi mending daripada da ran babo ga jelas..
#aku kecewa bgt ke akhir2 ceritanya..:(
bner bgt, mendng liat suzy drpd minjung... tengal bin ajaib gt...
BalasHapuskl dya suka ama kyung joon ato yoon jae y tnggl blng... walopun ada yg tersakiti tpkn itu knytaanny
saya baru nonton drama ini 3 hari lalu, cuma kepincut sampe eps10 dan setelahnya ceritanya semakin garing. kalau bukan karena Gong Yoo dan penasaran KKJ bangunnya gimana, mungkin gak dibela2in marathon 3 hari ini. dan kemudian mendapat ending yg mengecewakan :(
BalasHapussejujurnya sih aku berharap Gil Daran tetap menikah sm YoonJae dan KyungJoon tetap jd adik yg baik dan hidup bahagia sm keluarga Seo.
well sbnrnya drama ini bagus tapi sayang endingnya justru malah banyak pertanyaan yg gak terjawab ya :(