Nice Guy: My Love Letta

Nice Guy….hmmmm….saat awalnya aku mendengar tentang drama ini, sama sekali tidak terpikir untuk membuat sinopsisnya. Apalagi ketika membaca sinopsis awal mengenai apa yang akan terjadi dalam drama ini. Patah hati? Balas dendam? Amnesia? Terdengar klise untuk sebuah melodrama. Bahkan terkesan makjang (terlalu didramatisir). Well, jika sudah terlalu dramatis, untuk apa lagi aku mendramatisirnya?

Aku masih sedikit kecewa dengan ending Big dan belum menemukan proyek yang akan kubuat. Awalnya radarku terarah pada Faith atau Arang. Tiba-tiba Dee menawariku proyek membuat sinopsis Nice Guy bersama-sama. Aku pikir jika aku memiliki kesempatan lagi untuk membuat sinopsis bersama Dee, mengapa tidak? Kami pernah membuat sinopsis bersama dan aku menyukai kebersamaan kami, diskusi-diskusi kami, bahkan perdebatan kami (walau jarang hahaha^^). She’s such a great partner. Melodrama tidak terkesan terlalu melo lagi jika bisa dikerjakan bersama Dee. Ditambah lagi, pemeran utamanya menarik perhatianku. Song Joong Ki.

Di balik wajah tampannya, aku menyadari ia menyimpan potensi besar. Satu-satunya drama Song Joong Ki yang pernah kutonton adalah Sungkyunkwan Scandal. Mengenai karakter dalam drama itu, aku lebih menyukai Geul Oh (yang diperankan Yoo Ah In). Menurutku Gu Yong Hwa yang diperankan Song Joong Ki menyenangkan dan lucu-lucu genit tapi sebatas itu. Kesan itu langsung berubah ketika rahasia Gu Yong Hwa terkuak dan ia harus menghadapi cemoohan rekan-rekannya. Pergulatan batinnya untuk melakukan hal yang benar demi para sahabatnya tersampaikan dengan baik melalui akting dan ekspresi wajah Joong Ki. Saat itu juga aku menyukai Song Joong Ki. Tanpa Song Joong Ki yang memerankannya, mungkin peran Gu Yong Hwa tidak akan melekat dalam ingatanku.

Kendala terbesar dalam menonton melodrama adalah endingnya. What Happened in Bali, Bad Guy, dan parahnya drama-drama Lee Kyung Hee (penulis naskah Nice Guy) masuk dalam jejeran drama dengan sad ending. Aku tidak pernah menonton satupun drama Lee Kyung Hee (hanya sekilas menonton Thank You) jadi aku mulai meng-googling dramanya. Ternyata Lee Kyung Hee memang jagonya membuat melodrama bagus dengan sad ending, open ending, dan baru dua drama terakhirnya yang menyiratkan happy ending. Hiiiiiyyy…

Tapi setelah aku menonton dua episode pertama Nice Guy, aku langsung jatuh cinta. Tak bisa tidak, langsung jatuh dalam pesona melodrama apik satu ini. Apik dalam alur cerita, apik dalam penyutradaraan, apik akting para pemerannya, apik pemakaian OST-nya. Keuntungan dalam membuat sinopsis adalah aku bisa menonton berkali-kali untuk mendapatkan apa isi dari episode tersebut. Tiap kata, tiap ekspresi wajah, tiap perubahan intonasi suara, tiap detil yang muncul di layar kompiku. And it amazes me….hari Rabu dan Kamis menjadi hari yang ditunggu-tunggu tiap minggunya.

Akhirnya perjalanan ini berakhir. Rasanya aku belum bisa move on jika aku belum mengungkapkan rasa cintaku pada drama ini. Aku tidak akan membahas ending Nice Guy karena aku sangat setuju dengan ending versi Dee (Dee juga sudah memposting hasil wawancara Song Joong Ki mengenai ending Nice Guy). Waktu tujuh tahun yang tidak diperlihatkan dalam episode 20 adalah kesempatan bagi kita untuk berandai-andai apa yang terjadi selama itu. Seperti yang sudah kubilang dalam spoiler episode 20, aku sangat menyukai endingnya. Aku puas dengan endingnya (walau tidak akan keberatan dengan lebih banyak adegan Eun Gi-Maru ;p). Dan rasanya aku tidak perlu lagi menganalis lebih jauh mengenai drama ini. Sudah cukup banyak komentar yang aku masukkan dalam sinopsis, dan juga banyak komentar pembaca yang telah mewakili.

Yang akan kulakukan adalah mengungkapkan isi hatiku kepada para tokoh dalam Nice Guy ini. Semacam love letta^^

Dear Maru,

Melihatmu untuk pertama kalinya dalam episode pertama, aku bertanya-tanya: Apakah kau seorang pria yang baik? Benar, kau menanggung hukuman demi wanita yang kaucintai. Tapi, setelah itu mengapa kau menghancurkan dirimu sendiri demi wanita yang tidak menghargai pengorbananmu selama bertahun-tahun di penjara? Mengapa tak mencari kebahagiaanmu sendiri? Aku mulai frustrasi dan sedikit membencimu saat melihatmu melontarkan kata-kata tak berperasaan pada Eun Gi yang begitu rapuh. Tapi kemarahan itu lenyap ketika aku menyadari kau mencintainya. Hanya saja, perlukah kau ikut menghancurkan dirimu juga?

Menurutku, kau pantas berbahagia. Tinggalkan segala masa lalu yang menyakitkan itu dan mulailah hidup baru bersama Eun Gi. Tapi kau tidak menurut, bahkan pada kata-kata sahabatmu sendiri. Kau menganggap dirimu sial, tak pernah mendapatkan apa yang kauingini dalam hidup ini.

Benarkah kau sial? Lihatlah sekelilingmu. Adikmu Choco yang menyayangimu hingga selalu berharap pada ayahmu di surga agar kau selalu sehat. Sahabatmu Jae Gil yang terus mendampingimu dalam keadaan susah maupun senang, sehat maupun sakit, miskin maupun kaya (kok kaya janji nikah?). Eun Gi yang walau sekuat hati berusaha membencimu tapi tak bisa tidak mencintaimu. Jun Ha yang walau menganggapmu sebagai saingan cinta tetap mempercayaimu untuk merawat Eun Gi. Jae Hee yang walau berkali-kali menjatuhkanmu, namun kau tetap di hatinya. Jae Shik, kakak aneh yang pada akhirnya tidak sanggup membunuhmu. See? Di mana kesialanmu? Kau sial karena kau menganggap dirimu pantas menerima kesialan itu.

Untunglah akhirnya kau sadar kau tidak pantas mati. Kau tidak melakukan kesalahan. Dan akhirnya kau bersedia dioperasi. Eun Gi bahkan kembali padamu, merengkuhmu dalam cintanya. Tapi sekali lagi, semua harus direnggut darimu dalam sekejap. Bukan untuk menghancurkanmu sekali lagi, tapi untuk memberikan awal yang baru. Dan akhirnya, kebahagiaan itu bisa kaurengkuh. Sarang-hae, Maru-ya…. Please be healthy and live happily ever after with Eun Gi and many many children (nine?).

Dear Eun Gi,

Aku menyukai ketangguhanmu dan keberanianmu. Kau memang terkesan kasar dan tidak sopan, tapi itu semua karena luka dalam hatimu. Sebenarnya jiwamu rapuh dan setiap saat dapat hancur, karena itu kau menutupinya dengan tembok tebal kekeraskepalaanmu dan keteguhan hatimu. Maru berhasil sedikit demi sedikit mengikis tembok itu dan akhirnya pertahananmu hancur. Kau membutuhkan cinta. Kau membutuhkan Maru. Sayangnya, Maru merasa tidak berhak di sisimu dan meninggalkanmu.

Kematian ayahmu yang begitu tiba-tiba semakin membutakan hatimu dan membuatmu berpikir untuk mati. Kau tidak mati namun diberikan kesempatan untuk memulai dari awal, dengan hati yang polos dan bersih seperti kertas yang masih kosong. Kau mulai mengisi kertas itu dan Maru kembali ke kehidupanmu. Segalanya terasa indah sampai kau diuji dengan kembalinya masa lalumu.

Kau marah, kau merasa tertipu, kau merasa bodoh karena selama ini dibohongi oleh orang-orang di sekitarmu. Kau menajamkan durimu ke segala arah termasuk ke dalam dirimu sendiri. Tapi ketika kau melihat Maru telah terluka, kau menyadari kau tidak bisa hidup tanpanya. Untunglah segalanya belum terlambat. Sekali lagi kau diberi kesempatan untuk memulai cintamu dari awal dan meraih kebahagiaan. Saranghae, Eun Gi ya… Have faith in your love and always be happy…

Dear Jae Hee,

Awalnya aku pikir kau tidak jahat. Kau hanya berjuang untuk mempertahankan hidupmu. Seringkali aku bertanya apakah memang sejak awal kau menginginkan seluruh Taesan? Jika Eun Gi memperlakukanmu dan menerimamu dengan baik, apakah kau tidak akan melakukan semua kejahatan itu? Kurasa hanya kau yang bisa menjawabnya walau menurutku ya, kau akan melakukannya.

Seperti yang Maru katakan, kau melaju semakin cepat seperti mobil tanpa rem. Karena dengan mudah kau menghindar dari hukuman, dengan mudah pula kau menjerumuskan dirimu ke dalam kesalahan demi kesalahan, lupa bahwa pada akhirnya kau akan dihukum juga. Dalam hatimu, aku tahu kau tidak ingin menyakiti orang lain tapi kau terlebih tidak ingin menyakiti dirimu sendiri, karena itu kau terus menyerang mereka yang mengancam posisimu.

Semuanya telah kauperoleh tapi anehnya kau tidak merasa bahagia. Kau menginginkan kebahagiaanmu yang dulu. Kebahagiaan bersama Maru. Kau ingin kembali padanya tapi kau terlambat, kau tak ada lagi di dalam hatinya. Ia bahkan tidak mau mati bersamamu, mengapa? Karena ia tahu kau hanya menggertak. Kau yang begitu mencintai dirimu sendiri tidak akan mengakhiri hidup semudah itu.

Kenyataan bahwa Maru akan mati menyadarkanmu. Dan untuk pertama kalinya, kau membuat pilihan yang tepat. Untuk itu aku berterima kasih padamu Jae Hee ya, berkatmu Maru bisa bertemu dengan Eun Gi kembali. Terlebih lagi akhirnya kau sadar kau harus bertanggung jawab atas setiap kesalahan yang kaubuat. Gunung tinggi terbentang di hadapanmu tapi dengan tekad kau pasti bisa melewatinya.

PS: Park Shi Yeon berakting dengan baik dalam drama ini. Great job^^

Dear Jae Gil and Choco,

I love you both. Sejak awal kalian menjadi suara kami dalam drama ini. Kalian mengkhawatirkan Maru dan mengharapkan kebahagiaannya. Kalian mengatakan apa yang dalam hati kami katakan saat menonton drama ini. Untuk itu, kalian sungguh-sungguh berhak mendapat happy ending.

Dear Jun Ha,

Sejak awal cintamu bertepuk sebelah tangan dan kau menyadarinya. Kau selalu berada di belakang Eun Gi dan menjaganya diam-diam, bahkan berani membohonginya hanya agar ia tidak terluka. Aku menyesal pada akhirnya kau tidak mendapatkan cintamu, tapi seperti yang kaukatakan. Melepaskan orang yang kau cintai agar ia meraih kebahagiaan adalah cinta yang lebih besar. Two thumbs up for you cutie lawyer, and may I say I love you too?

Dear Min Young,

Mengapa para pengacara dalam drama ini selalu bertepuk sebelah tangan? Kau memiliki persamaan dengan Jun Ha, walau cintamu bertepuk segala tangan tapi kau akan melakukan segala cara agar wanita yang kaucintai memperoleh apa yang ia inginkan. Saat kau menyadari semua pengorbananmu sia-sia karena ia hendak kembali pada Maru, kau panik, marah, dan frustrasi. Tapi sampai akhir kau tetap berusaha melindungi wanita yang kaucintai. Akhirnya kau menjalani hukumanmu dan memilih untuk tidak menoleh ke belakang. Kuharap, seperti yang lainnya, kaupun akan menjalani hidup baru dan menemukan kebahagiaanmu.

Dear Jae Shik,

Entah kenapa kau adalah tokoh yang seharusnya jahat tapi tidak ada yang bisa membencimu. Apakah karena kau diperankan oleh Yang Ik Jun? Atau karena secara tidak sengaja kau malah mempersatukan Eun Gi dan Maru, dan kau yang pertama kali mengungkap penyakit Maru pada Jae Hee? Aku senang kau akhirnya bertobat dan memulai hidup baru. Kuharap kau memperoleh kebahagiaanmu bersama Sekretaris Hyun.

PS: Yang Ik Jun adalah sutradara dan aktor handal yang telah meraih berbagai penghargaan. Ia belum pernah merambah dunia drama sebelumnya. Kabarnya ia bersedia memerankan Jae Shik karena ia bersahabat dengan sutradara drama ini.

Dear Dee,

Terima kasih telah mengajakku membuat sinopsis drama ini. Benar-benar petualangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Terima kasih Dee selalu mengerti saat aku tidak bisa menyelesaikan sinopsis dengan cepat karena berbagai hal. Juga Dee tak kenal lelah menyediakan screencap tiap jumat agar aku bisa membuat spoiler.

Thank you so much, partner^^ Semoga suatu saat kita bisa bekerja sama lagi, error bareng, galau bareng, nangis bareng, ketawa bareng *big hug*

Dear readers,

Tanpa ada kalian yang mencerahkan timeline twitterku dan ruang komentar di blogku dan Dee, perjalanan ini tidak akan sama. Terima kasih untuk semua komentar, apresiasi, ulasan, informasi, dan buah pikiran kalian mengenai drama ini. Seringkali aku tidak sempat membalas satu per satu tapi aku membaca semuanya. Aku tersenyum, terpukau, dan bertambah semangat saat membaca komentar kalian (walau ada juga yang membuatku mengerutkan kening hehe ;p).

Terima kasih telah setia dan bersabar menunggu kami membuat sinopsis, menemani kami dalam menjalani minggu demi minggu. Kuharap perjalanan kita tidak berhenti di sana dan kita akan bertemu dalam drama-drama bagus lainnya *group hug*.

Last BTS Pictures:

 

   

 

 

 

Everything starts from here^^

Okay, it’s done! Finally, aku bisa mengucapkan selamat tinggal pada drama yang mengesankan ini. When a drama becomes more than a drama…..maybe it’s hard to say goodbye but awesome dramas always last in our heart.