“Semalam pikiran ini muncul dalam benakku. Benar, bagaimanapun aku dan Kang Maru tidaklah mungkin. Memangnya kenapa jika aku kembali kehilangan akal? Di mana ada cinta yang tak mungkin di dunia ini? Jika aku memberontak dan berpegang pada pendirianku itu, semua orang di dunia ini akan menghentikan kami. Dengan mempercayai bahwa dunia akan menghentikan dan memisahkan kami, untuk terakhir kalinya aku akan berlari padanya. Untuk terakhir kalinya, aku akan menggenggam tangannya. Untuk terakhir kalinya, aku akan mendengarkan apa yang ia katakan.”
Itulah isi hati Eun Gi saat ia diam-diam mengikuti Maru. Terus memandanginya dari jauh dengan penuh kerinduan. Saat Maru memegangi kepalanya yang sakit, Eun Gi terlihat khawatir walau ia mengira Maru sakit kepala biasa.
“Untuk terakhir kalinya aku akan mengungkapkan isi hatiku. Untuk terakhir kalinya ia akan mencium bekas lukaku. Dan untuk terakhir kalinya, berada dalam jalan yang kami jalani.”
Eun Gi melihat Maru mengangkat ponselnya. Ia bertanya-tanya dalam hatinya apakah mereka pada akhirnya berada dalam tempat yang benar. Apakah tidak ada jalan lain selain berpura-pura tidak tahu di saat mereka sebenarnya tahu? Walaupun mereka semalaman berbicara dan mencari keputusan, bagaimana jika pada akhirnya mereka tidak bisa mendapat penyelesaiannya? Bagaimana jika ia tidak bisa menyerah (dalam pembalasan dendamnya)?
Eun Gi kembali mengikuti Maru. Maru merasa seseorang mengikutinya dan berbalik. Eun Gi cepat-cepat membalikkan badannya ke arah lain. Maru tak melihatnya dan kembali berjalan pergi.
Eun Gi kembali bertanya dalam hatinya, bisakah ia tetap bersama Maru dan tidak berpisah dengannya? Ia akan tetap percaya orang-orang akan memisahkan dan menghentikan mereka. Eun Gi memperhatikan Maru yang terus berjalan menjauh.
Eun Gi berperang dalam hatinya. Ia sangat mencintai dan merindukan Maru. Jauh dalam hatinya ia ingin berpegang pada Maru untuk yang terakhir kalinya. Tapi ia sendiri tidak yakin apakah ia bisa melupakan dendamnya. Ia tidak yakin mereka bisa bersama. Pada akhirnya, ia hanya bisa mengandalkan dunia ini yang akan memisahkan dan menghentikan mereka.
Eun Gi lalu bertemu dengan Jun Ha seperti dalam episode 18. Jun Ha memberitahunya kalau Presdir mengetahui hubungan Min Young dan Jae Hee, juga berencana untuk menyingkirkan keduanya.
Eun Gi marah karena Jun Ha menyembunyikan hal ini selama ini. Ia bertanya apakah hal ini yang akan dikatakan Jun Ha padanya saat ingatannya kembali. Apakah ada hal lain yang disembunyikan Jun Ha darinya?
Jun Ha menatap Eun Gi dengan ragu-ragu. Eun Gi meminta Jun Ha mengatakan semua padanya.
Jun Ha menemui Maru. Ia memperdengarkan rekaman telepon bukti keterlibatan Jae Hee dan Min Young dalam kematian Presdir. Maru shock saat Min Young dalam rekaman itu berkata bukankah Jae Hee yang meminta bantuannya untuk mempertahankan posisi Jae Hee karena tidak mau kembali ke hidup lamanya yang seperti neraka.
Karena tak tahan lagi, Maru mematikan rekaman itu. Ia bertanya mengapa Jun Ha memperdengarkan rekaman itu padanya.
Jun Ha berkata seharusnya yang pertama kali Maru tanyakan adalah mengapa ia baru mengeluarkan rekaman ini sekarang? Rekaman ini adalah kartu untuk menghancurkan Jae Hee dan Min Young sekaligus dalam satu pukulan. Bukankah pertanyaan yang normal seharusnya adalah mengapa Jun Ha selama ini menyimpannya dan baru sekarang mengungkapkannya?
Itulah sebabnya ia memperdengarkan rekaman ini pada Maru, karena ia tahu Maru akan bertanya pertanyaan tadi : mengapa Jun Ha memperdengarkan rekaman ini pada Maru?
Jun Ha menyalakan lagi rekaman tadi. Maru mendengarkan bagian berikutnya. Jun Ha mengancam akan melaporkan rekaman ini pada polisi tapi Min Young balik mengancam Jun Ha akan membongkar keterlibatan ayah Jun Ha dalam kecelakaan mobil ibu Eun Gi. Maru menatap Jun Ha dengan kaget. Jun Ha menunduk, tak memiliki keberanian untuk mengangkat kepalanya. Melihat Jun Ha seperti itu, Maru mematikan kembali rekamannya.
Jun Ha berkata ia berniat memberitahu Eun Gi semuanya setelah ingatan Eun Gi kembali. Tapi sebelum ia sempat melakukannya, Eun Gi telah mengejar orang-orang yang membunuh Presdir.
“Aku takut. Yang paling kutakutkan bukan karena Eun Gi akan marah dan membenciku. Aku tidak takut membayar kejahatanku (dalam benak Jun Ha, ia juga bersalah karena ia tidak melakukan apapun saat Presdir meregang nyawa dan ikut menutupinya). Tatapan mematikan dari mata Eun Gi yang penuh tekad untuk membalas mereka yang membunuh ayahnya, itulah yang kutakutkan. Aku tahu balas dendam tidak hanya menyakiti orang yang kita balas, tapi juga semua orang termasuk diri sendiri. Aku tidak mau lagi melihat Eun Gi tersakiti.”
Lalu Jun Ha menemui Min Young dan menyerahkan surat pengunduran dirinya. Juga rekaman audio bukti kematian Presdir. Jun Ha berkata ia telah membuat kopi dari file audio itu. Dulu ia mengatakan akan menghapus rekaman itu tapi ia tahu Min Young juga tidak percaya ia telah menghapusnya.
Min Young marah. Ia kembali mengancam Jun Ha mengenai keterlibatan ayah Jun Ha dalam kematian ibu Eun Gi.
Jun Ha berkata ia dulu bersikap munafik dengan mengatakan cinta bukanlah mengenai menginginkan atau memiliki seseorang. Ia dulu berbohong. Ia ingin memiliki Eun Gi dan tidak ingin menyerahkan Eun Gi pada orang seperti Maru. Jika ingatan Eun Gi kembali, hanya masalah waktu Eun Gi akan kembali ke sisinya. Pada saat yang tepat, ia akan menyatakan perasaannya pada Eun Gi. Ia bahkan berencana untuk menghapus rekaman itu.
“Tapi? Tapi?!”
“Melepaskan seseorang dan menyerah… aku mempelajari bahwa itu juga cinta. Cinta yang lebih besar daripada berusaha memilikinya. Dan untuk itu aku bisa bahagia. Aku menyadarinya belum lama ini. Kang Maru yang mengajariku hal itu.”
Min Young tersenyum sinis. Jun Ha mengajak Min Young menyerahkan diri untuk dosa mereka terhadap Eun Gi.
Maru kembali mendengarkan rekaman Jae Hee dan Min Young pada malam kematian Presdir. Saat Min Young berkata Jae Hee yang telah meminta bantuannya untuk bertahan di puncak.
Maru teringat pada permintaan tolong Jae Hee yang lain. Tujuh tahun lalu saat Jae Hee tak sengaja membunuh seorang pria, Jae Hee meminta tolong padanya. Saat itu Maru meminta Jae Hee menyerahkan diri tapi Jae Hee menolak dan ingin bunuh diri.
Jae Hee pasrah saat sekretarisnya membacakan keputusan dewan direksi. Jae Hee harus mundur dari jabatannya sebagai Presdir dan Maru dipecat. Maru masuk ke kantor Jae Hee dan tersenyum sambil menyapanya “noona”. Ia mengajak Jae Hee berkencan malam ini di taman depan kantor sepulang kerja.
Eun Gi masih merenung di café tempat ia bertemu dengan Jun Ha. Saat ia akhirnya hendak pergi, ia melihat Maru berjalan melewati café itu. Maru tak tahu sedikitpun kalau Eun Gi melihatnya. Eun Gi kembali mengikuti Maru.
Maru menemui Jae Hee yang telah menunggunya di taman. Jae Hee terlihat bingung dengan sikap Maru yang seolah sedang berkencan dengannya. Maru meraih tangan Jae Hee.
“Tangan Noona selalu terasa dingin sejak dulu. Bahkan setelah kau menjadi Presdir kaya yang membuat semua orang iri, tangan ini tetap terasa dingin. Dulu hal yang paling kukhawatirkan adalah tangan Noona yang dingin,” ujar Maru. Jae Hee menatap Maru.
Maru tersenyum lalu pelan-pelan meniupi tangan Jae Hee agar hangat. Jae Hee merasa tersentuh….sampai ia melihat punggung Maru berguncang, seperti orang yang sedang menangis terisak-isak.
Jae Hee memanggil-manggil Maru tapi Maru terus menunduk. Akhirnya Jae Hee mengangkat wajah Maru. Maru memang menangis. Jae Hee terkejut. Maru mengusap air matanya dan berusaha bersikap biasa.
“Aku telah banyak berpikir mengenai malam saat Noona membunuh seorang pria. Jika saat itu aku membiarkan Noona menyerahkan diri, apa yang akan terjadi?”
Jae Hee terlihat berpikir. Sepertinya hal itu bahkan belum pernah terlintas di benaknya.
“Aku tidak akan pernah meninggalkan Noona dan menunggumu tak peduli berapa lama pun. Aku mungkin akan melamarmu. Jika seperti itu, apakah Noona akan bahagia?”
Jae Hee mulai menangis mendengar kata-kata Maru.
“Mungkin aku akan sibuk dengan pekerjaan (sebagai dokter) dan tidak bisa melakukannya sering-sering, tapi sekali setahu kita bisa berlibur ke luar negeri bersama Jae Gil dan Choco. Dan mungkin satu hari, aku akan mengeluarkan uang tabunganku dan membelikan tas bermerk yang Noona inginkan. Saat Noona berulang tahun, kita bisa makan steak san minum wine. Jika seperti itu, akankan Noona bahagia?” tanya Maru.
Jae Hee tak mampu menjawab. Maru bertanya apakah jika itu yang terjadi, Jae Hee akan lebih bahagia daripada sekarang? Selama ini itulah yang ia pikirkan.
“Semuanya menjadi salah sejak saat itu, karena menutupi hal yang salah. Sejak itu Noona tidak bisa lagi membedakan apa yang benar, apa yang salah, apa yang seharusnya tidak dilakukan, jalan apa yang sudah pasti tidak boleh dilalui. Kau tidak bisa lagi memutuskannya. Seperti mobil tanpa rem, kau terus menambah kecepatan. Aku minta maaf, Noona. Aku yang membuatmu seperti ini,” Maru menangis.
Ia mengira apa yang dilakukannya dulu adalah cinta. Padahal itu adalah sifat kekanakkannya dan keangkuhannya. Maru merengkuh wajah Jae Hee.
“Aku membuat Noona menjadi monster. Aku salah. Aku yang membuat Noona seperti ini.”
“Maru-ya…” isak Jae Hee.
Maru meraih tangan Jae Hee. Ia berkata ia akan pergi kepada Jae Hee. Ia tidak bisa menjanjikan cinta untuk Jae Hee, tapi ia bisa tinggal dengan Jae Hee selamanya. Selama Jae Hee tidak mengharapkan cinta darinya, maka semuanya akan baik-baik saja. Ia akan menunggu Jae Hee dan bertahan.
“Hentikan semua perbuatan tak berguna ini dan buang semua beban berat di pundakmu. Dan terimalah semua hukuman jika Noona harus menerimanya. Aku akan menunggu sampai kapanpun, jadi…apakah kau akan datang padaku?”
Tangis Jae Hee tak terbendung lagi. Maru merengkuhnya dan menangis bersamanya. Inilah yang dilihat Eun Gi dalam akhir episode 18.
Jae Shik kembali ke rumah Maru. Jae Gil diam-diam terus mengawasi Jae Shik. Jae Shik tidak terlihat bersemangat seperti biasanya. Ternyata Choco membuatkan sup rumput laut untuk Jae Shik, bahkan membelikan daging sapi grade 2+. Mengapa? Karena Jae Shik berulang tahun hari ini.
Jae Shik bertanya di mana Maru sekarang. Choco menjawab Maru ada di kamar mandi. Jae Gil langsung waspada saat melihat Jae Shik mencari Maru. Ia bertanya mengapa Jae Shik mencari Maru. Memangnya aku tidak boleh bertanya, sergah Jae Shik.
Ia lalu menyuruh Choco dan Jae Gil membeli kue ulang tahun untuknya. Jae Gil curiga Jae Shik berupaya menemui Maru saat ia dan Choco pergi. Tapi Jae Shik terus memaksanya pergi hingga Jae Gil dengan berat hati pergi bersama Choco.
Choco mengeluh mengenai Jae Shik. Jae Gil bertanya mengapa Choco selalu memperlakukan Jae Shik dengan baik, bahkan selalu memberinya makan (hmmm…mana tau dia kalau kebaikan Choco yang malah menyelamatkan Maru >,<). Choco berkata Jae Shik tidak pernah makan makanan rumah sejak dilahirkan. Jae Gil mengeluh mengenai kebaikan Choco tapi ia sebenarnya ia nampak kagum. Walau begitu kekhawatirannya meninggalkan Maru sendirian bersama Jae Shik membuatnya tak tenang.
Jae Shik masuk ke kamar mandi. Maru sedang mencukur wajahnya. Jae Shik bertanya mengapa Maru susah ditemui akhir ini-akhir ini. Dan mengapa banyak orang kaya dan berkuasa yang dendam pada Maru. Maru tak menjawab.
Jae Shik bertanya apa yang Maru pikirkan saat Maru membawanya pada Jae Hee waktu itu (saat Jae Hee hendak mengumumkan keadaan Eun Gi tapi tak jadi dan malah mengangkat Eun Gi menjadi ko-Presdir). Apakah Maru tidak pernah terpikir ia akan mengkhianatinya dan menikamnya dari belakang?
“Aku memikirkannya,” jawab Maru cuek.
“Aku benar-benar membawa pisau di sakuku.
“Ya.”
“Jika aku membunuhmu, mereka berjanji akan memberiku officetel.”
“Ya.”
“Hei!”
“Hyung..”
“Apa?”
“Jika kau benar-benar hendak menikamku, lakukan tanpa banyak bicara.”
Jae Shik terdiam. Maru meneruskan mencukur wajahnya. Jae Shik keluar dari kamar mandi. Ia melihat Jae Gil telah menunggunya dengan wajah sangar. Jae Gil menyeret Jae Shik ke luar rumah lalu meninjunya tanpa babibu. Jae Shik marah dan hendak balas meninju Jae Gil.
“Maru akan mati walau kakak tak membunuhnya!” seru Jae Gil. Jae Shik terkejut. Ia melepaskan Jae Gil.
Jae Gil berlutut di hadapan Jae Shik. Ia memohon agar Jae Shik tidak melakukannya. Ia tahu Jae Shik seorang yang gila uang tapi Jae Shik tidak bisa melakukannya pada Maru. Maru adalah satu dari sedikit orang yang memperlakukan Jae Shik seperti manusia. Jika Jae Shik memiliki hati nurani, Jae Shik tidak akan membunuh Maru.
“Apa Maru sakit?” tanya Jae Shik.
“Ya,” kata Jae Gil sambil menangis.
“Sakit hingga ia bisa mati?”
“Iya..”
Jae Shik menjitak Jae Gil. Mengapa Jae Gil menangis? Bukan Jae Gil yang sakit dan sekarat, juga tidak ada yang membayar untuk membunuh Jae Gil jadi kenapa Jae Gil menangis. Ia mengusap kepala Jae Gil lalu berjalan pergi.
Maru telah selesai bercukur. Ia nampak berpikir. Eun Gi duduk termenung di kamarnya. Bayangan Maru memeluk Jae Hee yang menangis tak bisa hilang dari benaknya. Sementara itu, Jae Hee memikirkan kata-kata Maru di taman. Bahwa Maru tak bisa menjanjikan hatinya tapi bersedia selalu bersamanya.
Ketiganya mendapat berita bahwa Jun Ha mengalami kecelakaan mobil semalam. Kondisinya serius dan koma.
Maru teringat perkataan Jun Ha sebelum mereka berpisah semalam. Jun Ha berkata ia akan mengajak Min Young menyerahkan diri. Mereka dulu sering bermain sepakbola bersama, mengobrol tentang gadis-gadis, juga seseorang yang memiliki impian normal seperti dirinya.
“Jika gagal dan terjadi sesuatu padaku, keluarkan file itu,” kata Jun Ha pada Maru.
Maru pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Jun Ha. Di dalam kamar Jun Ha, ia melihat Eun Gi sedang memanggil-manggil Jun Ha dan memintanya bangun.
“Kau tidak boleh seperti ini. Masih banyak hal yang ingin kaukatakan padaku, bukan? Bukalah matamu, Jun Ha oppa,” Eun Gi terus mengguncang Jun Ha sambil merengek.
Maru meraih tangan Eun Gi dan menariknya keluar kamar Jun Ha. Eun Gi berkata ia tahu ada yang mencoba membunuh Jun Ha dan ia bisa merasakan siapa yang berada di balik peristiwa ini.
Eun Gi berkata ia menelepon Jun Ha kemarin malam dan memberitahunya kalau ia telah menyelidiki kematian ayahnya dan menemukan hal yang sangat aneh. Ia telah memeriksa catatan telepon pada hari kematian ayahnya dan ia menemukan ayahnya melakukan percakapan telepon satu jam lamanya bersama Jun Ha sampai ayahnya meninggal.
Ia sudah menanyai Jun Ha dan bertanya apa yang Jun Ha sembunyikan darinya. Ia juga bertanya apakah Jun Ha berada di pihak Jae Hee dan berteriak apakah Jun Ha terlibat dalam kematian ayahnya, tapi Jun Ha hanya menangis. Jun Ha tak mengatakan apapun dan tidak membantah. Ia hanya menangis.
“Han Jae Hee dan Ahn Min Young…” kata Eun Gi keras-keras.
“Turunkan suaramu,” ujar Maru sambil melihat ke sekitarnya.
“Han Jae Hee dan Ahn Min Young membunuh ayahku!” seru Eun Gi. “Ayahku dibunuh!”
“Apa kau punya buktinya?!” bentak Maru. Eun Gi terdiam. Bagaimana jika tuduhan Eun Gi salah, apakah Eun Gi akan bertanggung jawab? Jika orang lain mengetahui apa yang dilakukan Eun Gi, apakah mereka akan membiarkan Eun Gi begitu saja? Jika ada yang mencoba mencelakai Jun Ha artinya Eun Gi juga bisa menjadi korban berikutnya.
“Jika kau tidak yakin, jika kau tak memiliki bukti bahwa mereka bersalah, maka tutup mulutmu dan diamlah.”
Eun Gi bertanya apa Maru akan berdiam diri jika menjadi dirinya. Jika ayahnya mati saat ia kehilangan akal sehat dan semua tanda menunjukkan Jae Hee dan Min Young yang membunuhnya, apakah Maru sanggup menutup mulut dan berdiam diri seakan sudah mati? Ia yakin jika Jun Ha sadar maka semua masalah akan terselesaikan.
Eun Gi berjalan kembali ke kamar Jun Ha. Baru beberapa langkah ia berbalik.
“Maru-sshi, pergilah jalani jalanmu sendiri. Lindungilah Han Jae Hee, orang yang kau tak sanggup kehilangannya. Aku akan melakukan segalanya untuk menangkap Han Jae Hee. Aku akan menangkapnya dengan tanganku sendiri, jadi lindungi dia agar tidak tertangkap olehku,” ujar Eun Gi tajam.
Maru terpaku di tempatnya.
Komentar:
Akhirnya rahasia yang dipendam masing-masing mulai terkuak. Lucunya, Eun Gi tetap tidak tahu menahu, malah Maru yang mengetahui semuanya lebih dulu.
Mengapa Maru mendadak berkata seperti itu pada Jae Hee? Kurasa apa yang dikatakannya pada Jae Hee di taman benar-benar keluar dari lubuk hatinya. Ia tidak mencintai Jae Hee lagi tapi ia merasa bertanggungjawab telah menjadikan Jae Hee seperti ini. Jika waktu itu ia tak sukarela menanggung hukuman Jae Hee mungkin keadaan akan berbeda. Pertanyaannya: benarkah demikian? Seandainya Jae Hee saat itu menyerahkan diri, apakah mungkin keadaan akan lebih baik dari saat ini?
Lalu mengapa Maru berusaha menutupi keterlibatan Jae Hee dan Min Young dalam kematian ayah Eun Gi? Apakah karena ia ingin melindungi Jae Hee seperti yang dikira Eun Gi? Sebaliknya. Maru ingin melindungi Eun Gi dari Min Young. Sampai saat ini tidak ada yang tahu ingatan Eun Gi telah kembali, hingga Min Young dan Jae Hee tidak menganggap Eun Gi sebagai ancaman. Jika keduanya tahu Eun Gi telah kembali seperti dulu, maka Eun Gi mungkin dalam bahaya seperti Jun Ha.
Masalahnya Eun Gi tidak bisa lagi mempercayai Maru. Di saat ia mulai goyah dan hendak meraih Maru untuk terakhir kalinya, ia malah melihat Maru memeluk Jae Hee. Apapun yang Maru katakan sekarang sulit dipercaya oleh Eun Gi.
Akhirx sinopsisx keluar juga... Msh dalam demam nice guy stadium akut nih! :D. Maksih banyak mba' fanny... Moga slalu d beri kesehatan n waktu lapang u/ update k-drama terbaru d Dramatized. :D
BalasHapuskenapa sih Maroo koq belain Jae Hee terus. padalahkn seharusnya yg saat ini sgt membutuhkan maroo tu eun gi. hah... so much pain in this drama!
BalasHapusayooo mba . bagiannya 2nya lanjutkan ! hehehehehe
BalasHapus100% setuju sm komen mba fani :D
BalasHapussm persis loh mba dg yg kupikirkan ehehehe
*pdhl ud tau endingnya tp ttp blom lengkap kalo blm baca sinopnya dan liat komentar mba fanny dan mba dee ^^
part 2 nya meski dah nntn lo ga bc sinopsis kurang gmn gt di tunggu dah hmpr tiap menit aq blk blk lht blok ni bt bcep 19 20
BalasHapuspart 2 nya meski dah nntn lo ga bc sinopsis kurang gmn gt di tunggu dah hmpr tiap menit aq blk blk lht blok ni bt bcep 19 20
BalasHapusIya, saya pikir knapa penulisnya membuat maru merasa bertanggung jawab atas apa yg terjadi dgn jae hee, kalau jae hee menerima tawaran maru, bgmn dgn eun gi ( padahal maru sdh mencintai eun gi )
BalasHapussy sdh baca ending dramanya( walau masih nunggu videonya keluar di YT ), rasanya merinding endingnya
padahal dari ep 1-19 kt di buat galau tiap minggu nunggu drama ini keluar
Kl maru g nyerahin diri maka Ceritany akn lain n maru g jd Nice Guy dung.... Hiiiii Kamsahamida y ats sinopny n sy tgg part2 ... Sukses slalu y wat oenni fany & dee...
BalasHapusB3%l!@N
Udah bka nich sinopsis tp blm sempet bacanya.pengin ikut nimbrug komen dulu.makasih bwt mba fanni yg udh posting nich eps Udah dulu ah takut kepanjangan komennya sekarang tgl baca aja sambil tdran.Apry.
BalasHapusSelamat malam ya bwt semuanya semoga pd bs tdr nyenyak setelah baca sinop ini hr ini.Apry
BalasHapuswaktu baca sinopsis ini agak kaget pas maru nangis didepan jae hee,dan meniup tangannya,aq mikir knpa maru melakukan hal bodoh itu lagi "jangan2 masih cinta ma jae hee"...
BalasHapusTp setuju ama mbak fanny,setelah tau kalo maru blg "tapi jgn mengharapkan cinta dariku" itu udah jelas bgt kalo maru cinta nya udah cuma buat eun gi aja..
aku nangis baca sinopsis ini,jadi mikir kenapa ada cowok sebaik itu ya..udah cakep,baik bertanggung jawa lagi *sorak2 buat kang ma roo*..makasih mba fanny
gak nyangka, oppa bisa sebersalah itu, sampe nangis t.t
BalasHapusgomawo mbak fanny :)
dari semua scene, scene MaRu-Jae Ha di taman di ep ini yg paling tidak aku suka. Membosankan!
BalasHapusMenurutkan scene tsb tdk penting dan sikap MaRu thd Jae Ha terlalu berlebihan, atau mungkin aku yg blm mendapat 'feel'nya dari scene tsb.
Thanks postingnya Fanny, ditunggu part 2 nya. Hwaiting and I'm waiting... ^_^
-anit-
haduh maru oppa ga usah trlalu mrsa brslh atw brtggjwb pd jaehee, jgn menunggunya. Hiduplah bahagia dgn EunGi yg mcintaimu&kau cinta...hehe.. Tgl 1 part lg bwt mbak fanny,moga mbak fanny&mbak dee sllu sehat ^_^, Thanks mbak fanny sinopsisnya...*hug mbak fannydee :)
BalasHapus"aq akan menunggu untuk han jae hee nona selama tidak mengharap cintaku, apa nona akan bahagia?? «««««« #TeamEungiMaru cantetttttt hati dan cinta maru milik eungi ^^
BalasHapusdan reaksi eungi hanyalah cemburu saja saya yakin hati eungi yg paling dlm tau Maru dipihaknya :) thx mba fanniiiiii baca sinopsisnya sula bgt disini
Lanjut mbak fanny bagian ke 2 nya....
BalasHapushmm...ga krasa bentar lagi ending...
Maru & Eun gi....i'm gonna be missing both of you....
akting joong ki oppa ama chae won eonni bener-bener daebak...two thumbs up buat mereka...
baru baca nih sinopsis nya soalnya aku baru tertarik hehehee.. oiya terimakasih sudah mensinopsiskan drama ini, :)
BalasHapuskomen dikit ye hehe.. jika seandainya maru tak sukarela menggantikan jae hee dan ketika waktunya tiba maru akan selalu bersama jae hee mungkin drama ini gak dibuat xD karena inti cerita itu berawal dari kejadian maru yang menolong jae hee