“Aku menjalani jalan yang sama yang telah kujalani bersama orang itu. Ya, aku juga mengingat tempat ini. Aku ingat setiap saat pada hari itu.”
Eun Soo pengirim surat mengingat hari saat bandul rambutnya terjatuh dan masuk ke celah di bawah batu. Ia berjongkok dan mengeluarkan tabung film berisi surat yang ditujukan pada Eun Soo.
“Dapatkah kau menemukan tempat ini 100 tahun kemudian? Aku tak percaya keajaiban, tapi karena ada harapan aku meninggalkan penyesalan seperti ini.”
Eun Soo pengirim surat (sepertinya Eun Soo pada jaman 100 tahun sebelum jaman Gong Min) menggelontorkan tabung film ke bawah celah batu lalu menutupinya dengan batu besar.
“Aku memikirkannya ratusan kali. Jika pada hari itu kami kembali ke istana, apa yang akan terjadi? Apakah Ratu kami akan tetap hidup? Apakah raja kami dapat terhindar dari kehancuran? Lalu…apakah aku bisa terhindar menyaksikan kematian hati orang itu? Jika aku bisa kembali pada hari itu. Seandainya aku bisa memeluk orang itu dan melihat senyum di matanya lagi meski hanya satu hari. Jangan melarikan diri seperti aku, Eun Soo-ya. Walau hari itu menjadi hari terakhirmu.”
Itulah isi surat dalam tabung film yang ditemukan Eun Soo (jaman Gong Min) di bawah celah batu pada akhir episode 19. Eun Soo menyembunyikan tabung film itu dari Choi Young. Choi Young bertanya mengapa Eun Soo terlihat gelisah dan pucat. Eun Soo hanya meminta Choi Young memeluknya.
Choi Young merangkul Eun Soo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Eun Soo menggelengkan kepalanya.
“Seandainya terjadi sesuatu pada Raja dan Ratu kita…jika saat kau tidak ada, terjadi sesuatu pada mereka, apa kau akan baik-baik saja?” tanya Eun Soo.
Choi Young bertanya mengapa Eun Soo berkata seperti itu, apa Eun Soo mendengar sesuatu. Eun Soo hanya bergumam apa yang harus mereka lakukan.
Tak lama kemudian keduanya melanjutkan perjalanan. Eun Soo berkeras hendak kembali ke istana. Choi Young mengingatkan kalau tujuan mereka adalah gerbang langit, ia akan mengantar Eun Soo ke sana. Eun Soo berkata mereka bisa memikirkannya nanti. Choi Young meminta Eun Soo menjelaskan agar ia bisa mengerti.
Eun Soo akhirnya mengeluarkan tabung film yang ia temukan dan menyerahkannya pada Choi Young. Choi Young menebak di dalam tabung itu juga terdapat surat dari langit. Eun Soo berkata isi surat itu mengatakan, mereka mungkin bisa menyelamatkan Ratu jika mereka kembali ke istana.
Eun Soo bercerita ia menemukan tabung itu di bawah batu, apakah Choi Young tidak percaya?
“Aku percaya, karena kau yang mengatakannya.”
Choi Young berkata mereka akan pergi ke desa terdekat untuk mencari tahu apakah terjadi sesuatu di istana. Setelah itu barulah mereka memutuskan akan ke mana. Eun Soo terbatuk-batuk. Choi Young khawatir racunnya sudah bekerja. Tapi untunglah Eun Soo belum terserang demam.
Gong Min kalang kabut dengan menghilangnya No Gook. Para woodalchi sedang melakukan pencarian bersama tentara kerajaan di seluruh ibukota, tapi mereka belum mendapatkan jejak apapun. Gong Min berkata ia akan mencari sendiri. Dol Chi mencoba mencegahnya. Ia berkata Gong Min harus berada di istana untuk menerima kabar terbaru pencarian ini.
Gong Min tak mau mendengar. Choong Seok berkata Gong Min harus menurunkan perintah dan mengatur pencarian ini. Gong Min akhirnya kembali ke ruang kerjanya dan memerintahkan agar Suribang dilibatkan untuk mencari No Gook.
Gong Min hampir meledak saat teringat betapa rapuhnya kondisi No Gook saat ini dan Choi Young tidak ada di sisinya. Ia bertanya apakah ada kabar dari Choi Young. Ia merasa sedang dihukum saat ini.
“Aku selalu mengabaikan perasaan Choi Young dan sekarang aku dihukum. Setiap saat ia berkata akan melindungi keselamatan tabib langit, setiap ia memintaku menyelamatkannya, ia pasti merasa seperti ini. Ia pasti merasa terbakar seperti ini. Aku baru menyadarinya sekarang,” ujar Gong Min sedih.
Dayang Choi menemui Gong Min. Ia mengaku bersalah telah lengah menjaga Ratu dan siap menerima hukuman. Ia menyerahkan sepucuk surat pada Gong Min. Itu adalah surat yang ditemukan dayang Choi di kamar Ratu. Ia tidak tahu siapa pengirim surat itu pada Ratu. Gong Min membaca isinya dan melihat cap surat itu. Cap Dansaguan (utusan Yuan).
Gong Min meremas surat itu lalu memerintahkan Choong Seok menggeledah kediaman Dansaguan Soon Yoo dan kediaman Deok Heung.
Dansaguan menolak perintah Gong Min. Choong Seok tidak gentar, perintah Gong Min tidak bisa ditolak. Ia juga akan mengantar Dansaguan menemui Raja. Sementara itu Dol Bae mengambil stempel Dansaguan dan beberapa surat yang sedang ditulisnya untuk dijadikan barang bukti. Deok Heung memperhatikan semuanya.
Eun Soo menunggu sementara Choi Young mencari informasi ke desa terdekat. Eun Soo melihat ekspresi Choi Young yang nampak khawatir. Ia teringat isi surat tabung itu.
“Jangan melarikan diri seperti aku, Eun Soo-ya.”
Choi Young menghampiri Eun Soo. Tampaknya tidak ada hal lain yang terjadi di istana selain persiapan perang. Ia mengajak Eun Soo meneruskan perjalanan ke gerbang langit. Eun Soo berkata Choi Young pasti tidak akan mengijinkannya pergi ke gerbang langit sendirian sementara Choi Young kembali ke istana. Ia mengusulkan agar mereka kembali ke istana bersama-sama karena masih ada waktu.
Choi Young kesal karena Eun Soo terus mengatakan hal yang sama (sama, aku juga mulai bosan >,<). Eun Soo balik marah, apa mengirimnya pergi begitu penting dan harus tergesa-gesa? Apa Choi Young akan bahagia dengan cepat-cepat mengirimnya pergi?
Akhirnya Eun Soo mengeluarkan semua unek-uneknya. Choi Young berhenti menjadi pejuang dan meninggalkan Raja, semua karena dirinya. Lalu ia akan dianggap apa? Choi Young hanya melindunginya dengan kata-kata, memangnya bisa? Ia tidak mau Choi Young hanya melindungi nyawanya, tapi perasaannya juga.
“Mengapa takdirku seperti ini,” omel Eun Soo, “Akhirnya ada orang yang kusukai. Tapi orang ini dipenjara karena aku, dan sekarang ia juga berhenti menjadi pejuang. Aku bilang, ayo kita kembali.”
“Jangan bergerak,” ujar Choi Young tegas. Ia bebalik sambil mengayunkan pedangnya. Ternyata ada orang yang hendak menyerang diam-diam, dan sekarang ia terluka. Eun Soo hendak menghampiri orang yang terluka itu tapi Choi Young mencegahnya. Ia menyuruh Eun Soo diam di tempat. Lalu Choi Young pergi untuk melihat keadaan sekitar.
Eun Soo tetap saja menghampiri orang yang terluka itu dan merawat lukanya sambil terus mengomel.
Choi Young berjalan ke jembatan dan melihat seorang pria bertudung sudah menunggunya. Choi Young meminta orang itu kembali, ia sedang tidak ingin bertarung. Pria bertudung itu malah menyerang. Kemampuannya cukup baik, ia berhasil melukai bahu Choi Young.
Choi Young bertanya apakah pria itu tidak lelah terus bertarung dan membunuh. Pria bertudung itu kembali menyerang Choi Young dan kali ini Choi Young berhasil menjatuhkannya. Tapi Choi Young tidak mau membunuh lagi. Ia melepaskan pria itu.
Choi Young kembali ke tempat ia meninggalkan Eun Soo. Eun Soo sedang menunggunya. Eun Soo kesal saat melihat Choi Young kembali terluka. Choi Young bertanya apakah Eun Soo akan terus marah seperti ini. Eun Soo berkata ia marah saat ia khawatir. Choi Young mengangguk, ia akan pergi melihat keadaan Raja dan Ratu.
Ia juga memberitahu Eun Soo kalau utusan Yuan bukan hendak membawa Eun Soo ke Yuan, melainkan hendak mengeksekusi Eun Soo di depan umum. Apakah Eun Soo masih mau kembali ke istana bersamanya?
“Walau hari itu menjadi hari terakhirmu.”
Eun Soo tersenyum. Ia akan kembali. Choi Young berkata ia tidak akan diam saja membiarkan Eun Soo ditangkap. Eun Soo tersenyum, ia sudah tahu.
Gong Min menunjukkan surat yang diterima Ratu pada Dansaguan. Dansaguan membuka surat itu, isinya memberitahukan pada Ratu, ada pesan rahasia untuk Ratu dari ibunya. Dansaguan berkata itu bukan tulisannya meski itu memang capnya.
Gong Min menuduh Dansaguan mengirim surat itu pada Ratu sebagai umpan agar bisa menculiknya. Ia bertanya di mana Ratu sekarang.
Dengan tenang Dansaguan mengingatkan kalau Ratu adalah Puteri negeri Yuan. Bagaimana bisa ia melakukan kejahatan seperti itu? Tapi Gong Min kehilangan kesabarannya. Ia membentak Dansaguan dan berteriak ia harus bertemu Ratu sekarang juga. Dol Chi melihat Raja dengan khawatir.
Gong Min memerintahkan agar Dansaguan diikat dan dipenjara bahkan disiksa agar mau memberitahukan di mana Ratu sekarang. Dol Chi mengingatkan kalau yang mereka bicarakan adalah utusan Yuan. Gong Min nampak tersadar, wajahnya dipenuhi keputusasaan.
Dansaguan kembali ke kediamannya. Deok Heung bertanya apakah keadaan Raja baik-baik saja. Ia dengar Ratu menghilang, pasti Raja terpukul karena mereka pasangan yang harmonis.
“Apa kau menggunakan stempelku?” potong Dansaguan. “Apa kau menggunakan stempelku dan menulis surat palsu untuk memanggil ratu keluar?”
Deok Heung menyangkalnya. Untuk apa ia melakukan itu? Bukankah batas waktu yang diberikan Dansaguan pada Raja untuk menyerahkan stempel Yuan dan tabib langit berakhir esok hari? Raja tidak akan bisa memenuhi kedua syarat itu.
Dansaguan berkata ia membawa misi mengambil alih Goryeo dengan menghindari perang sebisa mungkin. Jika terjadi sesuatu pada Ratu, sang Kaisar (ayah Ratu), tidak akan berdiam diri. Ia menekankan Ratu harus selamat.
Deok Heung tersenyum, Ratu mungkin saja selamat. Dansaguan menatapnya. Sepertinya ia tahu Deok Heung yang menculik Ratu. Ia tahu Deok Heung hendak menjadi Raja. Jika Raja dianggap tidak bisa melindungi Ratu, ada kemungkinan Kaisar akan mengumumkan perang terhadap menantunya. Akibatnya Goryeo akan menderita kekalahan dan Gong Min dihukum oleh Kaisar.
Ratu tersadar di dalam sebuah kamar yang gelap. Ia berusaha bangkit berdiri tapi tubuhnya terlalu lemah. Ratu merangkak ke pintu, bertanya apakah ada orang di luar. Karena haus, ratu mengambil teko air dan meminumnya. Noooo…Deok Heung kan suka banget pake racun >,<
Raja semakin terpuruk. Ia berpikir Ratu sudah diseret meninggalkan ibukota. Dayang Choi mencoba menghibur, ia yakin Ratu masih di ibukota. Tapi Gong Min tak percaya. Ia memerintahkan penggeledahan setiap rumah dan penjagaan di perbatasan.
Gong Min tidak bisa tidak memikirkan kemungkinan terburuk. Ia memerintahkan agar Deok Heung menemuinya. Ia tahu Deok Heung pelakunya, hanya ia yang bisa melakukan kejahatan seperti ini.
Sementara itu Ki Chul masih mencari Eun Soo. Mereka belum ditemukan tapi lokasi terakhir mereka sempat terlihat adalah di Bonggu. Ki Chul berkata Bonggu bukanlah arah menuju gerbang langit. Eum Ja berkata mereka tidak akan berjalan langsung ke gerbang langit karena para pencari hadiah mengejar mereka. Hwasuin berkata sejak awal melibatkan pencari hadiah adalah cara yang salah. Memangnya ada berapa orang yang bisa membunuh Choi Young?
Ki Chul berkata selama ini Deok Heung menertawakannya karena percaya pada Eun Soo. Eum Ja, Hwasuin, dan Yong Gak akhirnya mengakui kalau mereka juga tidak percaya Eun Soo berasal dari langit. Tapi Ki Chul berkata bagaimana jika Eun Soo memang dari langit. Bagaimana jika ia melewatkan kesempatan pergi ke langit?
Eum Ja dan Hwasuin berkata satu-satunya tempat yang akan dituju Eun Soo jika ia memang tabib langit pastilah gerbang langit. Mereka bersedia menunggu di sana. Jika tidak, berarti Eun Soo menipu mereka semua.
Choi Young dan Eun Soo tiba di markas Suribang. Bibi Manbo memberitahu mereka kalau saat ini sedang terjadi keributan di luar dan dalam istana. Ia berkata Ratu telah diculik saat bersembahyang di kuil. Memangnya Choi Young dan Eun Soo kembali bukan karena itu? Pria melambai muncul. Ia berkata malam ini Deok Heung dipanggil menemui Raja. Choi Young nampak berpikir.
Deok Heung menemui Gong Min. Gong Min ingin bicara empat mata dengan pamannya. Choong Seok protes karena Deok Heung sering menggunakan racun. Tapi Gong Min bersikeras ia akan berbicara berdua dengan Deok Heung. Begitu ditinggal berdua, Gong Min menghampiri Deok Heung. Tanpa basa-basi ia meminta Deok Heung mengembalikan Ratu. Ia tahu Deok Heung yang menahan ratu. Deok Heung pura-pura tidak mengerti.
Raja bertanya apa yang bisa ia lakukan untuk Deok Heung. Saat ini tubuh Ratu sedang rapuh. Atas saran tabib, ratu tidak boleh shock dan tidak boleh makan sembarangan. Gong Min berusaha menahan perasaannya. Ia ingin menyelesaikan kesepakatan secepatnya.
Deok Heung berkata ia tidak tahu siapa penculik ratu tapi jika ada yang melakukannya ia tidak akan membuat kesepakatan karena tidak mau diketahui sebagai penculik Ratu. Dan lagi jika hal ini sampai ke negara Yuan, otomatis Gong Min akan diturunkan dari tahtanya (karena tidak bisa menjada Puteri Yuan), jadi untuk apa ada kesepakatan.
Mata Gong Min mulai berkaca-kaca. Apakah itu artinya Ratu tidak akan dibiarkan hidup?
“Aku tidak tahu karena aku bukan pelakunya, aku hanya membuat perkiraan,” ujar Deok Heung.
“Apa tahta yang Paman perlukan? Ambillah. Hanya saja biarkan negeri ini tetap ada. Karena Paman juga warga negeri ini,” kata Gong Min memelas.
Deok Heung berkata negeri ini tetap ada hanya namanya yang berubah, baik Goryeo atau Yuan tidak ada bedanya. Gong Min kecewa pada dirinya sendiri dan menyesal telah menawarkan tahta negeri ini dan memohon pada orang seperti Deok Heung. Tapi ia lebih memikirkan keselamatan No Gook saat ini.
Dayang Choi pergi ke markas Suribang. Ia melihat Choi Young sedang rapat dengan para anggota Suribang sementara Eun Soo menunggu di meja terpisah. Suribang melaporkan Deok Heung terus menerus berada di dalam kediaman Dansaguan. Choi Young menduga Deok Heung memiliki pesuruh. Ia terdiam saat melihat bibinya.
Dayang Choi menarik Choi Young keluar. Ia bertanya mengapa Choi Young kembali. Choi Young bercerita kalau Eun Soo tiba-tiba memaksa untuk kembali karena istana sedang menghadapi bahaya. Dayang Choi menduga Eun Soo tahu karena berasal dari langit.
Choi Young menanyakan keadaan Gong Min. Dayang Choi menyuruh Choi Young menemui Gong Min. Choi Young tidak mau. Dayang Choi berkata senjata Deok Heung adalah mempermainkan perasaan orang.
“Itu juga yang aku pikirkan,” seru Eun Soo tiba-tiba. Ia bertanya apakah Deok Heung yang menculik Ratu. Dayang Choi menjawab semua orang menduga demikian tapi mereka tidak memiliki bukti. Mereka juga khawatir akan membahayakan nyawa Ratu jika bertindak sembarangan.
Eun Soo berkata ia memiliki ide. Choi Young buru-buru memotong perkataannya, ia ingin daftar nama orang yang pergi bersama Ratu ke kuil hari itu. Eun Soo berkata mereka cukup tahu Ratu berada di mana. Ia akan menemui Deok Heung.
“Tidak boleh!”
“Kau lagi-lagi begini,” protes Eun Soo. Keduanya mulai berdebat. Eun Soo berkata ia tahu Deok Heung itu memiliki masalah kejiwaan.
“Yang Mulia Ratu!” seru Dayang Choi menghentikan perdebatan keduanya,” sedang hamil.”
Eun Soo terkejut. Itu tidak mungkin, belum waktunya (dalam sejarah, No Gook sulit memiliki anak selama bertahun-tahun. Dan saat akhirnya ia hamil, ia mati saat melahirkan). Ia menyuruh Choi Young menemui Raja karena Raja pasti sedang hancur hati. Sedangkan ia akan mencoba menemui Deok Heung. Bukankah Choi Young percaya padanya?
Choong Seok dan Dae Man senang melihat Choi Young kembali. Choong Seok berkata Raja telah memerintahkan agar mereka tidak bertanya ke mana Choi Young pergi dan Raja yakin Choi Young pasti kembali. Choi Young bertanya di mana Raja sekarang. Kediaman Ratu, jawab Choong Seok.
Raja duduk di kamar Ratu, terus memandangi selendang Ratu yang menjadi kenangan pertemuan pertama mereka. Ia nampak rapuh dan hampir kehilangan akal. Choi Young menemuinya. Raja bahkan tak sanggup menatap Choi Young. Choi Young bertanya apa yang telah dikatakan Deok Heung. Gong Min hanya diam membisu.
“Yang Mulia?”
“Mengapa kau kembali? Kau seharusnya pergi saat aku mengirimmu pergi. Mengapa kau kembali dan melihatku yang seperti ini?”
“Yang Mulia, tolong lihatlah hamba.”
“Bagaimanapun juga orang itu (No Gook) tak bisa diselamatkan. Tak ada caranya. Aku juga ingin membunuhnya (Deok Heung) tapi aku tak bisa. Aku duduk di sini, di ujung kehancuranku. Saat aku seperti ini, Ratuku sudah….” Gong Min mulai bergetar menahan tangis.
Choi Young menarik meja di depan Gong Min hingga kotak selendang No Gook terjatuh beserta selendangnya. Gong Min langsung jatuh ke lantai dan memungut selendang itu lalu memeganginya erat-erat.
Choi Young shock melihat Rajanya seperti itu. Ia meminta Gong Min bangkit berdiri. Gong Min gemetar di lantai. Choi Young membantu Gong Min berdiri dan mendudukkannya di kursi.
Gong Min akhirnya menatap Choi Young. Choi Young bertanya apa yang dibicarakan Gong Min dengan Deok Heung. Gong Min berkata Deok Heung menyangkal semuanya dan tidak peduli dengan kesepakatan. Ia bercerita ia menawarkan tahtanya dan negerinya pada Deok Heung. Ia memohon pada Deok Heung.
“Apa kau dengar? Aku bahkan membuang negeriku,” ujar Gong Min sambil menangis.
“Tabib langit berkata, apa yang diinginkan orang itu adalah melihat hati Yang Mulia hancur. Apakah hati Yang Mulia sudah hancur? Maka aku tak ada alasan berada di sini.”
“Apa yang kauinginkan?”
“Mohon turunkan perintah.”
“Temukan Ratu dan bawa ia kembali.”
“Hamba menerima titah Yang Mulia.”
“Daejang, untuk kembali seperti ini….”
“Hamba masih belum bisa kembali. Hamba datang atas permintaan.”
Sepeninggal Choi Young, Gong Min terlihat memiliki harapan kembali.
Choi Young membagi tugas pada anak buahnya. Mereka harus bergegas menemukan Ratu karena penculiknya tidak mengharapkan Ratu terus hidup.
Eun Soo menemui Deok Heung. Deok Heung berkata apa Eun Soo tidak tahu kalau besok adalah hari kematian Eun Soo. Eun Soo berkata ia sudah tahu. Deok Heung tertawa, Eun Soo masih bicara blak-blakan seperti dulu. Eun Soo berkata ia berasal dari langit. Di matanya, keluarga kerajaan maupun pengemis tak ada bedanya. Persamaan derajat. Demokrasi.
Deok Heung menduga Eun Soo datang untuk meminta penawar. Eun Soo bertanya apakah Deok Heung masih ingat bagaimana Eun Soo bisa tahu kalau Deok Heung menyiapkan jebakan untuk Choi Young? Sekarang ia datang karena ia tahu di mana Ratu disekap. Deok Heung tertawa. Eun Soo mengeluarkan tabung filmnya dan mengeluarkan surat “Eun Soo”. Ia bertanya apakah ia perlu membacakan surat itu untuk Dek Heung.
“Dilihat darimanapun aku menginginkanmu. Kita bisa menjadi pasangan yang hebat.”
“Terakhir kali surat ini mengenai Choi Young. Sekarang mengenai dirimu. (Eun Soo pura0pura membaca surat dari langit) Orang pintar itu hendak melampaui batas. Dia menculik ratu dan ratu sedang hamil.”
“Hamil?” Deok Heung terkejut.
“Tempat di mana Ratu disekap adalah….” Eun Soo menghentikan kata-katanya dan melipat suratnya. Deok Heung hendak merebut surat itu tapi Eun Soo tidak membiarkannya.
Eun Soo menunjukkan tabung plastik film pada Deok Heung. Surat itu juga berasal dari langit. Deok Heung bertanya mengapa Eun Soo berhenti membaca. Untuk ditukar dengan penawar, jawab Eun Soo.
Deok Heung tersenyum, tidak mungkin Eun Soo pikir ia akan percaya. Eun Soo berkata kalau begitu ia tidak punya pilihan lain. Ia akan ke istana sekarang untuk memberitahu di mana Ratu berada.
“Kau akan dieksekusi,” Deok Heung mengingatkan.
“Aku akan menyelamatkan Ratu jadi tidak mungkin aku dieksekusi. Mereka akan mengampuniku. Tapi bukankah akan menjadi masalah buatmu? Wajahmu tidak terlihat saat menculik Ratu? Apa kau akan memberiku penawarnya? Jujurlah padaku, racun ini kudengar tidak ada penawarnya. Dan buku harianku….sebenarnya apa yang kau miliki? Hanya nama anggota keluarga kerajaan?” ledek Eun Soo.
Senyum di wajah Deok Heung berganti dengan kemarahan karena merasa terhina. Tapi Eun Soo tidak gentar, ia tak bisa lagi diancam. Mati adalah pilihannya jika memang harus demikian.
Deok Heung bertanya apakah Eun Soo akan berada di pihaknya jika ia memberikan penawarnya. Eun Soo harus berkata akan berada di pihaknya lebih dulu baru ia akan memberikan penawarnya. Eun Soo nampak berpikir sejenak.
“Tidak mau,” katanya sambil tersenyum. Ia beranjak pergi. Deok Heung mengingatkan Eun Soo akan mulai terserang demam, waktunya tak banyak. Aku tahu, seru Eun Soo cuek. Deok Heung kesal.
Eun Soo kembali ke istana. Choi Young menariknya ke samping. Eun Soo tersenyum menenangkan sambil membentuk huruf v(victory) dengan jarinya. Choi Young mendesah lega.
Taktik selanjutnya, para pengawal kerajaan ditarik kembali ke istana. Pencarian terhadap Ratu seakan-akan dihentikan. Anak buah Deok Heung melaporkan hal ini pada Deok Heung. Ia melaporkan keadaan Ratu semakin melemah. Deok Heung memerintahkan anak buahnya membereskan Ratu. Orang itu mengerti. Ia pergi untuk melaksanakan perintah Deok Heung, tanpa menyadari Suribang sedang memata-matai.
Batas waktu yang diberikan Dansaguan pada Gong Min berakhir hari ini. Gong Min memegangi selendang No Gook, teringat pada pertemuan pertama mereka dan kebersamaan mereka selama ini. Berbeda dengan sebelumnya, ia lebih tennag. Ia memutuskan tidak akan memikirkan hal lain. Ia tidak ingin anaknya kelak dipermalukan seperti dirinya. Hanya itu yang akan ia pikirkan.
Gong Min menemui Dansaguan dan para menteri yang telah menanti di aula istana. Saat rapat dimulai tiba-tiba Ki Chul muncul. Ia menyindir Dansaguan yang tidak mampir ke rumahnya. Tanpa diundang, Ki Chul duduk bersama mereka dan mempersilakan rapat dimulai.
Dansaguan bertanya apakah Raja sudah menyediakan hal yang ia minta. Dua hal yang diminta Dansaguan adalah Gong Min kembali menggunakan stempel Yuan dan Eun Soo dieksekusi karena dianggap sebagai wanita siluman yang telah mempengaruhi Gong Min. Jika ia menuruti kedua permintaan itu maka Dansaguan akan mengatakan hal yang baik mengenai Gong Min pada Kaisar.
Gong Min memberikan jawabannya. Ia menyerahkan stempel Yuan pada Dansaguan. Ia telah menggunakan stempel itu dengan baik dan sekarang ia mengembalikannya karena Goryeo tidak membutuhkannya lagi.
Untuk permintaan kedua, Eun Soo tiba-tiba muncul. Ki Chul hampir melompat dari kursinya. Gong Min memperkenalkan Eun Soo sebagai tabib langit Goryeo. Eun Soo telah menyelamatkan nyawa Ratu, nyawa kepala pengawal, dan kemarin Eun Soo telah menyelamatkan hatinya.
“Apa ia kelihatan seperti wanita siluman?” tanya Gong Min pada Dansaguan. Dansaguan tak bisa menjawab.
Pintu kamar tempat No Gook disekap terbuka. Anak buah Deok Heung masuk dan memasukkan sesuatu ke air dalam teko. No Gook bertanya siapa yang telah memerintahkan orang itu. Ia teringat pernah melihat orang itu di istana (orang itu adalah kasim Deok Heung). Anak buah Deok Heung berkata tuannya akan menyelamatkan No Gook jika Deok Heung hancur, tapi tidak ada pilihan lain No Gook harus dilenyapkan.
No Gook menghunus belati. Ia tidak bisa mati lebih dulu, karena Gong Min akan hancur. Ia mengancam akan membunuh orang itu. No Gook sangat lemah hingga dengan mudah belati itu dijatuhkan. Orang itu lalu mulai mencekoki No Gook dengan air dari teko.
Untunglah Choi Young dan Dol Bae datang pada waktunya. No Gook jatuh pingsan. Sementara orang suruhan Deok Heung bunuh diri tanpa mengatakan siapa yang telah menyuruhnya. Choi Young menggendong No Gook kembali ke istana.
Dansaguan bertanya pada Eun Soo, apakah Eun Soo datang dari langit. Belum sempat Eun Soo menjawab, Gong Min berkata Eun Soo tidak berasal dari langit. Semua terkejut.
“Anda tidak mungkin percaya pada hal seperti dunia langit, kan?” sindir Gong Min pada Dansaguan. Gong Min berkata kemampuan Eun Soo sangat luar biasa hingga muncul rumor seperti itu.
Ki Chul protes, bagaimana bisa seperti itu? Gong Min bertanya pada Eun Soo apakah Eun Soo berasal dari langit. Karena Eun Soo datang dari masa depan, Eun Soo menjawab sebenarnya ia bukan dari langit.
Lucunya, Eun Soo mengucapkan “maaf” tanpa suara pada Ki Chul yang bengong.
Gong Min bahkan mengaku ia yang menyebarkan rumor itu untuk memperkuat kedudukannya. Dansaguan bertanya apakah Gong Min memang ingin mengirim para rakyat ke medan perang (dengan menolak kedua permintaan Yuan)?
Gong Min berkata jika ia ketakutan dan menuruti keinginan Dansaguan agar tidak terjadi perang, pada kali berikutnya hal apa lagi yang akan diminta Dansaguan? Ia berpikir berapa lama lagi ia akan terus terseret oleh permintaan-permintaan itu. Karena itu ia memutuskan semua berakhir sekarang, ia tidak akan mendengar permintaan lagi.
Dansaguan berkata ia mengerti, lalu ia beranjak pergi. Ia sempat berkata pada Eun Soo kalau ia akan bertemu Eun Soo tak lama lagi.
Ki Chul berjalan mendekati Eun Soo, tapi ia terhalang oleh Choong Seok yang memberitahu Gong Min kalau No Gook telah ditemukan. Gong Min bergegas pergi. Eun Soo hendak pergi tapi Ki Chul menghalanginya.
“Kau bukan dari dunia langit?”
“Eeh..sebenarnya bukan dunia langit,” kata Eun Soo takut-takut.
“Semua yang kaukatakan adalah kebohongan?” desak Ki Chul.
“Oh, itu…”
Untunglah Eun Soo diselamatkan oleh panggilan Choong Seok karena Ratu harus diperiksa. Eun Soo bergegas ke kediaman Ratu.
Gong Min langsung membuka kamar Ratu tapi Dayang Choi berkata saat ini bukan saat yang tepat. Sebaiknya Eun Soo masuk lebih dulu. Eun Soo dan Deok Gi langsung masuk.
Tak lama kemudian Eun Soo keluar. Dengan terbata-bata menahan tangis, Eun Soo berkata Ratu telah sadar dan keadaannya baik-baik saja, tapi….ia kehilangan bayinya. Gong Min terpana.
Eun Soo mendengar dari Ratu kalau selama ia disekap ia terus diberi obat. Mungkin obat tidur yang sangat kuat, yang cukup berbahaya untuk kehamilan. Gong Min tak berkata apa-apa. Ia membuka pintu kamar No Gook dan masuk.
Dol Chi mulai menangis. Para woodalchi menundukkan kepala dengan sedih. Choi Young bergeser ke depan Eun Soo dan menggenggam tangan Eun Soo di belakang punggungnya. Eun Soo bersandar di punggung Choi Young. Mereka berbagi kesedihan.
Gong Min menghampiri tempat tidur Ratu. Masih tak percaya No Gook telah kembali dan berbaring di sana. Gong Min naik ke tempat tidur dan memeluk isterinya. Mereka menangisi kepergian anak mereka. No Gook berbalik membenamkan wajahnya di dada Gong Min. Gong Min memeluknya erat-erat. Sedih banget T_T
Choi Young menemui Eun Soo. Ia telah mendengar Eun Soo menyangkal berasal dari langit saat rapat. Eun Soo membenarkan, itu semua ide Raja. Tapi akibatnya Ki Chul sekarang mengajukan permintaan untuk berbicara dengan Eun Soo.
Choi Young berkata sekarang hanya ada dua hal yang bisa mereka lakukan. Pertama, melarikan diri hingga gerbang langit terbuka. Eun Soo menerka mereka akan kembali dikejar-kejar seperti kemarin.
Pilihan kedua, serangan pencegahan. Melenyapkan semua orang yang mengincar Eun Soo. Membunuh Ki Chul, Deok Heung, jika perlu membunuh Dansaguan juga. Untuk itu ia akan berhenti dari posisinya sebagai woodalchi karena ia tidak mau mempersulit Raja.
Eun Soo menatap Choi Young tak percaya. Ia berkata ia memilih pilihan ketiga. Ia akan bersembunyi di tempat teraman Goryeo sampai waktunya tiba.
“Di mana itu?” tanya Choi Young curiga.
“Aku harus meminta ijin lebih dulu,” kata Eun Soo sambil tersenyum.
Choi Young mengobrol bersama komandan Ahn Jae (komandan yang melepaskan Choi Young dari penjara). Ahn Jae bertanya apa yang Choi Young pikirkan hingga pergi meninggalkan istana dan membuat pada woodalchi tegang.
“Apakah karena seorang wanita?”
“Tidak.”
“Atau pedangnya telah terlalu berat bagimu juga?” tanya Ahn Jae.
Ia bercerita guru Choi Young sempat ke rumahnya pada hari sebelum ia meninggal. Guru Choi Young dan ayah komandan Ahn Jae mengobrol semalaman dan Ahn Jae kebetulan berada di sana juga. Ia mendengar guru Choi Young berulang kali berkata pedangnya telah semakin berat hingga adakalanya ia tak sanggup mengangkatnya dengan dua tangan.
Choi Young mengambil pedangnya, yang merupakan peninggalan gurunya, dan menatap pedang itu. Ahn Jae bercerita saat itu ia memberanikan diri untuk bertanya pada guru Choi Young. Ia bertanya apa rasanya memiliki pedang yang semakin berat.
Choi Young bertanya apa jawaban gurunya saat itu. Guru Choi Young saat itu menjawab semuanya harus diakhiri. Ia harus mencari tempat untuk mengakhirinya. Lalu keesokan harinya guru Choi Young masuk istana dan menemui ajalnya.
“Rasanya aku mau meledak, akhir hidup seseorang sepertinya berakhir di tangan Raja yang seperti itu,” kata Ahn Jae. Ia bertanya sudah berapa lama Choi Young memegang pedang. 13 atau 14 tahun? Sudah berapa banyak orang yang Choi Young bunuh? Apakah pedang Choi Young juga sudah bertambah berat?
Setelah temannya pergi, Choi Young merenungkan perkataannya sambil melihat pedang itu.
Ki Chul dan Yong Gak menemui Deok Heung. Deok Heung jelas ketakutan melihat Ki Chul tapi ia berusaha tersenyum. Ki Chul mengajak Deok Heung kembali ke rumahnya dan menyelesaikan rencana mereka yang terhenti. Ia marah karena merasa telah dibodohi Raja dan Eun Soo.
Para woodalchi menanti di luar kamar Choi Young. Mereka ingin membicarakan masalah perekrutan woodalchi baru. Choi Young menyuruh mereka mencari Choong Seok untuk membicarakannya. Tapi mereka mendesak Choi Young untuk melihat woodalchi baru itu. Ada seorang woodalchi baru yang direkomendasikan oleh orang berpangkat tinggi.
Choi Young memarahi mereka. Latar belakang seseorang berada di urutan ke-15 kriteria penerimaan. Dan rekomendasi seseorang ada di urutan ke-105. Artinya ia tidak mau menerima seseorang dengan rekomendasi. Kemampuan adalah kriteria pertama.
Para woodalchi berkata Raja sendiri yang merekomendasikan orang baru itu. Dae Man muncul dan memberitahu kalau orang baru rekomendasi Raja sudah menunggu di kamar Choi Young.
Choi Young membuka pintu kamarnya, para woodalchi buru-buru menutup pintu kamar Choi Young begitu Choi Young melangkah masuk. Woodalchi baru itu memperkenalkan dirinya sambil memberi hormat.
“Prajurit Yoo Eun Soo menerima perintah untuk ditugaskan sebagai woodalchi mulai hari ini. Laporan selesai.”
Choi Young bengong. Eun Soo berkata inilah tempat teraman di Goryeo. Ia akan bersembunyi di sini, menempel pada Choi Young. Raja sudah memberi ijin. Ia bahkan diberi sebuah pedang.
Melihat Choi Young menatapnya, Eun Soo mulai salah tingkah. Ia berkata tidak ada tempat untuk prajurit wanita di barak woodalchi ini jadi ia memutuskan tinggal di kamar Choi Young mulai sekarang. Ia bisa tidur di mana saja.
Choi Young berbalik dan membuka pintu kamarnya. Para woodalchi yang sedari tadi menguping segera bubar seakan tak terjadi apa-apa.
Choi Young menutup pintu kamarnya lagi lalu berjalan mendekati Eun Soo. Ia bertanya apakah ia juga harus tinggal di kamar ini. Tanpa sadar Eun Soo melangkah mundur karena Choi Young terus mendekatinya.
“Ini kamar daejang dan kau daejang-nya,” jawab Eun Soo gugup.
“Karena aku daejang?”
Eun Soo mengangguk.
Eun Soo tak bisa mundur lagi. Choi Young mendekatkan wajahnya pda wajah Eun Soo dan menatapnya lekat-lekat.
“Di sini?” tanyanya.
“Di sini…Dan aku tidak akan melarikan diri,” ujar Eun Soo.
Choi Young tersenyum. Eun Soo balas tersenyum.
Komentar:
Setelah alur yang cukup berputar-putar di beberapa episode sebelumnya, aku merasa episode ini episode terbaik. Mengapa? Karena emosi mereka terlihat nyata. Terutama saat Raja kembali bertemu dengan Ratu dan mereka harus menghadapi rasa sedih kareha kehilangan bayi mereka.
Sebenarnya aku mengharapkan emosi yang sama, setidaknya lebih, dari pasangan Choi Young dan Eun Soo. Kadang aku tidak bisa merasakan perasaan mereka karena mereka jarang memperlihatkannya. Aku lebih menyukai perdebatan mereka dibandingkan saat mereka berada dalam suasana yang seharusnya romantis. Setidaknya dalam perdebatan itu, aku bisa merasakan emosi mereka. Well, ini hanya pendapatku saja. Mungkin juga karena Choi Young memang digambarkan sebagai orang yang kaku dan cuek^^
Mengenai Eun Soo dari masa seratus tahun sebelum Goryeo, sepertinya ia adalah Eun Soo yang berasal dari masa depan Eun Soo yang sekarang? Eun Soo sepertinya bukan sekali ini saja berkelana melintasi waktu. Bingung kan? Sama >,<