Setibanya di apartemen, Enrique disambut oleh wajah Tae Joon yang suram. Tae Joon bertanya apa yang selama ini Enrique lakukan. Enrique bingung mengapa Tae Joon marah padanya.
Tiba-tiba Seo Young muncul sambil marah-marah dengan membawa koper Enrique. Ia mendorong koper itu ke arah Enrique. Enrique tambah bingung. Apa ia disuruh pergi?
Seo Young memarahinya. Enrique seharusnya menelepon kalau tidak pulang. Apa Enrique tahu betapa khawatirnya Tae Joon? Jika Enrique tetap bersikap seenaknya, sebaiknya Enrique pergi. Enrique bengong.
Ternyata Seo Young hanya pura-pura marah. Ia memberi syarat agar Enrique meminta maaf. Enrique mengerti isyarat Seo Young, tapi sayangnya Tae Joon juga menangkap isyarat di antara keduanya.
“Maaf, maaf, maaf. Ah, aku pasti sudah gila. Aku terus saja lupa karena berbagai seminar yang kulakukan. Astaga…kak, aku minta maaf,” kata Enrique.
“Sudahlah,” kata Tae Joon. “Apa kalian senang mempermainkan aku?”
Tanpa berkata apa-apa lagi Tae Joon meninggalkan mereka. Kadang-kadang kemarahan yang tenang jauh lebih menakutkan dari kemarahan yang meledak-ledak >,<
Enrique menyeret kopernya meninggalkan apartemen. Ia mengirim sms pada Seo Young agar tidak khawatir. Ia akan menyelesaikan masalah ini dengan Tae Joon. Mereka hanya perlu waktu.
Di depan apartemen Dok Mi, Enrique berhenti. Ia menunjuk ke arah jendela Dok Mi. “Aku akan memastikan untuk menarikmu keluar sebelum aku kembali (ke Spanyol). Aku akan menjadi pengasuh untuk gajahmu. Tunggu saja!”
Btw, gajah berbahasa Korea itu namanya Koshik. Ia bisa mengucapkan 7 kata, di antaranya: halo, berbaring, dan suka (choa). Bagi yang mau melihat Koshik, silakan lihat di sini.
Do Hwi terlihat marah melihat Jin Rak kembali bersama Dok Mi. Tapi untuk menjaga citranya di depan Jin Rak, Do Hwi tersenyum dan menyapa Dok Mi. Ia mengeluh sulit bertemu dengan Dok Mi. Dok Mi, yang tahu kalau Do Hwi hanya berpura-pura, tidak mengacuhkannya dan berjalan menuju apartemennya.
Di depan Do Hwi ia berkata ia tahu Do Hwi tidak datang mencarinya, jadi ia akan masuk ke apartemennya.
“Tidak! Aku terus menerus berusaha mencarimu dan berkali-kali mampir,” kata Do Hwi, takut Jin Rak mengetahui kebohongannnya. Selama ini kan ia beralasan datang ke apartemen ini untuk mencari Dok Mi.
Jin Rak melihat keduanya dengan penuh rasa ingin tahu. Tiba-tiba Dong Hoon membuka pintu. Begitu melihat Dok Mi dan Jin Rak, Dong Hoon langsung berasumsi kalau keduanya menghabiskan malam bersama. Ia langsung menghampiri Jin Rak untuk mendapat konfirmasi (gosip ya harus dikonfirmasi ;p). Jin Rak menggeleng, ia lebih tertarik melihat apa yang terjadi antara Dok Mi dan Do Hwi.
Do Hwi terus menghalangi Dok Mi untuk berjalan ke apartemen. Dok Mi pura-pura hendak ke kiri, begitu Do Hwi hendak menghalanginya, Dok Mi mengubah arah dan berjalan melewati Do Hwi. Dong Hoon sampai kagum.
Do Hwi menghampiri Dok Mi dan dengan suara se”manis” mungkin ia bertanya apakah Dok Mi tidak keterlaluan. Ada banyak orang yang sedang memperhatikan mereka, apa Dok Mi hendak mempermalukannya?
Dok Mi menghela nafas panjang. “Bisakah kau menyingkir?” tanyanya. Do Hwi terkejut. Dok Mi memandang Do Hwi, mengingatkan kalau kata-kata itu adalah kata-kata terakhir yang pernah diucapkan Do Hwi padanya.
Dok Mi masuk ke dalam apartemennya. Apa yang terjadi waktu itu?
Kilas balik:
Dok Mi dan Do Hwi sedang asyik bergurau ketika tiga gadis jahat menghampiri mereka. Hmmm…aku kurang jelas, mereka itu trio bulu bukan ya? Mereka mendorong-doorng dahi Do Hwi dan mengejeknya.
“Kau…bukankah aku sudah menyuruhmu diam seperti tikus?” ujar seseorang di antara mereka.
“Benar, jika kau tidak punya teman maka bermainlah sendiri,” kata yang lain pada Dok Mi. Ia berkata Do Hwi dipersulit karena berteman dengan Dok Mi. Mereka mengejek persahabatan Do Hwi dan Dok Mi yang berlangsung sejak SD. Mereka mengancam Do Hwi agar terus diam seperti tikus pada festival nanti.
Hal ini membuat Do Hwi terus menangis. Dok Mi berusaha menghiburnya tapi Do Hwi sepertinya mulai kesal pada Dok Mi dan terus menangis.
Hal ini bertambah parah ketika guru yang ditaksir Do Hwi bersikap baik pada Dok Mi. Guru itu melihat bakat Dok Mi dan meminjami Dok Mi beberapa buku untuk mengikuti kontes menulis nasional. Dok Mi berterima kasih. Guru itu tersenyum dan memberi semangat pada Dok Mi dengan memegang lengan Dok Mi dengan akrab. Pemandangan itulah yang kebetulan dilihat Do Hwi.
(Apakah guru itu menyukai Dok Mi? Sepertinya…hanya saja menurut pendapatku kurang pantas seorang guru pria menyentuh murid wanitanya dengan sengaja, tak peduli di bagian tubuh manapun kecuali keadaan darurat seperti pingsan atau sakit. Rasanya kurang sreg aja >,<.)
Dok Mi kembali ke kelas dan mendapati Do Hwi tertawa dan mengobrol bersama tiga gadis jahat yang tadi mem-bully mereka. Dok Mi nampak terpukul. Do Hwi sepertinya bisa dengan mudah bergabung dengan tiga gadis jahat itu karena kekayaannya.
Sejak saat itu Do Hwi bersikap jahat padanya. Do Hwi juga yang meminta pertanggungjawaban guru itu di depan seluruh teman sekelas. Ia menyuruh Dok Mi keluar dari kelas lalu mulai menginterogasi guru tersebut. Di luar kelas, Dok Mi mendengarkan teman-temannya menginterogasi Pak Guru.
Apa alasannya seorang murid keluar masuk rumah gurunya? Apakah ia ke rumah Pak Guru benar-benar hanya untuk menulis? Berapa kali dia datang? Apa dia sering datang? Apakah kalian benar-benar hanya menulis? Bagaimana bisa Pak Guru pulang bersama murid?
Sigh…. Ternyata guru itu memang bukan guru yang baik. Bukannya mengatakan kebenaran, ia berkata ia hanya tidak ingin melukai perasaan murid yang terobsesi padanya dan mengatakan hal yang tidak baik tentang Dok Mi. Ia berharap murid-murid menghentikan rumor agar ia bisa berpindah dari sekolah ini dan diterima di sekolah lain. Dan tanpa mengatakan apapun pada Dok Mi, guru itu pergi meninggalkan Dok Mi menanggung semuanya sendirian.
Penderitaan Dok Mi dimulai. Sekarang semua murid mengira Dok Mi yang merayu Pak Guru. Mereka mencecar Dok Mi hingga Dok Mi tak tahan lagi dan pingsan. Do Hwi tersenyum keji melihat semuanya.
Akhirnya Dok Mi menjadi bahan pembicaraan satu sekolah. Inikah yang dimaksud Dok Mi dengan kebenaran menjadi kebohongan dan kebohongan menjadi kebenaran? Ia benar-benar belajar menulis namun akhirnya timbul kebohongan dan sekarang kebohongan itu yang dianggap kebenaran.
Kenangan menyakitkan itu membuat Dok Mi kembali menutup diri. Ia mengunci pintu apartemennya.
“Mari kita hentikan. Jangan lagi menjadi pembawa nasib buruk bagi satu sama lain. Aku mohon.” katanya sedih.
Do Hwi bertamu ke apartemen Jin Rak. Jin Rak terus menatapnya dengan curiga. Ia berkata pasti terjadi sesuatu antara Dok Mi dan Do Hwi di masa lalu. Apa mereka bertengkar?
Do Hwi menyangkal. Mereka bukan ABG lagi, apa yang bisa mereka pertengkarkan? Ia mengaku sangat dekat dengan Dok Mi dan menunjukkan foto-fotonya bersama Dok Mi saat SMA dulu pada Jin Rak.
Jin Rak tersenyum melihat Dok Mi tersenyum dalam semua foto itu. “Ternyata ada hari-hari saat ia tersenyum seperti ini,” gumamnya, “Ke mana perginya senyum-senyum itu?”
Ia menoleh dan melihat wajah Do Hwi berjarak 2 senti dengan wajahnya. Siuuuut..Jin Rak bergeser menjauh sambil terus memandangi foto Dok Mi.
Enrique kegirangan menonton video 4D dalam sebuah teater. Manager yang mendampinginya menjelaskan bukan hanya kursinya yang bisa bergerak, penonton juga bisa merasakan air, hembusan angin, dan aroma. Enrique sibuk menonton tanpa mempedulikan si Manager.
Setelah selesai menonton, Manager menjelaskan kalau Enrique akan langsung menangani semua aspek kreativitas pertunjukkan 4D ini. Selama ini mereka mencari sutradara bintang yang bisa bekerja sama dengan mereka. Ia menawarkan pekerjaan ini pada Enrique.
“Ahjusshi, sekarang jam berapa?” tanya Enrique. “Bisakah aku menonton 1 film lagi? Dan juga bisa bawakan aku popcorn? Yang manis ya.”
Akhirnya Enrique kembali menonton dengan sekotak besar popcorn di tangan. Sambil menunggu film diputar, ia menerima sebauh pesan berisi daftar editor yang berpengalaman membuat seminar dan autobiografi.
Enrique mengomel ia sudah bilang ia tidak berniat menulis buku. Tapi satu nama menarik perhatiannya. Siapa lagi kalau bukan editor kita, Dok Mi^^ Heee…sepertinya Enrique memiliki ide ;)
Benar saja, Dok Mi mendapat telepon dari atasannya untuk menghentikan semua pekerjaan yang sedang dikerjakan Dok Mi dan mulai mengerjakan buku baru. Dok Mi harus mengirim tiap bab begitu selesai. Belum sempat Dok Mi protes, telepon sudah ditutup.
Do Hwi bercerita kalau Dok Mi selalu kesepian. “Tadi kau lihat sikapnya bukan? Orang yang kesepian biasanya lebih sensitif. Orangtuanya bercerai saat ia masih SMP dan keduanya menikah lagi. Dok Mi tinggal dengan neneknya. Aku tidak tahu apakah karena kedua orang tuanya menikah lagi dan punya anak-anak lain, tapi dia jarang sekali bertemu orangtuanya.”
Jin Rak memuji Dok Mi yang tetap berhasil walau situasinya seperti itu. Do Hwi berkata sebenarnya ia yang mengurus Dok Mi saat SMP dan SMA.
“Kenapa dia bersikap begitu dingin pada teman yang mengurusnya dengan baik sepertimu?” tanya Dong Hoon, ikut nimbrung. Benar juga, timpal Jin Rak.
Do Hwi dengan entengnya menjawab ia tidak tahu. Ia meminum tehnya dan mengumpat kasar saat lidahnya terbakar. Air itu terlalu panas.
“Ooppss…” Ia tertawa malu saat Jin Rak menoleh mendengar umpatannya. Padahal di belakangnya ia menyumpahi Dong Hoon yang telah membuat teh itu.
“Aku berpikir….adakah cara untuk membuatnya tersenyum seperti ini lagi?” tanya Jin Rak. Do Hwi jadi kesal dan merebut ponselnya. Jin Rak merenung.
Dok Mi menerima paket pekerjaan baru yang dikirimkan seniornya. Salah satu paket terjatuh hingga isinya keluar sedikit. Dok Mi berjongkok memungutnya dan melihat isi paket itu. Isinya berupa foto-foto. Ia mengenali foto teratas. Foto istana pasir yang dibuat Enrique. Dok Mi mengambil foto berikutnya. Foto Enrique.
Enrique memberikan seminar mengenai dirinya. Wow, gaya Steve Jobs? Ia berusia 10 tahun waktu ia pertama kali menciptakan game pertamanya. Usia di mana tidak ada penjelasan lain kecuali ia seorang jenius. Ia tidak menjiplak game orang lain tapi membuat sesuatu yang sangat kreatif. Game yang setara dengan game-game legendaris masa kini.
Sementara itu Dok Mi mulai mengedit autobiografi Enrique. “Ia yang berusia 10 tahun menginjakkan kaki di negeri asing, Spanyol. Untuk berkomunikasi dengan temannya, ia menciptakan game.”
Enrique: “Aku ingat hari di mana aku melihat Benteng Alcazar untuk pertama kalinya. Benteng yang kupikir hanya ada di cerita dongeng berdiri di hadapanku secara nyata. Sejak saat itu aku mulai berpikir kenyataan dan imajinasi bukanlah dua hal yang terpisah. Tak peduli apa dan siapa, kau bisa berimajinasi.”
Dok Mi: “Benteng Alcazar adalah pengalaman sekali seumur hidup. Membuat mata terbuka seperti cinta pertama yang datang dalam hidup kita.”
Enrique: “Kreasiku berikutnya adalah kisah seorang ksatria yang mengejar iblis yang telah menculik sang puteri. Mudah, cepat, pertempuran fantastis terjadi di depan kalian dalam format 3D.”
Dok Mi: “Bahkan makan dan tidur tidak sama menyenangkan seperti pekerjaannya. Walau ia bahagia, ia kehilangan masa kanak-kanaknya karena terobsesi pada pekerjaan.”
Seminar selesai. Enrique keluar dan melihat poster-posternya telah dicoreti para antis. Ia tidak nampak marah dan berkata ini bukan pekerjaan satu orang dan mereka sudah sering melakukan pengrusakan seperti ini. Koordinator acara merasa tak enak hati.
“Mendadak aku merasa seperti Sherlock Holmes. Ini menarik,” kata Enrique memperhatikan poster-poster itu. “Tapi kenapa orang-orang ini begitu membenciku?” tanyanya dengan sedih.
Koordinator acara berusaha menghibur Enrique. Orang-orang itu tidak mungkin membencinya. “Kurasa aku sangat hebat hingga orang-orang ini cemburu,” ujar Enrique sedih. Doenkk…koordinator acara aja sampe jadi males dengernya hahaha :D
Tiba-tiba Enrique kembali ceria. Ia bertanya pada koordinator acara ke mana perginya anak muda Korea yang melarikan diri dari rumah? Jawabannya: warnet atau sauna.
Enrique dengan bersemangat pergi ke sauna. Kayanya ditempatin di mana saja tak masalah bagi Enrique^^
Dok Mi mengadakan riset mengani Enrique. Ia memainkan game ciptaan Enrique. Sementara Enrique bermain game yang sama dengan anak-anak di tempat sauna.
“Peraturan adalah batasan yang memihak. Aku tidak suka hidup dalam batasan kenyataan. Kau bilang game bisa berbahaya? Apapun dalam kehidupan ini bisa membahayakan jika kau membiarkannya. Komentar merusak dan gosip adalah tanda kurangnya keyakinan diri,” begitu isi salah satu seminar Enrique yang ditonton Dok Mi.
Enrique bersiap masuk ke dalam kotak sauna. Ia melihat larangan membawa bahan peledak, penyulut api, dan ponsel. Dengan patuh ia meninggalkan ponselnya dan berseru kaget melihat para ahjumma memakai ponsel di dalam kotak sauna.
Saat asyik tidur, sebuah pesan masuk ke ponsel Enrique. Dari penerbit. Beberapa halaman buku yang telah selesai diedit akan dikirim pada Enrique. Enrique tertawa senang.
Dok Mi mendapat telepon dari atasannya. Dengan percaya diri ia berkata ia telah melakukan penelitian dan mulai sekarang pekerjaannya akan lebih cepat selesai. Tidak banyak yang harus ia edit, hanya bagian kasarnya saja. Tiba-tiba ia mendelik pada foto Enrique.
“Penulisnya bilang tidak menyukainya?” tanyanya kesal.
“Kurasa kau harus bertemu dengan penulisnya,” kata atasan Dok Mi.
“Tidak bisa! Syaratku bekerja pada senior adalah aku tidak usah menemui penulis!” protes Dok Mi.
Atasannya berkata mereka telah berulang kali memohon Enrique untuk membuat buku namun selalu ditolak. Tapi sekarang dia memilih Dok Mi menjadi editor dan hendak membuat kontrak dengan penerbit mereka.
Dok Mi kaget, berarti Enrique sengaja. Atasannya bertanya apakah Dok Mi benar-benar tak kenal dengan Enrique karena Enrique bilang akan tiba di rumah Dok Mi dalam waktu sejam. Ia menutup telepon karena harus mengikuti rapat dan meminta Dok Mi memastikan buku itu diterbitkan tepat waktu.
Dok Mi panik dan terus memperhatikan jam.
Jin Rak senyum-senyum melihat spoiler untuk webtoonnya. Tapi ia terkejut saat melihat tulisan di bawah gambar: Biarkan cintamu yang bertepuk sebelah tangan membuatmu gila.
“AA..Apa-apaan INIIII??!!! Biarkan cintamu yang bertepuk sebelah tangan membuatmu gila? Aku benar-benar akan menjadi gila.”
Dong Hoon juga menganggap spoiler itu sangat jelek dan menelepon Jin Rak. Ia sedang sibuk menemani seorang wanita mabuk di pinggir jalan. Jin Rak berjanji akan segera menemui sang editor.
Dong Hoon marah-marah saat Jin Rak menutup telepon padahal dia belum selesai bicara. Ia marah-marah dengan suara keras hingga wanita di sebelahnya terbangun. Dong Hoon segera menenangkannya agar tidur kembali, tak lupa menyapa wanita lain yang lewat di depannya. Dasaaaaarrrr…
Dok Mi mondar-mandir di apartemennya dan berkali-kali melihat jam di pelukannya. Enrique berjalan dengan santai ke apartemen Dok Mi. Lalu menekan bel. Neeettttt….
Dok Mi tersentak. Enrique mengenakan kacamata (biar keliatan serius kali ya^^) lalu melihat ke lubang pintu. Dok Mi tak punya pilihan lain selain membuka pintu.
“Permisi…apakah Anda editor Go Dok Mi?” tanya Enrique dengan serius. “ Halo, aku adalah penulis buku yang sedang Anda edit saat ini. Namaku…Enrique Geum.”
Dok Mi beralasan sekarang sudah malam. Enrique berkata penerbit ingin menyelesaikan buku ini secepat mungkin. Dan Dok Mi tahu hal itu benar.
“Bagian mana yang tidak kausuka?” tanya Dok Mi. Enrique langsung kembali menjadi dirinya yang ceria. Ia pikir Dok Mi terkejut dengan takdir yang mempertemukan mereka lagi.
Dok Mi ingin Enrique memberitahunya bagian mana yang tidak disukai Enrique lalu pergi. Enrique berkata bagian yang tidak ia sukai cukup banyak. Memangnya Dok Mi boleh mengedit tulisan orang lain seenaknya?
“Di mana kita mulai bekerja?” tanyanya polos. Dok Mi kehabisan kata-kata dan menyuruh Enrique tunggu sebentar. Enrique tersenyum rencananya berhasil.
Dok Mi cepat-cepat membereskan bahan penelitiannya mengenai Enrique dan foto-foto Enrique yang tertempel di dinding. Setelah itu ia membuka pintu dan membiarkan Enrique masuk. Tepat saat mereka masuk, Jin Rak keluar dari apartemennya dan melihat mereka.O…owww >,<
Dok Mi kaget saat melihat Enrique membawa koper dan menghalanginya masuk ke dalam. Kenapa Enrique membawa begitu banyak barang?
“Editor Go Dok Mi….ah, mari kembali pada “ahjumma” saja. Aku diusir oleh kak Tae Joon,” katanya dengan memelas. Ia bercerita selama ini ia tinggal dengan banyak pria, wanita, dan anak-anak di sauna. Dok Mi mulai simpati.
“Ah tapi arak beras manis di sana sangat enak! Pokoknya selama ini aku bekerja di sauna dan berkeliling ke sana kemari memberi seminar,” tutur Enrique dengan wajah hampir menangis. Cemberutnya cute^^
Dok Mi jadi kasihan dan bertanya mengapa Enrique diusir. Enrique membawa barangnya masuk dan berkata ia terlalu keren hingga kakaknya cemburu. Heh, alasan apa itu?
“Ah aku lupa, kau berpihak pada kakak, bukan? Walau ia berpikir ia mampu menguasai diri dan berpura-pura kuat….tapi cinta tak berjalan seperti itu.”
“Mengapa ia harus menguasai dirinya?”
Enrique berkata sebentar lagi Tae Joon akan masuk wamil dan harus banyak bepergian tapi Seo Young pikir Tae Joon tidak akan sanggup. Dok Mi berpendapat Seo Young bisa menanyakannya langsung pada Tae Joon apakah Tae Joon ingin Seo Young ikut. Enrique berkata kedua orang itu tidak bisa jujur satu sama lain karena tidak mau egois. Tapi ia senang Dok Mi tidak terlihat sedih mendengar Tae Joon akan ikut wamil.
“Apa kau sudah melupakannya?” tanya Enrique. Dok Mi tidak menjawab.
Jin Rak mondar mandir di depan apartemen Dok Mi. Berusaha melihat lewat jendela dan menguping dari pintu. Bunyi telepon membuatnya sangat terkejut.
Enrique melihat-lihat apartemen Dok Mi. “Apakah aku seperti Armstrong yang baru saja menginjak bulan? Aku orang pertama yang menginjakkan kaki di apartemen ini, bukan?” Dok Mi tak menjawab, berarti perkiraan Enrique benar. Enrique melompat-lompat senang.
“Tapi kenapa di sini sangat dingin?” tanyanya tiba-tiba menggigil. Dok Mi menyalakan pemanas ruangan.
Enrique melihat gambar-gambar pemandangan berbagai negara di dekat tempat tidur Dok Mi. Ia tak mengira Dok Mi senang bepergian ke negara lain. Padahal tadinya ia pikir Dok Mi mengurung diri di sini seharian. Dok Mi tak mengatakan apapun tapi pandangannya ke arah televisi membuat Enrique ingin tahu.
Enrique tersenyum saat menyadari Dok Mi bepergian ke negara-negara lain dengan mengikuti acara televisi. Tidak benar-benar bepergian. Pantas saja di apartemen ini hanya televisinya yang modern (digital) di dalam kamar yang jadul (analog) ini. Hm, terbalik dengan Tae Joon dong (kamar modern, TV jadul).
Pastinya ia teringat Tae Joon karena ia hendak mengintip Tae Joon seperti yang biasa dilakukan Dok Mi. Dok Mi buru-buru menghalanginya. Ia ingin mulai bekerja, masih banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Bagaimana jika pada akhirnya Enrique menyukai semuanya?
Enrique berkata ia sudah menulis semuanya, dan menganggap Dok Mi terlalu lambat. Waktunya tidak banyak sebelum ia kembali ke Spanyol. Dok Mi berkata ia terkesan lambat karena banyak yang harus ia teliti lebih dulu. Mulai sekarang pekerjaannya akan lebih cepat.
Enrique mengangguk. Ia bertanya apa saja hal mengenai dirinya yang perlu Dok Mi ketahui?
“Apa kau mencoba semua game yang kubuat? Apa kau membaca semua artikel mengenai diriku? Karena beberapa artikel ditulis dalam bahasa asing kurasa kau sudah menerjemahkannya.”
Dok Mi mengangguk bangga. Ia sudah melakukan semuanya.
“Apa kau pikir dengan memainkan gameku dan membaca beberapa artikel berarti kau sudah mengenalku? Itukah sebabnya kau menulis aku kesepian saat berusia 10 tahun hingga membuat game untuk berkomunikasi dengan teman-temanku? Berkomunikasi itu hal yang harus dipelajari. Lalu Benteng Alcazar mengingatkanku pada cinta pertama? Bukankah itu rahasia hanya di antara kau dan aku? sungguh curang. Kau ingin kita pura-pura tak saling mengenal. Apakah kau tidak tahu terlalu banyak untuk ukuran seorang yang asing?” celoteh Enrique.
“Kalau begitu kenapa kau memintaku mengeditnya?” tanya Dok Mi tenang. Enrique berkata seharusnya penerbit merahasiakan hal ini (Dok Mi harusnya tidak tahu) dan ia bisa membatalkan kontrak gara-gara ini.
“Batalkan saja. Aku masih punya banyak pekerjaan dan aku lelah tidak tidur beberapa malam ini,” kata Dok Mi.
Skak mat…baru kali ini Enrique kalah. Ia protes Dok Mi ini sangat aneh. Di depan orang lain Dok Mi sulit sekali mengeluarkan sepatah kata, tapi kenapa Dok Mi bisa berbicara begitu kejam hanya padanya?
Dok Mi terdiam. Ia baru sadar dan tidak tau jawabannya. Ayo tanya kenapa?
Komentar:
Akhirnya kita tahu penyebab perseteruan Dok Mi dan Do Hwi. Masih ada yang mengganjal mengenai Do Hwi. Jika ia begitu membenci Dok Mi, mengapa ia masih menyimpan foto mereka berdua di ponselnya setelah bertahun-tahun?
Enrique dalam gedung yang sama dengan Jin Rak, Dong Hoon, Ryu, Dok Mi, dan Do Hwi. Hmmmm….tampaknya akan semakin seru ;D
ahh,, akhirnya muncul juga... makasih mbk fanny,,
BalasHapushehehe.. smga aq yg prtma komen,,, lnjut part 2 nya mbk,, hehehe,. akhirnya flower boy keempat2nya brkumpul,, heheheheh.. skrng mulai deh teka teki ttg masa lalu dokmi terkuak,, tp masih pnsran sapa sih jinrak itu sbnrnya,,
ditunggu sinop 6 part 2 nya,, semangat !! fighting!!
_ikan fishy_
Uwaaa,,tambah seru jja nich,, ^____^
BalasHapusEnrique ceria banget,,
Q suka, Q suka ^____^
Ayo Lanjutkan mba Fanny! :)
aiiiih enrique masuk kamar dok mi ....... bagian 2 nya mba' .. g' sabar g' sabar ... ^_^
BalasHapusakhirnya keluar, gomawo min, lanjut ke part 2 ya, aku udah nntn vidionya di youtube, tp tetep kurang afdol kalo ga baca sinopsisnya. di tunggu part 2 nya, hwaitingg!!!!!!
BalasHapusMakasih sinopsisnya mbak Fanny ^^
BalasHapusTetap semangat yah. hwaiting!!!
-Bee-
uda liat drama nya tapi krna ingris jadi kurang ngerti hehe, sebel sama do hwi yg so baik :s ,lanjutin nulis nya yaa :3 ,makasih sinopnya:3
BalasHapusAchhhh kena pa enrique semakin lama semakinnn CUTE,,,,,,,, jadie semakin tergila2,,,,,
BalasHapuspg buka blog,siank buka blog
BalasHapuscore buka lg udh da^^
prsaan tiap bbrp jm q buka blog mbk fanny ngcek udh da blum sinop fbnd.
bnr2 ngebet bca pngn tau klnjutnny
dtnggu next part2ny eonn
faighting
#amre^^
Wah mangkin seru aja ne ceritanya. D tggu y mbak part2nya ~_^
BalasHapuswach enrique masuk apartemen'y dok mi...pasti si jin rak cemburu bgt tuch...
BalasHapus~nur isnayni~
wach enrique masuk apartemen'y dok mi...pasti si jin rak cemburu bgt tuch...
BalasHapus~nur isnayni~
Enrique selangkah lebih maju....thanks mbk sinopsisnya. Lanjut ke6-2.
BalasHapusYem,
jd ketawa sendiri gara2 tingkah konyol enrique,,bner2 pede abis deh..
BalasHapusWah cpet bAnget keluar ni sinopnya..!!!
BalasHapussebel ama gurunya dok mi, gara2 kebohoNganNya, tanpa sadar dia mengHancurkan persahabatan dan hidupnya dok mi. -,,-
Wah aq ketinggalan ni trnyta dah da ep 6 n mlah priview ep 7...
BalasHapushaha,oppa terlihat jauh lebih muda dari usianya di drama ini
BalasHapuswalau emang karakternya juga ga jauh beda dari drama2 sebelumnya, tapi tetep suka banget ma energi positifnya, cheerful banget...
ngakak waktu baca adegan yang di sauna LOL
oppa, be a nice guy ya!turuti peraturan, jangan nurutin yang salah ^^"
setuju ma mbak fanny, buat apa do hwi nyimpen piku itu-wajahnya kok tidak memperlihatkan persahabatan
yeah, semua cuma bisa ngeliat yang terlihat dan dari situlah datang keingintahuan :)
jeongmal gomawo buat mbak fanny yang udah ngasih si gajah cute
another drama, another icon haha
jadi kangen best love, kangen kentangnya...
dira
Kangen dokko jin ^^
Hapusah.....akhirnya.....
BalasHapustp q ru buka nih,
mkci....
(hrus buru2 prgi lgi dh)
seru
BalasHapushuwaaaa, aku telat baca,, hehe
BalasHapusmakin seru aja,,, enrique dsni ekspresi ny cute2 bgt,,,
kalau mau nonton online drama ini alamatnya apa apa ya fanny?
BalasHapusbisa di dramacrazy.net
HapusHaii Fanny.. Jumpa Lagi :)
BalasHapusSaya Suka Drama Ini,Karena Kim Ji Hoon Ssi (Oh Jae Won/ Oh Jin Rak).. Happy Deh.. Fanny,Bikin Sinopsisnya.. Daebakk,Fan.. ^^
Dan Ternyata Emang Seru Dan Gokil.. Hihihi
Tetap Semangat Yaa,Fan.. :)
Gomawo.. ^^