Dok Mi melihat Enrique menatapnya saat memeluk Seo Young. Ia memalingkan wajah dan mulai berjalan pergi. Tapi ia melihat Tae Joon keluar dari apartemen untuk mencari Seo Young. Dok Mi teringat perkataan Enrique saat Enrique masih di apartemennya. Saat itu Enrique menggambar langit-langit apartemen Dok Mi untuk menyamarkan noda bocor di sana.
Enrique memberitahu Dok Mi kalau ia pergi dari apartemen Tae Joon bukan karena bertengkar tapi karena ia tidak mau menjadi orang ketiga di antara Tae Joon dan Seo Young. Ia ingin menjadi orang baik agar Tae Joon dan Seo Young merasa nyaman berada di dekatnya. Dan ia benar-benar tulus mengenai hal itu.
Dok Mi jadi khawatir ketika melihat Tae Joon berjalan ke arah Enrique dan Seo Young. Tanpa berpikir panjang ia berlari dan menarik Enrique dari Seo Young. Enrique dan Seo Young terkejut, apalagi Jin Rak.
Tae Joon menghampiri mereka dan menyapa. Melihat Tae Joon, Enrieua mengerti mengapa Dok Mi menariknya. Dok Mi menghormati keinginan Enrique agar tidak menjadi orang ketiga di dalam hubungan Tae Joon dan Seo Young. Jika Tae Joon melihat Enrique memeluk Seo Young, ia akan berpikir Enrique masih menyukai Seo Young.
Tae Joon memakaikan jaket pada Seo Young dan memakaikan sepatunya. Dok Mi terlihat lega usahanya berhasil. Sementara itu Jin Rak semakin bingung, siapa pula pria yang baru datang ini?
Tae Joon meminta maaf pada Enrique karena terjadi hal seperti ini. Lalu ia menasihati Seo Young agar mendengar sampai selesai seluruh penjelasannya.
“Apa bedanya jika aku menunggu hingga kau selesai mengatakan apa yang ingin kaukatakan? Katakan padaku, apa bedanya? Kau tetap akan pergi,” ujar Seo Young.
Enrique menoleh dan melihat Jin Rak memperhatikan mereka. Ia tersadar dan melepaskan pegangan Dok Mi pada tangannya. Ia lalu menegur Tae Joon dan Seo Young agar berhenti bertengkar, ia hampir merasa bosan. Seo Young bergumam ia juga merasa lelah dengan semua ini. Tae Joon tak berbicara apa-apa dan menggandeng Seo Young pergi. Heran deh, hubungan dua orang ini kok ngga jelas ya >,<?
Enrique berterima kasih pada Dok Mi. Jika bukan Dok Mi, Tae Joon mungkin sudah salah paham. Dok Mi hendak mengatakan sesuatu pada Enrique tapi terhenti saat menyadari Jin Rak ada di dekat mereka. Jin Rak menyadari itu. Ia berkata ia masuk duluan karena keduanya sepertinya ada hal yang harus dibicarakan.
“Ah tidak, kak Jae Won,” Enrique berusaha menjelaskan, “Walau saat ini keadaannya terlihat rumit, penjelasannya sebenarnya singkat. Timing. Semua karena timingnya tidak tepat, kau mengerti kan?”
Jin Rak berkata Enrique tidak ada alasan untuk menjelaskan semua itu padanya. Enrique terdiam. Dok Mi pamit pada Enrique lalu pergi, diikuti Jin Rak.
Tiba-tiba Dok Mi berhenti berjalan dan berbalik. Jin Rak hendak mengatakan sesuatu tapi Dok Mi berjalan begitu saja melewatinya ke arah Enrique. “Kita harus bicara,” kata Dok Mi pada Enrique.
Mendengar itu, Jin Rak patah hati. Poor Jin Rak :(
Ia berjalan sendirian ke apartemen dengan wajah sedih. “Saat aku hendak bicara dengannya, ia berkata ia lelah,” gumamnya. Ia melangkah masuk ke dalam lift tapi dalam sekejap ia berubah pikiran dan membuka kembali pintu lift.
Dok Mi memberitahu Enrique kalau ia tidak bermaksud mencantumkan namanya pada buku Enrique. Ia meminta Enrique mengubah kontraknya.
“Aku sudah mendengarnya dari penerbit. Tapi aku tidak benar-benar mengerti. Kau jelas-jelas mengambil naskah yang kubuat setengah hati dan menjadikannya karya tulis yang hebat. Apa kau malu dikaitkan dengan bukuku?” tanyanya. “Kau ingin namamu tercantum pada buku pertamamu, menjadi milikmu, itu sedikit….apa kau diam-diam menginginkan ketenaran untuk dirimu sendiri? Apa kau tidak ingin mencantumkan namamu pada bukuku karena kurang berkelas?”
Dok Mi berkata mungkin menerbitkan sebuah buku bukan masalah besar bagi Enrique. Tapi tidak demikian bagi para penulis. Buku yang mereka kerjakan dengan susah payah untuk diterbitkan adalah milik mereka, hanya milik mereka. Jika Enrique mendukungnya dengan mencantumkan namanya di sampul buku hanya untuk berbagi penghargaan, itu menggelikan. Bagi Dok Mi, ia ingin namanya tercantum pada buku yang benar-benar ditulis olehnya. Ia tidak ingin namanya tercantum pada buku hanya karena Enrique ingin mendukungnya.
Enrique tak mengerti kata “mendukung” dan mencarinya di kamus. Mereka tak menyadari diam-diam Jin Rak kembali dan mengawasi mereka. Enrique melihat arti kata “mendukung” ternyata positif.
“Jadi begitu? Kau merasa aku hanya mendukungmu?” tanyanya. Dok Mi tak mau bicara panjang lebar lagi dan beranjak pergi. Enrique menahannya. Jin Rak merunduk agar tidak terlihat.
Enrique berkata ia lagi-lagi bertindak tanpa berpikir karena ia hanya cangkang kosong dari si brengsek yang terlalu percaya diri. Dok Mi menghela nafas panjang dan menepis tangan Enrique yang memeganginya.
“Aku sudah mengabaikanmu sesuai dengan permintaanmu. Ahjumma yang mengenaliku lebih dulu,” gerutu Enrique.
Dok Mi meminta maaf karena telah menyebut Enrique cangkang kosong, itu melewati batas. Enrique berkata Dok Mi tidak melewati batas. Ia bisa mengerti mengapa Dok Mi menganggapnya sebagai cangkang kosong.
“Sebenarnya, yang barusan terjadi juga karena kau tidak percaya padaku, kan? Kau pikir aku masih memiliki perasaan pada Seo Young dan aku akan menyakiti Tae Joon. Itulah sebabnya kau melibatkan diri di luar kebiasaanmu. Karena aku hanyalah cangkang kosong yang hanya memikirkan diriku sendiri.”
Kesal karena Enrique terus menerus salah mengerti dengan maksudnya, Dok Mi berbalik dan berkata ia tadi melibatkan diri karena ia tahu perasaan Enrique. Ia benar-benar tahu bagaimana perasaan Enrique.
“Aku melakukannya untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman yang lebih besar, yang akan menghantuimu seumur hidupmu. Berhentilah mengkhawatirkan Seo Young dan menghiburnya saat ia sedih. Itu bukan tanggung jawabmu.”
Enrique mengomel kata-kata Dok Mi begitu anggun walau sebenarnya berupa peringatan keras. Tapi ia tidak bisa mengabaikan saat temannya menangis dan berada dalam kesulitan. Walau nantinya terjadi kesalahpahaman dan hati semua orang jadi simpul kusut, semuanya bisa diuraikan kembali.
“Ada simpul yang tidak bisa diuraikan,” kata Dok Mi dengan penuh makna.
“Apapun simpul itu…aku berharap aku tahu apa itu. Kuharap aku tahu apa yang membuatmu begitu berjuang dengan susah payah. Ini pertama kalinya aku merasa penasaran dengan perasaan orang laiin dan apa yang berada di pikiran mereka,” ujar Enrique kesal.
Jin Rak berusaha mencerna percakapan mereka. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Jin Rak kaget setengah mati. Dok Mi dan Enrique menoleh ke arah suara itu. Mereka kaget melihat Jin Rak ada di sana.
Jin Rak tak bisa lagi menutupi kehadirannya. Ia pura-pura sedang menelepon editornya untuk memberitahu kalau ia akan segera tiba di kantor editor.
Enrique memberitahu Dok Mi kalau Jin Rak adalah pria yang memberitahu kata kunci pencarian Dok Mi. Karena Jin Rak tahu begitu banyak tentang Dok Mi, Enrique berpikir Jin Rak juga tidak banyak keluar rumah seperti Dok Mi. Setelah ia pikir-pikir, Dok Mi dan Jin Rak mirip. Ia yakin keduanya bisa bersama dan membicarakan semua hal yang terjadi di lingkungan mereka.
Dok Mi tak menjawab dan berbalik pergi. Enrique menghalanginya. Ia mengingatkan kalau Dok Mi yang lebih dulu mengenalinya, jadi kesepakatan mereka batal. “Kita kembali saling mengenal. Sampai nanti!” katanya, lalu berlari pergi. Dok Mi menghela nafas panjang dan kembali ke apartemennya.
Jin Rak dimarahi editor panda (karena tadi Jin Rak berkata di telepon kalau ia sedang menuju kantor editor). Bukankah ia sudah melarang Jin Rak datang ke kantornya tanpa pemberitahuan?
“Memangnya perkataan orang kau bungkus dengan daun selada lalu kaumakan? Atau kaumasukkan ke sup dan kau makan? Aaaah…sekarang mendadak aku ingin ngemil, benar-benar menyebalkan,” omel sang editor.
“Tidak akan…aku tidak akan menemuimu! Aku tidak akan pernah menemuimu lagi sepanjang hidupku!” kata Jin Rak frustrasi.
“Tuan Penulis, pria dari Spanyol yang muncul di episode 4. Pria kekanakkan itu. Apakah orang itu benar-benar ada di dunia nyata? Atau ia hanya karakter buatan agar dramanya lebih menarik? Jenius, kaya, kepribadian baik? Omong kosong!” kata si editor, “Pria baik tidak akan terlibat dalam kehidupan cinta orang lain. Kotoran anjing, rendahan, sampah. Kau harus mengubahnya seperti itu!”
“Kotoran anjing, rendahan, dan sampah?”
“Tapi kurasa wanita itu bisa jatuh cinta padanya juga.”
“Heh? Tapi kenapa? Kenapa? Dia kan kembali ke Spanyol sebulan lagi. Waktu kadaluarsanya bulan depan,” kata Jin Rak bingung.
Tapi editor itu berpendapat waktu sebulan cukup untuk jatuh cinta dan melakukan apapun yang ingin dilakukan. Dan begitu pria itu pergi, semua rahasia akan tetap terjaga. “Aduh, aku iri!” Editor bergidik geli.
“Melakukan apa? Cinta seperti apa itu? Apa wanita juga seperti itu?” tanya Jin Rak panik.
“Oh tidak, aku tidak seperti itu. Aku terlalu berhati-hati untuk hal semacam itu. Tuan Penulis, jangan percayakan menggambar karakternya pada asistenmu. Kau tidak boleh terlalu berlebihan menggarap latar drama karena ini sebuah melodrama. Sebaiknya kau berkonsentrasi pada para tokohnya. Karena latarnya terlalu bagus, para tokohnya jadi tidak menonjol. Ya? Understand? Dadah…” Editor langsung menutup teleponnya.
Lagi-lagi Jin Rak patah hati. Dia kan penggambar tokohnya dan latarnya digambar Dong Hoon. Artinya gambar Dong Hoon lebih bagus dari gambar Jin Rak.
Saat ia bersedih tiba-tiba seseorang menghampirinya dengan riang. Enrique. Melihta wajah Enrique yang ceria , serta merta Jin Rak teringat pada perkataan editornya. Kotoran anjing, rendahan, sampah. Bagaimana caranya mengubah Enrique seperti itu?
Enrique mengajak Jin Rak menonton pertandingan sepak bola antara Barcelona dan Buones Aires. Demi Jin Rak, ia akan menjadi suporter Buenis Aires. Akhir-akhir ini Barca selalu menang hingga ia mulai bosan. Mereka bisa sama-sama menjadi pendukung Buenos Aires.
“Apa yang kau bicarakan? Kenapa (berganti tim)?”
“Karena kau kak Oh Jae Won!” kata Enrique mengambil hati.
Jin Rak malah mengomeli Enrique yang bisa begitu mudahnya berganti tim sesuai keadaan dan dengan siapa ia menonton. Ia benci orang seperti itu, ia hanya mendukung satu tim sepanjang hidupnya. Ia hanya memusatkan perhatian pada satu tim itu. Ehem….sama seperti ia hanya menyukai Dok Mi sepanjang hidupnya?
Enrique memuji sikap Jin Rak adalah sikap fans sejati sepak bola. Tidak ada kompromi jika berhubungan dengan kemenangan. Jika ingin menang, tidak masalah untuk menjatuhkan orang lain walau itu saudara kendung sendiri. Begitulah pemain sepak bola sejati. Eh ini muji atau nyindir sih? Hehehe^^
“Orang brengsek seperti apa yang akan menjatuhkan saudara sendirinya? Kenapa harus begitu? Bagaimana bisa sepak bola lebih penting dari hubungan persaudaraan? Kenapa? Kenapa begitu?” omel Jin Rak.
“Kau akan membenciku tak peduli apapun yang kukatakan, bukan?” keluh Enrique. “Kau memperingatkan aku kalau kalau kau mungkin akan membenciku dan sekarang ini sudah terjadi. Terlihat jelas. Kenapa? Apa karena ahjumma?”
Jin Rak yang tadinya merasa kasihan pada Enrique kembali marah, “Kenapa kau terus memanggil ahjumma pada Dok Mi-sshi?”
“Aish, baiklah!! Dok Mi-sshi! Dok Mi-sshi! Go Dok Mi-sshi! Aku hanya penasaran padanya. Mengapa ia hidup seperti itu? Mengapa ia tidak bisa keluar menghadapi dunia? Dia begitu berbeda denganku. Aku terus bertanya-tanya seperti itu.”
“Awalnya aku juga seperti itu. Aku terus bertanya-tanya mengenai dirinya sepanjang waktu. Dan rasa penasaran berubah menjadi kekhawatiran. Dan kekhawatiran itu membuatku memikirkannya sepanjang waktu. Memikirkannya membuatku merindukannya. Karena itu…karena itu, jangan penasaran padanya.”
Enriue terdiam sejenak. Ia lalu berkata Jin Rak seharusnya berterima kasih padanya karena ia orang berisik dan berhasil mendobrak pintu Dok Mi agar Dok Mi keluar.Menerobos rumahnya hingga Jin Rak bisa menyatakan perasaanya.
“Sudah kubilang aku tidak mengaku padanya!”
“Tetap saja kau harus berterimakasih sedikit. Baiklah! Baiklah! Aku akan berhenti penasaran padanya. Oke, oke, sepakat! Yang benar saja, aku kan akan kembali sebulan lagi!”
“Berhenti mengatakan hal itu! Semakin pendek waktu kadaluarsanya, semakin besar rasa penasaranmu dan semakin besar usaha yang kaukerahkan.”
“Waktu kadaluarsa? Apa aku sekarang cuma kaleng? Wah….aku cangkang kosong dari si brengsek yang sombong yang bukan apa-apa tapi cuma kaleng sampah sekarang,” keluh Enrique panjang lebar.
Mendengar itu Jin Rak jadi kasihan juga. “Tapi kaleng masa simpannya sangat panjang,” hiburnya.
Enrique terus mengikuti Jin Rak sambil berceloteh. Jin Rak mengomelinya agar berhenti mengikutinya, apalagi Enrique selalu berisik. Enrique menyanggah kalau ia sedang berjalan pulang, bukan mengikuti Jin Rak.
“Kalau begitu pulanglah!”
“Baiklah, selamat malam!”
“Selamat malam juga!” bentak Jin Rak.
Hehe…dua orang ini lucu^^ Enrique berjalan pulang sambil tersenyum-senyum. Ia lalu teringat saat tadi Dok Mi menarik lengannya. “Aku cukup merasa tersentuh, ahjumma,” ujarnya sambil tersenyum.
Dong Hoon berjalan masuk ke sebuah klub dan menebar pesonanya. Ia menghampiri seorang wanita lalu bertanya apakah wanita itu hendak pergi.
Dong Hoon memapah wanita tadi keluar dari klub. Wanita tadi disapa oleh rekan-rekannya. Walau sudah mabuk, wanita itu mengajak teman-temannya minum di tempat lain. Dong Hoon menawarkan untuk mengambilkan mobil wanita itu. Wanita itu mengangguk.
Di mobil, Dong Hoon mendapat telepon dari Jin Rak. Dong Hoon berkata ia sudah selesai menggambar latar jadi apa lagi yang akan dikeluhkan Jin Rak. Jin Rak berkata mulai sekarang Dong Hoon bukan asistennya. Mereka akan menggambar bersama mulai sekarang. Dan itu artinya mulai sekarang Dong Hoon tidak boleh pergi berkeliaran dan berpesta setiap malam.
Dong Hoon kebingungan tapi Jin Rak sudah menutup teleponnya. Dong Hoon menjemput wanita mabuk tadi dan membukakan pintu mobil. Para teman-teman wanita itu bertanya siapa Dong Hoon. Ternyata Dong Hoon adalah supir sewaan.
Dong Hoon langsung mengeluarkan kartu namanya. Ia berkata pelanggannya banyak. Dalam kartu itu tertulis: Supir Flower Boy Sewaan. Ia mengantar para wantia itu dan mendapat uang. Hmmm…ternyata Dong Hoon seorang pekerja keras^^
Monster bulu bersama trio bulu sedang berada di sebuah restoran. Monster bulu bertanya mengapa trio itu mengikutinya. Trio itu berkata Do Hwi yang mengajak mereka clubbing, tapi Do Hwi tidak ingat hingga trio itu berteriak kesal.
“Kalian bertiga pergilah….sedangkan aku…showtime,” ujar Do Hwi licik.
Dok Mi melihat topi panda Enrique yang ketinggalan dan hendak menaruhnya. Ia melihat kardus pemberian Do Hwi lalu menurunkannya. Untuk sesaat ia ragu lalu membuka dus itu. Isinya barang-barang kenangan mereka berdua saat SMA dulu. Nah bingung lagi kan? Untuk apa Do Hwi susah-susah menyimpan semuanya?
Ponsel Dok Mi bergetar. Do Hwi yang meneleponnya. Do Hwi menanti Dok Mi mengangkat telepon, bertekad siapa yang akan menang.
Dok Mi menatap ponselnya yang terus bergetar. Ia teringat Enriue berkata tidak apa-apa penjaga gawang meminta bantuan pada pemain lain. Dan Enrique memberitahu kalau Do Hwi ingin berbaikan dengan Dok Mi.
Akhirnya Dok Mi mengangkat teleponnya. Serta merta Do Hwi bertingkah seakan ia sangat mabuk. “Temanku Go Dong Dok Mi. Go Dong Mi, Go Dong Mi, Go Dong, Go Dong, Go Dong…Ada apa ini? Seharusnya kau membalas Cha Do Hwi, Cha do hwi, Cha Do Hwi, Cha Dong, Cha Dong, Cha Dong.. Kita Go Dong dan Cha Dong!”
Bartender sampai tersenyum melihat tingkah Do Hwi. Dok Mi hendak menutup telepon jika tidak ada hal yang ingin Do Hwi bicarakan.
“Tidak mau, tidak mau, tidak mau…aku akan terus menelepon sampai kau memanggil Cha Dong, Cha Dong, Cha Dong… aku pasti sangat mabuk, aku bahkan tidak tahu aku berada di mana sekarang. Apakah aku harus membeku di jalanan, Go Dok Mi? Go dong…Go Dong..Go Dong…Hueeek,” Do Hwi pura-pura hendak muntah lalu menutup teleponnya. Bartender terbengong-bengong melihat akting Do Hwi.
Dok Mi menutup teleponnya. Ia bergumam,” Go Dong…Go Dong…Go Dong… Go Dong Mi. Sudah cukup lama orang tidak memanggilku seperti itu. Cha Dong…Cha Dongg….” Dok Mi menggelengkan kepalanya dan memandangi kardus pemberian Do Hwi.
Di suatu tempat, ahjumma ninja membuka isi ponsel Enrique dan melakukan sesuatu pada foto-foto Enrique dan Seo Young. Sepertinya ahjumma ninja ini menyimpan dendam atau membenci Enrique.
Enrique melaporkan kehilangan ponselnya ke sosial media. Tapi alangkah terkejutnya ia ketika mendapati balasannya berupa komentar mengenai foto-fotonya bersama Seo Young yang tersebar di internet. Bahkan ada foto-foto Enrique bersama anak-anak di jjimjilbang (sauna).
Tae Joon pulang. Enrique menanyakan soal Seo Young. Tae Joon berkata Seo Young sedang ingin sendirian mengapa Enrique tidak meneleponnya saja. Lalu Tae Joon bertanya apakah Enrique barusan mengiriminya sms. Enrique kebingungan, ia bercerita kalau ponselnya hilang.
“Kalau begitu apa ini?” tanya Tae Joon sambil menyodorkan ponselnya pada Enrique. Dalam sms itu ada link menuju foto-foto Enrique. Enrique menyadari pencopet itu sengaja mencopet ponselnya untuk melakukan hal ini. Pantas saja ia berlari mati-matian agar tidak tertangkap. Sebenarnya apa yang diinginkan pencopet itu darinya?
Tae Joon menyarankan agar Enrique melapor pada polisi. Tapi Enrique menolak, lagian ia bukan selebritis dan ini bukan masalah besar. Tapi sepertinya ia menyesal saat melihta foto-foto yang tersebar adalah foto-foto yang menampakkan keintimannya dengan Ser Young. Ia berusaha menjelaskan pada Tae Joon kalau ia bertetangga dengan Seo Young selama 10 tahun jadi wajar saja begitu banyak foto mereka berdua.
Tae Joon beranggapan Seo Young juga harus tahu mengenai hal ini. Enrique berkata ia berani bertaruh Seo Young tidak peduli malah akan menertawakan kejadian ini.
Tae Joon lalu berkata kalau ia akan berangkat besok. Enrique kaget, bukannya bulan depan? Tae Joon berkata ia hendak menaruh Hippo di wisma dan membiasakannya di sana sebelum ia berangkat training.
“Kak, mengapa kau membuat semua keputusan seorang diri seperti itu? Apa kau tahu tindakanmu membuat orang di sekitarmu merasa kesepian?”
“Aku juga merasa kesepian,” sahut Tae Joon.
“Wah, orang kesepian bertebaran di mana-mana akhir-akhir ini,” gerutu Enrique. Dan itu mengingatkannya pada Dok Mi.
Enrique tersadar, sms itu terkirim pada semua kontak di ponselnya. Serta merta Enrique histeris sambil menunjuk-nunjuk apartemen Dok Mi.
Komentar:
Enrique sepertinya berusaha menyenangkan hati semua orang. Tae Joon, Seo Young, Dok Mi, dan Jin Rak. Karena itu ia berusaha agar ia bisa membantu mereka. Tapi sayangnya ia tidak menyadari kalau mereka seringkali sebenarnya tidak membutuhkan bantuannya.
akhirnya kluAr jga sin0psis lngkapnya. .
BalasHapusMksih bnyak mba fanny. .
akhirnya yg d tunggu''keluar jg..
BalasHapusWah akhirnya....
BalasHapuswach q g' jadi no 1 dech yg koment...tpi g' pa" dech...hehe
BalasHapus~nur isnayni~
Aassssssaaaaaa!
BalasHapusrelease jugak eps 8..
*menunggu part 2*
makasih sinopsisnya..
BalasHapusUdah ditunggu2 kelanjutannya..;)
wkwkwkwk emang bikin bingung ya hubungan tae joon-seo young padahal mereka lho yang memulai ceritanya enrique ini *review ep 2
BalasHapustapi bener2 kasihan jin rak ya mbak, kok bisa sih episode ini kejam sama dia :P
dan aih, EnDoknya benar2 menjadi dewasa, mulai keliatan kan gimana mereka ^^"
gomawo mbak fanny
gomawo eonni buat lagunya haha akhirnya emang nyanyi ya! check ths out guys : pitch black by park shin hye (kalo gak salah diputer di ep ni ya?)
huwaaaa makin seru...lanjut mb fanny..
BalasHapusgomawo sinopnya...
BalasHapuslove enrique...
lucu abiis..
- amy -
Kyaaa~ udah di posting gomawo eonnie ^^
BalasHapus