Enrique menghentikan ciumannya dan menatap Dok Mi dengan penuh perasaan. Dok Mi balas menatapnya. Air mata masih membasahi wajah mereka.
Tiba-tiba terdengar suara benda terjatuh. Enrique menoleh. Dok Mi memungut tumpukan post-its Jin Rak yang terjatuh ke lantai. Enrique mengenali tumpukan itu. Ia memberitahu kalau gambar dalam post-it itu bergerak jika lembarannya dibuka dengan cepat.
“Bukankah itu sangat Kak Jin Rak? Pelan-pelan, satu demi satu, halaman demi halaman, dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan mendekatimu seperti itu. Tapi aku tidak seperti itu. Aku tidak akan pernah melupakan wajahmu saat kau menatapku. Aku akan membawamu berkeliling dan mengajakmu mencoba berbagai jenis makanan enak (ikuuuuuttt!!^^). Aku akan tetap berada di sisimu sambil memandang wajahmu, tersenyum dan berbicara padamu.”
Dok Mi menunduk dan berjalan menjauhi Enrique.
“Aku menyukaimu (past tense), aku menyukaimu sekarang, dan aku akan menyukaimu. Biasanya aku selalu bingung dengan kata-kata itu, tapi sekarang aku tidak akan memikirkannya lagi. Kau tidak akan pernah bisa menjamin isi hati seseorang. Aku sangat ingat kau bilang kau menyukaiku. Benar kan?”
Dok Mi tidak menjawab, tapi dalam hatinya ia tahu Enrique telah kembali menjadi dirinya yang dulu. Ia tersenyum.
“Entah kenapa aku merasa aku telah normal kembali,” ujar Enrique. Dok Mi menoleh karena terkejut. Haha…telepatinya udah balik lagi^^
Enrique berkata karena ia merasa bisa menyelesaikan semua masalah yang ada di depannya saat Dok Mi mengaku menyukainya. Dok Mi masih kebingungan dengan telepati Enrique.
Enrique mendadak mendekati Dok Mi.
“Ahjumma, kau hanya perlu terus menyukaiku seperti sekarang ini. Maka aku akan terus, terus, terus….menyukaimu,” katanya sambil tersenyum. Dok Mi ikut tersenyum.
Jin Rak dan Dong Hoon makan malam di sebuah kedai. Jin Rak bertanya apa yang dibicarakan editor dengan Dong Hoon berdua saja. Dong Hoon berbohong dengan mengatakan mereka membicarakan masalah pencantuman namanya dalam webtoon. Ia berterima kasih pada Jin Rak dan tadi sempat merasa terharu.
Plak, Jin Rak menepuk kepala Dong Hoon dengan keras. “Selama ini kau menginginkan namamu tercantum, iya kan?”
“Tidak! Pokoknya aku merasa terharu. Tapi aku benar-benar harus berhenti sekarang. Sebagai kepala keluarga, aku bekerja membanting tulang tapi hutang malah terus bertambah. Sepertinya memiliki impian adalah kemewahan yang tidak bisa kudapatkan. Terima kasih untuk semua yang telah kaulakukan untukku.”
“Berapa? Sebenarnya berapa banyak yang kaubutuhkan saat ini?”
Dong Hoon bertanya apa yang akan Jin Rak lakukan jika tahu? Memangnya Jin Rak akan membayarkannya?
“Lupakan saja, pokoknya jangan terlambat membayar uang sewa,” ujarnya.
“Baiklah aku akan membayarkannya untukmu. Sebenarnya, aku ini….seorang putera keluarga kaya yang melarikan diri untuk mengejar impianku.” Surprise surprise^^
“Kak, hentikan cerita mengenai anak keluarga kaya,” kata Dong Hoon, mengira Jin Rak sedang bercanda lagi. “Sebenarnya selama ini aku keluar malam bukan untuk keluyuran. Aku bekerja sebagai supir sewaan untuk mendapatkan uang tambahan.”
Jin Rak terkejut.
”Kak, aku bertemu para wanita ini untuk menjadi supir mereka. Dan jika mereka ingin tinggal lebih lama, aku bahkan bernyanyi dan mengadakan pertunjukkan untuk mereka. Bukan hanya itu. Apakah kau tahu terowongan Namsan dan terowongan lainnya? Aku membersihkannya pada waktu malam. Mengapa? Karena bayaran satu malam pun cukup besar. Pada musim dingin, aku merapikan salju di resort ski. Pada musim panas, aku membersihkan kolam-kolam renang. Aku melakukan berbagai jenis pekerjaan, apapu yang bisa kutemukan pada waktu malam. Mengapa aku melakukannya? Demi mimpiku. Karena aku harus menggambar sepanjang hari.” Dong Hoon yang malang >,<
Jin Rak terbengong-bengong mendengar kebenaran ini. Ia bertanya mengapa Dong Hoon baru memberitahunya sekarang. “Aku telah menghinamu karena berpesta dan mengomelimu sampai pucat, kalau begitu aku ini disebut apa?” Jin Rak meminta soju pada pemilik kedai.
“Jangan, jangan, jangan! Tidak boleh, besok adalah datelinenya,” Dong Hoon mengingatkan. Ia mengkhawatirkan Jin Rak yang akan menggambar sendirian.
“Dasar berandal, memangnya kata-kataku ini semacam mie lembek? Mengapa kau mengabaikan kata-kataku sebelum mencernanya? Sudah kubilang aku akan membayar semua hutangmu. Berapa?”
“Baiklah terima kasih,” Dong Hoon masih mengira Jin Rak sedang bercanda. “Bayarkan untukku, ya.”
Dong Hoon lalu bercerita insiden terakhir saat ia tak sengaja menabrak mobil impor dan diminta membayar biaya perbaikan sebesar 5,8 juta won (sekitar 58 juta rupiah). Jika ia orang kaya ia tidak akan hidup seperti itu (tidak akan menyuruh supir sewaan membayar biaya perbaikan). Ia akan memuji para supir sewaan itu dan memberi tip besar. Ia akan berpesan agar mereka pulang dengan selamat. Dong Hoon menahan kesedihannya. Jin Rak menghela nafas panjang.
“Mulai sekarang aku akan mencari banyak uang. Tapi aku tidak akan hidup seperti itu (tidak semena-mena pada orang berkekurangan),” kata Dong Hoon.
Jin Rak berkata sesungguhnya ia tidak bisa menggambar webtoon tanpa Dong Hoon. Tapi ia akan menyelesaikannya sampai akhir karena itu tujuan hidupnya sejak lama.
“Saat aku hampir mencapai tujuanku, apa kau akan mengacaukannya seperti ini?” ujar Jin Rak.
Dong Hoon mendapat telepon dari pelanggannya untuk menjadi supir. Sebelum pergi ia berkata akan memikirkan perkataan Jin Rak. Ia bahkan membayar makan malam mereka.
Enrique menghampiri Dok Mi dan mengajaknya berpacaran mulai sekarang. Ia menunjukkan arti kara “pacaran” dari kamus.
“Persahabatan dekat dari dua orang yang saling mencintai. Aku benar-benar menyukai artinya.”
“Ci---cinta? Aku hanya bilang suka,” batin Dok Mi.
“Suka dan cinta itu hal yang sama,” kata Enrique, seakan menimpali kata hati Dok Mi.
“Dia benar-benar bisa mendengarku lagi,” batin Dok Mi sambil terbengong-bengong melihat Enrique. Ia bergidik untuk menyingkirkan pikiran itu.
“Lihat…sama seperti kata manis dan cantik…benar-benar mirip. Kadang kau terlihat manis dan kadang kau terlihat cantik. Jadi, suka dan cinta sebenarnya memiliki arti yang sama. Pada dasarnya kita bisa berpacaran. Mulai sekarang, ahjumma dan aku, Go Dok Mi-sshi dan aku, Dok Mi dan Kkae Geum, ya?”
Dok Mi tak mampu menjawab.
Enrique berkata berpacaran itu menyibukkan. Dan ada banyak hal yang harus mereka lakukan. Dok Mi terlihat tak bersemangat dengan kata-kata terakhir Enrique.
“Kau sendiri yang bilang kalau kau akan keluar dari pintu itu,” Enrique mengingatkan. Hal pertama yang ingin ia lakukan adalah mengembalikan barang-barang Dok Mi ke tempatnya semula. Ia tidak ingin Dok Mi pindah.
Tapi Dok Mi berkata besok ada orang yang akan melihat-lihat apartemen ini. Karena apartemen ini tidak membutuhkan uang jaminan, Dok Mi yakin apartemen ini akan tersewa pada orang lain dengan cepat.
“Apakah kau tidak lelah dan bosan bersembunyi?” tanya Enrique.
“Aku tidak bersembunyi. Aku sudah menabung sedikit uangku tiap bulan. Sama seperti tupai yang menyimpan kacangnya untuk musim dingin dan memakannya sedikit demi sedikit, aku akan menggunakan uang tabunganku untuk mengejar impianku dan menggunakan uangku dengan bijak. Itulah impianku.”
Enrique cemberut.
“Baiklah, aku tidak apa-apa kau menjadi tupai dengan kacangnya. Tapi mengapa kau harus pindah? Kau juga bisa memakan kacangmu di sini. Kau memiliki kesulitan dengan tempat asing. Jika kau hendak menggunakan uangmu, bukankah lebih baik menggunakannya di tempat kau merasa nyaman?”
Karena tak bisa membantah perkataan Enrique, Dok Mi berjalan ke mejanya untuk menghindar. Enrique mengikutinya.
“Apakah ini karena Do Hwi dan Jin Rak” cecar Enrique. “Apa kau selalu bersembunyi saat keadaan menjadi sulit untukmu?”
Enrique bertanya bukankah impian Dok Mi adalah menjadi penulis buku anak-anak. Apakah dalam buku dongeng anak-anak, Dok Mi akan menulis: “Hei teman-teman, jika keadaan menjadi sulit dan menakutkan, jangan pikirkan siapapun lagi dalam hidupmu. Pindahlah ke desa terpencil di gunung dan hiduplah diam-diam bersembunyi di sana.”
“Semua karakter utama dalam dongeng yang kusukai, cerita mereka selalu mengenai petualangan ke tempat jauh dan mereka hidup bahagia dia antara orang lain. Aku ingin ahjumma menulis buku anak-anak seperti itu dan menjadi karakter utama seperti itu.”
Dok Mi terdiam, tapi kata-kata Enrique jelas masuk ke dalam hatinya. Tapi Enrique belum puas, ia ingin Dok Mi berjanji tidak akan pindah. Ia ingin Dok Mi menelepon orang yang akan melihat apartemennya besok dan memintanya jangan datang.
Dok Mi menganggap Enrique sudah berlebihan. Ia berkata sekarang sudah malam dan menyuruhnya pulang. Enrique kembali cemberut.
“Malam ini ada pertandingan Barcelona. Tepat tengah malam. Seperti yang kautahu, TV kakakku jelek. Bukan hanya jelek, tapi benar-benar jelek.” Hehe..Enrique berusaha supaya bisa tetap tinggal bersama Dok Mi^^
“Aku tahu ia sudah membeli TV layar datar yang baru,” kata Dok Mi.
‘Kalau begitu kau masih mengintip selama ini?” tanya Enrique kaget. “Uhhh…aku telah dikuntit…Aku sangat takut,” Enrique pura-pura ketakutan.
Dok Mi tidak terpengaruh dengan tingkah Enrique. Maka Enrique mengubah jurusnya.
“Editor Go Dok Mi, aku telah memikirkan untuk mengadakan kelas seminar dan aku memerlukan bantuanmu.”
Dok Mi memandang Enrique, tidak bergeming sedikitpun.
“Aaaaah, apakah kau bisa begitu kejam pada seorang pasien? Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padaku saat aku sendirian di rumah? Bagaimana bisa kau begitu tak berperasaan?” Enrique merajuk dan pura-pura menangis. Hahaha…Enrique benar-benar sudah kembali :D
Dok Mi cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkahnya.
Sepertinya Dok Mi akhirnya membiarkan Enrique tinggal. Enrique mengumumkan di internet kalau ia akan mengadakan pertemuan bersama semua pecandu game. Reaksinya: semua ingin ikut.
Enrique memberitahu syarat untuk ikut pertemuan itu adalah harus membawa orangtua mereka. Reaksinya: yang benar saja, apa??
Dok Mi tersenyum karena Enrique mengikuti sarannya untuk mengadakan pertemuan itu. Tiba-tiba terdengar suara ribut di lorong apartemen.
Do Hwi yang mabuk memukuli pintu apartemen Jin Rak. Ia berkata ia benar-benar sudah siap untuk jujur dan mengatakan yang sebenarnya. Bukannya Jin Rak yang keluar, malah Enrique yang keluar dari apartemen Dok Mi. Enrique tampak tak senang melihat Do Hwi. Ya iyalah…udah tahu Do Hwi seperti apa sih ~,~
Do Hwi menghampiri Enrique dan menanyakan Dok Mi. Ia lalu berteriak-teriak memanggil Dok Mi hingga Ryu ikut keluar. Ahjumma 404 keluar juga, ia meminta Do Hwi dibawa masuk karena ia mulai merasa terganggu.
Jin Rak akhirnya keluar. Do Hwi berkata Jin Rak memintanya untuk jujur dan ia sangat jujur saat ia mabuk. Karena tidak enak pada yang lain, Jin Rak mengajak Do Hwi masuk ke apartemennya.
Tapi di luar dugaan, Do Hwi malah menepis tangannya. Ia berkata ia ingin berkata jujur pada seseorang.
“Go Dok Mi!! Go Dok Mi, cepat keluar! Go Dok Mi” seru Do Hwi.
Enrique melihat Jin Rak. Jin Rak memberi isyarat dengan gelengan kepalanya. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Dok Mi. Tapi Enrique tidak mengindahkannya dan kembali ke apartemen Dok Mi.
“Keluarlah dan bicara padanya,” kata Enrique pada Dok Mi. “Temanmu bilang ia ingin jujur padamu.”
“Tidak ada yang mau kukatakan padanya.”
“Kau tidak bisa menyelesaikan apapun dengan menghindarinya. Aku akan berada di sisimu. Percayalah padaku.”
Finally, Dok Mi dan Do Hwi berbicara berhadapan. Mereka di ruang tengah apartemen Jin Rak. Jin Rak dan Enrique menanti di ruangan lain. Keduanya nampak cemas.
“Kau…apanya yang begitu sulit bagimu? Apanya yang begitu sulit hingga kau hidup seperti ini? Mengapa kau pingsan? Kesalahan apa yang kulakukan hingga kau pingsan seperti itu? Semua itu masa lalu. Tidak bisakah kau hanya tersenyum dan tertawa dengan orang-orang yang sudah lama tak kau temui?”
Dok Mi diam saja. Ia bahkan tak menatap Do Hwi.
Do Hwi bertanya sebenarnya apa kesalahannya. Apakah karena rumor yang ia sebarkan? Semua orang pernah berbohong dan mereka melebih-lebihkan cerita orang lain.
Dok Mi tetap diam.
Do Hwi bercerita pada waktu itu ia didatangi anak-anak perempuan yang tak pernah tertarik padanya sebelumnya. Mereka menanyakan hubungan Dok Mi dengan guru Go. Do Hwi mengaku ia menyukai perhatian anak-anak lain itu.
“Kenapa? Karena akulah yang menyukai guru bahasa itu tapi kau menipuku. Kaulah yang lebih dulu menyimpan rahasia dariku! Aku berbohong karena aku tidak mau kehilangan teman-teman baruku. Tapi…bukan aku satu-satunya yang menyebarkan gosip omong kosong itu. Kau bisa mengungkapkan kebenarannya! Kau bisa bilang kalau tiu semua bohong, hanya rumor dan kau adalah korban! Tapi kau….kau tetap berdiri di sana dan menerima semuanya.”
Dok Mi mengetatkan pegangannya pada roknya. Tampaknya ia berusaha keras menahan perasaannya. Tapi Jin Rak yang tak tahan lagi.
“Kurasa ini bukan ide baik, mari kita hentikan mereka sekarang. Kurasa aku tak tahan lagi,” katanya pada Enrique. Ia hendak bangkit berdiri. Enrique dengan tegas menahannya.
“Tunggu sebentar lagi. Ia (Dok Mi) akan berbicara. Ia harus berbicara,” katanya.
Do Hwi berkata alasan ia mengundang gurunya adalah untuk memperlihatkan pada guru mereka kalau mereka telah sangat berubah. Ia ingin semua orang melupakan masa lalu dan menertawakan hal itu.
“Bukan hanya kau yang menderita, semua orang juga menderita!” suara Do Hwi semakin keras.
Dok Mi mulai gemetar. Enrique dan Jin Rak tak tega melihatnya. Dok Mi bangkit berdiri.
“Kau menderita? Apa aku harus merasa buruk dan menghiburmu? Apa aku harus meminta maaf? Pindah? Bagaimana bisa aku pindah sekolah di saat nenekku berusaha keras bertahan hidup agar bisa melihatku lulus? Rumor yang terus berkembang hari demi hari…dan semua kebohongan itu….semua orang melihatku seakan aku sampah. Itu racun. Aku makan racun setiap hari. Apa kau tidak tahu?!!”
Do Hwi terpana.
“Saat itu aku seakan-akan sudah mati. Aku bukan mengabaikanmu. Gadis dari SMA itu tidak ada. Ia sudah mati dan pergi!” Pertahanan Dok Mi bobol sudah.
Do Hwi dan Jin Rak terbengong-bengong. Sementara Enrique terlihat sedih sekaligus nampak bangga.
“Kau sangat kuat waktu itu. Kau begitu kuat hingga tak peduli walau kita dijuluki kembar pecundang. Tapi itu sangat berat untukku. Aku perlu teman lain,” Do Hwi menangis.
“Apakah aku tidak cukup? Walau selalu hanya ada kita berdua, aku bahagia hanya dengan memilikimu sebagai teman. Daripada memiliki 10 atau 100 teman lainnya…hanya memilikimu sebagai teman, sudah lebih dari cukup untukku,” kata Dok Mi dengan tenang. Do Hwi menunduk, sepertinya ia baru menyadari mengapa Dok Mi begitu terluka.
Dok Mi kembali ke apartemennya dengan perasaan tak karuan. Enrique menghampirinya dengan membawa secangkir pensil.
“Apakah kau tahu kapan waktu terbaik untuk menajamkan pensil? Pada waktu hatimu terasa tajam, itu artinya saat ini waktu yang tepat. Anggaplah pensil yang tumpul ini seperti hatimu yang bergelombang dan tajamkan mereka. Hatimu pelan-pelan akan semakin tenang seperti sebuah keajaiban.”
Enrique menyorongkan pensil-pensil itu pada Dok Mi. Dok Mi menurut. Pelan-pelan ia meraut pensil-pensil itu satu demi satu. Kenangan bahagia bersama Do Hwi bermunculan di benaknya.
Enrique diam-diam memperhatikannya sambil tersenyum. Akhirnya seluruh pensil dalam pensil itu tajam kembali.
Dok Mi mengantar Enrique ke depan pintu.
“Saat kau membuka tiraimu esok pagi, kau akan melihatku. Aku akan mengucapkan selamat pagi,” kata Enrique. Dok Mi mengangguk sambil tersenyum.
“Terima kasih…untuk terus berada di sisiku..”
“Dasar bodoh,” kata Enrique malu. “Kaulah yang mendampingiku hari ini.” Ia memperlihatkan tangannya yang terbalut perban. Ia menyuruh Dok Mi masuk.
“Aku…ingin mencoba pergi keluar,” kata Dok Mi. “Ke dunia.”
Saking gembiranya, Enrique tak mampu berkata-kata. Ia memeluk Dok Mi.
“Kurasa akan ada banyak hal yang harus kita lakukan mulai sekarang. Tidurlah yang nyenyak.”
Dok Mi tersenyum dalam pelukan Enrique dan mengangguk.
Enrique melepaskan pelukannya lalu berjalan pergi. Tapi baru beberapa langakh ia berbalik dan mengucapkan selamat malam pada Dok Mi. Dok Mi mengangguk. Enrique kembali pergi. Dok Mi hendak menutup pintunya, tapi ia kembali memandangi Enrique.
Enrique berbalik, seakan tahu Dok Mi masih melihatnya. Dengan senyum kasmaran, Enrique melambaikan tangannya pada Dok Mi. Dok Mi balas melambai. Keduanya seakan berat untuk berpisah. Aaaaa…so cute sampe ikut nyengir-nyengir sendiri ^^
Komentar:
Akhirnya Dok Mi bisa mengungkapkan perasaannya pada Do Hwi. Bagi Dok Mi, Do Hwi adalah sahabat sejatinya hingga ia sangat terluka saat Do Hwi memusuhinya. Sedangkan Do Hwi tidak mengerti makna teman sejati. Ia tidak ingin hanya berteman dengan Dok Mi. Ia ingin memiliki banyak teman walau teman-teman itu bukanlah teman yang baik baginya.
Jika kita perhatikan, apakah Do Hwi bahagia dan bisa tersenyum bahagia dengan trio bulu? Selama ini ia menjalani kehidupan dan persahabatan penuh kepura-puraan. Mungkin perkataan Dok Mi kali ini bisa menyadarkannya.
Jin Rak akhirnya mengatakan identitas dirinya yang sebenarnya, tapi tidak ada yang percaya hihihi^^ mudah-mudahan nanti semakin terungkap ya :)
Feel so happy for Dok Mi and Enrique, but feel nervous at the same time >,< What’ll happen next?
yesssss....sinopsis ep 12 part 1 nya udh keluar makasih mba fanny..
BalasHapussweet banged se Jin Rak smpai ngalah ke Enrique.. tp skrg saatnya hambatan percintaan Dok Mi dan Enrique akan tiba,... tet tet teeeeeettttttt
BalasHapusyaa... munculnya cwe topi panda...
Hapusyes yes yes...akhirnya sinop episode 12'y kluar...dah tak tunggu" dari kmarin"...sampai blak-blik trus ke tempat'y mbak fanny... ehhh akhirnya kluar juga sinopnyam..
BalasHapus~nur isnayni~
yes yes yes...akhirnya sinop episode 12'y kluar...dah tak tunggu" dari kmarin"...sampai blak-blik trus ke tempat'y mbak fanny... ehhh akhirnya kluar juga sinopnyam..
BalasHapus~nur isnayni~
yes yes yes...akhirnya sinop episode 12'y kluar...dah tak tunggu" dari kmarin"...sampai blak-blik trus ke tempat'y mbak fanny... ehhh akhirnya kluar juga sinopnyam..
BalasHapus~nur isnayni~
hahaaaa aku pikir cuman aku yang bolk balik ke tmpat bak funny,,,, bahkan hal pertama yang aku lakkan dibangun tidur? yach buka blog.... hahaaaaa
Hapussakin sukaaaaaaaaaaaaa ma drakol ini................... whating bak funny and gomawaaaaaaaaaa
Thanks a lot mba fanny...,
BalasHapusKeep spirit ya bwt part 2
si Enrique ini sebenernya kesian....dia paling banyak ngafalin skenario nya, di banding pemain2 yang laen...he...he.....setiap muncul pasti ngoceh ga karuan..ga bisa diem...di tunggu lanjutan nya mbak fanny...thanks...
BalasHapusiya juga yach hahaaaaaaaaaaaaaa,,,,,,,,,
Hapusenrique is the best.......... yang laen ngontrakk wkwkwwwwww,, mianhe
akhirnya setelah ditunggu2 muncul juga..
BalasHapusMakasih sinopsisnya..
Tetap semangat..
^_^
Episode ini so sweet...
BalasHapusAkhirnya keberanian Dok Mi muncul..
Semangat terus mba fanny.. ^^
aihh yg ditunggu muncul juga akhirnya nih sinopsis :))
BalasHapusThanks Fanny eonni :)
Ditunggu part 2'y ...
Lanjuttt mbaaaaaaaa
BalasHapusHikz...
BalasHapusksian Dok Mi
harus mengHadapi dunia yg keras smenjak marahan sama do hwi. gak ada sahaBat atau siapapun yg mengerti dan mengurangi bebannya
tp...
sekarang ada Enrique
senyum dok mi perlahan mulai kmbAli ^^
the great synopSis
eunrique kepribadiannya aku suka sekali apalagi dia pintar membuat game aku suka bermain game
BalasHapussaat mengingatnya aku selalu tetawa
beruntungny ashin hye eonni bisa di cium yoon si yoon aku juga mau
Baru ngikutin drama ini..hhaha.lama banget yak.. gegara lg tayang di slh 1 tv soalnya.. krn di tv lamaa lanjutannya, jd aku cari sinopsisnya, jd brencana kpn2 hrs liat langsubg dramanya.. dan saya slh 1 pembaca setia blog ini, yg skrg2 lg ngikutin itu, bad boys..seru juga itu.. hhehe..
BalasHapusikutan nyengir2 sendiri juga baca episode ini.. they're so cute couple.. :)