Seo Hwa siap membunuh dirinya dengan tusuk konde (why it’s sound so funny??). Tiba-tiba terdengar suara Dam memanggil namanya. Melihat Dam, Seo Hwa buru-buru menyembunyikan tusuk kondenya.
Dam masuk lalu mengunci pintu. Tanpa berkata apa-apa, ia cepat–cepat membuka pakaiannya.
“Apa yang kaulakukan?” tanya Seo Hwa bingung.
“Kita tidak punya waktu. Tuan Muda menunggu di luar di pintu belakang. Cepat tanggalkan pakaian Nona,” ujar Dam cepat. Melihat Seo Hwa masih bengong, Dam menjelaskan kalau Seo Hwa bertukar pakaian dengannya lalu melarikan diri (kenapa ngga lari bareng-bareng aja yaaa).
“Apa yang kaukatakan? Melarikan diri? Bagaimana denganmu? Apa yang akan kau lakukan jika aku melarikan diri?”
“Aku akan baik-baik saja setelah dipukul beberapa kali. Tapi Nona berbeda. Nona tidak boleh dinodai oleh orang kejam yang telah membunuh ayah Nona.”
“Dam-ah….” Seo Hwa terharu mendengar perkataan Dam.
Dam berkata Seo Hwa harus keluar hidup-hidup. Seo Hwa harus hidup agar bisa membersihkan nama ayahnya. Agar bisa membalas dendam pada Jo Gwan Woong. Seo Hwa menangis lalu memeluk pelayannya.
“Juga, Nona harus tetap hidup…agar bisa menerima saya lagi. Jadi, Nona tidak boleh mati. Jika Nona mati, Nona tidak bisa mencapai apapun.”
“Dam-ah….”
“Nona…”
Keduanya menangis sambil berpelukan.
Menjelang malam, Gisaeng Chun memasuki kamar Seo Hwa. Ia berkata orang yang akan tidur dengan Seo Hwa sebentar lagi tiba. Ia menyuruh Seo Hwa mempersiapkan diri dan bersikap baik.
Gadis di balik tirai hanya menunduk dan tak mengatakan apapun. Gisaeng Chun menghela nafas panjang lalu berbalik pergi. Tapi ia merasa ada yang tak beres.
Ia berjalan ke belakang tirai dan menyuruh gadis itu mengangkat kepalanya. Dam gemetar ketakutan karena takut ketahuan. Ia tidak mau mengangkat kepalanya. Kepala pelayan mengangkat wajahnya dan terkejut karena melihat Dam, bukannya Seo Hwa. Dam menatap Gisaeng Chun dengan takut.
Sementara itu Seo Hwa dan Yoon berlari menembus hutan yang gelap.
Gisaeng Chun menampar Dam. Ia bertanya di mana Seo Hwa. Dam berkata ia tidak tahu, ia hanya bertukar pakaian dengan Seo Hwa. Gisaeng Chun mengancam akan menghukumnya. Tapi Dam benar-benar tidak tahu. Ia bersumpah ia hanya bertukar pakaian dengan Seo Hwa dan tidak tahu apa-apa.
Masalah semakin gawat karena Jo Gwang Woon sudah tiba di Chunhwagwan. Gisaeng Chun memerintahkan kepala pelayan untuk menyuruh Jang So menangkap Seo Hwa secepatnya tanpa sepengetahuan Jo Gwan Woong.
“Dan kau, Dam. Kau harus melayani Pejabat Jo malam ini.”
“Aku mengerti. Apaaa?! Kepala Gisaeng, aku tidak bisa melakukannya,” kata Dam ketakutan. Ia memohon pada Gisaeng Chun agar menyelamatkannya dan terus menerus memohon ampun.
“Kau harus melayaninya baik-baik dengan mulut tertutup (tidak bersuara). Jika ia tahu kau orangnya (dan bukan Seo Hwa) sebelum ritual pertama, aku sendiri yang akan memenggal kepalamu. Apa kau mengerti??!” kata Gisaeng Chun tegas. Poor Dam T_T
Orang-orang Gisaeng Chun mulai mencari Seo Hwa dan Yoon di hutan. Wol Ryung duduk di guanya sambil memandangi tali yang pernah dipakai untuk mengikat Seo Hwa. Tiba-tiba burung beterbangan dari pohon dan bersuara riuh. Wol Ryung bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Ia melihat pohon-pohon bergerak gelisah.
Gisaeng Chun menemui Jo Gwan Woong yang kesal karena ia sudah menunggu lama. Gisaeng Chun meminta Gwan Woong mengerti, Seo Hwa masih sangat muda. Ia mengajukan permintaan agar lilin dipadamkan saat ritual pertama berlangsung.
“Kami tidak bisa memberitahunya kalau ia akan melayani Tuan. Sekarang ia adalah gisaeng negara tapi Tuan telah membunuh ayahnya. Saya khawatir ia akan mencoba membunuh dirinya sendiri setelah melihat Tuan.”
“Kurasa jika ia menggigit lidahnya (sampai mati) atau semacamnya sebelum kesenangan dimulai, maka itu sama sekali tidak akan menyenangkan. Baiklah, aku mengerti maksudmu,” Jo Gwan Woon meniup lilin di mejanya.
Kamar gelap gulita. Gisaeng Chun memerintahkan agar gadis itu dibawa masuk. Dam dibawa nasuk. Ia gemetar ketakutan. Saat ia melihat Gisaeng Chun hendak keluar kamar, ia menatapnya dengan pandangan memohon.
Sebelumnya, rupanya Gisaeng Chun sudah mewanti-wanti agar Dam tidak bersuara sedikitpun sebelum ritual pertama dimulai. Bukan hanya demi nyawa Dam tapi juga demi Seo Hwa yang melarikan diri. Mengingat perkataan Gisaeng Chun, Dam hanya bisa pasrah karena ini demi keselamatan nyawanya dan Seo Hwa.
Gisaeng Chun keluar kamar lalu mengunci pintu. Dam tersentak. Rasa takut menguasainya. Ia berusaha membuka pintu. Tapi Jo Gwan Woon menariknya.
Dam berusaha berontak tapi Jo Gwan Woong malah semakin senang. Pria itu seperti kesetanan. Dam menangis dalam hati menjerit memanggil Seo Hwa.
Seo Hwa tersandung dan terjatuh. Ia serasa mendengar suara Dam memanggilnya.
“Apa kakak tidak apa-apa?” tanya Yoon.
“Dam-ah….” gumam Seo Hwa.
Yoon mengingatkan waktu mereka tidak banyak. Mereka harus terus berlari. Seo Hwa teringat permintaan Dam agar ia terus hidup agar bisa membersihkan nama ayahnya dan membalas dendam. Demi keluarganya, juga demi Dam. Hal itu membuat semangat Seo Hwa kembali bangkit. Mereka terus berlari.
Para pengejar semakin dekat. Mereka menemukan jejak Seo Hwa yang tadi terjatuh. Mereka semakin gigih mengejar.
Kaki Seo Hwa yang terkilir membuatnya tak bisa berlari kencang. Dan ia sudah kelelahan. Berkali-kali ia jatuh.
Kepala Pelayan dan Gisaeng Chun merasa miris mendengar teriakan-teriakan Dam dari dalam kamar. Kepala pelayan khawatir Dam akan mati. Gisaeng Chun menghela nafas panjang.
“Kau harus bertahan. Hanya jika kau bertahan maka Seo Hwa akan hidup dan kita semua juga akan hidup,” gumam Gisaeng Chun, seakan berbicara pada Dam.
Seo Hwa akhirnya tak sanggup lagi berlari. Ia menyuruh adiknya melarikan diri sendirian. Yoon tidak mau. Ia lebih baik mati bersama kakaknya daripada hidup sendirian.
“Apa aku bilang aku akan mati? Aku akan bersembunyi, jadi pergilah. Jika kita terus seperti ini, kita berdua akan mati. Jadi kita harus berpisah dan menemukan cara untuk tetap hidup.”
“Tidak, aku tidak bisa meninggalkan kakak!”
“Kumohon, lakukan seperti apa kataku. Jika kita berdua ditangkap di sini, tidak ada seorang pun yang bisa membersihkan nama ayah. Juga demi Dam. Apa kau tak merasa bersalah padanya? Jadi pergilah sekarang. Aku hanya bisa hidup jika kau pergi. Pergilah. Sekarang!” Seo Hwa mendorong adiknya karena Yoon tak juga pergi.
“Kakak harus tetap hidup. Aku akan menemukan kakak tak peduli di manapun kakak berada. Tak peduli bagaimanapun juga, tetaplah hidup.”
Seo Hwa mengangguk. Yoon dengan berat hati pergi meninggalkan kakaknya.
Seo Hwa bangkit berdiri. Ia melihat cahaya obor pengejarnya semakin mendekat. Ia tahu ia pasti tertangkap. Ia mengeluarkan tusuk konde dari balik pakaiannya.
“Dam, maafkan aku. Kurasa ini adalah akhirku. Tapi setidaknya, Jung Yoon akan hidup. Tolong maafkan aku.”
Seo Hwa mengangkat tusuk kondenya. Tiba-tiba sebutir cahaya biru melintas di depan matanya. Seo Hwa terpana melihat butiran cahaya itu beterbangan di sekitarnya. Kesadarannya menghilang, tusuk konde terjatuh dari genggamannya.
Seo Hwa jatuh pingsan, tapi seseorang menopangnya sebelum ia jatuh ke tanah. Siapa lagi kalau bukan Wol Ryung. Wol Ryung menatap Seo Hwa yang pingsan dalam pelukannya. Pelan-pelan Seo Hwa membuka matanya menatap Wol Ryung.
“Tolong…tolong aku…” Seo Hwa kembali pingsan.
Para pengejar tiba-tiba melihat butiran cahaya biru yang sama beterbangan di sekita mereka. Mereka berhenti.
“Apa ini? Kunang-kunang?” tanya Jang So sambil tetap waspada.
“Bukan,” kata pemimpin mereka.
“Jika bukan kunang-kunang, lalu apa? Jangan-jangan…cahaya gaib (cahaya yang menurut legenda dipercaya sering terlihat jika ada makhluk gaib)?!” Jang So mulai takut.
“Cahaya gaib?!” yang lain ikut ketakutan.
Mereka lalu melihat ada sesuatu di tengah kegelapan.
“Apa kau manusia?” tanya pemimpin kelompok pada sosok itu. “Jika iya, jawab kami!”
Sosok itu hanya diam tak menjawab. Tentu saja semua semakin takut karena itu artinya sosok itu bukan manusia. Mereka bertanya-tanya apakah sosok itu harimau atau serigala. Tapi pemimpin kelompok berpendapat sosok itu bukan binatang.
Pemimpin kelompok yang berani, mencabut pedangnya lalu berjalan mendekati sosok itu. Tiba-tiba ia seperti menabrak dinding yang tak terlihat dan jatuh terjengkang. Pedangnya terlempar ke atas lalu jatuh menancap di tanah, tepat di antara kedua kakinya.
Wol Ryung dikelilingi oelh sinar suram hingga sosoknya mulai terlihat. Tapi para pengejar masih ragu apakah Wol Ryung manusia atau bukan.
“Keluar dari hutan ini” seru Wol Ryung dengan suara menggeram.
Pemimpin kelompok mencoba mengusir Wol Ryung. Wol Ryung menggeram marah. Matanya bersinar.
Ia menggerakkan tangannya. Angin bertiup kencang di sekitar mereka, menerbangkan daun-daunan kering. Tiba-tiba dedaunan kering itu membentuk wajah gumiho lengkap dengan mata yang bersinar. Para pengejar ketakutan.
“Tinggalkan gunung ini!!” Geram Wol Ryung. Ia mengerahkan kekuatannya. Daun-daunan kering membentuk aliran-aliran yang menerjang para pengejar. Para pengejar menutup telinga mereka karena tidak tahan mendengar suara berdesing yang keras. Mereka akhirnya melarikan diri.
Jo Gwan Woong keluar dari kamarnya sambil berteriak memanggil Gisaeng Chun. Ia tampak sangat sangat marah. O-ow…
Begitu melihat Gisaeng Chun, ia langsung menamparnya dengan keras. Gisaeng Chun tidak nampak takut.
“Ada apa ini?” tanyanya.
“Beraninya kau menipuku! Beraninya kau membodohiku dengan pelayan!”
Gisaeng Chun melihat Dam sedang menangis di kamar. Mereka sudah ketahuan. Ia hanya bisa terdiam pasrah. Jo Gwang Woon mencengkeram Gisaeng Chun.
“Di mana Seo Hwa! Berikan Seo Hwa padaku sekarang juga!” Ini orang udah gila kali ya ~,~
“Tuan hanya bisa meniduri gisaeng negara seteah ia terdaftar resmi. Jadi, jika Tuan ingin menidurinya, kembalilah setelah ia terdaftar resmi. Dengan senang hati saya akan menyerahkannya pada Tuan.”
“Kau pasti ingin mati! Kau pasti benar-benar ingin mati!” kata Jo Gwan Woong marah.
“Jika saya mati, apa Tuan akan merasa lebih baik?” tantang Gisaeng Chun.
“Apa? Ambil pedangku! Ambil pedangku di kamar sekarang juga!” seru Jo Gila Woong Edan.
Sebenarnya Gisaeng Chun ingin menyembunyikan berita kaburnya Seo Hwa lebih lama lagi, berharap Seo Hwa tertangkap anak buahnya dan semuanya akan baik-baik saja. Tapi pelayan kepala ketakutan. Ia memberitahu Jo Gwan Woong kalau Seo Hwa telah melarikan diri.
“Diamlah, kepala pelayan!” Gisaeng Chun mengingatkan. Tapi kepala pelayan terus menyerocos kalau Seo Hwa melarikan diri setelah mereka mendandaninya. Seo Hwa-lah yang harus dibunuh, bukan Gisaeng Chun.
Jo Gwang Woon terkejut. Gisaeng Chun meminta Jo Gwang Woon melupakan apa yang baru saja ia dengar. Jika penguasa tahu Seo Hwa melarikan diri maka Seo Hwa akan mati.
“Anak itu masih muda. Mohon berikan kesempatan satu kali lagi padanya, Tuan. Saya berjanji akan membawanya kembali.”
Jo Gwang Woon melepaskan cengkeramannya pada Gisaeng Chun. Alih-alih mengikuti permintaan Gisaeng Chun, ia malah menyuruh anak buahnya melaporkan pada penguasa kalau ada budak negara yang melarikan diri. Bahkan ia memerintahkan untuk mempersiapkan para pemburu budak agar menangkap budak yang kabur (jadi inget Chuno).
Gisaeng Chun terpekur mendengar perintah itu. Ia melihat Dam dengan sedih. Tampaknya ia bukan orang yang dingin seperti yang diperlihatkannya.
Yoon terbangun di hutan. Ia pergi membasuh wajahnya di sungai kecil. Ia memikirkan bagaimana nasib kakaknya sekarang ini. Terdengar langkah kaki mendekatinya.
Yoon menoleh. Tiga orang aneh dan lusuh menatapnya sambil tersenyum mengerikan. Ternyata mereka pemburu budak yang dikerahkan Jo Gwan Woong. Tanpa membutuhkan waktu lama, Yoon tertangkap.
Dam mendengar kabar ini dari seorang gisaeng. Ia segera berlari ke kota karena kabarnya Yoon akan dieksekusi hari ini. Ia menerobos kerumunan orang yang berkumpul di tempat eksekusi.
Yoon berdiri di depan tali gantungan dengan wajah babak belur. Dam menangis memanggil Tuan Mudanya.
“Dam-ah…” panggil Yoon.
Tapi belum sempat ia berbicara lagi, tali gantungan dilingkarkan ke lehernya. Jo Gwan Woong mengendarai kudanya ke tempat eksekusi.
“Kutanya kau untuk yang terakhir kalinya. Ke mana Seo Hwa melarikan diri?”
“Sungguh sebuah tragedi aku harus mati sebelum mematahkan lehermu! Hanya itulah penyesalanku!” seru Yoon tanpa takut.
Jo Gwang Woon tersenyum sinis. “Gantung dia!”
Seluruh penduduk memalingkan wajah mereka melihat eksekusi mengerikan itu. Dam tertegun melihat Tuan mudanya. Dengan sisa kekuatannya, Yoon menatap Dam.
“Dam-ah, terima kasih. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu bahkan setelah kehidupan berikutnya,” katanya dalam hati.
“Tuan muda…” panggil Dam dalam hati.
Mereka mengenang masa lalu mereka yang menyenangkan saat bersama.
Dam kembali ke Chunhwagwan dengan hati hancur. Ia memandang tiang penopang kamar.
Jang So melaporkan apa yang ia lihat pada Gisaeng Chun. Gisaeng Chun awalnya tak percaya. Tapi Jang So yakin ia telah melihat gumiho. Bahkan ia melebih-lebihkan kalau gumiho itu berekor sembilan (dalam legendanya, gumiho memang rubah berekor sembilan, tapi biasanya berwujud wanita).
Di tempat lain, Jo Gwan Woong juga tidak percaya saat mendengar laporan itu. Tapi saksi matanya ada 7-8 orang hingga tak mungkin itu hanya ilusi semata. Ia bertanya di mana Seo Hwa.
Jang So yakin Seo Hwa sudah menjadi korban gumiho. Gumiho dikenal menyukai hati(liver) manusia. Gisang Chun nampak sedih mendengar kabar itu. Ditambah lagi kabar buruk yang dibawa seorang gisaeng.
Mereka menemukan Dam telah mati menggantung diri.
Seo Hwa terbangun. Ia mengernyit karena kakinya sakit. Tapi kakinya telah dibalut kain. Ia lalu melihat sekelilingnya. Ternyata ia berada di dalam sebuah gua.
Seo Hwa berjalan keluar gua. Di luar gua beterbangan cahaya-cahaya biru yang sempat dilihatnya sebelum ia pingsan. Aneh namun sangat indah.
“Apa kau sudah bangun?” terdengar suara dari belakangnya.
Seo Hwa berbalik. Wol Ryung tersenyum ramah padanya.
“Siapa kau?” tanya Seo Hwa.
“Aku khawatir karena kau tidak bangun juga. Bagaimana keadaanmu?”
“Siapa kau?!” kata Seo Hwa waspada.
“Aku Gu Wol Ryung. Jangan khawatir, aku telah mengusir mereka yang mengejarmu. Di tempat ini tidak ada yang bisa mengejarmu. Tidak ada yang akan mengikatmu di pohon atau mengancam hidupmu.”
Seo Hwa melihat Wol Ryung dengan penuh rasa ingin tahu. Is he a good guy or a bad one? Jelas baik dong, liat aja senyumnya ;)
Jo Gwan Woon memanggil Dam Pyung Joon (sepertinya ia kepala polisi. Dan ia ayah Yeo Wool). Ia tahu ia dipanggil karena ada kabar mengenai keberadaan gumiho di gunung.
“Tak peduli benar ada gumiho atau tidak. Makhluk seperti itu tidak seharusnya berkeliaran bebas. Bagaimana bisa rakyat hidup tenang? Tidakkah kau setuju?”
“Tentu saja, Tuan. Saya, Dam Pyung Joon, akan mengobrak-abrik hutan jika perlu untuk menangkapnya.”
Dam Pyung Joon membawa pasukan untuk menyisir hutan mencari gumiho. Mereka dipandu oleh pemimpin kelompok Gisaeng Chun yang masih ingat tempat semalam.
Biksu So Jung melihat barisan itu dari balik pohon. Ia merasa Wol Ryung dalam bahaya dan pergi mencarinya.
Tapi di sekitar gua Wol Ryung, ia malah melihat seorang gadis. So Jung bengong.
“Ada apa, So Jung?” sapa Wol Ryung. “ Kau bilang kau baru kembali sebulan lagi.”
“Begini, ada sekelompok tentara di gunung. Tapi, siapa wanita itu?”
Wol Ryung tersenyum hangat sambil meliat Seo Hwa. “Yoon Seo Hwa.”
“Yoon Seo Hwa?”
So Jung menoleh melihat Seo Hwa. Seo Hwa mengangguk hormat.
“Dia yang diikat di pohon aib,” Wol Ryung mengingatkan. “Apa kau tidak ingat?”
“Jadi kau melakukannya juga?”
“Dia dulu yang datang ke hutanku. Ia meminta pertolongan, jadi…”
“Keluarkan dia dari gunung ini sekarang juga!” kata So Jung. Mereka berbicara agak berbisik hingga Seo Hwa tak bisa mendengar.
Wol Ryung berkata Seo Hwa bisa tertangkap dan mati jika keluar dari gunung.
“Mati atau tidak, itu adalah takdirnya! Itu bukan urusanmu! Berapa kali aku harus memberitahumu?” kata Do Jung frustrasi.
“Tidak. Ini menjadi urusanku sekarang.”
“Sejak kapan takdir manusia menjadi urusanmu?!”
Wol Ryung kembali melihat Seo Hwa. Sambil tersenyum ia berkata ia telah memberikan hatinya pada Seo Hwa.
“Maksudku, bagaimana bisa kau….. eh, apa?” tanya So Jung kaget.
“Jadi aku sedang berpikir, bagaimana aku bisa menemukan buku keluarga Gu?”
“Untuk apa kau menyebut-nyebut buku keluarga Gu?” So Jung tersadar, “Jangan-jangan,…..”
“Ya, aku ingin menjadi manusia,” kata Wol Ryung mantap.
Perintah yang dterima Dam Pyung Joon adalah menangkap gumiho dan menemukan mayat Seo Hwa. Mereka telah tiba di tempat Wol Ryung menampakkan diri semalam.
Seeokor elang terbang dari hutan, melintasi tempat Wol Ryung tinggal.
“Ini adalah gunung misterius. Tidak terjamah kaki manusia. Tempat di mana makhluk gaib yang melindungi gunung kadang-kadang menampakkan diri. Di tempat yang disebut Taman Cahaya Bulan ini, kisah sedih mereka baru saja dimulai.”
“Apa kau bilang? Kau ingin menjadi manusia?” tanya So Jung.
“Benar.”
“Kau? Kau?”
“Benar. Aku ingin menjadi manusia.”
Seo Hwa melihat ke arah mereka. Wol Ryung tersenyum padanya.
Komentar:
Tragiissss…. Poor Yoon and Dam :’(
Sepertinya Jo Gwan Woong ini sangat terobsesi pada Seo Hwa. Apa ia menyukai Seo Hwa?
Aku sebenarnya tidak setuju Seo Hwa bunuh diri. Dam telah mengorbankan dirinya dengan menggantikan Seo Hwa. Yoon juga belum tentu bisa bertahan hidup. Seperti yang kubilang, Seo Hwa tidak bisa berpikir panjang. Jika ia mati, bukankah pengorbanan Dam menjadi sia-sia?
Tapi mungkin saja karena ia masih sangat trauma dengan kematian ayahnya yang ia lihat sendiri hingga tidak bisa berpikir dengan jernih.
Hmmm…apa Wol Ryung ngga kecepetan?
Tokoh yang menarik adalah Gisaeng Chun. Sepertinya ia bukan orang jahat, hanya berusaha bertahan hidup. Mungkin saja nasibnya dulu sama dengan Seo Hwa. Atau ia juga berteman dengan ayah Seo Hwa? Bukankah Jo Gwang Woon pernah membawa ayah Seo Hwa ke Chunhwagwan?
Aktingnya Lee Yeon Hee keren bgt,, membuat aku penasaran untuk menonton ep 2 nya,,, sayangnya dia cuman jadi cameo...
BalasHapusEp 1 menghadirkan banyak pertanyaan bagi penonton,,, kenapa ayahnya Seo Hwa di bunuh?? mungkin inilah yang membuat rating di ep 2 langsung meningkat,,, ^_^
yang jadi gumiho, wol ryung,, cakep, cute,, lucu,, hhhehe,,,,
✽̶┉♏∂ƙ∂șîħ┈⌣̊┈̥-̶̯͡♈̷̴, mbak udah nulis GFB sinopsinya keren tambah penasaran nih ...
BalasHapusDi tunggu kelanjutannya :D figthing
Jaman dulu, prostitusi udah di legalkan -_-
BalasHapusgisaeng negara :| kenapa gak hukum mati aja sisan :|
Mba fanny kaya nya bete dengan karakter Jo Gwan Woong sampe" disebut Jo Gila Woong edan
BalasHapushahahhahhaha
Tp emank bener nie orang nyebelinn bangeudddd >_<
Fanny
dam pyung joon..........
BalasHapushah... professornya kang ma ru
hah... raja di skks.....
hehehehhe
iya beneeer aktingnya LYH total bgt, saya semakin penasaran dengan episode 2 nyaa. kayaknya LSG-Suzy bakalan keluar di ep 3 yg akan dtg deeeh, hehehehe
BalasHapusmba fanny fightiiiiiiing yaaa :D
-betiibeb-
di tunggu kelanjutannya...
BalasHapusyoon sma dam kasian bgt deh,,, bner2 tragis.
BalasHapusjo gwan woong itu bner2 deh jahatnya.
siap2 ke blog ny mb dee nih buat episode 2, hehe
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAku nonton GUGA bukan karena tertarik dengan storylinenya, atau pemainnya, tapi lebih ke kisah cinta orang tua Kang Chi. Waktu lihat di teaser rasanya terenyuh melihat kisah cinta yang terlarang ini...
BalasHapusItu senyum papi Kang Chi keren banget^_^
BalasHapusTerpesona melihat Papinya kang Chi,, ganteng banget, kalok lagi bingung, senyum, galak, sama-sama ganteng^_^
oh ya ngemeng2... kenapa gak ada award untuk yg antagonis yach... padahal khan alur gak akan jalan dan 'gak reme' tanpa adanya tokoh jahat... hehehhe
BalasHapushanya share aja...
Komen lagi XD
BalasHapuschoi jin hyuk ganteng! *v*
kasihan dam sama yoon :( kenapa harus mati.
Jo Gwan Woong ini perlu dikebiri deh :|
kepikiran kenapa si jo gwan woong psiko itu terobsesi banget sih sama seo hwa ckckcckkk gedeg bgt liatnya....
BalasHapussinopsisnya keren mba berasa nonton filmnya langsung lanjut ya mba fany ^_^
kepikiran kenapa si jo gwan woong psiko itu terobsesi banget sih sama seo hwa ckckcckkk gedeg bgt liatnya....
BalasHapussinopsisnya keren mba berasa nonton filmnya langsung lanjut ya mba fany ^_^
Ngakak bgt dehh mbak...wkt mbak Fanny ganti namanya Jo Gila Woong Edaaaannn...hahahahaaaaa
BalasHapusGumawo...!! Hwaiting!!!!
lanjut episode 2 dongggg,gak sabar nih,hahaha udah lama saya nunggu sinopsis drama ini
BalasHapushahaha thanks mb fany , ngebut buat sinopsisnya XD
BalasHapuswih.. keren dah drama yg satu ini..
BalasHapuswajib buat diteluduri terus sinopsisnya..
dilanjuntkan ya mbak..
semangat..!!! ^^
Kasian banget si YOOn .. Sama Dam.. Huftt .... Iya nih si seo hwan tidak berpikir panjang... Tapi tetep bikin penasaran kelanjutan'a di tunggu lohh. Hehe
BalasHapusAsli ni drama keren ep 1-2 bikin gw nangis2. Moga2 cerita lanjutannya makin seru ^_^
BalasHapustapi seo hwa itu egois banget menurutku........sedih banget ceritanya.
BalasHapusAlur ceritanya keren abis yaaa.....
BalasHapusSebel banget ama jo gwan woong, koq ama teman sendiri bisa tega gitu, baru eps 1 jd lgsg suka banget ama drama ini. Pdhl awalnya lebih tertarik ama JOJ :-D
*ada yg rekap JOJ ??? ngarep.com
Fanny & Dee hwaiting :-* kisseu
Recap JOJ sedang dibuat ayu di dramaragazza.blogspot.com :)
HapusAlur ceritanya keren abis yaaa.....
BalasHapusSebel banget ama jo gwan woong, koq ama teman sendiri bisa tega gitu, baru eps 1 jd lgsg suka banget ama drama ini. Pdhl awalnya lebih tertarik ama JOJ :-D
*ada yg rekap JOJ ??? ngarep.com
Fanny & Dee hwaiting :-* kisseu
seandainya ep Seo Hwa-Wol Ryung nii agak diperpnjang paling enggak mpe ep 5 lah,,pas bakal seru dan lebih mengahrukan
BalasHapusTapi ga sabar juga buat nntn actingnya Suzy-Lee Seung Gi ♡ (>ˆ▽ˆ)> άKªkäkΛ <(ˆ▽ˆ<)
kayak bakal suka dech sama Ni drama
wah episode 1 buat aku merinding gx sabar mau liat episode 2 dan seterusnya ...
BalasHapuskayaknya ni drama trfaforit in 2013 ... coz aQ merinding bget dgn eps 1 nya ...
Yang jd gumiho cakep bgt ya...Pantasan aja anakny juga cakep entar :D
BalasHapusGumawo Fanny, u/info sinop JOJ *hug
BalasHapusJadi pengen lgsg hari senin deh
ganyangka dam sama yoon bakal mati :( biasanya ga terlalu suka drama tema kaya gini, tp gatau knp skrg penasaran bgt sama kelanjutannya :D
BalasHapusepisode selanjutnya dong mbak penasaran nih hehehehehe makasih
BalasHapushahahaha.. Jo Gila Woong Edan?! kereeeeeenn mba..
BalasHapusemma
Makasih buuuuangeeeeett....^^
BalasHapusGreat story for the beginning :D
BalasHapusWait for 승기 오빠 appearance !!
keren, dtunggu lanjutane y mb:-D
BalasHapusYang jadi wol ryung juga ada di drama panda and hedgehog yg jadi choi won il yg juga suka sama panda
BalasHapusGilaaa..... Wol Ryung cakep banget sumpah... Coba aku punya cowok kayak dia pasti seneng banget aku.... :)
BalasHapus