Yeo Wool membawa Kang Chi ke aula. Kang Chi membaca papan nama sekolah itu. Mu berarti kebajikan, Ji berarti kebenaran.
“Bela diri dikuasai berdasarkan kebajikan dan kebijaksanaan dikuasai melalui kebenaran. Itulah moto dasar sekolah kami,” kata Guru Dam yang baru saja masuk ke aula.
Kang Chi memberi salam dan memanggil Guru Dam dengan sebutan “Tuan”. Yeo Wool mengajari Kang Chi agar memanggil “Guru”.
Guru,” dengan patuh Kang Chi memberi salam.
Guru Dam menanyakan keadaan Kang Chi setelah terluka kemarin. Sambil tertawa Kang Chi berkata ia baik-baik saja. Yeo Wool langsung menyikutnya. (ayahnya tidak tahu ia melepas gelang Kang Chi semalam untuk menyelamatkan Kang Chi)
Kang Chi pura-pura menahan sakit dan berkata ia bisa menahan rasa sakitnya. Yeo Wool bercanda Kang Chi bahkan cukup kuat untuk makan besi.
“Ia pasti sembuh dengan cepat,” kata Yeo Wool sambil tertawa. Kang Chi ikut tertawa agar Guru Dam tidak curiga.
Gon masuk dan memberitahu kalau Tae Soo juga sudah datang. Tae Soo masuk dengan mata tertutup kain.
Keduanya duduk berdampingan di aula tanpa bicara satu sama lain. Guru Dam berkata ia bersedia menerima Tae Soo dan Kang Chi karena Park Mu Sol. Tapi keduanya harus berusaha keras agar tetap diterima di sana.
“Jika aku memutuskan salah satu dari kalian tidak cocok berada di sini, maka aku akan mengeluarkan kalian tanpa ragu.”
Kang Chi bertanya apakah Guru Dam yang memutuskan mereka cocok atau tidak.
“Keempat Guru yang memutuskan.”
“Empat guru?”
“Selain diriku, ada 4 guru lain di sekolah ini. Keempat guru ini akan memperhatikan kalian dan memutuskan bisa tidaknya kalian diterima sebagai murid di sini.”
Hmm…salah satunya pasti Guru Gong Dal. Tiga lagi? Jangan-jangan salah satunya Gon???
Guru Dam berkata Tae Soo harus melawan hipnotis yang mempengaruhinya. Tae Soo harus mengendalikan keinginan yang tak terkendalikan dengan kekuatan tekad. Kang Chi baru tahu kalau Tae Soo berada di bawah pengaruh hipnotis.
Guru Dam menyuruh Kang Chi untuk berhati-hati dan menghindari bertemu Tae Soo. Tidak ada yang tahu kapan dan di mana Tae Soo akan tiba-tiba menyerang. Tapi itu bukanlah kehendak Tae Soo karena Tae Soo berada di bawah hipnotis.
“Apa kau mengerti?”
Kang Chi tak menjawab. Ia menoleh melihat Tae Soo yang matanya tertutup kain.
“Aku tanya apa kau mengerti?”
Kang Chi tetap tak menjawab.
“Kang Chi-ah…” panggil Yeo Wool, khawatir Kang Chi membuat ayahnya marah.
“Jadi itu? Kau hendak membunuhku karena hipnotis? Karena itu aku harus menghindarimu? Aku harus menghindarimu seperti anjing pengecut melarikan diri dari musuhnya? Maaf tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak tahu kau berada dalam hipnotis seperti apa. Tapi aku tidak akan menghindarimu.”
“Lakukan seperti yang dikatakan Guru,” kata Tae Soo dingin.
“Bukan ini alasan aku menyelamatkanmu! Han No dan Chung Jo mengorbankan diri mereka bukan untuk melihatmu selemah ini di bawah pengaruh hipnotis. Kau mengerti? Kau harus mengatasinya. Apapun yang harus kaulakukan, kau harus mengatasi hipnotis ini. Entah kau menusukku atau tidak. Entah kau bermaksud untuk itu atau tidak, aku tidak akan pernah menghindarimu.”
Ia bertanya apakah jawabannya sudah cukup. Guru Dam hanya menghela nafas.
Kang Chi keluar dari aula dengan kesal. Ia marah karena Jo Gwan Woong menghipnotis Tae Soo. Ia berjalan sambil mengomel dan terlonjak kaget saat melihat Guru Gong Dal duduk di depan aula.
“Apa yang kakek lakukan di sini? Mengagetkanku saja,” gerutu Kang Chi. Eh, Guru Gong Dal malah menyuruh Kang Chi makan.
Kang Chi heran melihat Guru Gong Dal mendadak baik. Guru Gong Dal berjalan pergi sambil mengeluh mengenai pinggang dan tangannya yang sakit (karena sudah tua). Kang Chi makin bingung, kenapa tadi Guru itu begitu kuat memukulnya?
Tae Soo masih di aula bersama Guru Dam, Yeo Wool, dan Gon. Ia melepaskan penutup matanya. Guru Dam tak menyangka Kang Chi seteguh itu. Tae Soo berkata Kang Chi memang selalu seperti itu. Jika Kang Chi telah menetapkan pikirannya maka ia tidak akan mendengarkan apapun.
“Itulah sebabnya aku bersikeras meminta Guru tidak melibatkannya dalam rencana kita.”
Yeo Wool terlihat agak kaget. Guru Dam mengajak mereka membicarakan hal ini di dalam.
Tae Soo membentangkan denah penginapan Seratus Tahun di hadapan Guru Dam, Yeo Wool, dan Gon. Ia telah menggambarnya semalaman. Ia menunjukkan tempat di mana harta itu disimpan, Gong Myung Gwan. Tempatnya terletak di tengah-tengah areal penginapan.
Yeo Wool baru mengetahui adanya harta itu. Tae Soo berkata total perak dalam ruang rahasia itu sekitar 5000 nyang. Yeo Wool dan Gon terkejut mendengar jumlahnya.
“Masalahnya semua perak itu bersama Jo Gwan Woong sekarang. Kita harus mengambilnya tanpa sepengetahuan Jo Gwan Woong,” kata Guru Dam.
Sementara itu di Penginapan Seratus Tahun, Jo Gwan Woong memanggil tukang untuk memperbaiki lantai yang berlubang akibat tongkat yang ditancapkan Kang Chi. Tukang itu berkata memperbaiki lantai hanya membutuhkan waktu 1-2 hari saja. Ia mengusulkan seluruh ruangan diperbaiki.
“Berapa lama?” tanya Jo Gwan Woong sambil memandangi lukisan penutup pintu ruang rahasia.
Tukang berkata membutuhkan waktu setidaknya 7-8 hari untuk mengganti batu dan semuanya.
“Selesaikan dalam 4 hari.”
“Ya? Em-empat hari? Mengapa Tuan tergesa-gesa?”
Jo Gwan Woong tidak mau tahu. Ia menyuruh tukang itu pergi.
Jo Gwan Woong terus mengamati lukisan. Ia berkata pada Ninja Seo semakin ia melihat lukisan itu, semakin ia merasa tertarik ke dalamnya.
Kemudian ia memanggil Choi untuk menemuinya. Kasihan ayah angkat Kang Chi. Ia babak belur setelah dipukuli karena menutupi kedatangan Kang Chi.
Jo Gwan Woong bertanya apa Choi sudah mengetahui kesalahannya. Choi mengiyakan. Jo Gwan Woong berkata ia akan menanyakan sesuatu dan hidup matinya Choi bergantung pada jawaban yang diberikan.
“Selama hidupnya, apa Park Mu Sol mentimpan pembukuan terpisah mengenai kekayaannya?”
Choi nampak kebingungan. Jo Gwan Woong melemparkan pembukuan penginapan ke hadapan Choi.
“Kekayaan Park Mu Sol, orang terkaya di daerah Selatan, apa masuk akal hanya sejumlah yang tertulis di sini? Aku yakin ia memiliki penyimpanan terpisah dan pembukuan terpisah.”
Choi berkata ia tidak tahu mengenai itu. Jo Gwan Woong marah dan kembali mengancam Choi. Tapi Choi memang tidak tahu menahu.
“Bunuh saja aku! Aku benar-benar tidak tahu apapun,” katanya ketakutan.
Untunglah Jo Gwan Wong percaya.
Tae Soo memberitahu jalan masuk ke ruang rahasia itu hanya melalui satu pintu. Guru Dam berkata tanpa semua uang itu semua rencana Lee Soon Shin akan berantakan. Demikian juga strategi perang angkatan laut.
“Apakah Ayah memiliki rencana?” tanya Yeo Wool.
Seseorang datang menghadap. Ia adalah tukang yang akan memperbaiki ruangan Jo Gwan Woong, Tukang Chun. Rupanya Tukang Chun sudah tahu rencana pembobolan ini sejak awal.
Semua ini berkat Lee Soon Shin yang sudah menduga Jo Gwan Woong akan memanggil orang untuk memperbaiki lantainya. Karena itu mereka memanggil Tukang Chun.
Tukang Chun memberitahu kalau Jo Gwan Woong ingin seluruh ruangan itu dibongkar. Dan pekerjaan itu dimulai malam ini juga dan mereka hanya mempunyai waktu 4 hari.
Waktunya lebih singkat dari yang diperkirakan tapi mereka harus bisa melakukannya. Tae Soo bertanya apakah Tukang Chun bisa dipercaya. Tukang Chun berkata Tuan Park telah membantunya selama 10 tahun terakhir. Walau ia tidak berpendidikan, tapi ia tahu membalas budi. Tae Soo terharu mendengarnya.
Yeo Wool bertanya bagaimana Guru Dam tahu Jo Gwan Woong akan memperbaiki lantai ruangannya. Guru Dam teringat perkataan Lee Soon Shin.
“Semua ini berkat Choi Kang Chi. Karena Kang Chi menancapkan sapu di lantai ruangan itu. Mungkin terdengar aneh, tapi aku terus berpikir Kang Chi akan membantu kita,” kata Lee Soon Shin.
“Apa Tuan percaya pada anak itu?” tanya Guru Dam.
“Dia berkata ingin menjadi manusia. Di dunia ini, banyak manusia yang menyerah menjadi manusia. Keserakahan dan kebohongan menjadi hal biasa. Dunia dipenuhi kebusukan dan fitnah. Dalam dunia tak bermoral seperti ini, dia sungguh-sungguh memiliki impian menjadi manusia. Ia ingin menjadi manusia seperti apa? Tidakkah kau ingin tahu?”
Wajah Kang Chi berubah cerah begitu melihat deretan meja dengan makanan enak di ruang makan. Para murid berlari masuk ke ruangan makan dan duduk di meja mereka masing-masing. Senior mereka menanyakan keadaan luka Kang Chi.
“Apa kau mengenalku?” tanya Kang Chi.
“Aku yang merawatmu.”
“Aaah…terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku,” kata Kang Chi gembira. Senior itu menatap Kang Chi dengan curiga. Kang Chi langsung pura-pura kesakitan. “Aku belum sembuh betul.”
“Tetap saja kau sembuh dengan cepat,” ujar si senior. “Kukira kau akan pingsan selama beberapa hari.”
“Itu semua berkat pertolonganmu,” kata Kang Chi.
Senior itu berkata meja makan Kang Chi terletak di paling ujung. Ia menyuruh Kang Chi makan.
Kang Chi berlari ke mejanya. Melongo. Di depannya hanya ada semangkuk bubur cair polos dan kecap asin. Sementara di meja lain dipenuhi nasi dan lauk pauk lengkap.
Sung datang dan duduk di meja sebelah Kang Chi. Ia bertanya mengapa Kang Chi tidak makan. Apa Kang Chi tidak enak badan?
“Apa kau bercanda? Yang seperti ini kau sebut makanan?”
“Dia bilang bubur akan lebih baik untukmu karena kau belum sembuh benar.”
“Siapa yang mengatakan omong kosong seperti itu?”
“Guru Gong Dal,” jawab Sung pelan.
Brakkk!! Kang Chi menggebrak meja.
“Gong Dal,” gumamnya kesal, “Si tua bangka itu!!!”
Kemarahan Kang Chi bertambah saat melihat Guru Gong Dal dengan asyiknya makan ayam di dapur. Kang Chi melempar mangkuknya ke lantai. Guru Gong Dal menoleh.
“Kukira kau hanya tidak hormat pada orang tua. Rupanya kau juga tidak punya rasa hormat pada makanan.”
“Kaeu memberi bubur dan kecap pada orang muda sementara kau sudah lanjut usia makan daging sendirian? Inikah yang disebut menghormati makanan? Tak peduli seberapa kejamnya dunia ini, kau tidak boleh mendiskriminasi orang tua dengan makanan, dasar tua bangka.”
Guru Gong Dal malah tertawa geli. “Memangnya kau yakin kau manusia?”
Kang Chi terkejut, apa maksudnya?
Guru Gong Dal menyodok perut Kang Chi (yang terkena tikaman Tae Soo) dengan tongkatnya. Ia berkata tidak mungkin manusia sembuh secepat itu. Tidak mungkin Kang Chi itu manusia.
“Hati-hati kalau bicara. Jika kau terus menerus seperti itu, aku akan menghajarmu.”
“Kau bukan lawan sapuku. Kau hanya besar mulut.”
“Aku benar-benar akan mematahkan sapumu,” ancam Kang Chi.
“Baik, silakan,” Guru Gong Dal bangkit berdiri. “Jika kau berhasil melakukannya, aku akan membolehkanmu makan semua ayam ini. Ini.”
Guru Gong Dal memegangi sapunya di hadapan Kang Chi. Kang Chi menelan ludah melihat ayam yang lezat itu. Kesempatan ini tidak akan disia-siakannya.
“Kau tidak boleh berubah pikiran, aku tidak akan segan-segan jika menyangkut makanan.”
“Kau omong besar saja. Ayo,” tantang Guru Gong Dal.
Kang Chi berusaha merebut sapu Gong Dal tapi ia malah terkena pukulan berkali-kali. Gong Dal asyik tertawa-tawa melihat Kang Chi.
Akhirnya ia berhasil memegangi sapu Gong Dal. Kang Chi tersenyum. Tapi Gong Dal menendang perut Kang Chi lalu siap memukul lagi. Kang Chi segera melindungi kepalanya tapi kakinya malah diinjak Gong Dal.
Kang Chi bertanya siapa Gong Dal sebenarnya (ia belum ngeh Gong Dal mungkin salah satu dari empat guru senior yang disebut Guru Dam). Gong Dal berkata ia hanya pelayan dapur.
“Kau bukan hanya pelayan dapur. Siapa kau sebenarnya?”
“Panggilan lainnya mungkin….aku adalah satu dari Empat Guru di sekolah ini. Dengan bambuku ini aku juga dipanggil Guru Jook Dal.”
Kang Chi terpana.
Yeo Wool melihat lukanya yang belum sembuh. Tampaknya luka itu mulai terinfeksi. Ia membubuhkan obat ke atasnya (obat yang sama dengan yang ia berikan pada Kang Chi lalu diberikan Kang Chi pada Chung Jo).
Gon memanggilnya hingga ia segera keluar kamar. Mereka siap menjalankan rencana untuk menyelinap ke penginapan. Yeo Wool bertanya di mana Kang Chi. Tae Soo berkata ia dan Guru Dam sependapat Kang Chi tidak akan diikutsertakan dalam rencana ini.
Yeo Wool tidak setuju. Kang Chi paling tahu kondisi penginapan dibanding yang lainnya.
“Dia keras kepala dan sulit diatur. Mungkin ia akan mengacaukan rencana. Sejujurnya aku juga tidak ingin kau pergi.”
“Kenapa?”
“Kurasa akan terlalu berbahaya bagimu.”
“Apa kau berpikir begitu karena aku wanita? Jika aku tidak bisa menolong Jenderal Lee karena aku wanita, maka aku akan sangat tertekan,” kaya Yeo Wool.
Gon tersenyum mendengar penuturan Yeo Wool. Tae Soo minta maaf jika ia telah menyinggung perasaan Yeo Wool.
“Aku yakin Kang Chi juga merasakan hal yang sama. Ia keras kepala tapi aku yakin ia ingin membantu. Aku tidak tahu apa rasanya berada dalam pengaruh hipnotis. Tapi aku harap kau tidak kehilangan sahabatmu karenanya.” Yeaaaay…hidup Yeo Wool^^
Gong Dal menghukum Kang Chi menggosok semua peralatan dapur. Melihat Kang Chi menggosok dengan tidak bersemangat, Gong Dal menegurnya.
Kang Chi protes ia lapar seharian dan disuruh mengerjakan pekerjaan berat.
“Kau tidak suka di sini?” tanya Gong Dal.
Kang Chi langsung menggosok kuat-kuat. Khawatir diberi pekerjaan lebih banyak oleh Gong Dal.
“Bukan, mari kita bertaruh. Kudengar kau dekat dengan Jenderal Lee. Apa itu benar?”
“Kami bukan saja dekat. Ia bahkan mempertaruhkan kedudukannya untuk menyelamatkanku.”
“Kalau begitu bawakan buktinya. Bukti bahwa kau dekat dengan Jenderal Lee.”
“Apa kau selalu tertipu selama hidupmu? Mengapa kau memerlukan bukti?”
“Sepertinya kau dekat dengannya hanyalah kabar bohong. Iya kan?”
Kang Chi jadi kesal. Ia berjanji akan membawakan buktinya tapi sebagai gantinya Gong Dal harus melakukan sesuatu untuknya. Gong Dal berkata jika Kang Chi gagal membuktikan, maka Kang Chi harus pergi dari sekolah ini.
Kang Chi terdiam.
“Kenapa? Apa kau tak percaya diri?” tanya Gong Dal.
“Bukti seperti apa yang kauinginkan?” Kang Chi merasa tertantang.
Jo Gwan Woong pergi ke Chunhwagwan. Para gisaeng menyambutnya dengan gembira, terutama Wol Sun. Karena kamarnya di penginapan sedang diperbaiki, Jo Gwan Woong akan tinggal selama beberapa hari di Chunhwagwan.
Saat berjalan masuk, ia melihat Chung Jo sedang membersihkan lantai. Jo Gwan Woong mengamatinya lekat-lekat. Wol Sun mengajak Jo Gwan Woong masuk tapi Jo Gwan Woong malah menghampiri Chung Jo.
Chung Jo berjalan ke arah berlawanan tapi Jo Gwan Woong menyuruhnya diam di tempat. Ia mendekati Chung Jo lalu memalingkan wajah Chung Jo ke arahnya. Chung Jo sama sekali tidak mau menatapnya.
“Kau benar-benar cantik…seperti matahari dan bulan.”
Chung Jo menatap Jo Gwan Woong dengan penuh kebencian. Gisaeng Chun melihat mereka dari jauh dengan khawatir.
Kang Chi mengendap-endap masuk ke penginapan dengan mengenakan penutup wajah. Ia bergabung dengan rombongan tukang yang akan memperbaiki ruangan Tuan Park.
Tiba-tiba ia berpapasan dengan Ninja Seok. Kang Chi segera berpaling.
“Hei, kau!” seru Ninja Seok. Kang Chi terpaku di tempat.
Ternyata Ninja Seok memanggil Tukang Chun. Ia bertanya mengapa seluruh bangunan di tutupi dengan kain. Tukang Chun berkata supaya debunya tidak keluar. Ninja Seok menerima penjelasan itu.
Tapi sesuatu membuatnya merasa curiga.
Yeo Wool dan Gon menyamar sebagai tukang. Mereka masuk ke ruangan Tuan Park.
“Hei, kalian muncul juga!” ujar Kang Chi.
Yeo Wool dan Gon kaget melihat Kang Chi telah menunggu mereka di sana.
“Kalian tidak mengikutsertakan aku dalam proyek besar ini, sungguh mengecewakan,” sindirnya.
“Bagaimana kau bisa kemari? Apa Ayah yang mengirimmu?”
“Tidak, Guru mungkin tidak tahu aku di sini.”
“Kau datang tanpa seijin Ayahku?” sergah Yeo Wool.
Kang Chi berkata ia memiliki alasan tersendiri. Ia bertanya apa yang bsia ia bantu. Yeo Wool menyuruh Kang Chi kembali dan tidak terlibat.
Kang Chi menatap Yeo Wool. Bukannya marah karena Yeo Wool menyuruhnya pergi, ia malah melihat dahi Yeo Wool yang berkeringat.
“Kenapa kau tidak menjawab? Ayo pergi.”
Kang Chi menaruh tangannya di dahi Yeo Wool. Gon langsung menarik tangan Kang Chi.
“Apa kau tidak punya pikiran? Tuan Muda-mu demam. Apa kau yakin ia tidak sakit?”
Yeo Wool berdiam diri karena takut ketahuan. Kang Chi kembali meraba dahi Yeo Wool.
“Kenapa? Apa kau flu?” tanya Kang Chi khawatir.
Yeo Wool menepis tangan Kang Chi. Ia berkata ia tidak apa-apa. Tapi Kang Chi bersikeras Yeo Wool demam dan hendak meraba dahi Yeo Wool lagi. Gon semakin kesal dan menyuruh Kang Chi menyingkirkan tangannya.
“Kenapa kau bereaksi berlebihan? Kenapa? Kau malu karena aku mengetahui kondisi Dam-dun lebih dulu sebelum kau mengetahuinya?”
Gon marah dan menarik baju Kang Chi. Kang Chi balas mencengkeram baju Gon.
“Jika kau malu kau tinggal memperbaikinya. Mengapa kau melampiaskannya padaku?”
Yeo Wool menegur keduanya. Apa keduanya tidak ingat mereka sedang berada di mana? Ia berusaha melerai keduanya.
Tiba-tiba terdengar suara Tukang Chun di luar. Ia berusaha menghalangi Ninja Seok masuk ke ruangan Tuan Park. Ninja Seok berkata ia hendak memeriksa sesuatu dan menyuruh Tukang Chun minggir. Gon, Kang Chi, dan Yeo Wool terancam ketahuan.
Tukang Chun berusaha menghalangi jalan Ninja Seok untuk memberi waktu. Ketika mereka akhirnya masuk, Tukang Chun merasa lega karena yang ada hanya Gon sedang menyapu. Tukang Chun berkata Gon adalah pegawainya.
“Mengapa lukisan itu masih di sini?” tanya Ninja Seok. “Itu lukisan kesukaan Tuan, aku tidak mau lukisan itu rusak. Cepat, lepaskan lukisan itu.”
Tukang Chun terkejut.
Demikian juga Kang Chi dan Yeo Wool yang berada di balik pintu di belakang lukisan. Kang Chi memberi isyarat agar mereka menjauh dari pintu.
Yeo Wool berjingkat menjauhi pintu tapi ia tersandung dan hampir jatuh. Kang Chi menangkapnya.
Masalahnya Ninja Seok mendengar ada suara di balik lukisan. Tukang Chun dan Gon bersikeras mereka tidak mendengar apapun. Apa Ninja Seok percaya?
Yeo Wool dan Kang Chi tertegun. Ehh…tangan Kang Chi berada di dada Yeo Wool XD Naughty hand^^
Ninja Seok menyuruh Gon minggir dari depan lukisan. Kang Chi dan Yeo Wool terkejut.
Komentar:
Jadi penasaran siapa saja Empat Guru di sekolah Guru Dam. Salah satunya adalah Gong Dal, lalu siapa lagi tiga yang lainnya? Apakah mereka tokoh yang sudah kita kenal? Atau ada tokoh baru lagi? Ada yang menebak tiga guru lainnya adalah Lee Soon Shin, Gisaeng Chun dan Park Mu Sol. Tapi sepertinya bukan. Hmmm….Gon termasuk ngga ya? Kalau Gon termasuk, Kang Chi bakalan susah masuk hehehe^^
Wol Sun sepertinya cemburu pada Chung Jo. Ia selalu bersikap buruk pada Chung Jo tapi aku harap kecemburuannya membuatnya malah menyelamatkan Chung Jo dari Jo Gwan Woong. Kuharap ia mencegah Chung Jo menjadi gisaeng.
Yeo Wool jelas tidak mau dibedakan karena ia seorang wanita. Mungkin itu sebabnya ia mengenakan pakaian pria. Hmmm...apakah sikap Kang Chi akan berubah setelag tahu kalau Yeo Wool adalah wanita? Karena itu pastilah hal terakhir yang diinginkan Yeo Wool.
KANG CHI HARUS DIHUKUM!
BalasHapusXDDDD
Makasih...seruuuuuu
BalasHapussuka bgt
BalasHapusKang Chi udh dihukum kok sama guru Dam tgnny dpkul pke kayu..hehe..
BalasHapusThanks yaa mbak sinopny,bolak balik blog mba Dee lg ni nunggu sinop ep 10..
jadi deg2an.. Apa yg bkal trjdi slnjtnya ya...
BalasHapusyihaaaa~ thanks mba fanny~ aa~ jd penasaran ep 10 >,<
BalasHapusItu yeo woll gimana yah perasaanya
BalasHapusya ampun, kang chi tngannya nakal deh.. Hee
BalasHapustapi gk sengaja sih itu juga, lucu deh liat ekspresinya
mkasih mba fanny, tnggl nunggu eps 10nya di blog mba dee.. Ttep Semangat!!!
kangchi udah sekali dua kali nyentuh dahi yeowool buat ngecek demamnya masih mau nyentuh lagi.. jelas aja gon kesel. :))
BalasHapusitu beneran cuma mau ngecek ato doyan? hahahaha XDDDD
kangchi tangannya nakal *pukul2 tangan kangchi*
tapi lebih nakal otak aku yg berhasil nebak cara kangchi mengetahui yeowool adl wanita. bhahahahahak XDDD *sapu2 otak sendiri*
aku penasaran sama BTS adegan terakhiiiiiiiiiiirrrr... XDDDD *otaknya belom bersih*
BalasHapusbhahahahahahak XDD
Semangat mbak fany..
BalasHapuskaga bisa komen........... belum nonton...........
BalasHapusmana listriknya mati2 terus... putus2 DL nya...hihiihihihi (Sedih)
akhirnya keluar juga.....
BalasHapusmakasih mba fanny...
saking penasarannya aku sampe nonton di youtube.....
tetep ja penasaran sama ceritanya mba fanny...
Smakin ga' sbr ngu ep slnjut'y...!!!
BalasHapusThanks mba' fanny, fighting....!
Jd pengen liat adegan salting chiwool sltlh :p....!!
BalasHapusPasti lucu...!
Lanjut mbak fanny sinop.......
akhirnya terbit juga sinopsis ep 9 part 2..
BalasHapusmakin ga sabar nunggu sinop nya muncul >.< makin penasaran sama ceritanya..
dilanjutkan ya mbak..semangat..!!!
Akhirnya dateng juga part 2nya,makasih sinopnya.tangannya kangchi nakal,jd dipukul pake kayu guru Dam kan. Berikutnya eps 10.Semangat kakak2..!!!
BalasHapusAkhirnya dateng juga part 2nya,makasih sinopnya.tangannya kangchi nakal,jd dipukul pake kayu guru Dam kan. Berikutnya eps 10.Semangat kakak2..!!!
BalasHapusKurasa Yeo Woll sakit karena infeksi ditangannya. Jadi penasaran episode 10(episode selanjutnya)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdaebakkkkk... Kangci ketiban durian runtuh! Gon aja pasti gak berani!
BalasHapusPengen liat suzy pake hanbok!
BalasHapusHahahaha
Ditunggu lanjutanya yaaa mbak ;)
BalasHapusDitunggu lanjutanya yaaa mbak ;)
BalasHapusKalo gon termasuk salah satu gurunya waaahh..bakakan habis deh kang chi hahaha...
BalasHapusGon imut banget sih...
hai, saya izin mengutip kalimat disinopsis ini dan mem-postkan di tumblr saya ya.. ada sebuah kalimat yang diucapkan lee soon shin yang menarik buat saya... bisa cek di hazelabeautifulnut.tumblr.com :) terimakasi sudah membuat sinopsis nya
BalasHapusKayaknya tiga guru lagi itu Gisaeng Chun, Gon ^^, Dam Yeo Wool.
BalasHapus#sepertinya... -abaikan- "
Seru bingit nih...adminnya cewe ya..hehe
BalasHapusni nich drmaa korea yang sempat heboh di Indonesia
BalasHapus