Hye Sung menjamin Su Ha agar dibebaskan. Polisi masih ragu karena Su Ha membawa-bawa palu dan lagi apa hubungan Hye Sung dan Su Ha. Hye Sung berkata ia telah mengenal Su Ha sejak 10 tahun lalu, jadi bisa dibilang Su Ha adalah adiknya. Polisi masih tidak percaya, tapi polisi satu lagi pernah melihat Su Ha di rumah Hye Sung. Ia berasumsi keduanya tinggal bersama. Hye Sung dan Su Ha terkejut.
Su Ha hendak menjelaskan tapi Hye Sung membenarkan asumsi polisi itu. Dalam pikirannya ia menyuruh Su Ha memanggilnya Noona. Su Ha mau tak mau menurut, padahal selama ini ia berbicara dengan Hye Sung dalam bahasa banmal.
Polisi yang curiga menegaskan agar Su Ha tidak membuat masalah lagi. Ia bahkan menggetok kepala Su Ha seakan Su Ha penjahat kambuhan. Su Ha marah tapi Hye Sung menahannya dan menatapnya. Dalam hatinya ia berbicara dengan Su Ha agar menuruti polisi itu. Itulah satu-satunya cara untuk bisa keluar.
Su Ha menurut dan menjawab polisi itu dengan sopan. Tapi polisi itu malah terus menerus menggetok kepala Su Ha hingga Hye Sung yang memegangi tangan polisi itu. Jika polisi itu menggetok Su Ha lagi, ia akan menganggapnya sebagai perbuatan tidak menyenangkan.
Hye Sung dan Su Ha berjalan pulang. Tiba-tiba kedua polisi tadi menghentikan mobilnya di dekat mereka dan menawarkan untuk mengantar. Karena sulit untuk mendapatkan taksi dan bus selarut itu, keduanya terpaksa ikut dengan polisi itu.
Dalam perjalanan, polisi 1 (yang pergi ke rumah Hye Sung) menceritakan pada Hye Sung kalau Su Ha sangat mengkhawatirkan Hye Sung dan terus menerus menyuruhnya menyelidiki Min Joon Guk. Karena itu ia yakin Su Ha dan Hye Sung memiliki hubungan yang dekat.
Ia lalu bertanya mengapa Su Ha sangat ngotot Joon Guk pelakunya. Dan lagi apa hubungan mereka dengan Joon Guk. Hye Sung memberitahu kedua polisi itu kalau Joon Guk membunuh ayah Su Ha 10 tahun lalu dan ia adalah saksi kejadian itu. Kedua polisi itu langsung bungkam tak enak hati.
Setibanya di rumah Hye Sung, kedua polisi itu meminta Su Ha tidak bertindak gegabah lagi. Mereka berjanji akan menyelidiki kasus ini. Polisi 2 (yang menggetok Su Ha) mewanti-wanti Hye Sung bahwa ia yang akan bertanggung jawab jika sampai Su Ha melakukan sesuatu.
Kedua polisi itu bertanya mengapa keduanya tidak masuk ke dalam. Hye Sung tertawa gugup.
“Ayo kita masuk, Su Ha.”
“Ya, noona,” sahut Su Ha cemberut.
Kedua polisi itu tidak pergi juga. Terpaksa Hye Sung membawa Su Ha masuk ke rumahnya. Polisi berjanji akan sering berpatroli di sekitar rumah Hye Sung.
Su Ha melihat ada sepatu pria berjejer dengan sepatu Hye Sung. Apa Hye Sung tinggal dengan seorang pria? Hye Sung berkata ia sengaja meletakkan sepatu itu agar terlihat ia tidak tinggal sendirian.
Hye Sung hendak membuatkan makanan tapi Su Ha berkata ia tidak lapar. Namun perutnya tidak sependapat dan langsung menyuarakan protes kerasnya. Su Ha buru-buru pamit pulang. Hye Sung menyuruh Su Ha tinggal dengan alasan mereka telah membohongi polisi bahwa mereka tinggal bersama, jadi sebaiknya mereka tinggal bersama untuk sementara.
Namun sebenarnya, Su Ha melihat isi hati Hye Sung yang ketakutan jika Min Joon Guk sewaktu-waktu datang lagi. Ia pun tinggal.
Sambil makan, Hye Sung bertanya mengapa Su Ha tidak memberitahunya siapa dirinya sebenarnya. Su Ha berkata ia sidah memberi tahu namanya tapi Hye Sung yang tidak mengingatnya.
Hye Sung berkata memangnya ia harus mengingat Su Ha, dan lagi sudah sepuluh tahun berlalu.
“Aku mengenalmu. Hanya dengan melihat namamu, aku mengenalmu. Walau sudah sepuluh tahun,” kata Su Ha.
Hye Sung jadi bertanya-tanya dalam hatinya sendiri, apa Su Ha menganggapnya sebagai cinta pertamanya? Bukan begitu, kata Su Ha. Kalau begitu mengapa Su Ha menjaganya setelah 10 tahun berlalu? Su Ha berkata ia hanya tidak suka berhutang budi.
Malam itu, Su Ha menginap dan tidur di sofa. Saat Hye Sung keluar hendak mengambil minum, ia melihat Su Ha dan teringat selama ini Su Ha telah menjaganya diam-diam. Ia melihat ibu jari Su Ha yang diperban (karena terluka saat memperbaiki pintu rumah Hye Sung) lalu mengambil kotak P3K dan mengobatinya.
Su Ha terbangun. Ia tersenyum dan pura-pura tetap tidur saat Hye Sung sudah selesai membalut lukanya.
Ingatannya kembali pada 10 tahun lalu setelah ia ditinggalkan pamannya di taman bermain. Saat itu ia memanjat pohon untuk mengambil balon yang tersangkut di pohon. Ia terjatuh dan tangannya terluka. Su Ha kecil menangis karena tiada seorangpun yang berada di sampingnya dan menolongnya.
Keesokan paginya Su Ha bingung melihat Hye Sung berpakaian tidak seperti biasanya. Hye Sung mengenakan sepatu kets, celana panjang, dan juga membawa payung. Bukankah hari ini Hye Sung harus menghadiri sidang?
Rupanya itu persiapan Hye Sung jika sewaktu-waktu ia berhadapan dengan Joon Guk. Dalam hatinya ia bertanya-tanya perlukah ia belajar bela diri. Su Ha mengajarinya apa yang harus dilakukan. Sikut, tendang, dan terakhir melarikan diri sekencang-kencangnya.
Hye Sung bertanya apakah Su Ha sempat membaca isi pikiran Joon Guk semalam. Su Ha membenarkan. Apakah ponsel itu ditaruh oleh Joon Guk? Su Ha membenarkan. Apakah Joon Guk hendak membalas dendam padanya?
Su Ha menenangkan Hye Sung kalau Joon Guk tidak bisa berbuat apa-apa saat ini secara langsung karena ada pangawasan polisi dan juga ada Su Ha.
“Kau juga?” tanya Hye Sung penuh harap.
Su Ha tidak menjawab dan mengajak Hye Sung lekas berangkat. Saat mereka berjalan pergi, Joon Guk diam-diam memperhatikan mereka. Ia tahu akan sulit mendapatkan Hye Sung jika ada Su Ha. Ia melihat poster kedai ibu Hye Sung. Cara ini akan lebih mudah, pikirnya.
Ibu Hye Sung menelepon Hye Sung untuk menentukan waktu kencan buta. Hye Sung mednadak bersemangat. Kali ini ia menanyakan apakah pria pilihan ibunya ini besa bela diri dan bertubuh besar. Ibunya berkata bukankah Hye Sung ingin pria kaya.
“Sudah berubah, sekarang yang penting tubuhnya bukan uangnya. Bagaimana tubuhnya? “ ujar Hye Sung di telepon. Su Ha yang berdiri di sebelahnya diam-diam menguping dan cemberut.
“Aku tidak tahu karena aku tidak membuka pakaiannya,” sahut ibu Hye Sung. “Tapi bisepnya sekeras batu. Dia padat dan kuat.”
“Baiklah, aku akan mengosongkan waktu minggu depan,” kata Hye Sung. Ia mengakhiri pembicaraan.
Su Ha membaca pikiran Hye Sung. Apakah aku akan merasa lebih aman jika memiliki kekasih? Su Ha langsung meminta ponsel Hye Sung dan menaruh aplikasi GPS agar ia bisa melacak keberadaan Hye Sung melalui ponselnya.
Hye Sung terkagum-kagum. Ia memuji Su Ha pintar seperti CSI.
“Bukan aku yang pintar, tapi kau yang harus meningkatkan kecerdasanmu,” ujar Su Ha. Giliran Hye Sung yang cemberut. Tapi setidaknya sekarang ia merasa lebih aman dengan keberadaan Su Ha.
Pengacara Shin dan Yoo Chang pergi membeli kopi. Keduanya membicarakan kasus si kembar yang sedang ditangani Hye Sung dan Kwan Woo. Kasus ini semakin rumit. Awalnya kedua kembar mengaku mereka menikam pemilik toko. Lalu sang adik mengaku ia yang menikam. Kemudian si kakak mengubah pernyataannya, ia menyangkal telah menikam korban. Terakhir kedua kembar itu menyangkal telah menikam korban dan saling menimpakan kesalahan. Kenapa kedua orang ini terus mengubah pernyataan dan membingungkan semua orang?
Kwan Woo menemui si kakak. Si kakak pernah mendekam di penjara karena mencuri di beberapa rumah untuk membiayai kursus adiknya. Ia berkata adiknya ber-IQ 152.
Sementara itu Hye Sung berbicara dengan sang adik. Si Adik berkata kakaknya mencuri karena memiliki masalah suka berjudi. Tapi ia meminta Hye Sung tidak menyebutkan masalah perjudian itu di persidangan.
Kwan Woo bertanya mengapa sang adik menimpakan semua kesalahan pada kakaknya. Sang kakak berkata adiknya telah lama menginginkannya keluar dari hidupnya. Jadi ada kemungkinan si adik mempergunakan kesempatan ini agar si kakak masuk penjara dan tidak menyusahkannya lagi.
Hye Sung bertanya mengapa sang kakak menimpakan kesalahan pada adiknya. Si adik berkata kakaknya telah lama iri padanya. Mereka berwajah sama tapi kenapa nasib mereka berbeda. Kakaknya iri pada semua miliknya.
“Apa mungkin ia juga iri pada kekasihmu?” tanya Hye Sung. Si adik mengangguk.
Yoo Chang dan Pengacara Shin kembali ke kantor sambil terus membicarakan kasus ini. Awalnya dikatakan yang satu menikam korban sementara yang lain mencoba menghentikan. Tapi penuntut menduga keduanya telah merencanakan pembunuhan ini dan menuntut mereka telah melakukan kejahatan bersama. Jadi siapapun pelakunya, mereka akan mendapat hukuman yang sama. Tapi dari CCTV terlihat jelas 1 penikam, dan 1 lagi mencoba menghentikan. Hanya saja karena mereka kembar, mereka tidak bisa menentukan siapa pelakunya. Sang kakak? Atau sang adik?
Yoo Chang berkata Kwan Woo dan Hye Sung sama-sama mengajukan pembelaan tidak bersalah. Pengacara Shin bisa melihat rumitnya kasus ini. Yoo Chang bertanya-tanya apakah kasus ini bisa berakhir sama seperti kasus pembunuhan Itaewon.
Kasus Itaewon adalah kasus terkenal di mana seorang mahasiswa Korea ditemukan terbunuh di tiolet Burger King Itawon. Saat itu ada dua orang yang menjadi tersangka. Karena kurangnya bukti dan saksi, kedua tersangka dibebaskan. Tapi beberapa tahun kemudian setelah kasus ini dibuat fimnya “The Case of Itaewon Homicide” (dibintangi Jang Geun Suk dan Song Joong Ki), kasus ini kembali diselidiki dan akhirnya mereka menemukan pembunuhnya berdasarkan bukti DNA. (sumber: Wikipedia)
Pengacara Shin berkata itulah sebabnya penuntut menuntut si kembar melakukan pembunuhan bersama. Karena khawatir keduanya akan bebas.
Mereka lalu melihat Hye Sung berjalan di seberang jalan dengan payung tersampir di punggungnya seperti membawa pedang. Hye Sung berjalan dengan takut-takut sambil terus menoleh kiri kanan.
Tak jauh di belakang Hye Sung, Pengacara Shin dan Yoo Chang melihat Kwan Woo melompat-lompat riang lalu mengendap-endap di belakang Hye Sung.
“Sepertinya ia akan mengejutkannya,” kata Yoo Chang.
Benar saja, Kwan Woo mengagetkan Hye Sung. Hye Sung berteriak kaget. Ia meraih “senjata”nya lalu menyerang. Kwan Woo mengaduh kesakitan saat perutnya tertumbuk payung. Belum lagi tendangan Hye Sung di bagian vital membuatnya tak sanggup berdiri dan berkata-kata. Uppsss…
Mereka kembali ke kantor. Kwan Woo masih meringis-ringis kesakitan. Yoo Chang kesal saat melihat Hye Sung bersikap cuek dan tak meminta maaf sama sekali pada Kwan Woo. Ia bertanya apa Hye Sung tidak merasa bersalah. Hye Sung berkata ia hanya membela diri dari serangan Kwan Woo. Serangan apa? Serangan pada organ pendengarannya alias suara Kwan Woo.
Yoo Chang mengomel bagaimana jika Kwan Woo tidak bisa menghasilkan keturunan. Itu akan menjadi masalah besar. Kwan Woo berkata ia baik-baik saja, ia sudah memeriksanya tadi di toilet.
“Kau dengar kan, ia bilang ia baik-baik saja,” sahut Hye Sung.
Kwan Woo malah meminta maaf pada Hye Sung karena telah mengagetkan Hye Sung tadi.
Yoo Chang heran Kwan Woo sama sekali tidak marah. Mulai sekarang ia akan memanggil Kwan Woo dengan sebutan Buddha Cha.
Hye Sung tidak tahan lagi. Dengan galak ia meminta maaf pada Kwan Woo. Apa mereka sudah puas?
“Itu permintaan maaf?” ujar Yoo Chang.
“Meski ia yang buang gas, ia akan menyalahkan orang di sampingnya,” kata Pengacara Shin kesal.
Hye Sung menyampirkan kembali “senjata”nya di punggungnya. Mengenai kasus si kembar, ia yakin ini bukanlah kejahatan bersama. Kwan Woo setuju.
“Sudah pasti si kakak pembunuhnya,” kata Hye Sung.
“Bukan, aku yakin 100% pelakunya adalah adiknya,” sahut Kwan Woo.
Hye Sung mengangkat tangannya. Ia tidak mau berdebat. Ia pergi ke kantin dan makan sendirian.
Do Yeon menghampirinya dan duduk di depannya. Hye Sung tahu pasti ada yang Do Yeon rencanakan dengan mendekatinya. Do Yeon bertanya apakah Hye Sung telah menemui kedua tersangka alias si kembar.
Hye Sung tidak menjawab malah sambil tertawa ia balik bertanya kalau Do Yeon sebenarnya tidak tahu yang mana dari keduanya pembunuh sebenarnya. Ia menduga Do Yeon takut salah menangkap pembunuh sebenarnya jika hanya menuntut salah satu dari si kembar dan juga khawatir keduanya bebas jika tidak bisa menemukan siapa yang bersalah dari keduanya. Karena itu Do Yeon menuntut keduanya bekerja sama dalam pembunuhan ini.
Anehnya, Do Yeon langsung membenarkan pendapat Hye Sung ini. Hye Sung kaget Do Yeon mengakui hal ini padanya. Tapi saat melihat ekspresi Do Yeon, ia sadar Do Yeon sedang meledeknya.
Do Yeon mengungkapkan pendapatnya. Kedua kembar itu juga berekspresi sama seperti dirinya saat ini. Ujung bibir dan alis mereka terangkat. Itulah ekspresi mereka saat mereka mengatakan bukan mereka pembunuhnya.
“Apakah wajah seperti ini adalah wakah yang mengatakan hal sesungguhnya? Apa terlihat seperti itu bagimu?”
Hye Sung bertanya memangnya Do Yeon akan menuntut keduanya hanya berdasarkan ekspresi wajah. Tidak, jawab Do Yeon. Ia memiliki rencana lain.
“Rencana apa?” tanya Hye Sung penasaran.
“Jika aku memberitahumu apa kau akan menolongku?”
“Ya. Tidak, aku tidak mau. Memangnya aku gila?” Hye Sung bangkit berdiri dan buru-buru pergi.
Tapi Hye Sung rupanya memikirkan perkataan Do Yeon tadi karena Hakim Kim dan kedua rekannya lagi-lagi melihat Hye Sung berjalan memutar di pintu berputar.
Su Ha mengirim sms pada Hye Sung bahwa ia akan menjemput sepulang sidang nanti. Hye Sung balas meng-smsnya. Ia hendak meminta bantuan Su Ha. Joon Ki melihat Su Ha sibuk ber-sms ria di kelas. Ia melaporkannya pada Guru. Guru menyita ponsel Su Ha dan menghukumnya tidak boleh pulang. Bahkan Guru sempat mengumumkan kalau Su Ha ternyata memiliki kekasih. Sung Bin langsung menoleh dan nampak kecewa.
Hujan turun deras saat Hye Sung hendak kembali ke kantor. Untunglah ia membawa senjata…eh…payung. Ia berjalan menembus hujan. Kwan Woo menyusulnya, tapi saat ia hendak memanggil Hye Sung, ia teringat kejadian tadi dan akhirnya berjalan di belakang Hye Sung sambil menutupi kepalanya dengan tas.
Setelah mereka sampai barulah Hye Sung melihat Kwan Woo yang basah kuyup. Ia bertanya mengapa Kwan Woo tidak memanggilnya. Mereka kan bisa berpayung bersama. Kwan Woo menjelaskan ia takut Hye Sung kaget seperti tadi.
Ia lalu bertanya apakah Hye Sung sedang memikirkan sesuatu karena tampaknya akhir-akhir ini Hye Sung terlihat tidak tenang dan gugup seakan-akan dikejar sesuatu. Ia mengkhawatirkan Hye Sung.
Menyadari Kwan Woo seorang yang baik, Hye Sung meminta maaf karena tadi telah menyerangnya. Ia juga hendak membicarakan kasus si kembar bersama Kwan Woo.
Hye Sung memberitahu Kwan Woo mengenai tawaran Do Yeon. Saat Kwan Woo bertanya apakah Hye Sung dekat dengan Do yeon, serta merta Hye Sung membantahnya. Ia tidak menyukai Do Yeon. Kwan Woo berpendapat Do Yeon hanya menggertak.
Jika memang Do Yeon memiliki rencana, untuk apa membeberkannya sebelum persidangan. Menemui Hye Sung sebelum persidangan artinya ia tidak memiliki rencana apapun. Melihat Hye Sung yang masih ragu, Kwan Woo menatapnya sambil tersenyum.
“Jangan goyah atau gugup. Seekor banteng hanya melihat kain merah di hadapannya. Bukan melihat matadornya.”
“Dia menyebutku banteng. Seharusnya aku marah, tapi kenapa aku tidak marah?” batin Hye Sung sambil menatap Kwan Woo. Tanpa sadar tangannya terarah pada wajah Kwan Woo. “Mataku sudah gila dan sekarang pikiranku juga? Apa yang harus kulakukan?” pikirnya.
Ia memegang pipi Kwan Woo. Kwan Woo kaget. Hye Sung mencubit pipi Kwan Woo, berpura-pura sedang bermain-main. Lalu sikap galaknya kembali. Ia berkata ia setuju dengan perkataan Kwan Woo.
Untunglah Kwan Woo tidak mempermasalahkannya lagi. Hye Sung tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dilakukannya.
Saat Kwan Woo pulang, ia melihat Hye Sung masih menunggu di luar kantor. Hye Sung sebenarnya menunggu Su Ha menjemputnya. Ia tidak tahu Su Ha dihukum dan ponselnya disita Guru. Hye Sung memutuskan belum terlalu larut untuk pulang sendiri.
Mendengar itu, Kwan Woo memasukkan payung lipatnya ke dalam tas dan menyapa Hye Sung. Ia berkata ia tidak membawa payung. Dasaaaaarrr…
Ia bertanya apakah ia boleh meminjam payung Hye Sung. Tentu saja tidak boleh. Kwan Woo menawarkan untuk mengantar Hye Sung pulang, kemudian Hye Sung meminjamkan payung padanya. Ini alasan supaya ia bisa pulang bersama Hye Sung sekaligus melihat di mana Hye Sung tinggal. Hmmm…pinter juga hehe^^
Hye Sung pun bukannya tidak mengerti niat Kwan Woo. Walau begitu ia menyetujui usul Kwan Woo. Mereka pulang bersama.
Su Ha duduk tak tenang di kelas. Sesekali ia melihat jamnya. Ia sempat berusaha kabur dari kelas tapi Guru memergokinya. Ia terpaksa duduk kembali.
Tiba-tiba Sung Bin memegangi perutnya dan berteriak kesakitan. Su Ha segera menolongnya. Sung Bin berbohong pada Guru kalau ia mengalami kram perut. Ia meminta Su Ha menolongnya. Tentu saja Su Ha tahu ini hanya akal-akalan Sung Bin.
Joon Ki langsung menghambur ke sisi Sung Bin saat melihat Sung Bin berteriak kesakitan. Tapi Sung Bin mendorongnya kuat-kuat. Pak Guru menyuruh Su Ha segera membawa Sung Bin ke klinik. Su Ha menggendong Sung Bin keluar kelas.
Su Ha menurunkan Sung Bin. Sung Bin tahu Su Ha hendak menemui Hye Sung. Ia mengulurkan ponsel Su Ha yang sempat diraihnya saat ia pura-pura pingsan tadi. Su Ha tersenyum gembira dan berterima kasih pada Sung Bin. Ia berjanji akan menraktir Sung Bin besok. Su Ha langsung pergi, meninggalkan Sung Bin yang memendam kekecewaan.
Su Ha berlari ke halte sambil berusaha menelepon Hye Sung tapi Hye Sung tidak menjawab teleponnya. Demikian juga telepon kantor. Su Ha ingat untuk melacak dengan GPS. Ia mendapati Hye Sung sudah hampir tiba di rumah.
Sambil berjalan pulang, Hye Sung dan Kwan Woo membicarakan kasus mereka. Kwan Woo mengusulkan agar mereka menghentikan penuntut untuk menuntut kasus si kembar sebagai kasus bersama. Dengan begitu mereka baru bisa berargumentasi siapa pembunuhnya.
Tapi pikiran Hye Sung sedang tertuju ke arah lain. Ia bertanya-tanya apa yang harus ia katakan pada Kwan Woo setibanya mereka di rumah. Langsung pamit? Terlalu kaku. Melambaikan tangan? Terlalu ramah dan berlebihan.
Kwan Woo berceloteh kalau mereka harus bertemu sebelum sidang untuk menyesuaikan mulut mereka. Hye Sung terkejut. Menyesuaikan mulut? Kenapa mereka harus menyesuaikan mulut?!
Kwan Woo bingung, bukannya mereka harus menyesuaikan perkataan sebagai satu tim? Kalau aku jadi Hye Sung udah nyumput deh dari kemaren-kemaren >,<
Su Ha berjalan pulang ke rumah Hye Sung. Di tengah perjalanan, Sung Bin meneleponnya. Sung Bin bertanya apakah Su Ha sudah bertemu dengan Hye Sung. Ia lalu bertanya apakah cinta pertama yang dimaksud Su Ha adalah Hye Sung. Hmm…insting wanita^^
Su Ha menyangkal. Sung Bin bertanya kalau begitu mengapa Su Ha begitu mengkhawatirkan Hye Sung. Su Ha berkata Hye Sung dulu pernah membantunya jadi ia ingin membalas hutang budinya. Sung Bin tersenyum sedikit lega.
Sung Bin berkata ia menyukai Su Ha. Su Ha tersenyum, bukankah seluruh sekolah sudah tahu hal itu. Tapi senyumnya hilang saat ia melihat Hye Sung dan Kwan Woo berbicara berdua di balkon depan rumah Hye Sung.
Sung Bin terus berbicara di telepon. Ia berkata ia benar-benar menyukai Su Ha dan ia menyadarinya hari ini. Tapi Su Ha sama sekali tidak menyimak perkataan Sung Bin. Matanya hanya tertuju pada Hye Sung dan Kwan Woo yang saling tersenyum akrab. Tanpa sadar ia menjatuhkan payungnya dan tangannya yang memegang ponsel terkulai lesu.
“Aku tahu kau tidak menyukaiku. Tidak apa-apa jika hanya aku yang menyukaimu. Tapi saat kau bersama orang lain atau memikirkan orang lain, itu menjadi apa-apa untukku. Hanya memikirkannya hanya membuat hatiku terasa sakit dan jantungku berdegup kencang. Mungkin aku sangat menyukaimu,” kata Sung Bin tanpa tahu bahwa Su Ha tidak mendengar perkataannya ini.
Dan itu juga yang dirasakan Su Ha saat ia melihat Hye Sung dan Kwan Woo.
Kwan Woo pulang dengan hati berbunga-bunga. Ia menelepon seseorang dan berkata ia tidak bisa mengikuti kencan buta karena ia sudah menemukan seseorang. Heh, dunia memang sempit terutama dunia Kdrama. Karena orang yang ditelepon Kwan Woo adalah ibu Hye Sung. Jadi orang yang hendak dijodohkan dengan Hye Sung adalah Kwan Woo.
Ibu Hye Sung menyayangkan hal itu. Ia berpura-pura hendak menjodohkan Kwan Woo dengan puteri temannya padahal hendak menjodohkannya dengan Hye Sung. Ibu Hye Sung meminta Kwan Woo menghubunginya jika Kwan Woo berubah pikiran.
Jadi ibu Hye Sung sengaja menjodohkan keduanya tampa sepengetahuan mereka berdua. Ia menganggap Kwan Woo pria yang baik. Selain itu ia sudah melihat ramalan mengenai keduanya.
“Pria kayu wanita api. Pasangan ini seperti mendapat kipas di tengah musim panas. Pasangan ini akan saling mencintai dan hidup lama. Jadi, Bam! Aku harus mendapatkannya. Bukankah begitu?” kata ibu Hye Sung pada temannya.
Su Ha pulang dalam keadaan basah kuyup. Hye Sung menegurnya karena tidak mengangkat telepon padahal sudah berjanji akan menjemputnya. Su Ha mengacuhkan Hye Sung dan langsung masuk ke kamarnya. Dari luar terdengar suara Hye Sung menyuruhnya berganti pakaian. Ia sudah menyiapkan pakaian untuk Su Ha.
Hye Sung bertanya apakah Su Ha besok bisa datang ke persidangan. Ia mulai menceritakan kasus si kembar. Ia bertanya apakah Su Ha bisa membaca pikiran keduanya di persidangan.
Su Ha tak tahan lagi. Ia keluar dari kamar masih dalam kondisi basah kuyup. Ia berkata Hye Sung juga tidak mengangkat teleponnya. Ia tidak mau makan dan besok ia juga tidak bisa ke persidangan karena sibuk. Su Ha bersikap dingin dan pergi ke kamar mandi.
Hye Sung memeriksa ponselnya. Ada 12 missed calls dari Su Ha.
Polisi mendatangi tempat Joon Guk untuk menyelidiki kasus ponsel di rumah Hye Sung. Mereka melihat Joon Guk sudah mengemas semua barang dan siap berangkat.
Dengan wajah simpatik, Joon Guk berkata sebaiknya ia pindah. Ia berkata ia melakukan kejahatan besar pada Su Ha 10 tahun lalu jadi sebaiknya mereka tidak tinggal berdekatan. Ia juga meminta polisi menyampaikan permintaan maafnya pada Su Ha.
Polisi tidak jadi menanyainya. Mereka berpendapat Joon Guk sudah bertobat dan hendak memulai hidup baru. Mereka memutuskan untuk berhenti menyelidiki.
Hye Sung sedang memilih pakaiannya untuk hari ini. Ia melihat salah satu posternya hilang. Poster kedai ayam goreng Hye Sung.
Poster itu yang ada di tangan Joon Guk beserta foto Hye Sung dan ibunya. Dan saat ini Joon Guk menuju ke sana.
Hye Sung berdiri di depan kamar Su Ha. Dengan suara keras ia bertanya apakah Su Ha tidak pergi ke sekolah. Lalu ia meminta maaf karena tidak mengangkat telepon semalam. Tapi mereka impas karena Su Ha juga tidak mengangkat teleponnya.
Hye Sung lalu berusaha membujuk Su Ha menghadiri sidangnya. Dengan kehadiran Su Ha, ia pasti bisa menang. Ia berseru ia membutuhkan Su Ha. Tapi saat ia hendak menarik kata-kata itu, ia melihat Su Ha tidak ada di kamar.
Ternyata Su Ha sudah menunggu di luar. Walau ia kesal, tapi ia masih mengkhawatirkan keselamatan Hye Sung. Hye Sung kembali membujuknya untuk menghadiri sidang hari ini. Su Ha berkata ia tidak bisa datang.
Polisi menemui mereka dan memberitahu kalau Joon Guk pindah. Dengan begitu Hye Sung dan Su Ha bisa hidup tenang. Su Ha jadi kesal saat polisi merasa kasihan pada Joon Guk yang harus hidup menyendiri karena Su Ha. Mereka mewanti-wanti agar Su Ha mencurigai Joon Guk. Hye Sung memegangi Su Ha agar tidak melakukan perbuatan gegabah.
Sebenarnya ia berharap Joon Guk menjauh darinya seperti yang dikatakan polisi. Tapi Su Ha berkata perkataan Joon Guk tidak bisa dipercaya.
Ibu Hye Sung menelepon Hye Sung mengenai kencan buta. Kali ini Hye Sung juga menolak. Ia akan kembali menikahi hukum dan sementara itu mencari seseorang di sini. Ibu Hye Sung bertanya apakah Hye Sung sudah menemukan seseorang. Hye Sung berkilah, ia bisa saja menemukan seseorang di tempat kerja kan.
Ibu Hye Sung jadi kesal. Ia berkata Hye Sung lah penyebab ia bernasib buruk. Ia marah-marah pada Hye Sung lalu menutup pembicaraan.
Joon Guk berdiri di depan kedai ibu Hye Sung. Ia melihat pengumuman mencari pegawai yang tertempel di jendela. Joon Guk tersenyum licik. Begitulah, ia masuk dan melamar pekerjaan pada ibu Hye Sung.
Hye Sung lagi-lagi bertemu dengan Do Yeon di lift. Ia mengatakan akan menghentikan tuntutan Do Yeon mengenai kejahatan bersama. Ia sudah mempelajari berbagai kasus yang mirip kasus si kembar. Ia menyebutkan kasus itu satu persatu.
Do Yeon mengambil contoh satu kasus yang paling mirip, dan ia berkata kedua terdakwa dihukum 10 tahun. Hye Sung berpendapat hakimnya yang tidak waras.
“Benarkah? Apa kau tidak mengecek nama hakim gila itu?” ujar Do Yeon.
“Siapa dia?”
“Hakim Kim Gong Sook. Hakim kasus ini.”
Kwan Woo dan Hye Sung segera memeriksa kasus itu. Kasusnya hampir sama. Tidak ada bukti dan kedua terdakwa mengaku tidak bersalah. Tapi keduanya dijatuhi hukuman 10 tahun. Mereka khawatir kali ini Hakim Kim juga akan menjatuhi hukuman yang sama.
Mereka melihat sekelompok pelajar sedang melakukan tur ke gedung pengadilan. Hye Sung dan Kwan Woo tersenyum. Mereka memiliki ide yang sama.
Hakim Kim berjalan ke ruang sidang bersama kedua rekannya. Mereka membicarakan kasus ini. Seperti yang telah diduga oelh Do Yeon, Hakim Kim dan kedua rekannya berpendapat keduanya bekerja sama. Kedua bersaudara itu selalu bersama, tidak mungkin yang satu tidak tahu kalau saudaranya membawa pisau. Hakim Kim ingin segera menyelesaikan persidangan hari ini untuk mencoba restoran baru.
Tapi ia terkejut saat memasuki ruang sidang, ia mendapati sekelompok pelajar menonton sidang hari ini. Hakim Kim langsung bertingkah lebay agar tampak berwibawa XD
Persidangan dimulai. Kwan Woo dan Hye Sung masing-masing duduk di sebelah terdakwa. Hye Sung menoleh ke kursi penonton. Su Ha tidak ada.
Do Yeon mengemukakan tuntutannya. Si kembar dituduh bekerja sama karena tidak mungkin yang satu tidak mengetahui saudaranya membawa pisau. Dengan membawa senjata seharusnya sudah bisa memperkirakan akan terjadi pembunuhan karena itu bisa dianggap ia menjadi kaki tangan pembunuh.
Hakim Kim berkata jika terbukti mereka bekerja sama melakukan kejahatan maka mereka akan mendapat hukuman yang sama. Walau yang satu merampok dan satu membunuh, keduanya akan dituduh melakukan perampokan sekaligus pembunuhan. Hakim Kim menjelaskan dengan sejelas-jelasnya karena ia sedang jual pesona pada para siswa penonton sidang.
Hye Sung mendapat giliran pertama. Tepat saat itu Su Ha masuk ke ruang sidang. Hye Sung tersenyum dan terlihat lebih percaya diri. Ia berdiri dan mengajukan pembelaan tak bersalah untuk Jeong Pil Seung, sang adik. Sang adik tidak pernah menikam korban dengan pisau. Dan juga tidak tahu kalau kakaknya membawa pisau.
Ia berkata si adik mengikuti si kakak mencuri demi biaya kursusnya. Sama sekali tidak tahu kalau si kakak membawa pisau.
Tiba-tiba si kakak berdiri.
“Kau brengsek! Kau menikamnya dan aku menghentikanmu. Mengapa kau berbohong seperti itu?!” serunya pada si adik.
Kwan Woo berusaha menenangkan si kakak. Si kakak berkata pada hakim kalau ia bukan pelakunya. Adiknya yang telah menjebaknya. Ia benar-benar bukan pelakunya.
Su Ha nampak terkejut melihat situasi tersebut.
“Kumohon, kak,” ujar si adik pada kakaknya dengan wajah kalut.
Hakim Kim dengan segera menertibkan mereka, tentu saja dengan gaya berwibawa.
Hye Sung menoleh pada Su Ha. Ia bertanya dalam hati apakah Do Yeon memiliki bukti lain selain bukti yang dimilikinya. Su Ha melihat Do Yeon lalu menggeleng.
Hye Sung tersenyum lega. Ia meneruskan pembelaannya. Ia berkata ia bisa mengerti mengapa penuntut mengajukan tuntutan seperti itu. Karena tidak mungkin mengidentifikasi si pembunuh melalui rekaman CCTV. Penuntut tidak tahu harus menuntut yang mana tapi juga tidak bisa melepaskan keduanya. Karena itu penuntut mengajukan tuntutan kejahatan bersama.
Kwan Woo melanjutkan kalau kedua kakak beradik menyangkal mengetahui saudaranya membawa pisau. Tentu saja satu dari mereka berbohong dan satu lagi mengatakan yang sebenarnya. Tapi itu artinya orang yang mengatakan hal sebenarnya bisa dipenjara padahal ia tidak membunuh siapapun.
Hye Sung berkata misi mereka adalah mencegah orang tak bersalah ikut dihukum walau itu akan menjadi perjalanan yang panjang dan sulit. Ia menekankan bahwa penuntut bahkan telah menyerah dalam perjalanan itu. Dengan kata lain Do Yeon mengambil jalan mudah dengan menuntut kedua terdakwa sekaligus.
Su Ha menoleh pada Do Yeon. Do Yeon nampak kesal.
Kwan Woo meminta pada hakim untuk tidak menyerah. Waktu untuk menemukan keadilan bukanlah waktu yang terbuang percuma.
Hakim Kim mengangguk setuju. Ia setuju sulit untuk menentukan kedua terdakwa sama-sama bersalah. Jika yang satu sudah tahu saudaranya membawa pisau, ia tidak akan menghentikan yang lain menikam korban. Penikam seharusnya dituntut perampokan dan pembunuhan. Sedangkan yang satu lagi seharusnya dituntut perampokan bersenjata. Ia meminta Do Yeon memutuskan apakah kedua terdakwa akan dituntut bersama untuk sidang berikutnya.
Do Yeon duduk kembali dengan wajah kalah. Su Ha terus melihat ke arahnya.
Hakim Kim menjelaskan kedua terdakwa tidak terbukti merencanakan dan melakukan pembunuhan “bersama” karena itu penuntut diminta mengubah tuntutannya.
Hye Sung dan Kwan Woo diam-diam tos. Su Ha melihat kedua terdakwa. Di belakang Su Ha, duduk seorang wanita bertopi dengan wajah khawatir dan sedih.
Selepas sidang, Hye Sung menghampiri Kwan Woo untuk menanyakan kapan mereka akan membicarakan serangan mereka berikutnya. Kwan Woo berkata mereka sebaiknya mempersiapkan masing-masing karena dalam sidang berikutnya mereka akan saling melawan, alias membela terdakwa masing-masing. Hye Sung kecewa tapi berusaha tidak memperlihatkannya.
Dengan kesal ia mencabut bidet pembuka kertas dari tangannya dan mencampakkannya ke lantai. Tapi sesaat kemudian ia memungutnya kembali.
Do Yeon berdiri di hadapannya. Ia bertanya apakah Hye Sung tahu apa yang Hye Sung lakukan hari ini. Ada begitu banyak polisi yang menyelidiki kasus ini. Walau tidak ada yang tahu siapa yang melakukannya, tapi pembunuhan sudah terjadi. Dan keduanya bisa melenggang bebas begitu saja. Hye Sung berkata jika ia tidak melakukan sesuatu, keduanya akan masuk penjara.
“Apa masuk akal membiarkan seorang pembunuh bebas?” ujar Do Yeon.
“Menurutku lebih masuk akal daripada membiarkan orang tak bersalah masuk penjara. Walau kau harus melepaskan 10 orang tak bersalah, jangan hukum 1 orang tak bersalah. Apa kau tahu siapa yang akan meninggalkan bidang ini? Pengacara yang selalu kalah dalam kasusnya? Hakim yang selalu salah dalam memutuskan? Atau penuntut yang selalu salah menuntut orang?”
“Tutup mulutmu,” kata Do Yeon geram.
“Orang sepertimu yang tidak mengakui meski tahu mereka salah, adalah masalah terbesar. Apa kau ingat kata-kataku? Jika kau kalah padaku, mintalah maaf pada ibuku. Kurasa tidak banyak waktu lagi hingga batas janji itu,” ujar Hye Sung angkuh.
Su Ha berdiri tak jauh dari mereka dan mendengar percakapan itu. Ia tidak kelihatan senang dengan kemenangan Hye Sung kali ini.
Hye Sung berbalik dan gembira melihat Su Ha. Ia mengajak Su Ha pergi. Ia akan menraktirnya.
Para terdakwa dinaikkan ke dalam mobil tahanan. Termasuk si kembar. Keduanya duduk di tempat terpisah. Berjauhan satu sama lain.
Hye Sung bercerita pada Su Ha mengenai kejadian 10 tahun lalu. Peristiwa kembang api. Ia bercerita Do Yeon dulu salah menuduhnya. Orang-orang percaya pada Do Yeon hingga ia dikeluarkan dari sekolah. Dan sekarang 10 tahun kemudian, mereka bertemu sebagai penuntut dan pengacara. Sekarang ia tahu kenapa ia menjadi pengacara. Untuk melihat ekspresi Do Yeon seperti tadi.
Mereka menyeberang jalan. Su Ha nampak terbebani dengan pikiran lain. Ia bertanya apakah Hye Sung benar-benar senang. Hye Sung membenarkan.
“Kenapa?”
“Karena aku benar dan dia salah.”
“Bagaimana jika ia benar dan kau salah?” tanya Su Ha pelan.
Hye Sung menoleh. Apa maksudnya? Su Ha berkata Hye Sung salah, Do Yeon yang benar.
Si kembar menoleh ke jendela, dan tersenyum >,<
Su Ha mengatakan si kembar memang merencanakan dan telah membunuh orang. Keduanya memang bekerja sama, seperti yang dituduhkan Do Yeon.
Hye Sung terkejut. Kakinya langsung lemas. Ia mencengkeram kerah Su Ha. Tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
Komentar:
Aku senang dengan kesalahan Hye Sung kali ini. Menurutku ia sebenarnya memiliki kemiripan dengan Do Yeon. Keduanya sama-sama angkuh dan tidak mau mengakui kesalahan. Sekaligus mengingatkan Hye Sung kalau profesi ini tidaklah main-main dan tanggungjawabnya berat. Hmmm…bagaimana ia memperbaiki situasi ini? Apakah ia akan berusaha agar si kembar dihukum? Atau ia akan membiarkannya?
Joon Guk bekerja di kedai ibu Hye Sung….sigh, memikirkannya saja sudah membuat hati gundah >,<
Btw, yang mana yang lebih cute^^
Apa ini cm perasaaku aja.. Tp kayaknya sinop Fanny kali ini gak sedetail biasanya. Lagi sibukah Fanny? Btw, aku slalu suka Fanny yg menyempatkan menulis 'komentar pribadi' di tiap akhir sinop, juga tambahan pikku2 lucu.. Seperti kali ini. Gumawo Fanny yaah. Ttp smngt yeaaa.
BalasHapusMianeyo, ada bbrp typo di commentku di atas :p
HapusHehe...perasaannya bener kok^^ Aku memang membuat lebih singkat dan tidak sedetil biasanya tapi lebih banyak memasukkan pendapatku mengenai drama ini. Mudah-mudahan lebih efektif dan yang baca bisa lebih mengerti ;)
BalasHapusLanjutkan mba fanny. .
BalasHapusSelalu ditunggu sinopsisnya. . :-)
_latifah
aku nyari backsound nya waktu su ha jalan pulang dan bertemu hye seong dan waktu di telfon seung bin kok gk ada ya :(
BalasHapusSuka bgt nc drama..+ lucu tegang..seru..dc pokoknya..hee v,v
BalasHapus-Rena-
Suka bgt nc drama..+ lucu tegang..seru..dc pokoknya..hee v,v
BalasHapus-Rena-
aku mau tanya dong min..
BalasHapusnama asli si kembar itu siapa sih ?
aku capek cari d google tp ga nemu,kalo nemu kasih tau yak min :)
gomawo ^^