Ketiga siswi berdiri di pintu mall. Kok ngga takut ya ke mall malem-malem. Anehnya lagi, mallnya ngga dikunci >,<
Siswi yang satu bertanya bagaimana jika mereka benar-benar bertemu Eun Seol. Jika begitu kita tanyakan padanya kenapa ia begitu membenci kita, kata si kacamata. Maka merekapun masuk.
Kang Woo dan Gong Shil menyusuri koridor mall. Kang Woo bertanya apa yang sedang dicari Gong Shil. Gong Shil menjawab ia mencari sesuatu yang tidak bisa dilihat Kang Woo.
“Aku memiliki penglihatan yang bagus,” kata Kang woo tersenyum. Hehe, apa yang ada di benak Kang Woo? Sesuatu yang tidak bisa dilihatnya? Pakaian dalam?
“Walau begitu, itu bukan sesuatu yang bisa kaulihat.”
Kang Woo memperkenalkan namanya. Gong Shil juga memperkenalkan diri.
Tiba-tiba Gong Shil terpekik kaget. Ia melihat tutup tempat sampah bergoyang. Bak seorang gentleman, Kang Woo mengulurkan tangannya agar Gong Shil bisa menggandengnya. Dengan malu-malu Gong Shil berpegangan pada Kang Woo.
Ketiga siswi tiba di air mancur. Mereka berdiri di depannya dan berbicara dengan Eun Seol.
“Eun Seol-ah, kami datang menemuimu. Ada sesuatu yang hendak kami tanyakan. Apa kau di sini sekarang?”
Dari belakang mereka muncul sebuah bayangan yang semakin lama mendekati. Mereka menoleh. (tutup mata >,<)
Tepat saat itu, Gong Shil dan Kang Woo hendak turun ke lantai dasar (tempat air mancur itu). Gong Shil melihat mereka.
“Lihat, mereka manusia,” Gong Shil
“Benar, sepertinya mereka murid SMA.”
“Kenapa mereka berempat ada di sana?” tanya Gong Shil.
“Mereka hanya bertiga,” kata Kang Woo.
Kang Woo hanya melihat ketiga siswi itu sementara Gong Shil melihat ada sosok lain di belakang mereka.
“Hei anak-anak, apa yang kalian lakukan?” seru Kang Woo.
Ketiga siswi itu langsung lari. Sementara siswi ke-4 tetap diam di tempatnya dan pelan-pelan menoleh ke arah teman-temannya.
Gong Shil berjalan mendekati hantu itu.
“Apakah kau?” tanyanya.
Hantu itu menoleh. Gong Shil langsung memejamkan mata karena wajah hantu itu mengerikan. Namun pelan-pelan ia membuka matanya kembali. Hantu itu masih melihatnya.
Kang Woo tidak berhasil mengejar ketiga siswi. Ia kembali ke air mancur. Ternyata tiga siswi itu belum pergi. Mereka masih bersembunyi di mall.
Saat mereka hendak pergi, tiba-tiba Gong Shil berdiri di depan mereka menyerahkan sesuatu. Ketiga siswi itu mengira diri mereka tertangkap basah menyelundup di mall.
Ternyata Gong Shil menyodorkan foto hantu yang tersebar itu.
“Ini kalian, bukan?” ujarnya. Ketiga siswi itu saling berpandangan.
Joong Won diantar Sekretaris Kim pergi ke suatu tempat yang tampaknya merupakan sebuah gudang tua tak terawat. Joong Won berkata tempat itu masih sama seperti 10 tahun lalu.
“Kata-kata Gong Shil pasti perpengaruh hingga Joon-gun kembali ke tempat ini,” kata Sekretaris Kim.
Joong Won tidak menjawab, ia melangkah masuk. Sekretaris Kim mengikutinya.
“Seperti yang Tuan katakan terakhir kali, apa Tuan benar-benar tidak melihat wajah penjahat itu?”
Kilas balik: Joong Won muda duduk terikat. Seseorang mendekatinya. Joong Won membuka matanya. Ia terkejut saat ia mengenali siapa yang sedang menghampirinya.
Joong Won berkata pada Sekretaris Kim kalau ia tidak melihat pelakunya. Sekretaris Kim berkata walau Joong Won melihat pelakunya, mereka pasti tidak bisa lolos atas kematian Hee Joo. Joong Won membenarkan, jika ia tahu pelakunya mereka pasti sudah mati. Hmmm…apa Joong Won sebenarnya tahu siapa pelakunya?
Bibi Joo makan malam bersama Yi Ryeong. Yi Ryeong bertanya apakah rumor yang beredar mengenai Joong Won benar adanya. Orang-orang berkata kegagalan pernikahannya juga disebabkan kutukan Kingdom (kutukan kekasihi Joong Won). Bibi Joo menenangkan kalau semua itu tidak benar.
Yi Ryeong masih kesal atas kegagalan pernikahannya. Bibi Joo berjanji akan mencari tahu siapa wanita yang menemui Hae Seong (tunangan Yi Ryeong) sebelum pernikahan dengan membawa kenangan masa lalu. Ia berkata suaminya (Direktur Do) sempat melihat wajah wanita itu.
Yi Ryeong meminta Bibi Joo memberitahunya. Ia akan mengurus wanita itu.
Gong Shil tiba-tiba melompat ke depanmobil Joong Won hingga Sekretaris Kim menghentikan mobilnya dengan mendadak. Joong Won keluar dari mobil dengan kesal.
“Melihat matahari begitu bangun pagi sudah cukup buruk, tapi haruskah aku melihat wajahmu itu saat aku pergi kerja? Bukankah aku sudah menyuruhmu berhenti?” gerutunya.
“Aku sudah menemukannya,” kata Gong Shil tersenyum.
“Apa?”
“Aku menemukan siapa gadis yang ada dalam foto itu.”
“Siapa dia?” tanya Sekretaris Kim penasaran.
“Jika aku memberitahu, apakah kau akan membiarkan aku terus bekerja di sini? “
“Jika kau salah, kau harus membersihkan hal-hal yang lebih kotor,” kata Joong Won.
Gong Shil pergi ke sekolah bersama Joong Won. Di depan kelas ketiga siswi, Gong Shil menunjuk meja kosong yang terletak di belakang dengan foto seorang gadis di atasnya. Gong Shil berkata siswi itu bernama Eun Seol yang mati sebulan lalu.
Gong Shil juga menunjuk ketiga siswi yang menyusup ke mall. Ketiga siswi itu gugup saat melihat Gong Shil. Gong Shil berkata ketiga siswi itu teman Eun Seol.
“Kalau begitu mereka pasti tiga gadis yang ada di foto,” kata Joong Won (dalam foto yang tersebar di internet, wajah ketiga gadis itu disamarkan hingga tidak bisa dikenali).
Ibu Guru memanggil ketiga siswi itu di hadapan Joong Won dan Gong Shil. Ia berasumsi foto itu adalah hasil rekayasa ketiganya. Si kacamata membela diri kalau foto itu bukan perbuatan mereka. Mereka berfoto bertiga tapi entah bagaimana Eun Seol ada di sana.
Siswi yang satu berkata foto itu dikirim Eun Seol untuk menyusahkan mereka. Gong Shil diam mendengarkan.
“Berhentilah berbicara mengenai hal tak masuk akal seperti hantu dan katakan sebenarnya apa yang kalian lakukan,” Joong Won angkat bicara. “Ia menghilang karena kalian membullynya. Sekarang ia sudah mati dan kalian masih mengganggunya. Kalian melakukannya untuk bersenang-senang, bukan?”
Ketiga siswi itu membantah kalau mereka telah membully Eun Seol. Eun Seol sendiri yang selalu membuat segalanya menjadi kacau.
Ternyata Eun Seol seorang yang ceroboh. Saat ujian memasak, Eun Seol tak sengaja menjatuhkan kue tar yang seharusnya mereka hias. Kue itu hancur berantakan. Ketiga siswi itu marah pada Eun Seol karena itu adalah ujian akhir mereka.
Mereka berkata Eun Seol selalu menjadi beban mereka. Eun Seol terkadang membawakan mereka minuman dan sebagai gantinya Eun Seol sering mengambil makanan mereka tanpa ijin.
“Kalian membunuhnya karena ia menjadi beban terbesar kalian dan membuatnya menjadi hantu?” ujar Joong Won.
“Kami tidak membunuhnya. Pada hari itu kami gagal ujian dan kami kesal padanya. Jadi kami memutuskan berjalan-jalan tanpa dirinya. Tapi ia mengikuti kami,” kata salah satu dari mereka.
Mereka menyuruh Eun Seol pergi karena mereka ingin jalan-jalan bertiga. Eun Seol yang kecewa tetap tersenyum dan berdalih ia harus pergi ke tempat lain. Karena ia sibuk, ia menyuruh teman-temannya bersenang-senang.
Walau mereka merasa itu terlalu keras tapi mereka berpendapat harus begitu agar Eun Seol mengerti. Pada saat itulah mereka bertiga berfoto tanpa Eun Seol dan mereka tidak pernah mengirimkan foto itu pada Eun Seol.
Gong Shil terus diam mendengarkan.
“Hari itu kami mendengar kabar mengenai Eun Seol mengalami kecelakaan mobil. Pasti Eun Seol membenci kami dan mengirimkan foto itu pada kami,” kata siswi itu dengan sedih.
Joong Won berkata ia tidak akan melepaskan mereka walau mereka menangis. Jika foto itu dikirim ke ponsel, pasti ada pengirimnya.
Si kacamata berkata foto itu dari ponsel Eun Seol jadi pasti Eun Seol pengirimnya.
“Ia tidak mengirimnya,” kata Gong Shil. “Walau ia membenci kalian, ia tidak akan melakukannya.”
Berikutnya, Gong Shil berjalan diikuti ketiga siswi, ibu guru, dan Joong Won, kembali ke kelas. Ia menuju tempat duduk siswi yang melakukan permainan memanggil arwah lalu menunjuknya.
“Kau memiliki ponsel Eun Seol, iya kan? Hari itu kau menemukan ponsel Eun Seol yang hilang, bukan? Kau memilikinya, jadi serahkan saja.”
Joong Won mundur teratur melihat itu. Ia tidak mau terlibat dalam “kegilaan” Gong Shil. Jika Gong Shil salah menuduh, bisa-bisa dirinya ikut dipermalukan.
Siswi itu menyerahkan ponsel Eun Seol pada Gong Shil. Ketiga siswi langsung melabrak siswi itu. Ia telah membuat mereka terkejut dan takut.
“Aku sengaja melakukannya untuk mengejutkan dan menakuti kalian. Karena aku benci kalian. Pada hari Eun Seol meninggal aku melihatnya bersama kalian.
Kilas balik:
Eun Seol membelikan minuman kesukaan tiga temannya di mesin minuman. Siswi pemanggil arwah tersenyum melihat keriangan Eun Seol. Eun Seol langsung berlari masuk ke mall untuk mencari ketiga temannya. Siswi itu menemukan ponsel Eun Seol yang terjatuh di dekat mesin minuman lalu mengejarnya.
Saat itulah ia melihat Eun Seol yang sedih saat tak sengaja mendengarkan percakapan ketiga temannya. Ketiga temannya membicarakan dirinya. Mereka tahu Eun Seol sedang mengambilkan minuman untuk mereka dan mereka tidak menginginkan minuman itu. Mereka juga hendak mengupload foto yang tadi mereka ambil agar Eun Seol tidak bisa bersama mereka lagi.
Eun Seol diam-diam menangis mendengar itu. Ia memandang tiga kaleng minuman di tangannya. Siswi pemanggil arwah merasa kasihan pada Eun Seol. Diam-diam ia mengikuti Eun Seol.
Karena matanya kabur oleh air mata, Eun Seol tidak melihat dengan jelas saat ia berjalan. Saat itulah ia ditabrak sebuah truk.
Siswi pemanggil arwah berteriak kaget. Eun Seol tergeletak bersimbah darah.
Siswi itu menceritakan semuanya pada ketiga siswi itu.
“Bagaimana itu bisa menjadi salah kami? Ia mengalami kecelakaan!:” ujar salah satu dari ketiga siswi itu.
“Ia menggunakan seluruh uang taksinya dan mati saat membelikan kalian minuman. Setelah melihat perbuatan kalian, aku benci kalian,” ujar siswi pemanggil arwah. Ia berkata ketiganya hidup dengan enak. Si kacamata tetap ranking satu, yang satu mendapat kekasih, sementara yang satu lagi berusaha menambahkan tinggi badan. “Kalian hidup dengan begitu enak hingga aku ingin menyiksa kalian. Sejak hantu Eun Sel muncul, kau tak bisa lagi belajar, kau tidak bisa berkencan, dan kau sepertinya menyusut. Karena kalian melakukan kesalahan, kalian pasti merasa bersalah!”
Plakk! Seorang dari ketiga siswi itu menampar siswi pemanggil arwah. Siswi itu balas menampar dan dengan segera terjadi jambak menjambak di antara para siswi itu.
Gong Shil hendak menengahi karena bukan itu yang diinginkan Eun Seol. Tapi Joong Won menghalanginya. Ia berkata ini adalah urusan orang yang masih hidup, bukan tempat bagi orang mati untuk ikut campur.
Joong Won pergi ke mobil. Ia sudah tahu apa yang hendak ia ketahui, bahwa ia sama sekali tidak melakukan kesalahan apapun. Dan ia tidak ingin tahu bagaimana caranya Gong Shil tahu.
Gong Shil masih ragu untuk pergi. Ia melihat Eun Seol sangat sedih jadi ia pikir teman-temannya harus tahu perasaan Eun Seol. Ia kembali masuk ke dalam sekolah sambil memegang ponsel Eun Seol.
Ketiga siswi duduk di taman sekolah merenungkan apa yang telah terjadi. Rambut dan pakaian mereka berantakan setelah perkelahian tadi. Mereka bertanya-tanya apakah mereka benar-benar melakukan perbuatan yang buruk hingga dihukum seperti itu. Mereka menangis menyesali perbuatan mereka. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Mereka tidak bisa menjelaskan pada orang yang sudah mati.
Tiba-tiba ponsel mereka berbunyi. Mereka menerima pesan dari Eun Seol.
“Saat ini aku bersama kalian. Jika ada yang hendak kalian katakan, aku akan mendengarkan.”
“Ini Eun Seol. Wanita itu mengambil ponselnya tadi. Maka ini adalah…”
“Eun Seol. Anggap saja ini dirinya,” kata salah satu dari mereka.
Maka mereka pun mengungkapkan perasaan mereka pada Eun Seol.
“Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf.”
“Aku juga minta maaf. Aku telah menganggapmu menyebalkan.”
“Aku terlalu kejam. Maafkan aku...aku benar-benar minta maaf.”
Mereka menangis penuh penyesalan.
“Aku harap kau berkata pada kami bahwa semuanya baik-baik saja….seperti dulu.”
Tiba-tiba terdengar suara dari mesin minuman di dekat mereka. Mereka menghampiri mesin itu dan menemukan tiga kaleng minuman seperti yang biasa Eun Seol bawakan untuk mereka.
Tiba-tiba sebuah tangan terulur mengambil ketiga kaleng itu lalu membagikan minuman itu sesuai rasa favorit mereka. Eun Seol. Entah Eun Seol benar-benar menampakkan diri atau mereka merasa Eun Seol berdiri di depan mereka.
Eun Seol tersenyum pada mereka.
“Teman-teman….aku baik-baik saja.”
“Eun Seol….”
“Maafkan aku, Eun Seol”
“Maafkan aku….”
Ketiganya menangis berpelukan. Eun Seol memperhatikan mereka sambil tersenyum.
Joong Won dan Sekretaris Kim melihat Gong Shil terus menatap ke langit.
“Aku bertanya-tanya apa yang sedang dilihat Tae-yang saat ini,” kata Sekretaris Kim.
“Ia hanya melamun,” ujar Joong Won.
Tapi Sekretaris Kim merasa Gong Shil sedang melihat ke suatu tempat yang tidak mereka ketahui.
Gong Shil melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah Eun Seol yang menghilang.
Joong Won sepertinya hampir sependapat dengan Sekretaris Kim tapi ia tidak mau mengakuinya. Ia mengajak Sekretaris Kim pergi meninggalkan Gong Shil.
Walau ragu, Sekretaris Kim menurut. Ia bertanya apa Joong Won akan menepati janji dengan tidak memecat Gong Shil. Joong Won tidak menjawab dan naik ke mobil.
Mereka pergi meninggalkan Gong Shil. Gong Shil menunduk sedih.
Ia kembali ke mall. Sekretaris Kim berkata Gong Shil boleh tetap bekerja di mall asalkan tidak menakuti dan membebani petugas kebersihan yang lain. Gong Shil ingin menemui Joong Won.
Tapi Joong Won sudah berpesan pada Sekretaris Kim bahwa ia tidak mau ada aura gelap memasuki derah CEO di lantai 4. Gong Shil dilarang ke atas. Gong Shil mendesah kecewa.
“Mengapa kau kecewa? Dia kan akan turun,” Sekretaris Kim menghibur.
Gong Shil tersenyum membenarkan. Ia bertanya bagaimana nasib ketiga siswi sekolah itu. Apakah mereka akan dihukum karena foto itu?
“Ia memutuskan untuk membiarkannya saja.”
“Kupikir ia sangat marah karena hantu itu.”
“Dia sangat bahagia karena hantu itu,” Sekretaris Kim menegaskan.
Mengapa? Karena sekarang tersebar rumor air mancur itu bisa mengabulkan permintaan dengan adanya hantu yang mendiami (padahal udah pergi hantunya). Orang-orang mengantri untuk melempar koin ke dalam air mancur itu.
Direktur Do mengeluarkan sebuah koin dan bertanya apakah ia juga perlu mengajukan keinginannya. Joong Won merebut koin itu lalu menghampiri seorang anak di dekat kolam air mancur. Ia bertanya apa keinginan anak itu.
“Aku ingin mainan baru dan sepatu baru.”
“Benarkah? Aku akan memberimu koin ini lalu katakan permintaanmu dengan keras di sebelah ibumu dan lempar koin ini ke dalam kolam. Keinginanmu akan terkabul ketika kau tiba di bagian anak di lantai 2,” kata Joong Won dengan lembut. Anak itu langsung berlari pada ibunya.
Direktur Do melihat dengan wajah masam. Joong Won berkata semua keinginan biasanya untuk diri sendiri. Mereka percaya hal itu akan terwujud, tidak peduli oleh seorang gadis biasa atau hantu. Sambil tersenyum, ia melempar sekeping koin ke dalam kolam.
Joong Won berkata pada bibinya kalau ia akan membiarkan saja insiden foto itu. Jika ia melakukan sesuatu, rumornya malah akan bertambah besar. Jika ia diam-diam menutupi insiden itu, rumor akan lenyap.
Bibi tidak yakin insiden itu bisa ditutupi begitu saja. Ia bertanya apakah Joong Won tetap sendiri karena berpikir kematian gadis itu disebabkan olehnya. Apa rasa bersalah yang ditanggung Joong Won masih sebesar itu?
Joong Won berkata ia tahu apa yang akan dikatakan bibinya. Ia sudah mendengarnya ribuan kali. “Alasan terbesar orang tetap hidup adalah untuk hidup.”
“Benar, orang hidup harus hidup,” ujar bibi Joo.
Joong Won meminta bibinya berhenti mengatakan hal itu. Caranya hidup mungkin terlihat seperti anak pemberontak. Memikirkanya saja sudah membuatnya muak. Mungkin Bibinya juga muak melihatnya hidup seperti itu.
“Bibi hanya mengkhawatirkanmu…”
“Aku tahu. Jangan khawatir. Satu hal yang pasti, satu kalipun aku tidak pernah berpikir bahwa kejadian itu adalah kesalahanku.” Dengan kata lain, ia tidak merasa bersalah.
Direktur Do mendengarkan percakapan mereka dari luar.
Joong Won sendirian merenung di kantornya, teringat pada apa yang dikatakan orang-orang padanya. Sang detektif menuduhnya tidak merasa bersalah atas kematian Hee Joo, sedangkan bibinya merasa Jong Won tidak seharusnya masih merasa bersalah.
Kilas balik:
Orang yang menghampirinya saat ia diculik adalah Hee Joo. Joong Won bertanya apa Hee Joo baik-baik saja. Hee Joo hanya diam. Joong Won meronta berusaha melepaskan diri. Joong Won terus bertanya apakah Hee Joo tidak apa-apa. Hee Joo menatapnya tanpa ekspresi.
“Joong Won…maafkan aku. Joo Joong Won,” ujar Hee Joo dingin. Joong Won terpaku.
Joong Won bergumam dirinya yang telah diperlakukan tidak adil dengan kematian Hee Joo.
Kang Woo menelepon seorang misterius. Ia melaporkan ada seorang gadis yang mencurigakan berada di sisi Joong Won. Diam-diam ia memperhatikan Gong Shil.
Gong Shil sedang membersihkan kolam air mancur bersama para petugas lain. Para petugas lain ingin mengenal Gong Shil tapi Gong Shil malah berteriak.
“Aku tidak mau!”
Para ahjumma itu terkejut dan merasa Gong Shil tidak sopan. Tiba-tiba Gong Shil menoleh pada salah satu dari mereka dan bertanya apakah ia lupa dengan hari kematian ayah mertuanya.
Si ahjumma teringat. Ia benar-benar lupa. Tiba-tiba ia sadar, kenapa Gong Shil bisa tahu? Gong Shil bagaimana menjelaskannya. Ia berkata ia pernah mendengarnya. Padahal hantu si kakek sedang cemberut pada menantunya. Ahjumma itu berterima kasih pada Gong Shil dan buru-buru pulang untuk mempersiapkan upacara peringatan.
Direktur Do mengantar istrinya. Ia melihat Gong Shil dan memberitahu istrinya kalau Gong Shil adalah wanita yang merusak pernikahan Yi Ryeong. Bibi Joo menghampiri Gong Shil yang sedang bersih-bersih, lalu mengamatinya dari ujung kepala hingga ujung kaki. Gong Shil kebingungan.
“Tae Gong Shil,” bibi Joo membaca kartu pengenal Gong Shil. “Aku akan mengingatnya.”
Lalu Bibi Joo pergi begitu saja meninggalkan Gong Shil yang kebingungan.
Kang Woo menemui Gong Shil dan mengajaknya pulang bersama. Mereka kan tinggal di tempat yang sama. Para ahjumma yang mendengar itu langsung heboh. Mereka mengira keduanya berpacaran. Kang Woo buru-buru pergi karena malu, sementara Gong Shil tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.
Joong Won melihat peristiwa itu. Kang Woo berpapasan dengannya dan menunduk memberi hormat.
Gong Shil masih tak percaya ada seorang pria yang mengajaknya pergi bersama. Ia seperti seorang anak remaja yang akan pergi berkencan. Gelisah sekaligus bersemangat.
Joong Won berusaha tidak peduli. Tapi ia tidak berhasil. Ia menghampiri Gong Shil. Diam-diam Sekretaris Kim tersenyum geli.
Joong Won bertanya apakah Gong Shil melihat sesuatu lagi di air mancurnya yang mahal ini. Gong Shil berkata ia tidak melihat apa-apa.
“Jangan muncul di depan mataku lagi,” ujar Joong Won. Heh…siapa yang muncul di depan siapa? ^^,
“Tunggu…”
“Apa? Kenapa kau bicara padaku?”
“Maafkan aku. Jika kau tahu kau begitu terluka, aku tidak akan mengatakan apapun mengenai Cha Hee Joo berada di sebelahmu.”
Astaga….tolong jangan katakan apapun yang lebih mneyakitkan >,< Tapi Gong Shil tidak tahu apa-apa. Seperti orang lain, ia mengira Joong Won merasa bersalah atas kematian Hee Joo. Ia berkata mungkin Hee Joo ingin Joong Won melupakan semuanya.
“Dan orang yang hidup harus hidup. Itu bukan salahmu.” Upss…Kata-kata itulah yang paling tidak ingin didengar Joong Won.
Kang Woo menunggu Gong Shil di luar. Ia menoleh dan melihat Gong Shil sedang berbicara dengan Joong Won.
Joong Won mendekati Gong Shil.
“Bisakah kau menyampaikan pada hal yang kaulihat (Hee Joo)? Jika bisa, katakan padanya. Ada sesuatu yang hendak kukatakan padanya.”
“Apa itu?”
“Gadis….jahat….” ujar Joong Won. Lalu ia tersenyum sinis.
Komentar:
Sebenarnya cerita hantu dalam drama ini agak random. Jika siswi pemanggil arwah yang mengirimkan foto itu, berarti foto hantu itu hanya rekayasa? Jadi Eun Seol gentayangan karena dipanggil dalam permainan memanggil arwah? Atau ia menunggu permintaan maaf teman-temannya?
Tapi bagaimanapun juga aku terharu menonton kisah hantu SMA ini. Mengingatkan kita untuk memperlakukan orang dengan baik saat mereka masih hidup. Agar kita berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan kita, karena kita tidak pernah tahu akhir hidup seseorang.
Hee Joo ternyata terlibat dalam penculikan Joong Won. Tapi apa sebabnya? Apa hanya karena uang? Karena kelihatannya Hee Joo juga menyimpan semacam dendam jika dilihat dari caranya memanggil Joong Won. Dan tidak ada yang tahu hal itu karena Joong Won tidak mau memberitahu siapapun kalau Hee Joo terlibat. Itulah sebabnya ia berkata ia tidak melihat penculiknya. Akibatnya sebagian orang merasa Joong Won bertanggung jawab atas kematian Hee Joo (karena mereka mengira Hee Joo ikut diculik karena Joong Won dan akhirnya mati).
Kang Woo benar-benar suka Gong Shil atau semata-mata hanya untuk menyelidiki hubungan Gong Shil dengan Joong Won? Tapi yang pasti ada yang mulai cemburu tuh hehehe ;D Jealous Joong Won is so cute^^
Btw...ini masih Senin kan? ;p
di tunggu lgi ya mbk , kelanjutan sinopsisnya ,, fighting ;)
BalasHapusDi daerah papua kayanya udah selala deh
BalasHapusOh anak papua ya?
Hapusmasih hitungan senin kok mbak,, tetep semangat ya mbak lanjutin eps 4 nya,,,,, hehehe
BalasHapuslanjutannya masih senin depan yap ?
BalasHapusEpisode ganjil di blog mumuzizi.
HapusMaster's sun tayang tiap hari rabu-kamis.
baru bisa di download kamis-jumat. Itu paling cepet. Kalo harus nunggu subtitle bisa jadi jumat-sabtu..
Biasanya para recapers ngikutin jadwal tsb. Blm lagi proses pengetikan jg makan waktu.
sabar aja ya. :)
-dz
Mba fanny ni msh snin, tp baca sinop horor d mlm hari sesuatu bgd... Ampe d tutup'n pict πŶª pke jari... Pgennya siy bsok aja baca πŶª tp penasaran akut.. Thx ♈α᪪☺
BalasHapus.Boucye.
mba fanny, dirimu mule nulis sinop master's sun dari episode 2 yaaa ??? kok aku ga liat episode 1 nya.
BalasHapusEp 1 di blog mumuzizi.blogspot. :)
Hapusepisode 1 nya di blognya mba mumu
Hapusmumuzizi.blogspot.com
Koq wajahny Gong Shil pucat mlah dia yg lebih kelihatan mirip hantu,.hantu cantik..みϱ"̮みϱ"̮みϱ"̮みϱ (⌒˛⌒)..Äåª mang [̅̅δȋ̊] rias githu Ўɑ̤̥̈̊ªª ?..hemm jadi keranjingan baca sinop nie sjak baca sinopny Oppa Oh Soo..♏åƘαŞĭH Ɣαα°˚ ℳв̍ªá°˚ Fanny.slam kenal..smngat.
BalasHapusaahh.. yang episode 4 bagus bgt loh kak ><
BalasHapustidur bareng gitu haha :D
Jangan spoiler please ><
Hapusmenurutku sih, Kang Woo mendekati Gong Shil hanya untuk mengetahui hubungannya dengan Joong Won.. msih bingung, Kang Woo itu sebenarnya siapa..
BalasHapusoya, episode 3 bagian 1 udah aq posting ya.. tpi jadi mundur satu post, gtw knpa update link jdi maju poat yg kmrn..
-mumuzizi-
baru balik jadi stalker di blognya mba fanny nieh. setelah beberapa lama sibuk dengan blog sendiri ^^hehehe
BalasHapusaku juga belum sempet nonton dan ini saja baru sempat baca sinopsisnya. fighting mba fanny & mba mumuzizi (duet anyar)^^
Seru banget ceritanya ,,,,,
BalasHapusditunggu siniopsis selanjutnya ya,,,,
Fightingg ^^9
Drama ni dari genre dh menarik,, ada hantunya tapi ga begitu menyeramkan kayak di Indonesia,,apalagi klo dah nonton ep 4 dijamin ketawa guling2,,tpi walaupun dh nonton pingin jga baca sinopsisnya disini,,ditunggu ya ep 4 nya,salam kenal,,,,,
BalasHapusiya bener...ep4 emg bkin ktawa2 gak jelas...aktingnya om ji sub lucu bgt..bsa ngimbangi aktingnya tante hyo jin yg lucu bin ajaib.. :D
Hapusbener banget >.< !! eps 4 jauh dari serem. hantu stylist'nya gak terllu serem.. jadi makin penasaran ama eps 5..
HapusBaru baca sinop nya aja udh deg2an...apalagi klo liat langsung.....
BalasHapussdh gak sabar nunggu lanjutannya...makasih sinopsisnya kak...
BalasHapuskok gadis jahat???
BalasHapusaku setuju sama mba fanny,kisah hantu sma ini sedih loh,ternyata kata'' seseorang itu bisa berakibat fatal terhadap org lain,
BalasHapus