Untuk pengenalan karakter para tokoh dan latar belakang sejarah drama ini bisa [klik di sini]
Episode 1
Latar belakang kisah ini mendekati akhir jaman Goryeo di mana Goryeo sudah lama menjadi daerah jajahan Yuan (Dinasti Yuan adalah dinasti yang memerintah Cina di mana yang menguasai Cina saat itu adalah orang Mongol…jamannya Thio Bu Ki gitu deh^^)
Daidu, ibukota Yuan (sekarang disebut Beijing)
Kaisar Huizong melihat Raja Wang Yoo berdiri di jembatan lalu berbicara dengannya. Raja Wang Yoo pamit kembali ke Goryeo. Kaisar bertanya apakah Wang Yoo tidak mau melihat penobatan selir Ki menjadi permaisuri. Ia mengingatkan tanpa bantuan selir Ki, Wang Yoo sudah mati.
Dengan mata berkaca-kaca, Wang Yoo menitipkan rasa terima kasihnya. Lalu ia pergi.
Huizong bertanya apakah Wang Yoo masih mencintai Seung Nyang. Wang Yoo tidak menjawab walau ia terlihat menahan tangis dan ia terus pergi.
Huizong berkata ia mencintai Seung Nyang dan Seung Nyang adalah segalanya baginya. Sambil meneteskan air mata ia menegaskan Seung Nyang bukanlah milik Wang Yoo.
Seorang dayang mengabarkan pada Seung Nyang bahwa Wang Yoo akan kembali ke Goryeo. Seung Nyang tak mengatakan apa-apa.
Acara penobatan (sekaligus pernikahan). Seung Nyang dalam baju kebesarannya ditandu melewati deretan pejabat dan penghuni istana Yuan yang berlutut di halaman istana. Huizong menyambutnya dengan senyum dan mengulurkan tangan.
Seung Nyang menyambut uluran tangan Huizong. Mereka minum arak bersama.
Semua orang bangkit berdiri.
“Hidup Permaisuri Ki! Hidup Kaisar Huizong!” seru mereka.
Di tengan kerumunan, nampak seseorang tidak suka dan bertanya-tanya apakah Seung Nyang seekor serigala (arti kata Seung Nyang sepertinya memang serigala).
Tiba-tiba wajah Huizong nampak cemas…atau ragu? Namun melihat senyum Seung Nyang, ia kembali tersenyum. Mereka bergandengan tangan menuju tahta.
Tapi Seung Nyang melihat seseorang di kejauhan. Wang Yoo.
Tanpa terasa air matanya mengalir. Wang Yoo nampak sedih lalu pergi dari sana. Seung Nyang terus melihat ke arahnya hingga Wang Yoo tak terlihat lagi.
Kembali pada awal kisah ini dimulai. Di Goryeo.
Seung Nyang kecil dan ibunya diikat bersama para wanita lain untuk dijadikan upeti pada kerajaan Yuan. Mereka dicambuk jika mereka berjalan lambat. Bahkan Seung Nyang ikut kena cambuk padahal ia masih kecil.
Wang Yoo yang saat itu masih menjadi Putera Mahkota dan masih kecil, marah melihat peristiwa itu dan memerintahkan agar yang terluka dilepaskan. Tapi sayangnya ia tidak memiliki kekuasaan sama sekali walau ia Putera Mahkota.
Kekuasaan dipegang oleh Jenderal Dang Ki Se (sepertinya Jenderal dari Yuan) yang keji. Ia memiliki pasukan Serigala Biru yang dipimpin Tab Ja Hae.
Wang Yoo bertanya pada kasimnya yang setia, Bang Sun Woo, apa yang akan terjadi pada para wanita itu. Dengan sedih Sun Woo menjawab mereka akan dikirim ke rumah bordil atau dijadikan budak. Wang Yoo kesal karena ia tidak berdaya melakukan apapun.
Tapi ia memutuskan untuk bertindak dan melepaskan para wanita itu pada malam harinya. Para wanita itu segera melarikan diri ke hutan, termasuk Seung Nyang dan ibunya. Tapi karena keduanya terluka mereka tidak bisa lari dengan cepat.
Dang Ki Se mengetahui pelarian mereka dan memerintahkan pasukannya membunuh semua wanita yang melarikan diri. Ibu Seung Nyang terkena panah. Saat Seung Nyang hendak dipanah, ia kembali melindungi puterinya hingga panah kedua menanap di punggungnya. Mereka berguling ke jurang.
Dengan kekuatan terakhirnya, ibu Seung Nyang meminta puterinya terus bertahan hidup karena dunia ini dunia yang kejam bagi wanita. Ia lalu memberikan sebuah cincin yang pernah diberikan oleh ayah Seung Nyang dan memberitahunya bahwa ayahnya masih hidup. Ayah Seung Nyang juga memiliki cincin Ki yang sama. Ibu Seung Nyang menghembuskan nafas terakhirnya.
Wang Yoo menangis saat melihat deretan mayat para wanita itu. Itu adalah kesalahannya karena tidak bisa melindungi rakyatnya.
Wang Go (Raja daerah Shen Yang, sepertinya raja kecil di bawah Goryeo) menghampirinya dan berkata pemimpin yang tak becus tak bisa melindungi rakyatnya. Ia berkata Wang Yoo tidak pantas naik tahta karena tidak becus. Dengan sinis ia meminta Wang Yoo hidup baik-baik di Yuan dan tidak perlu kembali lagi (biasanya calon pemimpin Goryeo dididik dulu di Yuan selama beberapa tahun, ingat drama Faith kan? Raja Gong Min juga sempat tinggal di Yuan lalu dinikahkan dengan No Guk).
Seung Nyang berusaha mencari ayahnya. Ia hampir menemukannya tapi berselisih jalan dengan ayahnya yang ternyata seorang perwira.
Seung Nyang melarikan diri saat melihat Dang Ki Se dan anak buahnya. Tapi ia malah berpapasan dengan kuda yang dinaiki Wang Go dan jatuh pingsa. Dang Ki Se sendiri sebenarnya bukan mengejar siapa-siapa dan melewati tempat itu begitu saja.
Wang Go membawa Seung Nyang ke rumahnya. Semua orang mengira Seung Nyang adalah anak laki-laki.
Wang Go dan Dang Ki Se adalah sekutu. Dang Ki Se khawatir Wang Yoo akan menimbulkan masalah bagi mereka sekembalinya dari Yuan tapi Wang Go ingin memastikan WangYoo tidak kembali agar ia bisa menjadi Raja Goryeo dan Sheng Yan sekaligus. Ia menenangkan Dang Ki Se bahwa ia sudah mengirim upeti ke Yuan saat ini.
Seung Nyang meminta Wang Go menerimanya, ia ingin membalas budi Wang Go. Caranya adalah dengan melatih diri menjadi salah satu pasukan Wang Go. Tujuannya? Membalas dendam pada Dang Ki Se yang telah membunuh ibunya. Tiap malam ia berlatih memanah.
13 tahun kemudian….
Seung Nyang telah menjadi pemanah ulung. Ia telah menjadi pemimpin sebuah kelompok yang bertugas menyalurkan garam untuk Wang Go. Wang Go menyuruh Seung Nyang mengirim lebih banyak garam bulan depan.
Kaki tangan Wang Go khawatir mereka ketahuan menggelapkan garam untuk djadikan upeti ke Yuan. Tapi Wang Go yakin ia akan naik tahta menggantikan raja Goryeo yang saat ini sakit, sedangkan Sang Putera Mahkota tidak berguna.
Wang Yoo yang telah menjadi seorang pemuda (hehe Joo Jin mo ketuaan sih untuk jadi seorang pemuda, usia aslinya 39 tahun lho^^) gemar berkelahi di tempat hiburan. Tapi sepertinya ia hanya berpura-pura lemah karena tahu Wang Go memata-matainya.
Tujuan berikut yang akan didatanginya adalah daerah Inju. Di sana adalah daerah yang banyak berurusan dengan Yuan. Di sana ada jagoan yang dikenal dengan sebutan Si Serigala, yang jago memanah. Siapa lagi kalau bukan Seung Nyang?
Namun Seung Nyang juga dikenal pembela rakyat kecil dan para budak. Rupanya diam-diam Seung Nyang membantu para anak buahnya yang memiliki keluarga wanita yang dijadikan upeti ke Yuan. Mereka mengumpulkan uang yang diperolehnya dari Wang Go untuk membebaskan keluarga mereka.
Preman teman Wang Yoo yang bernama Jeom Bak Yi menantang Seung Nyang namun pulang dengan tangan tertembus panah. Wang Woo tertarik mendengarnya dan ingin duel memanah tanpa mempedulikan protes panik Sun Woo.
Seung Nyang akhirnya setuju untuk berduel. Aturan Wang Too: memanah setelah minum satu mangkuk arak. Sedangkana aturan Seung Nyang: salah satu anak buah mereka memegang target panahan. Anak buah Seung Nyang semua mengajukan diri menjadi sukarelawan memegang target, sedangkan anak buah Wang Yoo semua melongkok ke atas pura-pura tidak mendengar hahaha^^
Seung Nyang berkata anak buah Wang Yoo nampaknya tidak mempercayai Wang Yoo. Akhirnya Choi Moo Song (pengawal setia Wang Yoo) mengajukan diri. Itu juga setelah dipaksa Sun Woo XD
Duel dimulai. Keduanya mulai minum dan memanah. Kedudukan mereka seimbang. Namun makin lama mereka makin mabuk bahkan berdiri tegak saja sulit.
Seung Nyang tak mau membahayakan anak buahnya. Ia mengarahkan panahnya pada Wang Yoo sehingga semua orang panik. Tapi Seung Nyang sudah tidak sanggup memanah…dan muntah mengotori pakaian Wang Yoo. Heboh.
Duel berakhir. Wang Yoo menraktir minum seluruh anak buahnya, termasuk kelompok Jeom Bak Yi dan kelompok Seung Nyang.
Seung Nyang sendiri tertidur di dalam sebuah kamar. Saat ia bangun, ia melihat Wang Yoo memainkan geomungo (sejenis gayageum) dan menyadari Wang Yoo berasal dari keluarga bangsawan. Wang Yoo menawari untuk mengajari Seung Nyang memainkan geomungo untuk memikat wanita (Wang Yoo mengira Seung Nyang adalah pria). Sebagai gantinya ia meminta diajari memanah dengan panah Seung Nyang.
Wang Yoo lalu memindahkan geomungonya ke depan Seung Nyang dan ia sendiri duduk di belakangnya untuk mengajarinya. Seung Nyang terkesiap karena Wang Yoo duduk sangat dekat di belakangnya.
Tap lama-lama ia mulai menikmati belajar alat musik itu. Wang Yoo memperhatikan Seung Nyang dan tersenyum. Ia berkomentar tangan Seung Nyang sangat lembut untuk ukuran seorang pemanah.
Ia hendak mengajari irama yang lebih cepat dan mendekatkan tubuhnya menempel pada Seung Nyang. Seung Nyang refleks hendak menikamkan kayu pemetik geomungo pada Wang Yoo. Wang Yoo terbelalak. Seung Nyang cepat-cepat membuang pemetik itu. Hehe….inget adegan apa coba? Adegan saat Hang Ah hampir di-kiss oleh kekasih Korutnya sebelum ia mengenal Jae Ha^^
Seung Nyang hendak pergi. Wang Yoo menagih Seung Nyang mengajarinya menggunakan panah. Seung Nyang menyarankan agar Wang Yoo bermain musik dan perempuan saja. Itu lebih cocok.
Wang Yoo mengingatkan Seung Nyang kalah dalam duel mereka jadi Seung Nyang adalah bawahannya sekarang. Seung Nyang tidak mau. Wang Yoo ingin menjadikan Seung Nyang adiknya. Ia berkata teman baiknya adalah Putera Mahkota (padahal ia sendiri Putera Mahkotanya). Jadi sama saja Seung Nyang akan menjadi adik Putera Mahkota.
Seung Nyang tidak terkesan. Ia berkata ia lebih makan kotoran kuda daripada membiarkan rakyat dijadikan upeti ke negeri orang. Wang Yoo tentu saja tersinggung mendengarnya. Ia berkata keluarga kerajaan adalah parasit. Kemudian ia pergi. Wang Yoo pelan-pelan tersenyum. Ia terkesan dengan cara berpikir dan keberanian Seung Nyang.
Tangan kanan Wang Go bertanya pada Seung Nyang mengapa Seung Nyang berkumpul dengan kelompok Wang Yoo (sepertinya ia tidak melihat Wang Yoo dan hanya melihat Jeom Bak Yi…atau ia tidak mengenali wajah Wang Yoo?). Ia khawatir kelompok itu bertanya mengenai garam. Tidak satu kalipun, jawab Seung Nyang. Seung Nyang dilarang bertemu dengan kelompok Wang Yoo lagi.
Wang Yoo menerima informasi mengenai penggelapan garam yang dilakukan oleh Wang Go. Pengirim informasi itu menyertakan ikat kepala merah. Mereka berjanji untuk bertemu di sebuah kedai dan sepakat untuk saling mengenali satu dengan yang lainnya melalui ikat kepala. Wang Yoo mengirimkan ikat kepala biru miliknya pada si informan melalui burung merpati.
Wang Yoo sudah menunggu di kedai yang ditentukan, namun informan itu tidak datang. Saat bawahan Wang Yoo hendak memberitahu pesan dari si informan pada Wang Yoo mengenai jadwal dan tempat pertemuan berikut, tiba-tiba bawahan itu ditempak panah oleh seseorang dan mati. Sepertinya pelakunya mata-mata Wang Go?
Wang Go marah menyadari ada mata-mata di kelompoknya. Dan benar ternyata penembak panah yang membunuh bawahan Wang Yoo adalah bawahannya. Wang Go berkata ia hanya percaya pada Seung Nyang. Penembak jitu itu diperintahkan untuk terus mengawasi Wang Yoo.
Sementara Wang Yoo menyadari ada mata-mata juga dari phaknya. Moo song curiga mata-mata itu salah satu anak buah Jeom Bak Yi. Sun Woo menyarankan agar Wang Yoo kembali. Tap Wang Yoo sadar jika ia mundur maka Wang Go akan semakin merajalela.
Wang Go memang berkuasa di Shenyang, tapi tida di Yuan. Wang Yoo menggunakan siasat dengan membeli semua garam di kota itu. Agar saat orang Yuan datang, mereka akan protes garamnya tidak cukup. Lalu Wang Yoo akan menyalahkan adanya penggelapan garam di kota ini.
Entah bagaimana Wang Go mengetahui rencana Wang Yoo ini. Ana buahnya khawatir bagaimana jika pihak Yuan tahu mereka menggelapkan garam. Wang Go berkata yang akan dituduh menggelapkan garam adalah Wang Yoo. Ia memerintahkan Seung Nyang melakukan sesuatu.
Wang Yoo memikirkan apa yang dilakukan Wang Go selanjutnya. Ia pikir Wang Go akan mengirimkan info palsu padanya. Dan ia berpkir-pikir siapa orang yang akan menyampaikan info palsu tersebut. Tepat saat itu, Seung Nyang datang menemuinya.
Wang Yoo sempat bertanya-tanya apakah Seung Nyang adalah orang Wang Go. Seung Nyang beralasan ia datang untuk mengajari Wang Yoo memanah.
Jari Wang Yoo terluka saat berlatih. Seung Nyang membalut lukanya. Wang Yoo menggunakan kesempatan itu untuk menanyakan soal garam. Seung Nyang teringat suruhan Wang Go untuk membuat Wang Yoo percaya penuh padanya….hmmm jadi Seung Nyang sudah tahu Wang Yoo adalah Putera Mahkota??
Seung Nyang berkata bukankah Wang Yoo teman dekat Putera Mahkota, apakah Putera Mahkota henda buka toko garam (hingga membeli banyak garam). Wang Yoo tersenyum mengira Seung Nyang tidak tahu apa-apa dan karena itu bukanlah mata-mata Wang Go. Ia meminta Seung Nyang terus mengajarinya memanah.
Seung Nyang mengajak Wang Yoo membicarakan hal itu sambil minum-minum. Dan mereka berjalan-jalan di festival lentera. Tiba-tiba Seung Nyang melihat seorang penembak jitu hendak memanah Wang Yoo. Itu adalah penembak jitu Wang Go.
Seung Nyang melindungi Wang Yoo hingga kakinya yang terpanah. Pemanah itu (yang tidak pernah kelihatan wajahnya karena tertutup kain hitam) kembali memanah, namun Wang Yoo berhasil menghindar.
Anak buah Wang Go puas mengira Seung Nyang sengaja melakukannya untuk mendapatkan kepercayaan dari Wang Yoo.
Wang Yoo melihat Seung Nyang kesulitan untuk berjalan. Ia menawarkan diri untuk menggendong Seung Nyang tapi Seung Nyang tidak mau. Wang Yoo akhirnya menggendong paksa Seung Nyang. Seung Nyang terus meronta tapi Wang Yoo bertekad menolong Seung Nyang.
Mereka kembali ke tempat Sun Woo dan yang lainnya. Seung Nyang malu digendong seperti itu (karena itu gaya untuk menggendong wanita). Tapi Wang Yoo tidak mau melepasnya. Ia bahkan tidk mau memberikan Seung Nyang untuk digendong orang lain. Karena Seung Nyang sudah menyelamatkan nyawanya.
Panah dicabut dari kaki Seung Nyang. Wang Yoo hendak melihat luka Seung Nyang dengan baik. Ia merobek celana Seung Nyang. Seung Nyang refleks menamparnya. Wang Yoo kaget. Seung Nyang juga. Dengan terbata ia berkata ia hanya memiliki 1 celana. Pfffft….
Wang Go memuji Seung Nyang. Ia lalu menyuruh Seung Nyang menunggu di gudang garam (lha kok jadi kaya mirip merk rokok hehe^^). Ia akan memberikan instruksi selanjutnya di sana. Ia berkata bukannya ia tidak mempercayai Seung Nyang tapi ia ingin agar tidak ada alasan sama sekali baginya untuk mencurigai Seung Nyang.
Seung Nyang makan bersama Wang Yoo. Melihat sekelebat bayangan pria di depan pintu, Seung Nyang menyadari dirinya sedang diawasi. Ia bertanya pada Wang Yoo apakah Wang Yoo sedang menyelidiki Wang Go.
Wang Yoo langsung waspada. Seung Nyang berkata ia bisa membantu Wang Yoo dengan mengatakan kapan transaksi gelap berikutnya akan diadakan. Wang Yoo meraih pedangnya, mengira Seung Nyang sedang adalah orang Wang Go dan sedang memberi informasi palsu.
Namun akhirnya ia tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan Seung Nyang pergi. Hal yang bahkan tidak disangka-sangka oleh dirinya sendiri.
Pada hari yang ditentukan, Seung Nyang beserta anak buahnya pergi membawa garam ke gudang. Ia dan anak buahnya mengenakan kain penutup wajah.
Wang Go berencana untuk menyergap dan membunuh Wang Yoo di tempat yang sudah disampaikan Seung Nyang pada Wang Yoo. Meski Wang Yoo anggota keluarga kerajaan, tidak ada yang akan mempertanyakan kematiannya jika ternyata Wang Yoo terlibat penggelapan garam.
Tapi Wang Yoo yang sudah memperkirakan Wang Go akan memberinya info palsu, malah pergi ke tempat lain…ke tempat Seung Nyang sedang menunggu sesuai instruksi Wang Go.
Wang Yoo hendak menangkap basah transaksi penggelapan garam. Karena itu ia dan anak buahnya bersembunyi.
Tiba-tiba ada panah ditembakkan ke arah kereta garam yang dibawa Seung Nyang dan komplotannya. Seung Nyang langsung waspada dan memerintahkan penyerangan. Mau tak mau anak buah Wang Yoo keluar dari persembunyian mereka (padahal bukan mereka yang melepaskan panah) dan menyerang komplotan Seung Nyang.
Pertempuran pun terjadi.
Seung Nyang dan anak buahnya dikalahkan dan ditangkap. Meski Wang Yoo sudah mencurigai Seung Nyang, ia tetap kelihatan terpukul melihat Seung Nyang benar-benar orang Wang Go. Wang Yoo mendapati anak buah Seung Nyang tidak ada yang tahu dengan siapa transaksi itu diadakan dan hanya Seung Nyang yang tahu.
Soong Mo bertanya darimana Wang Yoo tahu informasi itu palsu dan mengetahui tempat transaksi yang sesungguhnya. Wang Yoo menunjukkan sebuah panah yang ditempeli kertas berisi informasi bahwa info awal palsu dan Seung Nyang mengantar garam untuk mengadakan transaksi di tempat lain.
Wang Yoo menduga orang yang menembakkan panah berisi kertas itu adalah orang yang sama yang memberi informasi mengenai penggelapan garam Wang Go. Pemilik ikat kepala yang sedang dikenakan Wang Yoo. Tapi siapakah orang itu?
Seung Nyang diikat. Dari kepalanya, terjatuh ikat kepala hitam.Di baliknya ia mengenakan ikat kepala biru yang dikirim Wang Yoo. Ha…ternyata Seung Nyang yang mengirim informasi untuk memperingatkan Wang Yoo akan transaksi palsu itu.
Mengapa Seung Nyang membantu Wang Yoo? Bukankah ia orang Wang Go?
Ternyata Seung Nyang kecil sempat melihat Wang Go mengobrol dengan Dang Ki Se, si pembunuh ibunya. Dalam kemarahannya, sepertinya ia bertekad membalas dendam dengan berpura-pura setia pada Wang Go.
Teringat pada kematian ibunya, Seung Nyang menangis.
Seseorang muncul memungut ikat kepala hitam dari atas tanah. Seung Nyang terpana. Orang ini adalah mata-mata Wang Go.
Episode 2
Setelah menangkap Seung Nyang, Wang Yoo menanyai Seung Nyang di mana transaksi dengan Yuan akan diadakan. Ia pengaku sebagai petugas pengawas. Seung Nyang tidak memberitahu. Wang Yoo mengancam akan membunuh Seung Nyang. Seung Nyang menantang Wang Yoo untuk membunuhnya. Ia tidak percaya akan tetap hidup meski menjawab.
Wang Yoo berkata memangnya ia tidak akan berani melakukannya. Tepat saat ia mengayunkan pedang, anak buah Seung Nyang (yang pernah menjadi target panah Seung Nyang ---pemeran Sung di Gu Family Book^^) berteriak Seung Nyang menjadi penyelundup untuk menolong mereka.
Anak buah yang lain berkata Seung Nyang menggunakan uang dari transaksi garam untuk membebaskan sanak keluarga mereka dari Yuan. Mereka memohon agar Wang Yoo tidak membunuh Seung Nyang. Wang Yoo memerintahkan Seung Nyang diikat tanpa diberi minum.
Wang Go marah saat tahu Seung Nyang ditangkap. Anak buah Wang Go berkata itu artinya Seung Nyang pengkhianatnya, karena tidak ada lagi yang tahu mengenai transaksi itu. Wang Go ingin menguji Seung Nyang sekali lagi.
Kembali ke adegan akhir episode 1. Seseorang menghampiri Seung Nyang yang terikat dan memungut ikat kepala hitamnya. Jeom Bak Yi.
Tapi Jeom Bak Yi mengikatkan kembali ikat kepala hitam itu di kepala Seung Nyang. Ia menasihati Seung Nyang agar mengaku saja pada Wang Yoo. Bukan Jeom Bak Yi mata-matanya.
Setelah Jeom Bak Yi pergi, seseorang muncul di belakang Seung Nyang. Orang itu berkata Wang Go mengkhawatirkan Seung Nyang. Seung Nyang sadar inilah mata-mata Wang Go sesungguhnya. Tapi ia tidak bisa menoleh jauh karena dalam posisi terikat.
Orang itu menaruh pisau kecil di tangan Seung Nyang dan menyuruhnya membunuh Wang Yoo atas perintah Wang Go.
Seung Nyang lalu dibawa menghadap Wang Yoo. Wang Yoo berbicara dengan Seung Nyang berdua. Diam-diam Seung Nyang melepaskan tali ikatannya dengan pisau yang diberikan si mata-mata.
Wang Yoo berkata ia diperintahkan Putera Mahkota untuk menyelidiki sekutu Yuan. Asalkan Seung Nyang membocorkan tempat transaksi Wang Go dengan Yuan, ia akan melepaskan anak buah Seung Nyang.
Tali pengikat tangan Seung Nyang sudah lepas. Ia mengacungkan pisau pada Wang Yoo sambil menutup tangan Wang Yoo dengan tangannya. Ia memberi isyarat agar Wang Yoo tidak bersuara, lalu memperlihatkan ikat kepala biru di balik ikat kepala hitamnya. Yeaaaayy^^
Seung Nyang berbisik ada mata-mata di pihak Wang Yoo. Tapi ia belum tahu siapa orangnya.
Mereka lalu bersandiwara seakan-akan Seung Nyang hendak membunuh Wang Yoo. Wang Yoo berteriak memanggil pengawal. Mereka melihat Seung Nyang mengacungkan pisau ke arah Wang Yoo.
Wang Yoo memerintahkan Seung Nyang diikat kembali dan akan dihukum mati besok pagi.
Mendengar kabar itu (dari si mata-mata yang mengirimkan onfo melalui burung merpati), Wang Go menyuruh Seung Nyang membocorkan tempat transaksinya. Ia tidak bisa membiarkan Seung Nyang mati. Ia memerintahkan untuk mengerahkan tentara ke tempat transaksi itu.
Si mata-mata menemui Seung Nyang dan menyuruh Seung Nyang membocorkan tempat transaksi Wang Go dengan Yuan, karena Wang Go akan mengirim tentara ke sana.
Saat itulah mata-mata sebenarnya terlihat. Ia adalah salah satu pengawal Wang Yoo. Wang Yoo dan rekan-rekannya melihat mata-mata itu keluar dari tempat Seung Nyang diikat. Jeom Bak Yi hendak meringkusnya, tapi Wang Yoo mencegah. Belum waktunya.
Seung Nyang dibawa ke hadapan Wang Yoo untuk dihukum mati. Seung Nyang berkata ia akan memberitahu tempat transaksi itu asalkan Wang Yoo melepaskan anak buahnya.
Wang Yoo setuju. Seung Nyang mengatakan lokasinya sesuai dengan suruhan si mata-mata. Jika Wang Yoo tidak percaya, ia bersedia ikut dan dibunuh jika ternyata informasinya palsu. Si mata-mata tersenyum puas.
Wang Yoo dan beberapa orang beserta Seung Nyang pergi ke tempat yang disebutkan oleh Seung Nyang, sementara anak buah Seung Nyang beserta Sun Woo tetap tinggal di tempat (termasuk si mata-mata).
Si mata-mata diam-diam pergi untuk mengirim info tersebut pada Wang Go melalui surat yang diselipkan ke kaki burung merpati. Tapi begitu terbang ke langit, merpati itu dipanah.
Wang Yoo dan yang lainnya muncul. Siap meringkus si mata-mata. Mata-mata itu berteriak Seung Nyang adalah pengkhianat. Lah sendirinya? Mata-mata itu pun mati.
Seung Nyang lalu mengatakan lokasi transaksi yang sesungguhnya pada Wang Yoo. Wang Yoo bertanya mengapa Seung Nyang membantunya. Seung Nyang berkata ia memiliki alasan tersendiri. Namun ia menolak bergabung dengan Wang Yoo. Wang Yoo nampak kecewa.
Seung Nyang menyelipkan surat ke kaki burung merpati. Jika rencananya berhasil, surat ini bisa membereskan semuanya tanpa perlu bertindak.
Wang Go menerima surat itu. Isinya mengenal pangeran yang memiliki pasukan lebih banyak. Wang Go memerintahkan untuk mengirim pasukan lebih banyak sebelum pasukan Wang Yoo bergerak.
Saat pasukan kedua Wang Go tiba, keadaan sunyi. Tiba-tiba beberapa panah ditembakkan ke arah mereka. Pasukan kedua Wang Go pun menyerang mengira pasukan Wang Yoo menyerang.
Pasukan pertama yang sedari awal menunggu, juga mengira yang menyerang adalah pasukan Wang Yoo (padahal itu adalah serangan pasukan kedua). Mereka balas menyerang. Akibatnya pasukan 1 dan pasukan 2 bertempur satu sama lain. Karena keadaan gelap mereka tidak bisa mengenali rekannya.
Sun Woo dan Seung Nyang melihat peristiwa itu. Rencana Seung Nyang berhasil. Seung Nyang pamit pergi. Sun Woo menahannya. Ia meminta tolong satu hal lagi, dan itu adalah hal berbahaya.
Adegan berikutnya, Seung Nyang berkuda kembali ke kediaman Wang Go. Ia melaporkan semua anak buah Wang Go mati. Dan pengkhianatnya adalah si mata-mata. Ia melaporkan tentara pengawas sedang menuju ke kediaman Wang Go.
Wang Go segera pergi ke ruangannya, mengambil semua bukti transaksi penyelundupannya. Tapi sebuah pikiran terlintas di benaknya. Ia bertanya mengapa Seung Nyang berhasil selamat.
Seung Nyang langsung berlutut dan berkata hidupnya milik Wang Go. Wang Go memberikan seluruh bukti itu pada Seung Nyang dan menyuruhnya membakarnya. Seung Nyang pun pergi membawa bukti-bukti itu.
Wang Go menolak meninggalkan istananya untuk menyelamatkan diri. Ia memerintahkan para pejabat berkumpul dan memerintahkan agar Wang Yoo dihalangi masuk istana untuk memberinya waktu.
Seung Nyang memberikan bukti itu pada Sun Woo. Sun Woo memujinya dan berkata ia akan memberikan hadiah apapun. Seung Nyang bertanya apakah pengawas bisa mencari seseorang. Tapi ia lalu membatalkan niatnya untuk meminta bantuan. Ia masih mencari ayahnya.
Wang Go pergi ke istana dan melaporkan pada Raja kalau Putera Mahkota sudah mati karena terlibat penggelapan garam. Raja shock dan hampir terkena serangan jantung. Wang Go berkata mereka harus segera memilih penerus Raja.
Selir turut membujuk Raja untuk menyerahkan tahta pada Wang Go. Ia juga sekutu Wang Go. Raja meratapi kematian puteranya.
Anak buah Wang Go mati-matian menghalangi Wang Yoo masuk ibukota. Wang Yoo sadar Wang Go sedang membujuk ayahnya agar turun tahta. Wang Yoo dan Moo Song segera menerobos pasukan Wang Go dan berlari ke istana.
Raja yang berduka dan sedang sakit, dibujuk oleh para menterinya untuk menyerahkan tahta pada Wang Go. Raja masih bimbang. Ia lalu berkata mulai hari ini ia turun tahta. Dan penerusnya adalah….
Wang Go memasuki aula istana. Semua orang terkejut. Wang Yoo memberi salam pada ayahnya. Lalu ia berkata penyelundup garam yang sebenarnya bukanlah dirinya tapi Wang Go. Wang Go menantang meminta buktinya.
Sun Woo masuk membawakan bukti pembukuan transaksi garam. Wang Go baru sadar kalau pengkhianatnya adalah Seung Nyang. Ia membenarkan tuduhan Wang Yoo.
Wang Yoo sendiri kaget Wang Go begitu saja mengakuinya. Wang Go berkata ia melakukannya untuk melindungi negara dan keluarga kerajaan karena Wang Yoo sang Putera Mahkota tidak bisa melakukannya.
Ia mempersilakan Raja menghukumnya dan memenggal kepalanya. Tapi semua pejabat ikut berlutut dan meminta Raja memenggal kepalanya juga.
Raja bangkit berdiri. Ia mengumumkan penggantinya adalah Wang Yoo. Tapi perintah terakhirnya adalah mengampuni Wang Go. Ia menasihat Wang Yoo untuk menurut karena ia tidak ingin ada perang saudara.
Wang Go langsung memberi hormat pada Wang Yoo, diikuti para pejabat lainnya. Wang Yoo kesal, walau ia menjadi Raja tapi para menteri berada di bawah kekuasaan Wang Go.
Wang Yoo senang saat tahu dari Sun Woo bahwa Seung Nyang yang membawakan bukti itu. Ia ingin Seung Nyang bekerja padanya.
Seung Nyang menghadapi masalah. Ia ditangkap oleh tentara untuk diinterogasi karena dicurigai menjadi pedagang gelap. Ia sama sekali tidak tahu kalau komandan tentara adalah ayahnya sendiri. Ayah Seung Nyang sedih saat mengira istri dan puterinya mati saat akan dijual ke Yuan.
Komandan Ki yang tidak tahu Seung Nyang adalah puterinya, menghukum cambuk Seung Nyang dan para anak buahnya.
Setelah itu Komandan Ki bertanya apakah sekarang Seung Nyang tahu apa kesalahannya. Seung Nyang berkata kesalahannya adalah dilahirkan dari keluarga miskin, hingga harus mengandalkan orang lain untuk bertahan hidup. Mungkin melihat kebenaran di balik kata-kata Seung Nyang, Komandan Ki melepaskannya dan anak buahnya.
Saat dibawa keluar dari markas, Seung Nyang melihat tentara membawa beberapa orang pria dan wanita. Mereka ditangkap karena para pria itu menyembunyikan anggota keluarga wanita mereka agar tidak dijadikan upeti ke Yuan.
Park Bool Hwa, anak buah Komandan Ki yang membawa Seung Nyang, bertanya pada rekannya apakah Komandan Ki yang memerintahkan. Yeom Byung Soo, anak buah Komandan Ki yang lain (diperankan oleh Jung Woong In, si jahat Min Joon Guk di I Hear Your Voice), berkata mereka harus mematuhi perintah. Sepertinya dua orang ini satu baik dan satu jahat.
Saat percakapan itu, diam-diam Sung (anak buah Seung Nyang yang paling muda…aku panggil Sung untuk sementara karena belum tahu namanya) keluar dari barisan dan pergi.
Apa yang dilakukan Sung? Ia mencuri uang Komandan Ki. Seung Nyang memarahinya begitu ia tahu. Sung meminta maaf.
Tapi alangkah kagetnya saat Seung Nyang mengeluarkan isi kantung Komandan yang dicuri Sung. Ada sebuah cincin di dalamnya. Dan cincin itu sama dengan cincin pemberian ibunya. Selain itu ada papan nama Komandan Ki di dalam kantung itu. Ki Ja Ho.
Seung Nyang menyadari Komandan Ki adalah ayahnya. Ia telah menemukannya.
Seung Nyang lalu mengikuti rekrutmen prajurit yang diadakan ayahnya. Walau kaget, Komandan Ki membiarkan Seung Nyang ikut.
Tentu saja Seung Nyang yang paling ahli dari semua calon prajurit lain. Bahkan Bool Hwa terkesan dengan kemampuannya. Maka Seung Nyang pun dipanggil untuk menghadap Komandan Ki. Ia diterima menjadi prajurit. Oleh ayahnya sendiri. Byung Soo yang tidak suka pada Seung Nyang menganggap Seung Nyang diangkat terlalu cepat.
Wang Yoo langsung menerapkan peraturan anti korupsi, kolusi, dan nepotisme begitu ia diangkat menjadi raja. Wang Go dan para pejabat langsung protes.
Tapi Wang Go adalah Raja yang tegas dan tidak goyah dengan protes itu. Ia membacakan kejahatan masih-masing pejabat. Salah seorang pejabat berkata ia tidak bersalah dan meminta dihukum mati.
Berbeda dengan ayahnya, Wang Yoo langsung berkata itu hukuman yang adil. Moo Song dan anak buahnya langsung menghunus pedang mereka ke arah para pejabat. Para pejabat itu langsung gemetar. Wang Go berkata jika mereka berani mengancamnya lagi, ia akan membunuh mereka dengan tangannya sendiri. Ia akan menangani sendiri setiap kasus korupsi. Good job!! (Sigh…seandainya ada yang bisa memimpin negara kita seperti Wang Yoo *harapan*)
Komandan Ki dipanggil menghadap Wang Yoo. Ia ditemani oelh Byung Soo, Bool Hwa, dan Seung Nyang. Tapi yang menghadap Wang Yoo hanya Komandan Ki, jadi Seung Nyang belum bertemu lagi dengan Wang Yoo dan ia tidak tahu Wang Yoo adalah raja.
Wang Yoo memerintahkan Komandan Ki mengawal pangeran negara Yuan (adik kaisar Yuan) yang diasingkan ke Goryeo. Jika terjadi sesuatu pada pangeran Yuan maka akan menjadi masalah. Komandan Ki harus mengawal Pangeran Ta Hwan dengan selamat dari In Joo ke ibukota, Kaegyong.
Sementara itu Wang Go malah senang dengan berita ini.
Di pihak Yuan, El Temur berencana untuk menghabisi Pangeran Ta Hwan di tengah perjalanan. Ia juga berniat menyalahkan Goryeo jika Ta Hwan mati di Goryeo. Sekali tepuk dua lalat mati.
Pangeran Ta Hwan tiba di Goryeo dengan didampingi Jenderal Bayan. Komandan Ki menyambutnya dan memperkenalkan diri. Jenderal Bayan tersinggung kedatangan Ta Hwan hanya dijemput oleh seorang komandan.
Komandan Ki hanya bisa menyimpan kekesalannya dalam hati.
Tiba-tiba Ta Hwan mengeluarkan tangannya dari dalam tandu. Ia membisikkan sesuatu pada Bangsawan Zhang. Zhang mengumumkan agar mereka berkemah di tempat itu juga.
Jenderal Bayan kesal karena hari masih terang dan mereka masih bisa melanjutkan perjalanan. Tapi Tal Tal berkata sepertinya Pangeran menyadari sesuatu, karena sejak kemarin Pangeran terus menghambat perjalanan mereka. Bayan tidak sependapat, jika Pangeran Ta Hwan sepintar itu, untuk apa diasingkan? Pangeran Ta Hwan memang terkesan lemah dan polos.
Komandan Ki menyarankan agar mereka melanjutkan sampai ke markas. Ia mengingatkan ini adalah wilayah Goryeo, adalah tanggungjawabnya untuk melindungi Ta Hwan. Jenderal Bayan berkata ini memang wilayah Goryeo, tapi Yuan yang membuat keputusan.
Komandan Ki merasa aneh mereka harus berkemah di tempat itu. Seung Nyang melaporkan tidak ada satu prajuritpun yang melihat Ta Hwan. Komandan Ki memerintahkan anak buahnya untuk waspada. Nyawa mereka taruhannya.
Rupanya Jenderal Bayan dan Tal Tal juga mengikuti perintah El Temur. Hanya saja tampaknya mereka sebenarnya tidak menyukai El Temur.
Ta Hwan dilaporkan sakit dan tidak bisa melanjutkan perjalanan besok pagi. Jenderal Bayan kesal. Tal Tal memeriksa Ta Hwan dan mengkonfirmasi Ta Hwan tidak bisa melanjutkan perjalanan karena sakit.
Ta Hwan lalu berkata pada Jenderal Bayan bahwa ia bermimpi bertemu ayahnya. Dan ayahnya menyuruhnya mencari Bayan jika menemukan masalah. Ia bertanya bolehkah ia memohon sesuatu.
Ia sangat mengidam manisan kesemek. Jenderal Bayan kaget. Kesemek? Ta Hwan berkata ia tidak bisa melupakan rasanya dan meminta Bayan mencarikannya. Bayan berkata ini kan bukan lagi liburan. Hahaha^^
Akhirnya Bangsawan Zhang bersedia mencarikannya untuk Ta Hwan. Tal Tal berkata pada Bayan kalau Ta Hwan benar-benar lemah nadinya dan tidak sedang berpura-pura sakit. Sepertinya mereka akan tiba terlambat di tempat yang ditentukan El Temur.
Diam-diam Seung Nyang menguping.
Dan kenapa Ta Hwan sangat lemah? Karena selama berhari-hari ia tsengaja idak makan. Namun tidak ada yang mengetahuinya kecuali kasimnya.
Seung Nyang memergoki kasim itu keluar dari tenda Ta Hwan membawa sesuatu. Ia tahu kasim itu berasal dari Goryeo dan mengajaknya berkenalan. Nama kasim itu Kwe Bo. Seung Nyang bertanya apa Ta Hwan benar-benar sakit dan apakah terjadi sesuatu dalam perjalanan. Kwe Bo tidak mau mengatakan apapun.
Sementara itu Ta Hwan sebenarnya sangat ketakutan. Zhang sepertinya sudah merencanakan sesuatu untuk menyelamatkan Ta Hwan.
Wang Yoo marah saat mendengar para penjabat membujuknya untuk menemui Ta Hwan. Ta Hwan adalah orang yang diasingkan, dan ia adalah Raja Goryeo. Anehnya, Wang Go malah mendukung Wang Yoo. Wang Yoo memutuskan tidak pergi.
Diam-diam Wang Go merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan Wang Yoo.
Tapi Wang Yoo bukan orang bodoh. Ia tahu ada sesuatu di balik dukungan Wang Go. Ia berkata pada Sun Woo dan Moo Sung bahwa ia akan menemui Ta Hwan. Sepertinya Ta Hwan hendak dibunuh dan kematiannya akan ditimpakan pada Goryeo. Ia juga menerima surat mengenai hal itu (dari Seung Nyang lagi?).
Wang Go menerima kabar bahwa Wang Yoo membawa pasukan pergi untuk menemui Ta Hwan dan mengenakan pakaian perang Tapi ia tidak marah. Karena ia pikir sudah terlambat. Malam ini Ta Hwan akan mati sebelum Wang Yoo tiba di sana.
Jenderal Bayan memasuki tenda Ta Hwan dengan kesal. Sudah 2 hari mereka berkemah di sana. Ta Hwan berkata ia tidak akan pergi hingga Zhang datang membawakan manisan kesemeknya. Begitu Jenderal Bayan pergi, Ta Hwan menyuruh Kwe Bo membawakan pakaiannya.
Jenderal Bayan tidak sabar lagi. Ia berkata malam ini semuanya akan berakhir.
Jadi malam ini ada dua pihak yang akan berusaha membunuh Ta Hwan. Pihak Wang Go dan Jenderal Bayan.
Ta Hwan menyamar menajdi prajurit sementara Kwe Bo disuruhnya menyamar menjadi dirinya dan berbaring di tempat tidur hingga esok pagi.
Ta Hwan hendak keluar perkemahan tapi ia kabur begitu melihat Tal Tal dan Jenderal Bayan. Ia masuk ke dalam sebuah tenda dan bersembunyi di sana. Tenda Seung Nyang.
Seung Nyang masuk dan mulai membasuh dirinya. Ta Hwan bersin. Seung Nyang mengenakan pakaiannya. Ia memergoki Ta Hwan.
“Siapa kau?”
“A…aku….”
Komentar:
Wow….sejauh ini aku menyukai Empress Ki. Kisah masa kecilnya tidak berepisode-episode dan alurnya cepat. Tidak bertele-tele mengenai Seung Nyang mata-mata atau bukan, juga mengenai siapa ayah Seung Nyang sebenarnya.
Tentu saja masih ada beberapa hal yang tersembunyi, seperti identitas Seung Nyang sebagai wanita.
Dalam drama ini, terjadi adu kepintaran antara Wang Yoo dan Wang Go, jugua antara Ta Hwan dan para musuhnya. Hmmm…menarik karena Seung Nyang juga sepertinya ahli strategi yang pintar.
Satu-satunya yang cukup menyulitkan adalah menghafalkan nama hahaha…banyak banget tokohnya dan mereka sama-sama penting ;)
Drama ini komplit. Ada ketegangannya, misterinya, romantisnya, juga kelucuannya. Mengingatkan aku pada sebuah drama…..The King 2 Hearts. Mudah-mudahan semangatku untuk menontonnya tidak padam di tengah jalan hehe^^
Kyaaaaa akhirnya mbak fanny bikin semangat mbak.. :)
BalasHapusaktingnya ha ji.won daebak aku jg langsung suka.. Kalo aku susahnya ngapalin muka sama nebak2 ini pihak jahatnya mana aja hhee
thank you,kak tirza...aku nungguin siapa gerangan yang bersedia membuat sinopsis empress ki...coz ada ha ji won oenni....
BalasHapusnulisnya duet ato kak tirza sendiri?
semoga sehat selalu and semangat nulis sinopsis apapun...hwaiting!!
_ana_
aku bukan tirza ^^
HapusNih mba funny kan yang nulis?
BalasHapusSetuju ma komen'y, susah nyebutin nama2'y + masih belum ngerti alur cerita'y. (Maklum masih episode awal). Hehehee...
Fighting mba, ditunggu sinopsis2'y.
Apapun yang mba update selalu aku baca. "Reader setia" ^^
mba Fanny makasih sinopsisnya.
BalasHapusaq pun nonton episode1-2,alur ceritanya cepat,lucu bngt ngok ekspresi wang yo sm ta hwan..mkasih udh mau buat sinopsisnya. Smoga buat sinopsisnya smpe hbis ya mbak ^_2
BalasHapusMakasi kak. . .
BalasHapusDitunggu kelanjutannya
fighting...
@cayo_mumu
oooo..josoenghaeyo...maaf mbak fanny aku typo...baru nyadar setelah lihat reply mbak fanny...maaf,ya....bener2 minta maaf...
BalasHapus_ana_
Hehe ngga apa2 :)
BalasHapusSetelah nyari2 akhrny keluar jg sinop drama ini,mksh ya mba.moga sht sll and semangat ya.
BalasHapuswow... Mba Fanny mang daebak! Makasih mba sinopnya^^
BalasHapustetep semngat mba ampe akhir soalanya bgs bgt...ostnya jg bgs aku aja jatuh cinta sama pendengaran pertama...hehehehehehe...
BalasHapusSalah satu Kelemahan sy ; susah mengingat nama ... :(
BalasHapusGa cukup satu kali baca satu sinopsis smpe hapal namanya,
Jd sy g bgtu ngikutin klo drama yg jaman sejarah gni ...
Hee ... Maap mba fanny ...
Paling sy nyimak ulasan mba fanny/mba Dee dan komentar para reader ...
Satu2nya drama joseon yg berhasil sy ikuti sinopsisnya smpe selesei cm TMTETS :D
Faith cm awal2nya aj, gu family book Ga sm skali - - '
Semangaat mba fanny (ง'̀⌣'́)ง
Mba Dee jg brhasil nonton dan mnyelesaikn sinopsis Ojakyo brothers yg 56 eps
Hohooo
Sy baca artikel d internet katanya empress ki ini berhasil mngkudeta rating dua drama lainnya yg sm2 tayang d jam tayang empress ki
Brarti emg bgus y drama ini ..
Mang empres ki, Ãðª brpa episode fanny onnie???
BalasHapusQila
Mang empres ki, Ãðª brpa episode fanny onnie???
BalasHapusQila
50 eps
Hapussemangat ya eonni Fanny?! semoga nulis sinopsisnya mpe ending ^^
BalasHapusMbak fanny harap mlanjutkan empress ki smpai akhir ya... heheheh... coz ha ji won it keren bgt klo ad scene brtarungx... heheheh
BalasHapusFanny Eonniie, fighting~
BalasHapuswalaupun ep buanyaaaak, te2p lanjut terus ya eon.. Jebal~
fightingg~
Akhirnya...
BalasHapusSempat ragu ngikutin drama ini awalnya, tp sprtinya bagus kl liat episode awalnya.. Suka...
Mb Fanny fightingg...
S̤̥̈̊є̲̣̥є̲̣̣̣̥♍ªªªηGªª†̥†̥̥ Eonni,,ªa̲̅kц berjanji akan Ĵªϑɪ pengunjung setia blog ini..so jngan patah smngat Ўɑ̤̥̈̊ªª nulis sinop empress ki П̥γ̥å..walo pun episode П̥γ̥å ngalahin panjangny kereta...みϱ"̮みϱ"̮みϱ"̮みϱ (⌒˛⌒)
BalasHapusseneng bgt pas tau fanny eonni yg bikin sinopnya,
BalasHapusgomawo...^^
Mbk fanny dilanjutin yaa buat sinopnya soalny aq suka kalo drama diperanin oleh ha ji won pst keren dehh.. Smngat mbk wlwpun 50 episode aq akn setia menunggu.. Hhi.. Fighting eonni..
BalasHapuswah,..akhirnya ada yg buat sinop empress Ki nih ...udah deg2-an ...blog mana yg mau muat sinopnya ???/ ternyata blognya mb Fanny,,,,,,yeay,...sorak sorai untuk mbak Fanny....cemungud yah....
BalasHapustengkyu
san
semangattt ya mba fanny, ceritanya g bertele-tele... akitingnya juga ok... ditunggu y kelanjutnya..!!! :)
BalasHapusmba pleassseee dramanya di lanjutin yaaa..!!!!!! :(
BalasHapusHaaaaaaa... 50 eps... mudah-mudahan semangatku untuk membacanya tidak padam di tengah jalan... *ngopy.mb.fanny*..
BalasHapusBiasanya kl eps panjang dengernya aja aku udh nyerah duluan... tp demi HJW bole2 deh....
makasih sinopsisnya, lanjut terus yaa
BalasHapusKeep fighting ya oenni fanny... Aku fans ha ji won, pasti akan tetep nunggu sinopsis empress ki ampe episod 50 nya,, cemungudh!!
BalasHapusdaebakkk ha ji won ... gumawo sinop nya ....
BalasHapusWaa, aku suka drama sejarah. Semoga terus nulis sinopsis hingga akhir ya!!! Semangat
BalasHapusPs mNceritaKn tNtg ayah_y seung yang.. Bnr" cdih,
BalasHapusQ mpe Ngis trs nii.. Huhu
Pa Lg ps ayah_y dtNgkap & siKsa,
Ya Allah.. Pdhl mrka br brtMu tp ayah_y ninggal.
DtNggu Lnjtn_y ya.. MkCh..:-)
terima kasih, langsung jatuh cinta pada drama ini saat di youtube ada gil ra im dan baek dong so...
BalasHapusMbak ini pemeran utamanya Ha Ji Won-Jo Jin Moo atau Ha Ji Won-Ji Chang Wook ya? thankyou ^^
BalasHapusEhehe, pda nonton dmna? Saya bru tau skrng2 ini. Tpi komennya udb pda lama2 yaa.
BalasHapusEhehe, pda nonton dmna? Saya bru tau skrng2 ini. Tpi komennya udb pda lama2 yaa.
BalasHapusjalannya ceritanya sngt baguss.. tapi kenapa ta hwan ngak mau hilangin diri terus. kan mudah?
BalasHapusfilmny bnr2 bgus,,,
BalasHapussweat untk acting pra pemainnya
Drakornya keren ..Ha Ji Won actingnya selalu bagus jlnnya bs kayak cowok jd ingat wkt bersama Hjun bin tp lupa judulnya... Hyuang JiNi aq jg suka...
BalasHapusSecret garden yah 😁
HapusDrakorindo keren disini, kalau mau nonton film drama korea di nontonsbo.com
BalasHapus