Piku sudah ditambahkan^^
Ibu Suri dan Danashiri berdebat di hadapan Ta Hwan. Ibu Suri ingin mengangkat Nona Park menjadi selir ke-5. Tentu saja Danashiri menolak mentah-mentah. Bagaimana bisa selir berasal dari dayang istana? Ibu Suri mengingatkan gadis itu sedang mengandung pewaris tahta.
Sementara Ta Hwan? Melamun. Sibuk memikirkan Seung Nyang yang jatuh pingsan dan bertanya-tanya dalam hatinya apakah kondisi Seung Nyang baik-baik saja.
Danasahiri dan Ibu Suri mendesak Ta Hwan untuk membuat keputusan segera. Ta Hwan malah khawatir Seung Nyang sakit serius. Ibu Suri bertanya sebenarnya Ta Hwan mendengarkan atau tidak.
Dengan polos Ta Hwan bertanya apa saran mereka. Ibu Suri gemas, saran apanya? Mereka menunggu keputusan Ta Hwan. Ta Hwan dengan enteng berkata terserah mereka berdua saja. Haha….jelas ngga dengerin wong dua-duanya ngga akur >,<
Danashiri mengancam ia lebih baik buta daripada Park dijadikan selir. Sementara Ibu Suri mendesak Ta Hwan mengangkat Park jadi selir. Ta Hwan menghela nafas frustrasi.
Danashiri dan ibu Suri diam-diam mengibarkan bendera perang. Eh….bukannya sejak awal udah berkibar? Sementara Ta Hwan pusing tujuh keliling. Ia mengeluh pada kasimnya kalau kedua wanita itu akan menjadi penyebab kematiannya.
Ia meminta kasimnya mencari tahu mengenai wanita yang pingsan di arena panah (Seung Nyang). Kasim bertanya apa Ta Hwan menyukai gadis itu. Ta Hwan mengelak. Ia bercerita Seung Nyang sangat mirip dengan pemuda yang menyelamatkan hidupnya di Goryeo. Hanya dengan melihatnya saja sudah membuatnya merasa lebih baik.
Kasim mengusulkan untuk memindahtugaskan Seung Nyang untuk melayani Ta Hwan di dalam istana. Semua dayang yang mengidamkan untuk dipindahkan karena tugasnya jauh lebih ringan. Ta Hwan tesenyum, berpikir Seung Nyang akan senang jika dipindahkan. Kasim berkata Seung Nyang pasti akan sangat berterima kasih pada Ta Hwan. Ta Hwan langsung setuju.
Ia membayangkan Seung Nyang menghampirinya dengan cute dan berterima kasih padanya berkali-kali.
Membayangkannya saja sudah membuat Ta Hwan bergidik senang. Ia berkata seandainya saja gadis itu memang Seung Nyang.
Hong Dan merawat Seung Nyang yang masih terbaring sakit. Dok Man menjenguknya. Ia kelihatan kesal (atau khawatir?). Ia berkata tidak menjaga kesehatan sendiri juga termasuk ketidaksetiaan. Seung Nyang harus menghadapnya jika sudah sadarkan diri.
Dalam mimpinya, Seung Nyang terus memanggil Wang Yoo. Ia merindukannya.
Bagaimana dengan Wang Yoo? Rupanya ia melepaskan panah berapi bukan untuk membunuh Batolu, melainkan untuk memberi isyarat pada Moo Soong yang telah menanti di tebing bersama para budak lain.
Lalu Wang Yoo memberi perintah untuk menyerang bangsa Turk. Seperti yang sudah diperkirakan, bangsa Turk melarikan diri (seperti yang biasa mereka lakukan). Wang Yoo mengejar sampai batas tertentu.
Bangsa Turk yang terus melarikan diri, tiba-tiba jatuh ke dalam lubang perangkap yang telah dibuat Wang Yoo dan para budak. Akibatnya bangsa Turk kocar kacir. Bangsa Turk yang melarikan diri ke arah Moo Song, langsung di hadang oleh batu-batuan yang dijatuhkan dari atas tebing. Moo Song menyerang mereka.
Begitu juga bangsa Turk yang melarikan diri ke arah lain, telah dihadang oleh Boo Hwal. Para budak menggunakan balok kayu untuk menjatuhkan bangsa Turk dari kuda mereka.
Bayan dan yang lainnya mendengar suara perang dari markas. Mereka pikir Wang Yoo mengejar bangsa Turk tapi mendapat serangan mendadak.
Tap Ja Hae malah senang. Ia menganggap Wang Yoo bodoh. Terbunuh karena ambisinya untuk menang. Ia sudah mengirim Byung Soo untuk membuntuti Wang Yoo dan pasukannya. Jika Wang Yoo tidak mati, maka Byung Soo yang akan membunuh Wang Yoo.
Sayang Tap Ja Hae tidak sadar kalau ia sendiri yang bodoh, dan merekrut orang bodoh. Byung Soo sudah ketahuan oleh Wang Yoo sejak awal dan diikat di tenda markas.
Bangsa Turk melarikan diri ke tempat di mana Wang Yoo telah menanti. Ia memang sudah bisa memperkirakan bangsa Turk akan melewati daerah itu untuk melarikan diri. Begitu bangsa Turk terlihat, Wang Yoo menyerang mereka.
Wang Yoo berperang satu lawan satu dengan Batolu. Mereka seimbang dan akhirnya terluka. Lengan Wang Yoo terluka, sementara perut Batolu terluka.
Keesokan paginya Bayan dan yang lainnya pergi ke TKP. Byung Soo berteriak saat menemukan lengan buntung. Mayat bergelimpangan di mana-mana. Pembantaian bangsa Turk.
Wang Yoo dan para budak menghampiri mereka. Terluka namun tidak nampak letih. Ia berkata pada Bayan bahwa mereka sudah mengumpulkan senjata orang Turk. Bayan bertanya kuda siapa yang dibawa Wang Yoo. Kuda Batolu.
Bayan bertanya apakah Batolu sudah mati. Wang Yoo tidak menjawab.
Dan ternyata Batolu belum mati. Karena yang bertempur semalam dengan Wang Yoo memang bukan Batolu, melainkan Onbisu. Onbisu adalah Jenderal Turk yang selama ini memimpin serangan terhadap perbatasan Yuan. Ia mengenakan topeng, untuk menyembunyikan identitas sebenarnya, dan juga ia seorang wanita. Ia adalah puteri Batolu. Onbisu tidak mati dalam pertempuran semalam. Apakah Wang Yoo melepaskannya?
Eitss….tunggu dulu. Empat sekawan kenapa jadi tiga sekawan? Di mana Jeom Bak Yi? Moo Song berkata Jeom Bak Yi tewas dalam pertempuran semalam. Nooooo…. Eh, Sun Woo juga udah ngga ada pas bagian ini.
Ta Hwan memanggil Dang Ki Se untuk menghadap. Ia menanyakan kabar Seung Nyang di Goryeo. Ia sudah memerintahkan agar Seung Nyang dilepaskan sebelum ia kembali ke Yuan. Ia ingin tahu bagaimana Seung Nyang sekarang? Apakah sudah menikah dan semacamnya?
Dang Ki Se berbohong Seung Nyang hidup dengan baik bersama saudara-saudaranya di Goryeo. Dengan hati-hati ia bertanya mengapa Ta Hwan tiba-tiba menanyakan Seung Nyang. Ta Hwan berkata ia hanya merasa penasaran. Dang Ki Se menyarankan agar Ta Hwan melupakan Goryeo karena sekarang Ta Hwan sudah menjadi Kaisar di Yuan.
Dalam hatinya Dang Ki Se merencanakan untuk mengeluarkan Seung Nyang dari istana sebelum ketahuan oleh Ta Hwan. Too late…..
Ta Hwan melihat Seung Nyang sudah kembali bekerja, dan kali ini Seung Nyang sudah dipindahkan bekerja di istana. Ia bertanya apakah Seung Nyang menyimpan pemberiannya. Seung Nyang berkata ia menghilangkan barang itu (gantungan giok). Kasim Ta Hwan siap memarahi Seung Nyang. Tapi Ta Hwan menghentikannya dan memerintahkan Seung Nyang untuk membawakan teh untuknya.
Seung Nyang menghidangkan teh untuk Ta Hwan. Ta Hwan gelisah seperti pemuda yang gelisah di depan gadis yang disukainya. Kasim bertanya apakah Seung Nyang tahu Ta Hwan sudah memilihnya menjadi dayang istana. Seung Nyang menjawab ia sudah mendengarnya. Lalu ia menyodorkan teh tanpa berkata apa-apa lagi.
“Hanya itu?” tanya Ta Hwan.
Kasim menyuruh Seung Nyang untuk berterima kasih.
“Tidak usah. Apakah kehidupan di sini berat?” tanya Ta Hwan. Ia mempersilakan Seung Nyang mengungkapkan keinginannya.
Seung Nyang meminta maaf tapi ia lebih suka tinggal di wisma pelayan wanita.
“Apa kau tidak suka di sini?” tanya Ta Hwan.
“Hamba lebih suka melayani di sana.”
Ta Hwan jadi malu dan kesal. Ia mengomel tehnya sudah dingin. Seung Nyang berkata ia akan mengganti dengan yang baru. Tidak usah, ujar Ta Hwan. Ia menyuruh Seung Nyang pergi. Dan si kasim pemberi saran yang jadi sasaran kemarahannya.
Tapi Ta Hwan tidak mengembalikan Seung Nyang ke wisma pelayan wanita. Keesokan paginya ia memerintahkan Seung Nyang yang melayaninya membasuh wajah. Ta Hwan terus cengengesan karena kasmaran. Sementara Seung Nyang yang sebal melihat Ta Hwan, mulai mengelap wajah Ta Hwan dengan penuh tenaga. Ta Hwan berteriak kesakitan, tapi ia tidak marah.
Kemudian saat memakaikan losion wajah (pantes wajah Kaisar mulus gitu ;D), Seung Nyang dengan gemas meremas dan menyubit pipi Ta Hwan. LOL^^
Terakhir, Ta Hwan memerintahkan Seung Nyang memijat kakinya. Ia jadi teringat ketika Seung Nyang memijat kakinya di Goryeo.
“Kalian sangat mirip.”
Ia bertanya mengapa Seung Nyang tidak suka di sini. Kerjaan lebih sedikit, bayaran lebih banyak. Kesal karena Ta Hwan terus mengoceh, Seung Nyang menarik jempol kaki Ta Hwan.
“Aaah!! Sakit,” keluh Ta Hwan.
“Bunuh hamba sekarang, Yang Mulia,” kata Seung Nyang.
Ta Hwan mengomel gadis seperti apa yang begitu besar tenaganya. Kasim berkata Seung Nyang akan sadar jika dipukuli. Tentu saja Ta Hwan melarang. Ia menyuruh Seung Nyang pergi.
Kasim bertanya apakah Ta Hwan akan mengembalikan Seung Nyang ke wisma. Ta Hwan malah tersenyum. Karena Seung Nyang benar-benar mirip Seung Nyang, ia tahu cara untuk menangani tipe seperti ini. Tipe Seung Nyang.
Bagaimana caranya? Dengan membuatnya kesal setengah mati. Ta Hwan menyuruh Seung Nyang mengipasinya. Saat Seung Nyang mengipas pelan, Ta Hwan mengeluh ia kepanasan. Seung Nyang mengipas dengan kencang. Ta Hwan berseru ia kedinginan. Hingga Seung Nyang bolak balik mengubah tenaga kipasannya.
Akhirnya ia tak tahan lagi dan menaruh kipasnya di meja. Ta hwan menyuruhnya terus mengipas. Seung Nyang memelototi Ta Hwan.
“Tidak membunuhnya bagai sebuah siksaan,” batinnya.
Ta Hwan bertanya mengapa Seung Nyang memelototinya. Seung Nyang berkata memang matanya selalu seperti itu. Ta Hwan ingin mendengar Seung Nyang tertawa. Apa Seung Nyang tahu apa itu tertawa?
“Ha. Ha. Ha.” Seung Nyang membuka mulutnya.
Ta Hwan menahan tawanya. Ia berkata tertawa lebih dari itu, tersenyum dengan manis dan seterusnya.
Seung Nyang senyum terpaksa. Ta Hwan tak bisa menahan tawanya lagi. Ia menertawakan Seung Nyang hingga Seung Nyang bertambah kesal.
Tapi tawa Tak Hwan tak berlangsung lama karena El Temur ingin menghadap. Mau tak mau Seung Nyang merasa kasihan juga melihat Ta Hwan. Ia tahu Ta Hwan takut sekaligus benci pada El Temur.
El Temur menyuruh Ta Hwan mengecap beberapa dokumen negara. Ta Hwan bahkan tidak sempat membaca dokumen-dokumen itu, termasuk dokumen yang dibuang El Temur dan tidak dicap. Bila Ta Hwan bertanya apa isi dokumen yang dibuat tersebut, El Temur akan bertanya apakah Ta Hwan ingin menjadi penguasa sekarang. Psycho >,<
Ta Hwan hanya bisa menurut. Termasuk ketika El Temur menyuruhnya tidur dengan Permaisuri malam ini.
Ta Hwan pergi ke kamar Permaisuri dengan terpaksa. Dan itu terlihat pada wajahnya. Permaisuri berusaha bersabar. Mereka berbaring diam di tempat tidur. Danashiri hendak menyentuh Ta Hwan. Dengan dingin Ta Hwan menyuruh Danashiri mematikan lilin. Karena Danashiri hanya diam, Ta Hwan sendiri yang meniup lilin lalu berbaring memejamkan mata.
“Tubuh harus memiliki jiwa. Tapi yang memelukku semalam bukanlah seorang manusia. Itu hanyalah cangkang kosong.”
Danashiri sakit hati diperlakukan seperti itu.
Ibu Suri menemui Ta Hwan karena ia dengar Ta Hwan bermalam dengan Permaisuri. Ta Hwan hanya memejamkan mata. Ibu Suri berkata ia mengerti perasaan Ta Hwan, tapi Ta Hwan tidak perlu khawatir karena Danashiri tidak akan pernah memberinya anak.
“Aku ini apa?” tanya Ta Hwan. “Apa yang kulakukan di istana ini? Mengapa aku makan, tidur, dan bernafas? Mengapa aku hidup? Mengapa?!!”
“Yang Mulia hidup untuk menunggu. Menunggu kesempatan. Dan menunggu membutuhkan semangat,” ujar Ibu Suri prihatin.
Saat Seung Nyang membawakan teh untuk Ta Hwan, mood Ta Hwan masih jelek. Ia curhat ia mengenal seseorang yang sangat mirip dengan Seung Nyang.
“Kurasa ia membenciku. Tapi ia temanku satu-satunya. Sekali waktu ada orang-orang yang ingin membunuh kami. Mereka mendesak kami ke jurang. Saat itu ia mengatakan sesuatu padaku.”
“Apa yang sudah kaulakukan untuk bisa menjadi kaisar? Menunggu saudaramu mati? Jika kau ingin hidup, menjadi kaisar, melompatlah.” itulah kata-kata Seung Nyang waktu itu.
Ta Hwan bercerita mereka berdua melompat. Dan itu untuk pertama kalinya ia menyelamatkan hidupnya sendiri. Pertama kalinya melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri.
Seung Nyang tersentuh mendengar penuturan Ta Hwan.
“Jadilah seperti dia. Beri aku semangat. Jadilah Seung Nyang untukku. Tolong aku.”
Seung Nyang berkata itu bukanlah tempatnya. Meski kecewa, Ta Hwan membenarkan. Gadis yang di hadapannya bukanlah Seung Nyang yang dikenalnya. Ia hanya membohongi dirinya sendiri. Ia memerintahkan agar Seung Nyang dikembalikan ke wisma pelayan.
Seung Nyang pergi dengan patuh. Meski ia merasa kasihan pada Ta Hwan, namun ia tidak bisa melupakan Ta Hwan adalah penyebab kematian ayahnya.
Bayan menjamu Wang Yoo karena sudah memberi kemenangan pertama atas bangsa Turk. Wang Yoo berkata orang-orangnya juga berhak mendapat penghargaan yang sama. Bayan memberikan arak dan daging untuk pasukan Wang Yoo. Ia senang karena akhirnya bangsa Turk tidak akan mengganggu mereka lagi di malam hari.
Sementara itu Onbisu membicarakan kekalahannya. Ia tahu Bayan pemberani tapi bukan seorang pemikir. Tangan kanannya berkata Tal Tal (keponakan Bayan) adalah seorang yang berpengetahuan.
Tapi Onbisu teringat pada Wang Yoo yang mengalahkannya. Dan Wang Yoo seperti orang asing, bukan orang Yuan. Tapi siapapun Wang Yoo, ia tidak akan mungkin tahu rencana mereka.
Wang Yoo dengan mudah menaklukkan kuda Batolu…ehm Onbisu. Tap Ja Hae mengajaknya bertarung tapi Wang Yoo tidak meladeninya. Tap Ja Hae kesal mengira Wang Yoo meremehkannya. Ia mengeluarkan pedangnya. Tiba-tiba kuda yang ditunggangi Tap Ja Hae mengamuk hingga Tap Ja Hae jatuh dari kudanya.
Wang Yoo tidak melewatkan keanehan ini. Mata-mata yang dikirim Bayan untuk memata-matai bangsa Turk telah kembali. Ia memberitahu di mana lokasi perkemahan bangsa Turk, juga berapa banyak jumlah mereka. Bangsa Truk berjumlah 5000 orang. Jauh lebih banyak dari yang diperkirakan.
Bayan ingin menggunakan Wang Yoo sebagai umpan karena Wang Yoo sudah pernah berhadapan dengan Batolu. Batolu pasti akan langsung menyerang Wang Yoo. Dalam hati, Wang Yoo merasa kesal karena ia yang dijadikan umpan sementara Bayan tinggal memetik kemenangan.
Bangsa Turk kembali membuat kebisingan dan berteriak-teriak di luar perkemahan. Wang Yoo heran mengapa secepat ini mereka kembali dari kekalahan mereka. Sebenarnya apa rencana mereka? Wang Yoo teringat pada kuda-kuda yang mendadak liar.
Ia mengerti sekarang rencana Batolu. Batolu membuat keributan siang malam bukan hanya untuk membuat lemah prajurit Yuan, tapi juga membuat gila para kuda. Begitu para kuda menjadi liar dan tidak bisa ditunggangi lagi, Batolu akan menyerang dengan pasukan berkuda. Mengapa ia mengincar kuda? Karena bangsa Mongol (Yuan) terkenal dengan keahlian berkuda mereka.
El Temur marah saat tahu Nona Park mengandung. Dang Ki Se berkata ia memiliki ide. Dayang yang melayani Park pastilah dayang yang berasal dari Goryeo. Mereka harus mencari salah satu dari dayang tersebut untuk dijadikan mata-mata. Melalui mata-mata itu, mereka bisa menjatuhkan Park dan Ibu Suri sekaligus. El Temur berkata hal itu adalah kejahatan serius. Dang Ki Se berkata karena itu mereka harus berhati-hati. Ia menyarankan agar adiknya mencari dayang yang tepat untuk tugas ini.
Dan siapa lagi yang cocok jadi mata-mata kalau bukan Yeon Hwa. Danashiri memberinya sebuah amplop. Amplop itu berisi nama gadis istana yang harus dibunuh secara diam-diam. Tugas Yeon Hwa adalah mengantar amplop itu pada kepala pengawal. Syaratnya, Yeon Hwa tidak boleh melihat isi amplop itu dan tidak bolh ada yang tahu Permaisuri terlibat dalam hal ini.
Yeon Hwa bertanya pada dayang Danashiri (lah ibu Hyo Shin kok muncul di sini >,< tadinya bukan ahjumma ini lho yang jadi dayang Danashiri), apakah artinya akan ada tempat kosong di istana jika gadis itu mati. Dayang Danashiri tersenyum licik. Ia berkata Yeon Hwa cukup pintar. Ia berkata mungkin saja tempat itu bisa diisi Yeon Hwa. Yeon Hwa gembira bukan kepalang.
Tapi itu adalah tes dari Danashiri. Manusia cenderung ingin tahu segalanya. Apakah Yeon Hwa akan melihat isi amplop itu?
Yeon Hwa membuka amplop itu. Ia sangat terkejut lalu nekad menceburkan diri ke kolam. Ia kembali pada Danashiri dan berkata ia jatuh ke kolam hingga amplopnya basah. Danashiri bertanya apakah Yeon Hwa melihat isi amplop itu. Yeon Hwa menyangkal. Dengan tenang Danashiri menyuruh dayang memberikan amplop lagi.
Yeon Hwa langsung berlutut memohon ampun. Hmmm…apakah amplop itu berisi nama Yeon Hwa? Danashiri menyuruh Yeon Hwa kembali ke wisma, tapi tidak boleh memberitahukan hal ini pada siapapun.
Danashiri kesal karena Yeon Hwa tidak lulus bahkan dalan tes pertama. Ia memerintahkan untuk mencari gadis lain.
Wang Yoo menyusun rencana. Rupanya ia sengaja memalsukan kematian Jeom Bak Yi dan Sun Woo agar bisa mengirimkan mereka sebagai mata-mata. Mereka harus mengikuti kuda Batolu kembali ke perkemahan bangsa Turk lalu bergabung dengan mereka. Wang Yoo berkata perangnya bukanlah melawan Turk. Ia justru harus mencegah Bayan memenangkan Jalan Sutera.
Sun Woo dan Jeom Bak Yi tiba di perkemahan bangsa Turk. Walau menyamar sebagai orang Turk, mereka tetap ditangkap. Onbisu menginterogasi mereka. Jeom Bak Yi berkata tuannya hanya akan bicara pada Batolu. Ia sedang berpura-pura menjadi asisten Sun Woo. Mereka mengaku ahli strategi Yuan dan menyerahkan diri pada bangsa Turk.
Onbisu berkata ia bawahan Batolu jadi mereka bisa bicara padanya. Sun Woo tiba-tiba menangis sambil memukuli kepalanya. Ia berkeluh kesah ia hanya ingin melayani Raja, ia belajar segala hal bahkan dikebiri saat masih muda.
Onbius bertanya bagaimana ia bisa mempercayai mereka. Sun Woo terus menangis, berkata ia sudah dibuang bagai kuda tua yang hanya bisa mengomel. Untuk sementara Onbisu tidak membunuh mereka sebelum menyelidiki kebenarannya. Sun Woo dan Jeom Bak Yi heran melihat jenderal Turk ternyata seorang wanita.
Dang Ki Se menggoda Seung Nyang seperti biasanya, tapi Seung Nyang mengacuhkannya. Ta Hwan melihat mereka dari jauh. Ia pikir Dang Ki Se juga terkejut melihat kemiripan Seung Nyang dengan Seung Nyang. Tapi Ta Hwan curiga juga.
Diam-diam ia mengikuti Seung Nyang lalu berteriak memanggil namanya. Seung Nyang menoleh, namun tidak ada siapa-siapa. Ia tidak mencari siapa yang memanggilnya, dan pergi begitu saja.
Ta Hwan berpikir jangan-jangan Seung Nyang memang Seung Nyang yang selama ini dipikirkannya. Ia memerintahkan kasimnya untuk mengirim orang ke Goryeo mencari Seung Nyang dan membawanya ke Yuan.
Seung Nyang dipanggil menghadap Danashiri sebagai dayang Goryeo terakhir yang bisa membaca. Jadi semua gagal tes?
Begitu melihat Seung Nyang, Danashiri langsung tidak suka karena teringat Seung Nyang bersama Ta Hwan. Tapi dayangnya berkata mungkin saja Seung Nyang bisa dipercaya.
Danashiri melemparkan amplop dan memberikan tugas yang sama. Dayang mengantar Seung Nyang pergi. Jika Seung Nyang berhasil, ia dijanjikan untuk dipindahkan ke istana Permaisuri. Tapi Seung Nyang berkata ia tidak menginginkan itu. Ia hanya ingi keluar dari istana. Saat dayang memberitahu Danashiri, Danashiri terkejut karena ia pikir Seung Nyang mengincar Ta Hwan. Ia yakin Seung Nyang akan gagal tes dengan melihat isi amplop.
Apakah Seung Nyang melihat isinya? Ya. Dan ia sangat terkejut. Surat dalam amplop itu berbunyi: ‘bunuh orang yang membawa surat ini.”
Seung Nyang berpikir tidak ada alasan bagi Danashiri untuk membunuhnya. Ia juga teringat pada perkataan dayang bahwa mungkin saja ia bisa dipercaya. Seung Nyang langsung sadar kalau ini adalah sebuah ujian.
Danashiri kaget saat tahu Seung Nyang menyerahkan amplop itu pada kepala pengawal. Artinya Seung Nyang tidak melihat isi amplop. Tapi ini baru ujian pertama, Seung Nyang tidak akan lolos ujian ke-2.
Seung Nyang diikat di hadapan kepala pengawal. Ia bertanya siapa yang memberikan surat itu pada Seung Nyang. Isi surat itu adalah konspirasi untuk membakar istana. Tentu saja Seung Nyang tahu isi suratnya bukan itu. Lagi-lagi ia menyadari kalau ia sedang diuji.
Karena itu ia berkeras tidak mengatakan siapa yang memberinya surat tersebut. Kepala pengawal mengancam akan membunuhnya. Danashiri dan dayangnya melihat dari jauh.
Seung Nyang tidak mau bicara. Kepala pengawal mengayunkan pedangnya. Rambut Seung Nyang berjatuhan ke lantai. Dayang Danashiri berbisik mereka telah menemukan orangnya. Danashiri tersenyum puas.
Ia menghentikan kepala pengawal yang hendak menebas Seung Nyang. Ia tersenyum pada Seung Nyang.
Seung Nyang dibawa ke kediamannya. Ia bertanya mengapa Seung Nyang tidak memberitahu kalau ia yang memberikan surat tersebut. Seung Nyang berkata ia hanya menjalankan tugas dari Permaisuri.
Danashiri menganggap aneh ada orang yang sepatuh itu. Seung Nyang berkata sejak kecil ia dididik untuk patuh. Baginya, ketidakpatuhan justru hal yang aneh.
Danashiri bertanya mengapa Seung Nyang ingin keluar dari istana. Seung Nyang berkata ada seseorang yang ingin ia temui. Danashiri tersenyum, takin bahwa Seung Nyang memiliki kekasih. Ia berkata Seung Nyang bisa keluar dari istana dan bertemu kembali dengan kekasihnya, jika melakukan perintahnya.
Seung Nyang bertanya tugas apa yang diberikan Permaisuri padanya. Dayang Danashiri mengeluarkan sebuah kotak perhiasan yang berisi suatu bubuk. Danashiri menyuruh Seung Nyang meracuni Park. Seung Nyang terkejut.
Komentar:
Semakin lama semakin suka dengan intrik-intrik yang terjadi dalam drama ini. Meski kadang simpang siur karena berpindah-pindah setting, namun diolah dengan cerdas dan tentu saja penulis sudah memikirkan plotnya sejak awal hingga membuat kita tetap penasaran.
Kita tentunya yakin Seung Nyang adalah orang yang benar. Ia tidak akan meracuni Park. Tapi jika ia menolak, maka ia pasti mati. Apa yang akan dilakukannya?
Entah kenapa walau Permaisuri jahat tapi suka liat mukanya yang imut. Dia sebenarnya produk salah asuhan. Apa lagi sekarang mendapatkan suami yang sama sekali tidak mencintainya.
Drama ini sudah ditayangkan sampai episode 12 di Korea, dan subnya baru keluar sampai episode 11. Sinopsisnya baru bisa kubuat minggu depan (kira-kira Senin-Selasa).
Bagi yang sudah menonton, mohon maaf harap tahan komentar yang mengandung spoiler episode seterusnya. Agar tidak mengganggu pembaca yang belum menonton. Thank you untuk pengertian dan kerjasamanya ^^
tggu dlu deh.. diawal perang katanya jeom bak yi tewas saat brtemput tp knpa dy bs dikirim wang yoo utk jd mata2? aku msh ga ngrti dan bingung. tolong pnjelasanya eonni, mklum.. otak ku msh lelet hehe :D
BalasHapusItu rencana wang yoo spy ngga ada yg curiga dgn hilangnya jeom bak yi, cm aku jg bingung knp ngga sama sun woo sekalian.
Hapusternyata waktu awal itu Sun Woo juga udah ngga ada. cuma karena di teksnya cuma Jeom Bak Yi yang desebut, aku ngga ngeh Sun Woo ngga ada^^
HapusKalau semua org mengira mereka udah mati, mrk bisa masuk ke bangsa Turk tanpa menimbulkan kecurigaan Bayan dll.
oia.. ttp smgat ya nulisnya! eonni daebak.. aku jg makin penasaran.. dan trima kasih sinopsisnya eonni ^^
BalasHapusHore akhirnya muncull ,,mkasih :)
BalasHapusgomawoo ..
BalasHapus^_^
lanjut terus ya mba, fighting !
makin keren bgt ne drama, suka bgt liat SY n TW..
BalasHapusbaik nonton maupun baca sinopsisny lebih tertarik cerita di istana (SY n TW) di banding medanperang (WY)... jadi suka di potong2 yg di istana doang yg ditonton... moga SY ntar suka sama TW aj...
Thanks mbak sinopsis ny... #semangat
yg jd kaisat ji chang wook ya psti lucuuu,,,sbnre kl dipsangkn dg ha ji woon kyane ji chang wook trlalu muda yaaah,,,,,tp aq sk drama ini,,,kr2 seungnyang bkal nuruti perintah danashiri ap gk ya,,,
BalasHapushoshhhh....setuju ama mba Fanny, kita pasti percaya Seung Nyang orang baik, dia orang yg menepati janjinya__apalagi tugasnya. hahh...susah juga ya hidup jaman itu, intriknya kejem beud. pengennya sih, Seung Nyang ngertiin posisi Ta Hwan, mungkin dgn gitu dia gak perlu ngikutin kata2 Danashiri...
BalasHapusAkhirnyya keluar juga.... Semangat mba buat sinopsinya..
BalasHapusMakasih mba fanny :), kan nona park bakal jadi selir, jadi ga bakal mati dulu donk dia ya ....
BalasHapusGomawo eonnyyy....
BalasHapusKmrn wkt mau jd raja ta hwan niat balas dendam ke el temur...
Kok msh takuttt.. apkah krn bayan lg di perbatasan? ?
Gomawo eonnyyy....
BalasHapusKmrn wkt mau jd raja ta hwan niat balas dendam ke el temur...
Kok msh takuttt.. apkah krn bayan lg di perbatasan? ?
Onbisu...... Dia..mirip Sungmin superjunior wkwkwkwkwkwkwkwkw
BalasHapus#hayoo yang ELF coba amatii dehhh......
*kan aayah nya Nyang mati sebelum mendapat hkuman mati yang dituduhkan,,, tp tetap salah ya Ta Hwan mengkhianati kpercayaan Nyang n Wong yo... Dia terhasut sama Bayan !! >_< aku juga benci kalo dikhianati gini, uda capek2 berusaha menyelamatkan hidupnya, tapi Nyang kaya'nya masih punya hati nurani.... Ahh gak sabar pengen liat dia jadi selirr..."
mba...jgn menyerah nulis sinop u drama ini ya...please...please...soale kn 50ep tu..semangat terus ya mba....hwaiting....
BalasHapuspenasaran sm emperess ki nya gak berhenti henti....
BalasHapusthanks mbak fanny udah ditulisin sinopsisnya :D
mbak fanny.... fighting!! kerennn... benerrrr....
BalasHapusmbak, sebenernya SY jadi permaisuri nnti untuk ttp balas dendam ato emang udah cinta sama kaisar TW??? jdi WY gimna??
#penasarantingkatdewa
hahahahahaha makasih ya mbak...
keseringan jdi silent reader.... heheheh
Woaah daebak! Makin seru nihh..! Emg yah mbak, aku juga agak pusing dgn setting yang berpindah2.. Tp emang rame dan bikin penasaran! Danashiri emang imut. Hihi.. Dan keknya dia gk jahat2 amat kok. :D Keep writing ya mbaa.. Di tunggu next eps! :)
BalasHapusStuju ma komennya Diaz.. Aku rasa Ji chang wook trlalu muda untuk di pasangin ama Ha ji won unni, hihi.. Mkanya aku lbih suka liat Seung Nyang sama Wang Yoo. :D tp JCW pas mranin Ta Hwan yg kekanakan, humm.. Nantinya SN sama TH atau WY ??
BalasHapusBrarti ntar malam dong mba fanny update sinop Eps 11 nya ... wahhh q tungguin deh ... semangat jangan nyerah :)
BalasHapusAku suka bngt jalan cerita empress ki. Setiap episode bikin makin penasaran:) dan aku baru pertama kali ini suka sm drama kaya gini👍like
BalasHapusAku suka bngt jalan cerita empress ki. Setiap episode bikin makin penasaran:) dan aku baru pertama kali ini suka sm drama kaya gini👍like
BalasHapus