Jadi apa yang membuat Dok Mi marah? Ternyata Enrique memberitahu Dok Mi kalau Do Hwi telah menceritakan semuanya. Ia tidak menjelaskan dengan detil apa saja yang diceritakan Do Hwi tapi ia berkesimpulan Dok Mi menderita aphasia.
Ia berkata ia tahu mengenai hal itu. Setelah orangtua Seo Young tiada, Seo Young menderita aphasia selama 3 tahun. Seo Young bahkan dirawat oleh psikiater. Tapi suatu hari Seo Young tiba-tiba memanggilnya “Kkae Geum-ah!” Sejak itu Seo Young terus mengeluarkan semua yang telah dipendamnya selama 3 tahun dan berceloteh tiada henti. Yang dibutuhkan Seo Young adalah waktu.
“Aku yakin kenangan menyakitkan seperti itu ingin disimpan sendiri oleh Seo Young. Apakah baik jika kau memberitahu orang lain dengan begitu mudahnya seperti ini?” sindir Dok Mi.
Enrique berkata ia tidak menganggap Dok Mi orang lain. Ia berani bertaruh ia lebih tahu mengenai aphasia daripada dokter karena Seo Young. Itu adalah keadaan di mana orang berhenti berbicara di luar kehendak mereka dan tiba-tiba tak bisa bicara karena ada sesuatu yang menghalangi mereka.
Mendengar “diagnosa” itu Dok Mi mengetatkan pegangannya pada pinsilnya kuat-kuat dan menahan perasaannya.
“Melihat kau hidup tersembunyi seperti ini, itu artinya kau belum sembuh. Go Dok Mi-sshi, seorang penjaga gawang legendaris pernah berkata: jangan menghentikan bola yang tidak bisa dihentikan. Demikian juga dengan perasaan yang terluka. Jika tidak bisa dihentikan maka jangan mencoba untuk menghentikannya. Kau tidak bisa bermain sepakbola sendirian sebagai penjaga gawang. Tidak apa-apa kau meminta bantuan pada pemain lain,” kata Enrique menasihati. Pada dasarnya ia ingin Dok Mi menghadapi luka hatinya dan tidak terus bersembunyi. Good advice, wrong timing >,<
“Temanmu bilang ia ingin berbaikan denganmu. Bagaimana?” tanyanya.
Dok Mi tak tahan lagi. Ia bangkit berdiri lalu memasukkan semua barang-barang Enrique ke dalam koper. Enrique shock melihat Dok Mi.
“Bisakah kau pergi?” tanyanya gusar. Ia akan membicarakan proyek ini dengan penerbit jadi ia ingin Enrique pergi sekarang juga.
Dan keadaan bertambah buruk karena Enrique membicarakan guru bahasa Dok Mi. Ia berkata akar permasalahannya bukan guru itu tapi Do Hwi. Semakin dekat sebuah hubungan, semakin dalam luka yang ditimbulkan. “Jadi daripada menghindarinya, hadapi dan berjuanglah!”
“Kau pikir karena kau mengingat beberapa kalimat dari buku kejiwaan maka kau tahu segalanya? Apa kau tahu kata kunci pencarian (search keyword yang biasa kita masukkan dalam mesin pencari internet seperti google) paling umum mengenai dirimu? Enrique si mulut besar, Enrique raja angkuh, Enrique plagiaris, Enrique dan kehidupan pribadinya. Semua itu kata-kata kosong tak bermakna. Kau menjalani hidupmu dengan bersikap seolah-olah kau lebih baik dari semua orang dan seakan-akan kau mengetahui segalanya. Tapi! Jangan libatkan aku. Jangan berbicara seolah kau mengenalku,” kata Dok Mi. Dan itu adalah perkataan terpanjang yang pernah diucapkan Dok Mi sepanjang drama ini.
Enrique memandang Dok Mi dengan perasaan terluka. Sejenak ia tak mampu berkata-kata.
“Menurutmu apa kata kunci pencarianmu, ahjumma? Aaah..kau benci hal seperti itu bukan? Kau bersembunyi karena takut orang lain menghakimimu, bukan? Tapi tetap saja ada orang yang mengawasimu selama bertahun-tahun ini dan membuat kata kunci pencarian terhormat untukmu. Wanita yang menerima surat dari kantor pos. Wanita yang pergi ke perpustakaan. Kurasa itu bukan kata-kata kosong. Tapi! Tidak ada kehangatan hidup di dalamnya.”
Ia bertanya untuk apa Dok Mi mengumpulkan foto-foto perjalanan. Bukankah seluruh hidup Dok Mi adalah apartemen ini?
“Aku tidak butuh kehangatan. Aku menyukai hidupku sekarang ini, jadi…aku mau kau pergi dari hidupku dan dari sini.”
Keduanya bertatapan dengan perasaan terluka dan marah. Enrique mengambil kopernya dan bersiap pergi.
“Aku tidak peduli dengan kata kunci pencarian yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenalku. Tapi, ahjumma mengenalku walau sedikit. Menyebutku cangkang kosong? Itu sedikit kejam. Aku akan menganggap kau mengatakan hal itu agar kau bisa mengeluarkan aku dari hidupmu. Jadi aku juga akan mengeluarkanmu dari hidupku.” Blam! Enrique keluar dari apartemen Dok Mi.
Perpisahan yang menyakitkan >,<
Enrique menekan bel apartemen Jin Rak. Dong Hoon membuka pintu dan terkejut melihat Enrique beserta kopernya. Enrique mencari Jae Won (Jin Rak). Dong Hoon berkata dulu ada orang dengan nama seperti itu tapi sekarang ada orang lain yang tinggal di sana dengan nama lain yang sah. Enrique tidak sedang ingin bercanda atau berbelit-belit. Ia yakin Dong Hoon tahu siapa yang ia maksud.
Dong Hoon heran melihat ekspresi Enrique yang tidak seperti biasanya. Ia menutup pintu lalu memberitahu Jin Rak kalau Enrique mencari Oh Jae Won. Ia mengancam akan memberitahu semua orang siapa Jin Rak kalau Jin Rak mengijinkan Enrique tinggal bersama mereka.
Jin Rak tersenyum karena berpikir Enrique akan mengundangnya ke apartemen Dok Mi. Tapi ia kaget saat melihat Enrique dengan wajah hampir menangis. Enrique ingin berbicara dengan Jin Rak di dalam tapi Jin Rak buru-buru menutup pintunya dan menganjurkan bicara di loong saja.
“Apa-apaan ini? Kenapa semua orang menghalangi jalan dan tidak mengijinkanku masuk?” keluh Enrique.
“Ada apa ini?” tanya Jin Rak.
“Kak, aku biasanya orang yang sangat kuat. Tapi aku menyerah.”
“Kenapa? Kenapa menyerah?”
Enrique berkata ia tidak mau tahu lagi soal Dok Mi jadi ia meninggalkan Dok Mi dalam penjagaan Jin Rak karena Jin Rak menggambarkan Dok Mi dengan kata kunci pencarian yang terhormat. Ia merasa sedikit lebih baik karena tahu Jin Rak akan ada di sini bersama Dok Mi.
Jin Rak bingung, kata kunci apanya? Enrique berkata ia lelah dan akan menelepon Jin Rak. Dengan kepala tertunduk Enrique berjalan menuju lift.
Dok Mi kembali termenung sendirian di apartemennya. Ia meneruskan mengedit buku Enrique dan menggarisbawahi beberapa kalimat.
“Ketika cintamu ditolak oleh orang yang paling kaucintai, ketika kau dikhianati orang terdekatmu, itulah saat di mana kau mulai merendahkan dirimu sendiri. Kau bersembunyi di tempatmu dan menutup hatimu. Aku tidak bisa membiarkan orang-orang seperti itu saat aku menemukan mereka.”
Enrique kembali ke apartemen Tae Joon sambil mencoba kata kunci pencarian mengenai dirinya di internet. Apa yang dikatakan Dok Mi benar, dan ini membuat Enrique tambah sedih.
Tae Joon sedang memasang TV baru saat melihat Enrique pulang. Keduanya masih tampak kikuk. Enrique bertanya apakah Tae Joon tidak pergi bekerja. Tae Joon menjawab ia sudah mengajukan pengunduran dirinya.
Seo Young muncul. “Lihat, bukankah sudah kubilang kalau ia hanya akan bertahan seminggu? (lho, bukannya dia yang ngusir?) Kkae Geum, apa kau sudah selesai merajuk?”
Enrique mengangguk. Tae Joon berkata ia sudah bersikap berlebihan karena masalah sepele dan juga sudah berbicara terlalu keras. Enrique cepat-cepat memotong sebelum Tae Joon meminta maaf. Ia berkata ia sudah mengintropeksi diri dan ia kembali untuk berdamai.
Enrique mengomentari TV baru yang lebih besar dan tipis. Tae Joon mengajak Enrique menonton pertandingan sepakbola bersama malam ini.
“Aku terlalu lelah, mengapa bukan kalian berdua saja yang menonton?” katanya sambil berbalik hendak ke kamar.
“Hei, ada apa? Pasti telah terjadi sesuatu,” ujar Seo Young, “Ini pertandingan Barca. Barca! Siapa lagi yang akan menonton Barca jika bukan kau?”
Tae Joon nampak kecewa dan kembali membereskan TV. Seo Young memberi isyarat agar Enrique meminta maaf pada Tae Joon. Heh? Kenapa harus minta maaf lagi sih? Cape juga ya kalau harus menjaga perasaan semua orang.
Enrique menghampiri keduanya.
“Kak, apa kau tahu kata kunci pencarianku? Katanya aku punya anak laki-laki. Aku manusia sampah. Seorang wanita berkata aku bukanlah apa-apa, hanya cangkang kosong dan aku si brengsek berisik yang bersikap seakan aku lebih baik dari orang lain. Karena itu moodku sedang tidak baik saat ini. Mohon pengertiannya.”
Tae Joon berkata biasanya Enrique tidak mempedulikan kata-kata orang lain mengenai dirinya. Seo Young juga berpikir begitu.
“Siapa wanita ini?” tanya Seo Young. Hal terpenting saat ini bukan kata kunci pencarianmu tapi wanita ini, bukan? Ketahuan sekarang. Ayo ceritakan.”
Enrique berkata ia lelah dan ingin beristirahat di kamarnya. Tanpa berbicara apa-apa lagi ia pergi meninggalkan mereka. Tae Joon dan Seo Young heran melihat Enrique seperti ini.
Pada akhirnya Enrique bergabung dengan mereka di ruang tengah. Tae Joon dan Seo Young sibuk memasang TV (3D oy^^) sedangkan Enrique terus menerus meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak lagi memikirkan kejadian tadi.
Tapi ia tak bisa tidak menoleh ke arah apartemen Dok Mi. Tirai apartemen Dok Mi tertutup rapat. Di dalam, Dok Mi kembali menulis jurnalnya.
“Bagi wanita itu, terluka adalah bagaikan terjatuh ke air yang dalam. Para pengamat yang tidak mengetahui kedalaman luka itu, terus bertanya padanya mengapa ia tidak bisa menarik dirinya sendiri keluar dari air (Dong Hoon diam-diam memeriksa isi laci Jin Rak untuk mencari tahu siapa Jin Rak sebenarnya, Do Hwi mencari sesuatu dari internet). Terlalu banyak orang yang terlupa dan mengecilkan luka orang lain. Wanita itu tidak ingin mendengar kata-kata kosong. Setidaknya dari satu orang….dari satu orang itu….”
Keesokan paginya Dok Mi mendapat telepon dari atasannya. Nama Dok Mi tercantum sebagai editor buku Enrique yang akan diterbitkan. Dok Mi akan menerima royalti sebanyak 2% dari penjualan. Atasannya meminta Dok Mi datang menemuinya untuk mengurus surat-surat.
Dok Mi termenung dan melihat topi panda Enrique yang tertinggal di apartemennya.
Enrique mengadakan acara jumpa fans. Saat sibuk menandatangani, ada yang bertanya apakah benar Enrique memiliki anak laki-laki. Tampaknya mood Enrique belum membaik. Sambil menghela nafas kesal ia berkata bukan hanya punya anak laki-laki, ia juga punya istri dan anak perempuan.
Koordinator acara terkejut dan buru-buru mengklarifikasi kalau itu tidak benar. Mereka berkata Enrique hanya bercanda. Enrique tersadar akan ucapannya dan tertawa keras.
“Jadi begini, kau tahu bagaimana aku kehilangan segalanya saat aku berusia 17 tahun, bukan? Jadi aku menganggap semua karakter dalam game-ku adalah anak-anakku. Mereka anggota keluargaku!” katanya menjelaskan. Hmmm….apa yang terjadi saat Enrique berusia 17 tahun? Misteri…misteri….
Misteri lain adalah seseorang yang nampaknya memperhatikan Enrique dari jauh. Seperti yang kukatakan dalam spoiler, aku jadi teringat pada seseorang yang merekam dan memotret Enrique saat Enrique memberikan ceramah. Tadinya aku pikir ia salah seorang wartawan, tapi sepertinya bukan. Dan ia seorang wanita.
Enrique berjalan pulang sambil menelepon. Tiba-tiba dari belakang ada orang berpenutup kepala menubruknya dan mengambil ponselnya yang terjatuh. Enrique berhasil menangkap dan memegangi kakinya tapi orang itu terus meronta dan berhasil melarikan diri.
“Kau memilih orang yang salah!” seru Enrique. Ia mengejar orang itu dan kembali berhasil menangkapnya. Orang itu mendorong Enrique lalu berlari menabrak seorang pengendara sepeda. Enrique kaget, tapi orang itu kembali berlari.
Dan tertabrak mobil. Enrique terkejut. Ia melihat orang itu memegangi kakinya, namun orang itu kembali berdiri dan melarikan diri. Saat ia berdiri, Enrique sempat melihat sebagian kecil wajah orang itu. Seorang wanita yang sudah berumur. Seorang ahjumma, ninja ahjumma. He….banyakan ahjumma daripada gadis di drama ini^^
Enrique membiarkan ahjumma itu pergi. Ia melihat tangannya lecet-lecet akibat terjatuh tadi.
Dok Mi pergi menemui atasannya. Atasannya senang karena bisa melihat Dok Mi. Ia menyarankan agar Dok Mi berbaikan dengan penulis, bukankah keduanya saling mengenal cukup dekat? Ia berkata Enrique juga akan datang dan seharusnya sudah sampai. Mendengar itu, Dok Mi buru-buru pamit.
Di luar, ia berpapasan dengan Enrique. Namun melihat Dok Mi memalingkan wajahnya, Enrique menunduk dan berjalan melewati Dok Mi. Ia sempat menoleh melihat Dok Mi berjalan menjauh. Sayangnya ia tidak melihat Dok Mi juga menoleh untuk melihatnya.
Dok Mi teringat pertanyaan Enrique saat mereka berada di apartemennya. Enrique baru tahu kalau cita-cita Dok Mi adalah membuat buku anak-anak. “Mengapa kau tidak menulisnya sekarang? Kurasa buku anak-anak tulisanmu akan mencetak sukses besar,” kata Enrique yakin. “Kau bisa mengalahkan Harry Potter!”
Sementara itu Enrique diberitahu atasan Dok Mi kalau Dok Mi pasti ingin namanya tercantum pertama kali dalam sebuah buku karangannya sendiri. Sebagai penulis, bukan sebagai editor. Enrique menghela nafas panjang, “Lagi-lagi aku membuat kesalahan.”
Dok Mi melewatkan bus yang akan dinaikinya and berjalan kaki pulang ke apartemennya. Sesekali ia menoleh seakan menanti seseorang.
Enrique membeli makanan di restoran tempat Ryu bekerja, untuk dibawa pulang ke apartemen Tae Joon. Ia menelepon Tae Joon dan memberitahu kalau ia akan membawakan makanan untuk mereka bertiga. Tae Joon mengiyakan. Enrique tidak tahu kalau saat itu Tae Joon dan Seo Young sedang bertengkar.
Seo Young merebut ponsel Tae Joon dan hendak berbicara dengan Enrique. Tae Joon menahannya. Ia berkata urusan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan Enrique. “Lepaskan! Lepaskan!!” teriak Seo Young sambil membanting ponsel Tae Joon.
Ryu bertanya apakah Enrique akan ikut kursus memasaknya minggu depan. Ia berbicara dalam bahasa Jepang. Enrique kebingungan karena sebenarnya ia tidak mengerti. “Eh…itu….deal!” ujarnya. Hehe…untung nyambung. Enrique menggerutu kenapa Ryu terus berbicara dalam bahasa Jepang dengannya. Hehe…ya salah sendiri ngaku-ngaku bisa bahasa Jepang ;p
Jin Rak berlari pulang setelah membeli sesuatu. Ia dicegat oleh dua pria yang kemarin mencarinya. Jin Rak tidak nampak takut. Ia berkata jika mereka tidak bisa sepakat maka ia akan kembali menjadi Oh Jae Won saja.
“Tapi…itu akan membuat kalian berdua mendapat sedikit masalah.”
Seorang dari mereka mengeluarkan amplop besar dan berkata semua yang diperlukan Jin Rak ada di dalam amplop itu. Jin Rak menerimanya sambil mengomel. Jika mereka memberi sesuatu maka ia juga harus memberi mereka.
Ia mengambil sebutir jeruk dari kantung plastik belanjaannya lalu mengantunginya. Sisanya ia serahkan pada pria tadi. Give and take.
Ia membukakan pintu mobil untuk pria tadi dan memintanya jangan menghubunginya duluan. Ia yang akan menghubungi mereka. Para pria itu pergi.
Jin Rak menoleh dan kaget saat melihat Dok Mi. Ia memasukkan amplop tadi ke balik jaketnya dan berusaha mnejelaskan. Tapi Dok Mi tidak tertarik dan terus berjalan.
“Do Do..Dok Mi-shi!” Jin Rak memegang tangan Dok Mi. Tepat saat itu Enrique tiba dan melihat mereka. Senyum di wajahnya langsung hilang.
Dok Mi melihat tangannya. Jin Rak buru-buru melepasnya. Ia bertanya apakah Dok Mi mau mendengar apa yang ingin ia katakan? Dok Mi tidak menjawab. Ia menoleh dan melihat Enrique. Jin Rak ikut menoleh. Awkward.
Enrique menunduk dan berjalan melewati mereka tanpa menyapa. Jin Rak heran melihat sikapnya. Dok Mi mengikuti Enrique dengan pandangan matanya. Ia berkata ia merasa lelah hari ini. Jin Rak mengerti, mereka bisa bicara lain kali karena mereka tetangga. Ia mempersilakan Dok Mi pulang.
Maka mereka berjalan beriringan. Enrique paling depan. Dok Mi agak jauh di belakang, diikuti Jin Rak.
Enrique kaget melihat Seo Young keluar ke jalan tanpa sepatu dan tidak mengenakan jaket luar. Ia bertanya ada apa.
“Kau sudah tahu, kan? Kau sudah tahu, kan?” tanyanya dengan nada menuduh.
“Ta-tahu apa?”
“Oppa akan pergi ke pulau, kau sudah tahu, kan?” serunya lebih keras.
Dok Mi berhenti berjalan saat mendengar suara Seo Young dan menoleh pada mereka. Jin Rak ikut menoleh dan melihat Enrique bersama seorang wanita.
“Ya, memangnya kenapa? Kau juga tahu impian kakak. Kau tahu impiannya.”
“Siapa peduli akan impiannya?! Apa pentingnya itu?! Lalu apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kulakukan?!” tanya Seo Young berulang-ulang sambil menangis memukuli Enrique.
Enrique memeluk Seo Young. Dok Mi tertegun. Enrique melihat Dok Mi dengan wajah tersiksa. Dok Mi nampak bimbang sesaat lalu berlari dan menarik Enrique dari Seo Young agar berhadapan dengannya. Jin Rak melihat semua itu.
Komentar:
Pertengkaran Dok Mi dan Enrique sarat emosi dan kebenaran. Tapi karena keduanya membangun tembok masing-masing untuk menutupi luka hati mereka, mereka tidak mau mengakui kalau perkataan yang lain juga benar.
Dok Mi membangun tembok di sekelilingnya, baik secara fisik maupun perasaannya. Sedangkan Enrique menutupi luka hatinya dengan bersikap ceria dan berceloteh. Enrique tahu Dok Mi bersembunyi dan Dok Mi tahu Enrique melarikan diri di balik keceriaannya tapi masing-masing belum mau mengakui kalau bersembunyi dan melarikan diri tidak akan pernah membawa kebahagiaan yang sesungguhnya.
Contohnya Seo Young. Mungkin ia sekarang sudah sembuh dari aphasianya seperti yang Enrique katakan. Tapi apakah Seo Young benar-benar sembuh jiwanya? Ia selalu merasa tidak nyaman jika keadaan tidak berjalan seperti keinginannya. Buktinya ia beberapa kali berkeliaran di udara dingin tanpa mengenakan pakaian tebal dan membuat khawatir orang lain tanpa mempedulikan diirinya sendiri. Ia tak bisa mengerti mengapa Tae Joon memiliki impian dan ingin mengejar impian itu. Jika kita bertanya apa impian Seo Young, apakah semata-mata hanya Tae Joon? Impian seperti itu bukanlah impian yang sehat. Dan cinta seperti apa yang menghalangi orang yang kita cintai untuk mencapai impiannya?
Apa yang terjadi saat Enrique berusia 17 tahun? Apa yang dimaksud dengan kehilangan segalanya? Ia berseloroh karakter game-nya adalah keluarganya. Kalau begitu di mana keluarganya? Apa ia juga kehilangan keluarganya sama seperti Seo Young? Mungkinkah mereka kehilangan orangtua mereka di saat yang sama? Dan saat itu Seo Young mengalami aphasia, apakah Enrique terus berada di sisi Seo Young untuk membantunya sekaligus menutupi kesedihannya sendiri? Ini hanya perkiraanku saja ya ;)
Kemudian siapa ahjumma yang mengambil ponsel Enrique? Siapa dua orang yang mencari Jin Rak? Siapa yang menunggu sinopsis episode 8? Kalau itu sih ngga usah ditanya yaaaaaa hehehe ;D just kidding…..