[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Gong Shil kembali ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Ia merasa lega karena ia bisa sangat malu nantinya. Akan jadi bencana jika ia muncul berpakaian seperti tadi.
“Tapi, kenapa aku sangat sedih?” Ia menahan tangisnya saat melihat dirinya di cermin. Ia memukuli dadanya yang terasa sakit. Kata-kata Kang Woo terngiang di kepalanya. “Saat hatimu tidak bisa mengatakan yang sebenarnya. Rasa sakit akan memberimu jawaban.”
Joong Won termenung di tepi kolam. Ia berpikir mengapa Gong Shil berlari seperti tadi dengan pakaian seperti itu. Ketika ia masuk ia menemukan jawabannya.
Manager bertanya apakah Joong Won memerlukan hal lain, seperti champagne dan bunga. Ia akan mempersiapkan segalanya. Sadarlah Joong Won bahwa Gong Shil telah salah mengerti (sama seperti si manager).
Ketika Gong Shil berjalan menyusuri hotel, beberapa pegawai hotel wanita menertawakannya. Mengira Joong Won telah mengusir Gong Shil dan juga tidak ada acara apapun.
Karena sudah terbiasa ditertawakan orang, Gong Shil tidak mempedulikan mereka. Tiba-tiba Joong Won berdiri di hadapannya.
“Kau mengganti pakaianmu.”
“Ya, kurasa ini akan lebih nyaman,” kata Gong Shil pelan.
“Kurasa tadi kau lebih cantik. Ayo kita pergi,” Joong Won menarik tangan Gong Shil.
Gong Shil bengong. Joong Won malah mendekap tangan Gong Shil.
“Di sini tidak ada yang menakutkan,” kata Gong Shil. Jadi Joong Won tidak perlu memeganginya.
“Ada orang-orang yang lebih menakutkan dari hantu,” ujar Joong Won.
Gong Shil berusaha menarik tangannya karena saat ini orang-orang melihat mereka dan bertanya “apa yang sedang mereka lakukan?”.
“Aku tidak peduli apa yang mereka pikirkan. Aku melihatmu, yang merasa sedih karena apa yang mereka katakan. Tae Gong Shil, kau merasa sedih, bukan?”
“Iya.”
“Berlari dengan gaun seperti itu, kau terlihat seperti Candy.”
“Benar. Coba saja pikirkan. Kau mengundangku ke sini, mengajakku makan malam, mengirimiku gaun. Tentu saja aku menjadi Candy. Seharusnya kau suruh saja aku mneggunakan radarku. Mengapa kau melakukan semua itu?”
“Kau bilang kau takut. Aku masih tempat persembunyianmu. Memaksamu di saat kau bilang tidak mau, aku merasa bersalah,” aku Joong Won.
Gong Shil tersenyum. Sekarang ia merasa lebih baik.
“Mari kita tangkap hantu itu.”
“Ayo,”Joong Won kembali mendekap tangan Gong Shil.
“Presdir, sekarang sudah tidak apa-apa,” Gong Shil hendak menarik tangannya.
“Lepaskan tanganku jika kau bisa. Aku tidak peduli.”
Mereka melihat para pegawai hotel melihat mereka sambil berbisik-bisik.
“Sepertinya mereka mengharapkan seorang Candy yang telah dicampakkan oleh kekasihnya. Tapi aku tidak mau menjadi Candy seperti itu. Ayo kita pergi,” kata Gong Shil tersenyum.
Joong Won tersenyum. Sambil bergandengan, mereka berjalan menuju area kolam.
Yi Ryeong menemui Kang Woo dengan hasil penyelidikannya. Yi Ryeong berkata ia sudah menanyai teman terdekat Gong Shil, orang tua Gong Shil adalah orang tua asli dan keluarga mereka sangat dekat.
“Aku juga merekamnya. Apa kau mau dengar?”
“Kirim saja padaku, terima kasih,” Kang Woo langsung beranjak pergi.
YAAAA!!!! Yi Ryeong berteriak kesal. Ia menutupi kepalanya dengan tudung jaket lalu mengikuti Kang Woo. Ia merasa seperti mata-mata dan ia selalu ingin menjadi mata-mata.
“Bukannya kau penyanyi?”
“Aku juga main film. Apa kau sudah melakukan penyelidikan tentang aku? Kau bisa menemukannya di internet.”
Kang Woo bertanya berapa lama lagi Yi Ryeong akan mengikutinya. Yi Ryeong tahu Kang Woo tidak punya mobil, jadi ia mengajak Kang Woo ikut mobilnya.
“Aku naik subway. Subway mengangkut siapa saja. Jika kau bisa menaikinya, naik saja,” tantang Kang Woo.
Yi Ryeong mengikat tudung kepalanya.
Joong Won dan Gong Shil menunggu lama di tepi kolam tapi hantu air tidak juga menunjukkan diri. Gong Shil mengira hantu itu ada di dalam air. Ia akan masuk ke kolam dan melihatnya. Ia berdiri dan memasang kaki katak untuk penyelam.
Joong Won menyuruh Gong Shil menunggu sebentar lagi. Mungkin hantu itu muncul saat hari lebih gelap.
“Sama seperti takut sebelum tertusuk jarum, momen yang paling menakutkan saat bersama hantu adalah saat mereka hendak menampakkan diri,” kata Gong Shil. Ia juga ingin semuanya selesai sebelum pertunjukkan kembang api dimulai. Ia harus cepat melihatnya.
“Apa kau akan baik-baik saja?” tanya Joong Won.
“Hantu air sangat menakutkan. Jika kau tertangkap, mereka akan menyeretmu ke dalam dan tidak mau melepaskan. Kau akan menolongku jika aku tidak muncul, kan?” Gong Shil hendak memakai kacamata selamnya.
Joong Won malah merebut kacamata selam itu dan melarang Gong Shil terjun ke kolam.
“Beristirahatlah dan lihat kembang api.”
“Bagaimana dengan hantu airnya? Mari kita selesaikan saja di saat kolam kosong.”
Joong Won berkata ia akan mengeringkan air kolam selama beberapa hari lalu mengajak Gong Shil pergi.
Saat Gong Shil hendak menyusul Joong Won, tiba-tiba terdengar suara kecipak air dari dalam kolam. Gong Shil terkejut dan pelan-pelan mendekati kolam. Ketika ia berada di tepi kolam, hantu itu melompat muncul meraih Gong Shil. Untunglah Joong Won memegangi tangan Gong Shil hingga Gong Shil tidak terjatuh dan hantu itu lenyap.
“Kau hampir jatuh!” kata Joong Won khawatir.
“Ada ahjumma di sana!” Gong Shil menunjuk ke dalam kolam. “Ah, menakutkan!”
Gong Ri dan Han Joo membuntuti pria itu hingga ke rumahnya. Gong Ri hendak turun melabraknya. Ia akan meminta semua uangnya dikembalikan dan membunuhnya. Tapi ia berhenti saat melihat seorang wanita hamil keluar dari dalam rumah.
Rupanya pria itu sudah menikah. Gong Ri terpaku.
“Apa kau akan membu---?” tanya Han Joo.
Gong Ri menutup kembali pintu mobil dengan penuh kesedihan.
Yi Ryeong benar-benar ikut naik subway bersama Kang Woo. Ia menyamar dengan mengenakan kacamata hitam besar. Kang Woo speechless melihatnya.
Pasangan di depan mereka mulai membicarakan Yi Ryeong. Mereka berkata Yi Ryeong bukan penyanyi yang baik, juga mereka menuduh Yi Ryeong melakukan operasi plastik.
Yi Ryeong menunduk di sebelah Kang Woo. Kang Woo melihatnya dengan prihatin. Pasangan itu terus membicarakan Yi Ryeong yang popularitasnya kalah dari penyanyi berbakat IU.
Merasa kasihan, Kang Woo memegang tangan Yi Ryeong dan mengajaknya turun di perhentian berikut. Tapi Yi Ryeong menarik tangannya. Dan malah melepas semua penyamarannya.
“Halo semua, aku Tae Yi Ryeong,ia melambai sambil tersenyum pada semua penumpang. Pasangan tadi terbengong-bengong melihatnya. Yi Ryeong mendekatinya.
“Sekedar informasi saja, aku masih sangat populer. IU?” Yi Ryeong menyanyikan lagu IU dan bersikap aegyo (cute) pada Kang Woo.
Para penumpang berebut hendak mengambil fotonya. termasuk pasangan tadi. Kang Woo mengamankan Yi Ryeong dan menariknya turun dari kereta.
“Kenapa? Aku sedang bersenang-senang,” kata Yi Ryeong melepaskan diri dari Kang Woo.
“Kau ini benar-benar…..jelek dalam menyanyi.”
“Benarkah? Tapi aku masih cantik, kan?”
“Lagi-lagi kau bilang seperti itu?”
“Ya, aku sudah memutuskan. Mari kita berkencan.”
“Aku tidak mau,” kata Kang Woo sambil berjalan pergi.
Yi Ryeong berteriak kesal. Sebegitu cepatnya Kang Woo menolak? YAAAAA!!!!
Tapi teriakannya menarik perhatian orang hingga mereka mulai mengerubunginya. Kali ini Yi Ryeong takut karena ia sendirian.
Dan sang ksatria pun muncul. Kang Woo menerobos kerumunan itu dan menarik Yi Ryeong pergi. Yi Ryeong berlari sambil tersenyum.
Joong Won dan Gong Shil mengawasi hantu ahjumma. Gong Shil melihat hantu itu di tepi kolam.
“Sedang apa dia?” tanya Joong Won.
“Sedang memperbaiki dandanannya.”
“Berdandan? Kepada siapa hantu hendak memperlihatkan wajahnya setelah berdandan?” tanya Joong Won.
Gong Shil merasa ada yang aneh. Apalagi hantu itu beranjak pergi. Bukankah hantu air seharusnya tetap di dalam air? Gong Shil berkata sepertinya ahjumma ini bukan hantu air.
Gong Shil menghindar saat hantu itu melewati mereka. Kasian Joong Won cuma bisa celingak celinguk kebingungan.
Mereka terus mengikuti hantu itu. Joong Won mondar-mandir di depan kamar ganti wanita. Gong Shil keluar bersama hantu ahjumma yang telah berganti pakaian. Ia melapor pada Joong Won kalau ahjumma itu mandi, sauna, bahkan mengetuk pintu sebelum masuk toilet.
“Mungkinkah ada hantu sesopan itu?” ujar Joong Won.
“Kurasa ia tidak tahu kalau ia sudah mati.”
Mereka mengikuti hantu ahjumma ke restoran. Gong Shil melihat hantu itu makan makanan yang tak terlihat (padahal hantu itu menganggap ia sedang makan steak), bahkan mengelap mulut setelah makan.
Hantu itu kembali berpindah. Ia duduk di lobi hotel sambil membaca majalah lalu masuk ke dalam sebuah kamar.
“Kamar itu adalah kamar termahal di hotel ini,” kata Joong Won. Ia bertanya pada seorang pelayan apakah ada orang yang tinggal dalam kamar itu. Tidak ada, jawab si pelayan.
Gong Shil dan Joong Won masuk ke dalam kamar itu. Gong Shil melihat hantu ahjumma duduk bersantai minum wine sambil menikmati pemandangan malam di luar jendela.
“Ia bersikap seperti manusia,” kata Gong Shil.
“Jika ia tidak bersikap seperti hantu melainkan seperti manusia, kenapa ia melakukan hal itu di kolam?”
“Ia tidak merasa dirinya sudah mati. Jadi ia pergi berenang dan tangannya menghalau orang-orang yang menghalanginya.”
Joong Won menyuruh Gong Shil memberitahu ahjumma itu kalau ia sudah mati dan harus check-out dari hotel ini. Gong Shil mendekati hantu ahjumma itu dan memanggilnya dengan lembut. Ia sedikit negeri saat melihat hantu itu menatapnya.
“Aku minta maaf mengatakan ini, tapi kau tidak bisa tinggal di sini seperti ini,” kata Gong Shil.
Dengan tenang ahjumma mengeluarkan sehelai kertas dan menunjukkannya pada Gong Shil. Gong Shil mengangguk mengerti lalu berlari kembali pada Joong Won.
Rupanya kertas itu adalah voucher hotel, mirip seperti yang diberikan Joong Won padanya. Karena itu ahjumma itu merasa berhak tinggal di hotel.
Mereka pergi menemui manager hotel dan menanyakan data ahjumma itu. Ia dalah Nyonya Kang Gil Ja dan pernah menginap di hotel ini karena menerima hadiah menginap di kamar royal suite. Dan sang manager mengingatnya dibandingkan para pemenang lainnya karena nyonya Kang sangat senang bisa menginap di sini.
“Jadi ia sangat menyukai tempat ini, hingga ia tidak bisa melupakannya meski sudah mati,” kata Joong Won.
“Mati? Siapa yang mati?” tanya manager.
“Nyonya Kang Gil Ja. Ia sudah mati,” jawab Gong Shil.
Manager itu tersenyum dan berkata mereka sudah salah paham. Nyonya Kang masih hidup tapi dirawat di rumah sakit.
“Apakah itu mungkin?” bisik Joong Won pada Gong Shil.
“Aku juga tidak tahu, ini pertama kalinya.”
Nyonya Kang terbaring koma di rumah sakit meski ia baik-baik saja. Rupanya Nyonya Kang pingsan saat pesta ulang tahun ibunya. Dan sekarang ibunya bertengkar dengan suami nyonya Kang. Mereka saling menyalahkan.
Puteri Nyonya Kang memarahi ayahnya yang membuat keributan saat mabuk di pesta itu. Si ayah balik memarahi puterinya yang selalu melawan ibunya. Hmmm…sepertinya Nyonya Kang memang lelah dengan keluarganya hingga tidak bersedia bangun, dan memilih tinggal dalam hotel Kingdom.
Gong Shil dan Joong Won pergi ke kamar itu. Gong Shil berusaha membujuk Nyonya Kang. Jika nyonya Kang tidak segera kembali, ia bisa benar-benar mati. Tapi Nyonya Kang tidak mempedulikan perkataa Gong Shil.
“Sepertinya ia tidak mau pergi,” kata Gong Shil pada Joong Won.
“Siapa nama puterinya tadi?” tanya Joong Won.
“Joo Yeon.”
Menengar nama puterinya, Nyonya Kang terdiam. Gong Shil melihatnya dan menggunakan kesempatan itu untuk membujuk Nyonya Kang kembali ke tubuhnya.
“Keluargamu menunggu. Kau harus tetap hidup.”
Nyonya Kang menoleh pada Gong Shil.
Melihat Gong Shil bercakap-cakap dengan hantu tak terlihat membuat Joong Won menyadari ia sudah terbiasa dan tidak lagi menganggapnya aneh. Gong Shil memberi tanda Oke pada Joong Won. Nyonya Kang akan pergi setelah pertunjukkan kembang api malam ini. Gong Shil akan menemaninya.
“Ia bahkan sudah mengganti pakaiannya. Kami pergi dulu,” kata Gong Shil. Ia berdiri bersama Nyonya Kang.
“Tae Gong Shil, bahkan hantu berdandan dan menikmatinya. Kau…jangan kalah,” kata Joong Won.
“Apakah sebaiknya aku menikmatinya karena ini terakhir kali?” kata Gong Shil. Joong Won tersenyum dan memberinya isyarat untuk pergi.
Mereka berjalan cepat mengikuti Nyonya Kang. Gong Shil berkata Nyonya Kang sangat bersemangat, ia sendiri sudah lama tidak melihat kembang api.
“Ahjumma! Ahjumma ! Kita pergi bersama,” Gong Shil berusaha mengejar Nyonya Kang.
Joong Won cepat-cepat menghentikannya. Gong Shil baru menyadari ada orang-orang yang memperhatikan mereka dan menganggapnya aneh.
“Berpura-puralah kau sedang berbicara denganku, bukan dengan Ahjumma,” kata Joong Won.
Ia menggandeng tangan Gong Shil. Dan mereka berjalan bersama sambil tersenyum.
Ketiganya menikmati pertunjukkan kembang api di tepi kolam. Lengkap dengan wine dan lilin. Joong Won tersenyum melihat Gong Shil menikmati pertunjukkan itu.
Gong Shil menoleh, melihat ke arah Ahjumma yang terpukau.
“Ini adalah mimpi yang sangat indah. Kurasa…aku harus bangun sekarang.” Dan Nyonya Kang pun menghilang disaksikan oleh Gong Shil.
Gong Shil kembali melihat ke langit dan tersenyum.
Nyonya Kang membuka matanya di rumah sakit. Keluarganya sangat lega. Puterinya berjanji untuk mendengarkan ibunya mulai sekarang. Nyonya Kang menangis melihat puterinya.
Joong Won dan Gong Shil masih duduk di tepi kolam. Joong Won tidak tahu kalau Nyonya Kang sudah pergi. Ia bertanya apa Nyonya Kang menyukai pertunjukkannya.
“Ya, iya bilang ia menyukainya.”
Joong Won tersenyum puas. Hehe….akhir-akhir ini bos kita ini sering tersenyum ya^^
“Ia bilang ini seperti mimpi di malam musim panas. Ia pikir ia bermimpi yang membuatnya terpesona dan membuatnya pusing. Mimpi itu membuat jantungnya berdebar, merasa bahagia, tapi juga membuatnya terluka. Karena ia sangat suka melihatnya dari sini.”
Gong Shil menoleh menatap Joong Won. Joong Won terpaku. Apakah ia menyadari kalau kata-kata tadi adalah isi hati Gong Shil dan bukannya perkataan Nyonya Kang?
“Ia pergi,” kata Gong Shil.
“Sejak kapan?”
“Baru saja,” Gong Shil berbohong.
“Aku harus percaya padamu karena aku tidak bisa melihatnya, kan?”
“Iya.”
Pertunjukkan kembang api berakhir. Gong Shil berkata ia sudah membangunkan seseorang dari mimpi indahnya (mimpi siapa? Mimpi Nyonya Kang atau mimpinya? Sepertinya keduanya). Tanpa berkata apa-apa lagi, Gong Shil berjalan pergi.
Yi Ryeong melihat berita mengenai dirinya dan Kang Woo di subway. Ia tersenyum senang.
Gong Ri memarkir mobil di tepi jalan lalu menangis. Ia tidak tahu pria itu sudah menikah. Han Joo mencabut gantungan mobil Gong Ri (yang sama dengan gantungan mobil pria itu). Tangis Gong Ri makin keras. Han Joo menepuk-nepuk punggung Gong Ri untuk menenangkannya.
Sementara itu Kang Woo pulang dan melihat kakak beradik Lee sedang bermain boneka Dooly dan Gong Shil. Bahkan membuat kedua boneka itu kiss. Hmmm…sepertinya tidak akan mudah bagi Kang Woo untuk melupakan Gong Shil.
Sekretaris Kim dan Joong Won melihat Gong Shil sedang bekerja. Sekretaris Kim berkata Joong Won dijadwalkan pergi ke Cina selama satu minggu.
“Seminggu waktu yang cukup lama. Apa aku harus memberitahunya?” tanya Joong Won.
“Tae-yang sudah tahu.”
“Ia terlihat baik-baik saja meski sudah tahu.”
Sekretaris Kim berkata Gong Shil mengatakan sesuatu saat ia memberitahunya.
“Bagiku Presdir seperti memenangkan voucher gratis hotel bintang lima. Itu keuntungan yang besar, tapi aku tidak bisa berada di sana untuk waktu lama. Aku harus terbiasa dengan ketidakberadaannya jika aku ingin menjalani hidup normal di kemudian hari.”
“Apa perasaan Tuan tidak baik?” tanya Sekretaris Kim.
“Aku baik-baik saja,” tegas Joong Won. “Aku senang dan lega ia tidak memerlukan aku.”
“Ketika hati tidak mengatakan yang sesungguhnya, rasa sakit memberi jawaban,” kata Sekretaris Kim. “Itulah yang dikatakan Tae-yang. Jadi sepertinya ia telah menemukan jawaban.”
Joong Won berkata kata-kata itu sering ia dengar dari seseorang.
“Dari siapa?”
“Cha…Hee… Joo.”
Kilas balik:
Saat di perpustakaan, Hee Joo mengatakan hal yang sama pada Joong Won. Ketika itu Joong Won bertanya apakah kata-kata itu artinya seseorang harus dipukul dahulu baru mengerti.
“Benar. Karena kau lebih menyukaiku daripada aku menyukaimumu, wajar jika kau lebih terluka.”
“Jadi aku harus terluka jika ingin menyukaimu?” tanya Joong Won.
“Ya, aku ingin kau sangat terluka,” kata Hee Joo sambil tersenyum. Karena itu artinya, Joong Won sangat menyukainya.
Joong Won bertanya pada Gong Shil darimana Gong Shil mendengar kata-kata itu. Apakah dari Hee Joo? Gong Shil menggeleng. Ia tidak pernah melihat Hee Joo lagi. Kalau begitu darimana Gong Shil tahu kata-kata yang sering diucapkan Hee Joo. Gong Shil mengaku ia mendengarnya dari Kang Woo.
Maka Joong Won mulai menyelidiki siapa Kang Woo. Sekretaris Kim memberitahunya ia melihat Kang Woo di panti asuhan tempat dulu Hee Joo tinggal.
Joong Won menemui Direktur Do. Direktur Do berkata ia menerima Kang Woo karena resumenya yang bagus. Joong Won bertanya siapa yang merekomendasikan Kang Woo.
“Apa ayahku?”
“Kau sudah tahu?” tanya Direktur Do. Ia berkata ayah Joong Won memintanya tidak memberitahu Jong Won dan ia pikir Joong Won tidak akan suka ayah Joong Won mencampurin urusan pekerjaan, jadi ia tidak mengatakan apapun. Ia mempertimbangkan kedua belah pihak.
“Lain kali saat kau mempertimbangkan, jangan membaginya menjadi 2 pihak. Pastikan kau pihakku, atau di pihak lain,” ujar Joong Won.
Joong Won menemui Kang Woo dan bertanya apa ia orang yang dikirim ayahnya. Kang Woo mengaku ia diutus untuk mewaspadai orang-orang di sekitar Joong Won.
“Kenapa?”
“Beliau bilang seseorang yang terkait dengan Cha Hee Joo mungkin menghubungi Presdir. Karena beliau pikir orang di sekitar Hee Joo adalah pelakunya. Dan beliau pikir Cha Hee Joo bukan korban, tapi kaki tangan. Apa pemikirannya benar?” tanya Kang Woo.
Joong Won teringat saat ia menghadap ayahnya 15 tahun lalu setelah kematian Hee Joo.
“Apa kau benar-benar tidak melihat pelakunya?” tanya ayah Joong Won.
Joong Won meminta ayahnya menjawab jujur terlebih dulu. Apakah ayahnya telah memberikan tebusan?
“Apa kau pikir Hee Joo mati karena aku tidak memberikan mereka uang?”
“Jika tidak, mengapa Ayah khawatir aku melihat atau tidak wajah penculiknya.”
“Percayalah apa yang kau mau.”
“Ayah juga, percayalah sesuka yang Ayah mau,” Joong Won mengepalkan tangannya.
“Suruh ia datang dan jelaskan padaku,” kata Joong Won. “Mengapa ia tiba-tiba khawatir setelah 15 tahun? Ah, dan juga katakan padanya, karena ia menyuruhku mempercayai apa yang ingin kupercayai, aku percaya kalung yang hilang tidak ada padanya. Aku sangat berharap ayahku tidak mencarinya karena aku sedang mencarinya saat ini. Katakan padanya.”
Joong Won pergi meninggalkan Kang Woo dengan perasaan terganggu.
Gogn Shil menaruh tumpukan file di meja Joong Won. Ia bertanya-tanya ada hubungan apa antara Kang Woo dan Hee Joo.
Tiba-tiba ia merasakan sesuatu. Hee Joo menampakkan diri pada Gong Shil.
Joong Won kembali ke kantornya dan menemukan Gong Shil terduduk lemas di dekat mejanya.
“Ada apa?” tanyanya khawatir.
“Cha Hee Joo tadi di sini. Ia mengatakan padaku mengapa ia disebut wanita jahat.”
“Sudah kuduga kau akan mengetahuinya pada suatu saat karena kau bisa melihat Hee Joo. Bahwa ia adalah salah satu pelakunya.”
Gong Shil mengangguk pelan.
“Ia bilang siapa orang yang merencanakan kejadian itu bersamanya?”
“Ia bilang ia tidak bisa memberitahuku. Ia bilang ia harus melindungi orang itu.”
Mendengar itu, Joong Won merasa terluka. Gong Shil melihatnya dengan sedih, tapi ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan berjalan pergi..
“Tae Gong Shil. Jangan pergi, tinggallah di sini. Aku tidak ingin ia melihatku seperti ini. Karena kau bisa melihatnya, tinggallah di sini. Dan lindungi aku.”
Gong Shil menoleh.
Note: Drama ini tayang setiap Rabu-Kamis di Korea sana. Semalam baru tayang episode 8. Jadi episode 9 akan ditayangkan Rabu depan. Kami baru bisa membuat sinopsisnya paling cepat keesokan harinya karena harus menunggu subtitle. Membuat sinopsis juga membutuhkan waktu. Jadi mohon menunggu dengan sabar ya dan tidak menanyakan kapan sinopsis episode selanjutnya keluar^^ Thank you ;)
Komentar:
Joong Won merasa terluka sepertinya karena Hee Joo masih saja melindungi pelaku walau Hee Joo sudah menjadi korban, ditinggalkan begitu saja saat kejadian itu hingga mati. Tapi siapa pelakunya? Mengapa Hee Joo melindungi orang itu?
Mudah-mudahan apa yang terjadi antara Joong Won dan ayahnya hanyalah kesalahpahaman.
Gong Shil mulai menjaga jarak dengan Joong Won karena ia menyadari ia tidak bisa terus menerus bergantung pada Joong Won. Terutama setelah Joong Won menegaskan hubungan mereka hanya sebatas pertemanan.
Tapi lucunya, Joong Won yang sekarang merasa terganggu karena Gong Shil tidak lagi menempelinya. Hmmm….kira-kira ia beneran jadi ke Cina ngga ya meninggalkan Gong Shil?^^