Episode 21
Wang Yoo bertanya-tanya dalam hatinya apakah El Temur masih hidup. Seakan membaca isi hati Wang Yoo, dalam hatinya Seung Nyang berkata Wang Yoo tidak boleh membunuh Dang Ki Se karena ini jebakan. Tal Tal dan Bayan pun menduga hal yang sama. Mereka terpaksa mengubah rencana. Bila sebelumnya mereka berniat mengkhianati Dang Ki Se dan berpihak pada Ibu Suri, sekarang mereka bertempur melawan Jenderal Bang Jin yang menerima tawaran Ibu Suri untuk menjadi pengganti El Temur.
Wang Yoo dan empat sekawan terpaksa membantu Bayan dan Tal Tal. Dang Ki Se bengong karena tadinya ia begitu yakin Wang Yoo tidak bisa dipercaya dan akan mengkhianati ayahnya. Seung Nyang melindungi teman-temannya dan Wang Yoo dengan memanah para prajurit Yuan yang mengancam hidup mereka.
Wang Yoo dan Bang Jin berhadapan. Bang Jin bertanya bukankah Wang Yoo hendak membunuh Dang Ki Se. Ia marah karena Wang Yoo mengkhianati mereka. Bayan langsung membunuhnya.
Ia berkata tidak boleh ada seorang pun yang tahu kalau mereka tadinya bersekongkol untuk mengkhianati El Temur. Wang Yoo mengerti.
Sementara itu Sun Woo diam-diam menyelinap ke dalam dan membuka peti mati yang seharusnya berisi mayat El Temur. Tentu saja peti itu kosong. Ia menyadari El Temur telah memperdayai mereka dengan pura-pura mati.
Dang Ki Se memiliki rencana lain. Ia tidak rela Wang Yoo lepas begitu saja. Keadaan El Temur juga tidak begitu baik. Ia masih memuntahkan darah walau masih hidup. Semangatnya bangkit ketika ia menerima laporan Byung Soo bahwa pasukan Bang Jin berhasil dikalahkan. Ia memerintahkan untuk mengumpulkan semuanya di aula.
Ta Hwan yang juga diberitahu Seung Nyang kalau El Temur sebenarnya masih hidup, diam-diam mengumpulkan pasukan kasim (yang seluruhnya berpakaian hitam seperti ninja) dan memerintahkan mereka membunuh El Temur. Mendengar El Temur sekarang menuju ke aula, Ta Hwan menganggap ini kesempatan bagus untuk menghabisinya karena El Temur sendirian.
El Temur memasuki aula yang kosong dipapah oleh Byung Soo dan diikuti Danashiri berserta dayang Soh. Meski dalam keadaan lemha, insting El Temur masih kuat. Ia dengan sigap mencabut pedangnya Sedetik kemudian, pasukan ninja kasim menyerbu mengepung mereka.
Bahkan dalam keadaan nyawa terancam, satu-satunya hal yang dipikirkan oleh El Temur adalah siapa yang telah mengkhianatinya. Ia bertanya siapa yang mengirim mereka untuk membunuhnya?
Pantas saja El Temur begitu ditakuti. Meski dalam keadaan lemah dan tua, ia masih sanggup melawan pasukan kasim.
Seung Nyang tiba di istana dan berpapasan dengan Ta Hwan. Ta Hwan berkata ia hendak melihat El Temur untuk yang terakhir kalinya, apa Seung Nyang mau ikut? Ia begitu yakin El Temur akan mati.
Seung Nyang memberitahu Ta Hwan kalau pasukan Bang Jin telah dikalahkan dan pasukan Dang Ki Se sedang menuju ke aula. Ta Hwan langsung takut. Golta berkata rencana membunuh El Temur harus dibatalkan. Jika El Temur tahu Ta Hwan yang mengirim mereka untuk membunuhnya, Ta Hwan tidak akan hidup.
Di aula, Byung Soo yang terluka berusaha keras untuk melindungi El Temur. El Temur akhirnya tidak kuat lagi dan jatuh . Lima pasukan kasim yang tersisa bersiap mengayunkan pedang mereka untuk menghabisi El Temur dan Byung Soo.
Tiba-tiba Ta Hwan masuk dan menghentikan mereka. Kelima orang itu terkejut. Ta Hwan memberi isyarat pada Golta. Golta dan pengawal Ta Hwan maju menghabisi kelima ninja kasim itu. Dengan begitu tidak ada lagi yang tahu kalau Ta Hwan yang sudah memerintahkan mereka membunuh El Temur.
Golta sempat meminta maaf pada rekan yang dibunuhnya. Ia berbisik ini demi melindungi Ta Hwan. Ta Hwan sendiri merasa bersalah karena sudah mengkhianati bawahannya sendiri.
Dang Ki Se masuk dan terkejut melihat situasi di dalam. Danashiri menjelaskan ada pembunuh yang hendak membunuh mereka namun Ta Hwan menyelamatkan mereka. Hmmm…apakah El Temur dan Dang Ki Se bisa percaya kalau Ta Hwan benar-benar membantu mereka?
Sisa para pemberontak disidang di hadapan Ta Hwan, El Temur dan ibu Suri. Keempat menteri itu dituduh membantu Jenderal Bang Jin dan Ju Guk Jeong. El Temur bertanya siapa yang menjadi dalang pemberontakan mereka. Karena mereka tidak mau menjawab, El Temur memerintahkan Ta Hwan untuk menjatuhi mereka hukuman mati di tempat.
Terdesak, Ta Hwan terpaksa menurut dan menghukum mereka meski hatinya menolak. Pertentangan batinnya membuatnya meneteskan air mata.
Tapi menteri terakhir rupanya sudah bersekongkol dengan Dang Ki Se. Ketika tiba gilirannya dihukum mati, ia buru-buru berdiri dan berteriak memberitahu siapa dalang semua pemberontakan ini.
Ibu Suri.
Ta Hwan tersentak. Ibu Suri juga. El Temur langsung memerintahkan agar Ibu Suri diseret ke hadapan sidang. Ibu Suri menyangkal tuduhan itu.
Namun, Ibu Suri sudah bisa memperkirakan dirinyalah yang akan dituduh. Karena itu sebelumnya ia menasihati agar Ta Hwan menuruti keinginan El Temur agar El Temur tidak curiga pada Ta Hwan. Pokoknya jangan sampai Ta Hwan turun dari tahta kerajaan.
Ta Hwan khawatir El Temur akan memerintahkannya untuk mengeksekusi Ibu Suri. Tapi Ibu Suri yakin El Temur tidak akan berani mengambil langkah itu. Paling ia akan diasingkan dari istana, namun ia akan kembali.
Benar saja, El Temur memerintahkan agar Ta Hwan menurunkan kedudukan Ibu Suri dan mengirimnya ke kuil untuk mengasingkan diri. Ta Hwan dengan berat hati menurut. Ia merasa bersalah karena peristiwa ini terjadi akibat ia terlalu terburu-buru.
Ibu Suri memandang Wang Yoo, Bayan, dan Tal Tal. Ketiganya nampak galau. Mungkin mereka takut karena Ibu Suri jelas tahu mereka bertiga mengkhianati El Temur? Tapi Ibu Suri tidak membuka mulutnya mengenai mereka. Ia dibawa pergi oleh para pengawal.
Mengapa Wang Yoo, Bayan, dan Tal Tal tidak disinggungnya? Rupanya ia telah berbicara dengan mereka bertiga sebelumnya. Ia memberitahu mereka kalau ia akan menanggung semua kesalahan, dengan begitu Wang Yoo, Bayan, dan Tal Tal terlepas dari kecurigaan El Temur. Namun satu hal ia minta, ia meminta mereka memperkuat pasukan dan kekuatan untuk melawan El Temur saat ia kembali kelak. Bayan dan Tal Tal menerima perintah itu.
Ibu Suri pergi menjalani pengasingannya di Kuil Ganye. Namun bukan berarti ia sudah menyerang. Dan yang paling senang melihat Ibu Suri keluar dari istana adalah Danashiri. Sekarang ia adalah penguasa tunggal urusan rumah tangga istana.
El Temur mengangkat Bayan menjadi Gubernur daerah Liuyang, propinsi terdekat dengan ibukota. Walau sebenarnya tidak puas, Bayan menerima posisi itu.
El Temur juga ingin memberi hadiah pada Wang Yoo. Wang Yoo ingin kembali menjadi Raja Goryeo, tapi El Temur tidak mengijinkannya. Ia berkata Goryeo selama ini menjadi duri dalam daging bagi Yuan. Jadi ia menyuruh Wang Yoo tetap tinggal di Yuan bersamanya, menikmati kekuasaan dan kekayaannya.
Wang Yoo tidak membantah tapi ia meminta ijin pulang ke Goryeo karena ia dengan ayahnya sakit dan dalam keadaan kritis. El Temur mengijinkan.
Bayan dan Wang Yoo membicarakan hadiah yang mereka dapat. Bayan bisa mengerti Wang Yoo kecewa karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan. Wang Yoo sendiri tahu Bayan sebenarnya tidak puas. Mereka sepakat menggunakan cara masing-masing untuk memperoleh kekuasaan yang mereka inginkan. Bayan ingin mendapatkan kekuasaan karena ingin menjadikan Yuan negara yang lebih baik. Begitu juga Wang Yoo, ia ingin Goryeo merdeka.
Tapi sebenarnya Bayan mengkhawatirkan Ta Hwan. Ibu Suri pergi dari istana, ia dan Tal Tal juga akan pergi ke Liuyang. Ta Hwan bagaikan kembali menjadi anak yatim piatu. Apalagi El Temur pasti akan lebih merajalela dengan tidak adanya Ibu Suri.
El Temur tidak bodoh. Ia tahu para pembunuh yang berpakaian ninja adalah para pengawal kasim, yang khusus bertugas melindungi Ta Hwan. Ta Hwan beralasan para pemberontak telah menyuap pasukannya. El Temur tidak percaya tapi ia tidak memiliki bukti. Jadi yang bisa ia lakukan adalah mengancam Ta Hwan.
Ia berkata mulai sekarang segala gerak-gerik Ta Hwan akan ia awasi. Ia juga memerintahkan agar Ta Hwan mengunjungi Danashiri setiap hari, tidak lagi hanya pada waktu-waktu tertentu seperti sebelumnya. Adalah kesalahan Ta Hwan jika Danashiri belum mengandung hingga sekarang.
Sepeninggal El Temur, Ta Hwan merasa dadanya sesak. Ia memerintahkan Golta untuk memanggil Seung Nyang. Tapi Ta Hwan kembali harus menerima berita buruk. Seung Nyang dalam perjalanan kembali ke Goryeo bersama Wang Yoo.
Hanya saja, Seung Nyang tidak benar- benar ikut. Mereka berpisah di tengan jalan dalam perpisahan yang mengharukan. Sebenarnya ayah Wang Yoo tidak sakit tapi ada masalah mendesak di Goryeo hingga Wang Yoo harus segera pulang. Sementara itu Seung Nyang bersedia tinggal untuk mencari surat berdarah Raja Minzhong. Hanya dengan surat itu El Temur bisa digulingkan dan Wang Yoo bisa kembali menjadi Raja Goryeo. Hanya dengan cara itu pula Seung Nyang bisa membalas dendam pada Dang Ki Se.
Maka Wang Yoo kembali ke Goryeo diantar Moo Song dan Jeom Bak, sementara Seung Nyang tinggal ditemani Sun Woo dan Boo Hwal.
Berkat jasa Byung Soo melindungi El Temur, El Temur mengangkatnya menjadi komandan pengawal kerajaan. Ia memerintahkan agar Byung Soo melipatgandakan jumlah pengawal kerajaan. Dang Ki Se dan Tap Ja Hae juga diperintahkan untuk memperketat pengawalan istana. El Temur tidak akan lengah lagi. Astaga….ngga rela Byung Soo dipanggil “daejang” >,<
Seung Nyang dan kedua temannya pergi ke Desa Goryeo. Sun Woo dan Boo Hwal menanyakan keberadaan Jokho pada Mak Saeng. Mereka bertanya apakah Jokho pernah melihat seorang kasim botak yang ahli bela diri menggunakan tongkat. Jokho berkata di dekat desa ini ada kuil Shaolin. Di sana banyak orang botak dan ahli bela diri dengan tongkat. Pfft….
Seung Nyang diam-diam memeriksa kamar Maksaeng. Ia menemukan sebuah tongkat tersembunyi yang ujungnya ditutupi kain putih. Seung Nyang membuka kain itu. Ternyata tongkat itu sebuah tombak panjang. dan ada sebuah gambar kepala harimau merah (harimau merah = jo-kho). Seung Nyang berniat kembali ke desa itu lagi malam nanti.
Byung Soo juga melaporkan pada Dang Ki Se dan Tap Jae Hae mengenai hasil penyelidikannya di desa Goryeo. Ia melapor tidak ada orang yang botak di sana, tapi ada seorang kepala desa yang nampaknya jago bela diri. Hanya saja orang itu berambut banyak dan berkumis.
Tap Ja Hae mengeluarkan gambar wajah Jokho yang pernah dibuat ayahnya. Merasa familiar dengan wajah itu, Byung Soo menggambar rambut dan kumis pada gambar tersebut. Ia langsung mengenali kalau Jokho adalah Maksaeng.
Malam harinya, Seung Nyang dan kedua rekannya kembali ke desa Goryeo. Dengan menutupi wajah mereka, mereka menyerang Maksaeng untuk menguji kemampuan bela dirinya. Mereka berhasil mengalahkan Maksaeng. Seung Nyang meminta Maksaeng menyerahkan surat berdarah itu. Ia melepas rambut palsu Jokho. Identitas Jokho terungkap.
Jokho kaget ketika melihat para penyerangnya adalah orang-orang Wang Yoo. Mereka berbicara di rumah Jokho. Ia kembali mengenakan penyamarannya. Ia tidak mengerti mengapa orang Goryeo mencari surat berdarah itu. Seung Nyang berkata mereka ingin menggulingkan El Temur.
Jokho sadar bahwa merekalah yang berada di balik surat aneh itu (surat yang kata-katanya bisa menghilang). Tapi sayangnya ia tidak memiliki surat berdarah itu. Ia berkata ia diberi perintah rahasia ketika mendiang kaisar akan wafat. Mendiang kaisar memberitahu Jokho kalau ia menyembunyikan surat berdarah di sebuah buku dan menyuruhnya menyerahkan surat itu pada Putera Mahkota (Ta Hwan).
Ia berhasil menemukan surat itu, yang ditandai gambar kupu-kupu untuk menunjukkan surat itu asli dibuat Kaisar. Hanya mendiang kaisar dan Ta Hwan yang tahu tanda kupu-kupu itu.
El Temur melihat luka di jari mendiang kaisar dan menyadari kalau Kaisar sempat menulis surat dengan darahnya. Ia marah besar dan menghabisi semua kasim dan dayang istana yang melayani Kaisar. Jokho melihat pembantaian itu namun berhasil melarikan diri.
Sebelum melarikan diri, ia sempat menyembunyikan surat itu di bawah sebuah bangunan. Ia berhasil melarikan diri melalui sebuah jalan yang hanya diketahui dirinya. Tapi ketika ia mengirim seorang kasim untuk mengambil surat itu, surat itu telah lenyap tanpa jejak.
Seung Nyang bertanya apakah Jokho punya dugaan siapa yang mengambil surat itu. Belum sempat Jokho menjawab, terdengar suara orang berteriak memanggil-manggil Maksaeng.
Makseng keluar dari rumahnya. Seung Nyang dan kedua rekannya kaget ketika mendengar Byung Soo yang memanggil Maksaeng alias Jokho. Mereka buru-buru bersembunyi.
Maksaeng melihat Byung Soo mengenakan seragam pengawal istana dan menanyakannya. Byung Soo bertanya bagaimana Maksaeng tahu itu seragam pengawal istana. Apa Maksaeng pernah tinggal di istana?
Menyadari dirinya kelepasan bicara, Maksaeng tergagap. Saat itulah pasukan Byung Soo muncul, berikut Dang Ki Se. Dang Ki Se membuka penyamaran Jokho dan menyuruh prajuritnya menggeledah rumah Jokho. Untunglah mereka tidak melihat Seung Nyang yang bersembunyi.
Jokho diseret ke istana dan disiksa. El Temur menemuinya dan menanyainya surat itu. Tapi Jokho memang tidak tahu di mana surat itu berada. El Temur memerintahkan agar Jokho terus disiksa, tapi tidak boleh dibunuh.
Seung Nyang berniat menyelamatkan Jokho. Hanya saja sejak Byung Soo diangkat menjadi kepala keamanan, pengamanan istana semakin ketat. Seung Nyang berkata mereka harus menemukan celah dari jadwal pengamanan istana. Di saat pengamanan paling lemah yaitu waktu giliran ganti jaga, mereka harus bergerak. Lalu mereka bisa melarikan diri melalui jalan yang hanya diketahui Jokho.
Setelah Ibu Suri tidak ada, ada satu orang lagi yang menderita. Selir Park. Empat bulan lagi ia akan melahirkan namun tidak ada yang melindunginya dan Danashiri mempersulit hidupnya.
Danashiri sakit hati setiap kali melihat perut Selir Park yang membesar. Dayang Soh melihat Danahiri akhir-akhir ini sering mual dan sudah dua bulan tidak mendapat menstruasi. Apakah Danashiri hamil?
Danashiri menangis dan yakin dirinya hamil.
Ibu Suri mendengar kabar ini. Ia tidak percaya. Bukankah ia sudah memberi wewangian dan pemerah bibir yang mengandung bahan untuk membuat orang tidak subur? Tidak mungkin Danashiri mengandung.
Seung Nyang, Sun Woo, dan Boo Hwal berhasil menerobos penjara menyelamatkan Jokho. Tapi mereka kesulitan melarikan diri dari istana. Sun Woo dan Boo Hwal mencoba mengalihkan perhatian para pengawal yang mengejar mereka, tapi Seung Nyang dan Jokho dihadang oleh Dang Ki Se.
Dang Ki Se berhasil melukai kaki Seung Nyang. Meski wajah Seung Nyang ditutup kain hitam, Dang Ki Se mengenali tatapan mata Seung Nyang yang tajam. Ia tertegun dan Jokho menggunakan kesempatan itu untuk menyerangnya. Jokho menyuruh Seung Nyang melarikan diri, ia sendiri berhasil kabur dengan melompati tembok istana.
Seung Nyang tertatih-tatih melarikan diri dan tidak sengaja bertemu Ta Hwan. Ta Hwan terkejut melihat Seung Nyang yang dikiranya sedang dalam perjalanan kembali ke Goryeo.
Menyadari Seung Nyang dalam bahaya, ia menyembunyikan Seung Nyang di kamar mandinya. Sayangnya, tidak ada yang menyadari darah dari luka Seung Nyang terus menetes hingga meninggalkan jejak.
Dang Ki Se mengikuti jejak darah yang ditinggalkan Seung Nyang hingga ke kamar mandi Ta Hwan. Golta berusaha menghalangi mereka untuk masuk tapi tidak berdaya dibawah ancaman pedang.
Dang Ki Se menerobosa masuk dan menemukan Ta Hwan sedang berendam di bak mandinya yang besar dan dipenuhi kelopak bunga mawar. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Seung Nyang. Seung Nyang bersembunyi di dalam bak mandi. Dan ia tertutupi oleh kelopak-kelopak bunga.
Dang Ki Se beralasan ia mencari buronan dari penjara. Ta Hwan menegurnya karena sudah bersikap tidak sopan. Tapi Dang Ki Se masih curiga dan tidak pergi juga.
Seung Nyang lama kelamaan kehabisan nafas dan jatuh pingsan. Ta Hwan melihatnya. Ia menyelam ke dalam air dan memberikan nafas buatan melalui mulutnya.
Dang Ki Se mendekati bak. Ta Hwan buru-buru keluar dan memarahinya karena belum keluar juga. Untunglah Byung Soo masuk dan melaporkan telah melihat jejak darah Seung Nyang menuju gerbang Barat. Dang Ki Se segera keluar dari kamar mandi.
Padahal jejak darah itu dibuat oleh pengawal setia Ta Hwan yang sengaja melukai tangannya untuk membuat jejak darah palsu.
Ta Hwan mengeluarkan Seung Nyang dari air. Seung Nyang masih tak sadarkan diri. Ta Hwan memeluk Seung Nyang erat-erat.
Episode 22
Ta Hwan memanggil Deok Man untuk memeriksa keadaan Seung Nyang. Untunglah luka Seung Nyang tidak terlalu dalam. Tapi saat ia memeriksa nadi Seung Nyang, ia nampak terkejut. Ketika Ta Hwan menanyakannya, Deok Man berkata Seung Nyang hanya kehilangan banyak darah. Hmmm…sepertinya bukan itu.
Seung Nyang memberitahu Ta Hwan kalau Jokho tidak memiliki surat berdarah itu. Ia ingin segera keluar istana untuk bargabung bersama Sun Woo dan Boo Hwal. Ia berkata ia mengetahui jalan rahasia untuk keluar dari istana. Deok Man memberitahu Seung Nyang kalau jalan rahasia itu sudah diketahui Dang Ki Se dan ditutup. Seung Nyang tidak bisa keluar dari istana untuk sementara.
Akhirnya mereka sepakat untuk menyembunyikan Seung Nyang di istana Aekjeong. Namun pengamanan istana semakin ketat sejak Byung Soo menjabat kepala keamanan istana. Deok Man memiliki sebuah ide.
Deok Man membawa Seung Nyang dalam tandu. Pada Byung Soo ia berkata kalau ia sedang mengawal Selir Park pulang dari istana Ta Hwan. Byung Soo ingin memeriksa isi tandu dan melihat wajah Selir Park. Ia berkata Dang Ki Se memerintahkan untuk memeriksa siapapun yang lewat. Deok Man pura-pura marah dan menyuruh tandu balik arah agar ia bisa melapor pada Ta Hwan atas kekurangajaran Byung Soo. Baginya lebih penting mematuhi aturan istana daripada mengikuti perintah Dang Ki Se.
Byung Soo cepat-cepat memperbolehkan Deok Man lewat. Untunglah Deok Man memang dikenal sebagai kasim yang sangat taat peraturan istana hingga ketegasannya tidak terlihat mencurigakan.
Deok Man membawa Seung Nyang ke istana Aekjeong, istana lama yang sudah tidak digunakan lagi. Konon banyak selir yang bunuh diri di tempat itu hingga tempat itu dikatakan berhantu.
Deok Man juga berencana membawa Dayang Noh ke istana ini juga. Dengan begitu Hong Dan bisa bolak balik istana Akjeong tanpa dicurigai (dengan alasan merawat Dayang Noh, padahal untuk merawat Seung Nyang).
Sementara itu Permaisuri begitu yakin kalau ia hamil. El Temur begitu gembira mendengar kabar kehamilan puterinya. Sementara Ta Hwan sebaliknya. Danashiri mengusulkan membagikan beras pada rakyat untuk merayakan berkah ini. El Temur menyetujui usul itu.
Dang Ki Se menemui Danashiri dan memintanya memberi ijin untuk memeriksa istana Aekjeong (untuk mencari Jokho dan Seung Nyang). Namun Danashiri tidak memberinya ijin. Istana itu sejak dulu tidak boleh dimasuki pria dan tidak pernah ada Permaisuri yang mengijinkan hal itu. Jika ia mengijinkannya, maka akan membuat orang-orang meragukan kepemimpinannya. Dang Ki Se berkeras ingin memeriksa Aekjeong karena itu satu-satunya tempat yang belum ia periksa.
Ta Hwan yang mendengarnya berusaha tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Ia mengusulkan diadakan pemeriksaan dayang istana sebagai gantinya. Danashiri setuju, diikuti oleh El Temur.
El Temur berpendapat Jokho tidak memiliki surat berdarah itu. Tidak ada keuntungan bagi Jokho untuk mempertaruhkan nyawa demi surat itu. Jika memang ia memilikinya, seharusnya ia sudah memberikannya pada Ibu Suri sejak dulu.
Karena itu, ia menyuruh Dang Ki Se mengumpulkan darah binatang. Tidak ada yang pernah melihat surat berdarah itu, tidak ada yang tahu seperti apa isinya. Dengan darah binatang, El Temur bermaksud menulis surat berdarah palsu.
Dalam surat itu tertulis kalau Kaisar Minzhong menginginkan Ta Hwan menjadi penerusnya namun menyuruhnya untuk hanya percaya dan bergantung pada El Temur. Karena El Temur adalah satu-satunya orang yang bisa melindungi Ta Hwan dan Yuan. Setelah itu El Temur membubuhkan stempel kaisar pada surat palsu tersebut. Hm…. Mana ada orang sekarat nulis surat serapi itu? Ketauan banget palsunya >,<
Hong Dan membawakan banyak buah-buahan untuk Seung Nyang dan Datang Noh. Deok Man berpesan padanya untuk merawat Seung Nyang baik-baik.
Hong Dan mengambil sebuah jeruk dan membaginya setengah untuk Seung Nyang. Hong Dan berseru jeruk itu rasanya sangat asam dan ia tidak bisa memakannya. Tapi Seung Nyang dengan tenang memakannya. Ia merasa jeruk itu cukup manis dan segar. Bahkan ia mengambil lagi sebuah. Mendengar itu, Dayang Noh mengamati Seung Nyang dengan teliti.
Ta Hwan sebenarnya ingin menemui Seung Nyang tapi ia menahan diri. Istana Aekjeong adalah tempat di bawah kekuasaan Permaisuri. Ia tidak mau menaruh Seung Nyang dalam bahaya.
Golta mengusulkan agar Ta Hwan menggunakan jalan pintas rahasia dari halaman kediaman Selir Park. Tidak akan ada yang tahu Ta Hwan pergi dari sana.
Ta Hwan mengikuti usul itu namun berpapasan dengan Permaisuri. Danashiri langsung kesal ketika mengetahui Ta Hwan akan mengunjungi Selir Park. Ta Hwan beralasan ia sudah lama tidak menemui Selir Park apalagi Selir Park sedang mengandung. Danashiri makin marah, ia juga sedang mengandung tapi Ta Hwan tidak memperhatikannya.
Danashiri melarang Ta Hwan menemui Selir Park lagi, dengan alasan akan merusak latihan sebelum melahirkan. Ta Hwan tidak mau membuat Danashiri curiga dan marah, jadi ia mengalah dan pergi.
Danashiri rupanya masih merasa terancam dengan keberadaan Selir Park. Ia tahu Selir Park mengandung anak laki-laki. Jika dirinya melahirkan anak perempuan, maka posisinya akan terancam. Ia memerintahkan untuk segera memanggil tabib, untuk memeriksa jenis kelamin bayinya.
Seung Nyang mual-mual dan muntah malam itu. Pada dayang Noh yang mengkhawatirkan dirinya, Seung Nyang berkata ia hanya kebanyakan makan. Tapi dayang Noh mengungkapkan kecurigaannya. Ia bertanya apakah Seung Nyang hamil.
Awalnya Seung Nyang menganggap itu dugaan yang tidak masuk akal. Tapi Dayang Noh berkata ia yakin Seung Nyang hamil. Seung Nyang mulai mneyadari bahwa hal itu mungkin terjadi.
Ketika Deok Man datang membawakan obat untuknya, Deok Man memberinya banyak nasihat. Seung Nyang dilarang kedinginan juga harus selalu hangat. Seung Nyang bertanya mengapa waktu itu Deok Man terkejut ketika memeriksa nadinya. Kenapa Deok Man begitu mengkhawatirkannya dan memberinya obat?
Deok Man malah balik bertanya apakah anak yang dikandung Seung Nyang adalah anak Wang Yoo, karena sepertinya itu bukan anak Ta Hwan. Seung Nyang terpana. Deok Man sadar tebakannya tepat, Seung Nyang mengandung anak Wang Yoo. Kehamilan 3-4 bulan. Meski Seung Nyang terluka dan kehilangan banyak darah, Deok Man berkata kondisi bayi Seung Nyang baik-baik saja.
Seung Nyang menangis lega mendengarnya. Deok Man berkata ia tidak menyalahkan Seung Nyang karena Seung Nyang bukan lagi dayang istana. Ia akan membantu Seung Nyang hingga Wang Yoo kembali untuk menjemput Seung Nyang.
Berbeda dengan Seung Nyang yang sudah dipastikan hamil, Danashiri malah dinyatakan tidak hamil oleh tabib kerajaan. Danashiri shock. Tidak hamil? Lalu kenapa tabib tidak mengatakan apa-apa saat pertama kali memeriksanya. Tabib beralasan kehmailan yang masih terlalu muda seringkali sulit terdeteksi karena nadinya masih lemah. Ia berkata Danashiri hanya membayangkan dirinya hamil.
Bagaimana dengan gejala-gejala kehamilan yang dirasakannya? Itu karena Danashiri terlalu menginginkan anak. Danashiri masih tidak percaya hingga tabib menyatakan hal yang mengejutkan. Danashiri steril, tidak mungkin bisa hamil. Danashiri jatuh pingsan.
Seung Nyang tidak bisa tidur semalaman. Ia tidak nampak gembira mengetahui dirinya hamil. Dayang Noh bertanya apakah kehamilan itu kehamilan yang tidak diinginkan atau dilarang. Seung Nyang berkata ia tidak terpikir untuk memiliki anak sebelumnya. Apakah ia akan bisa melindungi anaknya dan menjadi ibu yang baik? Semuanya terasa gelap baginya.
Dayang Noh berkata seorang ibu adalah yang yang terkuat dari siapapun di dunia ini. Wanita diberi Tuha tubuh yang lemah tapi juga tekad yang kuat. Ia bertanya ibu Seung Nyang ibu seperti apa.
Seung Nyang menangis dan berkata ibunya memberikan nyawanya untuk melindunginya. Begitulah hati seorang ib, kata dayang Noh. Mereka tidak takut apapun di dunia ini demi anak mereka. Itulah cinta seorang ibu.
Ia juga berkata sebuah kehidupan adalah berkat dari surga, harus disyukuri dan diterima. Seung Nyang harus memikirkan hal-hal baik demi anaknya. Dengan lembut ia mengelus perut Seung Nyang dan berbicara dengan bayi dalam perut Seung Nyang. Ia akan mempersiapkan diri menjadi seorang nenek yang baik. Seung Nyang menangis terharu. Ia telah menemukan pengganti ibunya.
Byung Soo menangkap warga desa Goryeo karena dianggap menyembunyikan Jokho. Juga sebagai umpan agar Jokho keluar dari persembunyiannya. Jeokho yang marah berniat keluar memperlihatkan dirinya. Ia tidak bisa membiarkan orang-orang tak bersalah ditangkap karena dirinya. Lebih baik ia mati.
Boo Hwal terpaksa memukulnya dan membuatnya pingsan agar tidak bertindak nekat. Boo Hwal dan Sun Woo hanya bisa menunggu Deok Man mengeluarkan Seung Nyang dari istana. Tapi Sun Woo tidak ingin membuat Wang Yoo khawatir jadi ia tidak melaporkan hal ini pada Wang Yoo. Mereka akan menunggu sampai Seung Nyang keluar.
Air mata Danashiri telah kering. Ia tidak berniat mengatakan hal yang sebenarnya pada Ta Hwan. Ia akan tetap berpura-pura hamil sambil menjalani terapi kesuburan. Meski prosesnya menyakitkan, ia tidak ingin menjadi Permaisuri yang tidak memberikan keturunan.
Seung Nyang mendapat tamu kejutan. Selir Park mengunjunginya bersama Deok Man dan mereka memiliki rencana untuk mengeluarkan Seung Nyang dari istana. Saat mendekati waktu melahirkan, Selir Park akan keluar dari istana untuk menemui Ibu Suri. Pada waktu itulah Seung Nyang akan diselundupkan keluar dari istana. Seung Nyang sangat berterima kasih. Selir Park berkata sesama orang Goryeo harus saling membantu. Hal itu akan terjadi 4 bulan lagi. Empat bulan lagi, Seung Nyang bisa keluar dari istana, melahirkan dan membesarkan anaknya.
Selir Park menggenggam tangan Seung Nyang dengan penuh haru. Ia berkata Wang Yoo akan bahagia tak terkira begitu mendengar berita ini. Seung Nyang tersenyum.
Wang Yoo, Moo Song, dan Jeom Bak akhirnya tiba di Goryeo. Ada masalah apa hingga mereka harus kembali? Peredaran uang palsu. Namun karena yang mengeluarkannya pejabat Yuan, tidak ada yang berani mengusutnya dan juga tidak ada bukti.
Wang Yoo memerintahkan Moo Song menyamar menjadi orang kaya dan pura-pura membeli uang kertas itu dengan harga 3 kali lipat pada pejabat Yuan tersebut. Alasannya karena nila uang kertas akan naik, jadi untuk investasi. Namun pejabat Yuan itu memberikan uang asli.
Wang Yoo menyuruh Moo Song terus membeli uang kertas dari orang tersebut. Lama kelamaan pasti ia akan mengeluarkan uang palsu.
Wang Yoo mengirim surat untuk Seung Nyang. Isinya adalah ia tidak bisa kembali dalam waktu cepat dan ia mengkhawatirkan Seung Nyang. Ia meminta Seung Nyang menjaga dirinya baik-baik. Ia juga berkata ia merindukan Seung Nyang.
Hanya saja surat itu tidak pernah sampai ke tangan Seung Nyang karena sudah beralih ke tangan Dang Ki Se. Melalui surat itu, Dang Ki Se yakin Seung Nyang masih ada di Yuan dan memerintahkan diperketatnya penjagaan di istana. Ia membakar surat Wang Yoo.
Empat bulan kemudian….
Jenderal Bayan mengirim surat pada Ibu Suri yang diasingkan di kuil Buddha. Ia melaporkan kalau ia sedang membentuk pasukan yang kuat dan menumpaskan para pejabat korup di daerah Liuyang (Bayang dijadikan Gubernur di sana oleh El Temur). Namun ia masih kekurangan dana dan meminta bantuan Ibu Suri. Sayangnya, Ibu Suri tidak berdaya saat ini dan lagi para pejabat masih takut pada El Temur.
Danashiri dengan susah payah menjalani terapi kesuburan. Dayang Soh menyarankan untuk berhenti karena kondisi Danashiri semakin lemah. Tapi Danashiri tidak mau menjadi bahan ejekan.
Di hadapan Ta Hwan, ia masih berpura-pura hamil dan menggunakan gumpalan kain agar perutnya terlihat membesar. Ta Hwan dan Selir Park menemuinya untuk meminta ijin agar Selir Park bisa melahirkan di tempat Ibu Suri tinggal. Danashiri memberi ijin.
Danashiri meminta pada Ta Hwan agar ia diperbolehkan pergi ke kuli Hyanggak selama sisa kehamilannya. Ta Hwan memberinya ijin.
Meski Golta berkata Ta Hwan bisa menemui Seung Nyang sekarang, Ta Hwan tidak pergi. Ia berkata belum saatnya. Saat ini yang terpenting adalah mengokohkan kekuasaannya sebagai Kaisar. Tanpa kekuasaan, ia tidak bisa melakukan apapun dan melindungi apapun. Termasuk Seung Nyang.
Meski mengijinkan dengan wajah manis, Danashiri meminta kakaknya (Dang Ki Se) membunuh Selir Park. Dang Ki Se awalnya keberatan, karena hal ini beresiko besar jika ketahuan. Ayah mereka dan seluruh klan mereka akan terlibat. Tapi Danashiri terus merengek pada kakaknya. Akhirnya dAng Ki Se setuju dengan syarat ayah mereka tidak boleh tahu hal ini.
Dang Ki Se mengupah seorang penjahat untuk berpura-pura menjadi perampok.
Seung Nyang pun sudah mendekati masa melahirkan (aneh, harusnya Selir Park dulu kan yang melahirkan?). Ia sangat senang ketika Deok Man memberitahunya bahwa 2 hari lagi Seung Nyang bisa keluar dari istana. Ia tak sabar ingin kembali ke Goryeo dan bertemu kembali dengan Wang Yoo.
Wang Yoo berhasil menjebak pejabat Yuan yang menjual uang palsu dan menangkapnya. Ketika pejabat itu menggertaknya karena telah menangkap seorang pejabat Yuan, Wang Yoo bertanya siapa yang akan dibunuh lebih dulu. Orang yang memalsukan uang Yuan atau Wang Yoo yang menangkap pengedar uang palsu? Ia bersedia melepaskan pejabat itu jika pejabat itu menunjukkan di mana uang itu dibuat.
Namun alangkah terkejutnya Wang Yoo ketika pejabat itu memberitahu Wang Yoo bahwa uang palsu itu dibuat di Liuyang (tempat kekuasaan Bayan). Pada akhirnya Wang Yoo tidak melepaskan pejabat itu dan mengirimnya ke Yuan untuk dihukum.
Ibu Suri heran mendengar Selir Park akan melahirkan di kuilnya, apalagi atas ijin Danashiri. Ia juga mendengar Danashiri saat ini berada di kuil Hyanggak untuk mempersiapkan kelahirannya. Ibu Suri yakin Danashiri tidak mungkin hami dan entah rencana apa yang sedang dijalankannya.
Seung Nyang mengenakan pakaian yang bisa menyembunyikan kehamilannya. Ia akan menyusup ke dalam tandu selir Park. Para dayang yang menyertai Selir Park adalah orang-orang Goryeo. Bahkan Dayang Noh bersikeras ikut. Seung Nyang berterima kasih pada Deok Man yang selama ini merawatnya.
Ta Hwan sempat mengantar kepergian Selir Park. Sepertinya ia tidak tahu kalau Seung Nyang ikut bersembunyi di dalam tandu untuk keluar dari istana.
Byung Soo dan Jo Cham mengawal rombongan Selir Park. Bukan mengawal sih, karena sebenarnya mereka mencari kesempatan untuk pergi meninggalkan rombongan. Dengan begitu rombongan tersebut bisa diserang para perampok yang telah disewa Dang Ki Se.
Tanpa mengetahui bahaya yang mengancam, Selir Park menhentikan tandu dan beralasan hendak buang air. Ia meminta Byung Soo dan para pengawal meninggalkan mereka sesaat. Byung Soo dengan senang hati mematuhinya.
Seung Nyang berpamitan pada rekan-rekannya. Mereka menitipkan surat untuk keluarga mereka di Goryeo. Bahkan Dayang Noh memberikan cerminnya untuk diberikan pada ibunya. Selir Park meminta Seung Nyang menjaga puteranya baik-baik.
Seung Nyang pergi dengan berat hati dan menoleh pada para sahabatnya yang terus melambaikan selamat tinggal sambil menangis.
Tiba-tiba kawanan perampok muncul dan membantai para dayang. Seung Nyang tidak bisa meninggalkan mereka dan melawan apra perampok itu. Tapi ia tidak bisa bergerak terlalu bebas. Dayang Noh mati ketika ia melindungi Seung Nyang. Sebelum mati, Dayang Noh menyuruh Seung Nyang lari demi menyelamatkan bayi dalam kandungannya.
Seung Nyang sangat sedih. Figur ibu yang selama empat bulan ini mendampinginya, kembali direnggut darinya. Lagi-lagi mati untuk melindunginya. Hong Dan berusaha menarik Seung Nyang untuk menyelamatkan diri.
Ketika mereka baru beberapa langkah pergi, Seung Nyang menoleh dan melihat Selir Park ditebas oleh perampok. Selir Park roboh ke tanah. Seung Nyang hendak menghambur ke sana tapi Hong Dan terus menariknya pergi.
Para perampok terus mengejar Hong Dan dan Seung Nyang. Seung Nyang terjauh karena perutnya terasa sakit. Ia menyuruh Hong Dan lari menyelamatkan diri. Hong Dan pergi. Seung Nyang pergi ke arah berbeda untuk mengecoh perampok.
Perampok mengejar Seung Nyang. Seung Nyang kembali terjatuh. Untunglah Boo Hwal dan Sun Woo yang memang sedang menanti kedatangan Seun Nyang, berhasil menumpaskan para perampok itu.
Hanya saja masalah belum berhenti. Karena Byung Soo dan pasukannya menemukan mereka. Boo Hwal menyuruh Sun Woo dan Seung Nyang menyelamatkan diri. Ia akan menghadapi Byung Soo sendirian. Ia ingin membalaskan dendam Komandan Ki yang telah dikhianati Byung Soo.
Byung Soo dan Boo Hwal bertempur 1 lawan 1. Boo Hwal hampir membunuh Byung Soo tapi Tap Ja Hae muncul dan memanah Boo Hwal. Byung Soo mengebiri Boo Hwal. Boo Hwal roboh ke tanah.
Seung Nyang dan Sun Woo terus berlari. Karena tanah yang tidak rata, Seugn Nyang jatuh berguling-guling. Sun Woo mengkhawatirkan keadaannya, namun yang terpenting adalah mengalihkan perhatian para pengejar mereka. Ia berlari ke arah lain dan meminta Seung Nyang melarikan diri.
Pada saat inilah Ta Hwan baru tahu kalau Seung Nyang menyelundupkan diri keluar dari istana bersama rombongan Selir Park. Dan ia merasa sedih.
Seung Nyang mendapati dirinya mengalami pendarahan. Ia menemukan sebuah gua dan melahirkan anaknya.
Komentar:
Sebenarnya aku sudah mulai membuat sinopsis ini sejak 3 minggu lalu. Tapi sejak Wang Yoo berpisah dengan Seung Nyang, aku merasa semangatku menurun untuk menonton drama ini . Karena aku tahu di sinilah awal perpisahan mereka dan awal titik balik kehidupan Seung Nyang hingga ia bisa menjadi Permaisuri Yuan. Dan aku tahu perjalanan itu tidaklah mudah. Aku beberapa kali menyesalkan mengapa Seung Nyang dan Wang Yoo harus berpisah. Jika waktu itu Seung Nyang ikut kembali bersama Wang Yoo maka tragedi ini tidak akan terjadi.
Namun justru ketika pada episode 22 peristiwa menegangkan terjadi, aku kembali merasakan semangat untuk melihat kelanjutan kisah ini. Dan aku siap untuk melihat Seung Nyang bangkit mengalahkan semua orang yang sudah membantai seluruh sahabatnya. Orang yang telah membunuh ibunya, dan lagi-lagi membunuh ibunya yang ia temukan dalam diri dayang Noh. Sedih rasanya melihat Seung Nyang kehilangan teman-temannya. Orang-orang yang mengasihinya, sesama orang Goryeo yang rela mempertaruhkan nyawa mereka agar Seung Nyang bisa kembali ke Goryeo. Apalagi ketika dayang Noh sempat berakta satu-satunya impiannya adalah menginjakkan kaki di Goryeo sebelum ia mati, namun impian itu tidak akan pernah terwujud. Juga Selir Park yang begitu baik hati. Ia tidak sempat melihat bayinya.
Aku juga senang Ta Hwan sudah berubah. Ia tidak lagi seorang yang cengeng yang hanya mencari Seung Nyang. Ia berhasil menahan dirinya karena tahu ia akan mencelakakan Seung Nyang jika ia menemui Seung Nyang. Aku masih menginginkan Seung Nyang bersama Wang Yoo, meski aku tahu hal itu sulit terjadi. Namun melihat perubahan Ta Hwan, aku bersedia membuka hati untuk perjalanan mereka.
Seung nyang akhirnya punya anak dari wang yo mbak,,,tapi punya anak juga dari ta hwan hehehhehehehe
BalasHapussorry, no spoiler please :)
HapusTp jujur aku lebih suka seung nyang sama wang yoo...
HapusIya cuy mending sama raja dari pada kaisar
Hapussetuju sm mb fan emang ep ini putus nya hub wang yo sm seung nyang.sedikit sedih melihat mereka berpisah begitu saja tanpa ada kata-kata seolah-olah ga pernah terjadi apapun :(
BalasHapusuntung ny film ini dr awal diceritakan seun nyang yg jd permaisuri yuan jd sedikit mengerti jalan cerita nya kl ga psti kecwa berat (ak pendukung seung nyang sm wang yoo)^^
Ta hwan banyak berubah dia bukan lagi raja yg lemah tp mulai berani.apalagi di belakang nya ada seung nyang yg luar biasa^^
ayoo mb fanny smgt lanjut bikin sinopsis nya..tetap setia menunggu sinopsis dan komentar nya mb fanny.^^
Hayo mb fani yg semangat recap empress ki dan update trs empress ki nya, udah mau eps 40 cerita dan konfliknya makin seru .
BalasHapusDrama ini jg gak kalah pupulernya ma drama lain, selalu pimpin perolehan rating di MBC.
== atull al hady ==
iya sedih banget wang yo sama seung nyang pisah.. tiap nonton aku ngomel2 sendiri mba apalagi liat ta hwa sama seung nyang bayangin sakitnya jd wang yoo. wang yoo tetep cinta sama seung nyang waktu seung nyang di episode 1 diangkat jadi jadi permaisuri dia bilang kan ke ta hwa :( #kubuwangyoo
BalasHapusAkhirnya sinopsis empress ki nya lanjut jg ;-)
BalasHapusGara2 mba Fanny aku jadi suka drama ini. padahal tadinya males nontonnya. Tapi, daku pendukung TH-SN.. nggak tau kenapa jadi males sama pemeran WY di drama manapun.. entah apa yg salah sama aktingnya, aku nggak ngerti..wkwkw. ini sangat subjektif banget sbnrnya :p
BalasHapusakhirnya keluar jg mb sinopsisnya setelah ditunggu2 sekian lama :)
BalasHapusMbaaa.... ayo kejar ketrtinggalannnn!! Upp..upp..up!!!! Aku sering ngider ke forum2 yg bahas e-ki, tapi rasanya paling sehati ama komen2nya mbak fani soal sn-wy!!! Mangkanya aku nunggu2in mba fan ngelanjut e-ki, pengen baca komentarnyaa. Apalagi ep.25....aq nungguin penafsiran mb fani nih..
BalasHapusWang yoo.... i love youuuuuuu....
BalasHapusWang yoo yang bikin semangat. Tapi trans7 parah editannya banyak moment2 emotional wang yoo seung nyang yg dibuang padahal penting. Kecewa..kenapa harus pisah sih sedih banget deh pokoknyaa
BalasHapusQ lbh ska ta hwan ma seung nyang..setuju bgt lok mreka jd pasangan..cerita na koq rada aneh,koq tiba2 hamil ma wang yoo,kpn mreka ngelakuin tu?kn hrs na selir park dl yg mlahirkan..y smoga ae happy ending ma ta hwan
BalasHapusAda adegan seun nyang dan wang yo .. makanya seung nyang hamil anak wang yoo
HapusHahahahaaaaa sama dong ....
BalasHapusAku juga pendukung Ta hwan dan Seung Nyang. Karena mereka itu sangat saling melengkapi. Walau sama2 mencintai Seung Nyang. Namun aku lebih suka cara Ta Hwan mencintai Seung Nyang. Gokil tapi tetap Romantisssss abis ....
Wang yoooo....love uuu
BalasHapusWang yoooo....love uuu
BalasHapusKak selir park mengandung anak siapa?
BalasHapusAnak ta hwan??