Kim Do Jin mempersilakan Chief Shin duduk. Bukankah ada yang hendal diberikan Chief Shin padanya? Chief Shin mengeluarkan dokumen berdarah dari tasnya.
Sementara itu di lift….
“Apakah kau akan naik ke suite room? Hanya staf yang bisa ke sana,” ujar pria bertato. “Mungkin kau tidak tahu, agen Han Tae Kyung.”
Whoaaa….dia sudah tahu Tae Kyung sejak awal.
Kim Do Jin telah memegang Dokumen Rahasia 98 di tangannya. Ia bertanya apa yang Chief Shin inginkan dirinya.
“Pemerintahan ini dibangun oleh Lee Dong Hwi dan aku. Tapi kekeraskepalaan Lee Dong Hwi telah merusak semuanya. Aku ingin memiliki pemerintahanku sendiri yang tidak bisa ditentang orang lain,” jawab Chief Shin.
Kim Do Jin tersenyum kecil. Apa artinya senyumnya itu? Apakah ia merasa terancam karena bertambah satu orang yang mengetahui rahasia Yangjinri? Atau ia merasa senang karena sudah menemukan boneka baru yang bisa ia kendalikan?
Chief Shin mengeluarkan laptop Jenderal Kwon. Ia sudah menulis surat wasiat Kwon dengan laptop itu. Ia meminta Kim Do Jin mengembalikan laptop itu ke apartemen Kwon dan menghapus semua log-nya. Ia yakin mereka sama-sama diuntungkan jika Kwon dianggap bunuh diri.
Perkelahian di dalam lift tidak terelakkan. Pria bertato mengeluarkan senjata dan melepaskan tembakan, namun tidak mengenai Tae Kyung. Tembakan itu terdengar oleh pria Jaesin yang segera menuruni tangga untuk menyusul lift tersebut.
Tae Kyung berhasil melumpuhkan pria bertato dan mengambil senjatanya. Pria Jaesin menemukan rekannya terkapar dan menyadari senjata rekannya hilang. Ia segera berlari kembali ke lantai atas.
Tae Kyung melumpuhkan para bodyguard di depan suite room dan masuk ke dalam. Ia melihat Kim Do Jin sedang membakar Dokumen Rahasia 98 dengan santai. Dokumen yang berlumuran darah ayahnya. Dokumen yang dilindungi ayahnya sampai mati.
Kim Do Jin awalnya tidak menyadari kehadiran Tae Kyung. Ketika ia mengangkat wajahnya dan melihat Tae Kyung, ia tetap tenang bahkan tersenyum.
Tae Kyung menghambur ke arahnya, merebut dokumen tersebut dan mengacungkan senjata ke kening Kim Do Jin.
“Apakah kau…yang membunuh ayahku? Jawab aku.”
“Tembak saja jika kau mau. Kau harus menembakku tepat di sini,” Kim Do Jin malah menempelkan laras senjata ke keningnya. “Karena aku pria pendendam.”
Jari Tae Kyung berada di pelatuk senjata tersebut namun tangannya mulai gemetar.
“Kenapa? Kau tidak bisa membunuhku? Benar, agen PSS adalah orang yang melindungi, bukan membunuh,” Kim Do Jin berjalan maju hingga Tae Kyung mundur. “Jika kau ingin mengacungkan senjata, arahkan pada orang yang tepat. Kaupikir ayahmu mati karenaku? Tidak. Itu semua karena Lee Dong Hwi. Dia membuat ayahmu melakukan semua pekerjaan kotornya. Tapi apa yang ia sendiri lakukan? Ia duduk di Blue House dan menyaksikan kematian ayahmu. Ia tahu betul bahayanya namun ia mengirim ayahmu ke garis depan! Seperti itulah orang yang selama ini kaulindungi.”
“Hentikan….Hentikan!” seru Tae Kyung emosi. Ia mengokang senjatanya.
Tiba-tiba tengkuknya dipukul dan ia jatuh ke lantai. Pria Jaesin dan seorang bodyguard menahannya agar tetap tiarap. Kim Do Jin memungut senjata Tae Kyung lalu mengarahkannya ke kepala Tae Kyung.
“Jika kau ingin menembakkan senjata ini, maka kau memerlukan kekuasaan. Begitu juga dengan Penasihat Han. Ia memiliki sesuatu yang tidak bisa ia tangani. Dan menaruh dirinya dalam bahaya.”
Tae Kyung berusaha meraih dokumen ayahnya, tapi Kim Do Jin mengambilnya lebih dulu. Lalu di hadapan mata Tae Kyung, membakar seluruh dokumen tersebut.
“Tidak! Tidak!” seru Tae Kyung.
Pria Jaesin bertanya apa yang harus mereka lakukan pada Tae Kyung. Kim Do Jin berkata kemurahan hati sejalan dengan kekuasaan. Karena ia sedang mood baik maka ia melepaskan Tae Kyung. Mereka pun pergi meninggalkan Tae Kyung.
Tae Kyung menangis melihat dokumen ayahnya lebur dalam api.
Bo Won menceritakan semua yang ia ketahui pada Penuntut Choi dan asistennya. Bahwa kematian Han Ki Joon dan kasus lainnya dipalsukan sebagai kecelakaan biasa. Mereka yang mati adalah orang-orang yang terlibat dalam kasus Yangjinri.
“Bukankah itu terlalu mencurigakan untuk dianggap kebetulan?”
Saat mereka berbicara, tiba-tiba beberapa pria masuk ke kamar rumah sakit Bo Won. Mereka dari urusan internal polisi, maksudnya provos kali ya. Mereka datang untuk menginterogasi Bo Won karena Bo Won sudah melanggar hukum dengan menyalahgunakan pekerjaannya sebagai petugas polisi.
Penuntut Choi dan asistennya menyaksikan interogasi Bo Won dari ruangan lain. Provos bertanya apakah Bo Won mengenal Tae Kyung dan apa hubungan Bo Won dengan Tae Kyung.
Ia berkata Tae Kyung adalah buronan pada tanggal 5 Maret lalu. Apakah Bo Won membantunya melarikan diri dengan mobilnya? Apakah Bo Won juga membantuTae Kyung mencuri informasi dari kantor polisi?
Bo Won berkata semua itu ia lakukan untuk penyelidikan. Provos bertanya apakah Bo Won diperbolehkan melanggar hukum untuk penyelidikan. Bo Won berkata ia tahu itu salah, tapi ada seseorang yang tahu kenapa ia melakukan hal itu.
“Sersan Go Young Hoon dari divisi lalu lintas?” tanya provos.
“Benar,” kata Bo Won, merasa heran karena provos itu tahu seniornya.
Go Young Hoon masuk. Ia tidak berani menatap Bo Won.
“Kau bilang petugas Yoon memintamu memalsukan catatan lalu lintas pada tanggal 2 Maret?” tanya Provos.
“Iya,” jawab Sersan Go.
Bo Won terkejut.
Sersan Go berkata Bo Won memintanya untuk memalsukan kasus kecelakaan ayah Han Tae Kyung, Penasihat Han Ki Joon, sebagai kasus tabrak lari padahal itu hanya kecelakaan biasa. Dan itu atas permintaan Han Tae Kyung.
Bo Won menatap seniornya tak percaya.
Sersan Go berkata Tae Kyung tahu ayahnya terlibat dalam insiden Yangjinri, jadi ia meminta memasukkan sebuah dokumen sebagai bukti padahal tidak ada dokumen semacam itu.
“Senior, kenapa kau melakukan ini?!” sergah Bo Won.
“Kau harus menghentikannya!” balas Sersan Go.
“Petugas Yoon, duduk!” perintah provos.
“Aku tidak melakukannya. Ia berbohong. Aku tidak mengenal Han Tae Kyung sebelum kasus ini. Bagaimana bisa ia meminta bantuanku?”
“Jika kau tidak mengenalnya sama sekali, kenapa kau pergi ke tempat Penasihat Han disemayamkan? Kau bahkan mengambil cuti satu hari,” kata provos. Ia berkeras Bo Won sudah mengenal Tae Kyung sebelumnya.
Provos itu berkata ia akan melaporkan hal ini pada komite pendisiplinan. Bo Won diskors untuk sementara. Bo Won shock, tak menyangka semua kebenaran bisa diputarbalikkan semudah itu.
Penuntut Choi mengamati Bo Won dari ruangan lain. Menimbang-nimbang mana yang benar dan apa yang harus ia lakukan. Namun muncul kabar buruk berikutnya. Data insiden Yangjinri bocor ke media. Dan media yang melaporkan data tersebut adalah Jaesin Daily.
Dalam data tersebut diperlihatkan bukti keterlibatan Presiden Lee dalam insiden Yangjinri. Akibatnya popularitas presiden menurun drastis.
Penyelidikan penyidik khusus pun mengalami jalan buntu. Mereka memeriksa surat wasiat Kwon dan mendapati surat tersebut asli dan tercatat di laptop Kwon. Kepala Administrasi berpendapat Kwon memang bunuh diri berdasarkan bukti tersebut. Dan itu artinya Kwon Jae Yeon, Chief Ham, dan Yoon Jae yang hendak membunuh Presiden.
Tapi Cha Young tidak merasa kasusnya semudah itu. Setelah kematian Yoon Jae, Bo Won ditembak. Pelakunya masih belum ditemukan. Seorang staf berkata saat ini rakyat marah dan menuduh penyidik khusus menghambat penyelidikan Penuntut Khusus. Ia mengusulkan untuk membuat laporan lebih dulu.
Bo Won keluar dari gedung provos dan melihat Sersan Go sedang menunggunya. Sersan Go meminta maaf. Orang-orang itu bukanlah orang-orang yang bisa mereka hadapi.
“Apa yang bisa dilakukan orang kecil sepertiku? Kau juga tahu keadaanku,” kata Sersan Go merasa bersalah.
“Ya, aku tahu keadaan senior. Jadi senior hiduplah seperti itu. Tapi aku tidak bisa,” kata Bo Won tegas.
“Apa kau masih belum mengerti juga? Hentikan sekarang juga atau bukan hanya skors yang akan kaudapatkan,” kata Sersan Go khawatir.
“Seorang polisi desa mungkin tidak berarti banyak. Tapi itu berarti untukku. Aku tidak bisa mengakhirinya seperti ini,” kata Bo Won sambil pergi dengan kesal.
Sersan Go menghela nafas panjang.
Bo Won pergi menemui salah satu keluarga korban yang terbunuh dalam kebakaran. Ia melihat istri dan anak korban dikerubuti wartawan dan ditanyai perihal kabar bahwa suaminya terlibat dalam insiden Yangjinri. Mereka terlihat ketakutan dan tidak tahu harus menjawab apa.
Tae Kyung duduk termenung di kedai soju. Ia membayangkan Chief Ham duduk minum soju di hadapannya.
“Kelihatannya berat. Ini akan menjadi pilihan yang berat. Apapun pilihanmu, jangan goyah. Seperti kau waktu itu. Agen Han Tae Kyung, aku yakin kau bisa melakukannya,” kata Chief Ham. Ia bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya.
Tae Kyung menyambut uluran tangan tersebut. Bayangan Chief Ham menghilang. Tae Kyung sepertinya sudah memutuskan. Ia bangkit berdiri dan pergi.
Min Hyung Ki dan para anggota DPR menyaksikan laporan sementara hasil investigasi tim penyidik khusus mengenai usaha pembunuhan Presiden. Laporan belum dibacakan namun Min Hyung Ki sudah mematikan televisi. Ia berkata mereka semua sudah tahu hasil penyelidikan itu. Ia memerintahkan agar diadakan rapat umum DPR.
Salah seorang bertanya apakah mereka akan membicarakan pemakzulan Presiden. Seorang yang lain berkata mereka tiadk bisa melakukannya. Mereka belum tahu apakah Presiden benar-benar bersalah atau tidak. Kalaupun bersalah, insiden ini terjadi 16 tahun yang lalu. Pemakzulan hanya bisa dilakukan jika Presiden melanggar hukum saat ia menjabat jabatannya di kantor Presiden.
Min Hyung Ki terlihat tidak senang. Ia berkata Penuntut Umum sudah memberitahukan bahwa Presiden beberapa kali berusaha menunda pengumuman hasil investigasi. Itu sudah merupakan bukti ada usaha penyelewengan keadilan.
Anggota DPR yang membela tersebut berkata tetap saja mereka harus berhati-hati dalam memutuskan. Min Hyung Ki bertanya memangnya ada anggota DPR yang akan menentang pemakzulan tersebut. Korea sudah mencampakkan Presidennya. Jadi mereka juga harus mencampakkan Presiden untuk menyelamatkan partai mereka.
Dengan itu diberitakan bahwa para pimpinan partai mengajukan proposal untuk pemakzulan Presiden. Dpr akan mengadakan rapat dan pemungutan suara untuk pemakzulan tersebut.
Tae Kyung pergi ke Blue House dan ingin menemui Presiden. Para agen PSS mencegahnya karena Presiden saat ini sedang menghadapi masalah tuntutan pemakzulan. Tae Kyung berkeras ia ingin menanyakan sesuatu pada Presiden. Direktur Kim mengingatkan kalau Presiden tidak bisa ditemui sembarang orang. Tae Kyung seharusnya tahu itu.
Tae Kyung berkata ia tahu dengan jelas. Karena itu selama ini ia menahan dirinya untuk bertanya. Namun hari ini ia harus bertemu dengan Presiden. Komandan tim 3 menyuruh anggota PSS membawa Tae Kyung keluar. Tae Kyung berkata ia hanya ingin berbicara sebentar saja. Hanya satu pertanyaan yang ingin ia ajukan pada Presiden mengenai ayahnya.
Presiden yang berada di kantornya bisa mendengar suara Tae Kyung. Ia memejamkan matanya seakan tidak ingin mendengar apapun.
Namun akhirnya ia memanggil Tae Kyung dan ingin berbicara empat mata dengannya. Ia berdiri menghadap jendela seakan menanti pertanyaan Tae Kyung.
“Aku menemui CEO Kim dari Jaesin Grup,” kata Tae Kyung. “Bapak tahu ia orangnya, bukan? Ia memiliki dokumen yang dilindungi ayahku. Tapi, ia membakarnya di depan mataku. Aku bahkan tidak bisa melihat apa yang sebenarnya dilindungi ayahku. Sekarang (dokumen itu) sudah tidak ada lagi.”
Tae Kyung bertanya sebenarnya ayahnya orang seperti apa. Sejak kecil ia hanya hidup berdua dengan ayahnya. Kadang mereka bertengkar. Kadang mereka tidak melihat satu sama lain lebih dari satu bulan. Meski begitu ia tetap menganggap dirinya yang paling mengenal ayahnya karena ia puteranya.
“Hingga aku menyadari meski ia ayahku, aku tidak mengetahui apapun mengenai dirinya. Apa yang ayahku khawatirkan. Apa yang membebaninya. Aku tidak tahu hingga beliau tiada. Ayahku mengkhawatirkan dokumen itu bahkan setelah mengalami kecelakaan. Beliau bahkan bisa tidak meninggalkan pesan terakhir untuk puteranya, malah mengkhawatirkan dokumen itu hingga beliau meninggal. Apakah dokumen itu benar-benar berarti? Tolong jawab pertanyaan saya.”
“Dua puluh empat orang tewas di Yangjinri. Aku menyangkal bahwa itu kesalahanku. Aku menjalani hidup sebagai pengecut dan akhirnya menjadi Presiden. Aku adalah orang yang bodoh hingga Penasihat Han memberitahuku kebenarannya. Aku tidak bisa hidup seperti itu lebih lama lagi. Jadi aku mencoba mengungkapkan kebenaran.
Tapi kemudian mereka mati satu per satu. Penasihat Han, dua orang yang meninggal dalam kebakaran, Kolonel Yang, para agen yang melindungiku, tukang kebun di wisma yang tak bersalah, tak terhitung mereka yang tewas karena EMP. Agen Hwan Yoon Jae diperalat dan disingkirkan. Dan Chief Ham Bong Soo. Mereka memberitahuku untuk berpura-pura aku tidak tahu atau lebih banyak lagi orang yang akan mati. Mereka menyuruhku kembali menjadi orang bodoh. Apa menurutmu itu hal yang benar?
Jika aku tidak berhenti di sini, akan ada lebih banyak lagi korban. Dan setiap kali aku akan bertanya pada diriku apakah aku akan tetap menjalani jalan ini.”
Rapat DPR dimulai. Presiden dianggap telah menyalahi tanggungjawabnya sebagai kepala negara dan melakukan kejahatan dengan mengganggu keadilan. Presiden dianggap telah melanggar perintah dan tidak lagi dianggap layak untuk mengurus negara. Kim Do Jin menanti dengan santai dan tertawa licik di kantornya.
Presiden menatap Tae Kyung.
“Jawabanku akan selalu sama. Aku tidak akan pernah menyerah.Aku mungkin bukan orang yang cocok menduduki kantor ini. Meski aku orang berdosa yang berlumuran darah, aku adalah Presiden yang mengambil sumpah untuk menegakkan konstitusi dan keadilan. Aku tidak bisa mundur. Aku harus menjadi Presiden negara ini hingga aku menyelesaikannya. Dapatkah kau melindungiku hingga saat itu?”
8 Maret pk 20.00, pemakzulan Presiden diajukan
Komentar:
“Kau ingin aku memperlihatkan kekuasaan apa yang kumiliki?”
Perkataan ini sempat diucapkan Kim Do Jin setelah ia meninggalkan Tae Kyung. Lalu terjadilah pemanggilan Bo Won oleh provos yang menyebabkan ia diskors. Semua kebenaran diputarbalikkan. Benar jadi salah, salah jadi benar. Puncaknya adalah DPR mengadakan rapat untuk mengusulkan pemakzulan Presiden.
Seberapa besar kekuasaan yang dimiliki Kim Do Jin hingga ia mengendalikan semua itu? Chief Shin jelas tahu Kim Do Jin adalah orang yang bisa mengantarnya menduduki kursi Presiden. Ia berpikir jika Lee tidak bisa menghargai segala jerih payahnya demi pemerintahan, maka ia yang akan menjadi pemerintah.
Mungkin Presiden Lee pun awalnya seperti itu. Tapi ia akhirnya sadar bahwa ia hanya menjadi boneka Kim Do Jin. Karena itu ia memutuskan untuk melawan dan mengungkap kebenaran selama ia masih menjadi Presiden. Tapi dengan pemakzulan yang akan dilangsungkan, apakah ia sempat untuk menguak kebenaran tersebut? Apalagi kita masih belum tahu siapa saja yang sebenarnya sudah dikuasai oleh Kim Do Jin.
Politik+kekuasaan=korban rakyat
BalasHapusTrnyata sama ae dgn dsni....huuuffftttt
Keep fight y mbak
semakin menegangkan ya alur ceritanya cz banyak orang yang harus dikorbankan...
BalasHapusterlalu banyak pemeran antagonis disini. .. hehe
kita juga ga tau kenapa presiden ga mau mundur, apa karena berpegang teguh pada sumpah jabatannya atau karena sisi egoisnya yang ingin tetap menjadi presiden...
semangat ya mbak buat sinopsisnya.. ^^
Yg paling berkesan dari bagian ini waktu taekyung liat dokumennya dibakar sm do jin.. akting yoochun bagus banget ya :""" dan ketika dia ngobrol sama presiden ttg ayahnya.. really really..
BalasHapusPenasaran sm masa kecilnya smga d ceritain yaa..
Makasih y mba fanny sinopnya semangat teruuuus ^^b
lagi" lebih rumit ya. . . sinopsis nya. . . tp kasihan han tae kyung nya niiee. . .
BalasHapusku bertanya apakah bahunya bener" tidak ap" kah_??
semoga cepet sembuh yaaa. . . buat han tae kyung. . .walaupun sakit tapi aktingny daebaakkkk. . .
fighting buat han tae kyung. . .
fihting buat penulis sinop yaa. . .
baru mulai menyimak...
BalasHapus