[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Pan Seok dan Eung Do tiba lalu menyuruh mereka berkumpul. Pan Seok memberi P4 kasus pertama. P4 terkejut. Tak mengira mereka akan diberi kasus pertama.
Mereka dibagi menjadi 2 tim. Dae Gu dan Soo Sun diberi kasus penguntit. Ji Gook dan Tae Il diberi kasus pencurian obat di klinik bedah plastik.
“Jangan pedulikan ini kasus besar atau kecil. Fokus dan dengarkan. Lakukan penyelidikan menyeluruh. Berusahalah menjauhi kekerasan dan selidiki dengan rulus.. Kalian menjadi detektif yang memimpin,” kata Pan Seok. Ia akan pergi selama 3 hari untuk mengikuti pelatihan di kepolisian pusat. Jika ada kesulitan atau kemajuan, mereka harus melapor pada Eung Do.
“Kalian bukan lagi pemula. Tidak ada yang namanya detektif pemula. Pemula bisa membuat kesalahan tapi seorang detektif tidak boleh membuat kesalahan. Kenapa? Satu kesalahan saja bisa berakibat fatal dan tak bisa ditarik kembali. Jangan terlalu ambisius tapi juga jangan tidak peduli. Dan pastinya,” Pan Seok menatap Dae Gu. “Jangan pernah bertindak sendirian. Mengerti?”
Dae Gu dan Soo Sun memulai penyelidikan pertama mereka. Sejak awal Dae Gu sudah menganggap remeh Soo Sun dan tidak suka dipasangkan dengannya. Hmmm…sebenarnya Dae Gu tidak sepenuhnya salah karena Soo Sun memang tidak berpikir panjang dan ceroboh.
Misalnya saja ia mengemudi di jalur kanan di saat ia akan belok kiri. Dan juga ia terlambat menyalakan lampu sen untuk pindah jalur jika Dae Gu tidak mengingatkannya. Soo Sun juga menerima telepon saat mengemudi meski sedang lampu merah. Soo Sun berkata telepon itu penting, mengenai bagaimana mendapatkan kembali uang jaminan apartemennya.
Karena ia tidak mengindahkan teguran Dae Gu, Dae Gu memanggil polisi hingga Soo Sun ditilang.
Mereka akhirnya tiba di rumah si pelapor. Soo Sun meminta gadis itu menceritakan bagaimana ia mulai dikuntit.
Gadis pelapor bercerita ia bertemu dengan seorang pria dalam kencan buta. Ia hanya menemuinya dua kali dan berhenti meneleponnya karena tidak tertarik pada pria itu. Tapi pria itu terus menerus meneleponnya dan mengiriminya sms. Bahkan mendatanginya ke rumah dan mengatakan ia mencintai gadis itu dan gadis itu adalah miliknya.
Puncaknya adalah ketika gadis itu mulai berkencan dengan orang lain beberapa hari lalu. Tindakan penguntit itu bertambah parah. Ia berkata akan datang malam hari saat tidak ada orang dan membunuh gadis itu. Pria itu mengancam dan menyiksanya secara verbal. Gadis itu merasa sangat menderita. Hanya mendengar suara dering telepon saja sudah membuat jantungnya berdebar kencang dan rasanya ia hampir gila.
Dae Gu bertanya apakah gadis itu memiliki bukti bahwa pria itu mengancamnya dan menyiksanya secara verbal. Misalnya rekaman telepon atau video. Sayangnya tidak ada.
Dae Gu berkata untuk saat ini mereka hanya bisa menyebut kasus ini adalah kasus penguntitan. Dan kasus penguntitan tergolong kejahatan ringan dengan hukuman denda ringan. Untuk bisa menangkap pria itu karena sudah mengancam dan mengganggu, gadis itu memerlukan bukti kuat.
“Penguntitan hanya kejahatan ringan?” tanya gadis itu tidak percaya.
Dengan menyesal Soo Sun membenarkan. Gadis itu kecewa dan makin ketakutan.
“Memang tidak bisa dipercaya. Bagaimana bisa menguntit seseorang diberi hukuman sama seperti orang kencing sembarangan di jalan? Hukum seperti apa itu?” oceh Soo Sun. De Gu melirik “partner”nya dengan kesal. Mereka adalah petugas penegak hukum tapi menjelek-jelekkan hukum >,<
“Bohong kalau hukum negara kita melindungi rakyat!” ujar Soo Sun.
Dae Gu buru-buru menyudahi penyeldikan mereka dengan meminta gadis itu menelepon mereka lagi jika sudah memiliki bukti. Ia lalu pamit karena tidak ada lagi yang bisa mereka katakan.
“Tunggu sebentar, Deteftif Eun. Mari kita tangani kasus ini sendiri. Kita bisa mendapatkan bukti ancaman,” kata Soo Sun.
“Kalian bisa melakukan itu untukku?” tanya gadis itu penuh harap.
Soo Sun mengangguk menenangkan.
Dae Gu meminta Soo Sun berbicara dengannya di luar. Ia langsung memarahi Soo Sun agar berpikir sebelum berbicara. Jika Soo Sun tidak bisa berpikir maka sebaiknya Soo Sun tutup mulut. Ia menuduh Soo Sun berlebihan karena terlalu bersemangat. Mereka seharusnya bekerja sesuai buku.
“Bukankah ini pekerjaan kita? Kita detektif yang menangani kasus ini.”
Dae Gu berkata Soo Sun hanya ingin dipuji karena menyelesaikan kasus pertamanya. Tapi Soo Sun berkata ia tidak ingin dipuji. Ia benar-benar ingin membantu gadis itu.
“Kau belum pernah menjadi korban dan kau tidak mengerti karena kau seorang pria.”
“Pokoknya aku tidak mau menjadi penari latar untuk tindakan omong kosongmu. Jika kau mau melakukannya, lakukan saja sendiri,” Dae Gu berjalan pergi.
Soo Sun berseru ia akan memberitahu Pan Seok mengenai kegiatan rahasia Dae Gu. Ia mengaku telah melihat Dae Gu menggeledah laci Pan Seok pagi ini. Apakah ia perlu menelepon Pan Seok saat ini juga? Jika Dae Gu bekerjasama dalam kasus ini, ia akan melepaskan Dae Gu.
“Putuskan dalam hitungan ketiga. Satu, dua,….” Dae Gu merebut ponsel Soo Sun.
Dae Gu terpaksa membantu Soo Sun. Mereka menyelidiki akun SNS penguntit (aaak… Beom asisten Song Yi jadi penguntit ;p). Lalu menyelidiki rekaman CCTV di luar apartemen Yoon Jung, si gadis pelapor.
Soo Sun memberikan alat perekam pada Yoon Jung untuk merekam percakapannya dengan si penguntit. Meski Dae Gu terkesan ogah-ogahan namun ia sebenarnya tertarik dengan apa yang akan dikatakan di penguntit.
Ji Gook dan Tae Il tiba di klinik bedah plastik yang melaporkan pencurian. Perawat di sana mengira Ji Gook adalah orang yang hendak mengoperasi wajah. Begitu Tae Il menunjukkan kartu nama, mereka langsung terpesona. Bahkan seorang pasien meminta mereka mengoperasi wajahnya agar setampan Tae Il.
Dalam kasus ini, ketika dokter dan suster meninggalkan ruangan sebentar, seorang pasien mencuri propofol (obat bius yang memiliki efek penenang dan sering disalahgunakan). Dalam sebulan telah lenyap 60 vial. Ruang penyimpanan obat hanya boleh dimasuki staf klinik. Itu sebabnya mereka pikir pasien mencurinya saat staf menangani pasien lain.
Tae Il meminta catatan obat-obatan dan rekaman CCTV klinik tersebut. Ji Gook yang sejak tadi mengamati CCT menemukan hal yang aneh. Ia berkata dokter di ruangan tersebut keluar masuk berbagai ruangan dengan hanya berganti pakaian. Perawat tertawa dan berkata semua dokter itu orang yang berbeda, mereka berwajah mirip karena memiliki ayah yang sama.
Ketika mereka berjalan kelaur klinik, tiba-tiba seorang dokter mencium Tae Il. Tae Il langsung mendorong dokter itu.
“Tae Il, kau sudah kembali.”
“Sudah kubilang jangan lakukan itu,” kata Tae Il kesal.
Dokter itu memegang pundak Tae Il dengan ramah dan berkata Tae Il tidak berubah. Tae Il menepisnya dan meminta dokter untuk tidak bersikap seakan-akan mengenalnya. Itu adalah peringatan. Ji Gook terpana memperhatikan kejadian aneh itu.
Yoon Jung bersedia pergi menemui penguntitnya meski ia sebenarnya sangat takut. Dae Gu duduk di belakangnya dengan mengantungi alat perekam, sementara Soo Sun duduk di seberangnya diam-diam merekam video.
Penguntit Yoon Jung datang dan duduk di depan Yoon Jung. Ia memuji Yoon Jung memakai parfum yang ia sukai dan Yoon Jung adalah wanita sempurna. Yoon Jung berkata ia memakai parfum yang disukai Yoon Jae, pria yang saat ini dikencaninya. Ia berkata ia mulai menyukai Yoon Jae.
Penguntit Yoon Jung menautkan jari jemarinya erat di bawah meja untuk menutupi emosinya. Namun tutur katanya tetap lembut. Ia meminta Yoon Jung tidak membohongi diri sendiri mengenai perasaannya. Ia berkata hanya dirinya yang ada di hati Yoon Jung.
Demi mendapatkan bukti, Yoon Jung memprovokasi penguntitnya dengan lebih keras. Ia berkata ia sama sekali tidak menyukainya dan mereka tidak bernah berpacaran. Penguntit itu malah menuduh Yoon Jae telah mengancam Yoon Jung. Mengapa Yoon Jung berubah? Yoon Jung yang dikenalnya tidaklah dingin seperti ini.
Yoon Jung berkata ia mendapat kekuatan dari Yoon Jae hingga berani menghadapi sampah seperti penguntitnya. Ia berkata ia tidak takut lagi. Ia juga mengatai penguntitnya orang gila dan ini hari terakhir ia bertemu dengannya.
Melihat penguntit itu tidak ada tanda-tanda mengancam, Soo Sun mengirimkan pesan sms pada Dae Gu agar berpura-pura menjadi kekasih Yoon Jung untuk memprovokasinya. Meski keberatan, Dae Gu bangkit dan menarik Yoon Jung, berpura-pura jadi Yoon Jae.
Ia meminta penguntit itu tidak menyiksa Yoon Jung-nya dan Yoon Jung tidak menyukainya. Harus bagaimana lagi agar penguntit itu mengerti? Tapi penguntit itu hanya diam, seperti hendak menangis, lalu tersenyum. Creepy >,<
Dae Gu akhirnya membawa Yoon Jung keluar. Soo Sun mengikuti mereka. Tapi si penguntit itu tidak mengikuti keluar. Rencana mereka gagal, mereka belum mendapatkan bukti.
Yoon Jung kecewa karena tidak berhasil mendapatkan bukti. Padahal ia sudah siap untuk dipukul sekalipun demi mendapatkannya. Soo Sun menenangkannya. Ia berkata penguntit itu pasti terprovokasi dan mulai sekarang mereka akan melindungi Yoon Jung 24 jam sehari. Dae Gu hanya bisa menghela nafas kesal melihat Soo Sun memutuskan begitu saja tanpa membicarakan hal ini lebih dulu dengannya.
Pan Seok memberikan ceramah pada para calon polisi. Ia memberikan wejangan agar para polisi muda itu mempercayai diri sendiri maka tubuh mereka akan mengikuti ke arah mana impian mereka tertuju. Lalu ia memberikan sesi tanya jawab.
Seorang peserta menanyakan kasus pertama yang tak berhasil diselesaikan Pan Seok dan mengapa kasus itu tidak terselesaikan Mendengar itu wajah Pan Seok berubah murung.
Lalu ia menceritakan kasus 11 tahun lalu, kasus pembunuhan seorang perawat sekolah (ibu Ji Yong) di Masan. Ketika itu perawat tersebut adalah satu-satunya saksi mata dan setelah ia memutuskan bersaksi, ia dibunuh di rumahnya dan puteranya yang berusia 15 tahun menghilang.
Perawat itu mendapat ancaman sebelum bersaksi dan orang yang mengancamnya menjadi tersangka utama pembunuhan. Tapi penjahat itu menghilang setelah terjadinya peristiwa tersebut. Karena tidak ada saksi, kasus itu tetap tidak terpecahkan hingga saat ini.
Chief Kang mendapat Pan Seok duduk merenung di halaman sekolah polisi. Ia mengira Pan Seok sedang mengenang masa lalunya saat bersekolah di tempat ini. Pan Seok bercerita mengenai apa yang ditanyakan oleh peserta tadi. Karena itu sekarang ia memikirkan kasus tersebut.
“Kau masih mengingatnya dengan begitu jelas?” tanya Chief Kang. “Sudah waktunya bagimu untuk melupakannya.”
“Aku yakin aku akan segera melupakannya. Batas waktunya hampir berakhir (batas waktu untuk menyelesaikan kasus ini, jika tetap tidak terselesaikan, maka kasus ini ditutup dan penjahatnya bebas).”
Soo Sun dan Dae Gu duduk di dalam mobil di depan apartemen Yoon Jung. Soo Sun berkata Yoon Jung pasti mengalami masa yang sulit hiingga mempersiapkan diri untuk dipukul. Ia jadi semakin bertekad menyelesaikan kasus ini.
“Bagaimana denganmu?” tanyanya pada Dae Gu.
Tak ada jawaban.
“Apa yang sedang kau lihat?”
………………..
“Apakah kau juga akan mengabaikan ini? Apa yang kaucari di meja Pemimpin Tim? Apakah aku perlu menanyakan padanya apa yang ada di mejanya?”
“Kau ini sedang apa?”
“Akhirnya ada respon,” sindir Soo Sun. “Apa ini yang namanya tumit Achillesmu (kelemahan)?”
Soo Sun berkata ia bisa menerka apa yang sebenarnya dicari Dae Gu, tapi Dae Gu tidak perlu khawatir, ia akan menepati janji untuk tutup mulut.
“Apa yang kaupikirkan?”
“Kaupikir aku benar-benar berotak burung? Memangnya kau pikir aku akan mengatakannya padamu?”
Dae Gu bertanya sampai kapan mereka akan diam di tempat ini. Sampai mereka mendapatkan bukti kuat atas penguntit itu, kata Soo Sun. Meski ia tidak tahu sampai berapa lama.
“Aku tahu. Aku sedang menganalisis pola pikir penguntit itu berdasarkan komentar SNS-nya.”
“Benarkah? Harusnya kau mengatakannya,” kata Soo Sun senang. “Baik, lanjutkanlah. Ayo cepat lanjutkan!”
Dae Gu kembali mengamati laptopnya. Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran. Soo Sun tertidur sambil bersandar ke kaca jendela.
Dae Gu menghela nafas panjang dan mengamati Soo Sun. Soo Sun bergumam dalam tidurnya karena kedinginan. Dae Gu melepaskan jaketnya lalu….melemparkannya ke wajah Soo Sun. Supaya suara dengkurnya tidak terdengar ;p
Dae Gu mengamati setiap komentar ang diposting si penguntit. Penguntit itu memang memuja Yoon Jung. Setiap komentarnya bernada pujian, namun menakutkan karena terlalu berlebihan. Dae Gu juga mengamati rekaman CCTV yang ada di luar rumah Yoon Jung. Lalu ia menutup laptopnya. Apakah ia sudah mendapatkan sesuatu.
Tepat pukul 12 malam, Dae Gu membangunkan Soo Sun dengan menurunkan kaca jendela. Soo Sun terbangun dan tersenyum malu mengatakan ia tertidur sebentar. Ia tidak cukup tidur karena ada masalah dengan tempat tinggalnya.
“Itu jika kau menganggap 2 jam hanyalah waktu sebentar,” sergah Dae Gu. “Aku sudah selesai menganalisisnya.”
Hasil analisisnya adalah si penguntit sangat ketat mengikuti aturan yang dibuatnya sendiri. Setahun terakhir ini tidak ada satu komentar pun yang diposting setelah pukul 1 pagi. Dari 5840 komentar yang ditinggalkan pada akun SNS Yoon Jung, tidak ada satu komentar pun yang diposting setelah pukul 1 pagi. Ejaan dalam setiap komentarnya selalu benar dan setiap spasi selalu sama.
Penguntit juga tertangkap kamera CCTV sebanyak 21 kali. Tapi tidak pernah melewati tengah malam. Kesimpulannya, kemungkinan besar si penguntit selalu tidur pukul 1 pagi. Dan karena sekarang telah melewati tengah malah, kemungkinan si penguntit menampakkan diri di apartemen Yoon Jung adalah nol.
“Apa kau mengerti? Ayo kita pulang.”
“Tunggu, kau benar-benar akan pulang?”
“Sudah kuduga. Kau adalah seorang berotak burung yang bahkan tidak bisa penambahan dan pengurangan namun aku berusaha menjelaskan mengenai faktorisasi. Aku tidak bisa lagi turun menyamai levelmu. Kauputuskan sendiri apa yang akan kaulakukan,” Dae Gu mengambil tasnya. Ia berkata ancaman tidak lagi berguna. Ia sudah lebih dari bersabar dalam menghadapi Soo Sun. Ia akan pulang sendiri dan Soo Sun boleh memakai mobil.
“Tunggu, apa kau yakin? Ia tidak pernah muncul setelah tengah malam?”
“Seyakin bumi mengelilingi matahari.”
Dae Gu turun dari mobil dan berjalan pergi. Melihat Dae Gu seyakin itu, Soo Sun percaya Dae Gu benar dan mulai menjalankan mobilnya. Namun baru beberapa meter, teleponnya berbunyi. Ia mengangkat teleponnya. Ternyata telepon dari sesama penghuni apartemen untuk membicarakan kelanjutkan nasib uang sewa mereka.
Namun Soo Sun sibuk menelepon hingga tidak menyadari sebuah mobil melewatinya. Dan pengemudinya adalah si penguntit.
Yoon Jung melihat mobil Soo Sun di luar dan tersenyum lega. Ia mencoba menelepon Soo Sun tapi teleponnya sibuk. Ia memutuskan mengirim SMS.
“Detektif Eo, kau masih di sini. Pria itu meneleponku. Ia berkata semua sudah berakhir dan memohon untuk bertemu denganku terakhir kalinya. Aku menerima ajakannya. Aku ingin mendapatkan bukti. Tolong ikuti aku. Aku pergi sekarang. Aku akan pergi ke coffee shop 24 jam di persimpangan.”
Yoon Jung keluar dari rumahnya lalu naik ke mobil si penguntit. Namun saat mobil mereka melewati mobil Soo Sun, Yoon Jung melihat Soo Sun sama sekali tidak melihat ke arahnya melainkan sedang sibuk menelepon. Yoon Jung terkejut dan mulai terlihat panik.
Dae Gu berhenti di minimarket. Saat meleawati deretan kotak susu, ia membetulkan kotak susu yang ditempatkan tidak pada tempatnya. Hal itu membuatnya menyadari sesuatu. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengecek postingan SNS si penguntit hari ini. Dan ternyata ia menemukan beberapa salah eja. Si penguntit telah kehilangan ketenangannya.
Dae Gu berlari sekencang-kencangnya kembali ke rumah Yoon Jung. Soo Sun yang baru saja selesai menelepon terkejut melihat Dae Gu kembali. Ia segera turun dari mobil dan berlari menyusul Dae Gu.
Dae Gu mengedor dan memanggil Yoon Jung tapi pintu tidak dibuka. Ia menyuruh Soo Sun menelepon Yoon Jung. Soo Sun bertanya ada apa.
“Komentar-komentar barunya salah eja dan peletakan spasinya salah. Ia hancur.”
Soo Sun baru melihat SMS dan telepon Yoon Jung. Ia baru tahu Yoon Jung pergi bersama si penguntit untuk mendapatkan bukti. Rasa bersalah mulai menyelimuti dirinya. Yoon Jung pergi di saat ia sedang menelepon.
Mereka pergi ke coffee shop 24 jam yang disebutkan Yoon Jung dalam SMS-nya. Tapi Yoon Jung dan penguntitnya tidak pernah terlihat dalam kedai kopi itu.
Mereka mengitari daerah tersebut mencari Yoon Jung. Soo Sun berusaha menelepon tapi telepon Yoon Jung tidak diangkat. Ia bertanya apakah mereka perlu menelepon Eung Do. Dae Gu berteriak menyuruh Soo Sun diam.
Tapi Eung Do yang menelepon mereka. Dae Gu meminta Soo Sun tidak mengangkat telepon itu dulu dan membiarkannya berpikir. Melalui ingatan supernya, Dae Gu mengingat semua komentar yang pernah diposting si penguntit. Ia ingat tempat pertama si penguntit itu bertemu Yoon Jung. Taman Do San.
Dae Gu segera memacu mobilnya ke sana. Mereka berteriak memanggil Yoon Jung. Tapi yang mereka temukan adalah orang-orang yang berkerumun di tengah taman itu. Diliputi firasat buruk, keduanya menyeruak kerumunan itu.
Tubuh Yoon Jung terkulai bersandar di sebuah pohon, dengan perut berlumuran darah.
Komentar:
Seringkali seseorang menerima pengalaman pahit sebagai pelajaran bagi hidup mereka.. Namun tidak pernah terbersit dalam benak Dae Gu dan Soo Sun bahwa pelajaran yang mereka terima haruslah seberat ini. Akan menarik untuk melihat akan menjadi polisi seperti apa mereka berdua.
Saat memberi kasus pada P4, Pan Seok mengingatkan agar mereka tidak terlalu ambisius namun juga jangan tidak peduli. Namun inilah yang dilakukan Soo Sun dan Dae Gu. Soo Sun terlalu antusias sedangkan Dae Gu terlalu meremehkan. Dan berakibat fatal yang menyangkut nyawa orang lain.
Jika saja Dae Gu mau membuka diri mengingat 11 tahun lalu, maka ia mungkin akan menyadari bahwa Pan Seok mungkin saja melakukan kesalahan yang sama seperti yang ia dan Soo Sun lakukan.
Hmm.... Yoon Jung pacarnya Yoon Jae, (mlfas?)
BalasHapustapi ga tega juga liat beom jadi penguntit & penjahat gtu TT
Rupanya panseok tidak pernah melupakan kejadian di ep 1.
BalasHapusBuat DaeGu bener2 merusak suasana, padahal lagu latarnya udah bagus banget, eh, jaketnya malah di lempar. Kelakuan.
Semangat buatnya mbak, ep 4 di blog mana ya.?
ihh ngeriiii...penguntit bisa segitunya???
BalasHapusJadi. gimana nasib Dae Gu - Soo Sun? apa kasus pertama mereka ini dianggap gagal?
duh kasusnya ngeriii..
BalasHapusitu dokter yg nyium tae ill siapa yah -_-
makin penasaran ajha..?
BalasHapusd tunggu eps. brikut'y mba
..?
Masih banyak misterinya. Suka banget drama korea yang berisi kasus kasus detektif kaya gini.
BalasHapusSemangat mba Fanny posting sinopsisnyaaa ^_^
salam kenal aku dah lama ngikutin blog ini tapi ru pertama komen,
BalasHapusmeski dah nonton videonya tapi tetap pengen baca sinopsis dari mba Fanny
mba Fanny semangat bikin sinopsisnya yaa :D
aku dah nonton sampe ep 4, tapi kenapa ya aku curiga kalo si Tae il itu guy, liat aja kelakuan tae il ke Ji Gook di ep 4 :D
download saja di sini ..ada subtitle indonesia dan inggris
BalasHapusupdate tiap hari
sudah eps 5 nanti mlm akan eps 6 ..dijamin terupdate
http://cyber-sadrach.blogspot.com/2014/05/download-drama-korea-youre-all.html
Huaaaaaaaa . . . . . .
BalasHapusTae il oppaa . . . Apa kau MAHO ? ? ? . . . . Bgaimana ini ? . . Ahn jae hyun ama Bok Ja aj deh gua rela . . .
*syok_berat*
maaf mau nanya ko ep 4 dan 5 belum ada sinopnya ya...makasih
BalasHapusMaaf nyela. Cuma mau bantu.
HapusAda di koreandramaaddict sudah sampai ep 6
Ditunggu kelanjutannya mba~ (;
BalasHapusMsa beom jd penguntit...kok g rela ya...hmm
BalasHapusboleh tanya gak, lagu latar pas eun dae gu di minimarket, itu judulnya apa ya?
BalasHapuslagunya 소유(SoYou) X 정기고(JunggiGo) - 썸(Some) feat. 긱스 릴보이 (Lil Boi of Geeks)
Hapus