[Sinopsis Episode 4 di Blog Kutudrama]
Dae Gu mengingat percakapan Pan Seok dengan seseorang di telepon, melalui telepon duplikat yang dimiliknya.
“Lama tak berjumpa, Detektif Seo. Kau belum melupakan suaraku, bukan?” tanya orang itu.
“Apa kau benar-benar kembali?” tanya Pan Seok.
“Begitulah. Kita harus bertemu.”
Suara itu adalah suara yang diingat betul oleh Dae Gu. Suara pembunuh ibunya.
Dae Gu sedang memikirkan ini ketika S meneleponnya. Dae Gu menceritakan kembalinya pria bersepatu boot. Bahwa pria itu menelepon Pan Seok. Ia tidak melihat orangnya namun hanya mendengar suaranya.
Tampaknya S meragukan cerita Dae Gu karena Dae Gu kemudian dengan kesal berkata ia yakin orang itu telah kembali. Suara itu adalah suara yang tidak akan dilupakannya meski sudah 110 tahun.
Dae Gu mencurigai 2 pria yang telah menemui sebelumnya dan mengancamnya agar tidak bersaksi. Satu pria berpakaian necis bernama Park Seung Oh, dan seorang pria bertopi. Ia tidak tahu siapa di antara kedua orang itu yang membunuh ibunya, namun yang pasti wajah orang itu memiliki bekas luka karena ia sempat melemparkan asam kuat ke wajah pembunuh ibunya.
Kedua orang itu belum diketahui keberadaannya namun Dae Gu yakin mereka akan menghubungi Pan Seok dalam waktu dekat. Karena itu Dae Gu bertekad mengawasi Pan Seok 24 jam sehari. Salah satunya melalui kamera pengintai yang sudah dipasangnya di kamar Pan Seok.
Tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut di luar kamar Dae Gu. Ia segera keluar dan mendapati rekan-rekannya, termasuk Soo Sun, bernyanyi-nyanyi dengan suara keras.
Begitu melihat Dae Gu, Soo Sun langsung merentangkan tangannya seakan hendak memeluk: “Partner!!!”
Dae Gu mendorong dahi Soo Sun dengan telunjuknya. Lalu memarahi mereka karena begitu ribut di malam hari. Ia bertanya mengapa Soo Sun ada di sini. Soo Sun berkata ini adalah saat yang tepat untuk ayam dan bir (jangan-jangan Soo Sun fansnya Chun Song Yi ;D).
Soo Sun melihat apartemen mereka cukup besar dan jadi merasa iri. Ia berharap bisa tinggal di tempat seperti itu. Tae Il memberitahu Ji Gook keadaan Soo Sun yang tidak memiliki tempat tinggal.
Sementara Tae Il dan Ji Gook membuka makanan yang mereka beli, Soo Sun bertanya bukankah mereka ini bisa dianggap keluarga. Keluarga itu seperti apa? Tinggal dalam satu atap, menonton TV, makan ayam dan bir bersama-sama. Hehe….modus ini sih >,<
Dae Gu tahu apa yang diincar Soo Sun. Ia menyuruhnya segera makan dan pergi. Soo Sun beralih ke rencana 2. Ia berkata ibunya memiliki kemampuan memasak makanan Korea setara koki profesional dan ia adalah puterinya. Jika ia tinggal bersama mereka, ia akan memasakkan makanan Korea untuk sarapan dan makan malam, berikut teh herbal dan jus buah. Ia juga akan mendekorasi tempat tinggal mereka.
Ji Gook berseru senang, tapi Dae Gu menyeret Soo Sun berdiri dan menyuruhnya pergi.
“Aku mengerti!” teriak Soo Sun kesal.
Akhirnya mereka berempat mabuk bersama. Mereka membanggakan peran masing-masing dalam membekuk si penyandera. Bahkan Dae Gu mengakui kalau mereka telah bekerja dengan baik. Mabuknya Dae Gu lucu….tetap cool hehehe XD
Soo Sun bertanya apakah teman-temannya juga memikirkan hal yang sama seperti dirinya. Mereka tidak berkelahi keroyokan tapi mereka semua melompat menyerbu si penyandera hingga kusut dan ia kehabisan nafas. Mereka sudah menghirup gas selama lebih dari 2 jam ketika itu. Ia merasa pusing dan tidak mampu berpikir lagi, tapi jantungnya tetap berdebar kencang.
“Jantungku berdebar sangat kencang. Aku tidak tahu apakah karena aku kehabisan nafas atau kelelahan, tapi jantungku terus berdebar,” Soo Sun menoleh dan mendapati teman-temannya sudah tertidur karena mabuk. Ia tersenyum dan meneruskan kata-katanya.
“Teman-teman, kupikir….akhirnya aku menemukan sesuatu yang membuat jantungku berdebar.”
Dae Gu ternyata tidak tidur. Ia membuka matanya dan melirik Soo Sun.
Keesokan paginya, Dae Gu yang lebih dulu bangun. Ia teringat perkataan Soo Sun semalam. Hmmm…apakah ia juga merasakan hal yang sama dengan Soo Sun? Selama ini ia hidup hanya untuk menemukan pembunuh ibunya. Tapi apakah ia juga akhirnya menemukan impiannya sama seperti Soo Sun?
Soo Sun terbangun dan langsung mencari toilet. Dae Gu keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Tiba-tiba ia tersentak.
Soo Sun tak sengaja menabrak dada telanjang Dae Gu dengan bibirnya! Lebih mengejutkan lagi Soo Sun malah mendecakkan lidah.
“Mmmm..strawberry? Apa kau memakai sabun strawberry?” tanyanya polos. LOL^^
Soo Sun terus berjalan ke kamar mandi seakan tak terjadi apa-apa. Dae Gu tersadar dari kagetnya dan langsung menyeret Soo Sun keluar dari kamarnya, tanpa menghiraukan protes Soo Sun yang benar-benar membutuhkan toilet. Lalu ia memegangi dadanya seakan memegangi benda berharga yang sudah tersentuh orang lain.
Episode 5: Terkadang kau menerimanya dan hidup!
Karena belum menemukan tempat tinggal, Soo Sun tinggal di tenda. Sepertinya ia berkemah di atap kantor polisi. Dan ia sekarang berpenampilan baru dengan rambut pendeknya.
Dae Gu benar-benar mengikuti Pan Seok ke manapun Pan Seok pergi. Ia melihat Pan Seok pergi ke sebuah gedung apartemen.
Sementara itu Sa Kyung keluar dari apartemennya dan melihat seorang pemuda menunggunya di luar. Pemuda itu merengek bertanya mengapa Sa Kyung tidak menjawab telepon darinya. Sa Kyung melihat pemuda itu dengan judes dan tidak menghiraukannya. Pemuda itu tidak membiarkan Sa Kyung pergi. Ia terus bertanya mengapa Sa Kyung tidak menjawab teleponnya.
Sa Kyung berkata ia menemui pemuda itu hanya untuk bersenang-senang tapi pemuda itu menanggapinya terlalu serius. Ia meminta pemuda itu tidak datang menemuinya lagi. Lalu ia pergi meninggalkan pemuda yang patah hati itu.
Di depan lift ia melihat Pan Seok. Rupanya Pan Seok mendengar semua percakapan Sa Kyung dengan pemuda itu. Sa Kyung tidak menghiraukannya dan masuk ke dalam lift tanpa mengatakan sepatah katapun.
Saat pintu lift hampir menutup, Pan Seok menahannya dan ikut masuk ke dalam lift. Dae Gu yang diam-diam mengamati kejadian itu bertanya-tanya apakah Pan Seok dan Sa Kyung berpacaran.
Di dalam lift, Pan Seok menegur cara hidup Sa Kyung. Ia berkata pemuda itu tampaknya berusia awal 20-an. Sa Kyung berkata sekarang sedang trend bagi wanita untuk pergi dengan pria lebih muda. Pan Seok mengingatkan bahwa Sa Kyung adalah pemimpin tim orang hilang di kepolisian Gangnam. Memangnya kenapa? Sahut Sa Kyung ketus. Pemuda tadi kan tidak di bawah umur.
Pan Seok berkata pemuda itu memang tidak di bawah umur tapi cukup muda untuk menjadi keponakan Sa Kyung. Ia bertanya apa Sa Kyung masih hidup seperti ini. Apa Sa Kyung ingin terus hidup seperti ini?
Sa Kyung menatap Pan Seok dan berkata Pan Seok seharusnya tetap tutup mulut. Pan Seok lah yang membuatnya seperti ini.
“Salah siapa hingga aku hidup seperti ini?”
“Kau ingin aku melakukan apa? Sudah 10 tahun berlalu. Kau ingin aku melakukan apa?!” tanya Pan Seok frustrasi.
Sa Kyung tidak menjawab dan pergi meninggalkan Pan Seok.
P4 membantu tim Sa Kyung pindahan ke kantor mereka karena kantor lama tim tersebut dihancurkan.
Ji Gook yang mengetahui hubungan lama Pan Seok dan Sa Kyung bertanya pada Eung Do mengapa keduanya bercerai. Dae Gu dan Soo Sun terkejut karena mereka baru mendengar hal ini.
Tapi Eung Do tidak sempat menjawab pertanyaan Ji Gook karena ia terkejut melihat wajah baru Soo Sun. Begitu juga rekan-rekannya. Mereka terpana melihat penampilan baru Soo Sun.
Ji Gook bertanya mengapa Soo Sun memotong rambutnya. Soo Sun kan tidak punya kekasih yang memutuskannya hingga patah hati (biasanya kalau orang patah hati jadi potong rambut ya??). Tae Il berkata potongan rambut itu cocok untuk Soo Sun.
“Cantik. Soo Sun kita terlihat cantik bagaimanapun juga,” puji Eung Do. Hehe…suka sama ahjusshi satu ini^^
Bahkan Dae Gu sempat tersenyum sedikiiiiit seakan menyetujui ucapan Eung Do. Lalu ia kembali bersikap cuek.
Soo Sun menarik Dae Gu pergi karena ada yang ingin dikatakannya. Ji Gook memperhatikan kepergian Soo Sun dengan tatapan terpesona. O-ow….bakal ada yang patah hati nih >,<
Ternyata Soo Sun meminta Dae Gu meminta maaf pada Pan Seok. Tentu saja Dae Gu tidak mau. Soo Sun terus menasihatinya. Ia bertanya apakah Dae Gu tidak akan meminta maaf karena sudah mencekik Pan Seok dan menghilang. Pan Seok tidak akan membiarkannya begitu saja. Ia sudah merasakan ketika Pan Seok tidak mempedulikannya dan mengasingkannya.
Dae Gu malah bertanya mengapa Soo Sun memotong rambutnya, padahal itu adalah satu-satunya hal yang ia sukai dari Soo Sun.
“Jangan mengalihkan pembicaraan…err…benarkah?” tanya Soo Sun senang.
“Karena Detektif Seo membencinya,” kata Dae Gu sambil berjalan pergi.
Soo Sun kembali menahannya. Dae Gu menepisnya dan berkata ia tidak akan meminta maaf. Lebih baik lidahnya dipotong daripada meminta maaf pada Pan Seok.
“Eun Dae Gu!! Maksudku, Detektif Eun. Aku tidak tahu kenapa kau begitu membenci pemimpin tim. Tapi aku benar-benar ingin bekerja dengan baik. Karena itu aku membutuhkan permintaan maafmu. Seperti yang kaubilang, aku tidak becus dalam menjalankan tugasku. Aku mungkin saja gagal tak peduli seberapa keras aku mencoba. Tapi meskipun aku berhenti, aku ingin mendapatkan hak untuk berhenti. Hak untuk berhenti hanya diberikan pada mereka yang berusaha sampai akhir,” kata Soo Sun.
Dae Gu menghela nafas panjang. Melihat Dae Gu mulai melunak, Soo Sun melancarkan jurus terakhirnya. Memelas.
Ia memandang Dae Gu dengan memelas sambil menggoyangkan tubuhnya, seperti anak kecil yang membujuk ayahnya. Mana tahaaaan XD
“Jika kau melakukannya (merayu) lagi, aku akan membunuhmu,” ujar Dae Gu ketakutan. Hehe.
Pan Seok terkejut melihat Soo Sun saat mereka rapat untuk pertama kalinya setelah insiden penyekapan itu.
“Aku bukan lagi anggota berambut panjang, Pemimpin tim,” kata Soo Sun. Ia berkata jika Pan Seok memaafkannya atas kasus si penguntit, ia akan melakukan yang terbaik agar tidak mengecewakan Pan Seok lagi. Ia akan belajar keras dan benar-benar menjadi tim Pan Seok.
Tapi karena Soo Sun berpartner dengan Dae Gu, permintaan maafnya seorang tidaklah cukup bagi Pan Seok. Ia menatap Dae Gu, menunggu kata-kata darinya.
Soo Sun diam-diam mencubit Dae Gu. Eung Do berbicara tanpa suara agar Dae Gu meminta maaf. Setelah satu cubitan lagi dari Soo Sun barulah Dae Gu mengatakannya.
“Aku minta maaf.”
Apakah satu kalimat itu cukup bagi Pan Seok untuk memaafkan Dae Gu? Eung Do membantu keduanya dengan membujuk Pan Seok agar memaafkan mereka karena mereka bekerja dengan baik di kedai itu.
Pan Seok menatap keempatnya dengan tajam. Lalu melemparkan data yang dipegangnya ke atas meja.
“Intuisiku tidak pernah salah. Bukan hanya kau, tapi kau, kau, dan kau, tidak memiliki perilaku atau penampilan seorang detektif.Tidak ada ketulusan dan ketangkasan (Tae Il). Tidak ada kegigihan dan keberanian (Ji Gook). Dan kau berkeliaran tanpa arah. Ceroboh adalah contoh yang buruk (Soo Sun). Tidak bisa mengendalikan diri, kau adalah amatir yang tidak bisa menangani kemarahan dengan benar (Dae Gu). Intuisiku mengatakan kalian tidak akan pernah bisa menjadi detektif.”
P4 minus Dae Gu hanya bisa menunduk mendengar kata-kata Pan Seok.
“Tapi seperti kilat yang tiba-tiba menyambar, intuisiku bisa saja salah. Seperti dalam situasi penyekapan di kedai. Walau dalam kekalutan, kalian berhasil mengacaukan intuisiku dan melindungi para siswi SMA itu. Menyelesaikan kasus tersebut. Kerja…bagus.”
P4 yang tadinya murung langsung tersenyum, kecuali Dae Gu. Nngg..mungkin hatinya yang tersenyum? Pujian speerti itu keluar dari bibir Pan Seok tentulah hal yang langka. Bahkan Pan Seok ikut tersenyum melihat wajah-wajah senang di hadapannya.
Eung Do mengumumkan bahwa malam ini mereka akan minum bersama untuk merayakan. P3 langsung menyambut dengan antusias.
Bukan hanya tim 3 yang berkumpul malam itu, tapi semua detektif lainnya, termasuk Chief Kang. Mereka memulai perayaann dengan tos bersama. Slogannya: “Kalian dikepung!! (you’re all surrounded)”
Chief Kang memuji keberhasilan mereka semua dalam menyelesaikan kasus penyanderaan. Ia juga berkata P4 telah membuktikan bahwa mereka pantas. Hanya Chief Cha yang nampaknya tidak terlalu senang.
Mungkin itu sebabnya ia naik ke panggung lalu menyanyi habis-habisan.
Berikutnya, Pan Seok didaulat untuk menyanyi bagi mereka. Bahkan Sa Kyung pun bertepuk tangan. Eung Do dan P4 (dengan Dae Gu dpaksa Soo Su) ikut naik ke panggung. Mereka bernyanyi dan menari bersama. Haha…jadi inget gaya Dokko Jin waktu dia nyanyi Heartbreaaak di Best Love XD
Sa Kyung mendapat telepon. Ia berbisik pada Chief Kang lalu cepat-cepat pergi.
Sementara itu salah seorang pengunjung klub itu merasa terganggu dengan suara bising para detektif. Ia menoleh dan melihat Pan Seok yang sedang menyanyi. Hmmm…apakah ia mengenal Pan Seok?
Pengunjung tersebut menghampiri mereka. Chief Cha yang sedang ikut berjoget tak sengaja menubruk si pengunjung. Namun begitu ia melihat siapa orang yang ditubruknya, ia langsung memberi hormat dan mematikan lagu pengiring.
“Lama tak bertemu, Detektif Seo,” ujar si pengunjung tersebut.
Pan Seok menghampirinya lalu membalas sapaan itu dengan sopan. Orang itu adalah seorang Penuntut Umum, Penuntut Han.
“Mengapa kalian begitu bising? Aku tidak bisa membedakan kalian itu para detektif atau penjahat,” sindirnya.
“Penuntut Han, meski itu sebuah gurauan, itu adalah hinaan bagi kami petugas polisi,” kata Chief Kang sambil tersenyum.
“Ah, Ibu Kepala rupanya ada di sini,” Penuntut Han memberi hormat.
Lalu ia menyuruh Pan Seok pergi ke kamar mayat rumah sakit Hanguk untuk mengambil sampel darah dari jenasah Kwon Dae Eung dan melakukan tes racun. Sikapnya angkuh dan sok memerintah. Tapi sepertinya ia memiliki antipati khusus terhadap Pan Seok. Bahkan P4 pun menyadari hal itu.
“Maksud Anda, sekarang?”
“Menurutmu kapan? Tahun depan? Cepat ambil sampel darah itu dalam waktu 1 jam!”
Pan Seok tetap tenang dan menjelaskan Kwon Dae Eung mati bunuh diri karena kesulitan keuangan. Ia sudah dipastikan bunuh diri dengan cara menggantung dirinya. PanSeok juga menjelaskan, kondisi memar dan luka pada tubuh Kwon saat ditemukan sudah menunjukkan hal tersebut. Tidak ada alasan untuk mencurigainya sebagai pembunuhan.
“Kau ini banyak omong. Jika seorang penuntut memberi perintah untuk melakukan pengambilan dan pengecekan sampel darah, maka detektif harus melakukannya,” kata Penuntut Han.
Chief Kang dan para detektif lain merasa tersinggung tapi mereka juga mengkhawatirkan reaksi Pan Seok.
“Anda tahu jarum tidak akan bisa menembus dada, kan?”
“Kenapa tidak bisa?”
“Duapuluh empat jam setelah kematian, darah membeku.”
“Kalau begitu potong nadinya atau bawakan gumpalan darah jika aku menyuruhmu!” bentak Penuntut Han.
Pan Seok akhirnya berkata ia bisa mengambil darah dari bagian tubuh yang lain, namun karena ini bukan otopsi, ia tidak bisa memotong mayat itu. Ia akan membawakan sampel darah itu secepatnya.
Pan Seok berjalan pergi setelah pamit pada Chief Kang. Diikuti oleh Eung Do dan P4.
Penuntut Han benar-benar perusak suasana. Suasana hening dan sedikit tegang di dalam mobil tim 3. Akhirnya Soo Sun tidak tahan lagi. Ia berbisik pada teman-temannya apakah Penuntut tadi tidak keterlaluan. Ji Gook setuju Penuntut Han tadi keterlaluan. Apakah mereka harus mengikuti perintah-perintah yang tidak masuk akal seperti ini?
Eung Do berdecak agar mereka tidak bicara lagi. Mereka semua pergi ke rumah sakit. Pan Seok dan Eung Do terus berwajah murung.
“Pada hari pertama kami mendapat pujian dari Sang Legenda Seo Pan Seok, ia menunjukkan para kami realita menjadi seorang detektif. Sama seperti ketika aku kecil aku menganggap ayahku adalah Superman, pada akhirnya aku menyadari bahwa ia hanyalah manusia biasa.”
Pan Seok dan Eung Do pergi membawa sampel darah itu dan menyuruh P4 pulang.
Mereka memperhatikan pemimpin tim mereka pergi. Ji Gook berkomentar bahwa ini adalah contoh perseteruan polisi dan penuntut. Tae Il berkata Penuntut Han adalah penuntut terkenal. Meski ia lebih muda 1 tahun dari Pan Seok, ia selalu bersikap tidak sopan padanya.
Tiga tahun lalu Penuntut Han hampir ditahan atas tindakan kekerasaan oleh Pan Seok. Sejak itu ia menjadi musuh bebuyutan Pan Seok.
“Tapi Pemimpin Tim kita benar-benar keren hari ini, bukan?” kata Ji Gook bangga.
“Ya…sangat,” sahut Soo Sun.
Ia lalu mengajak Dae Gu menjenguk Yoon Jung yang juga dirawat di rumah sakit ini.
Yoon Jung menyambut mereka dengan senyuman. Nampaknya ia sudah terbiasa melihat kedatangan Soo Sun. Dae Gu menyodorkan kue yang dibawanya dengan canggung.
Yoon Jung berkata ia sudah tidak apa-apa. Ia merasa tidak enak karena terus menerus dikunjungi. Soo Sun bertanya memangnya ada orang lain lagi yan menjenguk?
“Kalian tidak tahu? Pemimpin tim datang setiap hari. Begitu ia tahu aku suka cake, ia membawakanku cake setiap kali menjengukku walau aku bilang tidak ada tempat lagi di lemari pendingin.”
Dae Gu mau tidak mau tersentuh dengan sikap Pan Seok. Sementara Soo Sun tersenyum melihat tumpukan kue itu.
“Meski tanpa jubah merah dan celana ketat biru, Superman tetaplah Superman. Seo Pan Seok tetaplah Seo Pan Seok,” ujarnya dalam hati.
Sa Kyung tiba di kantor. Rupanya ia buru-buru pulang kebih dulu karena ada kasus anak hilang.
Anak itu hilang dari taman bermain sekolah TK. Ibunya menelepon sekolah sekitar jam 6 sore untuk memberitahu bahwa ia akan terlambat menjemput anaknya. Anak itu menunggu dijemput dengan bermain di taman bermain sekolahnya. Tapi 30 menit kemudian anak itu menghilang.
Sa Kyung kesal karena anak itu ditinggalkan sendirian begitu saja. Ia menanyakan data mengenai anak itu. Anak itu berusia 7 tahun, bernama Kim Min Joon. Kedua orangtuanya telah bercerai dan ia dalam pengasuhan ibunya.
Sa Kyung bergerak cepat dengan memerintahkan agar polisi shift malam dan bebas tugas dikerahkan untuk mencari anak tersebut. Ia sendiri segera pergi ke TK tersebut.
Para polisi mencari tahu keberadaan Min Joon dengan menanyakan pada orangtua lain yang telah menjemput anak-anak mereka dan mengenal Min Joon. Akhirnya jejak Min Joon berakhir di pinggir jalan raya.
Sa Kyung menemukan jejak ban mobil di jalan raya akibat pengereman mendadak. Namun tidak ditemukan darah maupun pecahan mobil di situ. Intuisi Sa Kyung menuntunnya untuk memerika di bawah jembatan. Tempat itu dipenuhi rumput tinggi dan gelap.
Sa Kyung dan rekannya mencari di area tersebut dan menemukan Min Joon. Min Joon terkapar berlumuran darah dan tak sadarkan diri. Sa Kyung menggendongnya dan segera membawanya ke rumah sakit.
Tapi sayang….nyawa Min Joon tak tertolong.
Sa Kyung tertegun melihat jenasah Min Joon ditutup kain putih. Ia nampak terguncang dan tidak sanggup berlama-lama di sana.
Karena kasus itu kemungkinan kasus tabrak lari, maka kasus itu dilimpahkan ke tim kriminal. Kasus baru untuk P4.....
Komentar:
Dae Gu rasa strawberry??? XD
semangat mbak fanny ngelanjutinyaaa :)
BalasHapusSemangaattt mbk...ditunggu bagian 2 nya:D
BalasHapuslucuuuu ditunggu kelajutannya...:)
BalasHapuslee seung gi .. :*
BalasHapusdaebaaak !!!