[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Setelah menemui CEO Shin, Dae Gu pergi menemui Hyun Chul. Sepertinya Dae Gu menggunakan nama palsu dalam daftar pengunjung karena Hyung Chul nampak terkejut saat melihat Dae Gu. Ia menghela nafas panjang lalu duduk.
Dae Gu membeberkan apa yang sudah ia ketahui selama ini. Bahwa ia sudah menemukan liontin itu tapi ternyata liontin itu bukan milik direktur perusahaan (Park Seung Oh yang sudah meninggal), melainkan milik Yoo Ae Yoon puteri dari Senator Yoo Moon Bae.
“Yoo Ae Yun juga yang memukul kepala ibuku dengan vas malam itu, benar kan?”
Hyung Chul tidak menjawab tapi ekspresinya yang pasrah membenarkan jawaban Dae Gu.
“Tapi kenapa? Apa mungkin aku anak Shin Ji Il?” Dae Gu memperlihatkan fotonya dan foto Shin Ji Il. “Benar kan? Sejak awal kasus ini tidak ada hubungannya dengan direktur perusahaan. Ini bukanlah kasus balas dendam (karena ibunya akan menjadi saksi).
“Nak, mohon jangan gali lebih dalam lagi. Jika kau terus seperti ini, kau dan aku akan mati.”
“Apa kau pikir itu bisa menghentikanku? Menurutmu bagaimana perasaanku saat ini?! Kutanya sekali lagi. Apa Yoo Ae Yoon membunuh ibuku karena ia takut suaminya mungkin adalah ayahku?”
Hyung Chul berkata ia sudah selesai dan bangkit berdiri. Dae Gu memanggilnya.
“Kau membunuh ibuku! Tapi tidak ada lagi yang bisa mengatakan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu! Kumohon, katakan apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu.”
Hyung Chul nampak goyah tapi ia menguatkan dirinya dan kembali ke selnya tanpa mengatakan apapun meski Dae Gu terus memanggilnya. Saat ia kembali ke selnya, napi di seberang selnya terus mengawasi.
CEO Shin pulang ke rumahnya dan tidak mempedulikan istrinya yang sedang duduk minum-minum.
“Kenapa? Apa kau tak melihatku sebagai manusia lagi? Tidak peduli seberapa tenangnya kau berpura-pura, kau tidak bisa menipuku, dasar kau pria licik!” maki Nyonya Yoo.
CEO Shin menyarankan agar istrinya tidur karena sudah mabuk. Tapi Nyonya Yoo belum selesai marah-marah.
“Tidak peduli bagaimanapun, kau yang memilih melangkah masuk dalam lubang neraka ini. Kau yang memilih datang ke sini!” Suara Nyoyna Yoo tambah lama tambah melengking.
“Hentikan!” Akhirnya CEO Shin membentak istrinya. “Apa kau tidak muak dengan semua ini?! Apa kau tidak lelah?!”
Lalu ia pergi meninggalkan istrinya yang kembali minum-minum.
Saat keluarga Yoo sedang sarapan keesokan harinya, tiba-tiba Ki Jae bertanya apakah Dae Gu kemarin menemui ayahnya. Bukankah ayahnya minum kopi dengan Dae Gu kemarin?
“Apa yang ia bicarakan?” tanya istrinya.
CEO Shin berbohong bahwa ia tidak sengaja bertemu Dae Gu di gedung kantornya dan ia menyapa karena ia ingat Dae Gu pernah datang ke rumah. Lalu CEO pamit pada istri dan mertuanya.
Setelah suaminya pergi, Nyonya Yoo menanyai Ki Jae.
“Apa mereka lama bersama? Apa yang mereka bicarakan?”
“Aku tidak tahu. Aku hanya melihat mereka pergi. Kenapa Ibu sangat terkejut? Apa Ibu melakukan hal yang buruk lagi?” tanya Ki Jae khawatir.
Nyonya Yoo jadi tidak tenang dan sangat gelisah setelah tahu suaminya bertemu dengan Dae Gu. Ia teringat peristiwa 11 tahun lalu.
Ketika itu Nyonya Yoo berjalan ke lobi sebuah hotel dan melihat suaminya sedang berbicara dengan ibu Ji Yong. Keduanya kebetulan bertemu di hotel itu setelah 15 tahun tak bertemu. Ibu Ji Yong berkata ia berharap tidak bertemu dengan CEO Shin seperti ini lagi.
Ia menoleh dan melihat Nyonya Yoo. Ibu Ji Yong buru-buru pergi. CEO Shin memanggil nama ibu Ji Yong tapi tidak mengejarnya. Namun hal itu cukup untuk membuat Nyonya Yoo pergi mendatangi rumah Ji Yong.
Dan inilah yang terjadi saat Nyonya Yoo menyambangi rumah Ji Yong. Tanpa mengatakan apapun ia masuk ke kamar ibu Ji Yong. Ketika melihat foto ibu Ji Yong dan Ji Yong, ia menampar ibu Ji Yong dua kali dengan keras. Ibu Ji Yong menatapnya.
“Beraninya kau menatapku. Kau pikir aku tidak akan pernah menemukanmu jika kau bersembunyi seperti ini? Beraninya kau melahirkan dan membesarkan putera suamiku?” kata Nyonya Yoo marah.
“Kau masih tak sopan seperti dulu. Ji Yong adalah anakku, bukan anaknya. Ia tidak ada hubungannya dengan suamimu. Tolong pergilah, Ji Yong akan segera pulang.”
“Kau mau mati ya?”
“Aku sudah menepatiku janjiku. Aku tidak pernah bertemu suamimu lagi sejak 15 tahun lalu. Aku juga tidak pernah menghubunginya. Jadi kau juga harus menepati janjimu. Kau sudah berjanji tidak akan pernah muncul di hadapanku seperti ini lagi. Pergilah. Kukatakan sekali lagi. Ji Yong bukan anak suamimu. Aku tidak akan pernah melihat suamimu lagi sampai aku mati. Itu tidak akan pernah terjadi jadi kau bisa tenang. Dan tolong jangan menemuiku lagi.”
Ibu Ji Yong berjalan keluar kamar. Pada saat itulah Nyonya Yoo mengambil vas dan menghantamkannya ke belakang kepala ibu Ji Yong. Ibu Ji Yong berbalik dan Nyonya Yoo menghantamnya sekali lagi.
Setelah ibu Ji Yong terkapar tak bergerak, barulah Nyonya Yoo panik. Ia mengguncang tubuh ibu Ji Yong tapi ibu Ji Yong pingsan. Ia mengira ibu Ji Yong sudah mati dan langsung menelepon ayahnya dengan ketakutan.
Setelah itu Hyung Chul pergi ke rumah Ji Yong untuk membersihkan barang bukti dari sidik jari Nyonya Yoo dan mengacak-acak rumah itu hingga terkesan ada lebih dari 1 orang.
Mengingat itu semua membuat Nyonya Yoo semakin gelisah dan takut hingga ia harus meminum obat penenangnya. Lalu dalam kemarahannya ia melempar gelas ke foto suaminya.
CEO Shin memanggil Dae Gu ke kantornya. Ia mengungkapkan belasungkawa atas peristiwa tragis yang terjadi pada ibu Dae Gu.
“Ibumu seorang yang hebat. Hangat dan baik hati. Tapi hubungan antara aku dan ibumu tidak lebih dari sesama relawan yang bekerja bersama satu bulan sekali.”
“Apa kalian pernah berpacaran?”
“Tidak pernah. Aku tidak tahu bagaimana istriku bisa terlibat dalam kasus seperti ini…tapi aku dengar pembunuhnya sudah tertangkap. Jadi aku memilih untuk tidak membicarakan hal ini lagi denganmu di masa yang akan datang.”
Dae Gu menatap CEO Shin. CEO Shin memalingkan wajahnya.
Dae Gu menumpahkan seluruh isi hatinya dengan berteriak dan menangis sendirian. Sepertinya di dalam hatinya tersimpan sedikit harapan bahwa mungkin…mungkin saja…ayahnya masih hidup. Mungkin saja ia tidak sendirian dalam dunia ini dan masih memiliki seorang ayah. Tapi harapan yang sedikit itupun hancur dengan perkataan CEO Shin.
Dae Gu kembali ke kantor dengan lebih tenang dan dengan rencana baru. Ia memberitahu Pan Seok bahwa ada cara untuk menangkap Yoo Ae Yun. Tim 3 segera melakukan rapat untuk membicarakan hal ini.
Dae Gu berkata mereka bisa memancing pengakuan dari Nyonya Yoo. Baik bukti liontin maupun kesaksian Oh Dong Soo tidaklah cukup untuk membuktikan Nyonya Yoo bersalah. Tidak ada sidik jari pada vas dan tidak ada yang melihat Nyonya Yoo memukul ibunya. Namun akan berbeda jika Nyonya Yoo mengakuinya sendiri.
Eung Do mengakui itu cara yang terbaik. Tapi mereka bahkan belum tahu motif Nyonya Yoo membunuh ibu Ji Yong. Mereka harus tahu apa yang mereka akan mereka cecar untuk memancing pengakuan Nyonya Yoo.
Dae Gu berkata dengan memprovokasi dan memancing emosi Nyonya Yoo, mereka bisa memancing pengakuan Nyonya Yoo.
Untuk itu mereka meminta bantuan Sa Kyung (Sa Kyung pernah dilatih di luar negeri). Sa Kyung berkata hal itu sangat mungkin karena Nyonya Yoo orang yang sulit ditebak. Tapi dengan memalsukan dan mencuri liontin, sudah menunjukkan kalau Nyonya Yoo merasa terdesak. Lebih mudah mendapatkan pengakuan dari orang yang emosional daripada orang yang tenang dan rasional.
Untuk itu mereka harus mencari tahu lebih banyak mengenai kepribadian Nyonya Yoo.
Soo Sun pergi ke spa tempat Nyonya Yoo biasa merawat diri. Pegawai spa curhat kalau Nyonya Yoo benci disuruh menunggu. Bahkan satu menit saja bisa membuatnya mengamuk dan membatalkan janji. Nyonya Yoo juga tidak tahan jika orang tidak memperhatikannya.
Ji Gook pergi ke salon langganan Nyonya Yoo untuk membuntutinya. Ia melihat Nyonya Yoo berteriak dan memarahi pegawai salon gara-gara menggunakan sisir yang berujung tajam. Nyonya Yoo takut benda berujung tajam.
Mereka mengirimkan hasil penyelidikan mereka pada Sa Kyung. Sa Kyung berkata mungkin saja benda tajam adalah titik kelemahan Nyonya Yoo.
Tae Il yang masih dirawat di rumah sakit ikut membantu dengan mengirimkan link video-video Nyonya Yoo dalam acara publik yang ditemukannya di internet.
Sa Kyung membalasnya melalui grup chatting bahwa video-video itu bisa membantu untuk mempelajari bagaimana Nyonya Yoo menyembunyikan sifat aslinya dari publik. Ia lalu menanyakan keadaan Tae Il.
Karena itu grup chatting, tentu saja Pan Seok juga ikut membaca percakapan mereka. Tae Il berkata ia sudah baikan dan mengingatkan kalau ia masih muda.
“Hai Park Tae Il! Fokuslah untuk pulih. Kau harus menambah berat badan,” Pan Seok nimbrung dalam percakapan tersebut. Sa Kyung tertawa geli melihat komentar Pan Seok yang kekanakkan.
Eung Do pergi ke tempat latihan golf, yang pastinya tidak cocok untuk Eung Do, untuk menyelidiki kepribadian Nyonya Yoo. Nyonya Yoo tidak mau berbicara dengan orang lain kecuali dengan pelatih terbaik. Nyonya Yoo juga benci kalah dari orang lain. Selain mendapatkan informasi tersebut, Eung Do juga mendapat oleh-oleh sakit pinggang.
Pan Seok pergi menemui Senator Yoo untuk meminta agar Nyonya Yoo bekerja sama dengan polisi. Jika Nyonya Yoo datang ke kantor polisi dan bersedia diinterogasi, Pan Seok berkata ia tidak akan mengganggu Senator Yoo lagi. Tapi jika tidak, ia akan mempertaruhkan pekerjaannya dan mengungkapkan hubungan ayah-anak Senator Yoo dan Nyonya Yoo. Termasuk fakta bahwa Nyonya Yoo adalah tersangka pembunuh kasus di Masan 11 tahun lalu.
Senator Yoo meledek Pan Seok yang tampaknya tak takut apapun lagi hingga begitu ngotot.
“Bagaimana Anda tahu? Aku kehilangan puteraku karena kasus tersebut dan seseorang harus menyaksikan kematian ibunya pada usia yang begitu muda.Jadi bagaimana bisa aku tidak ngotot?” balas Pan Seok dengan menahan kemarahannya. Senator Yoo tersenyum licik.
Namun ia sebenarnya tidak setenang itu karena setelahnya ia langsung memanggil Chief Kang dan memarahinya karena tidak becus mengurus masalah ini. Bagaimana bisa Chief Kang tidak menghentikan kasus ini dan sekarang kasus ini sudah merembet padanya.
“Mengapa Bapak menyalahkan saya? Bapak seharusnya mengurus urusan keluarga Bapak lebih dulu sebelum memenuhi ambisi Bapak,” kata Chief Kang. Ia menyesal telah terlibat dalam kasus ini sejak awal.
Senator Yoo mengingatkan bahwa Chief Kang sudah tahu kalau Hyung Chul akan membunuh Ji Yong saat Chief Kang membocorkan lokasi Ji Yong di sekolah 11 tahun lalu.
Chief Kang nampak terluka dengan kenyataan itu, seakan itu adalah penyesalannya yang terbesar. Ia berkata hal terpenting saat ini adalah tidak ada lagi cara untuk melindungi Nyonya Yoo. Satu-satunya cara adalah Nyonya Yoo bekerja sama dengan polisi dan berusaha membuktikan kalau polisi tidak memiliki bukti yang cukup.
“Jika tidak, kita semua akan mati.”
Senator Yoo tertegun mendengar perkataan Chief Kang. Namun tampaknya ia setuju tidak ada cara lain.
Tim 3 berlatih cara menginterogasi dan memprovokasi Nyonya Yoo. Sa Kyung berkata Nyonya Yoo pasti ingin mengendalikan situasi jadi sebaiknya mereka bersikap lebih santai dan berekspresi acuh tak acuh.
Mereka juga akan membangkitkan rasa takut Nyonya Yoo pada benda tajam dengan membawa pensil berujung tajam saat interogasi. Dengan merangsang rasa takutnya, mereka akan membuat Nyonya Yoo emosi. Jika mereka terus menerus melakukannya, mungkin saja Nyonya Yoo akan kelepasan bicara.
Soo Sun berkata ia tahu interogasi berhubungan dengan psikologi, tapi ia tidak tahu kalau ia harus memperhatikan gerak tubuh dan nada suara juga. Ini adalah pengetahuan baru bagi mereka. Persiapan mereka hampir selesai. Sa Kyung mempersilakan Dae Gu yang ingin mengatakan sesuatu pada mereka.
Dae Gu berkata pada mereka kalau ia telah memutuskan strategi untuk menghadapi Nyonya Yoo karena ia punya dugaan kenapa Nyonya Yoo membunuh ibunya.
Dae Gu keluar ruang rapat lebih dulu setelah menceritakan apa yang telah ia temukan beberapa hari ini. Teman-temannya memandangnya dengan khawatir. Ji Gook bertanya apa Dae Gu tidak apa-apa. Dae Gu tersenyum dan mengangguk sekilas. Ji Gook tersenyum dan menyusulnya, diikuti Soo Sun.
Sa Kyung, Pan Seok, dan Eung Do memperhatikan mereka.
“Hyung-nim…kadang-kadang aku khawatir pada suatu hari nanti ia akan menghilang ke udara. Bagaimana jika ia tidak tahan lagi dengan semua penderitaannya?” kata Eung Do.
Nyonya Yoo tak percaya ayahnya menyuruhnya datang ke kantor polisi. Senator Yoo berkata ini hanya formalitas dan lagi pengacaranya akan mendampinginya. Nyonya Yoo hanya perlu pergi ke sana, duduk dan tidak mengatakan apapun.
“Hanya formalitas? Kalau begitu Ayah saja yang pergi! Ayah bilang akan mengurus semuanya! Seharusnya Ayah menyelesaikannya dengan benar sejak awal!”
“Satu-satunya cara melewati situasi ini adalah pergi ke kantor polisi besok pagi.”
“Tidak! Inilah sebabnya aku menyuruh Ayah membunuhnya sejak awal.”
“Apa kau tidak bisa melihat situasinya sekarang? Suamimu sudah bertemu dengan anak itu. Jika anak itu menghilang sekarang, siapa yang akan paling dicurigainya? Pergilah bekerja sama dalam penyelidikan. Kita akan urus anak itu nanti.”
“Aku bersumpah akan membunuh anak itu dengan kedua tanganku sendiri.”
Keesokan paginya Nyonya Yoo pergi ke kantor polisi.
“Akhirnya aku bisa melihat Anda di sini, Nyonya Yoo,” sapa Dae Gu.
Para penyelidik lain memperkirakan bahwa Nyonya Yoo akan pergi tanpa mengatakan apapun dalam interogasi. Tapi mereka memuji Pan Seok yang berhasil mendatangkan Nyonya Yoo ke kantor polisi.
Senator Yoo dan Chief Kang menanti di kantor mereka masing-masing.
Nyonya Yoo dan pengacaranya duduk di ruang pemeriksaan, sementara Sa Kyung dan tim Pan Seok mengamati di ruang sebelah (mereka bisa melihat Nyonya Yoo tapi Nyonya Yoo tidak bisa melihat mereka). Mereka sengaja berlama-lama dan membiarkan Nyonya Yoo menunggu lama untuk membuatnya emosi.
Nyonya Yoo tampak tidak sabar dan mulai mengetukkan jarinya di meja. Dae Gu hendak bergerak tapi Sa Kyung berkata belum saatnya. Lima menit lagi.
Ketukan jari Nyonya Yoo semakin cepat lalu berhenti.
“Hei, kalian semua di sana, kan?!” serunya marah. “Ayo mulai sekarang juga!!”
Pengacaranya berusaha menenangkannya. Sa Kyung tersenyum, ini adalah pertanda baik karena Nyonya Yoo sudah bersuara.
Maka Dae Gu pun mulai beraksi. Sebelum ia keluar, diam-diam ia meraih tangan Soo Sun untuk mendapatkan kekuatan. Soo Sun menggenggam tangan Dae Gu tanpa menoleh. Dae Gu tahu Soo Sun sedang memberinya semangat.
Ia masuk ruang pemeriksaan dengan membawa setumpuk berkas dan satu kotak penuh pensil yang semuanya berujung runcing.
Dae Gu meminta maaf dengan santai karena telah membuat mereka menunggu. Ia meminta Nyonya Yoo membuka kacamata hitamnya. Nyonya Yoo mendengus kesal. Pengacaranya menyarankan agar Nyonya Yoo menuruti keinginan Dae Gu. Nyonya Yoo melepas kacamata hitamnya.
Dae Gu sengaja menggoyangkan kotak pensil hingga pandangan Nyonya Yoo terarah ke sana. Dan memang Nyonya Yoo nampak resah dengan keberadaan pensil-pensil itu.
“Karena Anda tidak mau menjawab pertanyaan apapun, maka saya akan langsung menanyakan pertanyaan yang penting. Apakah Anda mengenal Nyonya Kim Hwa Young, korban dari kasus pembunuhan perawat sekolah di Masan?”
Nyonya Yoo bersikap acuh tak acuh.
“Kalau begitu saya tanyakan begini. Anda pernah menanyakan pada saya apakah saya lebih mirip Ayah atau Ibu saya. Menurut Anda saya lebih mirip siapa?” Dae Gu menyodorkan foto ibunya dan Shin Ji Il, “Shin Ji Il dan Kim Hwa Young. Siapa di antara mereka berdua?”
Nyonya Yoo melotot melihat foto itu.
Komentar:
Jadi Dae Gu anak CEO Shin atau bukan?
Dari perkataan ibu Ji Yong, sepertinya ada dua kemungkinan:
1. Dae Gu memang anak CEO Shin namun ibu Ji Yong sudah berjanji pada Nyonya Yoo untuk tidak bertemu lagi dengan CEO Shin, hingga ia berkeras Ji Yong adalah anaknya dan tidak ada hubungan apapun dengan CEO Shin. Karena cukup aneh juga melihat ibu Ji Yong berkeras kalau Ji Yong adalah anaknya. Mengapa ia tidak langsung saja menyatakan kalau ayah Ji Yong adalah orang lain?
2. Dae Gu memang bukan anak CEO Shin. Jika memang begitu, berarti sia-sia kejahatan yang dilakukan Nyonya Yoo.
Sementara dari perkataan CEO Shin juga bisa saja ada dua kemungkinan:
1. Dae Gu memang bukan puteranya.
2. Dae Gu memang puteranya namun ia sengaja menyangkalnya dan bersikap dingin untuk melindungi Dae Gu dari istri dan mertuanya. Jika mereka sanggup membunuh ibu Ji Yong, maka bukan tidak mungkin mereka akan membunuh Ji Yong.
Hidup Dae Gu memang rumit dan menyedihkan. Untunglah sekarang ia memiliki Soo Sun dan teman-teman yang menyayanginya.
Makasih lho mbak, baca sinopsisnya aja udah berasa nonton :D
BalasHapuswah...spekulasi mba Fanny masuk akal banget...betul mba, setuju ama pemikiran mba Fanny. lebih ngarep kalo Ji Young emg anak Presdir Shin.
BalasHapusah, DaeSun momentnya dikit disini. moga ep depan banyak lg.
thanks mba Fanny buat sinopnya. n buat mba Dee ditunggu ya ep 18!
Sinops ini slalu ku tunggu2.. serasa deg2an tiap bacanya ky lg nontn.mksih byk y mba utk sinopsnya..
BalasHapusselalu baca sinopsis nya di blog ini abis itu nonton lagi di one channel sbs :)))
BalasHapuskalau dari perkataan nyonya yoo kayaknya iya deh itu dae gu anak nya ceo shin ._. need more daesun momenttt!!! hoho
ga sabar nunggu sinopsis eps 18 nya~
2 kat u/ episode 17,lucu dn tegang... X_x
BalasHapusMba lanjut episode 18 nya dong ^^
BalasHapusI do like this.
BalasHapusRahasia Tae I'll dah kebngkr. Dae Gu sebentar lagi jjuga terbongkar.
mb... yg jadi shin ki jae tu namanya siapa ya... :)
BalasHapusdaebak daebak... ^^
BalasHapuskyk ny bnr mba dae gu anak ny CEO shin, tp bisa jg bkn, cb klo mrk tes DNA. siapa y yg mau inisiatif ngetes DNA mrk ? hehehe..
BalasHapusmakasih mba sinopsisnya^^
Mksh mba fanny...ditunggu kelanjutan nya yaak...semangat^__^
BalasHapusKira-kira mereka berhasil ga ya mendapat pengakuan dari Nyonya Yoo...
BalasHapusMakasih Mba Fanny...
episode 18 nya donk!!
BalasHapusPreview Ep 19 nya jg ya mbak Fanny
BalasHapus