Note: Drama ini tidak cocok bagi mereka yang masih di bawah umur
[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Mereka berhenti di tempat peristirahatan. Dong Min meneruskan ceritanya mengenai Yoon Chul dan Hye Jin. Sebenarnya meski hamil, Hye Jin aman untuk memakan obatnya tanpa berakibat pada janin yang dikandungnya. Tapi Hye Jin takut obatnya akan berpengaruh pada bayinya jadi ia tidak mau memakan obatnya.
Jae Yeol bertanya apakahpenyakit Hye Jin kambuh jika tidak memakan obat. Dong Min berkata kemungkinannya tinggi untuk kambuh dan Hye Jin tahu itu. Karena itu mereka menyemangatinya dan mendukungnya.
Dong Min pergi untuk mengangkat telepon dari pasiennya. Soo Kwang menghampiri Jae Yeol. Ia berkata ia akan memanggil Jae Yeol “Hyung” mulai sekarang.
“Panggil saja :’kau’,” ujar Jae Yeol.
“Aku akan memanggilmu ‘hyung’. Biarkan So Nyeo bekerja di café. Kami memerlukan pegawai tambahan karena banyak pekerjaan,” kata Soo Kwang. Sebagai gantinya ia akan memanggil ‘Hyung (kakak)’ pada Jae Yeol.
Jae Yeol mengingatkan So Nyeo masih di bawah umur. Soo Kwang memastikan kalau ia tidak akan mengencani Soo Nyeo. Ia juga meminta Jae Yeol mengajarinya cara mendapatkan wanita.
Hae Soo yang kebetulan mendengar, menyindir Jae Yeol agar mengajari Soo Kwang. “Kau kan playboy.”
“Aku memang akan melakukannya,” ujar Jae Yeol.
Soo Kwang berkata ia tidak ingat kapan terakhir kali ia mencium wanita. Sudah lama maksudnya. Bagaimana caranya mendapatkan wanita?
“Biarkan mereka. Jika kau mencoba untuk mendapatkan mereka, kau kalah. Jika kau siap kehilangan mereka, kesempatan untuk mendapatkan mereka lebih besar.”
Soo Kwang kebingungan. Tidak mengerti maksud Jae Yeol.
Mereka tiba di tempat konser yang diadakan di sebuah taman (seperti hutan raya). Dong Min dan Soo Kwang segera menghampiri Hye Jin, mereka bertepuk tangan bersama.
Jae Yeol bersama Hae Soo berdiri di tempat lain. Hye Jin melambaikan tangannya melihat Hae Soo. Begitu juga Yoon Chul yang sedang menyanyi di panggung.
Jae Yeol bertanya yang mana istri Yoon Chul. Saat ia melihat wanita yang ditunjuk Hae Soo nampak ceria dan menikmati konser itu, ia berkata Hye Jin tidak seperti pasien sakit jiwa.
“Apa kaupikir pasien schizophrenia akan terlihat seperti monster?”
“Entahlah, hanya saja mengejutkan karena ia terlihat sangat normal.”
Mereka memperhatikan Hye Jin. Hae Soo berkata Hye Jin sangat cantik. Jae Yeol mengangguk. Hae Soo bercanda jika Hye Jin tidak secantik itu, pasti Yoon Chul sudah jadi miliknya.
Seorang pengunjung tidak sengaja menyenggol Hae Soo. Jae Yeol spontan memegang pundak Hae Soo untuk melindunginya. Dan mereka pun tersenyum, berbaikan kembali.
Setelah konser, Hye Jin dan Yoon Chul terlihat berjalan di tepi sungai. Mereka berdua nampak murung dan galau. Apakah penyakit Hye Jin kambuh?
Sepertinya begitu karena Hae Soo berkata ia akan tinggal menemani mereka dan menyuruh ketiga pria itu pulang lebih dulu. Dong Min ingin tinggal tapi pasiennya juga membutuhkan bantuannya. Sedangkan Soo Kwang harus kembali bekerja.
“Aku juga ingin tinggal,” Jae Yeol berusaha sopan.
“Tidak usah,” kata Hae Soo.
“Thank you,” kata Jae Yeol cepat.
Ketiganya naik ke mobil dan pergi. Saat itulah terdengar teriakan Yoon Chul.
“Tidaaaak!!! Hye Jin!!!”
Jae Yeol menghentikan mobilnya. Mereka turun dan melihat Hye Jin masuk ke dalam sungai. Yoon Chul terlihat berusaha mengejar istrinya. Dong Min menelepon Hae Soo agar pergi ke lokasi mereka.
Jae Yeol melihat Yoon Chul dan menyadari pria itu tidak bisa berenang. Tanpa ragu ia masuk ke sungai untuk menolong. Soo Kwang ingin ikut menolong tapi ia juga tidak bisa berenang. Karena panik, sindrom Tourettenya malah kambuh.
Dong Min masuk ke sungai menolong Yoon Chul. Jae Yeol berhasil mendapatkan Hye Jin tapi Hye Jin terus meronta hingga kadang mereka masuk ke air.
Hae Soo yang baru tiba berteriak kalau perut Hye Jin tidak boleh kemasukan air sungai karena sedang hamil. Jae Yeol pun berpindah dengan maksud hendak menggendong Hye Jin di pundaknya. Dengan begitu posisi Hye Jin akan di atas dan tidak masuk ke air.
Tapi Hye Jin yang kalap malah mendorong Jae Yeol masuk ke dalam air. Jae Yeol berkali-kali ditenggelamkan ke dalam air.
“Jang Jae Yeol!!” teriak Hae Soo khawatir.
“Jae Yeol! Jae Yeol! Keluarlah!” Dong Min ikut berteriak.
Untunglah Jae Yeol berhasil keluar dan mengangkat Hye Jin di pundaknya. Hye Jin terus meronta dan memukuli Jae Yeol tapi Jae Yeol bertahan dan terus berjalan ke tepi sungai.
Hye Jin pingsan. Hae Soo memberi CPR dan Hye Jin selamat setelah memuntahkan air. Barulah Hae Soo menghampiri Jae Yeol yang terkapar di dekat Hye Jin. Dahinya terluka dan berdarah.
Jae Yeol membuka matanya dan tersenyum. Hae Soo bernafas lega dan membaringkan dirinya di antara Jae Yeol dan Hye Jin.
“Haruskah aku pingsan lebih lama? Supaya kau bisa memberiku nafas buatan,” gurau Jae Yeol.
“Kenapa kau tidak melakukannya?” Hae Soo balik bercanda. Ia memeriksa luka Jae Yeol.
“Jangan sentuh aku, rasanya aneh,” kata Jae Yeol.
“Kau masih bisa merasa,” ledek Hae Soo. Ia mengusap Hye Jin yang mulai sadar.
Jae Yeol mengangkat kedua tangannya dan berteriak, “Aku menyelamatkan seseorang!”
Ia nampak puas dan bahagia. Hae Soo tersenyum melihatnya.
Hae Soo menemani Hye Jin yang terus menangis. Mereka di sebuah kamar penginapan di taman itu. Hae Soo membiarkan Hye Jin terus menangis untuk melampiaskan perasaannya. Ia membelai dan menepuk-nepuk Hye Jin seperti seorang kakak menghibur adiknya.
Jae Yeol memperhatikan mereka di luar. Tampaknya ia tersentuh melihat sisi lembut Hae Soo. Lalu ia menghampiri para pria yang sedang berbincang.
Yoon Chul menyalahkan dirinya karna menyinggung aborsi saat mereka berjalan tadi. Jae Yeol berkata ia juga akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi Yoon Chul. Yoon Chul mengatakan itu karena tak tega melihat penderitaan Hye Jin. Dong Min meminta Yoon Chul tetap kuat. Itu adalah cara terbaik untuk membuktikan persahabatan mereka.
Jae Yeol menghampiri Soo Kwang yang terlihat sedih. Ia menyuruh Soo Kwang mempekerjakan So Nyeo di café.
“Katakan padanya seakan kau yang mempekerjakanny agar kau telrihat keren.”
“Aku akan memanggilmu Hyung,” Soo Kwang mengulurkan kepalan tangannya. Wajahnya mulai cerah. Mereka tos kepalan tangan.
Dan lebih mengejutkan lagi, Jae Yeol mengusap kepala Soo Kwang dan berkata akan mengajarinya berenang. Awww…
Dong Min meminta Jae Yeol menunggu mobil dari rumah sakit jiwa menjemput Hye Jin, sementara ia dan Soo Kwang akan pulang lebih dulu dengan ambulans.
Hae Soo menghampiri Jae Yeol dan hendak memakaikan plester. Jae Yeol menggeleng. Ia bertanya apa yang dilihat Hye Jin saat penyakitnya kambuh. (Schizophrenia adalah penyakit jiwa di mana penderitanya tidak bisa membedakan apa yang nyata dan tidak hingga mereka seringkali berhalusinasi dan menganggap halusinasinya itu nyata – sebenarnya Jae Yeol pun salah satu penderitanya karena menganggap Kang Woo adalah nyata)
Hae Soo berkata ada yang melihat ular, ada yang melihat atap runtuh, sedangkan Hye Jin melihat teman-temannya mengejarnya sambil menghinanya. Hae Soo mengatakan itu sambil memasang plester di dahi Jae Yeol.
Jae Yeol melihat di dalam kamar Yoon Chul sedang memeluk Hye Jin. Ia menyanyi untuk menenangkan istrinya.
Hae Soo mengaku awalnya ia menentang pernikahan mereka dan menyarankan mereka hanya berteman. Tapi mereka memutuskan hubungan dengannya sama sekali.
Jae Yeol bertanya apakah mereka kembali mencari Hae Soo setelah Hye Jin hamil. Hae Soo membenarkan. Jae Yeol bertanya kenapa Hae Soo melarang mereka memiliki anak padahal Hae Soo seorang dokter.
Hae Soo berkata kondisi mereka sulit dijalani hanya dengan cinta. Sejujurnya, hingga sekarangpun ia tidak yakin keduanya akan bertahan selamanya. Tapi ia ingin mendukung mereka. Jika keduanya berhasil mempertahankan cinta mereka, maka ia juga merasa ada harapan untuk percaya pada cinta.
Itulah sebabnya ia menyalakan lilin untuk mereka. Ia berdoa agar siapapun akan menolong mereka sat mereka kesulitan.
“Apakah cinta benar-benar akan menyelamatkan mereka?” tanyanya.
“Tentu saja,” jawab Jae Yeol.
“Apa kua juga termasuk orang yang berpikir cinta mengalahkan segalanya? Bahwa cinta akan selalu membawa kebahagiaan, sukacita, debaran hati, dan keberanian?”
“Cinta juga memberi rasa sakit, rasa bersalah, kepedihan, kesedihan, keputusasaan, dan penderitaan.”
Hae Soo sedikit tertegun mendengarnya. Ia mengangguk membenarkan.
“Tapi cinta juga memberimu kekuatan untuk mengatasi semua itu. Sedikitnya itulah yang disebut cinta.”
Hae Soo bertanya siapa yang mengajari Jae Yeol pemahaman seperti itu. Jae Yeol berkata ia belajar dari mencintai. Ia sangat mencintai seorang wanita.
“Dan namanya adalah Ibu.”
Hae Soo menatap Jae Yeol dengan pandangan baru. Jae Yeol melihat Hye Jin dan Yoon Chul kiss.
“Ah, aku juga ingin jatuh cinta,” katanya dengan nada iri. “Jangan melihatku dengan aneh seperti itu. Apa kau tidak tahu berapa banyak aturan terseembunyi kehidupan yang kaupelajari saat kau jatuh cinta?”
Hae Soo berkata ia tidak ingin tahu. Tapi Jae Yeol memberitahunya.
Pertama, kau akan merasa senang. Kedua, kau belajar kesabaran. Hae Soo menyindir kesabaran itu hanya akan bertahan sampai wanita itu diperoleh (sama seperti Choi Ho). Ketiga, pengertian.
Jae Yeol tidak melanjutkan penjelasannya. Ketika Hae Soo kembali menyebutnya playboy, ia mengingatkan kalau playboy juga memiliki kesetiaan pada satu arah seperti angin. Ia berbeda dengan Choi Ho. Ia selalu mendengarkan wanita. Jika wanita melarangnya melakukan sesuatu, ia tidak akan melakukannya.
Hae Soo tertawa tidak percaya. Jae Yeol berkata Hae Soo tidak bisa mengatakan apapun jika belum pernah berpacaran dengannya. Hae Soo akan terkejut jika berpacaran dengannya.
Lalu ia pergi untuk tidur. Kau kan tidak akan tidur denganku, sindirnya.
Keesokan paginya Hye Jin dan Yoon Chul berpamitan pada Hae Soo. Hye Jin sudah membaik. Dengan optimis ia berkata akan mengatasi penyakitnya dan memiliki anak yang mirip Yoon Chul. Yoon Chul mengecup pipi istrinya.
Hae Soo berkata ia tahu Hye Jin tidak suka pergi ke sanitarium tapi demi janinnya akan lebih baik jika Hye Jin tinggal selama 2 minggu di ini. Hye Jin mengerti. Ia berterima kasih pada Hae Soo.
Hae Soo tersenyum. Ia beralih pada Yoon Chul dan memintanya tetap kuat. Yoon Chul meminta Hae Soo menjadi dokter yang membantu kelahiran anaknya. Tentu saja, kata Hae Soo.
Yoon Chul bertanya di mana Jae Yeol. Hae Soo berkata mungkin sedang tidur di suatu tempat. Keduanya menyarankan agar Hae Soo berpacaran dengan Jae Yeol karena sepertinya Jae Yeol oke.
Hae Soo menggeleng sambil tertawa dan menyuruh keduanya cepat pergi.
Dong Min mendapat data Jae Beom kiriman kepala penjara. Pertama ia melihat foto seorang anak yang penuh luka lebam akibat pukulan di sekujur tubuhnya. Sepertinya itu Jae Yeol…
Dong Min mulai membaca kasus itu dan terkejut saat mendapati adik Jae Beom adalah Jae Yeol. Untuk lebih meyakinkan, ia mencari berita keduanya di internet. Muncul artikel berita penusukan Jae Yeol oleh Jae Beom 2 tahun lalu. Dan di artikel tersebut terdapat foto Jae Yeol dan Jae Beom.
Jae Yeol tidur dengan bersandar di suatu tempat. Ia terlihat gelisah dan berkeringat dingin. Dalam mimpinya, ia jatuh pingsan. Dan saat sadar dari pingsannya, ia melihat kakaknya Jae Beom sedang menarik pisau dari tubuh ayahnya yang terkapar di lantai. Jae Yeol menangis dalam tidurnya.
Hae Soo mencari Jae Yeol di mobil tapi Jae Yeol tidak ada. Ia berteriak-teriak memanggil nama Jae Yeol tapi tidak ada jawaban. Ia melihat sepatu Jae Yeol dari celah bawah toilet.
Hae Soo memanggilnya dan mengetuk pintu toilet tapi tidak ada jawaban. Ia memberanikan diri untuk membuka pintu. Dan mendapati Jae Yeol sedang duduk meringkuk di sudut toilet, menangis dalam tidurnya. Hae Soo teringat rekaman video di ponselnya, saat itu ia juga sempat menduga Jae Yeol tidur di kamar mandi.
Jae Yeol terbangun. Ia terpana melihat Hae Soo memergokinya dalam keadaan seperti itu.
“Ayo kita pergi,” kata Hae Soo, seakan tidak ada yang aneh.
Ia menunggu di luar, nampak berpikir dengan apa yang baru diketahuinya. Jae Yeol meguatkan dirinya lalu bangkit berdiri.
Dalam perjalanan pulang, Hae Soo sama sekali tidak menyinggung masalah itu dan asyik menyanyi mengikuti lagu dari radio. Jae Yeol penasaran. Ia bertanya kenapa Hae Soo tidak bertanya apapun padanya.
“Kau mungkin shock melihatku tidur di kamar mandi.”
“Para wanita yang pernah kaukencani pasti terkejut,” kata Hae Soo tersenyum.
Jae Yeol membenarkan. Seorang wanita mengatakan mengerti kondisinya tapi di belakangnya mengata-ngatainya di media sosial hingga ia memutuskannya. Wanita lain tiak bisa dihubungi keesokan harinya setelah tahu kebiasaan Jae Yeol.
Hae Soo tersenyum. “Aku mengenal seorang pasien OCD yang tinggal di kandang anjing.”
Jae Yeol mengusulkan mereka berhenti sebentar dan berjalan-jalan karena ia tahu tempat yang bagus. Mereka berjalan-jalan.
Jae Yeol berkata semuanya dimulai saat ia berusia 15 tahun. Hae Soo berkata Jae Yeol tidak harus bercerita padanya. Tapi Jae Yeol meneruskan ceritanya.
Ia dulu adalah seorang anak yang pendiam. Tapi kakak dan ayah tirinya selalu memukulinya. Ayah tirinya memukulnya karena membencinya, sedangkan kakaknya memukulnya karena menganggap ia bodoh menerima pukulan ayah tirinya.
Pada suatu hari ayah tirinya memukulinya karena menginginkan uang untuk berjudi. Jae Yeol tidak mau memberikan uang karena itu uang sekolahnya. Ia melarikan diri dari ayah tirinya tapi ayah tirinya terus mengejarnya.
Masalahnya di desa tidak ada tempat untuk bersembunyi karena bangunan masih jarang. Akhirnya ia masuk ke wc umum yang ditemukannya di bawah bukit. Lalu…. ia masuk ke lubang jamban.
Hae Soo tidak memperlihatkan ekspresi apapun. Sepertinya ia sedang menguji reaksi Jae Yeol. Jae Yeol malah tertawa terbahak-bahak menganggap apa yang dilakukannya dulu itu lucu. Hae Soo tersenyum kecil.
Jae Yeol berkata ia masuk ke lubang yang menjijikkan itu dan sejka itu kamar mandi menjadi tempat teraman baginya. Hae Soo tidak mengatakan apapun, tapi jelas sebagai seorang psikiater ia sedang mencermati kondisi Jae Yeol.
Jae Yeol berkata sejak itu ia tidak pernah tidur di kamar tidur. Tempat tidur hanya menjadi samaran. Menurutnya kondisinya itu disebut trauma oleh pada psikiater. Hae Soo tidak mengatakan apapun namun diam-diam melihat Jae Yeol dengan tatapan khawatir.
Mereka tiba di sebuah danau kecil dengan aliran mata air. Hae Soo gembira melihat indahnya tempat itu.
Jae Yeol bertanya apakah ia menderita penyakit serius. Hae Soo bercanda bahwa penyakitnya lebih serius karena tidak bisa tidur dengan pria meski sudah dewasa. Jae Yeol tertawa. Hae Soo ikut tertawa.
Ia berkata dengan tertawa maka pikiran akan lebih ringan. Ia dokter yang cukup baik, bukan?
“Sedikit,” kata Jae Yeol.
Hae Soo berkata ia bisa memberi obat jika Jae Yeol merasa terlalu tidak nyaman dengan kondisinya. Jae Yeol berkata ia akan membiarkannya. Meski terkadang ia mimpi buruk, ia tidak sepenuh tidak bisa tidur. Seorang dokter pernah memberitahunya kalau obat akan mempengaruhinya dalam menulis.
Hae Soo setuju. Ia berkata 80% orang memiliki neurosis (penyakit jiwa ringan). Hampir semua orang memiliki neurosis ringan.
“Tapi jika kau memutuskan tidur nyenyak lebih penting dari menulis, minumlah obat dan lakukan terapi. Oke?”
Jae Yeol tersenyum. “Kita tidak akan pergi begitu saja setelah melihat air sejernih itu, bukan?”
Hae Soo berkata ia tidak suka air. Ia lebih suka di tempatnya berdiri seperti sekarang.
Jae Yeol menyarankan Hae Soo bersikap lebih spontan, sama seperti ia menceritakan rahasianya pada Hae Soo hari ini. Dengan begitu Hae Soo akan merasa lebih ringan.
Hae Soo menggeleng. Ia tidak bisa “begitu saja” melakukan sesuatu. Ia beranjak pergi tapi Jae Yeol malah menggendongnya.
Hae Soo berteriak-teriak panik karena Jae Yeol akan melemparnya ke air. Dan Jae Yeol benar-benar melakukannya.
Hae Soo basah kuyup. Tapi ia merasa sangat segar dan berteriak-teriak seperti anak kecil yang baru main air. Ia terus tertawa meski Jae Yeol mencipratinya dengan air.
Jae Yeol menatapnya. Pandangannya melembut. Lalu ia menarik Hae Soo dan menciumnya. Hae Soo terpana.
Jae Yeol menciumnya lagi. Dan kali ini Hae Soo mengangkat tangannya menyentuh wajah Jae Yeol, membalas ciumannya.
Komentar:
Terungkap sudah kenapa Jae Yeol tidur di kamar mandi. Meski ia menganggapnya hal yang lucu sekarang, sepertinya Hae Soo bisa melihat bahwa apa yang dialami Jae Yeol bukan sekedar trauma. Bila kita melihat Hae Soo dan Dong Min selama ini memperlakukan pasien mereka, mereka tidak pernah membedakan pasien mereka dengan orang normal.
Ketika Hae Soo berbicara dengan Hwan Hee atau pasiennya yang maniak kebersihan, ia berbicara seperti dengan seorang teman dan tidak menghakimi mereka. Begitu juga dengan Hye Jin. Ia tidak menguliahi Hye Jin, hanya menemaninya dan membiarkannya menangis.
Kurasa itu juga yang dilakukan Hae Soo saat ini. Meski ia bersikap dan berbicara biasa saja, namun sebagai dokter ia mengamati Jae Yeol.
Dalam ingatan Jae Beom, Jae Yeol memegang pisau dan ayah tiri mereka jatuh ke pisau itu. Ia menganggap Jae Yeol yang sudah membunuh. Sementara Jae Yeol sepertinya hanya ingat kakaknya mencabut pisau. Apakah ia tidak ingat kalau ia memegang pisau itu? Dugaanku kematian ayah tiri mereka tidak disengaja, kecuali ada yang sengaja mendorong ayah tiri mereka ke arah pisau yang dipegang Jae Yeol.
Uniknya, pemahaman Jae Yeol mengenai cinta memang menakjubkan. Bahkan bagi Hae Soo. Sebenarnya bagaimana hubungan Jae Yeol dengan ibu dan kakaknya?
Daebakkk;
BalasHapusCukup berat sbenarnya, tapi ada saja yg neringankan sperti pndangan jae yeol ttg cinta..
Mb fanny, kenalin ya, slama ini aku jd silent reader, ;) yg sringkali tidak puas kalo blm bca analisa dr mb fanny meskipun udah nntonin dramanya. That's so I gonna say, nooomu noomu gansahamnida..
akhirnya sedikit demi sedikit rahasia di drama ini terungkap.
BalasHapusoke mbak lanjutkan!!!! :D
mbak fanny, itu tempat yg didatangin hae soo sma jae yul kya taman sinar bulan ea (gu family book)...
BalasHapusmenurutku walaupun tampangnya jae yeol mirip playboy, tapi sebenarnya ia lebih mirip anak kecil yang sangat polos. jadi ngefans sama jo in sung.. hihi
BalasHapusIni drama bagus banget! Thankyou mba fanny buat sinopsisnya..
BalasHapusAaagrh... ktauan dh cp yg sk b02 dkm
BalasHapusjarang nemuin pmain yg sdkt pny skt kejiwa.an
tp lanjt ke ep 6 ah.
ahhh.. tambah seru nih hehe..
BalasHapusmakasih ya mba fany untuk sinopsisnya :-)
Fany oenni gomawo sinopsisnyaa....
BalasHapusJadii tambah gak sabar nunggu kelanjutannya..
Dah lama g baca sinop drama yg alur.na kek gini...sjauh ini sgt menarik...i'll give my thumb 4 SWnim.na...
BalasHapusLiat acting JIS d drama ini, dikit2 ngilangin illfil wkt liat acting dia d Frozen Flower... :p
Ttp sehat n keep fighting bwt nerusin sinop.na ea eon...^^
sebagai mahasiswa jurusan kesehatan dengan nntn drama ini sedikit bnyak dapet wawasan baru ttng penyakit kejiwaan walaupun bkn d jurusan psikologi. makasih sinopsisnya d tunggu episode berikutnya
BalasHapusoh jadi begitu, makasih mbak analisanya.jd ngerti saat kejadian ayah tirinya tertusuk pisau. :)
BalasHapusSalam krnal mba..
BalasHapusDi tunggu eps selanjutnya.. semangat
pemahaman tentang cinta jae yul didapatkan dari jae yul dipustuskan oleh para cewek yang dikencaninya,
BalasHapusMba fanny gmna kbrnya....kuanggen sama mba nih makanya bru komen di episode 5 :D krn sibuk bacanya ngebut xixixi...walaupun nih drama mank tuk dewasa..tpi dibikin se apik mgkin tanpa ada kesan pornografi..drama ini jg byk menceritakan masalah" penyakit jiwa yg ada sama mnusia..bru tw setelah nnton drama ini...kyknya bakalan jdi pr hae soo tuk nyembuhin penyakitnya jae yeol...makasih mba sinopsisnya :)
BalasHapusceritanya menarik,banyak rahasia di kehidupan je yol.tp aku berharap je yol bukan pembunuhnya.
BalasHapusNi drama ceritanya tentang kejiwaan, hampir dari para pemain mengalami gangguan kejiwaan, mereka berhalusinasi dan mempunyai dunia fantasi tersendiri, cuman penyakit mereka tidak terlihat karena mereka masih bisa mengontrol emosi mereka masing2,mungkinkah dr kita jg mengalami hal yg sama??, makin penasaran ma ep selanjutnya
BalasHapusMbak fani tks buanyak ya
msih penasran sma penyakit yg dialami oleh jae yul? apa pengakitnya sama y kayak hye jin (schizophrenia)?.....btw ditunggu y kelanjutannya
BalasHapusGomawo ^_^
Jual aneka barang ONLINE.
BalasHapusbisa di pilih mana yang pingin di order.
http://bantalsilikon01.blogspot.com
http://kopiluwakliar01.blogspot.com
http://marinirseo.blogspot.com.com/
http://bumbupecel1.blogspot.com/
http://bantalsilikon01.blogspot.com
http://kopiluwakliar01.blogspot.com
http://marinirseo.blogspot.com.com
http://bumbupecel1.blogspot.com
CP : 085-635-945-40
Makin menarik jalan ceritanya...semangat ...
BalasHapusMungkin bisa jadi, jae bom yg dorong ayahnya??? Hehehe
BalasHapusJeongmal gamsahamnida eonni fanny..
Semangat yaah, sinopsis ep 6 ditunggu 😍 :)
Drama nya luar biasa mb fanny. Dan mb fanny sm sm mb mumu jg luar biasa ud nulis sinopsis ini.
BalasHapus2 jmpol mb fanny. Maunya bny jempol tp cm pny 2 jempol. Rasanya ga sopan jempol kaki di bawa2. Hehehe.
Pokoknya makasih mb.
Best drama mbak Fanny..!
BalasHapusIni drama keren banget..
BalasHapusanalisanya mb Fanny sm mb Mumu bikin dia makin keren.. lagian jarang2 drakor yg temanya kek gini.. akhir2 ini agak kecewa dgn beberapa drama yg awalnya punya potensi bagus tapi di tengah sampe akhir seperti dipaksakan.. gak puas ntonnya. Semoga yg ini bs memuaskan hasrat kt sbgai pecinta drakor #halahhh.. apalagi dgr2 crtanya udah slesai dtulis sama SW-nim. Brarti gak ada perpanjangan dong? Kita liat aja nti...
sehat sllu mb Fanny n mb Mumu.. tengkyuu..
makin penasaran .. tpi mba fanny sekarang gambarnya agak dikurangi .. waktu di master's sun banyak gambarnya :-D hehehe
BalasHapus