Episode 44:
Kenapa Ta Hwan hendak membunuh Wang Yoo? Karena ia mendengar laporan bahwa rakyat juga menginginkan kematian Seung Nyang yang dianggap komplotan Wang Yoo. Rakyat marah dan menuduh Wang Yoo orang yang menyebabkan kekalahan Yuan. Byung Soo dan Jocham menyusup di antara rakyat dan memprovokasi mereka untuk ikut menyalahkan Seung Nyang.
Ta Hwan menganggap cara untuk menyelamatkan Seung Nyang adalah dengan melenyapkan Wang Yoo. Seung Nyang menduga ada orang yang mengatur agar Wang Yoo ditangkap dan juga mengait-ngaitkan dengan dirinya. Ia yakin Ibu Suri dan Bayan sedang mengawasinya.
Tapi Seung Nyang memiliki banyak pengikut yang memihaknya. Mereka adalah para gubernur dan pejabat. Meski saat ini terlalu awal, tapi ia merasa ia harus mengerahkan kekuasaan yang selama ini dikumpulkannya. Sementara Ta Hwan menganggap kematian Wang Yoo yang akan menyelamatkan Seung Nyang, Seung Nyang berpikir sebaliknya. Ia harus menyelamatkan Wang Yoo agar ia dan Ayu bisa bertahan.
Namun saat ia pergi ke tempat Wang Yoo, ia melihat Ta Hwan sedang menghunus pedangnya. Siap untuk membunuh Wang Yoo. Sun Woo dan Moo Song menghambur ke depan Wang Yoo. Ta Hwan harus membunuh mereka dulu sebelum membunuh Wang Yoo.
Tal Tal berkata Wang Yoo belum boleh dibunuh. Seung Nyang juga menghalanginya. Ta Hwan memerintahkan mereka agar tidak ikut campur. Ibu Suri datang dan berkata Wang Yoo belum boleh dibunuh. Ia berkata jelas ada orang yang bersekongkol dengan Wang Yoo. Kasus ini harus diusut agar mereka bisa dihukum bersama.
Seung Nyang bertanya apa Ibu Suri sedang menuduhnya. Ibu Suri tidak menyangkal, dan lagi banyak yang juga menganggap seperti itu. Seung Nyang berkata pada Ta Hwan kalau Wang Yoo belum boleh dibunuh. Kasus ini harus diusut kebenarannya untuk membuktikan ia tidak berkomplot dengan Wang Yoo. Ta Hwan akhirnya menyerah.
Seung Nyang mengikuti Ta Hwan ke kamarnya. Ia berkata Wang Yoo tidak bersalah. Ia berkata ada orang yang hendak menjatuhkan Wang Yoo dan dirinya. Ta Hwan tidak tahan Seung Nyang terus menerus menyebut nama Wang Yoo. Ia berkata ia tidak pernah bisa melupakan masa lalu mereka berdua.
Seung Nyang terluka menyadari Ta Hwan tidak percaya padanya. Ia bertanya apakah Ta Hwan mencurigainya. Ia bertekad akan menyelesaikan kasus ini sendiri tanpa bantuan Ta Hwan. Ta Hwan menyadari kesalahannya setelah melihat Seung Nyang menatapnya dengan perasaan terpukul. Ia langsung panik melihat Seung Nyang pergi. Ia seperti akan gila karena takut kehilangan Seung Nyang.
Bayan menginterogasi Wang Yoo. Ia bertanya siapa yang menjadi komplotannya di istana ini. Wang Yoo meminta Bayan menunjukkan bukti kalau ia memang menjual belerang pada negara musuh. Tal Tal berkata selama 6 tahun ini perdagangan laut Goryeo diembargo, jadi tidak mungkin Wang Yoo bisa berdagang tanpa bantuan orang dalam istana.
Wang Yoo berkeras ia tidak melakukannya, jadi mana mungkin ada komplotan? Bayan berkata harga dirinya sebagai Komanan Militer diinjak-injak karena Wang Yoo. Ia ingin lihat berapa lama Wang Yoo bisa bertahan.
Ibu Suri datang ke penjara dan ingin berbicara berdua dengan Wang Yoo. Oa berkata sejak awal ambisi Bayan tidak masuk akal. Walau Wang Yoo tidak membantu musuh, Yuan tetap akan kalah. Ia akan memaafkan Wang Yoo tapi tidak bisa melepaskan komplotannya.
Jika Wang Yoo membantunya, ia akan menghalangi penurunan Wang Yoo. Dan bantuan itu adalah menuduh Seung Nyang sebagai komplotan Wang Yoo, dengan begitu semua tuduhan akan ditimpakan pada Seung Nyang. Itu adalah satu-satunya cara mempertahankan posisi Wang Yoo. Dan sudah bisa diduga, Wang Yoo menolak tawaran itu.
Seung Nyang menemui para pejabat yang mendukungnya. Tapi para pejabat itu tidak berani mendukung Seung Nyang. Seung Nyang menceritakan bahwa Maha bukanlah anak kandung Danashiri dan Ta Hwan. Alasannya menghimpun mereka selama ini adalah untuk membantu pemerintahan Ayu kelak. Para pejabat mengerti dan bersedia membantu Seung Nyang.
Wang Yoo disiksa dan diancam dibuat lumpuh dan dibutakan oleh Bayan. Sun Woo bertanya sebenarnya apa yang harus mereka akui, nama siapa yang harus mereka sebutkan agar Wang Yoo dilepaskan. Bayan meneriakkan nama Selir Ki. Asal mereka mengaku Seung Nyang berkomplot dengan Wang Yoo, maka Wang Yoo akan dilepaskan. Bahkan Tal Tal pun terkejut mendengarnya.
Wang Yoo melarang anak buahnya bicara. Ia bertanya apakah Bayan yang seorang jenderal tidak malu dengan perbuatannya. Bayan berkata ia tidak perlu malu demi Ta Hwan dan Yuan. Untunglah pada saat itu Bayan dipanggil ke aula besar karena ada masalah.
Ternyata para pejabat pendukung Seung Nyang berlutut di depan aula, memohon Wang Yoo dilepaskan. Tentu saja itu semua karena Seung Nyang yang menggerakkan.
Ta Hwan, Ibu Suri, dan Bayan menemui mereka. Mereka melapor bahwa pejabat Goryeo, Kim Sun Jo, telah diberi perintah rahasia untuk membuat pembukuan palsu. Seung Nyang bergabung dengan mereka dan berkata hanya Kim Sun Jo yang bisa mengatakan yang sebenarnya. Ibu Suri dan Bayan mulai terlihat gugup.
Seung Nyang meminta Ta Hwan memanggil Kim Sun Jo untuk ditanyai. Ta Hwan mengabulkannya. Tapi selama Kim Sun Jo belum datang, ia memerintahkan agar Wang Yoo, Sun Woo, dan Moo Song di ikat di pelataran istana tanpa diberi minum setetespun. Ketika Seung Nyang protes, ia berkata sudah cukup kemurahan hatinya untuk Wang Yoo.
Ibu Suri dan Bayan tidak menyangka pengaruh Seung Nyang sebesar itu. Ternyata bukan hanya gubernur, para pejabat militer pun mendukung Seung Nyang. Karena Seung Nyang telrihat begitu yakin untuk memanggil Kim Sun Jo, mereka menduga Kim Sun Jo sudah mengkhianati mereka. Bayan memerintahkan agar Kim Sun Jo dibunuh. Ibu Suri dan Bayan semakin khawatir Seung Nyang akan menguasai Yuan.
Ta Hwan bertanya darimana Seung Nyang mendapat dukungan sebesar itu. Seung Nyang mengaku selama ini ia telah mendanai para pejabat itu. Ta Hwan bertanya darimana Seung Nyang mendapat uang sebanyak itu. Seung Nyang dengan jujur menjawab Wang Yoo yang telah membantunya. Dan semua ini demi Ayu.
Ta Hwan berkata ia bisa menyerahkan kedudukan Putera Mahkota pada Ayu. Tapi Seung Nyang mengingatkan kalau Ayu memiliki darah Goryeo. Sama seperti Ta Hwan yang ingin memperluas wilayah ke Utara demi Ayu, ia juga ingin melindungi Ayu dari bahaya.
Tapi hal itu membuat Ta Hwan semakin terluka. Ia menganggap Seung Nyang lebih percaya pada Wang Yoo daripada dirinya. Untuk pertama kalinya ia mengusir Seung Nyang. Lalu ia kembali minum-minum.
Seung Nyang sebenarnya sedih karena ini pertama kalinya Ta Hwan begitu marah padanya. Tapi ia tidak bisa diam saja melihat Wang Yoo dan teman-temannya digantung. Jika dibiarkan tanpa makan dan minum, bisa-bisa Wang Yoo sudah mati sebelum Kim Sun Jo datang. Karena itu ia memerintahkan agar Wang Yoo dan teman-temannya diam-diam diberi makan dan minum.
Lalu Seung Nyang meminta bantuan Onbisu untuk mencari Kim Sun Jo. Anak buah Bayan memanah Kim Sun Jo yang sedang melewati kota dengan tandu. Mereka tidak melihat bahwa orang yang mereka panah sebenarnya bukan Kim Sun Jo.
Onbisu sudah lebih dulu mendapatkan Kim Sun Jo dan memperlihatkannya bahwa Bayan hendak membunuhnya. Merasa dikhianati, Kim Sun Jo berpindah memihak Seung Nyang.
Maha memerintahkan agar Wang Yoo diberi minum. Bukan karena kasihan, tapi karena ia ingin Wang Yoo mati setelah Seung Nyang juga mati. Mendengar itu Wang Yoo marah dan memberitahu Maha bahwa bukan hanya Seung Nyang dan dirinya yang bertanggungjawab atas kematian Danashiri. Tapi termasuk Ta Hwan, Ibu Suri, Bayan, dan semua menteri. Maha terkejut.
Ibu Suri tiba dan memerintahkan agar Maha cepat dibawa pergi. Meski begitu keraguan mulai menyerang Maha. Ibu Suri memberitahu Wang Yoo bahwa Kim Sun Jo tidak akan datang. Namun ia masih memberi kesempatan bagi Wang Yoo untuk melakukan apa yang ia tawarkan sebelumnya.
Ta Hwan kembali menjadi pemabuk. Bayan memberitahu Ta Hwan bahwa Kim Sun Jo sudah mati, dengan begitu tidak ada alasan lagi untuk menahan Wang Yoo. Ta Hwan senang. Ia memerintahkan agar Wang Yoo dieksekusi di tengah kota.
Seung Nyang khawatir saat tahu Wang Yoo akan dieksekusi secepat ini. Apakah Onbisu akan sanggup tiba tepat pada waktunya? Sementara itu Ibu Suri memerintahkan menaruh provokator di tengah-tengah rakyat yang menyaksikan eksekusi, agar mereka menyalahkan Seung Nyang atas kekalahan Yuan.
Ta Hwan terkejut saat orang-orang berteriak meminta Seung Nyang dieksekusi juga. Tapi tiba-tiba teriakan itu berubah mengelu-elukan Seung Nyang karena Seung Nyang memberi rakyat makanan saat mereka kelaparan. Seung Nyang heran mengapa rakyat tahu ia yang menyumbang mereka. Hanya 1 orang yang tahu. Tal Tal.
Dan memang Tal Tal yang mengupah beberapa orang untuk memberitahu rakyat bahwa Seung Nyang yang sudah membantu mereka. Satu masalah teratasi, lalu bagaimana dengan nasib Wang Yoo?
Wang Yoo, Sun Woo dan Moo Song diseret ke panggung eksekusi untuk digantung. Ta Hwan memerintahkan agar Wang Yoo dieksekusi saat itu juga. Tapi Sun Woo berkata ia yang harus mati lebih dulu. Moo Song berkata, ia yang berikutnya mati. Mereka hendak mengulur waktu hingga bantuan tiba dan berharap Wang Yoo tetap bertahan.
Wang Yoo tak berdaya saat melihat Sun Woo digantung. Tapi Seung Nyang mengambil panah dan memanah tali yang menggantung Sun Woo. Sun Woo selamat.
Ibu Suri marah. Seung Nyang berkata Kim Sun Jo sudah datang dan menunjukkan surat rahasia Bayan agar Kim Sun Jo membuat pembukuan palsu. Ibu Suri dan Bayan terkejut. Begitu juga Ta Hwan. Ia mulai berhalusinasi Wang Yoo tertawa mengejeknya karena tidak berhasil membunuhnya.
Seung Nyang memerintahkan agar Ta Hwan segera dibawa kembali ke istana. Saat Ta Hwan sadar, ia melihat Bayan menanti di samping tempat tidurnya. Ta Hwan bertanya mengapa Bayan melakukan hal serendah itu.
Bayan berkata ia memahami Ta Hwan ingin membunuh Wang Yoo. Ta Hwan mengira Bayan sengaja membuat rencana untuk membunuh Wang Yoo demi dirinya. Ia bertanya mengapa Bayan begitu setia padanya. Bayan berkata ia selalu merasa bersalah karena gagal melindungi ayah Ta Hwan dan tidak ingin membuat kesalahan yang sama. Ia bahkan rela menanggung hukuman seberat apapun.
Hal itu membuat Ta Hwan sangat percaya pada Bayan dan memberinya kekuasaan melebihi siapapun di negara itu. Kekuasaan Bayan hanya setingkat di bawah Ta Hwan dan tidak ada lagi yang setara dengannya, bahkan semua kesalahannya diampuni dan tidak akan dihukum. Seung Nyang dan Ibu Suri terkejut.
Wang Yoo diasingkan ke Propinsi Liuyang oleh Ta Hwan. Seung Nyang sempat menemuinya di penjara sebelum Wang Yoo pergi. Di sana Wang Yoo secara tidak langsung mengaku bahwa ia memang menjual bahan senjata karena tidak bisa membiarkan Yuan menang dan menguasai Goryeo. Seung Nyang marah karena merasa dikhianati Wang Yoo. Ia memutuskan kerja sama mereka.
Tapi sebenarnya yang membuat Seung Nyang sedih adalah ia tidak tahu lagi ia orang apa. Apakah ia orang Goryeo? Atau orang Yuan? Ia merasa sungguh menyedihkan jika seseorang tidak dilindungi oleh negara manapun dan pada akhirnya hanya bisa melindungi dirinya sendiri.
Tal Tal mengawal Wang Yoo ke Propinsi Liuyang. Di tengah jalan, mereka dicegat Bayan. Sebelumnya Tal Tal sudah tahu Bayan akan mencegat mereka karena pamannya itu sudah memberitahu ia akan membunuh Wang Yoo tanpa sepengetahuan siapapun. Setelah Wang Yoo mati, barulah ia akan melaporkannya pada Ta Hwan.
Bayan mengajak Wang Yoo berduel pedang. Mereka bertempur mati-matian tanpa menyadari ada orang lain yang menginginkan kematian mereka. Dang Ki Se dan para kroconya.
Dang Ki Se memanfaatkan kesempatan untuk memanah Wang Yoo dan Bayan. Tepat saat itu Bayan sempat menusuk Wang Yoo dengan pedang. Tubuh Wang Yoo berguling menuruni tebing. Tal Tal segera mengamankan pamannya dan membawanya pergi.
Dang Ki Se tidak mau melepaskan mereka. Ia hendak mencari tubuh Wang Yoo dan mengejar Bayan. Untunglah pengikut setia Wang Yoo mengetahui kejadian ini dan menemukan Wang Yoo lebih dulu. Karena Wang Yoo masih hidup, mereka berusaha menyelamatkan Wang Yoo.
Onbisu diberi tugas merawat Wang Yoo sementara yang lainnya mengalihkan perhatian para pengejar mereka. Onbisu menangis melihat kondisi Wang Yoo yang parah.
Ta Hwan minum-minum bersama permaisuri dan para selir, kecuali Seung Nyang. Tentu saja Permaisuri senang. Seung Nyang datang dan mengingatkan Ta Hwan akan janjinya untuk tidak minum lagi. Ta Hwan marah dan mengusir Seung Nyang. Ia melarang Seung Nyang muncul di hadapannya kecuali ia yang memanggilnya. Seung Nyang menurut tapi itu tidak membuat perasaan Ta Hwan lebih baik.
Seung Nyang yang sedih karena kelakuan suaminya mendapat berita yang lebih mengejutkan. Ia melihat Tal Tal pulang ke istana dalam keadaan terluka dan mengabarkan bahwa Wang Yoo sudah mati. Seung Nyang berteriak bertanya siapa yang telah membunuh Wang Yoo.
Episode 45:
Ta Hwan menolak permintaan Seung Nyang untuk bertemu. Rupanya Ta Hwan sempat membaca surat palsu yang ditulis Byung Soo seakan-akan itu adalah surat yang dikirim Wang Yoo pada Seung Nyang. Dalam surat itu dituliskan bahwa perasaan Seung Nyang pada Wang Yoo tidak akan pernah berubah. Itulah yang membuat Ta Hwan sangat benci pada Wang Yoo.
Tal Tal bertanya apakah Seung Nyang akan membalas kematian Wang Yoo. Seung Nyang sudah bisa menduga Bayan yang telah membunuh Wang Yoo. Tal Tal mengingatkan Seung Nyang bahwa Seung Nyang adalah selir Yuan dan juga istri Ta Hwan. Ia berkata ia memihak Seung Nyang karena menyadari Bayan dan Ta Hwan sedang dikuasai nafsu untuk memiliki kekuasaan lebih. Dan menurutnya hanya Seung Nyang yang bisa mengendalikan mereka. Bukankah Seung Nyang juga pernah memintanya untuk tidak hanya memikirkan klan-nya saja. Ia juga meminta Seung Nyang tidak fokus pada perasaan pribadi pada Wang Yoo.
Seung Nyang menangis. Ia berkata ia akan melakukan nasihat Tal Tal. Ia akan mengendalikan Ta Hwan dan Bayan. Namun ia tidak akan melepaskan Bayan yang sudah bersikap kejam.
Ta Hwan langsung menemui Bayan begitu mendengar Bayan sakit. Bayan mengaku ia terluka saat hendak membunuh Wang Yoo. Ia memberitahu Ta Hwan bahwa Wang Yoo sudah mati, meski ia tidak mengatakan kalau ia belum berhasil menemukan mayatnya.
Dang Ki Se juga tidak berhasil menemukan tubuh Wang Yoo. Begitu juga para pengikut setia Wang Yoo. Wang Yoo dirawat Onbisu di sebuah rumah tua.
Maha yang mulai goyah mengenai siapa yang membunuh ibunya, bertanya pada Seung Nyang apa yang menyebabkan ibunya terbunuh. Seung Nyang bertanya apakah Maha akan percaya jika ia memberitahunya. Maha berkata ia akan mempertimbangkannya. Tapi sebelum Seung Nyang memberitahu kebenarannya, Ibu Suri datang dan memanggil Maha.
Seung Nyang merasa pemilihan Putera Mahkota tidak boleh ditunda lagi. Tapi dengan kemarahan Ta Hwan padanya saat ini, ia menyadari tidak bisa ia sendiri yang mengusulkannya. Ia meminta bantuan Permaisuri.
Permaisuri mengusulkan pada Ibu Suri untuk mengajukan petisi pada Ta Hwan mengenai pemilihan Putera Mahkota. Pada Ibu Suri, Khutugh berkata ia memihak Maha. Pada Seung Nyang, Khutugh berkata ia memihak Ayu karena takut dengan pembalasan dendam Maha. Padahal Seung Nyang sudah tahu niat jahat Permaisuri untuk mengadu domba dirinya dan Ibu Suri.
Ta Hwan marah besar ketika membaca petisi yang meminta Maha diangkat menjadi Putera Mahkota. Ia masih hidup dan ia tahu apa yang ada di pikiran orang-orang. Ia menuduh ada orang yang memperalat dirinya (Seung Nyang), mengincar kekuasaan (Ibu Suri), dan sedang mencari kesempatan (Khutugh).
Ta Hwan ingin menghabisi seluruh keturunan El Temur, sementara Ibu Suri mengingatkan kalau Ayu memiliki darah Goryeo.
Bayan mengusulkan diadakan kompetisi untuk memilih Putera Mahkota yang tepat.Kompetisi untuk menilai moral dan pengetahuan para pangeran. Ta Hwan awalnya keberatan karena Ayu masih kecil. Tapi Bayan mengingatkan bahwa Maha selama ini dilarang belajar. Ta Hwan pun setuju.
Sebenarnya Bayan mengusulkan itu atas permintaan Khutugh. Ibu Suri merasa di atas angin karena selama ini Khutugh sendiri yang telah mengajari Maha. Ia yakin Maha akan menang dari Ayu.
Ta Hwan semakin kesepian. Golta mengomporinya dengan berkata saat ini semua orang mengincar kekuasaan Ta Hwan. Hanya dirinya dan Bayan yang bisa dipercaya Ta Hwan. Ia berkata Seung Nyang adalah orang yang paling berbahaya. Tapi Ta Hwan masih marah mendengar Seung Nyang dikata-katai.
Dalam keadaan mabuk ia pergi ke kediaman Seung Nyang. Ia berkata seharusnya Seung Nyang memohon agar ia menemuinya, memohon agar Ta Hwan mencintainya. Seharusnya Seung Nyang bersyukur karena kasih sayang Ta Hwan yang menaikkan derajat Seung Nyang. Begitu kasih sayangnya berhenti maka Seung Nyang akan diusir. Seung Nyang berkata Ta Hwan bisa mengusirnya kapan saja ia mau.
Ta Hwan tambah marah dan memaksa Seung Nyang tidur dengannya. Seung Nyang tidak tidur malam itu. Ia menatap Ta Hwan yang tidur di sampingnya. Dalam hatinya ia berkata yang paling ia takutkan adalah berubahnya perasaan Ta Hwan padanya.
Onbisu berhasil menyelundupkan Wang Yoo keluar dari ibukota dengan bersembunyi di dalam gentong-gentong besar. Tal Tal yang curiga sempat memahan gentong itu dan mengenai Onbisu. Tapi Onbisu tidak mengeluarkan sama sekali hingga Tal Tal membiarkannya lewat. Hanya saja Tal Tal melihat genangan darah di bawah gentong dan mengejar mereka.
Onbisu berusaha melawan untuk menyelamatkan Wang Yoo yang masih tak sadarkan diri di dalam sebuah gentong. Tal Tal hendak membunuh mereka tapi teringat bahwa Wang Yoo berjasa memberi dana untuk rakyat Yuan dari harta El Temur. Ia melepaskan mereka namun mewanti-wanti agar mereka tinggal jauh dari kota dan tidak melibatkan diri dalam urusan kerajaan. Wang Yoo harus tetap mati di mata semua orang. Onbisu mengerti.
Seung Nyang diam-diam memanggil Yeon Hwa. Ia meminta Yeon Hwa menjadi saksi dalam kompetisi pemilihan Putera Mahkota bahwa Maha bukan anak kandung Danashiri. Sebagai gantinya Yeon Hwa akan dibebaskan dari istana dan menjadi rakyat biasa. Yeon Hwa sangat senang dan menyetujui untuk membantu Seung Nyang.
Sayangnya, Permaisuri mengetahui pertemuan mereka. Ia mengancam hendak membunuh Yeon Hwa jika Yeon Hwa tidak memberitahu isi pertemuannya dengan Seung Nyang. Yeon Hwa terpaksa mengaku bahwa Maha bukan anak kandung Danashiri. Kali ini Khutugh yang berjanji mengeluarkan Yeon Hwa dari istana sebelum kompetisi dimulai. Ia tahu selama ini Yeon Hwa menjalin hubungan dengan seorang pria manta pengawal istana (Byung Soo).
Yeon Hwa memberitahukan kabar gembira ini pada Byung Soo. Nanti mereka bisa menikah dan hidup berkeluarga di luar istana. Impian Yeon Hwa adalah memiliki rumah yang besar dan pelayan yang banyak, ia akan menjadi nyonya. Ia ingin memiliki 9 anak. Untuk itu ia memberikan cincin yang dicurinya dari Khutugh untuk dijual dan dibelikan rumah. Byung Soo menyimpan cincin itu dan berkata mereka akan mewujudkan impian itu.
Sayangnya, impian Yeon Hwa tidak terwujud. Khutugh menyuruhnya menulis surat yang menyatakan bahwa Seung Nyang terus menerus menyiksa Yeon Hwa hingga Yeon Hwa tak tahan lagi dan ingin pergi. Tanpa curiga Yeon Hwa menulisnya. Begitu ia selesai menulis, ia digantung oleh para kasim pengikut Khutugh.
Dan surat itu menjadi bukti bahwa Yeon Hwa bunuh diri akibat perbuatan kejam Seung Nyang. Deok Man yang menemukan surat tersebut.
Ia menemui Seung Nyang dengan marah dan mengatakan isi surat Yeon Hwa. Ia tidak menyangka Seung Nyang menjadi sekejam itu hingga mengakibatkan Yeon Hwa bunuh diri. Ia mengancam akan membuka rahasia kehamilan Seung Nyang oleh Wang Yoo dan memihak Ibu Suri.
Seung Nyang tahu Deok Man tidak benar-benar percaya ia sekejam itu. Ia berkata Yeon Hwa tidak bunuh diri melainkan dibunuh. Dan ia akan membuktikannya.
Impian Byung Soo hancur saat melihat tubuh Yeon Hwa terbaring tak bernyawa lagi di atas kereta. Ia meratap menangisi Yeon Hwa.
Seung Nyang mengajari Ayu dengan tekun. Tapi hubungannya dengan Ta Hwan tidak membaik. Ta Hwan mewanti-wanti Seung Nyang agar tidak mengajari Ayu dengan cara Goryeo, karena ia ingin Ayu meneruskan impiannya membuat Goryeo menjadi negara jajahan. Ia ingin Seung Nyang melupakan asal usulnya dari Goryeo. Seung Nyang mengiyakan dengan terpaksa.
Sun Woo lega mendengar Wang Yoo selamat dan dalam perawatan Onbisu. Mereka tak sengaja melihat Khutugh diam-diam menemui Byung Soo di luar istana.
Khutugh memberitahu Byung Soo bahwa Yeon Hwa mati bunuh diri karena Seung Nyang. Byung Soo semakin dendam terhadap Seung Nyang hingga ia rela berbuat apa saja, termasuk memihak Khutugh.
Khutugh berkata untuk mengenyahkan Seung Nyang harus dari akar-akarnya. Mengenyahkan seluruh orang Goryeo dari Yuan. Karena itu ia memerintahkan Byung Soo mengupah orang-orang menjadi perampok. Mereka berpura-pura sebagai orang Georyeo yang merampok para pedagang Yuan. Menyombongkan diri bahwa Ayu yang akan terpilih sebagai Putera Mahkota dan dengan demikian Goryeo akan lebih berkuasa. Mereka sengaja membangkitkan kebencian rakyat Yuan terhadap Goryeo dan Ayu pada khususnya. Puncaknya, mereka harus membunuh Maha.
Sun Woo terkejut saat mendengar Maha akan dibunuh. Karena ia tahu Maha adalah putera Wang Yoo dan Seung Nyang.
Sikap Ta Hwan terhadap Maha tidak berubah. Ia melarang Maha belajar, bahkan terang-terangan berkata Ayu yang akan menjadi Putera Mahkota. Ia berkata kelahiran Maha sejak awal adalah sebuah kesalahan. Maha menangis mendengar ayahnya tidak menginginkannya sama sekali.
Dengan kematian Yeon Hwa, tidak ada lagi yang bisa menjadi saksi mengenai asal usul Maha sebenarnya. Seung Nyang yakin Dayang Seo tidak akan mau bicara walau dipaksa dengan cara apapun. Tapi seorang biksuni rupanya mengetahui rahasia tersebut dari rekannya sesama biksuni yang selamat dari kebakaran kuil. Seung Nyang ingin menjadikan biksuni itu saksi.
Seung Nyang mendengar Maha sedang bersembahyang untuk ibunya. Ia menemui Maha yang sedang bersama Ibu Suri di depan altar dan mengingatkan kalau mereka telah melanggar aturan. Tidak boleh menyembahyangi pengkhianat negara. Ia bertanya apakah Ta Hwan tahu mengenai hal ini.
Maha berkata ia yang meminta Ibu Suri jadi ia yang harus disalahkan. Seung Nyang tidak mengatakan apapun dan ikut menyalakan dupa.
Maha menuduh Seung Nyang sedang berpura-pura baik. Seung Nyang berkata ia menyalakan dupa untuk ibunya yang dibunuh Dang Ki Se. Ia bercerita ibunya dibunuh saat ia masih seusia Maha, dan kakek Maha membunuh ayahnya. Ia mengaku ia membunuh keluarga El Temur untuk membalas dendam.
Tapi ia tidak akan melukai Maha karena Maha tidak ada hubungannya dengan keluarga El Temur. Ia juga memberitahu Maha bahwa salah satu orang yang membunuh Danashiri dan El Temur adalah Ibu Suri. Ibu Suri marah. Seung Nyang berkata sebentar lagi semua rahasia akan dibuka, termasuk orang seperti apa Ibu Suri itu.
Maha bertanya pada Ibu Suri apakah yang dikatakan Seung Nyang itu benar. Untuk pertama kalinya Ibu Suri membentak Maha agar tidak mendengar perkataan Seung Nyang.
Sun Woo menemui Seung Nyang sambil menangis, memohon agar Seung Nyang menyelamatkan Maha karena Maha akan dibunuh malam ini. Dan keluarlah pengakuan Sun Woo bahwa Maha adalah Byul. Seung Nyang awalnya tidak bisa percaya.
Tapi melihat Sun Woo menangis dan begitu yakin, terutama setelah mengatakan ada tiga tanda bintang di kaki Maha, Seung Nyang mulai percaya.
Episode 46:
Sun Woo memberitahu Seung Nyang bahwa Maha sedang berada di kuil Seon Ye untuk mendoakan ibunya. Byung Soo dan anak buahnya mengendap-endap mendekati kuil Seon Ye. Mereka berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah. Lalu mereka menyerang para pengawal yang berjaga-jaga di depan kuil.
Mendengar suara ribut-ribut, Deok Man menyuruh Maha melarikan diri. Ia sempat melawan Byung Soo namun ia dengan mudah dijatuhkan. Deok Man sempat menarik kalung yang dikenakan Byung Soo. Pada kalung itu tergantung sebentuk cincin. Deok Man terkejut saat mengenali cincin itu.
Maha melarikan diri hingga bertemu dengan Seung Nyang. Seung Nyang meminta Maha berjalan ke arahnya, tapi Byung Soo tiba dan memberitahunya kalau ia adalah suruhan Dang Ki Se yang adalah paman Maha.
Seung Nyang berkata Byung Soo adalah pembunuh sementara Byung Soo berkata sebaliknya. Maha kebingungan. Byung Soo bertanya apa Maha sudah lupa siapa yang membunuh Danashiri, ibunya. Mendengar itu, Maha berjalan ke arah Byung Soo.
Untunglah Deok Man datang dan berteriak kalau Byung Soo adalah pembunuh. Ia menyuruh Maha mendekati Seung Nyang. Maha percaya pada Deok Man. Ia berbalik arah dan berlari ke arah Seung Nyang. Tapi Byung Soo mengambil panah dan memanah punggung Maha.
Seung Nyang berteriak memanggil puteranya dan memeluknya sambil menangis. Dengan lirih Maha bertanya kenapa Seung Nyang menangis untuknya. Lalu ia jatuh pingsan.
Ta Hwan bermimpi buruk. Ia bermimpi Seung Nyang hendak membunuhnya karena sudah membunuh Wang Yoo. Dalam mimpinya Seung Nyang berkata Wang Yoo adalah satu-satunya orang di dalam hatinya dan tidak akan memaafkan orang yang sudah membunuhnya.
Maha ternyata tertembak panah beracun. Meski sudah melewati masa kritis, keadaannya harus terus diawasi. Deok Man mengamati Seung Nyang yang terus menangis mengkhawatirkan kondisi Maha. Dan ia merasa itu hal yang sangat aneh karena sebelumnya Seung Nyang selalu bersikap dingin pada Maha. Ia menanyakan itu pada Sun Woo tapi Sun Woo tidak mau mengatakannya.
Seung Nyang terus mendampingi Maha. Ia menangis meminta maaf karena tidak mengenali puteranya sendiri dan tidak bisa melakukan apapun untuknya. Ia merasa bersalah karena selama ini ia membenci Maha dan tidak tahan terhadapnya. Ia bertanya-tanya apa yang bisa ia lakukan untuk puteranya yang malang itu.
Byung Soo melaporkan insiden malam itu pada Permaisuri dan memberitahukan kehadiran Seung Nyang di sana. Khutugh berniat menggunakan kesempatan itu untuk menyalahkan orang Goryeo dan Seung Nyang atas peristiwa yang menimpa Maha. Dan ini akan menjadi kejatuhan Seung Nyang.
Ta Hwan tidak tenang karena mayat Wang Yoo belum juga ditemukan. Ia bertanya-tanya siapa yang sudah membantu Wang Yoo. Tal Tal diam saja. Masalahnya, Bayan malah menuduh Seung Nyang yang telah membantu Wang Yoo. Ta Hwan tidak mau percaya dan marah karena Bayan mengatakan hal seperti itu. Bayan beralasan Seung Nyang juga sebelumnya sudah menyelamatkan Wang Yoo.
Ta Hwan melarang Bayan membicarakan hal itu lagi. Ia mengirim surat perintah pada Raja Goryeo agar memenggal kepala Wang Yoo begitu Wang Yoo tiba di sana, dan dikirim ke Yuan.
Ibu Suri datang membawa kabar bahwa Maha telah diserang dan ditembak panah beracun. Ia juga mengatakan bahwa Seung Nyang ada di sana saat kejadian itu. Tentu saja terkesan kalau Seung Nyang yang berusaha membunuh Maha.
Kabar itu tersiar di seluruh istana. Permaisuri pura-pura terkejut saat mendengarnya. Ia baru menyadari cincin pemberian Ta Hwan saat pernikahan mereka telah lenyap.
Ta Hwan dan Ibu Suri menyambut Maha yang baru tiba di istana. Maha masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Ibu Suri terus menuduh Seung Nyang sebagai orang yang berbahaya dan menakutkan. Apa Ta Hwa masih berniat menjadikan Ayu sebagai Putera Mahkota?
Ta Hwan berkata mereka belum tahu kejadian sebenarnya, jadi sebaiknya Ibu Suri berhati-hati dalam berbicara.
Ta Hwan menjenguk Maha. Ia mengulurkan tangan untuk memegang tangannya tapi berubah pikiran. Ia tidak ingat kapan ia pernah memegang tangan Maha. Ia meminta Deok Man tidak memberitahu Maha bahwa ia datang menjenguk. Akan lebih kejam bagi Maha jika diberi harapan kosong.
Permaisuri pura-pura bersimpati pada Seung Nyang. Ia berkata ia tidak percaya Seung Nyang orang seperti itu dan Ta Hwan juga mencurigai Seung Nyang. Tidak ada orang yang memihak Seung Nyang selain dirinya jadi Seung Nyang bisa meminta bantuannya. Dengan dingin, Seung Nyang berterima kasih.
Ia sebenarnya sudah tahu Permaisuri yang hendak membunuh Maha. Deok Man telah memberinya cincin yang jatuh saat ia berkelahi dengan Byung Soo. Cincin Permaisuri. Itu adalah bukti nyata bahwa Seung Nyang bersekongkol dengan Byung Soo.
Seung Nyang kembali ke kamarnya dan melihat Ta Hwan sudah menunggunya. Ta Hwan menyuruh Seung Nyang menjelaskan mengapa Seung Nyang ada di kuil Seon Ye malam itu dan kenapa Maha ditembak panah. Seung Nyang terpukul karena Ta Hwan mencurigainya. Ia bersumpah ia tidak melakukannya.
Untuk itu ia akan membuktikannya di Aula besar. Dan jika ia berhasil menemukan pelakunya, ia meminta Ta Hwan memberinya otoritas untuk menghukum pelakunya.
Maka Seung Nyang menghadap Ta Hwan dan para pejabat di Aula besar. Ta Hwan menyuruh Seung Nyang mulai menjelaskan sementara Ibu Suri meminta Ta Hwan langsung menghukum Seung Nyang.
Seung Nyang dengan lantang berkata ia yang telah menyelamatkan Maha. Ibu Suri menuduhnya berbohong. Seung Nyang berkata untuk apa ia berbohong karena Maha akan bisa membuktikannya setelah sadar nanti. Ibu Suri malah menuduh Seung Nyang begitu yakin kalau Maha tidak akan sembuh.
Seung Nyang mengeluarkan kartu As-nya. Cincin Permaisuri. Ia berkata cincin itu terjatuh dari orang yang hendak membunuh Maha. Khutugh mulai panik. Ia berkata seseorang pasti sudah mencuri cincin itu. Lalu ia menuduh Seung Nyang yang telah mencuri cincin itu dan memfitnahnya.
Seung Nyang berkata cincin itu dipungut oleh Deok Man. Deok Man membenarkan hal itu dan mengatakan ia juga sempat melihat wajah si pembunuh. Mantan pengawal kerajaan, Yeom Byung Soo. Deok Man membenarkan bahwa Seung Nyang yang telah menyelamatkan Maha. Dayang Seo terkejut saat mendengarnya.
Permaisuri menuduh Deok Man bersekongkol dengan Seung Nyang karena sama-sama dari Goryeo. Ibu Suri setuju, dan menyuruh Ta Hwan memenjarakan Seung Nyang sekarang juga, juga menginterogasi Deok Man dan semua dayang dari Goryeo.
Tapi Ta Hwan menoleh pada Khutugh dan berkata Permaisuri telah berbohong. Byung Soo adalah pembunuh ayah Seung Nyang, jadi bagaimana mungkin Seung Nyang bersekongkol dengan musuhnya? Ia memerintahkan Khutugh mengaku telah bertemu dengan Byung Soo.
Permaisuri menyangkal ia mengenal Byung Soo. Seung Nyang berkata hanya Dayang Seo yang mengetahui hal itu. Dayang Seo, yang marah karena Khutugh mencelakai Maha (ia tidak tahu Khutugh memerintahkan Byung Soo membunuh Maha), mengakui pada Ta Hwan bahwa Khutugh telah bertemu dengan Byung Soo.
Ta Hwan memerintahkan Khutugh ditangkap. Ia berkeras ia telah difitnah dan meminta bantuan pamannya, Bayan. Tapi Bayan tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa apalagi Ta Hwan sudah menyerahkan kekuasaan penuh pada Seung Nyang atas masalah ini. Seung Nyang meminta Bayan tidak khawatir. Ia akan menangani masalah ini dengan baik.
Seung Nyang berkata masih ada satu hal yang ingin dikatakannya. Maha bukanlah anak kandung Danashiri. Semua orang terkejut, termasuk Dayang Seo yang tidak tahu kalau Seung Nyang mengetahui rahasia besar ini. Hong Dan membawa seorang biksuni menghadap di Aula besar.
Biksuni itu menceritakan apa yang terjadi termasuk Danashiri membakar kuil. Mendengar itu, Ibu Suri langsung lemas dan harus dibawa keluar dari aula istana.
Maha tak sengaja mendengar percakapan Seung Nyang dan Deok Man bahwa Maha harus keluar dari istana dan harus mengetahui kebenarannya. Maha membuka matanya dan bertanya apakah ia akan diusir dari istana.
Seung Nyang berusaha menahan perasaannya dan memberitahu Maha bahwa ia bukanlah anak kandung Ta Hwan dan Danashiri. Ia hampir menangis ketika Maha bertanya siapa orangtua kandungnya. Ia berkata Maha adalah bayi yang terbuang di pegunungan. Maha menangis.
Seung Nyang memarahinya agar tidak menangis. Ia berkata tidak ada seorangpun yang akan melindungi Maha, jadi Maha harus kuat dan tidak mengharapkan belas kasihan orang lain. Hanya dengan cara itu Maha bisa bertahan hidup.
Meski di depan Maha, ia bersikap tegas, Seung Nyang menangis dengan sedih di luar kamar ketika mendengar puteranya menangis. Dalam hatinya ia memanggil nama Byul, dan berkata hanya ini hanya bisa lakukan untuknya.
Wang Yoo sudah sadarkan diri dan dalam perjalanan ke arah Goryeo bersama Onbisu. Tapi Dang Ki Se mengejar mereka. Onbisu menyuruh Wang Yoo mengemudikan kereta sementara ia belakang kereta menghadang serangan Dang Ki Se dan anak buahnya.
Sayangnya, Onbisu terpanah. Ia tidak berteriak sedikitpun hingga Wang Yoo tidak tahu kalau ia terluka. Namun ia berhasil menggulingkan tong-tong besar yang menghadang Dang Ki Se.
Di tempat aman, Wang Yoo menghentikan keretanya dan melihat Onbisu dalam keadaan luka parah. Wang Yoo membopongnya. Onbisu berkata ia sangat puas bisa bersama dengan Wang Yoo dan mati dalam pelukannya. Ia meminta Wang Yoo mengingatnya. Lalu ia menghembuskan nafas terakhirnya. Wang Yoo menangis.
Wang Yoo sudah bertemu dengan Moo Song dan Jeom Bak. Bersama tangan kanan Onbisu, mereka menguburkan Onbisu. Tangan kanan Onbisu memberitahu Wang Yoo bahwa selama ini Onbisu mencintai Wang Yoo.
Wang Yoo teringat Onbisu bertanya apakah ia boleh tinggal di Goryeo. Wang Yoo berkata hal seperti itu tidak memerlukan ijinnya. Onbisu berkata ia akan mengatakan sesuatu pada Wang Yoo setelah mereka tiba di Goryeo. Wang Yoo memutuskan untuk kembali ke ibukota Yuan. Sepertinya ia hendak membalas kematian Onbisu.
Bayan menemui Seung Nyang. Ia berkata ia tidak akan menentang penunjukkan Ayu menjadi Putera Mahkota. Seung Nyang tahu Bayan hendak tawar menawar dengannya agar Khutugh tidak diturunkan dari kedudukannya. Ia berkata Ta Hwan sudah mengeluarkan keputusan agar Khutugh diturunkan dari kedudukan Permaisuri dan ia tidak membutuhkan Bayan untuk menaikkan Ayu menjadi Putera Mahkota.
Bayan mengingatkan bahwa ia dulu melindungi Seung Nyang tapi sekarang ia tidak akan lagi peduli pada perasaan orang lain. Seung Nyang berkata sekarang ia yang melindungi Bayan.
Khutugh mengamuk saat ia tahu ia diturunkan dari kedudukan Permaisuri. Ia diasingkan ke desa terpencil di gunung dan tidak diijinkan keluar sepanjang hidupnya. Jatah beras pun dibatasi. Ini sebenarnya adalah hukuman Seung Nyang atas kekejaman Khutugh yang pernah hendak membunuh Ayu (bubur yang diracuni) dan Maha.
Khutugh berteriak-teriak meminta Bayan dan Tal Tal menolongnya. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan.
Dang Ki Se marah saat tahu Byung Soo hendak membunuh Maha. Tapi ia shock ketika mengetahui bahwa Maha bukanlah anak kandung Danashiri.
Wang Yoo kembali ke ibukota dan mendengar bahwa Maha akan diusir karena bukan anak Kaisar yang asli. Wang Yoo kembali karena ingin mengetahui siapa pemimpin asli Maebak. Tidak ada yang tahu identitas aslinya karena yang muncul selalu berlainan orang. Terkadang wanita, kakek-kakek, bahkan orang asing. Tidak ada yang tahu wajah asli si pemimpin.
Seung Nyang memberi sup ginseng untuk Ibu Suri. Ibu Suri bertanya sejak kapan Seung Nyang tahu identitas asli Maha. Seung Nyang berkata tadinya ia pikir Ibu Suri akan memujinya. Bukankah Ibu Suri sangat mementingkan garis keturunan? Dengan begitu ia sudah membantu Ibu Suri agar tidak membuat kesalahan besar.
Ibu Suri meradang dan memaki Seung Nyang. Dengan tegas Seung Nyang berkata puteranya akan segera menjadi Putera Mahkota. Dan itu artinya ia akan menjadi Ibu Suri bagi Kaisar selanjutnya. Seharusnya Ibu Suri berhati-hati saat berbicara dengannya.
Maha hendak menghadap Ibu Suri untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir tapi Ibu Suri tidak sudi menerima kehadiran Maha. Seung Nyang tidak percaya Ibu Suri setega itu.
Seung Nyang keluar menemui Maha dan memberitahunya bahwa Ibu Suri tidak menerimanya. Ta Hwan datang. Maha yang malang mengucapkan perpisahan pada Ta Hwan. Ta Hwan berkata Maha tidak bersalah. Semua ini adalah salahnya. Maha meminta Ta Hwan menyampaikan rasa terima kasihnya pada Ibu Suri karena telah membesarkannya selama ini.
Ta Hwan masuk dan menegur Ibu Suri yang tidak berperasaan. Menurutnya setidaknya Ibu Suri adalah orang yang selalu memihak Maha. Ibu Suri berkata ia bahkan tidak tahu asal usul Maha.
Ta Hwan berkata hati Ibu Suri telah menghitam dan ia melihatnya dengan jelas. Ketika dulu ia diasingkan ke Goryeo oleh El Temur, Ibu Suri juga tidak berperasaan. Tapi ketika ia kembali untuk menjadi Kaisar, Ibu Suri menyambutnya dengan senyuman.
Ibu Suri berkata Ta Hwan selalu mempercayainya seperti kepada seorang Ibu, tapi kenapa Ta Hwan sekarang berubah. Ta Hwan mengingatkan bahwa Ibu Suri yang berubah. Dan itu membuatnya tambah kesepian.
Ibu Suri menuduh Seung Nyang yang menjadi akar masalah. Ta Hwan berkata Seung Nyang sangat berbeda dari Ibu Suri. Namun tiba-tiba ingatan akan mimpinya membuat Ta Hwan mengernyit kesakitan dan memegangi kepalanya. Ia teringat dalam mimpinya Seung Nyang hendak membunuhnya.
Seung Nyang tidak membiarkan Maha hidup sulit. Ia menyediakan rumah untuk Maha dan berkata ia akan bertanggungjawab untuk Maha mulai sekarang. Tugas Maha adalah menjaga kesehatan dan menjaga diri baik-baik.
Seung Nyang juga menempatkan Dayang Seo untuk menemani Maha. Ia meminta Dayang Seo membawa Maha ke Goryeo setelah sembuh. Alasannya, ia tidak mau melihat Maha berada di dekatnya. Ia memperbolehkan Dayang Seo untuk pergi dengan bebas setelah membawa Maha ke Goryeo.
Anak buah Wang Yoo membicarakan keadaan Maha yang diurus oleh Seung Nyang setelah tahu Seung Nyang adalah puteranya. Mereka juga menganggap keluar dari istana adalah pilihan yang baik bagi Maha. Dan mereka akan terus merahasiakan pada Wang Yoo bahwa Maha adalah puteranya.
Tapi Wang Yoo kebetulan mendengar percakapan mereka. Ia terkejut. Maha adalah puteranya?
Karena tidak ada lagi anak Ta Hwan yang lain, Ayu disahkan menjadi Putera Mahkota.
Tapi tantangan belum berakhir karena Bayan dan Ibu Suri tidak akan tinggal diam. Mereka berencana menyingkirkan Seung Nyang. Tal Tal jelas tidak setuju meski tidak mengatakan apapun. Seung Nyang sangat menyadari itu. Karena itu ia mengumpulkan semua pejabat yang memihak padanya untuk menjatuhkan Bayan dan Ibu Suri. Perang masih berlangsung.
Komentar:
Ta Hwan sepertinya terganggu jiwanya. Entah karena alkohol, atau karena ia memendam kecurigaan dan sakit hatinya pada Seung Nyang dan Wang Yoo (lah balik lagi ke IOTL deh^^). Ia sangat mencurigai Seung Nyang tapi ketakutan Seung Nyang akan meninggalkannya.
Meski begitu ia tidak begitu saja percaya jika ada orang yang menjelekkan dan menuduh Seung Nyang. Ia mungkin mencurigai Seung Nyang, tapi setidaknya masih memberi kesempatan untuk menjelaskan.
Hubungan Seung Nyang dan Ta Hwan tidak akan pulih jika keduanya tidak mau membicarakan apa yang menjadi masalah mereka. Menurutku keduanya sama-sama bersalah karena tidak saling terbuka. Jika Ta Hwan tidak menyembunyikan adanya surat palsu itu, masalahnya tidak akan berlarut-larut. Seung Nyang juga selalu menutupi perasaannya dari Ta Hwan hingga Ta Hwan tidak mengetahui bagaimana perasaan Seung Nyang sebenarnya.
Jelas Seung Nyang mencintai Ta Hwan. Kenapa ia tidak mengatakannya? Toh mereka sudah suami-istri dan memiliki anak bersama? Apakah dengan mengatakan cinta akan menimbulkan masalah? Ckckck….
Memasuki 5 episode terakhir tampaknya akan menjadi pertempuran akhir Seung Nyang melawan Bayan dan Ibu Suri. Atau masih ada musuh lainnya?
Drama ini sudah lama tamat, tapi aku mohon agar para pembaca tidak memberikan spoiler untuk episode-episode selanjutnya. Terima kasih.
kalimat bold di baris paling bawahnya..kurang capslock XDDDD
BalasHapusCapslocknya aku ganti dengan kata "mohon" hahaha XD
HapusMba fanny gak bwt sinopsis drama baru lagi kah ???
BalasHapusMba fann kalo boleh tau skrg gak bikin sinopsis baru yg kejar tayang lagi kah ?
BalasHapusSekarang ngga dulu karena belum ada drama yg nyangkut di hati^^ mulai recap kejar tayang lagi saat Bad Guys tayang oktober nanti. Dilanjut dgn Pinocchio bln november.
HapusGomawo for sinopsis unnie^^
BalasHapusGomawo unnie sinopsisnya. Emg telat aku baru nonton di th 2017 pdhl dramanya tyg 2013-2014. Udh tau lama kalo drama ini bgs tapi masih males karena ep nya buanyak bgt. Kesan awal nonton sih nggak terlalu tertarik sm kisah ki seungnyan dg wang yu toh wang yu raja fiksi. Cuma pgn thu aja gimana perjalanannya upeti bisa smpk jdi empress yg luar biasa.
BalasHapus