Akibat menjenguk Jae Yeol, Hae Soo terancam diskors. Beberapa dokter berpendapat Hae Soo telah ikut campur dalam program perawatan karena membiarkan perasaan pribadinya terlibat. Hae Soo tidak diijinkan merawat pasien sampai dewan rumah sakit mengambil keputusan mengenai pekerjaannya. Hae Soo hanya diijinkan membimbing dan memberi perintah pada para internnya.
Mendengar hal itu dari Young Jin, Dong Min menghela nafas panjang. Ia mengusulkan untuk membiarkan Jae Yeol bertemu dengan keluarganya.
“Sama seperti seekor burung yang mendapatkan kebebasannya (bisa terbang) dengan melompat ke jurang, lebih baik ia menghadapi mereka dari awal karena ia tidak bisa terus menghindari mereka.”
Young Jin menanyakan keadaan Jae Beom dan ibunya. Dong Min berkata sudah seminggu Jae Beom keluar dari penjara namun ia belum mendengar kabar mereka dari Tae Yong. Jadi sepertinya mereka baik-baik saja.
“Sudah kubilang, Jae Beom itu seperti anak kecil yang bertingkah karena kekurangan kasih sayang ibunya,” ujarnya.
Young Jin pun setuju untuk mempertemukan Jae Yeol dan Jae Beom.
Jae Beom datang menjenguk Jae Yeol. Sebelum masuk ia diminta mengosongkan sakunya. Di antaranya terdapat pisau lipat. Melihat reaksi perawat dan Young Jin, Jae Beom beralasan ia membawa pisau untuk membela diri. Tapi demi keamanan, Young Jin meminta perawat melakukan penggeledahan pada Jae Beom di kamar.
Jae Beom menggoda Young Jin dengan menyebutnya sangat cantik dan bertanya apakah ia seorang malaikat. Young Jin tidak menanggapinya.
Young Jin berpesan pada perawat untuk tidak masuk ke kamar Jae Yeol meski nanti terdengar suara keras dari dalam kamar tersebut. Kecuali terjadi pertengkaran fisik. Ia memerintahkan agar satpam berjaga-jaga.
“Kudengar Ibu adalah pelaku sebenarnya,” ujar Jae Beom pada Jae Yeol. “Apa yang kaupikirkan? Untuk membayar 14 tahun yang kujalani secara tidak adil di penjara, kau ingin aku mengambil uangmu lalu pergi, begitukah?”
Jae Yeol memandang kakaknya dengan sedih. Perasaan bersalah memenuhi wajahnya ketika ia akhirnya mengatakan, “Kak, aku sangat…sangat minta maaf.”
Buk!! Jae Beom meninju Jae Yeol hingga Jae Yeol terjatuh dari tempat tidur.
“Kau minta maaf karena apa? Kau minta maaf karena apa?!!” serunya sambil terus menendangi Jae Yeol. Jae Yeol diam saja menerima kemarahan kakaknya.
“Apa kau minta maaf karena kau tidak memberitahu hakim bahwa ibu kita yang telah membunuh orang itu dan malah memberitahunya bahwa kakakmu yang telah membunuh orang itu? Katakan kau minta maaf karena apa?!!”
Para perawat berhamburan masuk ke kamar dan berusaha menjauhkan Jae Beom dari Jae Yeol.
“Karena aku sudah menjadi pecundang brengsek, kaupikir jika aku tahu bahwa ibu yang telah membunuhnya maka aku akan memberitahu penuntut dan hakim bahwa ibu pelakunya? Bahwa aku akan menyuruh mereka menangkap Ibu?!! Bahwa Ibu kehilangan akal sehat setelah bertahun-tahun disiksa suaminya hingga membunuhnya, kau pikir itu yang akan aku katakan?!!” Jae Beom terus berteriak meski para perawat memeganginya.
Jae Yeol diam terbaring, memandangi kakaknya sambil menangis.
“Kaupikir itukah yang akan kulakukan? Dasar orang gila. Apa kau pikir hanya kau anak Ibu? Aku….aku juga anak Ibu,” kata Jae Beom menahan tangisnya.
Jae Beom pergi dari kamar setelah meminta perawat membersihkan darah dari wajah Jae Yeol. Jae Yeol memejamkan matanya, menangis.
Young Jin melihat Jae Beom pergi sambil mengusap air matanya. Ia berlari ke kamar Jae Yeol dan melihatnya masih terbaring di lantai. Jae Yeol meminta dibiarkan sendirian. Young Jin mengerti dan menyuruh perawat keluar. Ia membersihkan darah dari luka di bibir Jae Yeol dan memberitahunya bahwa ia akan menyuruh perawat masuk 10 menit lagi.
Setelah ditinggal sendiri, Jae Yeol melihat Kang Woo duduk di ujung kamar.
“Kau tidak nyata,” ujarnya lirih, “Kau tidak ada.”
Kang Woo hanya menatapnya.
Young Jin melaporkan kejadian tadi pada Dong Min melalui telepon. Ia membiarkan Hae Soo mendengar percakapan mereka.
Young Jin berkata Jae Yeol tidak terluka serius juga terlihat lebih damai. Mungkin karena akhirnya Jae Yeol mendapat pukulan yang selama ini diinginkannya dari kakaknya. Young Jin berkata Jae Yeol orang yang sangat kuat.
Mendengar itu, Hae Soo memegang tangan Young Jin dengan rasa terima kasih. Dong Min tersenyum lebar karena pertemuan keduanya membawa hasil yang baik.
Dan setelah menemui Jae Yeol, Jae Beom memakan makanan ibunya dengan lahap. Ibunya sangat senang. Tae Yong ikut senang. Ia berkata mungkin kemarahan Jae Beom pada Jae Yeol sudah reda karena Jae Beom menanyakan padanya kapan Jae Yeol keluar dari rumah sakit. Ibu tersenyum. Mungkinkah kedamaian yang diinginkannya akhirnya akan tercapai?
Hae Soo diam-diam memperhatikan Jae Yeol yang berjalan-jalan di area rumah sakit.
“Ia terlihat lebih baik. Kekasihku sangat tampan,” gumamnya.
Ia tidak tahu bahwa Jae Yeol sempat melihat pantulannya di cermin. Ia tahu Hae Soo memperhatikannya.
Hae Soo memperhatikan Jae Yeol yang sedang tidur dari luar kamar. Internnya mengingatkan bahwa Hae Soo tidak boleh seperti ini. Jika dewan rumah sakit tahu, Hae Soo benar-benar bisa diskors dari semua kegiatan. Hae Soo meminta maaf. Ia pun pergi dengan berat hati.
Begitu Hae Soo pergi, Jae Yeol membuka matanya. Apakah ia mendengar percakapan Hae Soo dan intern itu?
Ibu Jae Yeol menjenguk Jae Yeol. Jae Yeol bertanya apakah Jae Beom mengatakan sesuatu. Tidak, jawab Ibu. Ia mengatakan Jae Beom makan lebih baik sejak menjenguk Jae Yeol dan terlihat lebih tenang meski ia tidak tahu apa penyebabnya.
Jae Yeol berkata pada ibunya bahwa ia sudah tidak melihat Kang Woo lagi. Ibu tersenyum, ia sudah mendengar dari Young Jin mengenai hal itu. Jae Yeol berkata Kang Woo pastilah tidak nyata. Ia sudah meminum obatnya dengan rajin dan sudah seminggu tidak pernah melihatnya lagi. Anak baik, puji Ibu.
Ketika perawat tidak sedang mengawasi mereka, Jae Yeol berkata pada ibunya bahwa ia ingin keluar dari rumah sakit. Ibu terkejut dan menggeleng. Tidak boleh.
Ia berkata Hae Soo sudah mengirimnya pesan secara khusus untuk tidak membiarkan Jae Yeol keluar rumah sakit. Jae Yeol membujuk bahwa ia akan tinggal bersama ibunya, dengan begitu ibunya bisa mengawasinya selama 24 jam sehari.
“Jika kau terus mengatakan hal seperti itu, Ibu pergi saja,” kata Ibu hendak bangkit berdiri.
“Ibu,” Jae Yeol menahan ibunya. “Kurasa Hae Soo mendapat masalah dengan rumah sakit karena aku. Hae Soo adalah seorang dokter tapi tidak diijinkan merawat pasien karena aku.”
Jae Yeol berkata kadang-kadang Hae Soo datang untuk melihatnya dari luar kamar di waktu malam. Ia tahu Hae Soo menangis lalu pergi. Selama ini ia pura-pura tidur tapi sulit untuk tidak menyadari kehadiran Hae Soo.
Ibu berkata ia akan melarang Hae Soo agar tidak melakukan itu lagi. Tidak, kata Jae Yeol. Karena jika Hae Soo tidak datang, ia yang menantikan kedatangan Hae Soo.
“Ia berasal dari keluarga miskin. Ayahnya sakit dan keluarganya memiliki banyak hutang. Impiannya adalah menjadi dokter pengajar. Ibu, penyakitku tidak mudah disembuhkan. Mereka bilang penyakitku bisa kambuh kapan saja dan aku harus terus minum obat sepanjang sisa hidupku.”
Ternyata Jae Yeol berbohong kalau ia sudah tidak melihat Kang Woo lagi. Ia masih melihatnya. Bahkan saat ia sedang berbicara dengan ibunya, Kang Woo duduk tak jauh menatap mereka. Ia meminta ibunya tidak berharap banyak.
“Orang tidak boleh terlalu serakah. Aku akan melakukannya sendiri. Maksudku, aku akan melakukannya bersama Ibu. Aku ingin meninggalkan Hae Soo di sini. Ibu, aku tidak ingin mempermalukan diriku lebih jauh di depan orang yang kucintai. Jadi kumohon, bawa aku bersama Ibu. Percayalah padaku. Sama seperti yang biasa kulakukan, aku akan bangkit sendiri. Aku akan meminum obatku tepat waktu. Dan….” Jae Yeol melirik Kang Woo. “Jika aku mulai melihat Kang Woo lagi, Ibu bisa membawaku ke rumah sakit lain. Mari kita pergi dari sini, Ibu.”
Ibu percaya pada Jae Yeol dan mengabulkan permintaannya meski Young Jin berusaha menghalanginya. Young Jin berkata Jae Yeol masih percaya Kang Woo adalah nyata dan benar-benar ada. Sampai Jae Yeol menyadari sendiri bahwa Kang Woo tidaklah nyata maka pengobatan belum selesai.
Ibu berkata ia akan memastikan Jae Yeol memakan obatnya tepat waktu. Young Jin berkata minum obat saja tidaklah cukup. Tujuan mereka merawat Jae Yeol di rumah sakit adalah untuk menurunkan ketergantungannya dari obat dan menolong Jae Yeol kembali menjadi penulis yang sehat.
Tapi Ibu memilki alasan lain dengan menuruti keinginan Jae Yeol.
“Untuk pertama kalinya, kami bertiga memiliki kesempatan hidup bersama menjadi sebuah keluarga. Kami akan bersatu sebagai keluarga dan melalui ini bersama-sama. Terima kasih untuk semua yang kaulakukan.”
Hae Soo menangis saat Jae Yeol berpamitan padanya. Lebih tepatnya, Jae Yeol memutuskan hubungan dengannya.
“Jangan pergi….”
“Tak peduli apapun yang kaukatakan, aku akan tetap pergi.”
“Kenapa kau begitu kejam?” tanya Hae Soo.
Jae Yeol berkata ia ingat ketika Hye Jin jatuh ke dalam air dan Yoon Chul begitu menderita karenanya. Ia tidak bisa membiarkan Hae Soo mengalami hal yang sama. Hae Soo berkeras Jae Yeol hanya membutuhkan perawatan.
“Jika kau sungguh-sungguh mencintaiku….”
“Bagimu cinta berarti tidak apa-apa aku menjadi seorang pria kosong yang menyedihkan. Bahwa tidak apa-apa aku bergantung padamu. Tapi bukan itu arti cinta bagiku. Ketika aku dan ibuku dipukuli oleh ayah tiriku, aku sudah bersumpah ketika itu bahwa tidak peduli pada siapapun, aku tidak akan membiarkan diriku menyedihkan seperti itu lagi. Meski kau menganggapku brengsek, tidak ada yang bisa kulakukan. Begitulah selama ini aku hidup dan merasa nyaman. Jika lebih baik bagimu untuk berpikir bahwa aku tidak cukup mencintaimu, maka kumohon berpikirlah seperti itu. Artinya, aku akan melakukannya dengan caraku sendiri.”
Tangis Hae Soo semakin keras. “Apa yang bisa kulakukan agar kau tinggal?”
Jae Yeol menciumnya dan berusaha menahan tangisnya.
“Dengan berlatih mengucapkan selamat tinggal terus menerus. Semuanya akan kembali baik. Percayalah, Hae Soo-ya…”
Jae Yeol pun pergi. Hae Soo menangis memanggil nama Jae Yeol.
Jae Yeol dan ibunya pulang diantar Tae Yong. Bahkan dalam perjalanan pun, Jae Yeol melihat Kang Woo bersepeda di samping mobil mereka. Ia teringat perkataan Hae Soo bahwa Kang Woo adalah halusinasi sementara Hae Soo adalah nyata. Dan satu-satunya orang yang bisa menemukan hal itu adalah Jae Yeol sendiri.
“Kau itu sebenarnya apa, Kang Woo-ya?” tanya Jae Yeol dalam hatinya.
Ketika Hae Soo pulang ke rumah malam itu, Soo Kwang dan Dong Min sudah menantinya. Soo Kwang memeluk noona-nya sebagai dukungan. Tanpa mengatakan apapun, Hae Soo masuk ke kamarnya.
Jae Yeol duduk di halaman rumah ibunya sambil memandangi foto-fotonya dan Hae Soo saat mereka di Jepang. Ia tersenyum. Lalu ia mendengar suara air dan melihat Kang Woo sedang menyiram halaman.
Hae Soo mendapat skors selama 2 bulan hanya diijinkan merawat pasien yang sudah keluar. Tapi ia tidak marah atau sedih karena bukan itu yang menjadi fokusnya sekarang. Young Jin bertanya apa fokus Hae Soo saat ini.
“Bagaimana aku bisa membawa Jang Jae Yeol kembali ke dunia nyata di mana aku tinggal dan bukan tinggal dalam dunia ilusi di mana Kang Woo ada,” jawab Hae Soo.
Young Jin menepuk tangan Hae Soo untuk memberinya semangat.
Jae Yeol tinggal bertiga di rumah ibunya bersama Ibu dan Jae Beom. Jae Beom selalu menonton TV dan nampak tak peduli, padahal ia ikut menarik nafas panjang setiap kali Jae Yeol harus meminum obatnya. Dan Ibu benar-benar tegas mengenai hal ini. Ia mengawasi Jae Yeol meminum obatnya dan Jae Yeol harus memperlihatkan mulutnya yang kosong tanda ia sudah menelan obatnya.
Buku Jae Yeol laku di pasaran (sepertinya buku-bukunya yang lalu). Jae Beom meledek bahwa orang-orang senang membaca tulisan seorang yang tidak waras. Ibu menanyakan Hae Soo yang belum menelepon sama sekali.
Jae Yeol pamit pada kakaknya untuk keluar rumah, demi menghindari pertanyaan ibunya mengenai Hae Soo. Ibu mengingatkan agar Jae Yeol memasang GPS di ponselnya.
Jae Beom mengeluh udara sangat panas. Ibu menawarkan untuk menggosok punggung Jae Yeol.
Jae Yeol pergi bersepeda. Ia mendapat pesan dari Hae Soo berikut foto mereka berdua: “Young Jin memberitahuku bahwa kau rajin meminum obatmu. Meski aku merindukanmu setengah mati, aku baik-baik saja.”
Jae Yeol tersenyum dan merenung. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh orang yang menepuk punggungnya.
“Bagaimana kabarmu?” kata Dong Min ceria seperti biasanya. Jae Yeol tersenyum. Mereka tos kepalan tangan.
Dong Min datang bersama Soo Kwang. Soo Kwang gagal tos dan tak sengaja meninju pipi Dong Min. Kekonyolan mereka sanggup membuat Jae Yeol tertawa.
Ibu menggosok punggung Jae Beom dengan sabun di halaman. Jae Beom protes karena ibu menggosok terlalu keras. Akhirnya ia tidak tahan lagi dan marah karena kesakitan.
“Apa Ibu pikir aku ini sangat kotor? Kenapa terus menggosokku? Ibu mencuci lap dan bersih-bersih sepanjang hari. Apa Ibu pikir dunia ini begitu jorok dan kotor? Apa Ibu pikir hanya Ibu yang bersih di sini?”
“Beginilah Ibu sejak Jae Yeol dan Ibu masuk ke lubang jamban bersama-sama. Ibu tidak tahu apakah pikiran Ibu jadi kacau tapi sejak itu semuanya terasa kotor dan bau bagi Ibu. Dan Ibu juga tidak bisa tidur di ruangan tertutup.”
Ini hal yang baru diketahui Jae Beom. Ia bertanya kenapa Ibu dan Jae Yeol masuk lubang jamban.
Ibu duduk dan mulai bercerita. Ia tidak yakin kapan kejadiannya. Tapi ketika itu ayah tiri Jae Beom memukulinya di pagi hari jadi ia melarikan diri dan bersembunyi di dalam WC umum di bawah bukit.
Ia seharian berada di sana (bayangin seharian di dalam WC umum) dan merasa hampir mati di dalamnya. Tapi saat ia hendak pergi, ia mendengar suara pria itu lagi. Saat itulah Jae Yeol masuk ke dalam WC umum. Dan ia masih ingat tatapan Jae Yeol saat melihat ibunya ada di dalam lubang jamban.
Setelah itu ia dan Jae Yeol membersihkan diri di sungai. Ia sudah hampir menangis tapi Jae Yeol malah berkata, “Ibu, tidakkah ini lucu? Ibu dan aku baru saja masuk lubang jamban!”
Lalu Jae Yeol mulai tertawa hingga ia ikut tertawa dan mulai bermain air. Jae Beom ingat peristiwa di sungai itulah yang membuatnya cemburu dan merasa ibunya lebih menyayangi Jae Yeol.
“Ibu pikir itulah awal mulanya. Jae Yeol hanya bisa tidur di kamar mandi dan ibu tidak bisa tidur di ruangan tertentu. Ingatan mengenai peristiwa itu kerap muncul di pikiran Ibu akhir-akhir ini,” Ibu mulai menangis. “Dan Ibu bertanya-tanya apakah waktu itu kami seharusnya menangis sambil berpegangan satu sama lain. Apakah penyakit Jae Yeol berhubungan dengan peristiwa masa kecilnya yang traumatis?”
Jae Beom tampaknya tersentuh mendengar cerita itu. Ia meminta Ibunya menggosok punggungnya lagi. Ibu menghapus air matanya dan kembali menggosok Jae Beom. Tiba-tiba Ibu bersorak gembira karena rambut hitam Jae Beom kembali bertumbuh. Sepertinya Jae Beom semakin membuka diri pada ibunya meski sikapnya masih ketus dan galak.
Soo Kwang mencuci wajahnya di sungai sementara Jae Yeol dan Dong Min duduk di atas batu. Dong Min memberitahu Jae Yeol bahwa Hae Soo dibatasi hanya merawat pasien yang keluar.
“Aku yakin kau tidak begitu peduli untuk mengetahui kabar wanita yang kauputuskan karena kepribadianmu yang dingin dan dorongan hatimu. Tapi ia mendapat masalah karena mengunjungi kamarmu. Ia melanggar sumpah dokter demi cinta. Bohong jika aku berkata ia baik-baik saja. Ia tidak baik-baik saja.”
Jae Yeol mengalihkan pembicaraan dengan menyinggung istri Dong Min yang kembali dari Amerika. Dong Min mengaku ia ingin jatuh cinta lagi setelah melihat cinta Hae Soo dan Jae Yeol. Jika istrinya tidak kembali mungkin ia bisa berselingkuh. Jadi ia dan istrinya setuju untuk lebih sering bertemu.
“Karena aku seperti remaja yang ingin dicintai. Dan kau juga. Berhentilah berpura-pura cool dan biarkan Hae Soo menghiburmu. Terimalah perawatan dari rumah sakit dan kembalilah bersama Hae Soo,” Dong Min menasihati. “Aku tahu kau masih melihat Kang Woo. Karena jika kau tidak melihatnya lagi, tidak ada alasan bagimu untuk menghindari Hae Soo.”
Jae Yeol tidak mau membicarakannya dan mengucapkan selamat tinggal pada Dong Min. Dong Min mengerti, ia berkata ia akan mengunjungi Jae Yeol lagi.
Soo Kwang berterima kasih pada Jae Yeol karena sudah dinaikkan jabatan menjadi manajer. Ia bahkan mencium pipi Jae Yeol.
“Apa kau banyak mencium Oh Seo Nyeo hingga mencium jadi kebiasaan buatmu?” ledek Jae Yeol sambil mengusap kepala Soo Kwang.
“Bingo,” kata Soo Kwang tersenyum lebar. Lalu dengan lebih serius ia berkata bahwa ia, Hae Soo, dan Dong Min adalah nyata, sementara Kang Woo tidak nyata.
“Kami semua menunggumu kembali pada kami,” katanya sungguh-sungguh.
Jae Yeol tersenyum menahan rasa haru yang menyeruak di dadanya.
Komentar:
Byur!! Dugaanku nyebur ke laut….salah total XD
Ternyata bukan Hae Soo yang meninggalkan Jae Yeol tapi Jae Yeol yang meninggalkan Hae Soo >,<
Jae Yeol benar-benar berada di titik terendah rasa percaya dirinya. Ia tidak bisa mengerti mengapa orang lain tidak bisa melihat Kang Woo. Baginya Kang Woo begitu nyata. Dan ia tidak bisa membiarkan Hae Soo menderita karena dirinya. Sayangnya, Jae Yeol bertahan menggunakan caranya dengan membiarkan Kang Woo dan bersikap semua baik-baik saja.
Tapi melihat kegigihan Hae Soo (dan gagalnya dugaanku), aku yakin Hae Soo tidak akan membiarkan Jae Yeol sendirian. Meski Jae Yeol sudah memutuskannya, Hae Soo tetap mengiriminya pesan. Dulu ia terlihat pasang kuda-kuda setiap kali Jae Yeol menentangnya. Biasanya ia akan menantang Jae Yeol untuk putus dan menyebutnya playboy.
Tapi sekarang, bahkan setelah Jae Yeol memutuskannya, Hae Soo tidak pergi. Ia percaya Jae Yeol masih mencintainya. Dan ia tidak akan membiarkan hubungan mereka berlalu begitu saja.
Hahaha... mbak fanny ny jgn ikut nyebur yaa.. xD!
BalasHapusahh.. tim produksi film ny sukses bkin penasaran krna gak nampilin preview bwt ep 16 !
Arghhh penasaran banget sama kelanjutan hubungan hee so and jae yeol,tapi sedih juga karena bakalan pisah sama drama ini :)
BalasHapusMakasih sinopsisnya mbak fanny,cepet banget keluarnya
Tidak apa2 mbak sesekali salah namanya juga prediksi,habis memang dramanya aja yg bikin gemessss tingkat tinggi...
BalasHapusScene yg pas Jae Yeol mutusin Hae Soo itu kereeen banget,nangisnya Hae Soo bener2 natural..,ini drama apa bukan sih..??Nyata banget!
Akhirnya keluar juga postingan nya..
BalasHapusDari kemarin aku sdh menunggu, jadi ga sabar nunngu kelanjutan akhir cerita nya, walau berat melepas drama ini.
Semiga cepet keluar yaa postingan bagiab 2 nya, semngat mbak fanny
Tq
klo dilihat ending nya ep15 sih semoga happy ending deh ya
BalasHapusHae Soo ya fighting :*
BalasHapusDitunggu part 2 nya
aduh telat nyadar ada drama sebagus ini. konfliknya jarang dibahas nih di drama biasanya. mba fanny komentarnya juga keren hehe, semangat nulis ya mba :)
BalasHapus