Seorang wanita menyalakan ponselnya di ruangan yang gelap gulita. Dengan ketakutan ia mengamati keadaan di sekelilingnya. Ia berada di dalam sebuah ruangan seperti kamar. Perlahan-lahan ia mendekati pintu dan membukanya dengan hati-hati. Ia hanya melihat sebuah kulkas. Tidak ada seorangpun di sana.
Wanita itu menutup kembali pintunya dan menguncinya, lalu menelepon polisi. Ia melapor bahwa dirinya diculik lalu menyebut lokasinya. Polisi bertanya siapa pelakunya. Seorang pria, bisik wanita itu. Ia memohon agar polisi cepat mencarinya. Tapi si polisi malah lagi-lagi menanyakan lokasinya. Wanita itu menyebutkan sekali lagi alamatnya dan juga ada gereja di dekat tempat ia disekap. Eh…si polisi malah meminta wanita itu tenang dan menyebutkan alamat lagi. Uuuughh..ini polisi bener-bener ya >,<
Si wanita panik ketika mendengar pintu hendak dibuka dari luar. Ia meminta polisi datang segera. Terlambat. Brakkk! Pintu terbuka dengan cepat dan si penculik menyambar wanita itu. Wanita itu menjerit sekuat tenaga.
“Apa yang terjadi, Nona? Halo, halo, apa Anda baik-baik saja?” terdengar suara si polisi dari ponsel yang terjatuh.
Episode 3: Pasar Manusia
Siapapun akan marah dengan kinerja polisi yang seperti itu. Begitu juga Chief Nam yang memarahi kepala polisi bawahannya karena menyia-nyiakan waktu selama 4 jam dengan semua alat dan gadget yang mereka bawa. Si penculik membunuh korban (wanita penelepon) dan berhasil melarikan diri. Jika saja polisi datang lebih cepat, mereka akan bisa menangkap si pembunuh dan wanita itu tidak akan mati.
Kepala polisi menjelaskan bahwa daerah itu memang rawan pembunuhan dan dikuasai oleh mafia akhir-akhir ini hingga mereka sulit mencapai TKP. Chief Nam memandang bawahannya tak percaya.
“Sulit? Apa itu sesuatu yang pantas diucapkan seorang polisi? Keluar!!” hardiknya penuh emosi.
Setelah berhasil menenangkan diri, Chief Nam menelepon.
“Ini aku. Anjing-anjing gila….lepaskan mereka lagi.”
Maka Goo Tak mulai mendatangi satu per satu timnya.
Pertama, Tae Soo. Tangannya masih dibebat perban gara-gara ditembak Goo Tak di episode 2 ;p Ia menggeleng tak percaya melihat Goo Tak. Goo Tak berkata pasti Tae Soo mendendam padanya.
“Dendam? Kurasa itu alamiah. Tapi aku bukan tipe pendendam. Aku tinggal….membunuh mereka.”
Goo Tak tersenyum dan bertanya apakah itu artinya Tae Soo hendak membunuhnya. Ia menasihati Tae Soo untuk berhati-hati dalam berbalik arah dalam kehidupan. Sekalinya berbalik ke kebiasaan lama, maka ia akan berjalan tanpa tujuan seumur hidupnya. Tae Soo berkata ini adalah hidupnya jadi Goo Tak tak perlu mengkhawatirkannya.
“Kenapa kau ke sini?” tanyanya.
“Tepati janjimu.”
Berikutnya, Goo Tak menemui Woong Chul. Woong Chul mengomel bahwa Goo Tak menggunakannya di saat sulit, setelah itu melemparnya kembali ke penjara. Dan sekarang hendak mengeluarkannya lagi. Memangnya dia itu semacam tabungan, yang bisa disimpan dan dikeluarkan semaunya?
Dengan dingin Goo Tak berkata Woong Chul hanya perlu tutup mulut dan mengikuti perintah. Brakk!! Woong Chul meninju kaca pemisah hingga retak. Ia menatap Goo Tak dengan penuh kemarahan. Tapi dengan santai Goo Tak bertanya sudah berapa banyak orang yang dibunuh Woong Chul dengan tinjunya itu.
“Gunakan tanganmu itu untuk menyelamatkan orang lain sebanyak orang yang kaubunuh. Maka kau akan menjadi manusia bebas.”
Terakhir tentu saja Jung Moon. Goo Tak mengaku ia sulit membaca apa yang dipikirkan Jung Moon. Ia bertanya apa Jung Moon akan kembali ikut bergabung atau tidak.
Jung Moon bertanya apa ia memiliki pilihan. Sejak awal ia tidak pernah diberi pilihan. Ia hanya melakukan apa yang diperintahkan. Goo Tak menganggap itu artinya Jung Moon kembali bergabung.
Sebelum Goo Tak pergi, Jung Moon menyinggung perkataan bahwa Goo Tak bahwa Goo Tak sulit “membaca” nya.
“Kau tahu apa yang lucu? Setiap kali aku melihatmu, Oh Goo Tak..aku memikirkan hal yang sama. Apa yang sebenarnya kaupikirkan?”
Pertanyaan itu membawa Goo Tak ke masa lalu di mana puterinya, Ji Yeon, pernah menanyakan hal yang sama saat mereka sedang sarapan. Goo Tak berkata ia memikirkan siapa yang akan memasak, mencuci, dan membersihkan rumah jika puteri kesayangannya pergi sekolah ke luar negeri.
“Aku ini puteri Ayah atau pelayan?” protes Ji Yeon sambil cemberut.
Goo Tak tersenyum geli. Ji Yeon berkata seharusnya ayahnya berpikir apakah puterinya baik-baik saja di negeri orang, apakah puterinya makan tepat waktu, apakah puterinya bertemu dengan seorang pemuda yang akan membuatnya patah hati.
Goo Tak tertawa. Siapapun yang berani membuat puterinya patah hati, akan ia patahkan.
“Ayah akan memukuli mereka? Ayah ini bukan polisi tapi preman,” ujar Ji Yeon. Ia tidak mengerti mengapa tidak ada wanita yang mendekati pria seperti ayahnya ini. Goo Tak berkata ia tidak mau menikah lagi. Tapi Ji Yeon dengan semangat membujuk agar ayahnya menemukan ahjumma seksi dan pergi berkencan.
“Ayahmu ini, daripada pergi dengan ahjumma seksi lebih ingin melihat puterinya tumbuh menjadi wanita yang cantik dan seksi, agar bukan aku yang berkencan tapi puteriku bisa bertemu dengan pria yang baik.”
“Ayah, jangan-jangan….”
“Kenapa? Kau terharu?”
“Tidak sama sekali. Jangan-jangan Ayah berusaha mengurusiku dan menghantuiku selamanya. Tidak, tidak bisa.”
Keduanya berdebat dengan akrab dan Goo Tak menyuruh Ji Yeon pulang lebih cepat dari sekolah hari itu karena ia akan memasak makanan kesukaannya.
Tapi…… hari itu Ji Yeon tidak pulang. Ia ditemukan tewas terbunuh.
(Aku menangis setiap kali menonton adegan ini. Goo Tak sangat berbeda saat ia bersama dengan puterinya. Ia lucu, ceria, dan bahagia, Mereka berdua benar-benar dekat. Selalu sulit melihat adegan orangtua kehilangan anaknya karena aku sendiri memiliki anak. Kehilangan anak adalah kepedihan yang tak terbayangkan.)
Pada hari kematian puterinya, Goo Tak menyebabkan suatu insiden (tidak diberitahu insiden apa) yang menyebabkan ia diskors. Dewan pemeriksa bertanya apakah Goo Tak keberatan dengan skors yang akan dijatuhkan padanya. Goo Tak lama tak menjawab.
Kemudian ia bertanya satu pertanyaan. Para polisi sebenarnya manusia atau binatang? Jika para penjahat adalah binatang, maka mereka adalah apa? Jika pemburu dimakan oleh binatang maka pada akhirnya mereka juga menjadi binatang (diburu). Dan orang-orang di hadapannya tidak akan mengerti itu.
Dewan pemeriksa marah dan menganggap Goo Tak tidak mau memperbaiki diri. Goo Tak menyerahkan lencana polisinya. Ia bukan seseorang yang memiliki kemewahan untuk memperbaiki diri sebelum ia menemukan pembunuh puterinya.
Dan sekarang lencana itu kembali ke tangan Goo Tak.
Mi Young agak tidak yakin bad guys mau kembali lagi setelah kasus terakhir. Tapi Goo Tak yakin 100% bahwa mereka bertiga akan kembali bergabung. Mi Young bertanya apa yang membuat Goo Tak begitu yakin.
“Mereka tahu rasa dari sebuah harapan. Harapan itu seperti obat (yang membuat ketagihan).” Harapan untuk bebas.
Dan keyakinannya tidak salah. Ketika Goo Tak pergi ke gereja tua, timnya sudah menunggu di dalam. Siap untuk beraksi.
Tim bad guys sekarang resmi bekerja untuk kepolisian Seoul dalam unit khusus investigasi kejahatan. Mereka ditugaskan menangani kasus yang tidak bisa dipecahkan oleh polisi. Seluruh keberadaan tim ini dan seluruh kegiatannya harus tetap menjadi rahasia (seperti Mission Impossible??).
Begitu penjahat ditangkap, mereka akan kembali ke penjara. Tapi bila ada kasus baru, mereka akan meninggalkan penjara dan kembali ke lapangan. Bila penjahatnya tertangkap, masa hukuman mereka dikurangi. Begitu masa hukuman benar-benar dihapuskan maka mereka akan mendapatkan kebebasan sesuai yang dijanjikan.
Goo Tak berkata “kebebasan” lebih sulit dipertahankan daripada diraih. Meski ia yang memberi mereka kebebasan, adalah tanggung jawab mereka masing-masing untuk menjaga kebebasan itu.
Mereka diantar ke TKP. Sebelum memasuki TKP, Tae Soo bertanya pada Goo Tak di mana Seon Jung. Rumah sakit, jawab Goo Tak. Tae Soo bertanya di rumah sakit mana. Goo Tak berkata ia akan memberitahu Tae Soo setelah penjahat yang mereka menyelesaikan kasus ini.
Tae Soo menanyakan keadaannya. Goo Tak balik bertanya kira-kira bagaimana keadaannya setelah menderita hal seperti itu.
“Jika wanita itu mati, kau akan mati,” ujar Tae Soo.
Mi Young menjelaskan kasus ini pada tim bad guys sambil mereka menyusuri jalan tempat berawalnya kasus itu. Nama korban adalah Shin Soo Jeong, mahasiswi berusia 24 tahun. Dua malam lalu korban kembali dari pekerjaan paruh waktunya dengan melewati jalan ini. Dan dalam waktu kurang dari 3 menit, ia diculik.
Ada dua kemungkinan. Penculik memang sudah menunggunya lewat. Atau penculik memang sudah pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya.
Mereka memasuki rumah TKP. Tae Soo menemukan sebuah ponsel di dekat kotak. Diam-diam ia mengantunginya.
Mi Young menunjukkan kamar tempat korban disekap setelah diculik. Awalnya korban dipukuli hingga pingsan lalu si pelaku meninggalkan kamar untuk menyiapkan kejahatan selanjutnya.
Tapi ketika si pelaku kembali ke kamar, ia menyadari korban sudah sadar dan mengunci pintu kamar. Korban sudah menelepon polisi. Ternyata korban adalah wanita yang menelepon di awal episode ini.
Mi Young berkata polisi sudah tahu kalau pelaku mendobrak pintu kamar dan memukul korban hingga kembali pingsan. Lalu ia menyeret korban ke kamar mandi di mana ia membunuhnya dengan brutal.
Kali ini pelaku sudah diketahui identitasnya dari catatan penyewa kamar. Nama pelaku adalah Yang Si Cheol, berusia 37 tahun. Yang Si Ceol memotong tubuh Shin Soo Jeong hingga lebih dari 300 potong, lalu melarikan diri. Tugas tim bad guys adalah menangkap Yang Si Cheol.
Woong Chul bertanya berapa tahun milai kasus ini. Lima tahun, jawab Mi Young, Mereka akan dipotong 5 tahun masa tahanan jika berhasil menangkap Yang Si Cheol. Dengan percaya diri Woong Chul berkata ia akan menangkap pembunuhnya sebelum hari ini berakhir. Menurutnya mudah untuk menemukan si pelaku karena mereka sudah mengetahui namanya.
Tapi Jung Moon berkata ada yang aneh dari kasus ini. Otakmu yang aneh, ujar Woong Chul.
Jung Moon berkata bagaimana mungkin si pembunuh tidak tahu kalau korban sudah menelepon polisi dalam rumah sekecil ini. Tae Soo setuju. Si pembunuh pasti tahu korban telah melapor polisi, tapi ia tetap memotong-motong tubuh korban dengan santai lalu melarikan diri. Tidak cocok, bukan? (logikanya, si pembunuh langsung melarikan diri atau langsung membunuh korban dan melarikan diri atau membawa korban melarikan diri. Tidak akan memotong-motong karena membutuhkan banyak waktu)
“Benar, banyak hal yang tidak cocok,” kata Goo Tak sambil bergabung dengan mereka.
Mi Young bertanya apanya yang tidak cocok. Apa kesimpulan yang ia beberkan semuanya salah? Goo Tak berkata kesimpulan Mi Young tidak salah. Penculik itu memang menculik korban, menyekap korban di kamar itu dan memukulinya hingga pingsan. Tapi ada hal yang tidak terduga dalam kasus ini. Ia baru saja menerima laporan dari tim forensik bahwa potongan tubuh yang ditemukan di kamar mandi bukanlah tubuh Shin Soo Jeong.
Artinya si pelaku sedang memotong-motong tubuh korban lain (yang belum diidentifikasi) di kamar mandi ketika Shin Soo Jeong sadar dan menelepon polisi. Ada kemungkinan saat ini Shin Soo Jeong masih hidup.
Tae Soo menghela nafas panjang. Kali ini mereka bukan hanya harus menangkap si penculik, tapi juga menemukan korban yang hilang. Benar-benar rumit, Woong Chul membenarkan.
Mi Young bertanya apakah ada petunjuk lain. Goo Tak berkata ada 356 potongan tubuh yang ditemukan di kamar mandi.
“Tentu ini tidak biasa, bukan?” tanyanya sambil melirik Jung Moon. “Bukan hanya tubuh korban dipotong-potong, seluruh organ dalam juga hilang. Entah bahan kimia apa yang digunakan di pelaku pada wajah korban hingga wajahnya rusak total dan tak bisa dikenali lagi. Jadi para orang bodoh di unit kejahatan besar berasumsi bahwa itu adalah tubuh Shin Soo Jeong.”
Goo Tak melihat ke bawah dan melihat jejak bekas benda diseret pada kertas pelapis lantai. Ia melihat kulkas di hadapannya dan menyadari kulkas itu pasti sering digeser. Ada sesuatu di balik kulkas itu.
Goo Tak menggulingkan kulkas di hadapannya. Di belakang kulkas itu ternyata ada kulkas lain yang ditempatkan menjorok ke dalam dinding. Goo Tak membukanya. Mi Young langsung menutup hidungnya. Kulkas itu berisi penuh potongan tubuh manusia.
Goo Tak berkata Yang Si Cheol terlibat dalam bisnis organ tubuh manusia. Sudah dua hari Shin Soo Jeong diculik, mereka harus menemukannya lebih dulu lalu memburu Yang Shi Cheol.
Yang Si Cheol menerima telepon dari koleganya dan memastikan ia akan menjual “barang yang masih segar” begitu pekerjaannya selesai. Di tempat lain, Shin Soo Jeong terbangun dan mendapatinya dirinya terikat dan mulutnya disumpal. Ia disekap di bagian belakang sebuah truk besar yang tertutup.
Mi Young ragu korban masih hidup karena sudah dua hari. Goo Tak berkata selama mereka percaya korban masih hidup, mereka bisa menemukannya dalam keadaan hidup. Jika mereka percaya korban sudah mati, maka mereka akan menemukan mayatnya. Semuanya bergantung pada tekad seseorang.
“Jika kau teguh percaya ia masih hidup, terkadang harapanmu itu menjadi kenyataan.”
Goo Tak pergi meninggalkan Jung Moon dan Mi Young bekerja memeriksa rekaman CCTV. Jung Moon memberitahu Mi Young bahwa dalam rekaman itu terlihat seorang pemuda yang berdiri menghadap kamera CCTV selama lebih dari 20 menit.
Biasanya orang akan lari atau menghubungi polisi jika melihat penculikan. Tapi orang itu hanya diam mengamati situasi seakan-akan tahu akan terjadi penculikan. Penculik itu tidak sendirian, ia memiliki kaki tangan.
Goo Tak pergi menemui seorang pengacara muda di klub karaoke. Pengacara Jang tampaknya bukan seorang pria baik-baik. Ia senang bersenang-senang dengan wanita muda. Ia bertanya apakah Goo Tak juga menyukai wanita muda. Goo Tak berkata ia baik-baik saja tanpa wanita.
“Kenapa? Apa karena mereka seumur dengan puterimu hingga kau merasa bersalah? Berapa usia puterimu sekarang?”
Goo Tak menatap Pengacara Jang dengan tajam.
“Oh iya, peristiwa itu. Aku benar-benar minta maaf. Aku terlalu sibuk hingga terkadang ingatanku kurang baik,” kata Pengacara Jang salah tingkah.
Tidak apa-apa, sahut Goo Tak tersenyum ramah.. Ia mengajak Pengacara Jang minum, meski senyumnya lenyap begitu gelas menyentuh bibirnya.
Woong Chul lagi-lagi mengejutkan Cheol Ju dengan kedatangannya yang merusak pintu. Ia bertanya apa Cheol Ju mempekerjakan anak buah baru karena mereka sepertinya tak mengenali Woong Chul. Cheol Ju protes kenapa Woong Chul selalu memukuli anak buahnya setiap kali datang ke sini.
Woong Chul mengajak Cheol Ju ikut dengannya untuk bekerja. Lebih tepatnya sih….memaksa.
Tae Soo pergi ke sebuah tempat penyedia ponsel sekali pakai (ponsel yang dihapus data pengguna aslinya dan digunakan untuk sekali pakai, ponsel yang sulit dilacak karena menggunakan identitas palsu). Ia meminta pemilik tempat itu untuk melihat rekaman percakapan dari ponsel yang ia temukan di rumah Yang Si Cheol. Si pemilik menyangkal mereka membuat ponsel seperti itu.
Tapi kebohongannya langsung terbongkar begitu anak buahnya masuk dan berkata ia sudah menjual 8 ponsel sekali pakai. Tae Soo bertanya apa ia perlu menggunakan kekerasan. Si pemilik mengerahkan anak buahnya namun tentu saja mereka bukan tandingan Tae Soo.
Akhirnya si pemilik mengaku ia membayar orang untuk membuat ponsel seperti itu. Orang-orang itu menjual salinan paspor orang-orang asing untuk membuat identitas palsu yang digunakan pada ponsel. Bahkan mereka juga terlihat perdagangan manusia.
Tae Soo meminta alamatnya. Si pemilik dengan ketakutan berkata ia tidak tahu alamatnya, tapi ia akan menuliskan nomor telepon penjual itu.
Pengacara Jang sudah mabuk dan ia asyik bernyanyi bersama para gadis karaoke. Goo Tak menghampirinya dan menyuruh para wanita itu pergi. Setelah memastikan Pengacara Jang benar-benar mabuk, Goo Tak menghajarnya dengan mic. Ouch >,<
Ia berkata ia tidak punya banyak waktu jadi sebaiknya Pengacara Jang menjawab pertanyaannya.
“Di antara orang-orang yang menyogokmu, ada pedagang manusia, bukan?”
Takut dipukuli lagi, Pengacara Jang yang wajahnya sudah berlumuran darah cepat-cepat mengaku bahwa memang ada pasar gelap penjual organ tubuh. Goo Tak menyuruhnya menyebut siapa para penjual organ tubuh itu.
Pengacara Jang takut menyebut nama mereka karena mereka pasti akan membunuhnya jika ia buka mulut. Orang-orang itu sangat menakutkan dan tidak peduli siapa orang yang mereka cincang.
Goo Tak berkata ada banyak pengacara yang lebih korup dari Pengacara Jang. Orang-orang itu tidak akan tahu kalau Pengacara Jang yang telah membocorkan informasi. Apalagi Goo Tak sudah berbaik membuatkan alibi bahwa Pengacara Jang pingsan setelah minum-minum.
Cheol Ju berdiri gugup dengan wajah memelas memandang Woong Chul yang mengawasinya dari seberang jalan. Woong Chul akhirnya menghampirinya dan menyuruhnya bersikap alami dan tidak kaku.
Ternyata Woong Chul menyuruhnya berpura-pura menjadi orang yang akan menjual organ tubuh demi mendapatkan uang untuk biaya operasi isterinya.
Akhirnya seorang pria menghampiri Cheol Ju dan bertanya apakah ia yang bernama Yoon Cheol Ju. Cheol Ju yang ketakutan menyangkal namanya. Tapi orang itu menelepon Cheol Ju. Cheol Ju tak bisa menghindar lagi karena ponselnya berbunyi.
Ia berkata tubuhnya tidaklah sehat. Pria itu menjawel pipi Cheol Ju yang tembem dan berkata kulitnya terlihat sehat. Cheol Ju kembali berusaha menghindar dengan mengatakan meski kulitnya sehat tapi ia jarang mandi. LOL^^
Pria itu tidak menerima penolakan Cheol Ju. Tidak boleh ada pembatalan pada titik ini. Ia menyuruh Cheol Ju ikut dengannya. Cheol Ju terpaksa ikut. Woong Chul diam-diam mengikuti mereka.
Jung Moon pergi ke jalan tempat penculikan itu terjadi. Ia berdiri di tempat si kaki tangan penculik, seperti yang terlihat di rekaman CCTV. Sementara Mi Young mengamati rekaman CCTV di mana saja pria kaki tangan itu terlihat. Ia memberitahu Jung Moon ke arah mana Jung Moon harus berjalan untuk menemukan ke arah mana si kaki tangan pergi setelah penculikan itu.
Cheol Ju sedikit-sedikit melihat ke belakang dengan ketakutan, sekaligus untuk memastikan Woong Chul masih mengikutinya. Pria yang membawanya mulai curiga. Cheol Ju beralasan jalanan di tempat itu sangat rumit. Pria itu menyuruh Cheol Ju untuk mengikutinya saja.
Jung Moon berhenti di sebuah gang. Mi Young berkata tidak terlihat lagi jejak si kaki tangan setelah jalan itu. Jung Moon menyadari di gang inilah si kaki tangan bersembunyi.
Tae Soo pergi menemui calo pedagang manusia berdasarkan informasi penjual ponsel. Tae Soo memperkenalkan diri sebagai rekan bisnis si penjual ponsel. Sang calo berkata ekonomi sangat buruk akhir-akhir ini. Karena itu mereka tidak bisa mendapat uang banyak hanya dari satu bidang saja. Mereka harus mencampur berbagai bidang.
Tae Soo tidak mendengarkan ocehan si calo. Pandangan tertuju pada seorang wanita yang melewati mereka. Dandanan wanita itu seperi wanita penghibur. Ia bertanya apa pekerjaan si wanita itu. Sang calo mengira Tae Soo tertarik pada wanita tadi. Ia berkata ia akan mencarikan wanita lain untuk Tae Soo karena wanita tadi mulai layu, jadi ia berencana menjualnya. Ia akan mengumpulkan beberapa wanita seperti itu dan mengobral mereka (memangnya celana, diobral –_-“).
Dijual ke mana, tanya Tae Soo. Calo itu berkata ia tidak tahu, hanya pembeli yang tahu. Jika beruntung, wanita itu akan dijual didalam negeri. Jika tidak mereka akan berakhir di suatu pulau. Dan jika lebih buruk lagi, menjadi donor argan tubuh. Ia berkata ia akan mencari wanita yang masih segar untuk Tae Soo. Di tempat ini ada banyak wanita seperti itu.
Mereka tiba di kantor si calo. Begitu si calo menyerahkan data Yang Si Cheol, Tae Soo tidak lagi menahan kemarahan yang sudah menumpuk sejak ia datang ke tempat ini. Ia menjambak si calo dan menghantamkan kepalanya dengan keras ke meja berulang kali.
“Layu? Segar? Apa manusia itu hanya seonggok daging? Jika kau menganggap dirimu manusia, hentikan sebelum terlalu jauh. Setelah aku menyingkirkan orang ini (Yang Si Cheol), aku akan kembali.”
Tae Soo meminta bantuan Mi Young untuk melacak nomor ponsel yang tertera pada data Yang Si Cheol yang baru saja diperolehnya dari si calo.
Woong Chul melihat Cheol Ju dibawa pria itu ke sebuah restoran. Woong Chul hendak mengikutinya tapi anak buah Cheol Ju melarangnya. Ia berkata polisi saja tidak berani mendekati tempat ini setelah jam 10 malam. Woong Chul berkata ia bukan polisi jadi tidak apa-apa, dan lagi mereka dua orang pria besar. Apa yang perlu ditakutkan?
Tapi anak buah Cheol Ju tetap menahannya. Bisa-bisa mereka mati jika orang Korut di tempat itu membawanya. Woong Chul bertanya apa mereka harus diam saja melihat Cheol Ju kehilangan nyawanya.
“Apa kau tahu kenapa mafia sekarang disebut penjahat? Karena mereka selalu menyelamatkan diri sendiri hingga takut melakukan apapun. Kita lahir dengan tangan kosong dan mati dengan tangan kosong, jadi takut apa?” kata Woong Chul.
Goo Tak menghampiri mereka dan bertanya sedang apa Woong Chul di tempat ini. Woong Chul menanyakan hal yang sama. Jelas mereka datang dengan tujuan yang sama.
Goo Tak berkata Woong Chul bisa saja mati jika masuk ke restoran itu. Apa jawaban Woong Chul? Setiap orang suatu saat pasti akan mati. Setidaknya ia akan mati sebagai pria jantan.
Ia malah menyarankan agar Goo Tak tidak masuk jika hidupnya terlalu berharga dan memiliki banyak hal untuk dilindungi. Goo Tak berkata ia tidak memiliki apa-apa lagi, jadi tak ada ruginya. Maka merekapun pergi bersama.
Sesampainya di depan restoran itu, Woong Chul berkata ia akan masuk duluan untuk mengurus sesuatu.
Bagaimana nasib Cheol Ju? Ia berkeringat dingin di hadapan para preman yang akan mengambil organ tubuhnya. Ia berkata ia akan kembali lain kali saja. Tapi bos preman tidak mau tahu. Cheol Ju dinaikkan ke atas brankar dan pakaiannya dibuka. Cheol Ju mengoceh ketakutan.
Woong Chul masuk dengan santai. Cheol Ju langsung berteriak-teriak memanggilnya.
“Kenapa kau berbaring di sana? Apa kau sedang dipijat?” tanya Woong Chul. LOL^^ Tampang Woong Chul itu kalau ngomong lurus banget tapi itu yang bikin lucu XD
Bos preman menyuruh anak buahnya menghajar Woong Chul. Woong Chul memang kuat, tapi lama-lama tenaganya terkuras karena melawan banyak orang. Cheol Ju bukannya membantu malah masuk ke dalam air kolam untuk bersembunyi.
Goo Tak muncul membawa tabung gas. Ia menaruhnya dengan keras dan membuka tabung gas tersebut. Lalu ia mengeluarkan pemantik api.
Bos preman mulai takut karena mereka semua akan mati jika Goo Tak menyalakan api. Apa Goo Tak tidak takut mati? Goo Tak menatapnya dengan tajam dan bos preman menyadari Goo Tak tidak main-main dengan ancamannya. Ia bertanya apa yang Goo Tak inginkan. Goo Tak bertanya di mana ia bisa menemukan Yang Si Cheol.
Yang Si Cheol mendapat telepon dari kaki tangannya bahwa Boss Lee (si bos preman) menginginkan barangnya sekarang. Jung Moon mengawasi ketika si kaki tangan menutup teleponnya dengan Yang Si Cheol lalu menelepon Boss Lee untuk memberitahu di mana mereka akan mempersiapkan “barang”nya.
Boss Lee lalu memberitahu Goo Tak di mana tempat itu.
Jung Moon bersembunyi dalam gelap menunggu si kaki tangan lewat di dekatnya. Ia lalu menangkap si kaki tangan dan bertanya di mana Yang Si Cheol.
Shin Soo Jeong terus menendangi pintu truk untuk mencari pertolongan. Seorang pria lewat dan mendengar suara dari dalam truk. Untungnya ia seorang tukang hingga membawa perkakas pertukangan. Dengan segera ia bisa membuka truk itu.
Mata Soo Jeong terbelalak melihat Yang Si Cheol muncul di belakang pria itu dan memukuli pria itu sampai mati. Dengan kejam Yang Si Cheol berkata pria itu mati karena Soo Jeong. Ia bertanya mengapa Soo Jeong tidak menurut. Lalu ia memukul Soo Jeong dengan keras.
Mi Young sudah melacak telepon Yang Si Cheol dan menemukan di mana pembunuh itu sekarang berada. Berbekal informasi tersebut, Tae Soo segera menuju ke sana. Begitu juga Jung Moon dari informasi si kaki tangan, Woong Chul dan Goo Tak dari informasi si bos preman.
Mereka berempat tiba di sana, tapi jalan menuju tempat itu dihalangi rantai hingga mobil tidak masuk. Mereka berempat masuk dengan melompati pagar dan berjalan kaki mencari keberadaan Yang Si Cheol. Sayangnya tempat itu sangat luas.
Yang Si Cheol dan anak buahnya membawa Shin Soo Jeong ke dalam pondok yang mengerikan karena tempat itu penuh noda percikan darah, juga alat-alat jagal tergantung di sana. Err…aneh juga ya kok organ tubuhnya tidak diambil dengan proses bedah yang steril. Memangnya ada yang mau beli kalau organ tubuhnya tidak steril?
Shin Soo Jeong perlahan sadarkan diri. Ia sempat mendengar Yang Si Cheol menelepon kekasihnya. Ia langsung meronta dan berteriak-teriak begitu sadar apa yang akan terjadi pada dirinya. Anak buah Yang Si Cheol berusaha memeganginya.
Goo Tak dkk mendengar teriakannya dan berlari ke arah teriakan itu. Yang Si Cheol menghantam kepala Shin Soo Jeong. Soo Jeong terkulai lemas dengan kepala berlumuran darah.
Tae Soo dan Woong Chul masuk dan langsung menghajar mereka habis-habisan. Woong Chul bahkan mematahkan lengan Yang Si Cheol.
Goo Tak masuk bersama Jung Moon. Ia langsung menghampiri tubuh Shin Soo Jeong yang tak bergerak lagi.
“Sebagai manusia, ada batasan yang tidak boleh kaulewati,” ujar Woong Chul sambil terus memukuli Yang Si Cheol yang tak sadarkan diri. “Apa kau pura-pura mati, dasar brengsek?”
Goo Tak mengulurkan tangannya untuk menyentuh Soo Jeong. Ia teringat pada tubuh puterinya yang tak bernyawa lagi. Ia menarik tangannya, tak jadi menyentuh Soo Jeong. Sebagai gantinya ia mengambil senjata dan berjalan menghampiri Yang Si Cheol yang tak sadarkan diri.
Jari-jari Soo Jeong bergerak…dan ia merintih. Goo Tak berbalik dan kembali menghampiri Soo Jeong. Soo Jeong bernafas dan membuka matanya. Goo Tak terlihat sangat lega.
Yang Si Cheol dan anak buahnya ditangkap polisi. Wajah Yang Si Cheol babak belur tapi Goo Tak berkata mata kirinya masih tidak apa-apa.
“Jual matamu itu begitu kau keluar dari penjara. Itu akan memberimu modal untuk memulai bisnis.”
Yang Si Cheol tersenyum mengejek.
“Tapi setelah kupikirkan lagi, kurasa aku tak tahan melihatmu tak seimbang.” Duakk! Goo Tak menghantamkan kepalanya ke mata kiri Yang Si Cheol.
Mi Young menghampiri Goo Tak dan berkata korban masih hidup seperti keyakinan Goo Tak. Goo Tak tersenyum mengangguk. Ia melihat ke arah Shin Soo Jeong yang terbaring di atas brankar ambulans. Soo Jeong telah bertemu kembali dengan ayahnya. Sang ayah menangis melihat keadaan puterinya tapi juga terharu karena puterinya selamat.
Soo Jeong menoleh ke arah Goo Tak dan memejamkan matanya sebagai tanda terima kasih. Goo Tak tersenyum.
Para bad guys mengamati dalam diam. Goo Tak bertanya apakah mereka merasa baik telah menyelamatkan nyawa seseorang setelah semua perbuatan buruk yang pernah mereka lakukan.
Mereka tidak menjawab, tapi Goo Tak tahu ketiganya tersentuh dan merasa lega melihat Soo Jeong masih hidup.
“Kebahagiaan yang sejati adalah rasa bahagia yang kaurasakan ketika kau membuat orang di sekitarmu juga merasa bahagia. Begitulah seharusnya seorang manusia. Jangan lupakan dan ingat terus apa yang kalian rasakan sekarang. Begitulah caranya kalian menjadi manusia.”
Lalu Goo Tak menyerahkan secarik kertas pada Tae Soo. Alamat rumah sakit tempat Seon Jung dirawat. Ia mengijinkan Tae Soo pergi menemuinya. Tae Soo langsung pergi.
Woong Chul pergi untuk buang air kecil. Jung Moon bertanya apa sekarang mereka akan kembali ke penjara.
“Kembali? Ini baru awalnya,” jawab Goo Tak.
Wong Chul mencari tempat sepi untuk buang air kecil. Ia menghitung berapa lama masa tahanannya yang sudah dipotong. Sembilan tahun ( 4 tahun untuk menangkap Jung Moon, 5 tahun menangkap Yang Si Cheol). Jadi masih tersisa 19 tahun.
Ia berhenti untuk buang air kecil. Tapi tiba-tiba sebuah mobil van berhenti di dekatnya. Pintu mobil terbuka dan Woong Chul ditarik masuk.
Komentar:
Kasus kali ini diangkat dari kisah nyata di mana pada tahun 2012 di Korsel, seorang wanita berusia 28 tahun diculik, diperkosa, dibunuh, dan dipotong-potong menjadi 280 bagian. Wanita tersebut sempat menelepon polisi untuk memberitahu keberadaannya, tapi polisi tidak kompeten dalam menerima laporannya. Dan 13 jam kemudian wanita itu ditemukan tewas dalam keadaan terpotong-potong. Berita ini sempat memicu kemarahan publik atas kelambanan dan inkompetensi polisi dalam menerima laporan si wanita tersebut.
Terus terang membaca kasus ini memang menimbulkan rasa marah pada polisi si penerima telepon. Berita selengkapnya bisa dibaca di sini. Dan aku jadi teringat pada film The Call yang dibintangi Halle Berry. Bedanya, dalam film tersebut Halle Berry berperan sebagai petugas penerima telepon darurat yang membantu seorang gadis yang diculik dan menemukan keberadaannya.
Menarik melihat para penjahat yang dikenal kejam ternyata memiliki rasa jijik dan merasa terganggu dengan kejahatan yang mereka lihat. Seperti Tae Soo yang jelas merasa terganggu mendengar wanita diperdagangkan seperti daging. Woong Chul yang sangat marah melihat tempat penjagalan itu. Juga Jung Moon meski kebanyakan diam, tapi sekilas terlihat lega melihat korban ternyata masih hidup.
Hanya saja, aku merasa kebebasan mereka mungkin tidak akan semudah yang dikatakan Goo Tak. Dan peringatan Goo Tak bahwa mereka sendiri yang harus menjaga kebebasan mereka, terus terang agak membuat khawatir. Jika ketiganya diperhadapkan pada situasi yang buruk, dapatkah mereka menahan diri untuk tidak kembali pada kehidupan lama mereka?
Kdrama and Kpop news on Dramafever [klik di sini]
Baru episdoe 3 aku udah dapet banget feelnya ne drama...Jung Moon-shi i like your caracter..
BalasHapusdan untuk Mba Fanny thanks udh nulis sinopsisnya Bad Guys....Fighting!!!
sama2^^ fighting!!
HapusAku suka sama si tae soo,,.,macho bgt...♥♥
BalasHapussamaaa, tae soo kereeen^^
HapusGemes yaa mba Fanny XD pas liat Wong Chul ngebrak kaca sampe pecah gitu apalagi pala orang >.< apalagi pas liat Tae Soo XD pengen ikutan aja gitu ngejambak terus mukulin kepala orang ke meja XD makasih sebelumnya dan SEMANGAT!!
BalasHapusiya gemes melihat orang-orang yang kayanya ngga ngeharagain lagi nyawa manusia tapi dia sendiri takut mati
HapusHiks...mb fanny tadi aku baca link yg dikasih mb fanny, tragis banget...aku jdi ikutan sebel sama polisi yg terima telpon itu... :(
BalasHapusKasus ini bener" gak manusiawi banget :(
Jadi merinding bacanya...
Thx mb fanny sinopnya...
#trie
iya kesel banget waktu baca percakapan sama petugas penerima laporannya. Berulang-ulang nanya hal yang sama dan hal yang ngga penting banget >,<
HapusKali ini Wong Chul yg dapat amnesti + nangkap Jung Moon, kasus si psikopat si Tae So, Jung Moon dapat kasus apa yaaaa....
BalasHapusWuiihhh..... orang segede Wong Chul diculik????? makin SEEERRRRUUUUU....
Semangat mBak Fanny...... kami tunggu hasil karyamu yang kereeeeennn.....
TQ, TQ, TQ, pokonya TQ bingitz atas sinopsnya & link yg dikasih. Bikin sewot... kok korban jadi kayak dimainin gitu. Bodoh bener si polisi yg jd operator. Kayak gitu kok ditrima jadi operator!!!!!
seru banget critanya,jd gk sbar nunggu episod slanjutnya.
BalasHapusJM i like u.
omo...Wong Chul diculik,bagaimana ni??
Episode 3 ini miriss bngt... Di ambl dr kish nyata lg, g kbayang d manusia di gtuin... Sadiss bngt... -_- Penasarn, ap yg terjd sm wong chul ya... Dtunggu lanjutnnya aj deh ... Sukses truz sis fan & makaciihh... :)
BalasHapusWah bad guys keren pke bnget....gk sbar ih nunggu episode selanjutnya...
BalasHapusSemangat mba fanny... :D
Ternyata ada yg buat sinopsis drama ini ����
BalasHapusOmg
Tae soo keren gilaa ��
#wae
wah, sepikiran ni sama mbaknya. saya juga keinget film the call itu, gag nonton sampe abis sih, tp liat depannya. apalagi yang pas ada org mw nolongin korban, tp malah dibunuh juga sm pelaku dan dy bilang klo yg nolong itu mati gara2 si korban.. what a psycho.. ngeri bgt org mcm ni.
BalasHapusini kira2 para bad guys ini apa bakalan bantu kerja polisi ya.. atw jgn2 ntr ada saat mreka ngelakuin kejahatan lagi ni..penasarannn
smangat trs mb bkin sinopnya..
Kok malah tersepona sama Jung Moon yah. Hehe disini.lebih berkarisma.
BalasHapusMaaf mba...aku baru baca sinop ini..trnyata keren banget,sy sdh sering bolak balik blog mba fani tp drama yg ini sll aq lewatin...bdw ad yg bkin penasaran di eps.2 jungmoon blg ad 23 korban tp sipembunuh blg cma 22..yg itu belum terungkap kan??ato bakal diungkap di eps brikutnya...gumawa mba
BalasHapus