Sinopsis Bad Guys Episode 6

Woong Chul digiring ke mobil van. Lee Du Gwang, “kakak” Woong Chul, memberi kesempatan terakhir pada Woong Chul untuk berubah pikiran. Syaratnya adalah membunuh Jung Moon. Tapi Woong Chul ingat bahwa Jung Moon sudah berkali-kali menyelamatkan nyawanya, dan bahwa Jung Moon sendiri tidak ingat apakah ia benar-benar membunuh orang.

Melihat Woong Chul menolak tawarannya, Du Gwang berkata takdir mereka berakhir di sini.

Episode 6: Pengejaran nekat

Tae Soo dilepaskan dari sel tahanan (akibat berkelahi dengan para mafia). Ia menelepon Hyeon Wu tapi Hyeon Wu tidak mengangkatnya. Ternyata Hyeon Wu sedang bersama Im Jeong dan tampaknya mereka bersekutu.

“Sebelum orang itu (Tae Soo?) bertindak, kita harus menyerangnya lebih dulu,” kata Im Jeong.

Tae Soo dijemput oleh timnya. Mereka harus segera berangkat karena gelang monitor Woong Chul kembali terlacak.

Woong Chul dibawa di dalam van dan dijaga beberapa mafia. Sementara Du Gwang dengan mobil pribadinya mengekori van itu. Supirnya bertanya apakah Du Gwang benar-benar akan menyingkirkan Woong Chul. Du Gwang menghela nafas panjang.

Meski Woong Chul meminta Du Gwang membiarkannya tidur dalam damai, ia sebenarnya ingin hidup. Karena itu ia sengaja mempermalukan salah satu mafia penjaganya. Saat mafia itu marah dan menyerangnya, Woong Chul melawan dan memukuli mafia lain. Terakhir ia mencekik supir van. Akibatnya van oleng tak tentu arah dan akhirnya menabrak pohon.

Mobil Du Gwang ikut berhenti di belakang van itu. Du Gwang turun mengambil tongkat golf dan membuka pintu van.

“Orang akan melakukan apapun untuk bertahan hidup, bukan?” ujar Du Gwang. Lalu ia menghantamkan tongkat golf itu pada Woong Chul.

Jung Moon melihat sinyal Woong Chul berhenti di Gunung Gwangdeoksan. Mereka segera menyusul ke sana.

Anak buah Du Gwang menggali tanah yang sangat dalam. Woong Chul berlutut di tanah dengan tangan terikat. Lalu ia dimasukkan ke dalam lubang kubur itu. Du Gwang melihatnya dengan berat hati.

Sebenarnya perintah membunuh Jung Moon datang dari “Seseorang”. Orang itu menyuruh Du Gwang memerintahkan Woong Chul agar membunuh Jung Moon.

Du Gwang melepaskan cincin pemberian Woong Chul yang sudah bertahun-tahun melingkari jarinya, dan melemparnya ke dalam lubang. Woong Chul memungut cincin itu dan menggenggamnya erat-erat.

“Kubur dia,” perintah Du Gwang.

Anak buah Du Gwang mulai menyekop tanah dan menimbun Woong Chul. Du Gwang pergi dengan kesedihan yang tergambar jelas di wajahnya.

Tim bad guys tiba tak lama setelah mobil Du Gwang pergi. Mereka melihat van yang terparkir di area gunung itu.

Supir Du Gwang bertanya apakah semuanya akan baik=baik saja. Sambil mengusap jarinya yang sudah tak bercincin, Du Gwang berkata bahwa semua yang terjadi hingga tahap ini tidak ada yang tidak disengaja.

Para mafia telah selesai mengubur Woong Chul dan kembali ke van mereka. Tapi begitu membuka pintu van, mereka berhadapan dengan Goo Tak. Tae Soo muncul memukuli para mafia itu. Goo Tak bertanya pada mereka di mana Woong Chul. Mereka tak mau mengatakannya.

“Katakan pada Park Woong Chul, si brengsek itu, hari ini adalah hari keberuntungannya,” kata salah seorang dari mereka.

Woong Chul berhasil keluar dari timbunan tanah yang menguburnya. Ia mendengar suara dering ponsel. Ada sebuah ponsel tergeletak di tanah. Ia mengangkat telepon itu.

“Kau masih hidup?” tanya Du Gwang. “Tunggulah sebentar lagi. Orang-orangmu akan segera ke sana. Jadi kau sebaiknya pergi dengan mereka.”

“Jika kau berniat melepaskanku, kenapa kau menguburku di tanah yang lunak ini?”

Du Gwang berkata ia tidak melepaskan Woong Chul. Adiknya, Woong Chul, telah mati dan dikubur di tempat itu hari ini.

“Jika kau ingin tetap hidup, maka menyingkirlah dari pandanganku. Jika aku melihatmu atau kau mendatangiku, maka kau pasti akan mati. Dasar brengsek, kau ini terlalu baik.” Du Gwang berkata tidak ada lagi yang ingin ia katakan.

Saat ia hendak menutup telepon, tiba-tiba ia tersentak karena mobilnya berhenti mendadak. Ponselnya terjatuh ke lantai dalam kondisi masih menyala.

Rupanya ada sebuah mobil lain yang tiba-tiba berhenti melintang di depan mobil Du Gwang hingga supirnya terpaksa menekan rem mendadak. Supir Du Gwang turun dengan kesal untuk melabrak pengemudi mobil itu.

Tapi pengemudi mobil itu seorang pria bertopeng dan langsung menikam supir Du Gwang dengan pisau. Du Gwang melihat kejadian itu dari dalam mobil dan mengenali siapa pria bertopeng itu. Ia menyumpah-nyumpah.

Woong Chul bisa mendengar Du Gwang berpindah tempat dan membuka laci mobil. Sayangnya yang ditemukan Du Gwang adalah sebuah pisau yang sudah patah dari gagangnya. Lalu terdengar suara kaca dipecahkan. Woong Chul terus berbicara memanggil kakaknya.

“Kak Du Gwang! Suara apa itu?!” serunya mulai panik. Saking paniknya, ia tidak mempedulikan timnya yang sudah sampai. Ia terus berusaha berbicara dengan kakaknya.

Du Gwang sibuk melawan orang-orang yang hendak mencelakainya. Ia berteriak siapa yang menyuruh orang-orang itu untuk membunuhnya. Karena ia sendirian, ia tak bisa melawan mereka semua.

 

Si pria bertopeng mengambil ponsel Du Gwang dari lantai mobil. Ia tahu ponselnya Du Gwang terhubung dengan Woong Chul namun tidak mematikannya. Melainkan melemparkannya ke hadapan Du Gwang dalam keadaan menyala. Topengnya sudah terbuka.

“Kau rupanya,” ujar Du Gwang. “Apa “kakak”mu yang memerintahkanmu? Kalian semua yang telah menikamku dari belakang tidak akan bisa melarikan diri.”

Tanpa mengatakan apapun, pria itu memukul kepala Du Gwang dengan tongkat pemukul. Du Gwang roboh ke tanah. Telepon terputus karena ponsel Du Gwang ditendang orang itu.

 

Woong Chul akhirnya menutup teleponnya. Ada apa, tanya Goo Tak. Dalam keadaan linglung, Woong Chul memberitahu bahwa kak Du Gwang-nya diculik. Mi Young bertanya bagaimana Woong Chul tahu ini penculikan dan bukannya pembunuhan.

“Jika mereka memang ingin membunuhnya, mereka tidak akan memukulinya lebih dulu. Mereka bisa langsung menikamnya dan selesai. Aku harus menemukan Kak Du Gwang.”

Goo Tak bertanya bagaimana caranya. Woong Chul berusaha menenangkan diri dan berpikir. Lalu ia menghampiri Goo Tak.

“Ini…ini benar-benar memalukan. Tapi kumohon bantu aku. Kurasa aku tidak bisa menyelamatkannya sendirian. Tolong aku menemukan Kak Du Gwang. Aku benar-benar mengandalkanmu.”

 

Goo Tak bertanya kenapa Woong Chul begitu ingin menemukannya. Apa karena Du Gwang membiarkannya hidup? Woong Chul balik bertanya bukankah setiap orang berhak setidaknya satu kesempatan untuk menjalani hidup yang benar.

Goo Tak menoleh pada Mi Young. Mi Young langsung menggeleng. Mereka seharusnya tidak terlibat dengan mafia.

“Tidak, kita harus terlihat. Jika Lee Du Kwang mati, menurutmu apa yang akan terjadi pada dunia mafia Seoul?”

Tae Soo setuju. Lebih baik mafia dipimpin Lee Du Gwang daripada dipimpin orang yang lebih jahat. Akhirnya Mi Young setuju. Goo Tak bertanya bagaimana cara Woong Chul untuk mencarinya. Woong Chul berkata penculiknya adalah orang yang dikenal Du Gwang.

Berdasarkan perkataan Du Gwang sebelum diculik, Goo Tak menyimpulkan bahwa ada pengkhianat yang mencoba mengkudeta kedudukan Du Gwang sebagai bos mafia terbesar. Gu Gwang membawahi 10 area kekuasaan yang masing-masing dipimpin seorang wakilnya. Mungkinkah salah satu dari bos kecil itu pelakunya?

Tentu saja mereka tidak bisa menanyai kesepuluh orang itu satu per satu apakah mereka menculik Du Gwang. Bahkan kesepuluh orang itu tidak boleh tahu kalau Du Gwang diculik. Karena begitu mereka tahu, mereka akan saling berperang memperebutkan kedudukan Du Gwang.

Pertama, kesepuluh bos itu akan dipanggil rapat dengan menggunakan Du Gwang. Alasannya adalah ada pengumuman penting yang akan disampaikan Du Gwang hingga mereka semua harus hadir. Tapi yang memimpin rapat itu tentu saja bukan Du Gwang, melainkan Woong Chul. Wow, Woong Chul memang mirip mafia betulan XD

Lalu Woong Chul yang mengenal kesepuluh bos kecil itu akan mengamati mana dari mereka yang tidak membawa tangan kanannya. Sudah pasti tangan kanan si pengkhianat tidak akan muncul dalam rapat karena harus menjaga Du Gwang sementara bosnya menghadiri rapat.

Woong Chul mengamati ada 4 bos kecil yang membawa tangan kanannya. Keenam sisanya tidak membawa tangan kanan atau membawa tangan kanan yang baru. Kesepuluh bos itu terlihat tidak senang dengan kedatangan Woong Chul.

Salah satu dari mereka bertanya apa yang Woong Chul lakukan di sini. Bukankah seharusnya Woong Chul dipenjara? Woong Chul berkata anggap saja ia dibebaskan lebih awal. Bos kecil yang lain bertanya di mana Du Gwang. Woong Chul berkata Du Gwang tidak bisa hadir karena masalah pribadi dan ia datang mewakili kakaknya itu.

Langkah berikutnya adalah mengeluarkan pernyataan yang membuat mereka bereaksi keras. Woong Chul mengumumkan bahwa Du Gwang menaikkan pajak sebanyak 30%. Langsung terjadi keributan dan protes keras di mana-mana.

Tujuannya adalah melihat reaksi mereka. Mereka yang tidak meculik Du Gwang pasti akan bereaksi keras dengan peraturan baru ini karena mengira itu adalah perintah dari Du Gwang sendiri. Tapi orang yang tahu Du Gwang diculik tidak akan terlihat marah karena ia tahu Du Gwang tidak pernah memerintahkan kenaikan itu. Orang itu akan menunggu dengan tenang dan mengamati situasi.

Woong Chul mengamati mereka dan dari 6 orang tersebut ada 2 orang yang lepas dari kecurigaan. Tersisa 4 orang.

Sekarang pukulan terakhir. Woong Chul pura-pura menelepon Du Gwang untuk melaporkan protes para bos kecil. Sebenarnya ia menelepon Goo Tak. Goo Tak bertanya berapa orang yang tersisa.

“Aku akan tiba di sana jam 4, Kak,” ujar Woong Chul di telepon. Mengisyaratkan pada Goo Tak ada 4 orang yang tersisa.

Goo Tak mengajari Woong Chul cara membaca emosi manusia dengan mengamati ekspresi wajah mereka. Emosi manusia selalu tergambar dari wajahnya.

Ada yang berekspresi menunggu karena berharap bisa membujuk Du Gwang, ada yang memendam kemarahannya, ada yang pasif karena merasa tak punya pilihan. Dan yang terakhir ada yang bersikap sinis karena tahu perintah ini hanya gertakan dari Woong Chul, bukan dari Du Gwang.

Woong Chul menemukannya. Orang yang sepanjang rapat tidak bersuara dan tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali saat Woong Chul mengumumkan kenaikan pajak. Bahkan tersenyum sinis saat melihat Woong Chul menelepon “Du Gwang”. Ia adalah Sohn Mun Gi, bos daerah Jeongno.

Selesai rapat, Woong Chul menyapa Sohn Mun Gi dengan sopan. Ia berkata Du Gwang yang menyuruhnya untuk menyapanya.

“Begitukah? Kalau begitu beritahu kakak kuharap ia baik-baik saja.”

Setelah Sohn Mun Gi pergi, Woong Chul menelepon Goo Tak. Ia yakin Mun Gi dalang penculikan Du Gwang karena ia juga tidak melihat tangan kanannya, Yoon Dong Shik.

Woong Chul yakin Sohn Mun Gi tidak akan memberikan tugas sepenting mengenyahkan bos besar pada anak buahnya. Sohn Mun Gi pasti akan menemui Du Gwang tak lama lagi.

Sementara itu Du Gwang kelelahan karena terus berteriak dan meronta di dalam bagasi mobil.

Mi Young menyadap telepon Sohn Mun Gi dan mendengar percakapan antara Mun Gi dengan Yoon Dong Shik. Mereka berjanji akan bertemu 30 menit lagi di sebuah gudang dekat pelabuhan di Incheon. Selain itu terungkap juga rencana mereka untuk menguasai daerah lainnya setelah menyingkirkan Du Gwang.

Woong Chul menghela nafas lega saat mendengar kakaknya masih hidup. Goo Tak membagi mereka menjadi 2 tim. Ia dan Mi Young akan membuat Sohn Mun Gi sibuk hingga tidak bisa pergi. Sementara para bad guys mengejar Dong Shik dan menyelamatkan Du Gwang.

Tae Soo agak ragu dengan pengaturan seperti itu. Mi Young dan Goo Tak hanya berdua menghadapi bos mafia Sohn Mun Gi? Berani dan ceroboh tidaklah sama.

“Jika para pemberani menjalankan dunia ini, maka orang yang ceroboh tidak akan mengacaukannya,” ujar Goo Tak sekenanya.

Setelah ditinggal berdua bersama Goo Tak, Mi Young juga mulai berpikir ini langkah ceroboh. Tapi Goo Tak dengan tenang berkata ia terlalu tua untuk bersikap ceroboh.

Tanpa diketahui Mi Young, Goo Tak sudah menghubungi Penuntut Oh dan meminta back-up beberapa orang untuk menjadi tukang pukul. Lalu mereka masuk ke klub malam milik Sohn Mun Gi.

Goo Tak menembakkan tembakan peringatan. Sohn Mun Gi keluar menemuinya. Ia mengira Goo Tak menginginkan sogokan. Goo Tak berkata ia datang untuk Lee Du Gwang.

Trio bad guys tiba di gudang. Woong Chul bertanya apakah Tae Soo tidak membawa senjata. Tae Soo berkata ia hanya memerlukan tangannya. Woong Chul menasihati Jung Moon agar tidak tertikam lagi. Tanpa mengatakan apapun, Jung Moon mengeluarkan tongkat sihir eh tongkat setrum dari sakunya.

“Darimana kau mendapat mainan itu?” tanya Woong Chul.

Goo Tak berkata pada Mun Gi kalau ia tahu Mun Gi menculik Du Gwang dan berniat mengambil alih seluruh kekuasaannya di Seoul. Ia memberitahu kalau saat ini orang-orang sudah tiba di gudang tempat Mun Gi menahan Du Gwang. Mun Gi nampak gusar.

Woong Chul membuka pintu gudang. Kosong.

Ia menelepon Goo Tak dan memberitahunya bahwa Du Gwang tidak ada di gudang itu. Ia tidak tahu apakah Du Gwang sudah dipindahkan atau tempat pertemuannya diganti.

Tiba-tiba muncul sekelompok mafia. Woong Chul mengenali pemimpin mereka sebagai tangan kanan Sohn Mun Gi dalam acara rapat yang diadakannya.

“Di mana Sohn Mun Gi?” tanya mafia itu. Eh??

Woong Chul sadar bahwa tangan kanan Sohn Mun Gi, Yoon Dong Shik, telah mengkhianati bosnya sendiri. Jadi Mun Gi mengkhianati Du Gwang dan Dong Shik menggunakan kesempatan itu untuk menyingkirkan Mun Gi juga.

Tae Soo berkata akhir-akhir ini mafia sepertinya tidak punya kesetiaan. Kesetiaan, tanya Woong Chul, tidak pernah ada hal itu selama ini.

Mereka bertiga melawan serangan kelompok mafia itu. Dan tongkat setrum Jung Moon cukup berguna juga.

 

Di tengah pertarungan, Tae Soo mendapat telepon dari Hyeon Wu. Tapi teleponnya terjatuh karena ditendang lawan. Rusak.

Im Jeong mengeluarkan senjata dari dalam lemari dan mengisinya dengan peluru, lalu memberikannya pada Hyeon Wu. Ia menyuruh Hyeon Wu menelepon Tae Soo, tapi tidak diangkat karena telepon Tae Soo rusak. Im Jeong berkata mereka harus bergerak lebih dulu.

Tri bad guys membabat habis para mafia itu. Pemimpin gerombolan itu menelepon Yoon Dong Shik tapi Woong Chul memukulnya sebelum sempat bicara. Woong Chul mengambil alih ponsel dan memerintahkan agar Dong Shik melepaskan Du Gwang. Mesk ia membunuh Du Gwang, tidak mungkin bisa menelan seluruh Seoul karena semua anak buahnya sudah dikalahkan.

Mendengar itu, Dong Shik panik dan membanting ponselnya dengan kesal. Ia memutuskan untuk mengubur Lee Du Gwang dan meninggalkan Korea.

Du Gwang menemukan ponsel di lantai bagasi. Itu adalah ponsel supirnya yang sempat ia kantungi di jasnya sebelum mereka dicegat. Rupanya saat ia diangkut ke dalam bagasi, ponsel itu terjatuh. Du Gwang menekan nomor 112 (nomor polisi).

Mi Young menelepon Woong Chul dan memberitahunya kalau Du Gwang menelepon 112 hingga mereka bisa melacak keberadaannya melalui GPS ponsel.

Woong Chul segera memacu mobilnya menuju lokasi yang Mi Young sebutkan. Goo Tak terus berkomunikasi dengan Du Gwang. Ia berkata Du Gwang harus mendengar perkataannya agar bisa selamat.

Mobil yang dikenakan mobil Dong Shik adalah mobil pinjaman. Sayangnya Du Gwang tidak pernah melihat pelat mobilnya dan jenis mobilnya. Ia hanya tahu warnanya hitam dan bagasinya luas.

Du Gwang berkata ada 3 orang yang menculiknya. Goo Tak menyuruh Woong Chul mencari mobil hitam cukup besar dengan tiga orang penumpang. Tapi sulit hanya dengan informasi seminim itu.

Goo Tak menyuruh Du Gwang memperhatikan sekelilingnya. Jika mobil itu cukup baru seharusnya ada pengungkit di dalam untuk membuka bagasi. Du Gwang tidak menemukannya. Mobil lama.

Goo Tak berkata ada cara lain untuk membuka bagasinya. Ia mewanti-wanti agar Du Gwang tidak melompat keluar melainkan hanya melambaikan tangan. Kesal karena dianggap bodoh dan juga stress kali ya dikurung seharian, Du Gwang memaki-maki Goo Tak.

Untunglah Goo Tak cukup bersabar dan memberitahu ada semacam alat pengunci yang terhubung dengan kunci bagasi. Du Gwang menemukannya. Tapi alat itu macet. Bagasi tidak bisa dibuka. Du Gwang semakin frustrasi dan mengamuk.

“Lampu belakang,” ujar Jung Moon. “Jika dia menendang lampu belakang, kita bisa menemukan mobilnya.”

Goo Tak membentak Du Gwang agar tenang dan menyuruhnya menendang pintu belakang (lagi-lagi seperti film The Call^^)

Berhasil! Trio bad guys ternyata tak jauh berada di belakang mobil itu.

 

Tapi sebuah mobil lain memberitahu Dong Shik bahwa lampu belakangnya tidak ada. Dong Shik melihat spion dan menyadari mereka sedang dikejar. Mobil mereka berbelok tiba-tiba. Mobil Woong Chul tertahan mobil-mobil lain yang juga berhenti mendadak,

Jung Moon melihat motor yang berhenti di pinggir jalan. Dengan motor itu ia mengejar mobil Dong Shik. Ia berhasil menyusul dan memukul kaca depan mobil dengan tongkat setrumnya. Supir kehilangan kendali dan mereka menabrak pohon di pinggir jalan. Ketiga penumpangnya pingsan.

Jung Moon turun dari motor dan membuka pintu bagasi. Du Gwang tidak pingsan. Namun yang membuatnya terkejut adalah Jung Moon yang ada di hadapannya.

Saat Jung Moon berjalan pergi, Du Gwang mengambil pisau yang terletak di kursi Dong Shik dan diam-diam menghampiri Jung Moon.

“Lee Jung Moon,” panggilnya.

Jung Moon menoleh heran karena Du Gwang mengetahui namanya. Du Gwang menyerangnya dengan pisau dan berhasil melukai tangan Jung Moon (yah terluka lagi >,<).

Kenapa, tanya Jung Moon.

“Asalkan kau mati, semuanya akan beres. Hanya kau yang harus mati,” kata Du Gwang.

Jung Moon mengacungkan tongkat setrumnya. Jung Moon Potter^^ Expelliarmus!!

Melihat keduanya akan saling membunuh, Woong Chul yang baru tiba segera berlari sekuat tenaga menarik Du Gwang. Ia bahkan memegang bagian tajam pisau yang dipegang Du Gwang untuk menahannya agar tidak membunuh Jung Moon.

“Kak, dia yang menyelamatkanmu. Apa yang kakak lakukan?” tanya Woong Chul.

“Jika kau sudah membunuhnya, tidak akan menjadi seperti ini,” kata Du Gwang marah.

Jung Moon tertegun mendenganya.  

“Kak, jangan seperti ini,” Woong Chul memohon.

“Woong Chul, aku tidak punya pilihan lain.”

Tapi akhirnya ia menurunkan pisaunya.

Jung Moon memikirkan perkataan Du Gwang tadi dan teringat saat Woong Chul menghilang. Setelah kembali, Woong Chul menatapnya dengan aneh waktu itu.

Jung Moon terlihat marah.

Sebelum pergi, Du Gwang berterima kasih pada Goo Tak dan menasihati Woong Chul bahwa pengkhianatan selalu menikam dari belakang. Ia harap Woong Chul ingat itu.

Mereka kembali ke gereja tua. Tae Soo berusaha menelepon Hyeon Wu tapi Hyeon Wu tidak membawa teleponnya. Jung Moon bertanya pada Woong Chul siapa yang memerintahkan Du Gwang untuk membunuhnya. Tidak tahu, jawab Woong Chul jujur.

“Kalau begitu aku akan menanyakannya sendiri,” jawab Jung Moon. Ia bersikap dingin pada Woong Chul.

Ketiganya dikembalikan ke penjara masing-masing.

Goo Tak berkata Mi Young juga sebaiknya pulang. Mi Young bertanya bagaimana Goo Tak mengenal Du Gwang.

“Kau bilang Lee Du Gwang menelepon nomor 112 dan mereka meneruskan telepon itu padamu. Tapi apa kau tahu? aku mengecek nomor telepon yang diputar Lee Du Gwang dan menemukan bahwa ia tidak menelepon 112, tapi meneleponmu. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Lee Du Gwang?”

Goo Tak tidak menjawabnya.

Mi Young mengadu pada Chief Nam. Tapi Chief Nam malah tidak nampak terkejut dan balik bertanya apakah Mi Young masih penasaran mengapa Go Tak memilih tiga orang itu. Apakah itu alasannya hingga Mi Young datang malam-malam memberitahukan hal ini padanya?

“Apa kau tahu kenapa ada tingkatan di dalam kepolisian? Agar kau tahu kau tingkatan apa. Kau seharusnya tahu, bersikap, dan melihat hanya sampai tingkat tersebut. Bukankah begitu, Inspektur Yoo Mi Young?”

Mi Young tak menjawab. Chief Nam berkata seorang tuan tidak akan mati karena digigit anjingnya. Jika anjing tidak senang dengan tuannya, maka ia harus menunggu hingga tuannya sekarat baru mengigitnya. Dan sebelum saat itu tiba, anjing itu hanya perlu menggoyangkan ekornya dan mendapat pujian. Ia tidak akan diusir dan bisa menunggu kesempatan hingga ia bisa merobek leher tuannya. Mi Young berusaha menahan air matanya dan sakit hatinya. Err…anjing itu maksudnya Mi Young dan GooTak adalah tuannya??

Waktunya merenung. Goo Tak memikirkan Du Gwang yang memang meneleponnya langsung. Mereka saling mengenal. Jung Moon memikirkan Woong Chul yang mendapat perintah untuk membunuhnya. Woong Chul memikirkan nasihat Du Gwang bahwa penkhianatan selalu menikam dari belakang.

Sementara Tae Soo menatap foto Jung Moon. A lot of bromance gini…ngga ada yang mikir cewe satu pun XD

Ternyata foto yang diberikan mafia yang hendak menyewa Tae Soo adalah foto Jung Moon. Tae Soo meremas foto itu dan membuangnya.

“Siapa orang yang menunggu selama 2 tahun untuk membunuhmu?” gumamnya.

Tim bad guys kembali berkumpul. Mereka sedang menunggu Tae Soo keluar dari penjara. Goo Tak merasa ada ketegangan di antara Jung Moon dan Woong Chul sejak hari itu bersama Du Gwang. Ia bertanya apa yang terjadi.

Jung Moon berkata tidak ada hal yang penting. Goo Tak bertanya bagaimana bisa Jung Moon berkata seperti itu.

“Sejak hari itu seperti ada pisau tergantung di udara di antara kalian berdua. Membuat orang tak nyaman.”

“Tepat sekali. Ada pisau tergantung di antara kami,” Ujar Jung Moon dingin.

Woong Chul menatap Jung Moon dari kaca spion.

Tae Soo keluar dan bertanya ada kasus apa kali ini. Goo Tak membuka pintu mobil dan berkata mereka sudah menemukan Im Jeong.

Tae Soo tertawa tak percaya saat menyusuri lorong rumah sakit menuju kamar mayat. Ia menenangkan diri sejenak lalu membuka kain putih penutup mayat. Im Jeong sudah mati.

Komentar:

Bukannya semakin menuju jalan terang, malah semakin misterius. Berarti ada seseorang yang memerintahkan agar Jung Moon dibunuh. Anehnya, orang tersebut dengan spesifik menginginkan Tae Soo dan Woong Chul yang membunuh Jung Moon. Atau ada pembunuh lain yang diutus membunuh Jung Moon? Juga orang ini pasti sangat berkuasa sampai Du Gwang yang bosa tertinggi mafia saja menuruti perintahnya. Siapa orang itu?

Lucunya selain tiga bad guys kita, yang lain malah lebih mencurigakan. Goo Tak, Mi Young, Chief Nam, Du Gwang, Hyeon Wu, Im Jeong, dan Penuntut Oh. Bukan berarti mereka semua jahat tapi mereka semua menyembunyikan sesuatu.

Sedih melihat pertemanan yang mulai terjalin kembali lepas karena kecurigaan.