Sekilas mengenai Smuggling Game/Game Penyelundupan:
Peserta dibagi menjadi dua negara, Barat (Woo Jin-Da Jung-Dal Goo-Jamie) dan Timur (Do Young-In Gi-Bulldog-Sung Joon), yang sedang mengalami perang. Masalahnya kedua negara memiliki uang di negara lain. Masing-masing warga Timur memiliki uang 500 juta won (500 ribu dolar – 4 orang berarti 2 juta dolar) di Bank Barat, demikian juga warga Barat masing-masing memiliki uang 500 ribu dolar di Bank Timur. Jadi total uang hadiah 4 juta dolar.
Untuk itu masing-masing negara harus menyelundupkan uang mereka dari negara musuh ke negara mereka sendiri. Setiap negara memiliki satu koper maksimal bisa diisi 100 ribu dolar. Peserta pergi ke negara musuh, mengambil uang melalui atm, dan kembali ke negara asal. Tapi sebelum kembali, mereka harus melewati Pemeriksa.
Pemeriksa harus memutuskan apakah lawan menyelundupkan uang atau tidak. Jika tidak, maka Pemeriksa menekan tombol “Pass”. Tapi jika ia menduga lawan menyelundupkan uang, ia harus menekan tombol “Stop” dan menyebutkan jumlah uang yang diselundupkan lawan.
Jika jumlah uang yang disebutkan Pemeriksa sama atau lebih besar dari jumlah uang yang diselundupkan, maka penyelundupan itu gagal. Uang selundupan itu akan diberikan pada Pemeriksa sebagai uang hadiah.
Sebaliknya, jika Pemeriksa menebak lebih sedikit dari jumlah uang yang diselundupkan, maka penyelundupan itu berhasil. Penyelundup berhak mendapat uang selundupan ditambah setengah dari jumlah uang yang dituduhkan Pemeriksa.
Tapi jika pemeriksa menekan “Stop” dan ternyata koper itu kosong, maka penyelundup berhak mendapat setengah dari jumlah yang dituduhkan si Pemeriksa sebagai ganti rugi atas tuduhan palsu. Karena itu Pemeriksa tidak bisa sembarangan menebak angka tertinggi (100 ribu dolar) karena jika ternyata koper itu kosong maka ia harus membayar denda setengahnya (50 ribu dolar) pada musuh.
Hasil final ditentukan dari dana yang berhasil diselundupkan dan dimenangkan berikut sisa yang yang tidak berhasil diselundupkan. Tim yang memiliki lebih banyak uang adalah pemenangnya.
Setiap tim diberi kesempatan 3 kali untuk menyelundupkan uang dan memeriksa. Total 30 giliran. Setiap peserta juga diberi kartu yang terhubung dengan akun bank di negara musuh. Setelah permainan berakhir, uang hadiah akan tersimpan di dalam kartu tersebut. Jika kartu itu hilang, peserta tidak bisa mendapatkan uangnya.
Di episode 9, kemenangan berada di tangan Do Young karena ia selalu bisa menebak jumlah yang tepat sehingga uang tim Woo Jin berpindah pada Do Young. Setelah beberapa ronde, Dal Goo juga bisa menebak jumlah uang lawan dengan tepat hingga bisa mengembalikan sejumlah uang ke bank mereka. Tapi tetap saja saat ini tim Do Young memimpin. Dan karena kemampuan kedua orang itu, masing-masing tim takut menyelundupkan uang hingga mereka hanya membawa koper kosong.
Masalahnya jika hal ini terus berlanjut maka sudah pasti tim Woo Jin kalah karena uang mereka lebih sedikit. Mereka harus menyelundupkan uang. Dan kali ini Woo Jin meminta Da Jung yang meyelundupkan uang dengan membekalinya sedikit trik yang ia tulis di kertas.
Entah apa yang ditulis Woo Jin, yang pasti Da Jung nampak terkejut dan ia mendapat keberanian untuk melawan Do Young. Ia berhasil menyelundupkan 100 ribu dolar. Dan yang terpenting, membuat Do Young melepaskan topengnya selama beberapa saat. Ia benar-benar terkejut bisa dikalahkan Da Jung.
Tapi timbul masalah lain, karena ternyata Woo Jin menemukan seorang pengkhianat di kelompok mereka. Dan orang itu adalah Dal Goo ahjusshi. Andweeee!! *gaya Kwang Soo*
Episode 10: Smuggling Game II
Woo Jin berteriak kenapa Dal Goo mengkhianati mereka.
“Acar lobak mengkhianati kita?!!” seru Jamie tak percaya.
Dal Goo tak berani menatap mereka. Woo Jin berkata Do Young tidak memiliki kemampuan indera keenam hingga bisa menebak jumlah uang dengan tepat. Ia menduga ada mata-mata.
“Aku menduga kau atau Jamie orangnya. Aku tidak menduga Kang Do Young memilihmu daripada Jamie.”
Ternyata Dal Goo dan Do Young bertukar informasi melalui gerakan isyarat dari jendela markas mereka masing-masing. Karena itu Woo Jin memutuskan bahwa mereka akan menyelundupkan 50 ribu dolar. Tapi ia menulis pesan pada Da Jung untuk menambahkan uang. Jadi kemampuan menebak jumlah uang itu adalah sebuah kebohongan. Jika mereka memang bisa melakukannya, mereka tentu sudah melakukannya sejak semula.
“Lucunya, aku menyuruhnya untuk menambahkan 5000 dolar. Tapi Nam Da Jung dengan berani mengambil 100 ribu dolar.”
Da Jung telah kembali ke markas,. Ia berkata ia jadi marah karena Do Young sudah membuat mereka saling menipu. Woo Jin berkata ia tidak mengerti alasannya. Apa tawaran yang diberikan Do Young? Uang?
“Kau tidak akan melakukan itu, Ahjusshi. Iya kan?” tanya Da Jung.
Dal Goo akhirnya menyerah. Ia jatuh berlutut.
“Maafkan aku,” ujarnya lirih.
Apa yang membuat Dal Goo mengkhianati timnya? Mengkhianati Da Jung? Karena Do Young dengan tepat bisa menilai Dal Goo mengikuti permainan ini bukan demi uang, tapi demi Da Jung. Ia menebak Dal Goo ingin mendapatkan uang yang cukup agar Da Jung bisa keluar dari permainan ini, keluar dari hutang, dan hidup bahagia bersama ayahnya.
Karena Dal Goo tahu alasan Woo Jin mengikuti permainan ini, ia jadi khawatir Da Jung yang polos dan baik hati akan terluka pada akhirnya. Karena itu Dal Goo ingin Da Jung keluar dari permainan ini. Dan Do Young menawarkan itu padanya. Sejumlah uang agar Da Jung bisa mengundurkan diri dari permainan.
Jamie marah-marah dengan frustrasi. Sementara Dal Goo terus menunduk tak sanggup menatap siapapun. Da Jung menghampirinya lalu berlutut di sampingnya.
“Maafkan aku. Paman melakukannya untukku, kan?”
Dal Goo tak bisa menahan air matanya lagi. Jamie tak habis pikir melihatnya. Ia bertanya apa salah Da Jung. Penjahatnya adalah Kang Do Young! Woo Jin membenarkan.
“Aku tertipu,” kata Dal Goo terbata-bata. “Aku benar-benar tersesat. Dasar bodoh! Bodoh!”
Dal Goo memukuli kepalanya sambil menangis. Sudah cukup, kata Woo Jin sambil membantu Dal Goo berdiri. Dal Goo menangis tersedu-sedu dalam pelukan Woo Jin.
“Kita sekarang benar-benar sebuah tim,” kata Woo Jin.
Jamie bertanya apa Woo Jin memiliki rencana. (Fanny: tentu saja^^)
Woo Jin berkata ia memiliki cara untuk menang.
“Kita harus benar-benar menyelundupkan.”
Permainan memasuki ronde ke-5 (seluruhnya ada 10 ronde). Woo Jin menceritakan rencananya. Pada giliran mereka untuk menyelundup, mereka akan menarik semua uang negara mereka di bank negara musuh dengan kartu mereka. Lalu menyembunyikannya di suatu tempat.
Jamie bertanya apa gunanya, mereka tidak bisa membawa uang itu ke negara mereka tanpa melewati ruang pemeriksaan.
Woo Jin berkata mereka bisa melakukannya. Dengan bantuan tim lain. Anggota tim lain bisa mengambil uang yang sudah mereka sembunyikan lalu langsung membawanya ke bank negara mereka tanpa melalui ruang pemeriksaan.
“Tapi uang itu tidak bisa menjadi uang kita,” kata Da Jung. Karena uang itu berbentuk tunai. Woo Jin berkata itu sebabnya mereka harus memasukkan uang tersebut kembali ke dalam akun mereka (di bank negara mereka sendiri).
Jamie pesimis tim lain mau membantu mereka karena uang tersebut otomatis menjadi milik tim lawan jika tidak berhasil diselundupkan. Untuk apa repot-repot membantu tim Da Jung? Dal Goo berkata mereka bisa menjanjikan untuk membagi uang kemenangan.
“Memangnya mereka akan percaya?” tanya Jamie.
“Mereka akan percaya….jika kita memberi mereka kartu kita,” kata Woo Jin.
Jamie terkejut. Mereka akan memberi semua uang mereka pada tim lawan? Dal Goo mengerti. Itu adalah gaya Da Jung.
“Kartu As kita adalah Nam Da Jung,” Woo Jin tersenyum pada Da Jung.
Jamie mulai merasa rencana ini masuk akal. Tapi ia tidak rela memberikan kartunya (alias uangnya). Woo Jin berkata target mereka adalah Bulldog, Goo In Gi, dan Sung Joon. Hanya butuh 3 kartu. Karena itu ia memperbolehkan Jamie tetap memegang kartunya. Tentu saja Jamie setuju.
Masalahnya, karena kartu Da Jung, Dal Goo dan Woo Jin akan diberikan pada tim lawan sebagai jaminan, maka semua kegiaran penyelundupan dan inspeksi akan dilakukan menggunakan kartu Jamie. Hmmm…berarti uang yang diperoleh tim Da Jung pada babak ini dan seterusnya akan masuk ke akun Jamie. Sebesar itukah rasa percaya mereka pada Jamie?
Semua setuju bahwa orang yang paling cocok untuk merekrut lawan adalah Da Jung. Karena ia yang paling dipercaya semua peserta.
“A…aku?” tanya Da Jung gugup.
Sementara itu Do Young mulai kehilangan rasa percaya dari timnya karena perkataan Da Jung (setelah berhasil mengalahkan Do Young). Mereka juga mulai curiga dengan kemenangan Do Young dan Dal Goo berturut-turut.
Tapi ketika Do Young kembali, mereka tidak berani membahasnya lagi. Terutama melihat ekspresi Do Young yang tidak sepercaya diri biasanya. Di layar muncul pengumuman bahwa pemeriksa tim lawan adalah Da Jung.
Bulldog bertanya apa Do Young akan balas dendam sekarang dengan menyelundupkan uang. Do Young tampaknya belum mau berhadapan lagi dengan Da Jung. Ia menyuruh timnya untuk bergantian melakukan penyelundupan.
Maka Da Jung pun mulai mengajak tim lawan untuk bekerjasama. Pertama, Sung Joon. Sung Joon ingin keluar dari kediktatoran Do Young tapi ia dan Da Jung adalah musuh. Da Jung meminta Sung Joon memikirkan apa yang akan terjadi jika Do Young menang. Do Young pasti akan menekan semua peserta lainnya, termasuk Sung Joon.
Sung Joon berkata ia harus mendapatkan uang pada permainan ini karena ia sudah menggunakan uang hadiah dari permainan-permainan sebelumnya. Da Jung bertanya apa Sung Joon pikir Do Young akan mengembalikan kartu Sung Joon. Sung Joon mengaku ia mulai tidak yakin.
“Aku akan menyerahkan semua uang hadiah, jadi bergabunglah dengan kami,” kata Da Jung.
Ia menceritakan rencana Woo Jin pada Sung Joon. Sung Joon berkata dengan cara seperti itu sudah pasti tim Da Jung akan menang. Da Jung membenarkan, semua uang hadiah akan masuk kartunya. Dan kartu itu akan ia berikan pada Sung Joon.
“Bagaimana jika aku memberitahu Kang Do Young mengenai rencana ini?” tanya Sung Joon.
Da Jung berkata tawaran ini tidak hanya diberikan pada Sung Joon, tapi juga pada In Gi dan Bulldog. Jika Sung Joon tidak memberitahu Do Young, maka ia akan menganggap Sung Joon setuju untuk bergabung. Pada ronde berikutnya, ia berjanji akan memberikan kartunya pada Sung Joon.
Sung Joon heran, bukankah dengan begitu tim Da Jung tidak akan mendapatkan uang? Da Jung mengingatkan bahwa hadiah utama acara ini adalah 10 juta dolar dan mereka sudah berjanji untuk membagi uang tersebut. Tujuan mereka hanyalah untuk bertahan dalam permainan dan mengalahkan Do Young.
Berikutnya giliran In Gi. Ia merasa ide itu sangat bagus. Tapi ia ragu karena Do Young memiliki insting yang tajam dan memehang semua kartu mereka. Bagaimana jika mereka ketahuan?
Secara mengejutkan Bulldog malah bersemangat untuk bekerjasama. Ia merasa menjadi pejuang pergerakan kemerdekaan. Seperti kelompok rahasia. Da Jung mengingatkan agar tidak ketahuan oleh Do Young.
Ketiga tim lawan-lawan diam-diam memberi isyarat pada Da Jung bahwa mereka setuju untuk bekerjasama.
Tapi Do Young menoleh dan melihat gerakan Bulldog menggaruk-garuk lehernya, yang memang agak aneh >,< o-ow apa ia curiga?
Ia berkata saat Bulldog tadi menyelundupkan uang, ia melihatnya berbicara banyak dengan Da Jung. Bulldog berkilah dengan mengatakan bahwa Da Jung terus menerus meminta bantuannya tapi ia hanya menertawakannya.
“Aku akan menjadi pemeriksa lagi,” ujar Do Young. Lalu pergi.
“Dia tidak curiga, kan?” bisik Bulldog tegang.
Da Jung juga terkejut melihat Do Young maju kembali menjadi pemeriksa. Apa mereka sudah ketahuan? Tidak mungkin secepat ini, kata Woo Jin.
Masalahnya, jika Do Young kembali mendominasi permainan maka rencana mereka akan gagal. Woo Jin berkata ia memiliki cara untuk menggoyahkan Do Young. Ia yang akan pergi untuk mengambil dan menyembunyikan seluruh uang mereka. Ketiga rekannya mengangguk memberi dukungan.
Woo Jin berlari ke atm negara musuh dan menarik semua sisa uang yang dimiliki tim mereka. Lalu ia menyembunyikan semuanya di dalam lubang udara. Setelah itu ia bergegas ke ruang pemeriksaan.
“Kau terlambat,” ujar Do Young.
Woo Jin berkata ia mendadak hendak melakukan eksperimen menyenangkan. Ia ingin tahu seberapa jauh ekspresi dan gestur seseorang dapat dikendalikan. Karena itu ia berlatih di depan cermin kamar mandi.
“Kau pasti sedang bosan,” olok Do Young.
“Hasilnya, sulit. Meski dengan latihan yang lama, tidak akan mudah untuk menyembunyikan ekspresi dan gestur secara keseluruhan. Mereka tetap ada meski kau mengosongkan dirimu sendiri. Rasa terluka dan penyesalan. Rasa takut. Itu kaualami jika kau manusia.”
“Pergilah mengajar di universitas. Oya, mereka tidak akan menerimamu.”
Woo Jin bertanya apa yang Do Young katakan pada Da Jung hingga Da Jung benar-benar marah. Apakah sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan permainan? Itu bukan cara Do Young.
“Yah, selama itu menyenangkan,” jawab Do Young cuek.
“Aku juga penasaran. Saat Presiden Game ronde pertama, kenapa kau mengeliminasi peramal Pippi? Apa karena kau tidak suka penerawangannya? Ramalan di mana kau membunuh orangtuamu sendiri?
Ketika itu Pippi memang menunjuk Do Young sebagai seorang yang lahir dengan berbagai kelebihan tapi juga macan putih pengkhianat yang memakan sendiri orang tuanya dan pemiliknya.
“Aku tidak percaya takhayul,” ujar Do Young meski raut wajahnya tidak setenang tadi.
“Apa mungkin kau….yatim piatu?” tanya Woo Jin dengan nada mengejek.
Do Young menatap Woo Jin dengan tajam dan berkata ini tidak menyenangkan.
“Bagaimana kalau ini…bahwa lingkungan tempat kau dibesarkan adalah …Walden Two? Kurasa nama itu terdengar familiar. Aku teringat pada sebuah percobaan dalam sebuah tesis. Percobaan itu menggunakan anak-anak kecil untuk saling mencurigai, mengkhianati, dan membenci satu sama lain.”
“Ha Woo Jin-sshi,” ujar Do Young dengan nada mengingatkan.
“Kukira itu rumor palsu. Tapi aku bertanya-tanya apakah memang itu benar adanya setelah melihatmu bersikap seperti anak 10 tahun yang bersenang-senang menonton orang lain saling menipu.”
“Ha Woo Jin!!!” bentak Do Young sambil bangkit berdiri. Ketenangannya lenyap sudah.
“Kenapa? Kukira kau cangkang kosong. Tapi sekarang kau terlihat manusiawi.”
“STOP, 100 ribu dolar.”
Woo Jin membuka kopernya yang kosong. “Senang bertemu denganmu, Kang Do Young.”
Percakapan tadi membuat Direktur Jang dan Yoon Joo bertanya-tanya. Bukankah Do Young berimigrasi dengan kedua orangtuanya yang adalah profesor? Meski Yoon Joo berkata mungkin saja Woo Jin hanya ingin memprovokasi Do Young, tapi mereka menduga ada yang lebih dari itu.
Tim Do Young juga heran melihat Do Young semarah itu. Mereka merasa lega sudah berpindah ke pihak lain melihat Do Young tiba-tiba berubah.
“Dia akan segera kembali,” Sung Joon mengingatkan.
Ketiganya diam begitu mendengar Do Young masuk ke markas mereka. In Gi berusaha menenangkan Do Young dengan memujinya. Ia bertanya apa yang tadi ia dan Woo Jin bicarakan. Do Young tidak menjawab. Ia menghampiri TV lalu membanting speaker ke dinding hingga hancur. Tidak cukup sampai di sana, ia juga menginjak-injak speaker tersebut dengan penuh emosi.
Ia berbalik menatap timnya. Ketiga orang itu menunduk tak berani bersuara. Do Young berkata ia akan beristirahat dan menyerahkan penyelundupan maupun inspeksi pada ketiganya. Ia melemparkan sebuah kartu ke lantai.
Da Jung mendapat kesempatan untuk menyerahkan kartu pada tim lawan dan mengingatkan mereka untuk mengambil uang dari lubang udara. Mereka harus melakukannya tanpa ketahuan. Karena ronde yang tersisa tidak banyak dan setiap saat Do Young bisa memergoki mereka, mereka harus memindahkan uang itu dalam waktu singkat.
In Gi menerima kartu dari Da Jung tanpa terlihat kamera lalu kembali ke markasnya. Suasana markas sangat tegang. Do Young duduk di kursinya seperti bos mafia, sementara Sung Joon dan Bulldog nampak seperti anak yang akan dimarahi orangtuanya. In Gi dengan takut-takut mengembalikan kartu pada Do Young.
“Jika kalian bertiga mengkhianatiku dan tidak ada yang melaporkannya, apa yang akan terjadi? Apakah aku harus membakar kartu-kartu ini?” Do Young mengacungkan kartu mereka dan menyalakan api sambil menyeringai jahat.
Ketiganya langsung cemas. Untunglah mereka tidak mengatakan apapun. Yoon Joo dan Direktur Jang mengingatkan agar Do Young tidak membuat suasana terlalu mengancam juga mereka masih memiliki giliran untuk menyelundup.
“Aku hanya bercanda,” ujar Do Young. Lalu ia tertawa terbahak-bahak. Lah keluar deh gilanya >,<
Direktur Jang bertanya ada apa dengan Do Young. Ia selalu nampak arogan tapi tak pernah separah ini. Yoon Joo nampak memikirkan hal itu juga.
In Gi dan Sung Joon bergantian memindahkan uang dari saluran udara atm bank negara mereka dan memindahkannya ke saluran udara atm bank negara Da Jung.
Tapi mereka hanya sanggup memindahkan setengah dari jumlah uang yang ada karena terlalu berat. Terpaksa Bulldog yang harus memindahkan sisanya. Mereka tidak bisa membuang kesempatan karena setiap saat Do Young bisa kembali menguasai permainan dan tidak membiarkan timnya menyelundup. Ia mengambil taplak meja dan membungkus sisa uang yang ada, lalu memasukkan semuanya ke saluran udara.
Ia merasa lega ketika kembali ke markasnya. Tapi rasa lega itu hanya sekejap karena kedua rekannya berdiri dengan tegang di hadapan Do Young.
Bulldog mengembalikan kartu pada Do Young.
“Apa ini? Kenapa kau memberiku kartu orang lain? Kartu Jo Dal Goo?” tanya Do Young.
“Ah,” Bulldog merogoh kantungnya. Oooopss….ketahuan deh >,<
“Sepertinya kau memiliki banyak kartu. Di mana kartumu?” Do Young mengancam akan merusak kartu yang dipegangnya.
Bulldoga terpaksa mengeluarkan kartu satu lagi dari sakunya. Kartu Jo Dal Goo. Ia terjebak. Sejak tadi Do Young sudah memegang kartu Bulldog. Do Young merebut kartu Dal Goo.
“Dasar bodoh, kenapa kau tertipu,” omel In Gi.
“Pasti berat bagi kalian memindahkan uang tersebut,” kata Do Young. “Menurut kalian aku tidak akan tahu?”
Ia mengeluarkan enam kartu. Ternyata In Gi dan Sung Joon juga ketahuan dan Do Young sudah mengambil kartu mereka, berikut kartu Da Jung dan Woo Jin. Bulldog hendak merebut kartu-kartu itu tapi Do Young mengancam akan membakar semua kartu.
Bulldog teringat sesuatu. Ia menenangkan teman-temannya agar tidak takut. Mereka sudah memindahkan semua uang itu, Do Young tidak akan bisa mengambilnya lagi (karena sebelum mereka menyimpan kembali uang itu di dalam saluran udara, mereka terlebih dulu memasukkan uang tersebut ke dalam rekening tim Da Jung dan Do Young tidak akan memiliki waktu lagi untuk memindahkannya).
“Kenapa aku harus mengambilnya lagi? Jamie akan membantuku. Uang yang kalian sembunyikan dengan susah payah aku terima dengan rasa terima kasih,” ujar Do Young. “Aku akan keluar melakukan giliran. Teruslah lakukan apa yang kalian lakukan saat bosan. Betrayer Game.”
Mendengar nama Jamie, ketiganya langsung pucat. Apakah Jamie benar-benar akan membantu Do Young?
Komentar:
Melihat ketenangan Do Young hilang sungguh menakutkan. Topengnya mulai rusak, dan apa yang ada di balik topeng itu benar-benar “jelek”.
Syukurlah ternyata Dal Goo berkhianat bukan karena uang, melainkan karena Da Jung. Dan Da Jung langsung memaafkannya.
Ujian terakhir ada di tangan Jamie. Do Young begitu percaya diri Jamie akan membantunya. Tapi benarkah Jamie sama sekali tidak terpengaruh setelah beberapa saat lamanya berada dalam tim Da Jung? Apakah ia tidak tersentuh melihat Dal Goo yang tidak memikirkan uang tapi memikirkan Da Jung? Apakah ia tidak tersentuh melihat Da Jung yang memaafkan Dal Goo dan selalu membela Jamie meski semua orang mencurigainya?
Sebaliknya, apa Jamie tidak kapok diabaikan oleh Do Young pada babak sebelumnya? Memang Do Young menjanjikan uang yang lebih banyak jika Jamie membantunya pada permainan ini, tapi bisakah ia percaya pada Do Young yang semakin menunjukkan kegilaannya?
Mba Fanny aku gemes sama Do Young >.< Shin Sung Rok mukanya bisa pas gitu yaa XDD~ cocok aja gitu jadi penjahat 'gila' XD
BalasHapuskukira Jamie pasti bantu Da Jung kok
BalasHapusdia tau mana manusia mana bukan
yaa dia kn pernah juga ga nipu peserta lain
ingat omongan Do Young untuk Jamie ga usah merubah sifatnya karena ga akan ada yang percaya
kan artinya Jamie pengen berubah
yang jelas saya pusing >.<
BalasHapus