Jamie mengajak Da Jung bermain game. Jika Da Jung kalah, setengah uangnya diberikan pada Jamie. Sementara jika Da Jung menang, Jamie akan memberikan seluruh bintangnya. Tentu saja ada yang aneh di balik tawaran ini. Bagaimana mungkin Jamie rela mempertaruhkan seluruh bintangnya begitu saja?
Tapi Da Jung kita yang polos sedang putus asa dan melihat ada harapan di balik tawaran Jamie. Toh kemungkinannya 50:50. Ia masih memiliki kemungkinan menang. Ia juga yang mengundi kartunya. Tidak ada celah bagi Jamie untuk curang.
Da Jung kalah. Kali ini ia benar-benar habis-habisan. Setengah uangnya beralih menjadi milik Jamie. Jamie berseru senang. Dengan nada mengejek ia berkata Da Jung bukan saja bodoh tapi juga tidak beruntung.
Woo Jin yang baru saja lolos dari maut, akhirnya tiba di depan mall tempat permainan sedang berlangsung. Dal Goo sudah menunggunya. Ia melaporkan bahwa tempat itu dijaga oleh para bodyguard bertubuh besar. Woo Jin melihat ke arah mereka.
“Kita harus masuk.”
Episode 6: Layoff Game Bagian II
Dal Goo menerobos masuk pelataran mall dengan mobil. Para bodyguard berusaha menghalanginya dan menghentikannya. Dal Goo beralasan ia harus buka toko (di mall itu). Lalu ia beralasan ia sudah memiliki SIM nya tapi baru sekarang mengemudi mobil. Ia sengaja membuat mobilnya bergerak tak tentu arah hingga para bodyguard mengejarnya.
Woo Jin menggunakan kesempatan itu untuk menyusup ke dalam mall. Ia masuk ruang kontrol menggunakan kunci palsu. Lalu mematikan listrik mall itu. Dalam sekejap seluruh mall gelap gulita. Tak ada monitor yang berfungsi.
Yoon Joo menyuruh bawahannya pergi memeriksa lalu mengumpulkan tim cadangan. Sementara Do Young nampak tenang.
Woo Jin mengenakan kacamaa dan topi, menyamar sebagai kru kamera tim cadangan. Meski ia berjalan melewati Yoon Joo, Yoon Joo tidak mengenalinya karena gelap.
Woo Jin menghampiri cameraman yang bertugas men-syuting Da Jung. Ia berkata ia akan menggantikannya karena Yoon Joo meminta semua peralatan dicek setelah terputusnya listrik secara tiba-tiba. Cameraman Da Jung pergi tanpa curiga.
Melihat Da Jung terus menghela nafas dengan wajah sedih, Woo Jin bertanya apakah Da Jung sudah menyerah.
“Apa lagi yang bisa kulakukan pada ttitik ini?” tanya Da Jung, tanpa menyadari kehadiran Woo Jin.
“Balaslah untuk apa yang kauterima.”
Lampu menyala. Da Jung mengenali Woo Jin. Tapi Woo Jin memberinya isyarat untuk tak bersuara dan tetap bersikap normal. Mereka harus pergi ke tempat tidak ada kamera.
Setelah di tempat aman, Da Jung bertanya bagaimana Woo Jin bisa ke tempat ini.
“Kudengar kau kalah dengan spektakuler.”
“Orang-orang akan menertawaiku saat acara ini disiarkan,” keluh Da Jung. “Seperti yang kaubilang, tidak ada yang peduli caraku untuk menang. Jamie baru saja menipuku lagi. Aku seharusnya tidak meneruskan permainan ini. Kenapa stasiun menaruhku dalam acara ini? Apa menyenangkan melihatku menderita?”
“Tentu saja.”
Da Jung bertanya apa Woo Jin datang hanya untuk mengoloknya. Sayangnya permainannya sudah usai.
“Aku yang memutuskan apakah permainan ini usai atau tidak,” kata Woo Jin. Ia bertanya apa yang terjadi hingga Da Jung tertipu Jamie.
Da Jung menceritakan game yang dimainkannya bersama Jamie. Woo Jin bertanya apa Da Jung benar-benar percaya bahwa ia kalah karena nasib sial. Da Jung berkata kemungkinannya memang 50:50, jadi siapapun bisa menang.
“Tidak, game itu memang sudah dirancang sejak awal agar Jamie menang” kata Woo Jin.
“Tapi aku yang menarik kartunya, jadi bagaimana bisa?”
“Kartumu adalah kartu normal bergambar, bukan?”
Da Jung bertanya bagaimana Woo Jin bisa tahu. Woo Jin bertanya mengapa Da Jung memilih gambar yang normal. Da Jung teringat sebelumnya Jamie menanyakan apakah Da Jung menyukai terang atau gelap. Dan Da Jung memilih terang.
“Di sanalah kau terjebak. Terang dan gelap. Berapa orang yang akan memilih gelap, terutama kau dalam situasi putus asa tanpa harapan. Jamie tahu kau akan memilih terang.”
Da Jung berkata tidak ada bedanya memilih terang atau gelap, sama-sama memberi kesempatan 50% untuk menang. Woo Jin bertanya apa yang terjadi jika Da Jung menarik kartu dengan posisi gambar menghadap ke atas.
“Kartu itu dikembalikan dan dikocok ulang karena kartu tidak boleh diketahui sejak awal.”
“Bagaimana dengan Jamie? Apa ia juga harus mengocok ulang?”
“Ia tidak perlu melakukannya karena kedua sisi kartunya sama,” Da Jung tertegun. “Itu jebakannya!”
Woo Jin bertanya apa Da Jung sudah mengerti sekarang. Tidak mungkin Da Jung menang. Kemungkinan 50:50 bisa terjadi jika kartu Da Jung bisa digunakan kedua sisinya, baik yang bergambar maupun sisi belakang kartu. Tapi Jamie dengan licik sejak awal tidak memperbolehkan kartu bergambar menghadap ke atas (padahal seharusnya itu ikut dihitung) hingga kemungkinan Da Jung menang tinggal 25%.
“Meski dengan nasib baik, kemungkinan untuk menang dalam 10 ronde adalah kurang dari 10%.”
Da Jung baru menyadari kebodohannya. Ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri tapi malah mengajak semua orang bekerjasama.
“Tidak seperti itu juga. Apa yang kaukatakan terakhir kali tidaklah salah. Caranya yang salah. Untuk mendapatkan kepercayaan jangka panjang, kau tidak bisa mempercayai orang lain dengan membabi buta. Kau harus mengajari mereka apa akibat dari pengkhianatan.”
Jamie sedang bermain game sendiriaan ketika Da Jung menghampirinya. Da Jung mengajak Jamie bermain game kartu sekali lagi. Jika ia menang, ia ingin Jamie memberikan setengah dari bintang yang dimilikinya. Jika ia kalah, ia akan memberikan seluruh sisa uangnya 150 ribu dolar (150 juta won).
Setengah dari bintang Jamie adalah 12 dan tidak akan ada gunanya untuk Da Jung (karena tetap di posisi paling bawah). Jika Da Jung kalah lagi malah akan kehilangan seluruh uangnya.
Tapi Da Jung berkata kemungkinan untuk menang 50:50 dan kali ini ia mungkin saja menang. Jamie akhirnya setuju karena katanya ia kasihan pada Jamie. Tapi peraturan permainan tetap sama seperti sebelumnya. Da Jung setuju, toh kesempatannya menang 50:50. Jamie tersenyum sinis.
Yoon Joo dan Do Young melihat keduanya akan bermain game lagi. Yoon Joo terlihat kesal karena Da Jung tidak kapok juga. Tapi Do Young merasa ada yang berubah sejak lampu kembali menyala.
“Siapa tahu situasi mengejutkan akan dimulai?” ujarnya misterius.
Tapi game kali ini tentu saja berbeda karena Woo Jin sudah mengajari Da Jung bagaimana cara untuk menang. Ia menyuruh Da Jung bermain seperti biasa di awal. Sudah pasti Jamie akan unggul lebih dulu.
Karena itu Jamie akan berkurang kewaspadaannya dan game akan berlangsung lebih cepat. Ia tidak akan ingin Da Jung menyadari ada yang salah denagn game itu. Barulah saat Jamie mencapai poin 9, mereka akan menbalikkan posisi.
Bagaimana caranya? Woo Jin menyuruh Da Jung diam-diam membuat tanda pada kartu Jamie dengan ujung kukunya di tempat yang tidak mudah terlihat. Tanda itu bukan di sisi depan atau belakang kartu, tapi di sisi kartu. Tak akan terlihat tapi Da Jung bisa merasakannya dengan tangannya.
Jamie akan mulai curiga tapi terlalu terlambat karena kartu Jamie yang bertanda tidak akan lagi dipilih Da Jung. Woo Jin juga menyuruh Da Jung mengatakan sesuatu setelah posisi skor 9-9.
“Kita bisa menyamai skor karena kemungkinannya 50:50, kan?”
Jamie tentu saja tidak bisa membantah karena dengan begitu kecurangannya akan ketahuan. Dan pada akhirnya Da Jung menang. Da Jung bersorak dan melompat-lompat gembira.
Dal Goo diseret keluar oleh bodyguard berbada besar dan tidak boleh melewati garis batas yang ditentukan. Lalu Dal Goo ditelepon oleh bosnya yang memakinya habis-habisan. Kali ini Dal Goo tidak diam saja. Ia bertanya mengapa bosnya selalu memakinya dengan kasar padahal lebih muda darinya. Ia berhenti dari pekerjaannya mulai sekarang.
“Jika aku mengatakannya langsung, kau pasti akan memukulku lagi. Aku tidak pernah mengatakannya tapi aku tidak pernah bermain game dengan komputer kantor karena keyboardnya rusak. Dan ban mobil impormu yang kempes? Aku yang melakukannya, #@%^&%!!!”
Bravo Dal Goo!!! Tapi setelahnya ia menghela nafas panjang karena itu artinya sekarang ia seorang pengangguran.
Do Young mengumumkan hasil ronde ke-7. Hasilnya Jamie dan Da Jung sama-sama berada di peringkat terbawah dengan jumlah bintang yang sama yaitu 12.
Para peserta lain terkejut karena mereka tidak tahu Jamie dan Da Jung bermain game. Terlebih lagi mereka baru tahu kalau bintang bisa dialihkan. Do Young mengingatkan kalau dalam game ini “apapun” bisa dibeli atau dijual.
Jamie terlihat sangat kesal. Tapi ia berkata Da Jung tetap tidak mungkin menang karena tidak ada yang akan memberikan bintang untuk Da Jung, sementara ia akan mendapat tambahan bintang di ronde berikutnya. Jadi sudah pasti posisi Da Jung kembali terbawah. Para peserta lain buru-buru pergi meninggalkan Da Jung sendirian.
Da Jung diam-diam pergi menemui Woo Jin. Dari ekspresi wajah Da Jung, Woo Jin tahu Da Jung menang melawan Jamie. Da Jung berkata ia senang ia menang tapi rasanya ia bertambah tua 10 tahun. Tidak mudah membohongi orang lain.
“Kau masih harus berbohong lagi,”kata Woo Jin mengingatkan.
Da Jung mengerti asalkan ia bisa menang dan para peserta lain selamat. Tapi bagaimana ia bisa menang hanya dengan 12 bintang? Woo Jin berkata karena Da Jung sudah mendapatkan 12 bintang Jamie, maka jalan untuk menang sudah terbuka. Ia tahu cara untuk menang.
Hasil ronde ke-8, Da Jung tetap 12 sementara Jamie sudah bertambah 3 bintang menjadi 15 bintang. Do Young berkata Da Jung tetap di posisi terakhir. Bukankah sebaiknya Da Jung melakukan sesuatu agar bisa tetap bertahan.
Dengan putus asa Da Jung bertanya mengapa 1 orang harus dieliminasi. Mengapa Do Young membuat orang lain yang memilih?
“Nona Da Jung, ini adalah sebuah permainan.”
“Kang Do Young-sshi yang membuat permainan ini. Haruskah kami mengikuti peraturanmu?”
“Kau yang membuat pilihan sejak bergabung dengan permainan ini. Menang atau kalah semua terserah padamu,” jawab Do Young. Ia mengingatkan bahwa ronde ke-9 akan berlangsung 1 jam lagi.
Dan para peserta pun bubar jalan menjauhi Da Jung meski Direktur Jung nampak kasihan melihat Da Jung.
“Bagaimana rasanya menunggu dieliminasi?” olok Jamie. “Akan menyenangkan jika Ha Woo Jin muncul sekarang, bukan? Tapi ia hanya bisa menghiburmu.”
Sung Joon meminta maaf pada Da Jung lalu pergi. Begitu juga Direktur Jung.
Dal Goo tetap menunggu di luar mall dengan dijaga bodyguard besar. Lucunya bodyguard itu juga nampak sedih saat mendengar Da Jung kembali berada di posisi terbawah.
Da Jung menemui Kim Bong Geun. Kim berkata ia tidak bisa menolong Da Jung meski ia mengakui acara ini memang aneh. Tapi apa yang bisa mereka lakukan? Ia berkata ia tidak akan melupakan pengorbanan Da Jung jika ia bertahan dalam permainan ini.
Da Jung berkata ia akan memberi seluruh sisa uangnya (150 ribu dolar) pada Kim. Mendengar kesempatan mendapat jumlah uang lebih banyak, Kim langsung tertarik. Da Jung berkata ia sudah banyak berpikir dan menerima kekalahan, tapi ia tidak bisa memaafkan Jamie.
“Yah, ia memang wanita yang menakutkan.”
“Terlebih itu ia mencuri 150 ribu dolar dariku. Ia mungkin memiliki keuntungan untuk ronde selanjutnya.”
Ini adalah hal yang baru diketahui Kim. Da Jung berkata Jamie sudah menjebaknya. Sebagai bukti ia memperlihatkan ponselnya yang menunjukkan bahwa sisa uang Da Jung tinggal 150 ribu dolar. Ia menawarkan 150 robu dolar itu pada Kim dan sebagai gantinya Kim memberinya 9 bintang.
Kim menghitungnya. Di ronde 8, ia memiliki 27 bintang, Da Jung 12 bintang. Pada ronde 9 ia akan mendapat tambahan 3 bintang (sesuai kesepakatan yang telah dibuat para peserta) menjadi 30 bintang. Jika ia memberi Da Jung 9 bintang, maka sisanya tinggal 21 bintang. Dan Da Jung 12+9 menjadi 21 bintang.
Pada ronde terakhir (ronde 10), Kim akan mendapat 4 bintang lagi menjadi 24 bintang sementara Da Jung tetap 21 bintang. Bagaimana dengan Jamie? Di ronde 8 Jamie memiliki 15 bintang. Ronde 9 akan bertambah 3 bintang menjadi 18 bintang, dan ronde 10 akan bertambah 3 bintang. Pada ronde terakhir, Jamie akan memiliki 21 bintang sama dengan Da Jung.
Da Jung membenarkan. Itu sebabnya ia meminta 9 bintang. Dengan begitu ia akan seri dengan Jamie dan berharap ada babak penentuan di antara mereka berdua. Kim mengerti sekarang.
“Jadi kau akan berjuang sampai akhir?” tanyanya kagum.
“Jika pada akhirnya aku tereliminasi, aku berharap kau bisa mengalahkan Jamie di babak berikutnya. Jadi aku memberikan seluruh sisa uangku,” kata Da Jung. Ia bertanya apa Kim menerima tawarannya.
“Okay, ini kesepakatan bagus,” ujar Kim.
Da Jung menghela nafas lega.
Ronde 9 dimulai. Para peserta memberikan 3 bintangnya. Do Young berkata pada ronde ini permainan jadi terlalu bisa. Ia mengharapkan sesuatu yang menyenangkan terjadi.
“Bagaimana menurutmu, Da Jung-sshi?”
“Menyenangkan? Aku tidak tahu.”
Do Young tertawa kecil dan mulai mengumumkan hasilnya.
Di posisi pertama, dengan 75 bintang…Da Jung!! Semua peserta berdiri kaget.
Mereka bertanya apa yang terjadi. Dengan takut-takut Da Jung berkata ia mengumpulkan semua bintang dari mereka semua. Ternyata 7 orang itu semua didatangi Da Jung seperti Kim dan mereka memberikan 9 bintang. Jadi 12 bintang + (7x9) bintang = 75 bintang.
Mereka sadar mereka telah ditipu Da Jung. Sung Joon terlihat kecewa karena Da Jung telah membohonginya bahwa ia hanya meminta bantuan Sung Joon seorang.
Sementara itu penonton di studio dan para kru bersorak melihat situasi berbalik. Kecuali Direktur Jang. Ia curiga Da Jung bisa memikirkan hal seperti ini.
Hasil lainnya diperlihatkan. Seluruh peserta mendapat 21 bintang. Loh, bukankah seharusnya Jamie mendapat 18 bintang? Ternyata Da Jung yang memberinya 3 bintang terakhir, hingga mereka semua mendapat 21 bintang.
Jamie memarahi peserta lain yang begitu saja memberikan bintang mereka pada Da Jung. Ia membaca kontrak Da Jung dengan mereka yang mengatakan bahwa Da Jung akan memberi mereka 150 ribu dolar sebagai ganti 9 bintang yang mereka berikan. Dan Da Jung akan membayar mereka sebelum ronde ke-10.
Jamie berkata Da Jung tidak akan bisa membayar mereka semua. Jika Da Jung melanggar kontrak, uang hadiah Da Jung akan diambil.
“Oi, Kang Do Young!! Aku benar, kan?” seru Jamie emosi.
Do Young membenarkan. Jika Da Jung tidak bisa membayar 150 ribu dolar pada ke-7 peserta sebelum ronde ke-10 berlangsung, maka seluruh uang hadiah Da Jung akan diambil. Itu adalah pelanggaran kontrak.
“Dia terjebak tipuannya sendiri,” kata Pengacara Go.
“Mengapa kau melakukan ini, Noona?” tanya Sung Joon.
“Bersikap baik dan manis, ternyata wajah sebenarnya terungkap ketika diperhadapkan dengan eliminasi. Kenapa membuat kontrak yang tak bisa kau penuhi!” ujar Jamie marah.
“Ia bisa memenuhinya,” terdengar suara Woo Jin. Ia berdiri di sisi Da Jung dan bertanya apa Da Jung terlihat seperti seorang pembohong. Ia yang merencanakan ini semua.
Jamie berkata Woo Jin tidak boleh ada di sini. Woo Jin bertanya apa ia menyalahi aturan permainan. Peserta diperbolehkan membawa “apapun” dalam permainan ini.
“Aku hanyalah “barang bawaan” Nam Da Jung.”
“Yang benar saja, kau itu bukan barang!” ujar Jamie.
“Apa harus benda? Bagaimana dengan itu?” tanya Woo Jin menunjuk burung yang selalu dibawa Pippi. “Aku adalah anjing. Anjing setia dan galak Nam Da Jung. Aku akan menunjukkan apa yang akan terjadi jika kalian macam-macam dengan pemilikku.” Cool^^
Do Young tersenyum senang. Direktur Jang marah-marah di studio karena Woo Jin bisa lolos dari keamanan dan masuk ke arena permainan. Ia langsung menelepon Yoon Joo.
Pengacara Go berkata tidak ada yang bisa mereka lakukan karena Da Jung tidak melanggar aturan. Jamie tidak setuju, penonton pasti akan marah. Tapi peserta lain berkata itu bukan Jamie yang memutuskan. Jamie bertanya apa Do Young akan membiarkan Woo Jin dalam permainan.
Woo Jin berkata sekarang bukan saatnya berdebat.
“Lihatlah skor kalian. Kalian semua seri. Siapa yang akan dieliminasi kali ini?” tanyanya.
Do Young membenarkan. Situasi sudah berbalik dan hanya tinggal 1 ronde lagi.
“Bagaimana kau akan menghibur kami kali ini, Ha Woo Jin-sshi?” tanyanya. Do Young terlihat benar-benar menikmati situasi ini.
“Dengar, kalian semua ada di tempat terakhir. Tapi Nam Da Jung memiliki kelebihan bintang. Tingga 1 ronde. Jumlah bintang berarti kekuasaan. Untuk jelasnya, hidup mati kalian di tangan Nam Da Jung. Mari kita mulai lelang. Jika kalian ingin menghindari eliminasi, beli bintang Nam Da Jung. Siapa yang ingin hidup?” tanya Woo Jin.
Yoon Joo menghentikan syuting untuk sementara. Mereka berbicara di dalam dan Yoon Joo memperlihatkan ponselnya. Direktur Jang sejak tadi meneleponnya tapi ia belum mengangkatnya. Ia bertanya apa yang akan Do Young lakukan. Ia tahu Direktur Jang pasti akan melarang keberadaan Woo Jin, sama seperti sebelumnya ia memaksakan Jamie sah sebagai peserta.
Dan ia menyadari Do Young sudah tahu sebelumnya kalau Woo Jin telah muncul. Tapi kenapa tidak memberitahunya? Do Young berkata karena ini menyenangkan, dan bukankah Direktur Jang juga ingin hal yang menghibur?
“Akhirnya para pion menyadari peran mereka dalam permnainan ini. Mereka bergerak sendiri sekrang. Kita seharusnya tidak terlibat tapi menangkap momen itu dengan baik.”
Yoon Joo bertanya bagaimana ia menjelaskannya pada Direktur Jang. Do Young berkata keputusan ada di tangan Yoon Joo karena partner yang ia tunjuk untuk acara ini bukanlah Direktur Jang.
“Tapi kau…” katanya sebelum pergi.
Yoon Joo berpikir sejenak. Lalu ia mencabut baterai ponselnya.
Komentar:
Woo Jin kembali menjadi ksatria bagi Da Jung. Dan Da Jung akhirnya berani berbohong pada para peserta lain meski ia harus menghadapi amarah mereka. Kali ini kedelapan peserta harus memikirkan cara bagaimana untuk bertahan dalam permainan. Berhasilkah mereka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih komentarnya^^
Maaf aku tidak bisa membalas satu per satu..tapi semua komentar pasti kubaca ;)