[Sinopsis Bagian 1 klik di sini]
Para peserta membicarakan situasi mereka. Saat ini setiap bintang sangat berharga karena mereka semua memiliki jumlah bintang yang sama. Dan lagi mereka masih terikat kontrak bahwa mereka harus memberikan 3 bintang mereka pada peserta lain.Tidak ada yang tahu siapa yang akan tereliminasi.
Bulldog bertanya-tanya apakah lebih baik mereka membeli bintang. Goo In Gi mengusulkan agar mereka menolak membeli bintang Da Jung.
“Bagaimana jika 1 orang saja membeli 1 bintang?” tanya Jamie. “Maka akan mulai terjadi kekacauan.”
Pengacara Go berkata beberapa dari mereka telah menggunakan uang hadiah (yang seharusnya dikembalikan saat mereka dieliminasi) jadi mereka harus mendapatkan uang cukup untuk bisa bertahan meski mereka dieliminasi. Direktur Jung berkata ia tidak boleh dieliminasi sekarang.
Bulldog berkata ia tidak peduli jika ia tidak bisa mengembalikan uang itu pada stasiun TV. Memangnya apa yang bisa mereka lakukan?
“Apa ini terlihat seperti permainan anak-anak?” tanya Woo Jin, yang duduk tak jauh dari mereka.
Bulldog berkata ini hanya acara TV. Seumur hidupnya ia tidak pernah mengembalikan uang. Ia adalah Bulldog, tidak akan melepas gigitannya meski digigit.
Woo Jin bertanya apa mereka tahu apa yang terjadi pada 13 orang peserta Minority Game yang telah dieliminasi dari acara ini. Lima orang mengembalikan uang, 5 orang membayar dengan berhutang pada bank atau lintah darat. Dan 3 orang lagi tak tentu rimbanya.
Jamie mengira Woo Jin hanya menggertak. Woo Jin bertanya apa mereka ingat wanita yang terakhir kali dieliminasi, Lee Myun Jin (di sinopsis eps 4 aku tulis Lee Min Jin karena terjemahannya seperti itu). Ia menceritakan bahwa ia pergi ke rumah Myun Jin tapi wanita itu menghilang dengan meninggalkan anjingnya yang berharga.
“Itu menakutkan,” kata Goo In Gi.
“Pantas saja,” kata Pengacara Go. Ia bercerita bahwa Myun Jin pernah datang ke kantornya dengan putus asa setelah Minority Game berakhir. Myun Jin telah menggunakan lebih dari setengah uang hadiahnya dan bertanya-tanya apakah ia seharusnya menuntut lebih dulu meski takut dengan masalah hukum yang akan muncul. Dan saat itu Pengacara Go berpendapat Myun Jin akan kalah di pengadilan jika sampai menuntut stasiun TV. Karena diberikannya uang hadiah pada awal permainan bertujuan untuk menghibur penonton tapi belum menjadi miliknya.
Sejak itu Myung Jin tidak pernah datang lagi, bahkan ponselnya tidak bisa dihubungi. Seluruh peserta terdiam.
Do Young menemui mereka dan memberitahukan keputusannya. Woo Jin boleh tetap tinggal sebagai bawaan Da Jung. Permainan kembali dimulai.
Satu persatu peserta mulai menemui Woo Jin dan Da Jung. Dimulai dari Kim dan Direktur Jung. Kim menyanjung-nyanjung Woo Jin dan Da Jung sebagai orang-orang dari Sam Kok (Kisah Tiga Negara) dan ingin bekerjasama tanpa perlu membeli bintang.
“Berikutnya,” ujar Woo Jin singkat.
“Berapa harga 1 bintang?” tanya Direktur Jung.
“Aku duluan,” sergah Kim. “Berapa? Sepuluh ribu dolar I bintang, aku akan beli 5.”
“Kau orang dari dunia politik tapi instingmu payah. Lima puluh ribu 1 bintang dan maksimal 3 bintang.”
Mereka merasa itu kemahalan. Tapi Woo Jin mengingatkan bahwa Da Jung harus membayar mereka 150 ribu dolar. Jadi jika mereka membeli 3 bintang (150 ribu dolar juga) maka dianggap lunas. Da Jung tidak perlu membayar mereka dan mereka mendapat 3 bintang.
Kim dan Direktur Jung setuju untuk membeli 3 bintang. Da Jung terlihat tak enak hati. Woo Jin berkata ini adalah konsekuensi dari tindakan mereka. Da Jung sudah menawarkan untuk saling mempercayai dan membagi hadiahnya sama rata sebagai cara teraman. Tapi para peserta lain tidak ingin membagi uang hadiah mereka dan berharap orang lain dieliminasi asalkan bukan mereka yang dieliminasi. Keegoisan mengakibatkan kesialan.
Da Jung mengiyakan. Tapi bagaimana ia bisa mendapatkan kepercayaan mereka dengan melakukan hal seperti ini?
“Kepercayaan bukan didapat dengan percaya membabi buta pada orang lain. Jika kau mempercayai tapi dikhianati, maka kau harus membuat mereka membayarnya. Berilah pada yang percaya, hukumlah yang berkhianat. Itulah yang harus kaulakukan. Ini cara jangka panjang untuk menyadari caramu untuk menang.”
Satu per satu mendatangi Woo Jin dan Woo Jin terus menaikkan harga. Tapi karena ketakutan akan berada di peringkat terbawa, terpaksa mereka membelinya.
Direktur Jung mendatangi mereka lagi. Woo Jin bertanya apa Direktur Jung ingin membeli lagi karena merasa dalam bahaya melihat para peserta lain juga membeli. Direktur Jung bertanya apa cara seperti ini tidak keterlaluan.
“Lalu bagaimana denganmu? Mengapa kau bersikap seperti itu pada Nam Da Jung?” tanya Woo Jin.
Da Jung membela Direktur Jung yang telah berbicara dengannya sementara orang lain mengasingkannya. Tapi Woo Jin berkata tidak ada bedanya untuknya.
“Aku seekor anjing dan bukan manusia. Beli atau tidak beli. Satu bintang 80 ribu dolar.”
Direktur Jung merasa itu kemahalan. Ia meminta tolong pada Da Jung. Da Jung mencoba membujuk Woo Jin. Direktur Jung memohon karena uangnya tinggal sedikit.
“Kalau begitu berikan seluruh uangmya. Aku akan memberimu bintang sebanyak yang kumau,” kata Woo Jin.
Direktur Jung mengangguk dan pergi dengan sedih.
Goo In Gi menawari Dung Joon bintang, harganya 40 ribu dolar, setengah dari harga Woo Jin. Sung Joon dengan senang hati membelinya. In Gi juga menawari Kim. Tapi Kim tidak mau.
“Untuk apa aku membelinya? Karena kau baru saja menjual 1 bintang pada Sung Joon, sekarang kau berada di tempat terakhir.”
In Gi langsung menemui Woo Jin dan berlutut ingin membeli bintang. Pada akhirnya ia juga menyerahkan seluruh uangnya pada Woo Jin.
Woo Jin berkata semuanya telah dihitung dan sekarang tinggal keputusan Da Jung. Ia bertanya apa Da Jung benar-benar akan melakukannya. Da Jung mengiyakan.
Pengumuman final diadakan di studio. Para peserta semua kembali ke studio. Do Young memberitahu penonton bahwa setelah ronde ke-9 para peserta membeli bintang Da Jung. Berapa banyak bintang yang dibeli masing-masing peserta hanya Da Jung dan Woo Jin yang tahu hasilnya.
Para peserta memang tidak tahu jumlah bintang mereka masig-masing. Sepertinya sama dengan Direktur Jung, mereka juga menyerahkan semua uang mereka dan menyerahkan pada Da Jung berapa bintang yang akan mereka peroleh. Pengacara Go bertanya apa Woo Jin yang memutuskan siapa yang akan dieliminasi.
“Itu tergantung kepada siapa Nam Da Jung memberikan 3 bintang terakhirnya.”
Ronde 10 dimulai. Saatnya para peserta memberikan 3 bintang mereka pada peserta lain. Para peserta berharap Da Jung memberikan 3 bintang terakhir itu pada mereka.
“Maaf, tapi aku sudah memutuskan,” kata Da Jung pada mereka.
Saatnya melihat hasil terakhir. Dajung berada di tempat pertama dengan jumlah bintang 31. Berarti sisanya 30 bintang, dan ada satu yang 29 bintang. Mereka yang mendapat 30 bintang adalah Sung Joon, Pengacara Go, Kim, Goo In Gi, Bulldog, dan Pippi. Tersisa Jamie dan Direktur Jung.
Jamie sudah merasa ia yang akan dieliminasi. Tapi ia mendapat 30 bintang. Semua terkejut. Artinya, Direktur Jung yang mendapat 29 bintang dan harus dieliminasi.
Direktur Jung sangat terpukul. Dengan terbata-bata ia bertanya pada Da Jung kenapa ia yang dieliminasi.
“Kenapa aku lagi?! Apa kalian merendahkanku? Di rumah, aku adalah anak tak berbakti yang tidak bisa merawat ibuku yang sakit,” Direktur Jung mulai menangis, “Aku tidak punya uang untuk biaya pengobatan. Mereka memecatku karena berkali-kali tidak masuk kerja. Padahal aku memberikan semuanya untuk pekerjaanku. Aku melewatkan waktu makan dan kurang tidur. Aku hidup untuk perusahaan! Bagi kalian aku tidak berarti apa-apa. Apa kau membuangku seperti sampah!”
“Direktur Jung, saat semua orang menghindariku, hanya kau satu-satunya yang berbicara padaku. Terima kasih,” kata Da Jung.
“Kalau begitu kenapa? Kenapa kau mengeliminasiku? Kenapa?!”
“Agar aku bisa membantumu,” jawab Da Jung. Ia tahu Direktur Jung sudah menghabiskan uang hadiah (yang seharusnya belum menjadi milik peserta) untuk biaya pengobatan.
“Dengan uang hadiah yang kuperoleh pada babak ini, aku akan menggantinya. Apa yang kau perlukan sekarang bukanlah uang hadiah. Jangan khawatir membayar hutangmu. Kembalilah pada keluargamu.”
Para peserta ikut terharu, kecuali Jamie tentunya. Bodyguard yang menjaga Dal Goo mengangguk sambil tersenyum bangga.
“Dia itu Buddha,” keluh Dal Goo yang duduk di sampingnya.
Do Young berkata Da Jung mendapat total uang hadiah sebesar 2,7 juta dolar (9 pesertax300 ribu dolar). Da Jung akan mengganti uang hadiah yang telah digunakan Direktur Jung sebanyak 700 ribu dolar. Berarti tersisa 2 juta dolar. Jika Da Jung berhenti sekarang, Da Jung sudah mendapat 2 juta dolar.
Tapi Da Jung tahu itu artinya ke-7 peserta lain yang uangnya habis pada babak ini, masing-masing jadi berhutang pada stasiun sebanyak 300 ribu dolar (belum termasuk dengan uang hadiah babak-babak sebelumnya yang mungkin sudah mereka gunakan). Ia berkata uang itu bukan benar-benar uangnya. Karena itu ia membagi uangnya sama rata dengan ketujuh peserta lain, masing-masing mendapat 250 ribu dolar (2 juta: 8).
Woo Jin memejamkan matanya pasrah. Tampaknya ia sebenarnya tidak setuju. Do Young bertanya apa itu artinya Da Jung tinggal untuk mengikuti babak selanjutnya.
“Ya. Aku sudah memikirkan sejak bermain dalam Liar Game. Apakah acara ini dibuat untuk menipu dan ditipu? Mungkin saja. Tapi jika kita memikirkannya dari sudut pandang lain, kurasa mungkin ini sebuah test untuk melihat apakah kita bisa benar-benar saling mempercayai satu sama lain. Aku percaya pada kalian…tidak, aku ingin percaya.”
Jamie memutar bola matanya tak percaya.
Do Young bertanya bagaimana perasaan Direktur Jung setelah dieliminasi. Direktur Jung sejenak tak bisa berkata-kata. Ia berkata namanya adalah Jung Young Soo. Perusahaan yang memberinya jabatan Direktur dan menjadi nama kedua baginya. Tapi ia merasa sekarang saatnya untuk melepas panggilan tersebut.
“Kita semua berada di perahu yang sama. Saling mencurigai dan menipu orang sebaik Da Jung sangatlah sulit dan menyiksa. Tapi demi bertahan sendirian, aku bahkan tidak mengulurkan tangan untuk membantu. Aku minta maaf… dan berterima kasih pada Da Jung. Aku senang bisa merawat ibuku tanpa kekhawatiran apapun,” Direktur Jung kembali menangis.
Peserta lain ikut tidak bisa menahan haru. Do Young seperti ikut terharu tapi Woo Jin bisa melihat bahwa itu hanya pura-pura.
“Aku secara pribadi ingin mengetahui sesuatu,” kata Do Young. “Masa depan seperti apa yang kauimpikan, Da Jung-sshi?”
“Masa depan? Entahlah, aku belum yakin…”
“Tidak terlalu jauh, 5 atau 10 tahun ke depan? Menjadi pekerja sosial atau menjalankan yayasan nirlaba cocok untukmu. Bukan begitu, Woo Jin-sshi?”
Woo Jin menatap Do Young dengan tajam lalu keluar dari panggung tanpa mengatakan apapun. Jelas Do Young mengatakan itu karena ibu Woo Jin dulu adalah pemilik yayasan nirlaba.
Layoff Game pun berakhir.
Para peserta kembali ke kehidupan masing-masing. Direktur Jung bisa merawat ibunya yang sakit. Dal Goo dan Da Jung menjalani hari-hari mereka. Sementara Woo Jin memikirkan ibunya.
Yoon Joo menemui Do Young. Ia bertanya apakah ada hal lain yang perlu ia ketahui sebelum acara ini berlanjut. Ia percaya niat Do Young membuat acara ini adalah tulus untuk membuka kemunafikan manusia yang muncul secara alami begitu berhadapan dengan sejumlah besar uang. Memperlihatkan drama pengkhianatan dan keserakahan manusia seperti apa adanya.
“Tapi aku jadi curiga… apakah benar-benar itu alasannya? Kenapa aku merasa kau terobsesi pada Ha Woo Jin dan Nam Da Jung?”
“Jadi kaupikir aku memiliki alasan pribadi dalam menciptakan acara ini? Sepertinya Liar Game sudah mulai di antara kita,” kata Do Young tertawa geli sambil berjalan pergi.
Yoon Joo menarik Do Young dan menyuruh Do Young menatap matanya saat berbicara. Ia tidak mau Do Young mengganti bahan pembicaraan.
“Kuberitahu kau. Apakah niatku menciptakan game ini benar-benar tulus? Tidak. Ketulusan tidak bisa mencakupnya. Alasannya lebih mulia. Dan di samping itu, ambisi pribadiku terlalu kecil dan menyedihkan seperti debu. Apa kau perlu penjelasan lebih jauh?” tanya Do Young di telinga Yoon Joo.
Di sela-sela pekerjaannya, Da Jung mencari berita mengenai ibu Woo Jin di internet. Temannya sempat ikut melihat berita itu dan melihat bahwa besok adalah peringatan hari kematian ibu Woo Jin.
Keesokannya, Da Jung sudah menanti di depan rumah Woo Jin. Woo Jin melihatnya tapi berjalan melewatinya.
“Mari kita pergi bersama,” kata Da Jung.
“Ke mana?”
“Kau akan melihat ibumu, kan? Aku kebetulan melihat artikel berita.”
Woo Jin bertanya apa Da Jung sedang memeriksa latar belakangnya. Tidak, jawab Da Jung. Ia minta maaf jika sudah menyinggung Woo Jin dan menunjukkan makanan yang sudah ia siapkan. Woo Jin berjalan pergi tapi tidak melarang Da Jung mengikutinya.
Mereka pergi ke kuil dan Da Jung berdoa dengan sungguh-sungguh. Ia berkata sepertinya ibu Woo Jin seorang yang sangat baik. Ia bertanya bagaimana Woo Jin mengenang ibunya. Orang seperti apa ibunya di mata Woo Jin?
Woo Jin tidak menjawab dan menyuruh Da Jung ikut dengannya.
Mereka pergi ke sebuah panti asuhan yang sudah tidak dihuni. Panti asuhan yang dulu dikelola ibu Woo Jin. Mereka masuk dan duduk di halaman. Da Jung berkata tempat ini tidak terasa asing untuknya.
“Tidak mungkin. Itu karena kau mudah tergugah oleh orang lain.”
“Begitukah? Apa kau sering ke sini saat masih kecil dengan ibumu?”
Woo Jin hanya menatapnya hingga Da Jung merasa sudah terlalu banyak bertanya. Da Jung berkata ibunya meninggal saat ia masih sangat kecil jadi ia tidak mengingat banyak hal tentang ibunya. Itu yang membuatnya penasaran. Ia meminta maaf.
Woo Jin bercerita ibunya akan datang ke pasti ini untuk memperbaiki sendiri ubin yang rusak. Ia ikut dengan ibunya dan bermain dengan anak-anak di tempat ini. Jika ibunya sangat sibuk mereka terkadang tinggal berhari-hari di tempat ini.
Da Jung mengerti. Woo Jin bukan anak yatim piatu tapi tinggal di panti asuhan. Woo Jin berkata ibunya selalu tertekan setiap kali datang ke tempat ini karena semua anak di sini dianggap anaknya. Semua anak memanggilnya “Ibu”.
“Kau pasti agak sedih.” Kata Da Jung.
“Mungkin. Sebenarnya, aku tidak terlalu ingat waktu yang kuhabiskan di sini. Saat itu aku membencinya. Aku tidak bisa menerima mengapa aku merasa seperti itu.”
“Bagaimana kau mengingatnya sebagai seorang ibu?”
Wo Jin berkata ibunya terlalu mudah mempercayai orang lain. Terlalu mudah dibodohi. Sering terlibat urusan orang lain seakan-akan itu adalah masalahnya sendiri. Dan ia menjadi marah setiap kali melihat ibunya tapi mengkhawatirkannya jika tidak melihatnya.
Da Jung bertanya apakah itu sebabnya Woo Jin memilih bidang Psikologi. Untuk melindungi ibunya? Woo Jin berkata bidang psikologi tidak bisa melindungi ibunya tapi bisa membuatnya mengerti sedikit tentang ibunya. Tapi ia tetap gagal mengerti ibunya.
“Aku juga tidak mengerti dirimu,” katanya pada Da Jung. “Uang yang kaumenangkan pada permainan terakhir bisa membuatmu memiliki uang hampir 1,5 juta dolar setelah kau keluar (dikurangi membayar hutang).”
Da Jung berkata ia bisa saja selamat sendirian tapi ia tidak mau melakukan itu pada orang lain. Ia tidak mau membuat orang lain terlibat hutang.
“Aku bodoh, bukan?”
“Apa kau ingat apa yang kaukatakan saat pertama kali kita bertemu?”
Wo Jin menceritakan kata-kata terakhir ibunya yang juga diucapkan Da Jung. Dan ia mendengar kata-kata itu langsung begitu ia keluar dari penjara. Dari orang tak dikenal seperti Da Jung.
“Kau adalah beban bagiku. Beban yang sangat berat.”
“Aku minta maaf.”
“Tidak ada alasan untuk minta maaf. Aku akan membuangmu jika kau tidak menang.”
Stasiun JVN mengadakan acara wawancara khusus dengan Woo Jin. Do Young memperkenalkan Woo Jin sebagai tokoh utama yang kontroversial. Para penonton mendukung Woo Jin saat bekerjasama dengan Da Jung, tapi kali ini banyak penonton yang berbalik menentang Woo Jin.
“Aku ingin bertanya pada orang-orang itu. Ketika ada aturan bahwa apapun bisa dibawa ke dalam permainan, maka timbul kesempatan orang lain untuk bergabung dalam permainan. Mengapa mereka tidak curiga bahwa kesempatan itu sudah direncanakan sejak awal?” Maksudnya adalah aturan itu memang sengaja dibuat agar orang lain (khususnya Woo Jin) bisa masuk di tengah permainan.
Do Young bertanya mengapa Woo Jin membantu Da Jung hingga sejauh ini. Da Jung yang berdiri di dekat staf juga penasaran dengan apa yang akan dikatakan Woo Jin. Woo Jin tidak menjawab dan meminta syuting dihentikan sementara untuk beristirahat.
Woo Jin mematikan mic-nya. Lalu ia bertanya apakah Do Young tahu L Company. Do Young berkata tentu saja ia tahu karena L Company menjadi berita tahun kemarin dengan masalah manipulasi saham.
“Aku, Nam Da Jung, dan Lee Myun Jin yang hilang, juga peserta lainnya, apa mereka berhubungan dengan perusahaan itu?” tanya Woo Jin.
“Apa maksudmu?” tanya Do Young dengan wajah polos.
Melihat keduanya mengobrol di panggung, Yoon Joo bertanya-tanya sejak kapan Do Young dan Woo Jin jadi akrab. Ia menyuruh menyalakan audio untuk mengetahui isi percakapan mereka tapi mic keduanya dimatikan.
Selain itu Yoon Joo dipanggil stafnya karena ada masalah. Seseorang menelepon dan mengancam agar acara Liar Game dihentikan. Yoon Joo berkata ia menerima telepon seperti ini lebih dari 10 telepon tiap harinya.
“Terutama Da Jung-ku. Lepaskan dia. Orang seharusnya tidak mencari uang dengan menyiksa gadis baik seperti dia,” kata si penelepon. Lalu penelepon itu menangis tersedu-sedu.
Yoon Joo tertegun. “Apa Anda ayah Nam Da Jung?” tanyanya.
Woo Jin bertanya apa kaitan antara Do Young dan L Company.
“Seorang analis dan perusahaan yang menghilang dari pasar saham,” jawab Do Young sambil tertawa.
“Kau, aku, Nam Da Jung, dan para peserta lain ada hubungannya, bukan? Kami tidak dipilih secara kebetulan.”
Do Young berkata Woo Jin terlalu curiga dan meminta Woo Jin mempercayainya. Ia mendekati Woo Jin dan berbisik.
“Apakah terlalu salah bagi seseorang untuk mempercayai orang lain?”
“Apa?!” Woo Jin terkejut mendengar Do Young mengucapkan kalimat terakhir ibunya sebelum bunuh diri. Do Young berjalan pergi sambil tertawa.
“Kau mengenalku, bukan?” Woo Jin menarik kerah Do Young.
Komentar:
Yeeayyy…Da Jung selamat. Dan juga keputusannya membuktikan bahwa seseorang bisa tidak berubah meski berhadapan dengan uang banyak. Masih ada orang yang berhati baik dan tidak serakah.
Do Young semakin menjadi misteri. Benar apa yang dikatakan Yoon Joo, sebenarnya apa motif Do Young membuat acara ini? Apakah seperti yang Woo Jin duga bahwa Do Young memang memilih para peserta dengan rencana tertentu?
Tapi jika begitu sebenarnya Woo Jin tidak termasuk dalam rencana Do Young. Bukankah Woo Jin awalnya masuk dalam permainan karena Dal Goo mengusulkannya pada Da Jung? Jika Dal Goo tidak pernah menyebut nama Woo Jin, Da Jung tidak akan mencari Woo Jin.
Sepertinya Do Young baru mengetahui tentang Woo Jin setelah Da Jung berniat memasukkan Woo Jin sebagai pembantu di babak pertama. Atau ia memang menunggu Woo Jin dalam permainan ini?
Banyak yang menduga Do Young adalah orang yang berada di balik L Company. Bukankah L company itu hanya perusahaan samaran menurut Do Young? Kalau begitu Do Young yang menyebabkan kematian ibu Woo Jin dong.
Tapi aku kok ngga merasa begitu ya. Rasanya ada sesuatu pada Do Young yang tidak menunjukkan kalau ia seorang yang serakah. Aku malah menduga ia adalah salah satu anak panti asuhan yang pernah diasuh ibu Woo Jin. Terlalu banyak baca dan nonton misteri nih >,<
Aq jga sama mikirny do young salah satu anak asuh ibuny woo jin.
BalasHapusThank sinopny
Ini kayak artis sama managernya yaa :D Da Jung artisnya tinggal berperan sedangkan Woo Jin managernya yg memikirkan keseluruhan dgn telitiiiii bingit, btw mba Fanny walaupun drama yg temanya tebak"an walau bikin pusing krna tebakanku salah tapi itu yg bikin gemeess >.<
BalasHapusThanks mba Fanny :* saranghae~~
aku malah mikir Do Young itu 'si tau segala'. yeaa, mungkin memang sudah dia rancang dari awal. --'
BalasHapusYg jelas Do Young itu sangat berobsesi, utk menunjukan sesuatu pada akhirnya. apa itu sesuatunya? msh belum bisa nebak juga sih. tp gw yakin Do Young itu punya niat baik cuma caranya terlalu extreme.
BalasHapus*maaf sok tau*
Mkasih sinopsisny..:-)
BalasHapusD tnggu lanjutanny..
Makasih byk yaaaaaaa dah bikin sinopnya
BalasHapusmakasih mbak...do young kayanya psyco deh....senyum nya itu loh...serem...
BalasHapus