Mi Young bertanya apakah Goo Tak yang memberikan perintah untuk membunuh Jung Moon dan juga perintah untuk membunuh Tae Soo dan Woong Chul jika mereka menolak. Apakah Goo Tak yang mengatur semua ini?
Goo Tak melihat Mi Young dan tersenyum.
“Benar, aku yang memerintahkan semuanya. Apakah itu jawaban yang kauinginkan? Benar, itulah yang terjadi 2 tahun lalu. Karena itu aku melepaskan mereka.”
Mi Young menganggap Goo Tak mengakui semuanya. Ia bertanya mengapa Goo Tak jadi seperti ini. Apa yang terjadi dua tahun lalu hingga Goo Tak bertindak sejauh ini?
Episode 9: Malam Tropis
Dua tahun lalu…..
Goo Tak adalah pemimpin tim grup 2 unit kejahatan di kepolisian Gangseo. Berbeda dengan Goo Tak yang kita kenal sekarang, dulu ia adalah seorang yang ceria dan humoris. Dan ia menduduki peringkat 1 dalam menyelesaikan kasus kejahatan hingga ia diwawancarai.
Dalam wawancara tersebut ia ditanyai apa rahasianya hingga ia bisa menduduki peringkat 1. Untuk menjawabnya, Goo Tak memperkenalkan julukannya sebagai Anjing Gila.
“Anjing Gila. Dengan kata lain, selama aku bisa membaui jejaknya, tak peduli siapapun aku akan memperlihat taringku, menerkan dam merobek mereka. Seperti itu. Itulah rahasiaku.”
Pewawancara bertanya apakah itu artinya Goo Tak tidak akan menerima tekanan, sogokan atau berkompromi dalam bentuk apapun, dan benar-benar hanya menjalankan tugas menangkap penjahat.
Goo Tak berkata berkompromi adalah pekerjaan para politisi, bukan polisi seperti dirinya. Bila ada yang menekan polisi, ia bisa menuntut mereka telah menghalangi penyelidikan. Sogokan adalah diam-diam menerima uang dan ia menantang siapapun yang berani menyogok orang sepertinya dengan 20 juta won.
Baginya itu adalah bentuk rasa hormat pada para warga yang telah membayar pajak hingga polisi seperti dirinya bisa hidup, makan, memiliki pakaian dan rumah yang layak. Polisi adalah pelayan masyarakat.
Kasus Hwayeondong sudah memakan 13 korban hingga seorang detektif mengundurkan diri karena tidak tahan menangani kasus ini. Dan kasus ini diambil alih oleh Goo Tak dan Detektif Park.
Mereka menuju TKP tempat korban ke-13 ditemukan. Korban bernama Cheon Young En, berusia 31 tahun, seorang karyawati. Tidak ada bukti seperti sidik jari maupun jejak kaki yang ditemukan di sana.
Akhirnya kita melihat seperti apa pembunuhan kasus Hwayeondong itu. Korban ditemukan terbujur kaku di lantai rumahnya. Namun dengan pose yang diatur rapi seperti dalam peti mati.
Pembunuh diduga masuk ke dalam rumah dan menikam korban. Lalu memperhatikan korban tewas perlahan-lahan karena kehabisan darah. Sepertinya pembunuh menikmati hal tersebut.
Kasus yang mengerikan hingga Goo Tak menyumpahi si pembunuh sebagai orang yang sakit jiwa.
Kuku korban dipotong rapi, diduga agar tidak ditemukan sidik jari atau DNA pembunuh. Tak cukup sampai disitu, pembunuh juga mengelap tubuh korbannya dengan alkohol untuk menghapus jejak sidij kari atau jejak apapun.
Goo Tak berpendapat dunia semakin gila. Ketika ia kecil dulu, dunia tidaklah menakutkan ini. Setidaknya tidak ada kejahatan yang begitu kejam seperti kasus ini. Ia bertanya-tanya apakah masyrakat yang korup dan tak bermoral yang mendorong kegilaan semacam ini, atau masyarakat yang menggila karena hal-hal mengerikan yang dilakukan orang gila.
“Dunia berubah tapi aku tidak. Dan ini membuatku gila,” ujarnya.
Ia menyuruh Detektif Park memeriksa bahan apa yang digunakan untuk mengelap tubuh korban. Detektif Park yakin itu hanya alkohol tapi Goo Tak ingin memastikannya.
Sementara Woong Chul telah selesai menaklukkan 25 mafia di seluruh Seoul. Ia menyerahkan semuanya pada Lee Du Gwang. Lee Du Gwang menawarkan pada Woong Chul area kekuasaan. Woong Chul boleh memilih daerah mana saja. Tapi Woong Chul tidak terlihat gembira. Ia meminta waktu untuk memikirkannya.’
Du Gwang mempersilakan Woong Chul untuk memikirkannya. Ia sepertinya curiga Woong Chul sedang memikirkan untuk berhenti jadi mafia. Woong Chul tidak mengatakan apapun, tapi raut wajahnya tampaknya membenarkan dugaan Du Gwang.
Sebagai polisi, penghasilan Goo Tak tidak terlalu besar. Ia banhkan terkadang menunggak biaya kursus piano puterinya. Suatu ketika guru kursus puterinya berkata ia tidak bisa lagi mengajar Ji Yeon. Diam-diam Yi Yeon mendengarkan percakapan mereka.
Goo Tak terkejut. Ia bertanya apakah karena masalah uang kursus, ia akan berusaha untuk membayarnya tepat waktu. Guru Ji Yeon berkata bukan itu masalahnya. Ia merasa bakat Ji Yeon sayang untuk disia-siakan dan ia menyarankan agar Ji Yeon melanjutkan pelajaran pianonya ke luar negeri.
Setelah guru Ji Yeon pulang, Ji Yeon tampak diam sepanjang makan malam. Goo Tak bertanya apakah Ji Yeon mendengar percakapan tadi. Ia bertanya apa Ji Yeon ingin pergi. Ji Yeon mengakui hal itu terdengar bagus tapi ia tidak merasa pantas mendapatkannya.
Goo Tak tidak setuju. Ia bertanya mengapa Ji Yeon tidak pernah meminta uang saku atau meminta biaya untuk keluar negeri. Padahal gadis seusianya selalu mencereweti orang tua mereka dan meminta segala macam. Ji Yeon bercanda ia lebih mengasihani ayahnya yang pakaiannya sudah berlubang hingga cocok jadi kain lap.
Goo Tak meminta Ji Yeon mengatakan alasan yang sesungguhnya. Ji Yeon berhenti makan.
“Karena aku tidak mau menyakiti Ayah,” jawab Ji Yeon. Ia tahu ayahnya sudah kesulitan untuk membayar rumah, keperluan sehari-hari, dan kursusnya. Dan makan bersama seperti ini adalah satu-satunya kesenangan yang dimiliki ayahnya. Jika ia meminta ayahnya memberinya uang untuk keluar negeri, maka kesenangan apa yang tertinggal untuk ayahnya?
Goo Tak sangat terharu mendengar perkataan puterinya.
Mereka tidak melanjutkan percakapan karena ada yang mengetuk pintu. Goo Tak membukakan pintu. Anak buah Lee Du Gwang meminta Goo Tak ikut dengan mereka.
Saat hendak menemui Du Gwang di sebuah restoran, Goo Tak sempat berpapasan dengan Woong Chul.
Du Gwang menyambut Goo Tak dengan ramah dan mengajaknya makan. Tapi Goo Tak menolak ajakan itu. Ia sudah tahu Du Gwang mengundangnya untuk menyogoknya. Du Gwang tidak menyangkal. Ia mengakui ia sudah menguasai seluruh Seoul dan agar bisa menjalankan “bisnis”nya dengan lancar ia harus berbaik-baik dengan Goo Tak. Begitulah saran para polisi lain.
Goo Tak berkata ia tidak bisa menutup mata pada kejahatan yang dilakukan para mafia. Du Gwang menaruh koper berisi 50 juta won di hadapan Goo Tak. Goo Tak berdecak, uang sebanyak itu tampaknya bukan apa-apa bagi Du Gwang. Ia bahkan tidak memiliki uang 5 juta won.
Du Gwang berkata Goo Tak bisa mengambil semua uang itu jika menginginkannya. Goo Tak meninju wajah Du Gwang. Ia berkata sogokan dan pukulan itu dianggap impas. Ia mengancam akan memenjarakan Du Gwang jika menyogoknya lagi.
“Kudengar puterimu pemain piano. Pasti sangat mahal biayanya. Untuk kursus, pakaian untuk tampil, dan akhirnya…ia ingin pergi ke luar negeri. Dengan gajimu, kau tidak akan bisa memenuhinya,” ujar Du Gwang.
Goo Tak tidak menyangkal hal itu. Tapi ia tetap menolak sogokan Du Gwang dan tidak mau mereka bertemu lagi.
Meski menolak sogokan itu, Goo Tak pergi mencari pinjaman uang Chief Nam. Sayangnya, Chief Nam juga tidak memiliki uang banyak bahkan masih berhutang untuk pernikahan puteranya.
Chief Nam bertanya apakah Goo Tak sudah mencoba meminjam pada teman-temannya. Goo Tak berkata ia tidak bisa meminjam pada mereka karena mereka juga memiliki nasib yang sama seperti dirinya. Setiap keluarga memiliki kesusahan masing-masing.
Suasana suram menjadi sedikit ceria ketika Goo Tak dengan bangga menceritakan bahwa guru Ji Yeon mengatakan tidak ada satu gurupun di Korea yang bisa mengajar Ji Yeon karena bakatnya terlalu bagus. Chief Nam memuji Ji Yeon seorang gadis yang 100 ribu kali lebih tangguh dari Goo Tak.
Goo Tak membenarkan. Ia selalu berpikir ia yang mengurus Ji Yeon, tapi pada kenyataannya Ji Yeon lah yang telah mengurus pria tua kesepian seperti dirinya. Karena itu ia ingin menjadi ayah yang baik dan berusaha untuk mendapatkan uang demi puterinya. Ia ingin membantu Ji Yeon menjadi pianis kelas dunia.
“Setelah itu kau tinggal menunggu hingga Ji Yeon menghasilkan uang banyak dan mengurusmu,” seloroh Chief Nam.
“Begitulah rencanaku,” kata Goo Tak.
Mereka tertawa dan minum sampai mabuk.
Putera Chief Nam, petugas Nam Geun Wook, menjemput mereka. Chief Nam menyuruh puteranya mengantar Goo Tak pulang. Sebelumnya ia sempat mengingatkan janji puteranya untuk berhenti dari kepolisian jika ia menjadi Komisaris polisi. Geon Wook tersenyum dan berkata ia akan berhenti jika ayahnya menjadi komisaris polisi seluruh Korea, bukan komisaris polisi Seoul.
“Sepertinya Ayah harus bekerja sedikit lebih keras,” candanya. Chief Nam bengong, tapi setelah puteranya dan Goo Tak pergi ia tersenyum.
Goo Tak dan Detektif Park mendengar dari dokter bahwa bahan yang digunakan untuk membersihkan tubuh korban adalah kerosen putih (minyak tanah putih). Biasanya kerosen putih dijual di pom bensin untuk digunakan pada pemanas.
Untungnya sekarang bukan musim dingin jadi pasti sedikit orang yang membeli kerosen putih. Goo Tak menyuruh Detektif Park mencaritahu siapa saja yang membeli kerosen putih akhir-akhir ini. Juga memeriksa rekaman CCTV di setiap pom bensin terutama pada hari terjadinya pembunuhan. Mungkin saja mereka bisa menemukan si pembunuh.
Goo Tak mendapat masalah baru. Ia ditelepon polisi yang mengabarkan bahwa terjadi sesuatu pada Ji Yeon. Ji Yeon ternyata menjadi hostes di tempat karaoke.
Sepertinya Ji Yeon melihat brosur yang menawarkan bayaran cepat dan salah mengerti. Ketika ia menyadari ia dijadikan hostes, Ji Yeon berusaha untuk pergi dan menjelaskan bahwa ia sudah salah paham. Tapi si pelanggan marah dan memukuli Ji Yeon.
Goo Tak tak sampai hati melihat keadaan puterinya yang babak belur. Ia harus menguatkan hatinya sebelum masuk ke dalam kamar perawatan Ji Yeon.
Goo Tak menyapa puterinya dengan lembut dan menanyakan keadaannya. Ia menasehati puterinya agar tidak mempecayai brosur iklan untuk mendapatkan uang cepat dan banyak. Itu berbahaya.
Ji Yeon diam saja dan berbaring membelakangi ayahnya. Goo Tak berkata yang penting sekarang Ji Yeon tahu untuk lebih berhati-hati.
“Ayah, kenapa Ayah tidak marah? Ayah tahu apa yang terjadi padaku tapi kenapa Ayah tidak marah? Ini bukan karena Ayah tapi seluruhnya salahku, jadi kenapa Ayah tidak marah? Pukul aku! Marahi aku! Bentak aku!” kata Ji Yeon emosi.
Tapi Goo Tak dengan sedih berkata ini adalah salahnya jadi bagaimana bisa ia marah pada Ji Yeon. Ia belum melakukan apapun untuk puterinya. Ia berkata ia akan mengikuti ujian kenaikan pangkat dan setelah naik gaji ia bisa mengirim Ji Yeon pergi.
“Tidak, lupakan saja. Aku tidak akan pergi. Aku menyerah.”
Goo Tak meyakinkan puterinya bahwa ia bisa mencari uang, tapi Ji Yeon terlalu terpukul dengan kejadian buruk yang baru saja dialaminya. Ia berkata sekarang ia mengerti ia hidup dalam dunia seperti apa dan di mana tempatnya di dunia ini. Karena itu ia akan menyerah, karena semakin ia memiliki impian ia akan semakin menderita. Ia tidak bisa memiliki impian itu lagi.
Ji Yeon menangis. Goo Tak memeluk puterinya dan ikut menangis bersamanya.
Lalu ia pergi ke kantor polisi dan mengamuk menghajar si pelanggan yang sudah menyakiti puterinya. Ia berseru mengapa orang miskin harus hidup begitu menderita.
Akhirnya ia kembali menemui Du Gwang dan kali ini menerima tawaran makannya, berikut uangnya. Goo Tak berkata ia akan menangani kasus yang melibatkan Du Gwang dalam aktivitas premanismenya dengan satu syarat. Du Gwang harus menyerahkan Woong Chul (sebagai orang yang melaksanakan perintah Du Gwang untuk menaklukkan para mafia lain) ke polisi. Mereka akan menimpakan seluruh kesalahan padanya.
Awalnya Du Gwang keberatan karena Woong Chul sudah dianggap adiknya. Tapi Goo Tak berkeras itu adalah syaratnya. Maka Du Gwang pun menyerahkan Woong Chul. Sebelum ditangkap Woong Chul sempat memberikan sejumlah uang pada seorang pria tua tukang binatu. Sepertinya itu adalah ayah Woong Chul.
Du Gwang berkata pada saat Goo Tak menerima uang tersebut maka mereka berada di pihak yang sama dan menjadi satu keluargan. Goo Tak jelas berusaha keras melawan hati nuraninya. Akhirnya ia mengambil koper itu.
Sebulan kemudian kasus Hwayeondong menemui titik terang. Setelah mengamati CCTV sejumlah pom bensin dan mencari orang yang selalu membeli kerosen putih, lalu mencocokkannya dengan CCTV daerah TKP 14 pembunuhan, mereka menemukan satu orang.
Goo Tak dan anak buahnya menyerbu apartemen orang tersebut. Tapi yang membukakan pintu adalah seorang wanita muda. Yu Jin.
Goo Tak menanyakan di mana Jung Moon. Jung Moon keluar dan heran melihat ia dikepung banyak polisi.
Jung Moon diinterogasi oelh Goo Tak. Karena ia ditangkap tanpa bukti kuat, polisi hanya bisa menangkapnya selama 24 jam sambil mengumpulkan bukti. Jadi akan lebih cepat jika Jung Moon mengaku.
Ia bertanya mengapa Jung Moon membunuh orang-orang itu. Jung Moon tak mengatakan apapun sejak ditangkap. Goo Tak bertanya kenapa Jung Moon membeli kerosen putih.
Barulah Jung Moon menjawab. Ia membeli kerosen putih untuk kekasihnya yang adalah seorang pelukis cat minyak. Kerosen putih membersihkan kuas lebih cepat dan lebih mudah. Ia berkata Goo Tak bisa mengkonfirmasi hal itu.
“Kenapa kau selalu terlihat di dekat rumah para korban?” Goo Tak terus memberondong Jung Moon dengan pertanyaan.
Tapi Jung Moon terlihat bingung dan berkata ia tidak ingat. Ia tidak ingat mengapa ia ada di sana. Tak ada gunanya ia membantah bahwa ia ada di sana karena faktanya ia terekam kamera CCTV. Tapi ia tidak ingat kenapa ia ada di sana.
Goo Tak memadamkan kamera interogasi lalu menghampiri Jung Moon. O-ow…
Ia membenturkan kepala Jung Moon berkali-kali ke meja dan memaksanya melihat foto para korban. Tapi Jung Moo berkata ia tidak ingat. Goo Tak terus menghantamkan kepala Jung Moon ke meja dan menyebutkan nama-nama para korban.
“Aku benar-benar tidak ingat,” kata Jung Moon menahan sakit.
Goo Tak menyerah. Ia menyuruh Jung Moon mengamati foto-foto itu sampai ingat.
Lalu ia dan Detektif Park melaporkan perkembangan kasus ini pada Chief Nam. Mereka berkata tidak ada bukti kuat bahwa Jung Moon pelakunya dan tidak ada saksi mata. Tapi Jung Moon selalu terlihat di TKP dan memang membeli kerosen putih di musim panas.
Chief Nam yang sebentar lagi diangkat menjadi komisaris mengingatkan bahwa ini adalah kasus terakhirnya. Ia tidak mau kasus ini menjadi noda dalam karirnya. Maka Goo Tak pun berencana untuk memeriksa Jung Moon dengan detektor kebohongan.
Goo Tak juga sempat menanyai Yu Jin. Yu Jin membenarkan bahwa Jung Moon membeli kerosen putih untuknya, untuk membersihkan kuas. Dan ia tidak percaya Jung Moon bisa membunuh orang.
Jung Moon menjalani uji kebohongan. Detektif Park khawatir karena hasil tes ini tidak bisa dijadikan bukti di pengadilan. Tapi Goo Tak yakin Jung Moon akan mengaku setelah menjalani tes ini.
Tes dimulai. Pemeriksa bertanya apa Jung Moon pernah membunuh orang. Iya, jawab Jung Moon. Jujur.
Detektif Park dan Goo Tak mendapatkan harapan karena Jung Moon mengaku begitu cepat. Tapi ketika Jung Moon diperlihatkan satu per satu foto korban dan ditanya apa Jung Moon membunuh mereka, ia menjawab tidak. Jujur.
Jadi siapa yang kaubunuh, tanya Goo Tak marah. Jung Moon melihat ke arah Goo Tak dan bertanya apa jawaban yang diinginkan Goo Tak? Bahwa ia membunuh semua orang itu?
“Baik, aku katakan apa yang ingin kau dengar. Aku membunuh mereka semua.” Bohong.
“Aku pembunuh Hwayeondong.” Bohong.
“Karena aku pembunuh, aku pantas dihukum.” Bohong.
Goo Tak marah. Ia berkata jika Jung Moon memang tidak bersalah maka mereka tidak akan bertemu lagi. Tapi jika Jung Moon memang pembunuhnya maka mereka akan bertemu lagi dan ia akan membunuh Jung Moon.
Goo Tak menyelidiki masa lalu Jung Moon dan menemukan bahwa orang yang dibunuh Jung Moon adalah para pencuri yang masuk rumahnya dan membunuh orangtuanya. Ia juga melihat berkas yang menyatakan Jung Moon adalah seorang psikopat. Ia berniat menemui penuntut yang menangani kasus ini.
Detektif Park berkata tidak ada waktu lagi karena waktu 4 jam sudah habis dan Jung Moon bisa dibebaskan kapan saja. Goo Tak berkata mereka bisa mengawasinya dan menangkapnya lagi nanti.
Ji Yeon mengunjungi ayahnya karena besok tiba waktunya untuk ia berangkat ke luar negeri. Goo Tak sangat senang. Ji Yeon berkata ia harus sering-sering melihat wajah ayahnya hari ini. Meski ia mengkhawatirkan ayahnya, tapi ia senang bisa pergi mengejar impiannya.
Goo Tak tersenyum dan menasihati puterinya untuk belajar sebanyak mungkin dan meraih cita-citanya.
“Puterimu cukup cantik,” ujar Jung Moon.
Goo Tak terkejut dan menoleh pada Jung Moon yang baru saja dibebaskan. Jung Moon tersenyum lalu pergi menghampiri Yu Jin yang sudah menantinya. Senyum Jung Moon membuat Goo Tak tak tenang.
Pada hari kematian Ji Yeon, Goo Tak menanti puterinya untuk makan malam bersama seperti janji mereka saat sarapan. Tapi Ji Yeon tidak pulang juga. Lalu Goo Tak mendapat telepon. Ia meninggalkan pesan pada puterinya untuk makan begitu tiba di rumah, sementara ia harus pergi sebentar karena ada urusan mendadak.
Goo Tak pergi menemui Penuntut Oh untuk membicarakan Jung Moon. Ji Yeon pulang ke rumah dan siap untuk menyantap masakan ayahnya ketika tiba-tiba ia mendengar suara pintu dibuka.
“Ayah?” tanya Ji Yeon. Tidak ada jawaban.
Ji Yeon pelan-pelan berjalan ke pintu. Ia mulai curiga saat melihat pintu terbuka.
Tiba-tiba seseorang mencekiknya dari belakang lalu menikam perutnya.
Ketika Goo Tak tiba, polisi sudah mengamankan tempat tubuh Ji Yeon ditemukan. Chief Nam dan Detektif Park ikut sedih melihat Goo Tak yang meratapi puterinya.
Sepuluh hari berlalu dan Goo Tak belum mau memakamkan puterinya. Chief Nam berusaha menasihati Goo Tak agar mengubur Ji Yeon dalam hatinya. Goo Tak berseru bagaimana bisa ia melakukannya. Ia merasa bersalah atas kematian puterinya. Ia baru bisa memakamkan puterinya setelah ia menangkap pembunuh puterinya dan mengoyaknya. Ia tidak mau dan tidak bersedia dihibur siapapun.
Akhirnya Goo Tak merelakan Ji Yeon menjalani otopsi. Astaga…ia bahkan melihat proses otopsi itu. Bukankah menyakitkan melihat tubuh puterinya dibedah? Goo Tak terus menangis sambil memegangi tangan puterinya.
Kuku tangan Ji Yeon terpotong rapi dan tubuhnya juga dibersihkan oleh kerosen putih. Dari rekaman CCTV, tertangkap sosok Jung Moon yang memasuki rumah Goo Tak.
Setelah Ji Yeon tak bernafas lagi, Jung Moon tersenyum.
Detektif Park dan rekannya mengawasi Jung Moon dan Yu Jin. Mereka terkejut saat melihat Goo Tak pergi ke rumah Jung Moon. Goo Tak langsung menerjang Jung Moon dan menodongkan senjata ke kepalanya. Jung Moon berkata ia bukan pembunuhnya.
“Jangan menyangkal, brengsek!” bentak Goo Tak.
Tepat di saat ia menarik picunya, Detektif Park menariknya hingga peluru meleset. Jung Moon nampak shock dengan peristiwa tersebut. Dan akibat kejadian itu, Goo Tak diskors.
Goo Tak menemui Yu Jin yang diam-diam bekerja sebagai hostes tanpa sepengetahuan Jung Moon. Ia tahu latar belakang Yu Jin yang menyedihkan. Ayahnya pergi begitu ia dilahirkan, dan ibunya meninggal karena kanker 5 tahun lalu. Impian Yu Jin untuk menjadi seniman pun tak berjalan mulus.
Goo Tak menawarkan jalan keluar agar Yu Jin bisa terus melukis asalkan Yu Jin membantunya. Yu Jin sadar Goo Tak pasti meminta bantuan soal Jung Moon. Ia menolak.
Tapi Goo Tak bertanya apakah Yu Jin ingin terus hidup seperti ini. Untuk apa menyia-nyiakan hidup hanya untuk melindungi Jung Moon? Jika Yu Jin menyerahkan Jung Moon maka ia akan memberi uang untuk membayar hutang juga bisa hidup layak dan terus melukis.
“Apa kau mengerti? Yang Yu Jin, kau bisa mengubah hidupmu.”
Yu Jin mulai goyah. Goo Tak berkata sejauh ini tidak ada bukti kuat yang bisa menyangkutpautkan Jung Moon dengan kasus pembunuhan berantai. Tapi ada bukti yang lebih jelas dari sidik jari maupun jejak kaki. Pengakuan korban yang selamat.
Maka Yu Jin mengacak-acak rumahnya lalu melukai dirinya sendiri. Ia pergi ke kantor polisi berteriak-teriak meminta pertolongan. Pisau yang digunakan dijadikan barang bukti. Lalu ia memberikan pernyataan bahwa Jung Moon menyombongkan padanya bahwa ia sudah membunuh lebih dari 10 orang.
Di pengadilan, Yu Jin bersaksi bahwa Jung Moon mengaku sebagai pembunuh Hwayeondong tapi menyembunyikan bukti dengan sempurna hingga tak tertangkap polisi. Jung Moon terkejut dan bertanya mengapa Yu Jin melakukan ini padanya.
Hakim memutuskan Jung Moon dihukum penjara seumur hidup. Yu Jin mendapat bayaran sesuai janji Goo Tak. Goo Tak berkata Yu Jin tidak perlu merasa bersalah atau merasa kasihan, karena Jung Moon lah yang seharusnya merasa bersalah.
Tidak cukup memenjarakan Jung Moon, Goo Tak pergi mencari ahjusshi penghubung pembunuh bayaran. Ahjusshi mengajukan Tae Soo karena Tae Soo baru saja dipenjara beberapa bulan lalu setelah menyerahkan diri dan mereka dipenjara di penjara yang sama.
Ahjusshi berkata ia tidak tahu kenapa Tae Soo menyerahkan diri tapi membunuh Jung Moon pasti bukan masalah. Karena itulah Tae Soo memiliki foto Jung Moon.
Ahjusshi bertanya perkataan apa yang ingin didengar Goo Tak diucapkan Jung Moon sebelum ia mati.
“Orang yang membunuh puterimu adalah aku. Aku hanya ingin mendengarnya mengucapkan kalimat itu. Jika ia bukan pembunuh, atau bukan pembunuh puteriku, aku takut aku tdak bisa lagi menjalani hidupku.”
Komentar:
Episode ini full berisi penjelasan apa yang terjadi 2 tahun lalu dan apa kaitan di antara mereka bertiga. Sebenarnya Woong Chul dan Tae Soo tidak secara langsung terhubung dengan Jung Moon. Goo Tak yang menghubungkan mereka.
Tapi apakah Jung Moon benar-benar pembunuhnya? Jika melihat rekaman CCTV, sangat mungkin Jung Moon pembunuhnya. Tapi melihat Jung Moon membunuh Ji Yeon dan tersenyum, apakah itu hanya bayangan Goo Tak mengenai apa yang terjadi?
Woong Chul ternyata masuk penjara karena Du Gwang. Apakah ia tahu mengenai hal tersebut? Jika ia tahu apakah ia akan marah dan merasa dikhianati?
Sepertinya memang Goo Tak yang mengirim Woong Chul juga untuk membunuh Jung Moon melalui Du Gwang. Apa Goo Tak memang sengaja membentuk tim bad guys dengan misi tersembunyi untuk membunuh Jung Moon? Lalu mengapa Woong Chul dan Tae Soo ikut terbawa-bawa? Apa karena Tae Soo tidak juga membunuh Jung Moon? Bukankah mereka sedang menjalani masa hukuman dengan tenang?
Misteri besar yang belum terpecahkan adalah Dokter Kim dan hilangnya ingatan Jung Moon. Ia selalu terlihat di TKP tapi ia tidak ingat mengapa ia di sana.
Akting Kim Sang Joon memang TOP. Seorang aktor veteran dengan emosi luar biasa dalam membawakan perannya.
Kok kayaknya bukan Jung Mon pelakunya yah? Apa mungkin dugaan Jung Moon punya kembaran itu benar? Taukh ah... mari nenunggu pemirsahh...
BalasHapusthankyou mb Fanny.. semangatt..
Jadi gitu alasan jung moon masuk penjara. Kasihan jung moon punya pacar seperti yu jin. Tega benar sih yu jin ini. Semoga si jung moon bukan pelaku pembunuhan sebenarnya. Hope
BalasHapusMungkin dokter kim bisa menjawab...bersabar menunggu jawaban..gomawo mb fanny...
BalasHapusMakin penasaran...
BalasHapusSemangat ya eoun...
Selalu ditunggu kelanjutanya...
Haduuhh tambah penasaran aja...
BalasHapusSeru bnget tiap episodenya,
Semoga deh ending nya bagus juga, gak ngegantung, semuA nya terungkap dengan jelas dan happy ending...
Sis ayo dong episode 10 nya lagi, penasaran banget nih, seru banget 😂😂😂
BalasHapusSis ayo dong episode 10 nya lagi, penasaran banget nih, seru banget 😂😂😂
BalasHapusmba episode 10 nya dong, udah nda sabar nih....
BalasHapus