Woo Jin yang tiba di kafe tempat Da Jung bekerja, melihat Da Jung menangis saat melihat wawancara ayahnya yang disiarkan di televisi. Ia ragu untuk menemui Da Jung, dan tepat saat itu ponselnya bergetar.
Di saat yang sama, Da Jung juga melihat Woo Jin dan ia menyusul ke luar.
Woo Jin mengangkat teleponnya. Ia bertanya apa hubungan antara Do Young dengan ibunya dan dengannya. Ia bertanya apa yang terjadi di panti asuhan.
Dengan penuh kebencian Do Young bertanya kenapa Woo Jin tidak ingat tentang apa yang terjadi di panti asuhan.
“Kau melihat wajah sebenarnya dari ibumu yang seperti malaikat itu…karena itu kau menghapusnya dari ingatanmu.”
Woo Jin berseru apa yang Do Young maksudkan dengan perkataan itu. Tapi Do Young sudah menutup teleponnya.
“Itu tidak benar, kan?” tanya Da Jung yang sejak tadi berdiri tak jauh di belakang Woo Jin. “Itu bohong, kan? Kau tidak melakukan itu pada Ayah, kan?”
“Itu benar,” jawab Woo Jin.
Da Jung terpukul. Ia berjalan meninggalkan Woo Jin. Woo Jin sempat meraih tangan Da Jung, tapi ia tahu ia tak berhak menahan Da Jung.
Da Jung menangis sendirian. Woo Jin diam-diam mengikutinya.
Ayah Da Jung melihat percakapannya dengan Yoon Joo (yang seharusnya off record –tidak disiarkan) ternyata disiarkan di televisi. Ia pergi ke telepon umum untuk menelepon, entah menelepon Yoon Joo atau Da Jung. Tapi belum sempat ia memutar nomor telepon, seorang pria berpakaian serba hitam menghentikannya.
Direktur Jang pergi ke kantor Lloyd Capital yang merupakan onvestor JVN. Ia hendak meyakinkan direktur utama untuk membeli JVN. Tapi direktur berkata ia akan membahas masalah ini secara internal. Direktur Jang tidak mau menyerah. Ia mengancam tidak akan pergi sebelum ia bertemu Presdir Lloyd.
Akhirnya ia berhasil menemui Presdir Lloyd. Direktur Jang berusaha meyakinkan Presdir bahwa acara Liar Game akan bisa mendapat rating tinggi. Caranya dengan membuat Da Jung menang, atau Woo Jin menang dan memberikan uangnya pada Da Jung.
Presdir malah tertawa geli mendengar usulan itu. Ia bertanya apa Direktur Jang benar-benar percaya bahwa Woo Jin akan memberikan uang hadiahnya pada Da Jung.
“Apa kau tahu kenapa Ha Woo Jin masuk penjara?”
“Ia berusaha membalas dendam pada orang-orang yang menipu ibunya,” jawab Direktur Jang.
Presdir malah tertawa dan bertanya siapa yang mengatakan itu. Do Young? Ia menunjukkan sebuah video pada Direktur Jang di mana seseorang mengaku ditawari Woo Jin untuk berinvestasi di L Company, akibatnya ada 1-2 orang bunuh diri setelah L Company bangkrut.
Presdir berkata Woo Jin dan Do Young sudah bersekongkol. Mereka berdua sama-sama penipu. Direktur Jang percaya. Ia bertanya apa yang harus ia lakukan.
Presdir berkata mereka bisa membiarkan Do Young menang. Kenapa? Karena Do Young berhutang banyak pada Lloyd Capital, jadi uang hadiahnya tetap akan kembali ke Lloyd Capital sebagai pengembalian hutang Do Young.
“Jadi itu sebabnya ia ingin menjadi peserta,” ujar Direktur Jang. Ia bertanya bagaimana dengan proses akuisisi JVN.
Presdir berkata ia akan memprosesnya sesuai rencana asalkan acara itu mendapat rating tinggi. Dan untuk itu ia menyarankan adanya adegan yang menghebohkan. Misalnya, Da Jung mengkhianati Woo Jin di saat menentukan.
Direktur Jang agak tidak yakin tapi ia membenarkan usul Presdir. Presdir berkata sepertinya ada hubungan masa lalu antara Do Young dan Woo Jin. Dan ia memberi isyarat agar hal itu juga digunakan untuk membangun ketegangan menjelang final Liar Game. Direktur Jang mengerti dan ia pamit pada Presdir.
Direktur Jang sama sekali tidak tahu kalau Presdir yang baru berbicara dengannya bukanlah Presdir asli, atau Presdir asli tapi masih ada lagi yang berjabatan lebih tinggi. Ia berjalan menuju meja presdir.
“Apa yang harus kulakukan dengan saham JVN?” tanyanya.
Orang di balik meja memutar kursinya. Ia memerintahkan agar “Presdir” menjual semua saham JVN begitu acara Liar Game mencapai rating teratas di babak final. Orang itu tak lain adalah Do Young. (Di episode 10, dalam USB yang diberikan Sung Joon, disebutkan bahwa Lloyd Capital adalah anak perusahaan tempat Do Young bekerja di Wall street. Mungkin sekali Do Young sama sekali tidak berhenti bekerja dari perusahaannya yang dulu dan masih mengendalikan Lloyd Capital)
Ja Young menemukan logo L Company dan Lloyd Capital tidak memiliki banyak perbedaan. Bahkan hampir mirip. Ia meminta Woo Jin memperlihatkan isi USB padanya tapi Woo Jin tampaknya ragu. Ja Young bertanya apakah Woo Jin sekarang mencurigainya. Woo Jin menghela nafas panjang.
Da Jung menemui Yoon Joo untuk menanyakan di mana ayahnya. Yoon Joo merasa bersalah pada Da Jung karena rekaman ayahnya sudah disiarkan, tapi ia tidak tahu di mana ayah Da Jung sekarang karena ketika ia kembali untuk mencarinya, ayah Da Jung sudah tidak ada.
Dengan sedikit ketus Da Jung berkata ia yang akan mencari ayahnya. Yoon Joo meminta maaf. Tapi Da Jung berkata Yoon Joo tidak perlu meminta maaf jika tidak sungguh-sungguh.
Da Jung terus murung dan berdiam diri. Bahkan Jamie berusaha menghiburnya dengan mengatakan bahwa TV hanya menyangkutpautkan segala sesuatu untuk mendapatkan perhatian pemirsa. Dal Goo juga mencoba membela Woo Jin dengan mengatakan bahwa Woo Jin tidak memberitahu Da Jung sejak awal karena ada alasannya.
Da Jung berkata ia tahu. Ia ingat Woo Jin pernah bertanya apa yang akan dilakukan Da Jung jika ternyata ayahnya terlilit hutang karena orang lain. Ketika itu Da Jung berkata ia akan membenci orang itu dan mungkin ingin balas dendam karena ia akan sulit memaafkannya.
“Ia mungkin merasa bersalah,” kata Da Jung.
“Benar kan? Ia tidak akan melakukannya jika saja ia tahu akan seperti ini,” ujar Dal Goo.
“Benar, ini bukan salahnya,” kata Da Jung pelan.
Jamie bertanya apa ini artinya mereka akan menjalankan rencana mereka. Membuat Woo Jin menang dan membagi uang hadiahnya. Da Jung mengangguk dengan sedih.
Woo Jin tiba. Suasana langsung bertambah kaku dan tegang. Woo Jin melirik Da Jung. Dal Goo berusaha memecahkan suasana dengan memberitahu Woo Jin bahwa mereka akan syuting Reinstatement Game sementara babak final akan disiarkan secara langsung. Woo Jin mengiyakan dengan singkat.
Jamie menambahkan bahwa tiga peserta lain sudah bersatu untuk mengeliminasi Do Young di Reinstatement Game ini. Ia bertanya apakah Woo Jin bangga. Woo Jin hanya diam.
Masalahnya ternyata nasib Sung Joon belum diketahui sampai sekarang. Karena tidak ada kabar beritanya maka Sung Joon dinyatakan batal mengikuti Reinstatement Game. Pesertanya tinggal In Gi, Bulldog, dan Do Young. Pemenang Reinstatement Game akan masuk babak final melawan Woo Jin dkk.
Permainan ini seperti poker namun hanya menggunakan 17 kartu ( kartu As , King, Queen, Jacque dari masing-masing gambar plus 1 kartu joker). Setiap orang mendapat 30 chip. Satu chip bernilai 10 ribu dolar. Total modal mereka masing-masing 300 ribu dolar.
Bandar akan mengocok kartu lalu membagikan 4 kartu pada tiap peserta. Sebelum dibagikan, peserta berhak mengatakan “cut” dan meminta bandar memindahkan beberapa kartu dari tumpukan ke tumpukan paling bawah. Dengan begitu bandar tidak bisa curang.
Dalam permainan ini hanya 4 macam kartu yang mungkin terbentuk: 1 pair ( 2 kartu bernilai sama), 2 pair, 1 tris (3 kartu bernilai sama), atau 1 four (4 kartu bernilai sama). Artinya orang yang memiliki paling banyak pasangan kartu yang sama akan menjadi pemenangnya.
Mengeluarkan koin berarti bertaruh (call). Peserta lain boleh menaikkan taruhan (raise), bisa juga menyerah (tidak ikut bertaruh – fold). Hal terpenting adalah peserta mendapat kesempatan untuk menukar satu kartunya dengan satu koin. Dan setelah menukar kartu, ia diberi kesempatan untuk bertaruh sekali lagi.
Joker berperan sebagai wild card, kartu yang bisa digunakan untuk mengganti kartu apapun. Contoh: 2 As + 1 joker dianggap tiga As.
Permainan akan berlangsung selama 3 ronde. Tiap ronde terdiri dari 5 permainan. Jadi total 15 permainan. Pemenang dengan uang paling banyak adalah pemenangnya. Dan aturan terakhir, setiap permainan akan menggunakan tumpukan kartu baru untuk mencegah adanya kecurangan. Meski terlihat seperti permainan poker biasa, Direktur Jang mengingatkan bahwa ini adalah acara Liar Game.
Jamie, Dal Goo, Da Jung, dan Woo Jin menyaksikan permainan tersebut dari samping. Jamie berkata dalam permainan ini tidak ada yang bisa curang jadi mereka harus menunggu. Tapi woo Jin berkata permainan ini sama sekali tidak sama dengan poker. Dengan 17 kartu, sudah pasti mereka bertiga akan mencapat sedikitnya 1 pair. Pada akhirnya siapa yang mendapat Joker adalah pemenangnya, karena bisa membentuk tris. Tapi bisa saja permainan ini tidak sesederhana itu.
Permainan dimulai. Para peserta bermain biasa, mengandalkan faktor keuntungan dan kartu yang diperoleh. Babak pertama dimenangkan oleh Bulldog.
Syuting dihentikan sejenak untuk istirahat. Bulldog dan In Gi sama-sama berdiri menjauhi Do Young. Do Young duduk tanpa ekspresi. Jamie merasa Do Young terlalu diam hari ini. Dan itu sedikit aneh.
Do Young mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu. Ia mengirim sms pada Woo Jin. Woo Jin terkejut saat membaca sms itu dan menyembunyikannya dari Da Jung. Ia buru-buru keluar dari studio. Dal Goo menyusulnya.
Woo Jin memperlihatkan sms yang diterimanya dari Do Young pada Dal Goo. Ternyata Do Young memperlihatkan foto ayah Da Jung sedang duduk terikat pada kursi di suatu tempat. Woo Jin berkata ia sepertinya tahu di mana tempat itu. Dal Goo hendak ikut dengannya tapi Woo Jin melarang.
“Jika aku tidak kembali, bantulah Nam Da Jung untuk menang.”
“Jangan katakan itu!” protes Dal Goo. Ia berkata babak final akan dimulai jam 11, jadi Woo Jin tidak boleh terlambat. “Aku akan membunuhmu jika kau tidak datang.”
Bulldog diam-diam berdiskusi dengan In Gi di toilet. Bulldog berkata ia mempunyai cara untuk menang, dengan gaya Woo Jin.
“Kata-kata yang sama, tapi menimbulkan efek berbeda,” sahut In Gi. Pffft…
Ia bertanya bagaimana caranya. Bulldog berkata ia bisa melihat joker. Ia bercerita kalau dulu ia seorang atlet tinju kelas menengah dan pernah memenangkan medali emas di Cina. Kelebihannya adalah penglihatannya yang tajam.
In Gi bertanya kenapa Bulldog tidak terus menjadi atlet saja, Bulldog berkata ia memiliki masa lalu yang menyakitkan dan tidak mau membicarakannya. Pokoknya ia bisa melihat di mana letak Joker saat kartu dikocok.
In Gi awalnya tidak percaya. Ia dengan cepat menggoyangkan tangannya dan menyuruh Bulldog menebak ia mengacungkan berapa jari. Bulldog bisa menjawab dengan tepat. In Gi melongo.
Bulldog berkata ia bisa melihat kartu Joker karena hanya ada dua macam kartu yang tidak memiliki bingkai di pinggirannya, yaitu As dan Joker. Selain itu bandar selalu mengangkat kartunya sedikit saat mengocok. Aga bisa mendapat kartu Joker, mereka harus menggunakan timing yang tepat untuk memotong kartu. Dengan begitu mereka yang akan mendapatkan jokernya.
Permainan ronde kedua dimulai. Bulldog menggunakan kebolehannya itu untuk mendapatkan kartu Joker dan mulai memenangkan permaian demi permainan. Tapi Do Young bisa merasa ada yang tidak beres.
Untunglah Woo Jin tidak pergi sendirian mencari ayah Da Jung. Ia meminta bantuan Detektif Cha. Meski awalnya menggerutu karena Woo Jin tidak mau mengatakan alasannya, ia bersedia mengantar Woo Jin. Woo Jin meminta Detektif Cha mengantarnya ke gedung tempat ibunya bunuh diri.
Sementara itu ronde kedua ditutup dengan kemenangan Bulldog. Ia mendapat 800 ribu dolar. In Gi dieliminasi karena uangnya habis. Sementara Do Young hanya tersisa 100 ribu dolar.
Tapi Do Young sudah mengamati sepanjang permainan gerak-gerik In Gi dan Bulldog. Ia mengajukan permintaan agar bandar mengubah cara mengocok kartunya karena ia menduga Bulldog bisa melihat di mana Joker berada.
Bulldog mengelak. Ia berkata memangnya ia Superman hingga bisa memiliki kemampuan seperti itu. Do Young berkata ia juga tidak mengira begitu pada awalnya. Tapi 4 kali mendapat Joker dalam 5 permainan sulit untuk disebut hanya kebetulan.
Do Young mengingatkan bahwa Bulldog dulunya adalah seorang petinju terkenal dengan penglihatan tajam. Tapi gelarnya dicabut karena mengatur hasil pertandingan. Bulldog emosi mendengar masa lalunya dibeberkan begitu saja.
Direktur Jang memutuskan untuk mengikuti permintaan Do Young dan bandar diminta mengubah cara mengocok kartunya.
Permainan ronde ketiga pun dimulai. Ternyata meski cara pengocokan kartunya diubah, Bulldog masih bisa melihat Joker dan mendapatkannya. Sementara Do Young anehnya selalu menukar 4 kartu.
Hasilnya Bulldog mendapat tris. Sementara Do Young mendapat four. Dan hal itu berulang pada permainan berikutnya. Da Jung dan teman-temannya mulai khawatir.
Woo Jin dan Detektif Cha tiba di gedung tersebut. Gedung tersebut sedang dalam perbaikan namun tidak ada orang di dalamnya. Woo Jin dan Detektif Cha masuk ke dalam gedung. Ketika mereka terpisah, tiba-tiba seorang pria berpakaian hitam memukul Detektif Cha dengan sebatang kayu.
Mendengar teriakan Detektif Cha, Woo Jin segera menghampirinya. Detektif Cha jatuh pingsan. Melihat senjata Detektif Cha yang tergeletak di lantai, Woo Jin memungutnya.
Permainan terus berlanjut. Bulldog mulai frustrasi karena terus menerus kalah. Do Young menyombong bahwa ia lagi-lagi mendapat four. Tidak mau kalah, Bulldog menggertak dengan menaikkan taruhan. Do Young menerima tantangan itu dan menaikkannya lagi sesuai sisa koin yang dimiliki Bulldog. Jika Bulldog menerima tantangan Do Young dan kalah, maka Do Young menang.
Woo Jin memeriksa ruangan demi ruangan. Ia menemukan sebuah kursi dalam sebuah ruangan dan seorang anak terikat di kursi itu. Ternyata anak itu hanya sebuah boneka dengan mengenakan topeng Walden Two. Sebuah lukisan diikat pada boneka tersebut.
Woo Jin mengenali lukisan itu. Itu adalah lukisan yang pernah dilihatnya di rumah Do Young. Dalam lukisan itu terlihat kaki dua orang anak dan sepasang sepatu.
Tiba-tiba Woo Jin teringat sesuatu. Sebuah sumur di panti asuhan. Da Jung pernah berkata ia merasa familiar dengan tempat itu dan di dekat mereka memang ada sebuah sumur.
Di lantai, Woo Jin melihat ada bulatan hitam di tengah (di bawah kursi) dan tiga bulatan hitam kecil mengelilingi bulatan hitam tersebut. Itu adalah lambang L Company dan Lloyd Capital.
Ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat tiga orang anak berdiri di atas tiga bulatan hitam itu dan saling membelakangi. Dua anak laki-laki dan Seorang anak perempuan. Astaga…apakah itu Woo Jin, Do Young, dan Da Jung kecil?
Woo Jin teringat di panti asuhan tiga anak itu berdiri di atas sumur dengan posisi seperti ini. Mereka saling membelakangi dan berpegangan tangan. Seorang dari mereka menghitung sementara si anak perempuan mulai menangis karena kesakitan.
Terdengar suara seorang wanita memanggil nama “Hu Young” (atau Do Young?). Seorang anak melompat turun dari sumur. Ia berkata ia harus pergi tapi permainan mereka belum berakhir dan mereka akan melakukannya lagi.
Woo Jin melihat ketiga anak itu sekarang sedang menatapnya. Ia pun berteriak.
Komentar:
Lho kok jadi horror?? Beneran adegan boneka di kursi dan tiga anak itu agak menakutkan meski tiga anak itu hanya bayangan Woo Jin.
Sudah pasti Bulldog tidak akan bisa mengalahkan Do Young dan Do Young pasti melaju ke babak final. Tapi bagaimana caranya dan kenapa ia terus menukar 4 kartu?
Syukurlah Da Jung bisa mengerti mengapa Woo Jin tidak memberitahunya meski sepertinya ia belum memaafkannya.
Masa lalu Do Young mulai terungkap. Melihat lambang L Company dan Lloyd Capital, jelas ia sudah merencanakan semuanya. Sepertinya ia mendirikan kedua perusahan itu untuk menjebak ibu Woo Jin. Tapi ia tidak menyangka Woo Jin lalu membuat L Company bangkrut,
Keikutsertaan Da Jung dalam Liar Game juga sepertinya sudah direncanakan. Aku menduga anak kecil perempuan itu adalah Da Jung karena ia merasa familiar dengan panti asuhan. Tapi ada apa dengan lukisan itu? Kenapa hanya ada 2 pasang kaki dan sepasang sepatu. Sepatu milik siapa itu? Apakah ada anak yang terjatuh ke dalam sumur?
Akhirnya.....terimakasih mbak fanny untuk sinopsisnya...mgkin stelah ini woo jin ingat kejadian waktu kecil saat di panti asuhan..
BalasHapuswah ini drama bikin curiga gak abis-abis..setiap episodenya bikin curiga sama karakter yang berbeda...sekarang aku malah jadi curiga sama Da Jung, apa iya dia sepolos keliatannya???
BalasHapushua.. huaaa....piye iki??
nunggu episode selanjutnya aja (sambil gi2t jari)